teori sastra

12
1 Abstrak: Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra tertulis dalam bentuk prosa. Cerpen merupakan karya sastra yang lebih banyak diminati karena lebih ringan dan tidak membutuhkan banyak waktu, baik untuk membuat maupun membacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter tokoh Roda berdasarkan kajian psikologi sastra, meliputi (1) perilaku tokoh Bapak, (2) perilaku tokoh Ninuk, (3) perilaku tokoh Mbak Dinar, dan (4) hubungan antar perilaku tokoh-tokoh tersebut. Keempat aspek itu ditemukan dengan cara mengamati perilaku tokoh dalam berbagai peristiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku tokoh Ninuk dan Mbak Dinar merupakan respon yang terbentuk akibat stimulus yang diberikan oleh Bapak. Kata kunci: Cerpen, Psikologi Sastra A. PENDAHULUAN Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Sejak timbulnya peradaban manusia sampai sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar seperti budi pekerti, sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar- dasar mematuhi peraturan dan menanamkan kebiasaan-

description

jurnal

Transcript of teori sastra

Page 1: teori sastra

1

Abstrak: Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra tertulis dalam

bentuk prosa. Cerpen merupakan karya sastra yang lebih banyak diminati karena

lebih ringan dan tidak membutuhkan banyak waktu, baik untuk membuat maupun

membacanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter tokoh

Roda berdasarkan kajian psikologi sastra, meliputi (1) perilaku tokoh Bapak, (2)

perilaku tokoh Ninuk, (3) perilaku tokoh Mbak Dinar, dan (4) hubungan antar

perilaku tokoh-tokoh tersebut. Keempat aspek itu ditemukan dengan cara

mengamati perilaku tokoh dalam berbagai peristiwa. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa perilaku tokoh Ninuk dan Mbak Dinar merupakan respon

yang terbentuk akibat stimulus yang diberikan oleh Bapak.

Kata kunci: Cerpen, Psikologi Sastra

A. PENDAHULUAN

Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting. Sejak

timbulnya peradaban manusia sampai sekarang, keluarga selalu berpengaruh besar

terhadap perkembangan anak. Peranan orang tua bagi pendidikan anak adalah

memberikan dasar pendidikan, sikap, dan ketrampilan dasar seperti budi pekerti,

sopan santun, estetika, kasih sayang, rasa aman, dasar-dasar mematuhi peraturan

dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan. Pentingnya peranan orang tua dalam

pendidikan anak telah disadari oleh banyak pihak.

Seperti halnya dalam cerpen “Kenangan yang Hilang” mengatakan, bahawa

seorang anak yang melihat orangtuanya yang selalu mengingat ingat kenangan

semasa hidup ibunya. Anak itu berusaha memperbaiki keadaan yang dialami oleh

bapaknya.Maka penulis tertarik menganalisis cerpen yang berjudul “Kenangan

yang Hilang” karya Dharmadi.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang terarah, maka diperlukan suatu

rumusan masalah. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1) Bagaimanakah psikologi tokoh utama pada cerpen “Kenangan yang

Hilang” karya Dharmadi?

Tujuan suatu penelitian haruslah jelas mengingat penelitian harus

mempunyai arah dan tujuan yang tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Page 2: teori sastra

2

1) Menganalisis tentang psikologi tokoh utama yang terlibat di dalam

cerpen “ Kenangan Yang Hilang” karya Dharmadi

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Cerpen atau cerita pendek adalah salah satu karya sastra tertulis dalam

bentuk prosa. Cerpen merupakan karya sastra yang lebih banyak diminati karena

lebih ringan dan tidak membutuhkan banyak waktu, baik untuk membuat maupun

membacanya. Pengertian cerpen menurut para ahli pun beragam dan dari berbagai

sudut pandang. Secara sederhana, cerpen adalah cerita yang membatasi diri dalam

membahas salah satu unsur fiksi dalam aspeknya yang terkecil. Definisi lain

menyebutkan bahwa cerpen adalah prosa yang menceritakan salah satu masalah

kehidupan pelakunya sehingga hanya memiliki alur tunggal. Berikut ini adalah

pengertian cerpen menurut para ahli.

