Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra -...

16
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik* A. Pengantar 1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam, baik jumlahnya maupun bentuknya. Dengan keanekaragaman ini, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi bangsa lain dari berbagai belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit juga yang mempelajarinya, karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia juga dikenal sangat unik. Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak punah dan bisa menjadi warisan bagi generasi seterusnya. Selain itu, kebudayaan juga menyimpan nilai-nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Salah satu khazanah budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tepatnya di Lombok yang menyimpan kekayaan nilai dan ilmu pengetahuan tradisional adalah naskah kuno. Naskah-naskah tersebut tertulis di atas daun lontar dengan aksara ha na ca ra ka yang di Lombok dikenal dengan aksara jejawan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa kawi, tergolong bahasa Jawa Tengahan dan Jawa Kuno, di samping naskah-naskah yang berbahasa sasak. Seiring dengan pekembanga zaman, penetrasi huruf latin dan industri perbukuan menyebabkan naskah-naskah kuno yang disebut takepan makin ditinggal pemiliknya. Bahkan ada diantaranya yang diperjual-belikan sebagai barang antik. Tentu keadaan ini sangat memprihatinkan untuk kehidupan budaya Sasak pada masa yang akan datang. Ketika sumber-sumber tertulis sudah tidak dijumpai dan narasumber yang menguasai naskah juga sudah tak tersisa maka masyarakat Sasak pada masa-masa yang akan datang akan sulit mencari jati dirinya. Saat ini naskah-naskah tersebut masih banyak dijumpai di masyarakat, tetapi pembacanya sudah sangat terbatas, nyaris punah. Di Museum Negeri NTB juga ada ribuan koleksi yang belum tersentuh pengkajian. Demikian pula di museum-museum mancanegara tersimpan naskah-naskah Sasak yang sangat bersejarah yang belum tergali. Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa... 1 of 16 11/1/2015 1:53 PM

description

7 Kitab Peninggalan Sejarah dan Pengarangnya ~ Ruana Sagita

Transcript of Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra -...

Page 1: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata)Menggunakan Teori Resepsi Sastra

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata)

Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik*

A. Pengantar

1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka

ragam, baik jumlahnya maupun bentuknya. Dengan keanekaragaman ini, Indonesia memiliki daya tarik

tersendiri bagi bangsa lain dari berbagai belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit juga

yang mempelajarinya, karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia juga dikenal sangat unik.

Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang harus dihormati dan dijaga serta perlu

dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak punah dan bisa menjadi warisan bagi generasi seterusnya.

Selain itu, kebudayaan juga menyimpan nilai-nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain.

Salah satu khazanah budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tepatnya di Lombok yang menyimpan

kekayaan nilai dan ilmu pengetahuan tradisional adalah naskah kuno. Naskah-naskah tersebut tertulis di

atas daun lontar dengan aksara ha na ca ra ka yang di Lombok dikenal dengan aksara jejawan. Bahasa

yang digunakan adalah bahasa kawi, tergolong bahasa Jawa Tengahan dan Jawa Kuno, di samping

naskah-naskah yang berbahasa sasak.

Seiring dengan pekembanga zaman, penetrasi huruf latin dan industri perbukuan menyebabkan

naskah-naskah kuno yang disebut takepan makin ditinggal pemiliknya. Bahkan ada diantaranya yang

diperjual-belikan sebagai barang antik. Tentu keadaan ini sangat memprihatinkan untuk kehidupan

budaya Sasak pada masa yang akan datang.

Ketika sumber-sumber tertulis sudah tidak dijumpai dan narasumber yang menguasai naskah

juga sudah tak tersisa maka masyarakat Sasak pada masa-masa yang akan datang akan sulit mencari

jati dirinya.

Saat ini naskah-naskah tersebut masih banyak dijumpai di masyarakat, tetapi pembacanya sudah

sangat terbatas, nyaris punah. Di Museum Negeri NTB juga ada ribuan koleksi yang belum tersentuh

pengkajian. Demikian pula di museum-museum mancanegara tersimpan naskah-naskah Sasak yang

sangat bersejarah yang belum tergali.

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

1 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 2: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

Memahami realitas seperti ini, upaya pelestarian Naskah Kuno Takepan Sasak sangat perlu

dilakukan oleh semua kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat. Sebagai salah satu upaya

pelestarian budaya ini, disusunlah karya tulis tentang “Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak

Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik” ini. Harapannya, hasil analisis ini dapat dijadikan rujukan untuk

melakukan kajian yang lebih mendalam tentang Naskah Kuno Takepan Sasak.

2. Rumusan Masalah

Apakah yang terkandung dalam Naskah Kuno takepan Sasak berdasarkan teori resepsi sinkronik?

3. Tujuan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kandungan atau muatan isi yang ada dalam Naskah Kuno

Takepan Sasak.

4. Landasan Teori

a. Naskah Kuno Takepan Sasak

Naskah Kuno Takepan Sasak adalah naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dan

dirangkai menjadi satu kesatuan dengan cara diikat di tengah. Takepan Sasak ini pada umumnya

menggunakan bahasa Kawi dan bahasa Sasak. Dalam perkembangannya ada asimilasi bahasa antara

bahasa Kawi dan bahasa Sasak dalam takepan untuk mencapai guru lagu dan sekaligus membangun

rima puitiknya.

