terapi lingkungan

download terapi lingkungan

of 17

Transcript of terapi lingkungan

PROPOSAL TERAPI LINGKUNGAN

PROGRAM PROFESI NERS PSIK FK UNSRIKEPERAWATAN JIWA

OLEH :

Detti Maharani., S.Kep(04064891315006)Diah Ayu Aguspa Dita., S.Kep(04064891315007)Dian Putra Asendo., S.Kep(04064891315008)Dwi Cahyati., S.Kep(04064891315009)Eka Fitriyanie., S.Kep(04064891315010)

Dosen Pembimbing Akademik: Ns.Sri Maryatun.,S.Kep.,M.KepDosen Pembimbing Klinik : Ns.Sri Sundari.,S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManusia tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sehingga aspek lingkungan harus mendapat perhatian khusus dalam kaitannya untuk menjaga dan memelihara kesehatan manusia.Lingkungan dan situasi rumah sakit yang asing serta pengalaman perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Ada kecenderungan lingkungan rumah sakit menjadi stresor bagi pasien.Menurut ICN, pada tahun 2020 nanti diseluruh dunia akan terjadi pergeseran penyakit. Perubahan sosial ekonomi yang sangat cepat dan situasi sosial politik Indonesia yang tidak menentu menyebabkan semakin tingginya angka pengangguran, kemiskinan, dan kejahatan, situasi ini dapat meningkatkan angka kejadian krisis dan gangguan mental dalam kehidupan manusia, pada saat ini terjadi peningkatan sekitar 20%. Menurut Bloom, 60% faktor yang menentukan status kesehatan seseorang adalah kondisi lingkungannya. Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan multidisipliner. Lingkungan dan situasi RS yang asing serta pengalaman perawatan yang tidak menyenangkan akan memberi pengaruh yang besar terhadap kemampuan adaptasi pasien dengan gangguan fisik dan gangguan mental. Lingkungan tersebut juga akan berpengaruh pula pada proses keperawatan di RS, dan inilah yang akan menentukan keberhasilan perawatan dan pengobatan.Pasien gangguan mental seringkali mendapat isolasi sosial, diasingkan lingkungannya, terbuang dari keluarganya, dan mendapat perlakuan fisik yang kurang manusiawi, sehingga perlu adanya upaya-upaya dalam memodifikasi lingkungan. Karena menurut hasil penelitian Bloom menyatakan bahwa lingkungan memberikan kontribusi sebesar 60 % dalam menentukan status kesehatan seseorang.Menurut teori keperawatan lingkungan yang dikemukan oleh Florence Nightingale meyakini bahwa udara yang bersih, sinar matahari yang cukup, serta lingkungan yang bersih merupaka aspek penting untuk pemulihan kesembuhan seseorang.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 SejarahPada awal abad 19 dicoba terapi suasana rumah sakit seperti suasana di keluarga (home like atmosphere). Moral treatment dicoba pada waktu makan diciptakan suasana yang akrab dan santai antara petugas dan pasien.Diperhatikan adanya jenis dan penempatan perabot. Lingkungan yang terapeutik, menciptakan suasana dimana pasien dapat menyadari dan mengenal diri sendiri.Kata milleu awalnya digunakan untuk mengartikan rancangan lingkungan secara ilmiah oleh Bettlehem dan Sylvester diakhir tahun 1930 dan diawal tahun 1940.Pada awalnya terapi lingkungan semata-mata menggunakan teori yang berkaitan dengan teori psikologi dan psikiatri untuk menentukan jenis lingkungan yang cocok dalam proses terapi, kemudian pada tahun 1958 Freman Cameron dan Mc Gie mengembangkan hubungan antara self psikologi dengan karakteristik dasar pada lingkungan, dan dapat disimpulkan bahwa terapi lingkungan membawa perubahan yang spesifik pada perilaku pasien.

