TEORI PERENCANAAN PUBLIK

43
PERENCANAAN PUBLIK A. TEORI PERENCANAAN PUBLIK Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan keadaan sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasi seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robin dan Coulter,2002) Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen dan pengambilan keputusan.Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depan bedasarkan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan nasional/regional.bedasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari : 1. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh 2. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan sektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai persamaan karakteristik serta tujuan

description

TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Transcript of TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Page 1: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

PERENCANAAN PUBLIK

A. TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Perencanaan secara konvensional didefinisikan sebagai kegiatan yang

dilakukan untuk masa mendatang yang lebih baik dengan memperhatikan

keadaan sekarang maupun sebelumnya. Perencanaan (planning) adalah proses

yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi yaitu menentukan strategi untuk

pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan sistem

perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasi

seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi (Robin dan

Coulter,2002)

Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen dan

pengambilan keputusan.Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi

masa depan bedasarkan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan dibedakan menjadi

dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan nasional/regional.bedasarkan

dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari :

1. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan

nasional dalam skala makro atau menyeluruh

2. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan

sektor, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai

persamaan karakteristik serta tujuan

3. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada

aspek lokasi dimana kegiatan dilakukan

4. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam perencanaan

tahunan, yaitu penjabaran rencana makro, sektoral, maupun regional

kedalam susunan proyek dan kegiatan dengan berbagai dokumen

perencanaan serta penganggarannya.

Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan diikuti

dengan pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan tersebut.

Perencanaan strategis untuk sektor public mempunyai karaktersristik sebagai

berikut :

Page 2: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

B. SISTEM PERENCANAAN PUBLIK

Ada dua jenis rencana, yaitu :

1. Rencana strategic adalah pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan

jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan serta stategi

yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut

2. Rencana operasional terdiri dari :

a. Rencana sekali pakai

b. Rencana permanen.

Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkain

perencanaan yaitu :

1. Politik

2. Teknokratik

3. Partisipatif

4. Atas-bawah (top-down)

5. Bawah atas (bottom-up)

Perencanaan menurut pendekatan teknotratik dilaksanakan dengan

menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan

kerja. Perencanaan menurut pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan

melibatkan pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Perencanaan

pembangunan terdiri dari empat tahap yakni :

1. Penyusunan rencana

2. Penetapan rencana

3. Pengendalian pelaksanaan rencana

4. Evaluasi pelaksanaan rencana

Page 3: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Keempat tahap tersebut diselenggarakan secara berkelanjkutan untuk

membentuk satu siklus perencanaan yang utuh. Pengendalian atas pelaksanaan

pembangunan dimaksud untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran

pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan melalui kegiatan

koreksi dan penyesuaian.

Evaluasi pelaksamaam rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan

pembangunana yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data

serta informasi untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan dan kinerja

pembangunan.

C. SIKLUS PERENCANAAN PUBLIK

Unsur pengambilan keputusan yang sangat penting dalam perencanaan adalah

proses mengembangkan dan memilih langkah-langkah yang akan diambil untuk

menghadapi masalah yang dialami organisasi sektor public. Dalam mencapai

perencanaan yang efektif, ada banyak hal yang sering sekali menjadi halangan

seperti :

Kegagalan manajemen dalam memahami sistem yang diterapkan di sekitar

area organisasi

Kurangnya dukungan manajemen terhadap sistem perencanaan. Pimpinan

kurang mendukung dan berperan serta dalam segala kegiatan

Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen

Tahap prapelaksanaan perencanaan public terdiri dari berikut ini.

1. Evaluasi hasil pelaksanaan Tahun lalu dan penetapan prosedur perencanaan

2. Organisasi pendukung perencanaan

3. Penetapan asumsu perencanaan

4. Criteria evaluasi hasil perencanaan

5. Penyusunan indicator program

6. Penyusunan kertas kerja perencanaan strategi dan program

7. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan

8. Penentuan usulah perencanaan strategic

9. Penentuan draf skala prioritas dan plafon anggaran

Page 4: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

10. Penentuan usulan rencana program kerja

11. Penyelesaian draf dokumen perencanaan

12. Pembahasan draf dokumen perencanaan

13. Penetapan dokumen perencanaan

D. TEKNIK PERENCANAAN PUBLIK

Lima langkah utama dalam proses perencanaan, terutama tingkat perencanaan

dan manajemen secara umum yakni :

a. Tujuan dasar

b. Studi dan analisis

c. Rencana atau persiapan kebijakan

d. Implementasi dan pengaruh

e. Pemantauan dan umpan balik

Empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan

perencanaan pada semua jenjang organisasi :

1. Menetapkan sasaran

2. Merumuskan posisi organisasi pada saat ini

3. Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran

4. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran

Dalam perencanaan pemerintah daerah ada lima ragam tingkatan perencanaan

yaitu :