Menurut isinya, Takepan Sasak terdiri dari berbagai macam tema, diantaranya Wayang

Menak, kisah-kisah hikmah, ilmu pengetahuan, keagamaan, babad, perumpamaan, dan lain-lain. Dari

segi tulisannya, Takepan Sasak juga memiliki keunikan dalam gaya tulisan yang digunakan. Di

samping ada keindahan, juga ada rahasia-rahasia aksara tertentu yang dijadikan ciri. Tulisan-tulisan

khas ini dalam kalangan para kawi dikenal dengan nama saraq.[1]

b. Teori Resepsi Sastra

1) Pengertian

Secara etimologi resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu recipere yang berarti penerimaan

atau penyambutan pembaca. Dalam arti luas resepsi diartikan sebagai pengolahan teks, cara-cara

pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon terhadapnya. Respon yang

dimaksudkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai

proses sejarah atau pembaca dalam periode tertentu. [2]

Menurut Pradopo (2007: 218) resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada

tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Karya sastra sangat erat hubungannya

dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai penikmat

karya sastra. Selain itu, pembaca juga yang menentukan makna dan nilai dari karya sastra,

sehingga karya sastra mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai.

Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan

mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggpan. Dalam memberikan

sambutan dan tanggapan tentunya dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan golongan sosial.[3]

2) Konsep Dasar

Resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra

dengan bertitik-tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu.

Pembaca selaku pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosial-

budaya. Hal itu beraarti bahwa karya sastra tidak sama pembacaan, pemahaman, dan

penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu. Ini adalah fakta

yang diketahui oleh setiap orang yang sadar akan keragaman interpretasi yang diberikan kepada

karya sastra. Teori resepsi sastra dengan Jauss sebagai orang pertama yang telah

mensistematiskan pandangan tersebar ke dalam satu landasan teoritis yang baru untuk

mempertanggungjawabkn variasi dalaam interpretasi sebagai sesuatu yang wajar.

Menurut teori ini, dalam memberikan smbutn terhadap suatu karya sastra, pembaca

diaraahkan oleh ‘horison harapan’ (horizon of expectation). Horison harapan ini merupakan

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

2 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 3: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

interaksi antara karya sastra dan pembaca secara aktif, sistem atau horison harapan karya sastra

di satu pihak dan sistem interpretasi dalam masyarakat penikmat di lain pihak.

Konsep ‘horison’ menjadi dasar teori Juss. Ia ditentukan oleh tiga kriteria, yaitu: (1)

Norma-norma umum yang terpancar dari teks-teks yang telah dibaca oleh pembaca; (2)

pengetahuan dan pengalaman pembaca atau semua teks yang telah dibaca sebelumnya; (3)

pertentangan antara fiksi dan kenyataan, misalnya kemampuan pembaca memahami teks baru,

baik dalam horison ‘sempit’ dari harapn-harapan sastra maupun dalam horison ‘luas’ dari

pengetahuan tentang kehidupan.

Konsep teori yang kedua dikemukakan oleh Wolfgang Iser, terutama terlihat dalam

karangannyaa yang berjudul Die Appel-struktur der Texte (1975). Di sini Iser membicarakan

konsep efek (wirkung), ialah cara sebuah teks mengarahkan reaksi pembaca terhadapnya.

Menurut Iser sebuah teks sastra dicirikan oleh kesenjangan atau bagian-bagian yang tidak

ditentukan (indeterminate sections). Kesenjangan tersebut merupakan satu faktor penting efek

yang hadir dalam teks untuk diisi oleh pembaca. Jika kesenjangan itu sedikit, teks dapat

mendatangkan kebosanan kepada pembaca, hal ini dipertentangkan dengan kesenjangan yang

meningkat. Bagian-bagian yang tidak ditentukan ini disebut juga dengan istilah tempat-tempat

terbuka (blank, openness) di dalam teks. Proses pemahaman sebuah karya sastra merupakaan

bolak-balik pembacaan untuk mengisi blank itu, sehingga seluruh perbedaan segmen dan pola

dalam perspektif teks dapat dihubungkan menjadi satu kebulatan. Itulah alasan yang

mengantarkan Iser pada pendapat bahwa pusat pembacaan setiap karya sastra adalah interaksi

antara struktur dengan penyambutannya.[4]

3) Metode dan Penerapan

Dalam penelitian resepsi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu resepsi sastra sinkronik

dan diakronik. Respsi sastra sinkronik adalah cara penelitian resepsi terhadap sebuah karya sastra

dalam satu masa atau periode. Jadi yang diteliti itu resepsi (tanggapan) pembaca dalam satu

kurun waktu. Biasanya dalam satu kurun waktu ada norma-norma yang sama dalam memahami

karya sastra. Akan tetapi, karena tiap-tiap orang itu mempunyai cakrawala harapan sendiri

berdasarkan pengetahuan dan pengalmanya, maka mereka akan menanggapi sebuah karya

sastra secara berbeda-beda. Untuk mengetahui tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam

itu, dapat dikumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca yang menulis biasanya adalah seorang

kritikus, ataupun dapat dilakukan dengan mengedarkan angket kepada pembaca-pembaca

sekurun waktu. Dari hasil angket yang diedarkan itu, dapat diteliti konkretisasi dari masing-

masing pembaca. Dengan demikian dapat disimpulkan bagaimana nilai sebuah karya sastra itu

pada suatu kurun waktu.