2.2 PengertianLingkungan telah didefinisikan dengan berbagai pandangan, lingkungan merujuk pada keadaan fisik, psikologis, dan social diluar batas system, atau masyarakat dimana system itu berada (Murray Z., 1985).Terapi lingkungan (Milieu Therapy) berasal dari bahasa Perancis yang berarti perencanaan ilmiah dari lingkungan untuk tujuan yang bersifat terapeutik atau mendukung kesembuhan.Pengertian lainnya adalah tindakan penyembuhan pasien melalui manipulasi dan modifikasi unsure-unsur yang ada pada lingkungan dan berpengaruh positif terhadap fisik dan psikis individu serta mendukung proses penyembuhan.Terapi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, yang diciptakan untuk pengobatan termasuk fisik dan sosial.Suatu manipulasi ilmiah pada lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan untuk mngembangkan keterampilan emosional dan sosial. (Stuart Sundeen, 1991).Dalam pelaksanaannya harus melibatkan team work yang terdiri dari berbagai ahli di bidangnya masing-masing dengan tujuan mengoptimalkan proses penyembuhan pasien. Tim tersebut terdiri dari dokter ahli jiwa, psikolog, perawat jiwa, ahli sanitasi lingkungan, sosial worker, dan petugas kesehatan lainnya. Dimana dalam pelaksanaannya berupa planning duduk bersama berdasarkan disiplin ilmunya masing-masing untuk mencapai tujuan dari terapi lingkungan.

2.3 Tujuan Terapi LingkunganMembantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat. Abrons dalam Stuart sundeen 1995 menyebutkan tujuan terapi lingkungan meliputi: Tujuan umumMembekali pasien kemampuan untuk kembali ke masyarakat dan dapat menjalankan kehidupan fisik dan sosial seoptimal mungkin. Tujuan khususMembatasi gangguan dan perilaku maladaptif. Mengajarkan keterampilan psikososial dengan cara : Orientasi yaitu pencapaian tingkat orientasi dan kesadaran terhadap realita yang lebih baik.Orientasi berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap waktu, tempat, tujuan, sedangkan kesadaran dapat dikuatkan melalui interaksi dan aktifitas pada semua pasien. Asertation yaitu kemampuan mengekspresikan perasaan sendiri dengan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mendorong pasien dalam mengekspresikan diri secara efektif dengan tingkah laku yang dapat diterima oleh masyarakat. Accuption yaitu kemampuan pasien untuk dapat percaya diri dan berprestasi melalui keterampilan membuat kerajinan tangan. Recreation yaitu kemampuan membuat dan menggunakan aktifitas yang menyenangkan dan relaksasi. Hal ini memberi kesempatan pada pasien utnuk mengikuti bermacam-macam reaksi dan membantu pasien untuk menerapkan keterampilan yang telah dipelajari, misalnya interaksi sosial.

Menurut Stuart dan Sundeen, tujuan dari terapi lingkungan yaitu : Meningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami gangguan mental, dengan cara membantu individu dalam mengembangkan harga diri. Meningkatkan kemampuan untuk berhubungan denagan orang lain Menumbuhkan sikap percaya pada orang lain Mempersiapkan diri kembali ke masyarakat, dan Mencapai perubahan yang positif.

2.4 Karakteristik Terapi LingkunganUntuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka lingkungan harus bersifat terapeutik yaitu mendorong terjadi proses penyembuhan, lingkungan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Pasien merasa akrab dengan lingkungan yang diharapkannya.b. Pasien merasa senang /nyaman.dan tidak merawsa takut dengan lingkungannya.c. Kebutuhan-kebutuhan fisik pasien mudah dipenuhid. Lingkungan rumah sakit/bangsal yang bersihe. Lingkungan menciptakan rasa aman dari terjadinya luka akibat impuls-impuls pasien.f. Personal dari lingkungan rumah sakit/bangsal menghargai pasien sebagai individu yang memiliki hak, kebutuhan dan pendapat serta menerima perilaku pasien sebagai respon adanya stress.g. Lingkungan yang dapat mengurangi pembatasan-pembatasan atau larangan dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihannya dan membentuk perilaku yang baru.

Disamping hal tersebut terapi lingkungan harus memilki karakteristik sebagai berikut : Memudahkan perhatian terhadap apa yang terjadi pada individu dan kelompok selama 24 jam. Adanya proses pertukaran informasi. Pasien merasakan keakraban dengan lingkungan. Pasien merasa senang, nyaman, aman, dan tidak meraswa takut baik dari ancaman psikologis maupun ancaman fisik. Penekanan pada sosialisasi dan interaksi kelompok dengan focus komunikasi terapeutik. Staf membagi tanggung jawab bersama pasien. Personal dari lingkungan manghargai klien sebagai individu yang memiliki hak, kebutuhan, dan tanggung jawab. Kebutuhan fisik klien mudah terpenuhi.