1. Perencanaan komprehensip

2. Perencanaan sistem

3. Perencanaan di tingkat daerah

4. Perencanaan subsistem

5. Perencanaan tempat

Terdapat berbagai teknik yang terdapat dalam proses perencanaan organisasi

sektor publik yakni sebagai berikut

a. Survey digunakan untuk mengevaluasi nilai selama suatu waktu

Page 5: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

b. Visioning adalah teknik partisipasi public yang digunakan untuk

membangun cita-cita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema

dalam literarus visioning

c. Focus group merupakan teknik perencanaan partisipasi public yang diilhami

oleh kegunaannya dalam industry periklanan

d. Kebijakan delphis (Teknik DELPHI) digunakan untuk mengembangkan

konsensi antara dua atau lebih kelompok yang saling konflik

e. Brainstorming digunakan untuk memformulasikan maksud dan tujuan,

mengidentifikasi isu, mengembangkan strategi, memilih alternative dan

menyelesaikan konflik

f. Analisis kekuatan di lapangan digunakan untuk menganalisis dan memilih

kebijakan serta program dari alternatif yang diketahui kelompok

g. Nominal group technique digunakan untuk merumuskan maksud dan tujuan,

mengidentifikasi isu-isu, mengembangkan strategi, memilih alternative dan

menyelesaikan konflik

E. CONTOH PRAKTEK PERENCANAAN PUBLIK

a. Pemerintah Pusat

Rencana kerja pemerintah pusat berfungisi sebagai dokumen perencanaan

tahunan nasional.

Tahapan dalam sistem perencanaan nasional adalah:

o Tahap Persiapan perencanaan

o Tahap perencanaan dan anggaran

o Tahap pelaksana kegiatan pembangunan dan Belanja Negara

o Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban

b. Pemeritah Daerah

Rencana kerja pemerintah daerah berfungisi sebagai dokumen perencanaan

tahunan daerah. Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh pemerintah

daerah provinsi. Tahap perencanaan daerah dilakukan melalui dua tahapan

yaitu :

1. Penjaringan aspirasi masyarakat melalui musrenbang dari tingkat

desa/kelurahan, sampai tingkat kecamatan

Page 6: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

2. Penentuan arah dan kebijakan melalui forum satuan kerja perangkat

daerah dari tingkat kabupaten kota sampai provinsi

c. LSM

Ada dua jenis dokumen perencanaan organisasi LSM yakni perencanaan

program dan perencanaan keuangan

1. Dokumen perencanaan program

Dokumen perencanaan program LSM dibuat bedasarkan rancangan

program yang ditentukan organisasi. Secara garis besar berisi keputusan

organisasi tentang apa yang harus dilakukan.

2. Dokumen perencanaan keuangan

Dokumen perencanaan keuangan dibuat bedasarkan anggaran yang

dirancang organisasi. Proses anggaran harus diawali dengan penetapan

tujuan, target, dan kebijakan.

d. Yayasan

Yayasan sebagai organisasi nonprofit mengarahkan proses perencanaan dan

sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan manfaat perencanaan.

Bagi yayasan yang belum mempunyai pengalaman melakukan perencanaan,

konsultan eksternal dapat memberikan jasa sebagai berikut :

1. Memfasilitasi pertemuan dan proses perencanaan

2. Pelatihan menyangkut proses dan informasi perencanaan

3. Sebagai pihak luar, konsultan dapat mempertanyakan tradisi, asumsi dan

rutinitas para pengelola serta dewan pembinaan

4. Konsultan memfasilitasi proses perencanaan strategic dengan informasi

yang signifikan, sarana dan proses secara baik

e. Partai Politik

Dalam perencanaan pengelola parpol harus membuat rencana yang akan

memberikan tujuan dan arah organisasi dalam perencanaan, pengelolaan

parpol memutuskan “ apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya,

bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukannya. Jadi perencanaan

adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya tentang

apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.

Page 7: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

STUDI KASUS

1. Menurut pendapat saya mengenai intisari artikel tersebut adalah sebagai

berikut

Page 8: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

PENGANGGARAN PUBLIK

A. TEORI PENGGARAN PUBLIK

1. Pengertian Anggaran Publik

Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai pernyataan menyangkut perkiraan

penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa priode

mendatang. Proses penyusunan anggaran public umumnya menyesuaikan

dengan peraturan organisasi yang berlaku.