Untuk menguji menguji bermacam-macam tanggapan karya sastra secara historis, perlu

digunakan resepsi sastra diakronis. Resepsi sastra diakronis dapat dilakukan dengan

mengumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca ahli sebagai wakil-wakil pembaca dari tiap-tiap

periode. Dalam penelitian diakronis diteliti dasar-dasar apa yang diguanakan oleh pembaca di

setiap periode, norma-norma apa yang menjadi dasar konkretisasinya, dan diteliti criteria apa

yang menjadi dasar penilaianya. Jadi penelitian diakronis memerlukan data documenter yang

memadai. Akhirnya bila sebuah karya sastra dapat diketahui dasar konkretisasinya dan

penilaianya di setiap periode yang dilaluinya, maka dapat disimpulkan nilai estetikanya sebagi

karya seni sastra.[5]

B. Pembahasan

1. Translasi Naskah Kuno Takepan Sasak

Sebagai bahan analisis, penulis mengambil salah satu tembang dalam Naskah Kuno Takepan Sasak, yaitu

Tembang Sinom Srinata. Berikut hasil translasinya.

HURUF LATIN BAHASA SASAK BAHASA INDONESIA

raja putra hawot sakar raden nune jongkor matur Raden nune[6] bersimpuh hormat

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

3 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 4: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

ngarassuku matur haris nyiduk gading matur alus Bertemu bercerita dengan halus

duh gusti panambahan duh datu penembahan Wahai raja penembahan

dѐning kawula puniki

pusti

kerana’ kaji siniki diwe Karena saya ini masih muda

dahat punggung muda

yuwakti

mule jati kaji masih kanak

pacu

Memang benar saya adalah pemuda yang

sungguh-sungguh

tata kahot karitambuh tate-praniti dengan

singerage datu, masih kaji

nde’ tao gati

Tata cara orang yang menjadi raja, saya

masih sangat kurang tahu

praniti ngawi bawa tate-care dengan si

merentah

Tata cara orang memerintah

selokadѐ wong hamukti tetegelan dengan si kuase

negare

Pegangan orang yang menguasai negara

bangat wuhunpe jaran

saking paduka

nunas ice, dekaji ican kaji

pitung dait perito’

Saya memohon, baginda memberi saya

petunjuk

maling mandat

kawulawruhѐ

ade’ kaji si nenaon sekedi’ Supaya saya mengetahui sedikit

wuwuh pewikan sedidik berombo’ penenao’ kaji

sekedi’

Bertambah pengetahuan saya sedikit

nulyah masem wata

pendika

kemos datu pendite si

gegedeng

Baginda raja tersenyum manis

ngandika harum hamanis sambil ne bemanis alus Sambil bermanis halus

pangѐran maskunini duh nune, raden bijangku Wahai pemuda, raden anakku

panronten kawulang

rungu

jari ara’ siq mau’ kaji

dedengah

jadi baginda pernah mendegar

wekasan saking sepuh

senlana

pemajaraan lekan pare

lingsir

Pelajaran dari orang terdahulu

sepajaran hing huni huni nasehat si dait petunjuk

lekan lae’-lae’

Nasehat dan petunjuk dari dulu

mawi tembang pangiling

paduka

ngadu tembang ade’ne si

jari ngiling-iling lai’ dekaji

Menggunakan tembang agar menjadi

ingat-ingat pada kita

ngadag tѐjaking bintang nganjer lonjar cahyene

bintang

Terang benderang cahayanya bintang

padang panas punang

mawi

menah lagu’ panas

pembaun jelo

Terang tetapi panas oleh matahari

lan subur bumi pertala gemuh subur tana’ te si

betalet

Subur makmur tanah tempat kita bercocok

tanam

gumilang candra

purnama sini

tenang-tandur bulan

purname

Tenang terlihat bulan purname

hening toyaning jeladri dait meneng ngelenyong

ai’ segare

Dan sangat jernih air laut

kukuh lir hadaging

gunung

kuat-kekah mara’

penganjeng gunung

Kuat-kekar seperti gunung

gunucuh guntur

panangkar

begeluduk guntur begerem Bergemuruh guntur terdengar

pradag hindur hombah

pertiwi

lindur, mara’ne ngecok

gumi

Lidur, seperti rasanya bumi bergoyang

dan sumilir maruta

bagjapa hagar

elen-enges si tejau’ isi’

angin alus

Sejuk tenan terbawa oleh angin sepoi

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

4 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 5: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

ngadag tѐjaking bintang nganjeng lonjar cahye ne

bintang

Terang benderang cahayanya bintang

punika lambang sejati sino mule tetu jari

lambang

Itu memang betul menjadi lambaang

hutamanѐ wong

hangamban

jari kelebihan dengan si

merentah

Menjadi kelebihan orang yang memerintah

buya gampang hulih

hamukti

nde’ te gampang-gampang

gen mau’ nokolin pangket

si’ gen merentah

Tidak akan mudah untuk bisa menduduki

pangkat yang akan memerintah

dudu sambarang jalmi nde’ne sepaye-paye

manusie

Tidak sembarang manusia

dudu seseliran yang

hagung

mulene pepile’an allah si

kuase

Memang pilihan Allah Yang Maha Kuasa

rѐh habot karya rinembat senga’ berat lalo’

pegawean si te andangin

Karena sangat berat pekerjaan yang dihadapi

dѐnjiti punyjal peterti ade’ te si’ onya’-onya’ bae,

serte alus-tinggi angen-

perate’ te

Agar kita berhati-hati dan halus tinggi hati

kita perasaaan kita

hawa becik katingal

daning wong katah

kerana’ bagus-lenge

pegawean te, gen ne tetao’

bae isi’ dengan lue’.