2.5 Bentuk Lingkungana. Lingkungan FisikAspek terapi lingkungan meliputi semua gambaran yang konkrit yang merupakan bagian eksternal kehidupan rumah sakit. Setting-nya meliputi : Bentuk dan struktur bangunan. Pola interaksi antara masyarakat dengan rumah sakit.

Tiga aspek yang mempengaruhi terwujudnya lingkungan fisik terapeutik: Lingkungan fisik yang tetap.Mencakup struktur dari bentuk bangunan baik eksternal maupun internal. Bagian eksternal meliputi struktur luar rumah sakit, yaitu lokasi dan letak gedung sesuai dengan program pelayanan kesehatan jiwa, salah satunya kesehatan jiwa masyarakat. Berada di tengah-tengah pemukiman penduduk atau masyarakat sekitarnya serta tidak diberi pagar tinggi. Hal ini secara psikologis diharapkan dapat membantu memelihara hubungan terapeutik pasien dengan masyarakat. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk tetap mengakui keberadaan pasien serta menghindari kesan terisolasi.Bagian internal gedung meliputi penataan struktur sesuai keadaan rumah tinggal yang dilengkapi ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi tertutup, WC, dan ryang makan. Masing-masing ruangan tersebut diberi nama dengan tujuan untuk memberikan stimulasi pada pasien khususnya yang mengalami gangguan mental, merangsang memori dan mencegah disorientasi ruangan.Setiap ruangan harus dilengkapi dengan jadwal kegiatan harian, jadwal terapi aktivitas kelompok, jadwal kunjungan keluarga, dan jadwal kegiatan khusus misalnya rapat ruangan.

Lingkungan fisik semi tetap.Fasilitas-fasilitas berupa alat kerumahtanggaan meliputi lemari, kursi, meja, peralatan dapur, peralatan makan, mandi, dsb. Semua perlengkapan diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan pasien bebas berhubungan satu dengan yang lainnya serta menjaga privasi pasien. Lingkungan fisik tidak tetap.Lebih ditekankan pada jarak hubungan interpersonal individu serta sangat dipengaruhi oleh sosial budaya.

b. Lingkungan PsikososialLingkungan yang kondusif yaitu fleksibel dan dinamis yang memungkinkan pasien berhubungan dengan orang lain dan dapat mengambil keputusan serta toleransi terhadap tekanan eksternal. Beberapa prinsip yang perlu diyakini petugas kesehatan dalam berinteraksi dengan pasien: Tingkah laku dikomunikasikan dengan jelas untuk mempertahankan, mengubah tingkah laku pasien. Penerimaan dan pemeliharaan tingkah laku pasien tergantung dari tingkah laku partisipasi petugas kesehatan dan keterlibatan pasien dalam kegiatan belajar. Perubahan tingkah laku pasien tergantung pada perasaan pasien sebagai anggota kelompok dan pasien dapat mengikuti atau mengisi kegiatan. Kegiatan sehari-hari mendorong interaksi antara pasien. Mempertahankan kontak dengan lingkungan misalnya adanya kalender harian dan adanya papan nama dan tanda pengenal bagi petugas kesehatan.

2.6 Peran Perawat Dalam Terapi Lingkungana. Distribusi kekuatanPetugas kesehatanmendistribusikan pengetahuan, pengalaman kepada seluaruh staf ssesuai dengan wewenang masing-masing agar kebutuhan yang dibuat bertujuan sama dan yang terbaik untuk pasien.b. Komunikasi terbukaKomunikasi dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan informasi guna menetapkan keputusan.

c. Memperhatikan struktur interaksiStruktur interaksi meliputi :a. Sikap bersahabatb. Penuh prihatinc. Lembut dan tegas

d. Aktifitas kerjaDiperlukan dorongan yang kuat dari lingkungan dengan jalan mengijinkan pasien untuk memilih terapi. Akan lebih berarti bila dapat diterapkan pada pekerjaan yang nyata.