2. Fungsi Anggaran Publik

Anggaran berfungsi sebagai berikut :

a. Anggaran merupakan hasil akhir dari proses penyusunan rencana kerja

b. Anggaran merupakan cetak biri aktivitas yang akan dilaksanakan di masa

mendatang

c. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan

berbagai unit kerja dan mekanisme kerja antara atasan dan bawahan

d. Anggaran sebagai alat pengendali unit kerja

e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta

efisien dalam pencapaian visi organisasi

f. Anggaran merupakan instrument politik

g. Anggaran merupakan instrument kebijakan fisikal

3. Pengaruh dan Tujuan Anggaran Publik

Tujuan anggaran dapat dirumuskan sebagai alat akuntabilitas, alat

manajemen dan instrument kebijakan ekonomi, proses akhir penyusunan

anggaran merupakan hasil dari persetujuan politik, termasuk item

pengeluaran yang harus disetujui para legislator.

4. Karakteristik Anggaran Publik

Karakteristik anggaran publik terdiri dari:

a. Anggaran yang dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan non

keuangan

b. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu, yaitu satu

atau beberapa tahun

c. Anggaran yang berisi komitmen atau kesanggupan amanajemen untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan

Page 9: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

d. Usulan anggaran yang ditelaah dan disetujui oleh pihak berwenang yang

lebih tinggi dari penyusunan anggaran

e. Anggaran yang telah disusun hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu

Karakteristik anggaran yang baik

a. Bedasarkan program

b. Bedasarkan pusat penanggungjawaban (pusat biaya, pusat laba, dan pusat

investasi

c. Sebagai alat perencajnaan dan pengendalian

5. Prinsip-prinsip Anggaran Publik

Secara tradisional prinsip penganggaran yang sangat terkenal adalah apa

yang dikenal dengan The Three Es, yaitu ekonomis, efisien dan efektif.

Prinsip penganggaran public sangat bersifat dinamis

Prinsip-prinsip penganggaran

a. Demokratis

b. Adil

c. Transparan

d. Bermoral tinggi

e. Berhati-hati

f. Akuntabel

B. SISTEM PENGANGGARAN PUBLIK

Line Item Budgeting

Sistem Penganggaran

Performa Budgeting

Planning ProgrammingBugeting System

Zero Based Budgeting

Medium Term BudgetingFramework

Mission DrivenBudgeting

EnterpreneurialBudgeting

Page 10: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

1. Line Item Budgeting

Line item budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan

dari mana dana berasal dan untuk apa dana tersebut digunakan. Tujuan

utama Line item budgeting adalah melakukan pengendalian keuangan,

sangat berorientasi pada input organisasi

Karakteristik sistem line item budgeting

Titik utama perhatian tertuju pada segi pelaksanaan pengawasan

Penekanan hanya pada segi administrasi

Keunggulan sistem line item budgeting

Relative mudah menyelusurinya

Mengamankan komitmen di antara partisipan sehingga mengurangi

konflik

Kelemahan sistem line item budgeting

Pelatihan terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan

pengeluaran sangat sedikit

Diabaikannya pencapaian kinerja realisasi penerimaan dan pengeluaran

yang dianggarkan

Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan yang rasional dalam

menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.

2. Incremental Budgeting

Incremental Budgeting adalah sistem anggaran belanja dan pendapat yang

memungkinkan revisi selama tahun berjalan. Sekaligus sebagai dasar

penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang

Keunggulan Incremental Budgeting

Mengatasi rumitnya proses penyusunan anggaran

Tidak memerlukan pengetahuan yang terlalu rumit untuk memahami

program-program baru

Dapat mengurangi konflik

Kelemahan Incremental Budgeting

Page 11: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Pelatihan terhadap laporan pelaksanaan anggaran penerimaan dan

pengeluaran sangat sedikit

Diabaikannya pencapaian kinerja realisasi penerimaan dan pengeluaran

yang dianggarkan

Para penyusun anggaran tidak memiliki alasan yang rasional dalam

menetapkan target penerimaan dan pengeluaran.

3. Planning Programing Budgeting System

Keunggulan Planning Programing Budgeting System

Menggambarkan tujuan organisasi yang lebih nyata dan membantu

pimpinan dalam membuat keputusan yang menyangkut usaha pencapaian

tujuan

Menghindarkan adanya pertentangan dan overlapping program, serta

mewujudkan sinkronsasi dan intergrasi antara aparat organisasi dalam

proses perencanaan

Alokasi sumber daya yang lebih efisien dan efektif bedasarkan analisis

biaya manfaat untuk mencapai tujuan

Kelemahan Planning Programing Budgeting System

Merupakan proses multi kompleks, dan memerlukan banyak perhitungan

serta analisis

Memerlukan pengelolaam yang ahli dan memiliki kualitas yang tinggi

Terlalu kompleks baik secara teknis maupun praktis

Konsep pokok PPBS adalah sebagai berikut :