1) Menurut J.S. Badudu, cerpen adalah cerita yang menjurus dan

konsentrasi berpusat pada satu peristiwa, yaitu peristiwa yang menumbuhkan

peristiwa itu sendiri.

2) Menurut A. Bakar Hamid, cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas,

yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 50020.000 kata, adanya satu plot,

adanya satu watak, dan adanya satu kesan.

3) Menurut Aoh. KH, cerpen adalah salah satu ragam fiksi atau cerita rekaan

yang sering disebut kisahan prosa pendek.

2. Analisis sastra adalah ikhtiar untuk menangkap atau mengungkapkan

makna yang terkandung dalam teks sastra. Pemahaman terhadap teks sastra harus

memperhatikan unsur- unsur struktur yang membentuk dan menentukan sistem

makna, (Culler dalam Pradopo, 1995: 41).

Psikologi Sastra adalah analisis teks dengan mempertimbangkan relevansi

dan peranan studi psikologis. Artinya, psikologi turut berperan penting dalam

penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan karya

sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan

dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik

batin yang terkandung dalam karya sastra. Jadi, Secara umum dapat disimpulkan

bahwa hubungan antara sastra dan psikologi sangat erat hingga melebur dan

melahirkan ilmu baru yang disebut dengan “Psikologi Sastra”.

Page 3: teori sastra

3

Harus kita akui, bahwa di indonesia analisis tentang psikologi sastra sangat

lambat perkembangannya hal ini disebabkan karena :

a). Psikologi satra seolah-olah hanya berkaitan dengan manusia sebagai

individu, kurang memberikan peranan terhadap subjek transindividual, sehingga

analisis dianggap sempit,

b). Dikaitkan dengan tradisi intelektual, teori-teori psikologis sangat

terbatas, sehingga para sarjana sastra kurang kurang memiliki pemahaman

terhadap bidang psikologin sastra,

c). Berkaitan dengan masalah yang pertama dan kedua , relevansi analisis

psikologi pada gilirannya kurang menarik minat, khususnya dikalangan

mahasiswa, yang dapat dibuktikan dengan sedikitnya skripsi dan karya tulis yang

lain yang memanfaatkan pendekatan psikologi sastra.

Sebenarnya didalam karya sastra memiliki aspek-aspek kejiwaan yang

sangat kaya, maka analisis psikologi harus dimotifasi dan dikembangkan secara

lebih serius lagi. Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan

yang terkandung dalam suatu karya sastra.

Meskipun demikian, bukan berarti bahwa analisis psikologi sastra sama

sekali terlepas denga kebutuhan masyarakat. Sesuai dengan hakikatnya, karya

sastra memberikan pemahaman terhadap masyarakat secara tidak langsung.

Misalnya melalu pemahaman terhadap tokoh-tokohnya, misalnya, masyarakat

dapat memahami perubahan, kontradiksi, dan penyimpangan-pemyimpangan lain

yang terjadi didalam masyarakat, khususnya dalam kaitannya dengan psike.

3. Penelitian terhadap cerpen “Kenangan Yang Hilang”, karya Dharmadi,

penulis akan menganalisis dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang

membahas tentang hubungan antar individu dan psikologi turut berperan penting

dalam penganalisisan sebuah karya sastra dengan bekerja dari sudut kejiwaan

karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya.

Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis

konflik batin yang terkandung dalam karya sastra pada cerpen “Kenangan Yang

Hilang”, karya Dharmadi.

Page 4: teori sastra

4

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian pustaka. Penelitian

pustaka merupakan suatu penelitian yang dilakukan di ruang perpustakaan untuk

menghimpun dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik

berupa buku-buku, seperti majalah-majalah ilmiah yang diterbitkan secara

berkala, kisah-kisah sejarah, dokumen-dokumen dan materi perpustakaan lainnya,

yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah,

(Fathoni, 2006: 95-96).

Sumber Data:

Judul Cerpen : Kenangan Yang Hilang

Pengarang : Dharmadi

Penerbit : -

Jumlah Halaman : -

Cetakan : -

Tahun Terbit : -

Warna Sampul : -

Sumber data sekunder adalah sumber data yang terlebih dahulu

dikumpulkan orang di luar penyelidik itu sendiri. Walaupun yang dikumpulkan itu

sebenarnya adalah data asli, (Surachmad, 1990: 163). Sumber data sekunder

dalam penelitian ini adalah buku-buku sastra, referensi, catatan singkat, yang

relevan dengan penelitian. Data penelitian berisi kutipan-kutipan dari data buku,

dokumen, catatan resmi, untuk memberi gambaran laporan.

Metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah teknik

pustaka, baca, dan menulis.

a. Teknik Pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber

tertulis untuk memperoleh data, (Subroto, 1992: 42). Data diperoleh dalam

bentuk tulisan maka harus dibaca, hal-hal yang penting dicatat kemudian

disimpulkan dan memelajari sumber tulisan yang dapat dijadikan sebagai landasan

teori dan acuan dalam hubungan dengan objek yang akan diteliti.

Page 5: teori sastra

5

b. Teknik baca dan Menulis. Teknik baca yaitu dengan membaca secara

berulang-ulang secara keseluruhan novel tersebut untuk memahami isinya secara

utuh. Teknik menulis yaitu mencatat kata, kalimat, atau data-data yang penting

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, serta mengumpulkan teori-teori

yang relevan yang berhubungan dengan penelitian.

c. Kemudian dilanjutkan dengan sumber data, yaitu menggunakan data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapat dan

diperoleh oleh penulis dari sumber pertamanya untuk keperluan penelitian,

(Surachmad, 1990:163). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah cerpen

“Kenangan yang Hilang” karya Dharmadi.

Teknik analisis data yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

a. Menganalisis Unsur-Unsur Pembangun Cerpen

Peneliti akan menganalisis unsur-unsur pembangun cerpen kenangan yang

hilang. karya Dharmadi berdasarkan kata, klausa, kalimat, dan ungkapan yang

mengandung perasaan hati melalui tokoh Nunik, Mbak Dinar, Bapak.

b. Mengaitkan Antara Unsur Pembangun cerpen

Setelah dianalisis peneliti, maka langkah selanjutnya adalah

mengaitkan hasil analisis antara unsur yang satu dengan lainnya yang

membangun struktur cerpen kenangan yang hilang. Karya Dahrmadi

c. Menyajikan Hasil Analisis

Kemudian peneliti akan menyajikan hasil analisis tersebut dengan

menjelaskan bagaimana nasionalisme dalam cerpen kenangan yang hilang. Karya

Dahrmadi

d. Menyimpulkan Hasil Analisis

Hasil analisis akan dibuat simpulan tentang perasaan hati dalam cerpen

kenangan yang hilang. Karya Dahrmadi berdasarkan analisis psikologi sastra.

D. HASIL

Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita, (Stanton dan Kenny

dalam Nurgiantoro, 2005: 67). Tema disaring dari motif-motif yang terdapat

dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa,

konflik, dan situasi tertentu. Menurut Sudjiman (1986: 50) tema adalah gagasan,

Page 6: teori sastra

6

ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra, sedangkan menurut

Sumardjo dan Saini (1986: 56), mengemukakan bahwa tema adalah ide sebuah

cerita. Pengarang dalam menulis ceritanya bukan sekadar mau bercerita, tetapi

mau menyampaikan sesuatu kepada pembacanya. Menurut beberapa pendapat

di atas dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan atau ide sentral (pokok)

yang menjadi dasar penciptaan cerita.

Secara keseluruhan tema cerpen kenangan yang hilang. Karya Dahrmadi.

adalah tentang perasaan hati yang dialami bapak setelah ditinggalkan ibu untuk

selama-lamanya (meninggal dunia). Pada cerpen ini, ninuk bersama keluarganya

berawal adalah keluarga yang bahagia, tetapi setelah kepergian ibu, bapak merasa

sangat kehilangan dan terus mengenang kisah-kisah bersama dengan ibu.

Tema tentang perasaan hati bapak tersebut dapat dilihat pada kutipan

berikut:

”ibumu senang dengan warna-warna merah dan biru, tetapi menurutku

ibumu cantik dengan warna apapun dan nampak anggun dengan apa yang

dipakainya.”. (Dharmadi, hlm 45).

Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.