e. Peran serta keluarga dan masyarakatSelama di rumah sakit diusahakan pasien sering berhubungan dengan keluarga, agar keluarga dapat mengikuti perkembangan kesembuhan pasien sehingga berminat untuk mengkoordinir kepulangannya bila sudah baik.

f. Penyesuaian lingkungan dengan kebutuhan dan perkembangan pasien.g. Pencipta lingkungan yang aman dan nyaman1) Perawat menciptakan dan mempertahankan iklim/suasana yang akrab, menyenangkan, saling menghargai di antara sesame perawat, petugas kesehatan, dan pasien.2) Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-keadaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka terhadap pasien atau perawat.3) Menciptakan suasana yang nyaman4) Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri dan orang lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya. Misalnya membereskan kamar.

h. Penyelenggaraan proses sosialisasi:1) Membantu pasien belajar berinteraksi dengan orang lain, mempercayai orang lain, sehingga meningkatkan harga diri dan berguna bagi orang lain.2) Mendorong pasien untuk berkomunikasi tentang ide-ide, perasaan dan perilakunya secara terbuka sesuai dengan aturan di dalam kegiatan-kegiatan tertentu.3) Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya pada waktu yang luang.i. Sebagai teknis perawatanFungsi perawat adalah memberikan/memenuhi kebutuhan dari pasien, memberikan obat-obatan yang telah ditetapkan, mengamati efek obat dan perilaku-perilaku yang menonjol/menyimpang serta mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam terapi tersebut.

j. Sebagai leader atau pengelola.Perawat harus mampu mengelola sehingga tercipta lingkungan terapeutik yang mendukung penyembuhan dan memberikan dampak baik secara fisik maupun secara psikologis kepada pasien.

2.7 Jenis-jenis Kegiatan Terapi Lingkungan1. Terapi rekreasiYaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan pasien dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial.

2. Terapi kreasi seniPerawat dalam terapi ini dapat sebagai leader atau bekerja sama denagn orang lain yang ahli dalam bidangnya karena harus sesuai dengan bakat dan minat.a. Dance therapy/menari : untuk mengkomunikasikan tentang perasaan dan kebutuhan pasien.b. Terapi musik : untuk mengekspresikan perasaan marah, sedih, kesepian, dan gembira.c. Terapi dengan menggambar/melukis : dengan menggambar akan menurunkan ketegangan dan memusatkan pikiran yang ada.d. Literatur/biblio therapy : Terapi dengan kegiatan membaca seperti novel, majalah, buku-buku dan kemudian mendiskusikannya.Tujuannya adalah untuk mengembangkan wawasan diri dan bagaimana mengekspresikan perasaan/pikiran dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang ada.

3. PettherapyTerapi ini bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu mengadakan hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa kesepian, menyendiri.

4. PlanttherapyTerapi ini bertujuan untuk mengajar pasien untuk memelihara segala sesuatu/mahluk hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi kepada pribadi lainnya.

2.8 Kondisi Pasien Pada Terapi LingkunganPasien rendah diri (low self esteem) , depresi (depression) bunuh diri (suicide). Syarat lingkungan secara psikologis harus memenuhi hal-hal sebagai berikut: Ruangan aman dan nyaman. Terhindar dari ala-alat yang dapat digunakan untuk mencederai diri sendiri atau orang lain. Alat-alat medis, obat-obatan, dan jenis cairan medis di lemari dalam keadaan terkunci. Ruangan harus ditempatkan di lantai satu dan keseluruhan ruangan mudah dipantau oleh petugas kesehatan. Tata ruangan menarik dengan cara menempelkan poster yang cerah dan meningkatkan gairah hidup pasien. Warna dinding cerah. Adanya bacaan ringan, lucu, dan memotivasi hidup. Hadirkan musik ceria, tv, dan film komedi. Adanya lemari khusus untuk menyimpan barang-barang pribadi pasien.

Lingkungan sosial: Komunikasi terapeutik dengan cara semua petugas menyapa pasien sesering mungkin. Memberikan penjelasan setiap akan melakukan kegiatan keperawatan atau kegiatan medis lainnya. Menerima pasien apa adanya jangan mengejek serta merendahkan. Meningkatkan harga diri pasien. Membantu menilai dan meningkatkan hubungan social secara bertahap. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan keluarganya. Sertakan keluarga dalam rencana asuhan keperawatan, jangan membiarkan pasien sendiri terlalu lama di ruangannya.