1. Tujuan

2. Alternative cara

3. Hasil Guna

4. Dimensi Waktu

5. Prioritas

6. Pengendalian/pengawasan

7. Daya guna

Page 12: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

4. Zero Based Budgeting (ZBB)

Zero Based Budgeting (ZBB) memiliki kelebihan sebagai berikut :

Munculnya unit keputusan yang menghasilkan berbagai paket alternative

anggaran yang dibuat sebagai motivator bagi terciptanya anggaran

organisasi yang lebih responsip terhadap kebutuhan masyarakat dan

fluktuasi anggaran

Sedangkan kekurangan dari Zero Based Budgeting (ZBB)b adalah :

Membutuhkan banyak kertas kerja, data serta menuntut penerapan sistem

manajemen informasi yang cukup canggih.

Tiga langkah penyusunan Zero Based Budgeting (ZBB)

a. Mengidentifikasi unit keputusan

b. Membangun paket keputusan

c. Mereview dan menyusun peringkat paket keputusan

5. Performa Budgeting

Karakteristik sistem penganggaran Performa Budgeting

Secara umum, sistem ini mengandung tiga unsur pokok yaitu

pengeluaran organisasi yang diklasifikasikan menurut program dan

kegiatan pengukuran kinerja dan pelaporan

Lebih berfokus pada pengukuran kinerja bukan pada pengawasan

Setiap kegiatan harus dilihat dari sisi efiseiensi dan maksimalisasi output

Bertujuan menghasilkan informasi biaya dan kinerja yang dapat

digunakan untuk penyusunan target dan evaluasi pelaksanaan kerja

Keunggulan sistem penganggaran Performa Budgeting

Memungkinkan pendelegasian wewenang dalam pengamblan keputusan

Meransang partisipasi dan motivasi unit kerja melalui proses pengusulan

dan penilaian anggaran yang bersifat factual

Membantu fungsi perencanaan dan mempertajam pembuatan keputusan\

Memungkinkan alokasi dana secara optimal dengan didasarkan pada

efisiensi unit kerja

Menghindarkan pemborosan

Kelemahan sistem penganggaran Performa Budgeting

Page 13: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Tidak semua kegiatan dapat distandarisasi

Tidak semua kinerja diukur secara kuantitatif

Tidak semua jelas mengenai siapa pengambil keputusan dan siapa yang

menanggung beban keputusan tersebut

6. Medium Term Budgeting Framework (MTBF)

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) adalah kerangka strategi

kebijakan tentang anggaran belanja unit organisasi.

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki tujuan sebagai

berikut :

Keseimbangan makro ekonomi dengan mengembangkan konsistensi dan

kerangka kerja sumber daya realistis

Alokasi penggunaan sumberdayaa untuk prioritas strategi antar sektor

dan dalam sektor

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki sasaran sebagai

berikut :

Menciptakan keseimbangan ekonomi makro dengancara

mengembangkan kerangka sumber daya konsisten dan realistis

Meningkatkan alokasi sumber daya melalui strategi prioritas lintas

sektoral

Meningkatkan kemampuan untuk memperkirakan kebijakan pembiayaan

sehingga departemen dapat lebih awal merencanakan program yang

berkelanjutan

Memberikan anggaran yang ketat terkait kewenangan unit kerja dalam

menggunakan sember daya secara efektif dan efisien

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki keunggulan sebagai

berikut :

Banyak peluang yang tidak bisa digunakan karena pendekatan yang

menyeluruh. Dalam pendekatan sektoral kebijakan penggunaan sumber

daya secara sektoral dapat dilakukan dalam konteks perencanaan, serta

alokasi sumber daya dan sistem anggaran secara keseluruhan. Akibatnya

Page 14: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

pendekataan MTBF yang lebih bersifat sektoral akan menyeimbangkan

pelaksanaan kebijakan dan sumber daya di level sektor serta lintas

sektoral. Jadi berbagai peluang dapat dimanfaatkan oleh agen sektor

terkait.

Medium Term Budgeting Framework (MTBF) memiliki kelemahan sebagai

berikut :

Pendekataan MTBF tergantung pada kondisi suatu Negara atau

organisasi. Kebijakan fisikal yang tidak stabil dan kondisi sosial politik

merupakan contoh yang melemahkan penerapan MTBF\

C. SIKLUS PENGANGGARAN PUBLIK

Siklus penganggaran public terdiri dari beberapa tahap, berikut adalah tahapan

tersebut :

