Terapi medikamentosa glaukoma

31
Terapi medikamentosa glaukoma Indrianingrum

description

PPT

Transcript of Terapi medikamentosa glaukoma

Page 1: Terapi medikamentosa glaukoma

Terapi medikamentosa glaukoma

Indrianingrum

Page 2: Terapi medikamentosa glaukoma

Klasifikasi obat antiglaukoma :

1. Obat topikal– cholineregik : pilocarpine, carbachol,

demecarium bromide dan echothiophate iodide

– adrenergic agonist : epinephrine, dipivefrin, brimonidine dan apraclonidine

– Beta-blocker : timolol, carteolol, levobunolo dan metoprolol

– Prostaglandin analog : latanoprost, bimatoprost, travaprost, unoprostone

– Topical Carbonic anhydrase inhibitors : dorzolamide dan brinzolamide

Page 3: Terapi medikamentosa glaukoma

2. Obat sistemik– Carbonic anhidrase inhibitor :

acetazolamide dan methazolamide

– Larutan osmotik : glycerine, manitol, urea

Page 4: Terapi medikamentosa glaukoma

Mekanisme obat antiglaukoma :• Mengurangi produksi HA di badan

siliar• Meningkatkan aliran HA melewati

trabecular meshwork• Meningkatkan aliran HA melalui

jalur uveoscleral

Page 5: Terapi medikamentosa glaukoma

Prostaglandin analog• Latanoprost, bimatropost

(lumigan), unoproston isopropylate (rescula), travoprost (travatan)

• Cara kerja : meningkatkan aliran HA melalui jalur uveoscleral

• Indikasi : menurunkan peningkatan TIO pada open angle glaukoma dan ocular hypertensi yang tidak berespon terhadap obat glaukoma lainnya

Page 6: Terapi medikamentosa glaukoma

• Efek samping : – Meyebabkan warna iris & kulit sekitar

mata lebih gelap bertambahnya jumlah melanosom

– Hypertrichosis bulumata– Edema makula cystoid– Uveitis dan keratitis herpetika

Latanoprost dan travaprost menurunkan TIO 25%- 32 %Bimatropost menurunkan TIO 27 %- 33 %Unoprostone menurunkan TIO 13 % - 18 %

Latanoprost, travoprost, bimatropost sehari sekali Unoproston dua kali sehari

Page 7: Terapi medikamentosa glaukoma

Beta bloker• Obat yang menghambat kerja

reseptor beta adrenergik sehingga menghambat kerja reseptor beta-adrenergik agonis.

• Menurunkan TIO dg menghambat adenosine monophosphate (cAMP) yang di produksi pada ciliary ephitelium

• Menurunkan sekresi HA 20% - 50 % (2,5 ml/mnt – 1,9 ml/mnt)

Page 8: Terapi medikamentosa glaukoma

• Terdapat 2 bentuk :– Non selektif : timolol, carteolol,

levobunolol, metipranolol– Selektif : betaxolol aman u/

penderita dengan kelainan paru

1. Timolol – 0,25 %, 0,5 %– Menurunkan TIO 30 %2. Levobunolol – 0,25 %, 0,5 %

Page 9: Terapi medikamentosa glaukoma

3. Metapranolol– 0,3 % – Lebih murah4. Carteolol– 1%, 0,3 %5. Betaxolol – 0,50 % – Lemah dibanding yang lain

Page 10: Terapi medikamentosa glaukoma

• Efek samping – Okular : kabur, iritasi, anestesi

kornea, keratitis punctata, alergi– Sistemik : bradikardi, heart block,

bronchospasm, penerununan libido, depresi, perubahan mood, myastenia gravis, letargi.

Page 11: Terapi medikamentosa glaukoma

• Pemberian selama beberapa minggu/bulan/tahun dapat menurunkan efektivitas obat karena :

– Respon reseptor beta dipengaruhi oleh constant exposure terhadap agonis (penimbunan dalam waktu lama)

– Saturasi reseptor (drug –induced upregulator reseptor beta).

Page 12: Terapi medikamentosa glaukoma

Parasimpatomimetik • Dibagi 2 kelompok :– Direct acting cholinergik agonist

mempengaruhi end plate seperti halnya acetylcholine yang kemudian ditransmisi ke postganglionic parasympathetic junction. Contoh : pilocarpin, carbachol

– Inderct acting anticholinesterase agent menghambat enzim cholinesterase (enzim pemecah acetylcholin)

Page 13: Terapi medikamentosa glaukoma

• Direct-indirect acting agent kontraksi otot ciliaris menarik scleral spur meregangkan TM outflow HA meningkat TIO turun

• Menurunkan TIO 10%-20%• Indikasi terapi miotikum :– Chronic treatment terhadap TIO yang

tinggi pada pasien yang telah beberapa kali filtrasi

– Profilaksis pada PACG sebelum iridektomi

Page 14: Terapi medikamentosa glaukoma

• Miotikum dapat meningkatkan inflamasi pasca operasi. Sebaiknya obat-obat antikolinesterase dihentikan 2-4 mgg sebelum operasi k/ secara signifikan menyebabkan perdarahan durante operasi dan fibrinous iridocyclitis pasca operasi

Page 15: Terapi medikamentosa glaukoma

Carbonik anhidrase inhibitor

• CAI menurunkan tekanan bola mata melaui enzim yang membentuk HA.

• CA enzim katalisis hidrasi karbon dioksida jadi asam karbonik yang kemudian berdesosiasi jadi ion bikarbonat dan hydrogen.

• Mekanisme : hambatan pembentukan akuos dengan memperlambat pembentukan ion bicarbonat pada sek sekretori neuropitel badan silier.