Pasien dengan amuk. Lingkungan fisik: Ruangan aman, nyaman, dan mendapat pencahayaan yang cukup. Pasien satu kamar, satu orang, bila sekamar lebih dari satu jangan dicampur antara yang kuat dengan yang lemah. Ada jendela berjeruji dengan pintu dari besi terkunci. Tersedia kebijakan dan prosedur tertulis tentang protocol pengikatan dan pengasingan secara aman, serta protocol pelepasan pengikatan.

Lingkungan Psikososial: Komunikasi terapeutik, sikap bersahabat dan perasaan empati. Observasi pasien tiap 15 menit. Jelaskan tujuan pengikatan/pengekangan secara berulang-ulang. Penuhi kebutuhan fisik pasien. Libatkan keluarga.

2.9 Komponen Fungsional Terapi Lingkungan1. Containment Fungsi : mendukung kesehatan fisik dan merubah perilaku berkuasa. Tujuan : memberi keamanan pasien serta lingkungan serta menumbuhkan percaya. Bentuk terapi : isolasi dan pengikatan. Aktifitas : memberikan perlindungan fisik dan mencegah cidera pada diri sendiri dan orang lain.

2. Support Fungsi : membantu pasien merasa aman dan nyaman serta mengurangi kecemasan. Tujuan : meningkatkan harga diri dan percaya diri pasien. Bentuk terapi : penggunaan komunikasi terapeutik, pemberian perhatian dengan sikap empati edukasi. Aktifitas : meningaktkan hubungan dan interaksi.

3. Struktur Fungsi : membantu mendorong perilaku yang maladaptif menjadi adaptif. Tujuan : meningkatkan tanggyng jawab terhadap perilaku dan konsekuensinya, serta meningkatkan keterlibatan pasien terhadap aktifitas yang terstruktur. Bentuk terapi : terapi aktifitas, terapi aktifitas sosian, terapi occupation. Aktifitas : menentukan jenis kegiatan sesuai dengan kondisi dan kemampuan pasien.

4. Involvement Fungsi : mendorong pasien untuk dapat bekerjasama, melakukan kompromi dan konfrontasi untuk meningkatkan keterlibatan sosial. Tujuan : menstimulasi pasien tuntuk berperan serta aktif dalam lingkungan sosial dan interaksi serta mengembangkan keterampilan. Bentuk terapi : terapi kelompok. Aktifitas : melakukan aktifitas kelompok.

5. Validation Fungsi : membantu pasien mengambangakan kapasitas kedekatan yang lebih besar dan menyatu identitasnya. Tujuan : membantu pasien memahami dan menerima keunikan dirinya serta mendorong integrasi antara perasaan senang dan tidak senang. Bentuk terapi : Psikodrama, stimulasi persepsi dan validasi. Aktifitas : bermain drama, menerima pikiran perasaan pasien dan memberi reinforcemen.

2.10 Komponen Yang Perlu Diperhatikan Dalam Terapi Lingkungan1. FisikTerkait dengan desain dan renovasi.

2. Intelektual Aspek intelektual dari lingkungan meliputi; warna, sinar, suara, suhu, bau, dan rasa.3. SosialKomponen sosial; peran pasien pola komunikasi dan perbandingan staf dengan pasien.

4. Emosional Faktor fisik, intelektual dan sosial menciptakan suasana emosional, misalnya:a. Merasa sangat senang berada di ruangan/lingkungan.b. Merasa sangat santai.c. Setiap orang bekerjasama dengan baik.d. Segala sesuatu terawat baik.

Peran terapis a. Tidak devensifb. Empatic. Dapat menciptakan keamanand. Tidak menakutkan

Menurut Moons peran terapis dalam terapi lingkungan adalah mendukung spontanitas pasien dan merangsang pasien agar merasa bebas dan terbuka.

5. SpiritualSarana tempat ibadah, buku-buku suci, dll. Harus terpisah, sepi dan tertutup agar memusatkan perhatian untuk pengobatan dan menemukan harapan baru bagi masa depan pasien.