1. Penetapan prosedur dan tim penganggaran tahun terkait

2. Penetapan dokumen standart harga

3. Penyebaran dan pengisian formulis rencana kerja dan anggaran

4. Rekapitulasi rencana kerja dan anggaran

5. Pembahasan perubahan dan penyelesaian draft anggaran pendapatan dan

belanja

6. Penetapan anggaran pendapatan dan belanja

D. TEKNIK PENGANGGARAN PUBLIK

1. Pendekatan Fungsional

Kebijakan yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran

a. Pendapatan, tingkat pengangguran dan inflasi

b. Kebijakan nilai tukar

c. Kebijakan moneter

d. Kebijakan fisikal

e. Mobilisasi sumber daya

f. Tingkat pertumbuhan pengeluaran

g. Pengeluaran investasi

h. Subsidi

i. Devisit anggaran

Page 15: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Kelembagaan yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran

a. Konsultasi dan koordinasi antar unit kerja

b. Koordinasi dalam unit kerja

c. Birokrasi

d. Pertimbangan nonekonomi

e. Kapabilitas administrasi

Teknik anggaran yang mendukung faktor penentu efektifnya suatu anggaran

a. Teknik perhitungan prakiraan pendapatan dan pengeluaran

b. Fleksibilitas fiscal

c. Tingkat pengeluaran yang diharapkan

d. Fasilitas dalam pemberlakuan tingkat pajak

e. Batasan proses anggaran, waktu dan informasi

f. Manajemen keuangan

g. Waktu yang salah dalam melepaskan dana

h. Biaya yang terlalu besar

i. Kurangnya fleksibilitas dalam menggunakan daya

j. Biaya yang terlalu besar

k. Kurangnya fleksibilitas dalam menggunakan dana

l. Hambatan sumber daya manusia

2. Pendekatan pengambilan keputusan

3. Pendekatan psikologi/motivasi

4. Pendekatan lingkungan yang berkesinambungan

Studi Kasus

1. Kemerosotan etika public yang disebutkan dalam artikel tersebut adalah

Page 16: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

2. Pendapat saya mengenai kemerosotan etika publik dalam penganggaran

REALISASI ANGGARAN PUBLIK

Studi Kasus

Page 17: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

1. Pendapat saya agar korupsi dapat dieliminasi dalam proses realisasi anggaran, khususnya dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut :

2. Kiat-kiat yang saya sarankan

PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK

Studi Kasus

Page 18: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

1. Pendapat saya mengenai fenomena tersebut adalah :2. Mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintahan diatur

dalam :

PELAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

A. TEORI PELAPORAN DALAM SEKTOR PUBLIK

Page 19: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Laporan keuangan sector public merupakan representasi posisi keuangan dari

transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sector public. Tujuan umum

pelaporan keuangan adalah untk memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

kinerja, dan arus kas dari suatu entitas yang berguna bagi sejmlah besar pemakai (wide

range users) dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber

daya yang dibutuhkan oleh suatu entitas dalam aktivitasnya untuk mencapai tujuan.

Secara spesifik, tjuan khusus pelaporan keuangan sector public adalah menyediakan

informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, dan menunjukkan akuntabilitas

entitas atas sumber daya yang dipercayakan, dengan cara :

1. Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber alokasi, dan penggunaan sumber

daya keuangan atau financial.

2. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas mandanai aktivitasnya dan

memenuhi kebutuhan kasnya

3. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas

dalam pendanaan aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya

4. Menyediakan informasi mengenai kondisi financial suatu entitas dan perubahan

didalamnya

5. Menyediakan informasi agregat yang berguna untuk mengevaluasi kinerja entitas

dalam hal bidang jasa, efisiensi, dan pencapaian tujuan.

Komponen laporan keuangan sector public yang lengkap meliputi :

1. Laporan posisi keuangan

2. Laporan kinerja keuangan

3. Laporan perubahan aktiva/ekuitas netto

4. Laporan arus kas

5. Kebijakan akuntansi dan catatan atas laporan keuangan

Komponen laporan keuangan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan

laporan keuangan sector public

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Page 20: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Laporan posisi keuangan, adalah laporan keuangan yang menyajikan posisi

aktiva, hutang dan modal pemilik pada satu saat tertentu. Sevara minimum, laporan

posisi keuangan harus memasukkan pos-pos yang menyajikan jumlah berikut :

1. Properti, pabrik dan peralatan

2. Aktiva-aktiva tak berwujud

3. Aktiva-aktiva financial

4. Investasi yang diperlukan dengan metode ekuitas

5. Persediaan

6. Pemulihan transaksi non pertukaran, termasuk pajak dan transfer

7. Piutang dari transaksi pertukaran

8. Kas dan setara kas

9. Hutrang pajak dan transfer

10. Hutang karana transaksi pertukaran

11. Cadangan (provision)

12. Kewajiban tidak lancer

13. Pertisipasi minoritas, dan

14. Aktiva/ekuitas neto

Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Surplus/Devisit)

Laporan kinerja keuangan adalah laporan keuangan yang menyajikan

pendapatan dan biaya selama satu periode tertentu.

Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut :

1. Pendapatan dari aktivitas operasi

2. Surplus atau devisit dari aktivitas operasi

3. Biaya keuangan (biaya pinjaman)

4. Surplus atau devisit neto saham asosiasi dan joint venture yang

menggunakan metode ekuitas

5. Surplus atau devisit dari aktivitas biasa

6. Pos-pos luar biasa

7. Saham partisipasi minoritas dari surplus atau devisit neto, dan

8. Surplus atau devisit neto untuk suatu periode.

Page 21: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Laporan Perubahan Dalam Aktiva/Ekuitas Neto

Laporan perubahan aktiva/ekuitas neto dari suatu entitas daiantara dua tanggal

pelaporan menggambarakan peningkatan atau penurunan kekayaan, bedasarkan

prinsip pengukuran tertentu yang diadopsi dan harus diungkapkan dalam laporan

keuangan. Perubahan keseluruhan dalam aktiva atau ekuitas neto menyajikan total

surplus/devisit neto untuk suatu periode, pendapatan dan biaya lainnya yang diakui

secara langsung sebagai perubahan dalam aktiva/ekuitas neto dan setiap kontribusi

oleh, dan kontribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran

dari kas selama satu periode tertentu. Penerimaan dan pengeluaran kas

diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pendanaan, dan kegiatan

investasi. Informasi arus kas bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan karena

menyediakan dasar taksiran kemampuan entitas untuk menghasilkan kas dan setara

kas, dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Analisis laporan keuangan dapat ditinjau dari ragam pelaporan yang ada, yaitu:

Laporan kinerja keuangan (Neraca)

Likuiditas pemerintah

Komposisi investasi

Kekayaan pemerintah

Komposisi kewajiban

Ravaluasi cadangan

Komposisi hutang pension

Laporan kinerja keuangan (surplus/devisit)

Efektifitas penarikan pajak

Tingkat pelanggaran peraturan keuangan

Komposisi pendapatan

Komposisi pengeluaran

Beban bunga pinjaman

Page 22: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

Rugi surplus translasi keuangan

Laporan arus kas

Komposisi arus kas

Tingkat panarikan pajak baik indivisual, organisasi maupun produk

Komposisi pajak tidak langsung

Komposisi likuiditas pendapatan lain-lain

Komposisi pengeluaran kas

Komposisi pengeluaran investasi

Komposisi pencairan investasi

Komposisi likuiditas pertukaran mata uang

Selain menganalisis laporan keuangan, pengukuran kinerja perekonomian dapat

dilakukan melalui beberapa indicator, yaitu:

1. Indikator pertumbuhan ekonomi

Pendapatan nasional bruto per kapita

Tingkat konsumsi per kapita

Volume ekspor

Harga-harga (tingkat inflasi

2. Indikator Structural

Persentase tabungan domestic bruto terhadap pendapatan nasional bruto

Persentase domestic bruto terhadap PNB

Persentase barang-barang primer terhadap total ekspor

Konsumsi energy per kapita

3. Indikator social

Tingkat kematian

Tingkat kematian bayi

Konsumsi kalori per kapita

Tingkat pendidikan dasar

Tingkat pendidikan menengah

 

C. Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :

Page 23: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

1.      Kepatuhan dan pengelolaan (Compliance and stewardship) :

Laporan keuangan digunakan ntuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan

keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya telah dilakukan

sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan.

2.      Akuntabilitas dan pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective

reporting):

Laporan keungan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik.

3.      Perencanaan dan Informasi Otorisasi (Planning and authorization information) :

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan

aktivitas di masa yang akan datang. Berfungsi juga untuk memberikan informasi

pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

4.      Kelangsungan organisasi (viability) :

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan apakah

suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa

(pelayanan) di masa yang akan datang.

5.      Hubungan masyarakat (public relation) :

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi untuk

mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pemakai yang

dipengaruhi, karyawan, dan masyarakat. Juga berfungsi sebagai alat komunikasi dengan

publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6.      Sumber fakta dan gambaran (source of facts and figures) :

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada berbagai kelompok

kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam.

AUDIT SEKTOR PUBLIK

A.  Definisi audit Sektor Publik

Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit

keuangan negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004  tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan

pengganti ketentuan warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW)

Page 24: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

dan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemene Rekenkamer(IAR), yang

mengatur prosedur audit atas akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.

Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai

bahwa laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima

umum, peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan

operasi entitas sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan

efektif. Dalam kekerbatasan yang ada, audit tetap perlu dilakukan agar tercipta

akuntabilitas publik yang lebih transparan dan akuntabel.