Page 16: Terapi medikamentosa glaukoma

• Sediaan :Sistemik =1. Acetazolamide (diamox) :– Oral 125 mg, 250 mg, 500 mg– Toleransi 6 mgg– Menurunkan TIO dalam waktu 1

jam dengan puncak setelah 2-4 jam dan efek turun setelah 6-8 jam.

– Mengurangi HA 17 %2. Methazolamide (Neptazane)– Oral 25 mg, 50 mg

Page 17: Terapi medikamentosa glaukoma

Topical =1. Dorzolamide (Trusopt 2%)– Tidak seefektif CAI sistemik– Reaksi toksis alergik– Lebih cocok u/ kulit berwarna

(hitam)– Mengurangi produksi HA 17 %2. Brinzolamide 1.0 % (azorpt alcon)– Kurang efektif dibanding timol– Efek sama dg trusopt

Page 18: Terapi medikamentosa glaukoma

3. COSOPT, gabungan antara dorzolamide (CAI) dengan timolol (adrenergik anatagonist)

Page 19: Terapi medikamentosa glaukoma

Efek samping CAI :

1. CAI oral :– Asidosis– Sering buang air kecil– Semutan pada ujung jari

(parastesia)– Lemah, depresi, letargi– Batu ginjal– Anemia aplastik– Mual, imptensi, BB turun

Page 20: Terapi medikamentosa glaukoma

2. Topical CAI :– Alergi topical– Mata merah dan gatal

Kontra indikasi CAI :– Alergi sulfa– Penyakit sikle sel– Hipokalemia– Penyakit ginjal– Penyakit hati

Page 21: Terapi medikamentosa glaukoma

Adrenergik agonist• Adrenergic agonist nonselective

epinefrin dan dipiverin meningkatkan outflow trabecular dan uveoscleral

1. Epinefrin :– Efek hipotensif kurang pada warna iris

yang gelap– Efek mulai setelah 1 jam. Max setelah 2-

6 jam– Menurunkan TIO 15%-30%– Pemakaian lama tachyphilaxis

Page 22: Terapi medikamentosa glaukoma

2. Dipiverin pro drug, diubah menjadi epinefrin o/ enzim esterase di kornea. penetrasi ke kornea lebih besar, memberikan keuntungan : konsentrasi yang digunakan lebih kecil, efektivitas terapi di mata dapat dicapai deg ESO topikal dan sistemik yang lebih sedikit.

Page 23: Terapi medikamentosa glaukoma

• Efek samping :– Sakit kepala– Tekanan darah meningkat– Takikardi– Aritmia– Gelisah

Page 24: Terapi medikamentosa glaukoma

Alpha 2 adrenergic agonist

• Menurunkan TIO dan neuroprotektor• Αlpha2 agonis : apraclonidin dan

bromidine1. Apraclonidin :

– Menurunkan produksi HA, menurunkan tekanan vena episklera, meningkatkan outflow trabecular

– Efektif menurunkan TIO pre dan psot tindakan iridektomi laser, ALT, Nd YAG laser capsulotomi,ekstraksi katarak

– Efektif u/ menurunkan TIO jangka pendek

Page 25: Terapi medikamentosa glaukoma

2. Brimonidin – Kurang menyebabkan

tachyphylaxis pada penggunaan jangka waktu lama

– Puncak penururnan TIO : 26 % (2 jam setelah pemberian) kemudian akan turun menjadi 14%-15% (12 jam setelah pemberian)

– Bersifat neuroprotektor

Page 26: Terapi medikamentosa glaukoma

Hyperosmotic • Gliserin dan isosorbid oral dan

manitol iv• Untuk mengontrol episode akut

kenaikan TIO karena efek bersifat sementara

• Meyebabkan peningkatan osmolalitas darah menghasilkan gradien osmotik anatar darah dan vitreus humor menarik air dari vitreus cavity TIO ↓

Page 27: Terapi medikamentosa glaukoma

• Efek samping obat :– Sakit kepala – Mental confusion– Sakit pinggang– Gagal jantung kongestive akut dan

mikardial infark– Subdural dan subarachnoid

hemorrhage– Glycerin memicu hpyerglicemic

dan ketoasidosis

Page 28: Terapi medikamentosa glaukoma

Glaukoma sudut terbuka

• Sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan terapi individu pasien target pressure sbg tujuan terapi

• Efektifitas terapi hanya dapat ditentukan dengan pemeriksaan ulang yang cermat terhadap status N.opticus dan lapang pandang

• Terapi dimulai dengan obat topikal tunggal (kecuali TIO sangat tinggi) drug of choise : beta blocker (bila tidak ada KI)

Page 29: Terapi medikamentosa glaukoma

• POAG memerlukan monitoring ketat : TIO, foto/gambar PN II, lapang pandang

• Bila cupping dan lapang pandang menunjukan progresifitas sedangkan TIO turun pertimbangkan adanya penyakit lain, TIO masih terlalu tinggi u/ PN II pasien, TIO mungkin naik pada saat tidak diperiksa atau pasien tidak patuh

Page 30: Terapi medikamentosa glaukoma

Glaukoma sudut sempit• Terapi medikamentosa ditujakn u/

persiapan tindakan lebih lanjut• Tujuan terapi medikamentosa pada

PACG :– Menurunkan TIO dengan cepat u/

mencegah kerusakan PN II lebih lanjut– Menjernihkan kornea– Menurunkan inflamasi intraokuler– Konstriksi pupil– Mencegah pembentukan sinekia posterior

dan PAS

Page 31: Terapi medikamentosa glaukoma

TERIMA KASIHMOHON SARAN & BIMBINGAN