Teori-SCM

18
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Supply Chain Management Supply chain management (SCM) adalah istilah yang berkembang dan dipakai secara siginifikan sejak akhir tahun 1980-an, walaupun terdapat beberapa kebingungan dari arti sebenarnya. Banyak orang menggunakan istilah ini sebagai pengganti atau sinonim dari logistik. Namun sebenarnya SCM memiliki arti lebih luas dari sekedar logistik. Supply chain management adalah integrasi beberapa kunci proses bisnis dari end user hingga original suppliers yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang menjadi nilai tambah untuk para customer dan stakeholder (Douglas M. Lambert et el). Secara umum supply chain management merupakan manajemen dari delapan kunci proses bisnis berikut : 1. Customer relationship management. 2. Customer service management. 3. Demand management 4. Order fulfillment. 5. Manufacturing flow management. 6. Procurement 7. Product development and commercialization. 8. Returns. 10

description

SCM

Transcript of Teori-SCM

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Pengertian Supply Chain Management

    Supply chain management (SCM) adalah istilah yang berkembang dan dipakai

    secara siginifikan sejak akhir tahun 1980-an, walaupun terdapat beberapa kebingungan

    dari arti sebenarnya. Banyak orang menggunakan istilah ini sebagai pengganti atau

    sinonim dari logistik. Namun sebenarnya SCM memiliki arti lebih luas dari sekedar

    logistik. Supply chain management adalah integrasi beberapa kunci proses bisnis dari

    end user hingga original suppliers yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang

    menjadi nilai tambah untuk para customer dan stakeholder (Douglas M. Lambert et el).

    Secara umum supply chain management merupakan manajemen dari delapan kunci

    proses bisnis berikut :

    1. Customer relationship management.

    2. Customer service management.

    3. Demand management

    4. Order fulfillment.

    5. Manufacturing flow management.

    6. Procurement

    7. Product development and commercialization.

    8. Returns.

    10

  • Keberhasilan dalam memanajemen kedelapan kunci proses bisnis tersebut

    sangat bergantung dari dukungan eksekutif, kepemimpinan, komitmen untuk berubah,

    dan empowerment. Integrasi delapan kunci bisnis proses dalam supply chain yang

    dihubungkan oleh aliran produk dan informasi ditunjukkan seperti ilustrasi dibawah ini.

    Gambar 2.1 Supply chain management : Integrasi dan manajemen bisnis proses dalam

    supply chain.

    Kriteria SCM yang sukses menurut Cohhens & Rousselt adalah sebagai berikut :

    Sesuai dengan strategi bisnisnya seperti inovasi, service, cost dan quality.

    Sesuai dengan kebutuhan konsumen.

    Sesuai dengan power position.

    11

    Product flowProduct

    ionR&D

    Finance

    Purchasing

    Logistics Market

    ing

    Customer relationship managementCustomer service

    managementDemand managementOrder

    fulfillmentManufacturing flow managementProcure

    mentProduct development and commercializationRetur

    ns

    Manufacturer

    Information flow

    Tier 2

    supplier

    Tier 1

    supplier

    Consumer/end-

    customer

    Customer

  • Adaptif.

    Penulisan ini berfokus pada kriteria yang pertama yaitu sesuai dengan strategi

    bisnisnya seperti inovasi, servis, biaya dan kualitas. Strategi SCM harus mendukung

    dan memajukan strategi bisnis dari perusahaan. Suatu bisnis strategi yang efektif

    dimulai dari core strategic inovasion yang mengklarifikasikan jawaban untuk

    pertanyaan dari strategi bisnis kunci seperti apakah strategi objektif perusahaan secara

    keseluruhan, nilai apa yang akan diberikan perusahaan kepada para pelanggannya dan

    bagaimana perusahaan membedakan posisi dirinya pada pasar.

    Core Strategic

    Vision

    Kebutuhan pelanggan

    Competitive situation

    Financial Goals

    Key Businesspolicy

    Core Competencies

    EksternalInternal

    Market size andcompetition

    Gambar 2.2 Batasan kondisi dari Core Strategic Vision.