Karena bagus atau jelek pekerjaan kita, pasti

akan diketahui oleh orang banyak

punang rawi padang

panas

jelo, si bedoe caahye

menah dait panas si

nggoroang ape-ape

Matahari, yang memiliki cahaya yang terang

dan panas yang mengeringkan apa-apa

sesindarin marang sang

haji

isi’ne tesindir dengan si

jari datu

Digunakan sebagai penyindir bagi orang yang

menjadi raja

mundi kardi ngayoming

bala

si bekewajiban gen

pelenga’ serte batek

senuga’ kaule-bale

Yang berkewajiban untuk memberikan

perhatian dan mengurus seluruh warga

masyarakat

ngraksani sepati hurip ade’ ne rungu’ selapu’ hal

dait pen kaule-bale, si

mate atawe si irup

Supaya dia mengurus segala hal yang

berhubungan dengan warga masyarakat,

yang sudah meninggal atau yang masih

hidup

hadil jan pilih hanih malik ade’ adil, nde’ ne

bine-kire pengangen ne lai’

sopo’-sopo’ kaule

Selain itu, supaya adil, tidak memberikan

perhatian kepada salah satu warga

masyarakat (golongan tertentu)

rata hulih raharja nѐpun selapu’ ne pade mau’

nerima’ keselehan ne si

irup

Semuanya dapat menerima kesolehan

hidupnya

hangurar nganon

mekarya

nejak serte nyuruh

kaule-bale pade pacu-pacu

pasu, nde’ ne mayus-pali

Mengajak serta menyuruh warga masyarakat

agar sungguh-sungguh, tidak bermalas-

malasan

gemah ripah kang dѐn

purih

ade’ ne si pade bagye

pendait ne dalem irup

seseni

Agar mereka mendapatkan kebahagiaan

dalam hidup ini

dadi tyang cipta karsa

kawula sedaya

jari moko’in pengangen

serte kemele’ kaule-bale

selapu’

Menjadi pewujud harapan dan kemauan

waarga masyarakat semua

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

5 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 6: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

subur kang bumi pertala gemuh subur tana’ te si

betaletan

Subur makmur tanah tempat kita bercocok

tanam

punika bisal kang jati ie sine misal ne gati Ini adalah pemisalannya

sinten hikang humadag

wata

sai jua’ si gen ngerage

pemerentah

Siapa saja yang akan menjadi pemerintah

pekumpulan hirap wong

dilik

ie tao’ ne beselanggah/

begantung kemele’-

kemelet dengan si jari

kaulen

Tempatnya bersandar/bergantung keinginan

orang yang menjadi rakyat

namsi sakѐh turhudani ade’ jelap te rungu’ sape

jua’ sijari kenne ne

Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi

keinginannya

sakang sakwѐh sabala

nѐpun

si ele’ selapu’ kaule make

sedese yadian dasan

Dari seluruh rakyat, baik desa maupun dasan

pahit manis kang

ketandang

onya’-lenge si jari pade

pendaitn irup le’ gubuk-

karangne

Bagus atau jelek yang mereka rasakan dalam

hidup di kampung halamannya

habot hѐntѐng kang

pinanggih

berat atawe deang, susah-

senang si pendaitne

Berat atau ringan, susah senang yang

dirasakan

mangdѐ hagѐ keduluran

kelakonan

nda’ ne bae gen te-ndeng-

ndengan, ngatih jelo lain,

ade’ ne jelap terungu’, nda’

ne maran diri’ nde’

tekangen

Jangan sampai diundur-undur, menunggu

hari yang lain, agar cepat diurus, agar

mereka tidak merasa kurang dikasihi/

diperhatikan

gumilang cahya ning

hulan

menah tandur cahye ne

bulan purname

Terang benderang cahayanya bulan purnama

lambang bagus halus jati ie pertande ne si bagus

alus gati

Itu pertanda yang bagus dan sangat halus

dѐn halon hanis hartika ade’ ne alus lembut

base-krane

Supaya dia halus lembut dalam berbahasa

luhur semu kalawan budi semu-budi ne ade’ ne

bagus bae

Laku budinya supaya dia bagus selalu

dalas nganggo palimarmi tebel rase kasih-sayang lan Tebal rasa kasih sayangnya

mrangsa gungtur

ganѐpun

lai’ sekelue’ kaule-bale ne

siq timpa’ isi’ penyusah

Kepada seluruh rakyatnya yang ditimpa oleh

musibah

mesubawa mѐsem hѐgar subawe tilah serte sebeng

tan ne merue

demen-kemos

Tetap tegar dan murah senyum

dana darma tulus hasih besemu, nde’ ne kanggo

pelit, tulus ihlas nulung

dengan

Berlaku, tidak boleh pelit, tulus ikhlas

membantu orang lain

hikung gawѐ hѐman

satya sagung warga

ade’ ne si tekangen serte

tetunah isi’ senuga’

kaule-bale

Supaya dia disayang dan disenangi oleh

semua rakyatnya.

jelidri hawening toya mara’ segare si meneng ai’

ne

Seperti air laut yang jernih airnya

misal wicaksana luwih

temisalangan lai’ ke

waged/ ceket si merentah

Dimisalkan pada kemampuan dalam

memerintah

selokanѐ kang nelѐndre jari pemargine dengan si

negel perentah

Menjadi penguat orang yang memegang

perintah

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

6 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 7: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

tan honang hѐmeng hing

pikir

nde’ te kanggo gancang

gen pine dait ipuh mikir

Kita tidak boleh lancang dan malas untuk

berpikir

gepah kesusu ngeling malik nde’ te onya’ si jelap

lalo’ nyugulang kerante-

memutus

Juga jangan terlalu cepat mengambil

keputusan

mangde luput lemah

keliru

ade’ te si nde’ tibe sala’ Supaya kita tidak salah

halon cawong kelakonan adeng-adeng sekewale ne

terungu’

