BAB II LANDASAN TEORI A. Terapi Dzikir Pengertian Terapi ...
terapi bermain.docx
-
Upload
adriadi-aris -
Category
Documents
-
view
45 -
download
8
Transcript of terapi bermain.docx
BAB 1
TERAPI BERMAIN “MEWARNAI GAMBAR”
1.1 LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di Puskesmas, aktivitas bermain
ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat
dirawat , anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan,
seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari
hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada
dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas
dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak
akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di puskesmas pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti
kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak
sakit atau anak di rawat (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia
toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan
warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk
mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak
selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk
mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan
membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang
motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar
1.2 TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
b. TUJUAN KHUSUS
1. Anak dapat lebih mengenali warna
2. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
3. Mengembangkan imajinasi pada anak
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan
bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan
bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk
memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Suhendi,
2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif,
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi
kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan agar anak dapat
kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
2.2 KATEGORI BERMAIN
- Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.Contoh:
bermain sepak bola.
- Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas
(hanya melihat) Contoh: Memberikan support.
2.3 CIRI-CIRI BERMAIN
a. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
b. Selalu ada timbal balik interaksi
c. Selalu dinamis
d. Ada aturan tertentu
e. Menuntut ruangan tertentu
2.4 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang,
dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
b. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan
bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak
akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
d. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.
2.5 KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
a. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain
yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
b. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai
mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak
saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school. Contoh : bermain balok
c. Asosiatif play
d. Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi
belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain
sesukanya.
e. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan
terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.
2.6 FUNGSI BERMAIN
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
a. PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih
pensil.
b. PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
c. KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
d. PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar
dalam kelompok.
e. KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap
orang lain.
f. PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan
dengan aturan kelompok. Contoh : dapat menerapkan kejujuran
g. TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya : marah, takut, benci.
h. KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan
secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.
2.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
a. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
b. Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu
c. Jenis kelamin
d. Lingkungan à lokasi, negara, kultur
e. Alat permainan senang dapat menggunakan
f. Intelegensia dan status sosial ekonomi
2.8 TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
a. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
b. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
c. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
d. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.
2.9 TAHAP TUMBUH KEMBANG dan KARAKTERISTIK BERMAIN ANAK USIA
TOODLER (1-3 TAHUN)
a. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 - 77
b. Tahap Perkembangan
1) Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja menjadi sumber
kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya, sikap narsistik (cinta
terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan bahasa meniru
dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal anak sangat terbatas,
bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak lain.
2) Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari lingkungan dan
keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua terlalu melindungi,
menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu.
3) Stimulasi dan perkembangan anak
- Anak umur 12 – 18 bulan :
Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda kecil
dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara sedehana, minum
sendiri dari gelas tidak tumpah.
Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan anak
melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih anak menunjuk
dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi kesempatan anak melepas
pakaian sendiri.
- Anak umur 18-24 bulan:
Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret dengan alat
tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut namanya, meniru melakukan
pekerjaan rumah tangga.
Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari anak
menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah, melatih anak
mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau ditinggalkan ibunya
sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak,
tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk
mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas
bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali
mainannya di bongkar-pasang, bahkan dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan
keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak memberikan alat permainan yang
tajam dan menimbulkan perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “sollitary play
dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak
melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia lebih
dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel
karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas
karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat permainan yang tepat
diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk
benda macam-macam.
2.10 BERMAIN DI PUSKESMAS
A. TUJUAN
1) Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2) Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3) Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B. PRINSIP
1) Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2) Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3) Kelompok umur sama
4) Melibatkan keluarga/orangtua
C. UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1) Lakukan saat tindakan keperawatan
2) Sengaja mencari kesempatan khusus
D. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1) Alat bermain
2) Tempat bermain
E. PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1) Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2) Faktor penghambat
3) Tidak semua Puskesmas mempunyai fasilitas bermain
2.11 BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
a. Definisi
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar
diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah bergambar.
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk mengurangi stress
dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
b. Manfaat
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.
3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara
untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan
negative.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan
benci.
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
SATUAN ACARA KEGIATAN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR
Judul : Terapi bermain “mewarnai gambar”
Tanggal pelaksanaan : 15 Maret 2015
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Di Ruang perawatan puskesmas Bua
SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
MEDIA
1. Crayon
2. Tissue
3. Karpet
4. Kertas bergambar
5. Lembar penilaian
STRATEGI PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Peserta
5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
bermain
4. Kontrak waktu anak dan orang tua
- Menjawab salam
- Mendengarkan
- Memperhatikan
- Memperhatikan
20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
terapi bermain mewarnaikepada
anak
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan kertas bergambar dan
crayon
4. Fasilitator mendampingi anak dan
memberikan motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada anak apakah
telah selesai mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa waktu
yang diberikan telah selesai
7. Memberikan pujian terhadap anak
yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai
Memperhatikan
Bertanya
Antusias saat
menerima peralatan
Memulai untuk
mewarnai gambar
Menjawab
pertanyaan
Mendengarkan
Memperhatikan
3. 10 menit Evaluasi :
1. Memotivasi anak untuk
menyebutkan apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
Menceritakan
Gembira
Gembira
4. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup
Memperhatikan
Gembira
Mendengarkan dan
Menjawab salam
KRITERIA EVALUASI
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang perawatan puskesmas bua
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mewarnai gambar sesuai dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan warna yang dipakai
PENGORGANISASIAN
1. Pembimbing Pendidikan : Grace Tedy Tulak,S.Kep,Ns,M.Kep
2. Pembimbing Ruangan : Serli, S.Kep, Ns
3. Leader : Adriadi Aris
4. Co Leader : Nurleli Sanny
5. Fasilitator : Linda
6. Observer : Irma
7. Anak : anak berusia 1-3 tahun dirawat di ruang Perawatan
Puskesmas Bua
TUGAS MASING-MASING
1. Leader : Memimpin jalannya program terapi
2. Fasilitator : Mendampingi dan mengarahkan saat anak terapi
3. Observer : Mencatat dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
4. Anak : Mengikuti jalannya terapi bermain
PERKIRAAN HAMBATAN :
1. Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan)
2. Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
ANTISIPASI HAMBATAN/MASALAH
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak.Terdapat pada : http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 16 Maret 2015
Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA
Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta
L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta www.Pediatrik.com 16 Maret 2015
Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta
Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta
Whaley and Wong, 1991, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
terapi bermain tentang ‘mewarnai gambar’.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memaparkan
landasan pemikiran dan segala konsep menyangkut Topik Terapi bermain mewarnai
gambar.
Dalam penyelesaian terapi bermain ini penulis banyak menerima bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepda pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulisan makalah ini.
Akhir kata semoga tulisan ini dapat benar-benar bermanfaat bagi
para pembaca umumnya serta bagi penulis sendiri pada khususnya.
Bua, Maret 2015
Penulis
TERAPI BERMAIN DENGAN MEWARNAI GAMBAR
DI RUANG PERAWATAN
PUSKESMAS BUA
DISUSUN OLEH :
NAMA : ADRIADI ARIS
NIM : 03.2014.
CI LAHAN CI INSTITUSI
Ns. SERLI, S.Kep GRACE TEDY TULAK, S.Kep.Ns, M.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KURNIA JAYA PERSADAJURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM NERS
PALOPO 2015