    Menterjemahkan strategi bisnis dari suatu perusahaan ke dalam rencana dan

    tindakan yang efektif memerlukan komunikasi dan disiplin. Matriks dibawah ini

    menjelaskan kerangka berfikir secara luas tentang 4 tipe cara suatu perusahaan

    berkompetisi baik dalam inovasi, biaya, servis dan kualitas yang biasa disebut dengan

    basic of competition.

    12

  • Tabel 2.1 Kontribusi supply chain terhadap strategi bisnis.

    PrimaryStrategi

    Source ofAdvantage

    Basis ofCompetition

    Key supplyChain contributor

    Innovation Brand dan teknologi unikDesirable and innovative products

    Time to market and time to volume

    Cost Cost-efficientOperationsLowest price in the product category

    Efficient, low costinfrastructure

    Service Superb service Tailored to meet customer-specific needsDesigned"from thecustomer in"

    Quality safety, most reliable productsProduk yang dapat dipercaya

    Supply chain excellence dan quality control

    Dalam membuat sebuah struktur dari supply chain dibutuhkan 4 area yang

    harus dibuat yaitu :

    Facility : adalah tempat pada jaringan supply chain dimana barang disimpan,

    dirakit atau dibuat. Dua jenis umum fasilities ini adalah sebagai tempat produksi

    (production site) dan tempat penyimpanan (storage site). Apapun fungsinya,

    keputusan mengenai lokasi, kapasitas dan fleksibilitas dari facilities tersebut

    memiliki pengaruh yang sangat penting pada supply chain performance.

    Inventory : adalah semua raw material, work in process dan finish good di dalam

    supply chain. Inventori merupakan supply chain driver yang sangat penting karena

    dengan merubah kebijakan inventori maka akan ikut mempengaruhi secara

    dramatis effeciency dan responsiveness dari supply chain tersebut

    13

  • Transportation : perpindahan barang dari point satu ke point lainnya sepanjang

    aliran supply chain. Transportasi dapat berupa berbagai kombinasi rute dan model

    yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang

    lainnya. Pemilihan jenis transportasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap

    effeciency dan responsiveness dari supply chain.

    Information : berisi data dan analisa mengenai facilities, inventori, transportasi dan

    customer sepanjang aliran supply chain. Informasi sangat potensial dan

    berpengaruh besar dalam mempengaruhi driver yang lainnya. Informasi juga

    memberikan manajemen peluang untuk membuat supply chain menjadi lebih

    efesien dan responsif

    2.2. SCOR Model.

    2.2.1. Definisi SCOR .

    SCOR (Supply chain Operations Reference) model telah dikembangkan dan

    diperkenalkan oleh Supply Chain Council (SCC) yaitu suatu independent not-for-profit

    corporation yang merupakan standarisasi lintas industri untuk supply chain

    management. SCC didirikan pada tahun 1996 oleh Pittiglio Rabin Todd & McGrath

    (PRTM) dan AMR Research dan pada awal berdirinya telah memiliki anggota

    sebanyak 69 perusahaan. Keanggotaan SCC saat ini terbuka untuk semua perusahaan

    dan organisasi yang tertarik dengan pengaplikasian dan keuntungan yang ditawarkan

    oleh state-of-art supply chain management system & practice.

    SCC saat ini telah memiliki anggota sebanyak 800-an diseluruh dunia. Ada lima

    group industri yang bergabung dalam council yaitu: aerospace and defense, otomotif,

    14

  • elektronik, ritel dan consumer good serta farmasi. Anggota SCC bekerja pada

    perusahaan swasta, akademik, pemerintahan, konsultan dan penyedia jasa teknologi.

    Pada tahun 2002 biaya corporate membership sebesar $2,000 per tahun dan biaya

    pengajar di bawah $300. Dengan ijin dari SCC, SCOR Model Overview dapat dilihat

    dalam format PDF pada situs SCC.