Pelan-pelan yang penting tetap diurus

titi timbang jro ning pikir bagus-bagus si’ te timbang

bejulu dalem pikir

Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu

dalam pikiran

yѐn wuspu lunlanyugya

malih rinasanan

kerana’ lamun ne uah

putus nde’ ne kanggo

malik teraosang

Karena kalau sudah diputuskan, tidak boleh

lagi dibicarakan

kukuh kuwat hadaging

harga

kekah-kuat mara’ ke entek

gunung si nganjeng

Tegar kuat seperti gunung yang berdiri

pucukѐ nginggil hing

wyati

puncak ne toneng le’ langit Puncaknya menjulang ke langit

semangkana tamsil kang

raja

meno misal pemargin

dengan si jari datu

merentah

Seperti itu misalnya kekuatan orang yang

menjadi raja/pemimpin

kang hambawa mangku

bumi

si pelenga’ gumi alam

doen Allah

Yang menjaga bumi milik Allah

keras ngagam sastra haji ade’ ne si tetu-kuat

metegel lai’ unin kitab dait

awik-awik

Supaya benar-benar kuat berpegang teguh

pada kitab dan tata adat

hambѐ laning walakon

patut

ade’ ne tebele bae si aran

kepatutan

Supaya kebenaran tetap dibela

nurahagѐ suka duka malik nda’ te si jelap lalo’

suke atawe duke, sili

atawe gemen

Juga jangan kita terlalu cepat suka atau

duka, marah atau senang

tahan cobe deyakti malik ade’ te tahen bae lai’

cobe atawe gode

Juga agar kita tahan cobaan dan godaan

datan yagya homah

bingsir pangartika

nde’ ne kanggo celuh-celih

pendiken dengan jari

pemerentah

Tidak boleh celuh-celih ketika seseorang

menjadi pemerintah

gumredeg guntur

hanengkar

begeluduk tender guntur

ninjotan

Bergerumuh suara guntur mengagetkan

lambang kagungan para

haji

temisalang bale’ wibawen

dengan si jari raje

Dimisalkan sebagai wibawa seseorang yang

menjadi raja/pemimpin

dѐn lindih ngraksѐng

raga

ade’ ne si’ apik bae jaga’

serte periri’ diri’ ne

Supaya dia apik dalam menjaga dan

memperbaiki dirinyaa

nganggo sifat kang

hutami

ade’ te ngadu sifat dengan

mule tinggang-utame

Supaya kita menggunakan sifat orang yang

betul-betul tinggi dan utama

polah minulya kang

pinuji

sepole-tingkah te ade’

simule-mule lan tekasub

gati

Segala tutur tinggah kita agar betul-betul

yang terbaik

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

7 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 8: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

wise karas wiseng

wambut

ade’ te tao keras, ade’ te

tao lembut, nurut tao’ ne

si mule mekadu

Supaya kita bisa keras, supaya kita bisa

lembut, sesuai dengan tempat

penggunaannya

sepihir pamrih ramѐ hing

karya

nda’ peripitang jari baunte

memesa’ doang, serte

pasu pacu

Jangan hanya mencari keuntungan untuk diri

sendiri saja, dan bersungguh-sungguh

hajang gaduh hasad

dengki

pejao’ perate’ si hasad

dengki

menjauhkan hati dari rasa hasad dan dengki

sepola hangewu wuheka

wibawan

lamune ini’ ngeno, ie

ngerogo’ gune-mandin te

si merentah

Kalau bisa seperti itu, perintah kita akan

sangat mengena (berhasil)

kadya lindur wobah

patala

mara’ lindur si ngecok

gumi

Seperti gempa yang menggoyangkan bumi

misal wibawa para

karpati

misal wibawe ne si jari

datu

Misalkan wibawa orang yang menjadi

raja/pemimpin

sepi tuduh sepakonya berembe jua’ si ne merito’

dait besuru’

Bagaimanapun juga cara menunjukkan dan

menyuruh/ memerintah

samya linawo nanyukti nde’ ne ara’ gen bani

bangge, lapu’ tejalani

Tidak ada yang akan berani

durhaka/menolak, semua dijalani

sepeb jaluk sepawѐh

sami

semenoan sepengendeng

atawe si paicene

Begitu juga yang dimintai atau

dikehendakinya

dѐning traswanѐ kawula

nѐpun

kerana’ tulus trasne

perekan yadian kaule

bale-ne

Karena ketulusan cara kepada seluruh

rakyatnya

mile haja sewenang-

wenang

ie kerana’ ne, nda’ gati

seonan-onan

Itu karenanya, jangan sekali-kali bertindak

sewenang-wenang

titi timbang kang rumiyin bagus-bagus isi’ te

nimbang ia bejulu

Timbanglah baik-baik terlebih dahulu

mangdѐ langgang

satyanѐ kawula bawita

ade’ ne si belo pengangen

ne kale bale satye ngiring

Supaya dia panjang pengharapannya ketika

‘bale satya ngiring’

sumilir maru tapa ngѐgar adeng penimporne angin

pengelen

Hembusan angin sepoi yang menyejukkan

katyup hangin sesindir tetiup isi’ angin jari

sesindir

Ditiup oleh angin jadi sindiran

nalѐndra kang ngangban

kawula

datu si perangenang kaule

ne

Raja yang memikirkan rakyatnya/kaumnya

den hadil-hadil sayakti ade’ ne si mule adil gati Supaya dia benar-benar adil

sedaya warga sami pulih selapu’ kaule bale ne

ngerasa’

