Terapi Non Farmakologi Epilepsi

1
Terapi non farmakologi bisa dengan 1. Melakukan Diet ketogenik yang merpakan diet dengan kandungan tinggi lemak dan rendah karbohidrat maupun protein sehingga memicu keadaan ketosis. Diet ini mengandung 2-4 gram lemak untuk setiap kombinasi 1 gram karbohidrat dan protein. Diet ketogenik biasanya digunakan sebagai terapi dari epilepsi. Melalui diet ketogenik, lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis). Keadaan ketosis ini dipercaya dapat menghasilkan efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi simptom epilepsi dengan mengurangi frekuensi dan derajat kejang. 2. Pembedahan dan vagal nerve stimulation (VNS), yaitu implantasi dari perangsang saraf vagal. 3. Istrirahat yang cukup karena kelelahan yang berlebihan dapat mencetuskan serangan epilepsi. 4. Belajar mengendalikan stress dengan menggunakan latihan tarik nafas panjang dan teknik relaksasi. 5. Menghindari factor pencentus terjadinya epilepsi.

description

epilepsi

Transcript of Terapi Non Farmakologi Epilepsi

Page 1: Terapi Non Farmakologi Epilepsi

Terapi non farmakologi bisa dengan

1. Melakukan Diet ketogenik yang merpakan diet dengan kandungan tinggi lemak dan rendah karbohidrat maupun protein sehingga memicu keadaan ketosis. Diet ini mengandung 2-4 gram lemak untuk setiap kombinasi 1 gram karbohidrat dan protein. Diet ketogenik biasanya digunakan sebagai terapi dari epilepsi. Melalui diet ketogenik, lemak menjadi sumber energi dan keton terakumulasi di dalam otak sehingga menjadi tinggi kadarnya (ketosis). Keadaan ketosis ini dipercaya dapat menghasilkan efek antikonvulsi, yang dapat mengurangi simptom epilepsi dengan mengurangi frekuensi dan derajat kejang.

2. Pembedahan dan vagal nerve stimulation (VNS), yaitu implantasi dari perangsang saraf vagal.

3. Istrirahat yang cukup karena kelelahan yang berlebihan dapat mencetuskan serangan epilepsi.

4. Belajar mengendalikan stress dengan menggunakan latihan tarik nafas panjang dan teknik relaksasi.

5. Menghindari factor pencentus terjadinya epilepsi.