    SCOR merupakan process reference model yaitu kombinasi dari element-

    element business process engineering, benchmarking dan leading practice yang

    disatukan ke dalam satu kerangka kerja. Process reference model berisi mengenai :

    - Deskripsi standar mengenai proses manajemen.

    - Framework dari hubungan antar standard proses.

    - Standard metric untuk mengukur kinerja proses.

    - Management practice yang membuat kinerja best-in-class.

    - Standard aligment terhadap tiap-tiap fungsional.

    Ketika manajemen yang kompleks dapat dibuat dalam standard process

    reference model maka manajemen akan dapat :

    - Mengimplementasikan rencana dengan baik untuk mencapai competitive

    advantage.

    - Mendeskripsikan ambiguitas dan mengkomunikasikannya.

    - Mengukur, manage dan kontrol.

    - Tuned dan re-tuned menuju tujuan yang spesifik.

    Sehingga dengan demikian sebuah Process Reference Model menjadi powerful

    tool di tangan manajemen.

    15

  • Gambar 2.2 Integrated Process Reference Model

    Pada SCOR Model scope yang dapat dicakup adalah:

    - Semua interaksi dari konsumen mulai dari order entry hingga pembayaran invoice

    - Semua transaksi product (material fisik dan jasa) mulai dari suppliers supplier

    hingga customers customer termasuk peralatan, persediaan, spare part, bulk

    product, software dan sebagainya.

    - Semua interaksi pasar mulai dari pemahaman aggregate demand hingga fulfillment

    tiap-tiap order.

    2.2.1. SCOR Element

    Di dalam SCOR, Supply chain management didefinisikan sebagai proses yang

    terintegrasi antara : PLAN, SOURCE, MAKE, DELIVER dan RETURN supplier dari

    supplier ke konsumen dari konsumen dan selaras dengan strategy operational dari

    16

  • perusahaan, material, work dan informasi flow. Di bawah ini dijelaskan satu persatu

    mengenai proses element tersebut :

    - PLAN (Demand/supply planning management)

    Menilai sumber supply; aggregate dan memprioritaskan demand requirement; plan

    inventory untuk distribusi, produksi dan material requirement dan rough-cut

    capacity untuk semua produk dan channel. Plan juga berarti menyeimbangkan

    resource dengan kebutuhan dan membuat/mengkomunikasikan plan dengan seluruh

    supply chain termasuk return dan proses pelaksanaan source,make dan deliver.

    Management business rule, kinerja supply chain, pengumpulan data, inventori,

    capital asset, transportasi, rencana konfigurasi dan penyelarasan rencana supply

    chain unit.

    - SOURCE (Sourcing stocked, make-to-order dan engineerto-order). Memperoleh

    atau mendapatkan,memeriksa, menahan, mengeluarkan dan autorisasi pembayaran

    untuk raw material dan purchased finish good. Penjadwalan pengiriman,

    memperoleh, verifikasi produk serta otoriasi pembayaran kepada supplier.

    - MAKE (Make-to-stock, make-to-order, dan engineer-to-order). Memerlukan dan

    memperoleh material, manufacturing dan tes dari produk; pengemasan, menahan dan

    melepaskan produk. Penjadwalan produksi, finalisasi engineering untuk produk yang

    engineering-to-order, mengatur peraturan, kinerja, data, WIP, equipment dan

    fasilitas, transportasi, jaringan produksi.

    - DELIVER (order, warehouse, trasnsportation, installation management untuk

    produk yang stocked, make-to-order dan engineer-to-order). Melaksanakan order

    17

  • management process, membuat quotation, konfigurasi produk, membuat dan

    memelihara database konsumen, mengatur account receivable, kredit, collection dan

    invoicing, melaksanakan pergudangan termasuk mengambil dan mengemas serta

    konfigurasi produk, membuat customer-specific packaging/labeling, konsolidasi

    order, shipping, pengaturan transportasi, expor dan impor.

    - RETURN (Return raw material dan penerimaan return dari finish good).

    Defective, warranty, excess return processing termasuk autorisasi, penjadwalan,

    inspeksi, transfer, warranty administration, mendapatkan dan verifikasi produk yang

    rusak, disposition dan penggantian.