Semua rakyat/kaumnya bisa merasakan

tan hana keseliran kalbu nde’ ne ara’ si kesel

berangen

Tidak ada yang resah berharap

tanpa bѐde papawirya nda’ ne te bedayang sugih-

miskin

Tidak dibedakan antara yang kaya dan

miskin

desadu lunrata sami si le’ dese dasan pade

selapu’

Yang di desa ataupun di kota

dening ratu yakti habdi

kawula bala

senga’ si aran datu pule

jari ngayain kaule-bale si

lue’

Karena yang namanya raja adalah pelayan

kaum yang banyak

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

8 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 9: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

raja putra kang myarsa raden terune si gegedeng Raden terune yang mendengar

ngungun hѐran tan sisipi momot benga’ gati-gati Terdiam sangat heran

langkung patut

pemajaran

mule lebih si’ patut

senuga’ pengajaran

Memang lebih patut sebagai pelajaran

nurana sasisip sedidik nde’ ne ara’ tao’ ne pelih

sekedi’

Tidak ada tempatnya salah sedikitpun

hangalam sajroning hati gen ne tao’ gati le’ dalem

pekayunan

Memang sangat ditahu dalam batin

ring sabdanѐ pandita

ratu

selapu’ manik ne datu

pandite

Seluruh ‘manik’ nya datu Pandita

widagda basra rasan base kerane ne si

bemanik, liwat isi’ bagus

Bahasa kramanya yang bermanik, lewat

dengan bagus

wicusuk sunwar

sugihhing dending

doeg dait ceket sugih

daye-upaye

Pintar dan pandai kaya akan daya dan upaya

yakti pubjul sesukran

ciptakara

jati ne si mule mekasub, si

beakal-budi yen nempuh

sengkale-susah

Jati dirinya memang baik, berakal budi dalam

menempuh sengsara susah

hѐnak kawun raja putra bagus lalo isi’ ne insan

pekayunan raden terune

Sangat bagus dan baik sekali perangai Raden

Teruna

won tening purana

tatyahi

lai’ pegedengan datu

pandite

Mendatangi rumah Datu Pandita

pan kadawon mung ngwѐ

harga

senga’ begedeng le’ bawon

gunung

Karena berumah di atas gunung

sedayanѐ tinon hasri selapu’ ne pade solah sing

tegita’

Semuanya indah dilihat

rahaden habjeseng hing

hukir

raden terune ngadeg

mecingkak leq atas

gunung

Raden Teruna berjingkak di atas guunung

milabuya bipta humantuk jangke nde’ ara’

pekayunan ne gen mantuk

Hingga tidak ada satupun batin yang sakit

hangumbali hanѐng

mekah

si gen tulak malik aning

mekah

Yang akan kembali ke Mekkah

sirne lara jroning hati penyakit pekayunan ne si

rubin-rubin, nane uah

telang

Penyakit batin yang kemarin, kini hilang

sudah

setibe paran hangsal

sarang kusumѐ rara

embe ja’ lai’-andang ne,

asalne si mesareng kance

dende ayu.

Kemanapun arah dia pergi, asalkan bisa

bersama Dende Ayu

[

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

9 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 10: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

2. Hasil Analisis

Analisis ini dilakukan melalui wawancara langsung mengenai kandungan isi maupun bentuk dari

Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) dengan empat orang narasumber yang notabene

merupakan penekun naskah kuno dan tokoh adat masyarakat. Hasil wawancara tersebut akan disajikan

sebagai berikut.

a. Narasumber 1

Nama lengkap : Marjono (Pembayun Lembuak)

Alamat : Dusun Lembuak Barat Desa Lembuak

Kecamatan Narmada

Usia : 63 tahun

Hasil wawancara :

Pada narasumber pertama ini, informasi yang didapatkan tentang naskah kuno Takepan Sasak

khususnya Tembang Sinom Srinate cukup banyak. Beliau menuturkan bahwa Tembang Sinom Srinata

ini mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana

memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa

muda. Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda.

Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi

pemimpin. Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan.

Adapaun kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Terang benderang cahayanya bintang

Ini adalah lambang kelebihan orang yang menjadi pemimpin. Tidak akan mudah untuk bisa

menduduki jabatan/pangkat sebagai seorang pemimpin. Karena pemimpin bukanlah sembarang

manusia, melainkan manusia yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa.

Karena pekerjaan yang dihapai sangat berat. Supaya seorang pemimpin berhati-hati dan berbudi

halus perasaannya.

b. Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa

Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan

mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan

kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa

adil, tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat

perlakuan yang sama oleh pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguh-

sungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini.

Pemimpin menjadi pewujud[7] harapan dan keinginan kaumnya.

c. Subur makmur tanah tempat kita bercocok tanam

Ini adalah pemisalan bagi siapa saja yang menjadi pemerintah. Tempatnya bersandar/bergantung

keinginan orang yang menjadi rakyat. Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi pengharapan

dan keinginannya. Dari seluruh rakyat, baik di desa maupun di kota. Bagus atau jelek yang

mereka rasakan ketika hidup di kampung halamannya. Berat atau ringan, susah senang yang

dirasakan.

d. Terang benderang cahayanya bulan purnama

Ini pertanda yang sangat bagus dan halus. Supaya dia halus dan lembut dalam bertutur kata.