Tokoh-tokoh itu rekaan pengarang, maka tokoh-tokoh perlu digambarkan dan

hanya pengaranglah yang ‘mengenal’ mereka. Tokoh-tokoh dalam cerita perlu

digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya agar wataknya juga

dikenal oleh pembaca, (Sudjiman, 1986: 23).

Perwatakan seorang tokoh memiliki tiga dimensi sebagai struktur pokoknya,

yaitu fisiologis, sosiologis, dan psikologis (Lajos Egri dalam Sukada, 1993: 62).

Dimensi fisiologis meliputi: jenis kelamin, umur, tinggi badan, warna kulit,

rumbut, postur tubuh, dan penampilan. Dimensi sosiologis meliputi golongan

masyarakat, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, tempat tinggal,

kedudukan dalam masyarakat, dan hobi. Dimensi psikologis meliputi: moral,

ambisi pribadi, temperamen, sikap hidup, pikiran, perasaan, tanggung jawab, dan

tingkat kecerdasan.

Tokoh cerita dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh sampingan atau

disebut tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang

menjadi titik sentral perhatian dalam cerita. Tokoh ini berperan menonjol dalam

Page 7: teori sastra

7

cerita. Tokoh utama mengalami masalah dari awal cerita sampai akhir cerita.

Tokoh sampingan adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam cerita,

tetapi kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.

Tokoh utama dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan utama dan menjadi pusat

sorotan di dalam intensitas keterlibatannya di dalam cerita. Tokoh protagonis

mempunyai watak baik dan terpuji. Sebaliknya, tokoh antagonis adalah tokoh

yang mempunyai watak jahat dan salah. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

saling bertentangan dalam sebuah cerita. Selain tokoh protagonis dan tokoh

antagonis, dalam sebuah cerita kadang ditemukan tokoh tritagonis. Tokoh

tritagonis adalah tokoh yang menengahi perselisihan antara tokoh protagonis dan

antagonis. Tokoh tritagonis tidak harus ada dalam sebuah cerita.

Tokoh utama sesuai dengan cerpen kenangan yang hilang. Karya Dharmadi

yaitu, Nunik, Mbak Dinar, Bapak

a. Nunik

Nunik adalah sosok yang sangat cinta terhadap bapaknya, patuh dan taat

kepada orang tua. Sesuai dengan kutipan berikut: “Apalagi mengubah atau

menyingkirkan secara total, pernah ninuk mencoba menyingkirkan sepatu merah

ibunya yang ada didekat pintu saja diambil kembali oleh bapaknya sambil

berkata,” biarkan saja sepatu ibumu di dekat pintu itu, kan tidak mengganggu.

Sejak itu ia tidak berani mengutak atik barang ibunya.” (Dahrmadi: 44)

b. Mbak Dinar

Mbak dinar adalah sosok yang sangat menyayangi keluarganya dan adik-

adiknya. Sesuai dengan kutipan berikut: “ Kaka perempuannya datang pagi itu

sesuai dengan apa yang dikatakan dua hari yang lalu”, “ besok hari sabtu, aku

datang,” ketika menanyakan perkembangan bapaknya dan setelah mendengar

cerita dari ninuk.” (Dharmadi: 45)

c. Bapak adalah tokoh yang selalu melindungi dan menyayangi

keluarganya, sabar dan bersifat demokratis. Sesuai dengan kutipan berikut:

“Anak-anak tidak salah, mereka hanya ingin agar bapaknya bahagia, tidak selalu

mengenangmu, ibunya. Itu saja.”

Demikian metode dan analisis yang penulis sampaikan.

Page 8: teori sastra

8

E. SIMPULAN

Setelah memperhatikan latar belakang metode dan analisis cerpen Kenangan

yang Hilang karya Dharmadi dilihat dari segi aspek psikologi sastra, maka penulis

dapat menyimpulkan sebagai berikut.

1. Bahwa Ninuk dan Mbak Dinar ingin bapaknya terus melanjutkan hidup,

tanpa harus terlarut dalam kenangan-kenangan saat bersama ibu.

2. Barang-barang yang menjadi peninggalan ibu, tidak sepenuhnya di

buang, melainkan hanya dipindah tempatkan, agar bapak mendpat

suasana yang tidak hanya mengenang tentang ibunya.