    Gambar 2.3 SCOR dijalankan pada lima cakupan proses manajemen.

    2.2.2 SCOR Level

    SCOR terdiri dari tiga level process detail :

    18

  • 1. Level 1 mendefinisikan scope dan isi untuk Supply Chain Operation Reference-

    model. Disinilah dasar penentuan competitive performance target dibuat. Pada

    level ini dibuat metric untuk pengukuran kinerja supply chain. Level 1 metric

    merupakan perhitungan dimana organisasi yang akan melakukan implementasi

    dapat mengukur seberapa sukses mereka dalam mencapai posisi yang diharapkan

    dalam competitive market space. Kebanyakan metric yang berada di dalam model

    adalah bersifat hierarki seperti halnya elemen proses yang juga bersifat hierarki

    (plan, source, make, deliver, return). Level 1 metric dibuat dari perhitungan level

    bawah yang paling utama dan merupakan pengukuran level tinggi yang mungkin

    dapat bersilangan dengan SCOR proses yang lainnya secara bersama-sama.

    Tabel 2.2 SCOR Performance Attributes and Level 1 Metrics.

    2. Pada level 2, tiap-tiap proses dideskripsikan berdasarkan tipe itemnya dan urutan

    proses yang dilakukan untuk melakukan perpindahan material dari satu lokasi ke

    lokasi lainnya.

    19

  • Source pada level 2 dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

    S1 (source stocked product) yaitu source pada lingkungan make-to-stock. Secara

    umum dipicu oleh ramalan dari plan, make atau deliver dan supplier memilki

    barang yang siap di finish good inventory sebelum purchase order dikeluarkan.

    S2 (source make-to-order) yaitu source pada lingkungan make-to-order. Biasanya

    dipicu oleh permintaan konsumen yang bersifat spesifik dari make atau deliver

    dan supplier harus mengkonversikan terlebih dahulu bahan baku atau semi-finish

    good yang ada padanya dan respon terhadap purchase order yang datang padanya.

    S3 (source engineer-to-order) yaitu source pada lingkungan engineer-to-order yang

    secara umum biasanya dipicu oleh permintaan konsumen yang spesifik dari make,

    atau deliver. Supplier yang terkualifikasi harus benar-benar dipilih sebelum

    purchase order dikeluarkan. Jumlah yang ada pada PO tergantung dari keinginan

    konsumen dan kadang hanya dikeluarkan sekali saja.

    Make pada level 2 dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

    M1 (make-to-stocked) biasanya dipicu oleh forecast atau replenishment requirement

    yang berasal dari plan. Quantitas biasanya dapat diketahui dan mengacu pada

    Economic Order Quantity (EOQ).

    M2 (make-to-order) biasanya dipicu oleh permintaan konsumen yang spesifik dari

    deliver, konversi bahan baku atau semi-finish good dilaksanakan sebagai respon

    terhadap keinginan konsumen dan jumlahnya biasanya mengacu pada customer

    order quantity.

    M3 (engineer-to-order) biasanya dipicu oleh permintaan konsumen yang spesifik dan

    design yang spesifik dari delivernya. Manufacturing engineering specification

    20

  • harus sesuai dengan perintah kerja yang dikeluarkan oleh konsumen. Jumlahnya

    biasanya tergantung dari customer order qantity dan hanya dilakukan sekali saja.

    Deliver pada level 2 dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

    D1 (deliver stocked product) dipicu oleh forecast dari plan yang menempatkan produk

    jadi dalam inventori dan permintaan konsumen dapat diketahui. Inventori level

    independen terhadap specific customer order quantity.

    D2 (deliver make to-order product) biasanya dipicu oleh permintaan konsumen

    khusus yang menginginkan produknya dibuat sesuai dengan spesifikasi konsumen.

    Kuantitas yang akan di-deliver sesuai dengan keinginan customer.