Laku budinya supaya tetap baik dan halus. Memiliki rasa kasih sayang yang tebal kepada seluruh

rakyatnya yang ditimpa oleh musibah. Tetap tegar dan murah senyum. Tidak pelit dan tulus ikhlas

dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.

e. Seperti air laut yang jernih airnya

Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang

memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat

mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena

kalau sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.

f. Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

10 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 11: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi

milik Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat.

Supaya kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang.

Juga agar kita tahan cobaan dan godaan.

g. Bergerumuh suara kilat mengagetkan

Ini dimisalkan sebagai wibawa seorang pemimpin. Supaya dia apik dalam menjaga dan

memperbaiki dirinya. Supaya kita menggunakan sifat orang yang betul-betul tinggi dan utama.

Segala tutur tingkah laku agar betul-betul yang terbaik. Supaya kita bisa keras, bisa lemah sesuai

dengan tempatnya. Jangan mencari keuntungan hanya untuk diri sendiri. Jauhkan hat dari rasa

dengki dan hasad. Kalau bisa seperti itu perintah kita akan sangat manjur.

h. Seperti gempa yang menggoyangkan bumi

Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan.

Tidak ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta

atau dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan

sekali-kali bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.

i. Hembusan angin sepoi yang menyejukkan

Ini adalah sindiran bagi pemerintah yang sedang memikirkan rakyatnya. Supaya dia benar-benar

adil. Semua rakyatnya bisa merasakan hal yang sama. Tidak ada keresahan dalam diri rakyat.

Tidak dibedakan antara yang kaya dan miskin yang di desa maupun di kota. Karena pemerintah

adalah pelayan bagi rakyatnya.

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

11 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 12: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

b. Narasumber 2

Nama lengkap : Papuk Radiah

Alamat : Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga

Kecamatan Narmada

Usia : ± 120 tahun

Hasil wawancara :

Tidak banyak yang didapat dari narasumber 2 ini. Beliau mengaku sudah banyak lupa karena

sudah terlalu tua. Beliau menuturkan bahwa tembang sinom srinata ini adalah tembang yang banyak

mengisahkan tentang kehidupan kaum muda. Tembang ini hanya sebagian kecil dari tembang-

tembang yang ada. Semuanya itu memiliki makna perjalanan hidup manusia dari dalam kandungan

hingga kembali kepada Allah SWT.

Tembang ini berisi petuah bagi seorang pemimpin/pemerintah. Bagaimana mestinya menjaadi

pemerintah yang baik. Karena pemerintah itu bukanlah manusia sembarangan. Melainkan manusia

yang sudah dipilih oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, manusia yang sudah dipilih menjadi

pemimpin, harus mampu mengembang amanah dari Allah untuk menjalankan kepemimpinan.

Selanjutnya beliau mennuturkan:

“Lamun ku ndek salaq, araq siwaq macem pemisalan dengan si gen jari pemerentah. Ye lueq

te bahas leq tembang sine. Ngumbe ntan adeq te siq adil jari pemimpin. Ye wah taoq boyaq

leq dalem ne.”

“Kalau saya tidak salah, ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemerintah. Itu yang

banyak dibahas di tembang ini. Bagaimana cara berlaku adil. Di sinilah kita cari di dalamnya.”

Demikianlah yang didapat dari narasumber 2.

c. Narasumber 3

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

12 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 13: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

Nama lengkap : Papuk Batiman

Alamat : Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga

Kecamatan Narmada

Usia : ± 90 tahun

Hasil wawancara :

Pada narasumber ke-3, beliau hanya mengisahkan cerita secara keseluruhan karena saat

diwawancarai, narasumber sedang memiliki banyak kesibukan. Beliau menuturkan bahwa Tembang

Sinom Srinate mengisahkan tentang seorang pemuda berama Raden Repat Maje yang menghadap

kepada seorang alim ulama. Raden ini adalah raden muda dan pemuda yang baik, ia bertanya kepada

ulama tentang bagaimana cara menjadi pemerintah yang baik. Kemudian ulama bercerita bahwa

beliau pernah mendengar tuturan dari para pengelingsir[8] tentang cara menjadi pemerintah yang

baik. Kemudian beliau menjelaskan ada sembilan pemisalan yang dapat dijadikan panduan/pedoman

dalam memimpin. Setelah ulama selesai bercerita, raden pun terdiam, terheran-heran dan terkagum-

kagum.

Demikianlah yang didapat dari wawancara pada narasumber ke-3.

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

13 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 14: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

d. Narasumber 4

Nama lengkap : Papuk Serite

Alamat : Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga

Kecamatan Narmada

Usia : ≥ 150 tahun

Hasil wawancara :

Pada narasumber keempat ini, hanya sedikit informasi yang didapati. Pasalnya narasumber

sudah sangat tua dan memiliki masalah pada pengengarannya. Dalam wawancara beliau menuturkan

bahwa dalam Tembang Sinom Srinate ada sembilan titik. Saya menafsirkan kesembilan titik ini

sebagai sembilan perumpamaan atau pemisalan yang dapat dijadikan penduan dalam menjadi

pemimpin yang baik.