BAB IIIPELAKSANAAN

A. Topik Merapikan tempat tidur dan mencuci tangan.B. SasaranSeluruh pasien kooperatif yang tinggal di ruang cendrawasih RS Ernaldi BaharC. WaktuTanggal 11 Juli 2014, Pukul 09.00 10.00 WIB

D. PERAN DAN FUNGSI TERAPISa. Leader : Dian Putra Asendo, S.KepTugas:1) Memimpin jalannya terapi lingkungan.2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.3) Membuka acara4) Menyampaikan materi sesuai tujuan.5) Memimpin diskusi kelompok6) Menutup acara diskusi.

b. Co Leader: Eka Fitriyanie, S.KepTugas:1) Mendampingi Leader2) Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking3) Menyerahkan kembali posisi kepada leader

c. Fasilitator: Diah Ayu Aguspa Dita, S.Kep dan Detti Maharani, S.KepTugas:1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapid. Observer : Dwi Cahyati, S.KepTugas1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).2) Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.

E. KegiatanI. Tahap persiapan1) Orientasi Salam Terapeutik Melakukan kontrak kegiatan yang akan dilakukan.2) Evaluasi / Validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini dan memberikan pujian bergilir antara sesama peserta.3) Kontrak Waktu : 60 menit Tempat : Ruang TAK ruang cendrawasih RS Ernaldi Bahar Topik : Merapikan tempat tidur dan mencuci tangan.4) Perkenalan Leader memperkenalkan diri Minta klien untuk saling mengenal peserta5) Tujuan aktivitas : Klien mampu merapikan tempat tidur secara mandiri dan mencuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan.6) Aturan main ( Tata Tertib Permainan ) Setiap klien harus mengikuti Terapi lingkungan dari awal sampai akhir Selama kegiatan tidak boleh mengganggu teman lain Selama kegiatan tidak boleh merokok Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta ijin pada leader Semua pasien terlibat dalam menata lingkungan7) Lama kegiatan 60 menit

II. Tahap Kerja Mendiskusikan dengan pasien pentingnya lingkungan yang sehat Mengajak klien membersihkan dan merapikan tempat tidur Mendiskusikan dengan pasien pentingnya kebersihan diri Mengajak klien mencuci tangan dengan 6 langkah cuci tangan.Kegiatan harian yang harus dilakukan pasien :a) Kamar mandi : Bersihkan kamar mandi setiap hari dan siram dengan banyak air sehabis BAK / BABb) Kamar tidur : Rapikan tempat tidur setiap bangun tidur Ganti sprei setiap hari atau jika kotor Rapikan lemari dan meja rias Sapu lantai jika kotorc) Ruang makan Siapkan peralatan makan sebelum makan Bersihkan dan rapikan kembali ruangan setelah makan Sapu jika lantai kotor Cuci piring secara bergantiand) Teras dan halaman Siram bunga setiap hari Buang sampah pada tempatnya Sapu halaman setiap hari atau jika kotorIII. Tahap Terminasia) Evaluasi- Leader menanyakan perasaan klien setelah melakukan terapi lingkungan- Leader memberikan pujian atas kerja pasienb) Rencana tindak lanjut : Leader menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan yang telah disepakati setiap haric) Kontrak yang akan datang : Leader membuat kontrak pada pasien aktif untuk mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok hari jumat, 11 Juli 2014d) Berdoa bersamae) Salam terapeutik

BAB IVPENUTUP

3.1 KesimpulanTerapi lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, yang diciptakan untuk pengobatan termasuk fisik dan sosial.Suatu manipulasi ilmiah pada lingkungan yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan untuk mngembangkan keterampilan emosional dan sosial.Tujuan terapi lingkungan ini membantu individu untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar mempercayai orang lain, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat. Komponen yang harus diperhatikan dalam terapi lingkungan adalah fisik, intelektual, sosial, emosional dan spiritual.

3.2 SaranSebagai seorang perawat yang bertugas dalam terapi lingkungan harus dapat menilai diri tentang kesadaran diri, kekuatan, dan kemampuan dalam hal pengetahuan dan kebudayaan karena itu sangat membantu untuk bertoleransi terhadap perilaku-perilaku yang ditujukan oleh pasien.