    D3 (deliver engineer-to-order product) biasanya dipicu oleh permintaan konsumen

    yang spesifik dan desain yang spesifik dari deliver-nya. Manufacturing

    engineering specification harus sesuai dengan perintah kerja yang dikeluarkan oleh

    konsumen. Jumlahnya biasanya tergantung dari customer order qantity dan hanya

    dilakukan sekali saja.

    Return pada level 2 dibagi menjadi beberapa jenis :

    R1 (return defective product) biasanya dipicu oleh skala kecil klaim garansi yang

    berasal dari konsumen dan skala besar produk recall yang berasal dari plan

    pelaksanaan tahap internal resource process.

    R2 (return, maintenance dan overhaul product) dipicu oleh perencanaan pemeliharaan

    yang direncanakan pada plan return atau pemeliharaan yang tidak terencana yang

    berasal dari engineering, maintenance atau sumber teknis lainnya.

    21

  • R3 (return excess product) dipicu oleh return inventori yang terencana berdasarkan

    perjanjian kontrak dengan konsumen atau return inventori yang tidak terencana

    berdasarkan kategori data manajemen untuk retail atau distributor shelf space.

    Plan pada level 2 dibagi menjadi beberapa jenis :

    P1 (plan supply chain) adalah proses pengambilan data aktual demand dan pembuatan

    rencana supply chain yang akan digunakan seperti pada supply chain project

    matrix yang sudah dibuat.

    P2 (plan source) adalah proses komparasi total material yang dibutuhkan dengan P1

    dan kebutuhan sumber material yang terencana berdasarkan pada P3 untuk

    memuaskan tujuan biaya dan inventori berdasarkan tipe komoditas. Hal ini

    menerjemahkan jadwal material keluar dimana pembeli mengetahui berapa banyak

    produk yang harus dibeli berdasarkan permintaan saat ini, inventori dan kebutuhan

    masa depan.

    P3 (plan make) adalah proses komparasi aktual permintaan produksi plus

    replenishment order yang berasal dari P4 terhadap P1 untuk memuaskan servis,

    biaya dan inventori. Hal ini menerjemahkan material requirement P2 yang

    menjelaskan manajer purchasing berapa banyak produk yang dibutuhkan oleh item

    dan MPS dimana pembuat jadwal pada pabrik mengetahui berapa banyak total

    produk yang harus dibuat pada saat tanggal pengapalan.

    P4 (plan deliver) adalah proses komparasi aktual permintaan yang komit dengan P1

    untuk memuaskan servis, biaya dan inventori. Secara umum plan ini

    menerjemahkan replenishment requirement yang menjelaskan berapa jumlah

    produk yang direncanakan pada P3 dan visibilitas ke dalam available-to-promise

    22

  • inventory. P4 dapat digunakan untuk tap-tiap gudang penyimpanan dan dapat

    diagregatkan hingga level regional atau geograpis. Proses perencanaan ini

    berhubungan erat dengan distribution requirement planning.

    P5 (plan return) adalah proses agregasi planning return dan menghasilkan rencana

    return resource untuk memuaskan servis, biaya dan inventori. Rencana ini secara

    umum menterjemahkan kebutuhan return yang menjelaskan return manufacturing,

    pemeliharaan dan logistik mengenai tipe, volume dan jadwal yang terencana

    maupun yang tidak terencana.

    3. Level 3 SCOR menjelaskan secara detail informasi elemen proses yang telah

    dibuat pada level 2. Pada level ini SCOR menjelaskan tiap-tiap proses elemen

    mengenai aliran proses, input dan output, sumber input dan tujuan dari output.

    23

  • Gambar 2.4.

    24

  • Gambar 2.5.

    25

  • Gambar 2.6.

    26

  • 4. Level 4 SCOR menjelaskan implementasi dari SCOR itu sendiri. Ketika SCOR

    model suatu perusahaan telah selesai dibuat hingga level 3 maka tugas selanjutnya

    dari manajemen adalah bagaimana cara implementasi dari SCOR tersebut tepat

    sasaran sehingga apa yang sudah dibuat dalam SCOR model dapat dimengerti oleh

    semua pihak dan diterima untuk dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.

    27