Selanjutnya beliau juga menuturkan bahwa tembang-tembang ini harus digali kembali oleh

masyarakat masa kini, karena tembang ini menyimpan banyak sekali kearifan lokal di Lombok. Selain

Takepan Sasak, ada juga naskah lain yang disebut Bel atau Serat menat. Naskah ini berisi sejarah

Lombok.

Dari beberapa hasil wawancara dapat disimpulakan bahwa tembang Sinom Srinata ini

mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana

memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa muda.

Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda.

Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemimpin.

Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan. Adapaun

kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Terang benderang cahayanya bintang

Ini adalah lambang kelebihan orang yang menjadi pemimpin. Tidak akan mudah untuk bisa

menduduki jabatan/pangkat sebagai seorang pemimpin. Karena pemimpin bukanlah sembarang

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

14 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 15: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

manusia, melainkan manusia yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena

pekerjaan yang dihapai sangat berat. Supaya seorang pemimpin berhati-hati dan berbudi halus

perasaannya.

b. Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa

Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan

mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan

kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa adil,

tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat

perlakuan yang sama oleh pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguh-

sungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini.

Pemimpin menjadi pewujud[9] harapan dan keinginan kaumnya.

c. Subur makmur tanah tempat kita bercocok tanam

Ini adalah pemisalan bagi siapa saja yang menjadi pemerintah. Tempatnya bersandar/bergantung

keinginan orang yang menjadi rakyat. Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi pengharapan dan

keinginannya. Dari seluruh rakyat, baik di desa maupun di kota. Bagus atau jelek yang mereka

rasakan ketika hidup di kampung halamannya. Berat atau ringan, susah senang yang dirasakan.

d. Terang benderang cahayanya bulan purnama

Ini pertanda yang sangat bagus dan halus. Supaya dia halus dan lembut dalam bertutur kata. Laku

budinya supaya tetap baik dan halus. Memiliki rasa kasih sayang yang tebal kepada seluruh

rakyatnya yang ditimpa oleh musibah. Tetap tegar dan murah senyum. Tidak pelit dan tulus ikhlas

dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.

e. Seperti air laut yang jernih airnya

Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang

memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat

mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena kalau

sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.

f. Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit

Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi milik

Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat. Supaya

kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang. Juga agar

kita tahan cobaan dan godaan.

g. Bergerumuh suara kilat mengagetkan

Ini dimisalkan sebagai wibawa seorang pemimpin. Supaya dia apik dalam menjaga dan memperbaiki

dirinya. Supaya kita menggunakan sifat orang yang betul-betul tinggi dan utama. Segala tutur

tingkah laku agar betul-betul yang terbaik. Supaya kita bisa keras, bisa lemah sesuai dengan

tempatnya. Jangan mencari keuntungan hanya untuk diri sendiri. Jauhkan hat dari rasa dengki dan

hasad. Kalau bisa seperti itu perintah kita akan sangat manjur.

h. Seperti gempa yang menggoyangkan bumi

Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan. Tidak

ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta atau

dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan sekali-kali

bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.

i. Hembusan angin sepoi yang menyejukkan

Ini adalah sindiran bagi pemerintah yang sedang memikirkan rakyatnya. Supaya dia benar-benar

adil. Semua rakyatnya bisa merasakan hal yang sama. Tidak ada keresahan dalam diri rakyat. Tidak

dibedakan antara yang kaya dan miskin yang di desa maupun di kota. Karena pemerintah adalah

pelayan bagi rakyatnya.

C. Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

15 of 16 11/1/2015 1:53 PM

Page 16: Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra - Henpedia

Srinata) mengandung ilmu-ilmu lokal yang bersumber pada ajaran agama tentang bagaimana menjadi

seorang pemerintah/pemimin yang baik.

2. Saran

Analisis ini jauh dari kesmepurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu,

perlu dilakukan analisis lebih mendalam tentang Naskah Kuno Takepan Sasak melalui pendekatan-

pendekatan yang berbeda.

Daftar Pustaka

Fathurrhman, Agus. 2014. Belajar Aksara Jejawan. Mataram: Persaudaraan Asah

Makna.

Firdaus, 2013. Kajian Teori Resepsi dan Penerapannya (Online: firdhaus-nyata-

fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-82034-Umum-Menggali-Kedalaman-

Sastra:Kajian-Teori-Resepsi-dan-Penerapanya.html.) Diakses pada 5 Januari

2015 Pukul 14.20 Wita.

Kumpulan Tembang Sasak

Naskah Kuno Takepan Sasak

Padmopusito, Asia. 1993. Teori Resepsi dan Penerapannya.

Yusuf, Kamal. 2009. Teori Sastra. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.

* Dian Mahendra (NIM. E1C013005)

[1] H. L. Agus Fathurrhman, Belajar Aksara Jejawan (Mataram: Persaudaraan Asah Makna, 2014), hlm. 19.

[2] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 75.

[3] Kamal Yusuf, Teori Sastra (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009), hlm. 45.

[4] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 77.

[5] Firdaus, Kajian Teori Resepsi dan Penerapannya (Online: firdhaus-nyata-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-

82034-Umum-Menggali-Kedalaman-Sastra:Kajian-Teori-Resepsi-dan-Penerapanya.html.) Diakses pada 4 Januari

2015 Pukul 14.20 Wita.

[6] Raden Repat Maje

[7] Yang mewujudkan adalah Allah, melalui perantara pemimpin

[8] Orang-orang terdahulu

[9] Yang mewujudkan adalah Allah, melalui perantara pemimpin

Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg... http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...

16 of 16 11/1/2015 1:53 PM