B. Karakteristik Audit sektor Publik

Karakteristik manajemen sektor publik yang berkaitan erat dengan kebijakan

dan pertimbangan politik serta ketentuan peraturan perundang-undangan, auditor

sektor publik harus memberikan perhatian yang memadai pada hal-hal

tersebut. Perbedaan antara audit sektor privat dan audit sektor publik adalah sebagai

berikut:

Tabel  2.2

Perbedaan Antara Audit Sektor Privat dan Audit Sektor Publik di Indonesia

Uraian Audit Sektor Privat Audit Sektor Publik

Pelaksanaan audit Kantor Akuntan Publik

(KAP)

Lembaga audit pemerintah dan juga KAP yang ditunjuk oleh lembaga audit pemerintah

Objek Audit Perusahaan/ entitas swasta Entitas, program, kegiatan, dan fungsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Standar audit yang digunakan

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan oleh IAI

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh BPK

Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Tidak terlalu dominan dalam audit

Merupakan faktor dominan karena kegiatan di sektor publik sangat dipengaruhi oleh peraturan dan perundang-undangan

Page 25: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

C. Jenis-jenis Audit Sektor PublikBerdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit

keuangan negara, yaitu:1. Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan

untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah

laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis

akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia.

2. Audit kinerja, meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya

merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya.

Audit kinerja memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-

kejadian ekonomi yang menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang

diaudit. Perbandingan antara audit kinerja dengan audit keuangan adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.2

Perbandingan Audit Keuangan dengan Audit Kinerja

Audit Keuangan Audit Kinerja

Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program, aktivitas/ kegiatan, atau fungsi

Menguji kewajaran laporan keuangan dari salah saji yang material dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum

Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas dalam penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan

Lebih bersifat kuantitatif – keuangan Lebih bersifat kualitatif

Tidak terlalu analitis Sangat analitis

Tidak menggunakan indikator kinerja, standar, dan target kinerja

Membutuhkan indikator, standar, dan target kinerja untuk mengukur kinerja

Biasanya tidak mempertimbangkan analisis biaya manfaat

Biasanya mempertimbangkan analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis)

Waktu pelaksanaan audit tertentu (biasanya pada akhir periode

Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu

Page 26: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

akuntansi)

Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan masa lalu (post event)

Mempertimbangkan kinerja masa lalu, sekarang, dan yang akan datang

Tidak dimaksudkan untuk membantu melakukan alokasi sumber daya secara optimal

Dimaksudkan untuk memperbaiki alokasi sumber daya secara optimal dan memperbaiki kinerja

Tidak terdapat rekomendasi audit dan follow-up audit

Terdapat rekomendasi audit danfollow-up audit

3. Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan

dan audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang

diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat eksaminasi (examination),

reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon procedures). Audit

dengan tujuan tertentu mencakup audit atas hal-hal lain di bidang keuangan,

audit investigatif, dan audit atas sistem pengendalian internal.

I. Audit Kinerja

Dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pengertian audit kinerja

adalah audit atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek

ekonomi dan efisiensi serta audit aspek efektivitas.

a. Karakteristik Audit Kinerja

Karakteristik audit kinerja adalah sesuatu yang hanya dimiliki oleh audit

kinerja, yang membedakan audit kinerja dengan jenis audit lainnya.

Menurut Profesor Soemardjo Tjitrosidojo(1980) yang dikutip oleh I Gusti

Agung Rai terdapat beberapa karakteristik dari audit kinerja, adalah sebagai

berikut:

1. Pemeriksaan operasional, dengan menggunakan perbandingan dengan

cara pemeriksaan oleh dokter, haruslah merupakan pemeriksaan

semacam “medical check up” (penelitian kesehatan), dan bukan

merupakan pemeriksaan semacam “otopsi post mortem” (pemeriksaan

mayat); jadi, pemeriksaan seharusnya dimaksudkan agar si pasien

Page 27: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

memperoleh petunjuk agar ia selanjutnya dapat hidup lebih sehat dan

bukan sebagai pemeriksaan untuk menganalisis sebab-sebab kematian.

2. Pemeriksa haruslah wajar (fair), objektif, dan realistisselain itu berfikir

secara dinamis, konstruktif, dan kreatif. Pemeriksa pun harus dapat

bertindak secara diplomatis.

3. Pemeriksa (atau setidaknya tim pemeriksa secara kolektif) harus

mempunyai pengetahuan keterampilan dari berbagai macam bidang,

seperti ekonomi, hukum, moneter, statistik, komputer, keinsinyuran, dan

sebagainya.

4. Agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik, pemeriksa harus dapat

berpikir dengan menggunakan sudut pandang pejabat pimpinan

organisasi yang diperiksanya selain itu pemeriksa harus benar-

benarmengetahui persoalan yang dihadapinya, ia harus

dapatmengantisipasi masalah serta cara penyelesaiannya, dan

memberikan gambaran tentang perbaikan-perbaikan yang dapat

diterapkan dalam organisasi yang diperiksanya.

5. Pemeriksaan operasional harus dapat berfungsi sebagai suatu “early

warning system” (sistem peringatan dini)agar pimpinan secara tepat pada

waktunya, setidak-tidaknya belum terlambat dapat

mengadakan tindakan-tindakan korektif yang mengarah pada perbaikan

organisasinya.”

b. Jenis-jenis Audit Kinerja

Jenis-jenis audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Audit Ekonomi dan Efisiensi

Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu

pada rasio terbaik antara output dengan biaya (input). Karena output dan

biaya diukur dalam unit yang berbeda maka efisiensi dapat terwujud

ketika dengansumber daya yang ada dapat dicapai output yang

maksimalatau ouput tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang

sekecil-kecilnya. Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk

menentukan:

Page 28: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

2. Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan

sumber dayanya (seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor)

secara ekonomis dan efisien.

3. Penyebab timbulnya inefisiensi atau pemborosan yang terjadi, termasuk

ketidakcukupan sistem informasi manajemen, prosedur administratif,

atau struktur organisasi.

4. Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan

pelaksanaan praktek ekonomi dan efisien.

Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkanoutput yang

optimal dengan sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat

membandingkan output yang telah dicapai pada periode bersangkutan

dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kinerja tahun-tahun

sebelumnya, dan unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi

yang berbeda.

II. Audit Efektivitas/Program

Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan. Audit efektivitas (audit

program) bertujuan untuk:

1. Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.

2. Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

3. Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang

memberikan hasil yang sama denganbiaya yang paling rendah.

4. Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan

pelaksanaan program.

D. Standar Audit Kinerja Sektor Publik

Dalam melaksanakan suatu audit, diperlukan standar yang akan

digunakan untuk menilai mutu pekerjaan audit yang dilakukan. Standar tersebut

memuat persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh seorang auditor dalam

melaksanakan tugasnya. Di Indonesia standar audit pada sektor publik adalah

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang dikeluarkan oleh Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK). Standar-standar yang menjadi pedoman dalam

audit kinerja menurut SPKN adalah sebagai berikut:

Page 29: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

a. Standar Umum

1. Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional

yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaannya.

2. Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan,

organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental

dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, organisasi yang

dapat mempengaruhi independensinya.

3. Dalam melaksanakan pemeriksaan serta penyusunan laporan hasil

pemeriksaan, pemeriksa wajib menggunakan kemahiran

profesionalnya secara cermat dan saksama.

4. Setiap organisasi pemeriksa yang melaksanakan pemeriksaan

berdasarkan Standar Pemeriksaan harus memiliki sistem

pengendalian mutu yang memadai dan sistem pengendalian mutu

tersebut harus di review oleh pihak lain yang kompeten

(pengendalian mutu eksternal).

b. Standar Pelaksanaan Audit Kinerja

1. Pekerjaan harus direncanakan secara memadai.

2. Staf harus disupervisi dengan baik.

3. Bukti yang cukup, kompeten, dan relevan harus diperoleh untuk

menjadi dasar yang memadai bagi temuan dan rekomendasi

pemeriksa.

4. Pemeriksa harus mempersiapkan dan memelihara dokumen

pemeriksaan dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumen

pemeriksaan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan

pelaporan pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk

memungkinkan pemeriksa yang berpengalaman, tetapi tidak

mempunyai hubungan dengan pemeriksaan tersebut, dapat

memastikan bahwa dokumen pemeriksaan tersebut dapat menjadi

bukti yang mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi

pemeriksa.

c. Standar Pelaporan Audit Kinerja

Page 30: TEORI PERENCANAAN PUBLIK

1. Pemeriksa harus membuat laporan hasil pemeriksaan untuk

mengkomunikasikan setiap hasil pemeriksaan.

2. Laporan hasil pemeriksaan harus mencakup: 1) penyataan bahwa

pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan; 2) tujuan,

lingkup, dan metodologi pemeriksaan;  3) hasil pemeriksaan berupa

temuan audit, simpulan, dan rekomendasi;  4) tanggapan pejabat

yang bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan; 5) pelaporan

informasi rahasia apabila ada.

3. Laporan hasil pemeriksaan harus tepat waktu, lengkap, akurat,

objektif, meyakinkan, serta jelas dan seringkas mungkin.

4. Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan,

entitas yang diaudit, pihak yang mempunyai kewenangan untuk

mengatur entitas yang diaudit, pihak yang bertanggung jawab untuk

melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain

yang diberi wewenang untuk menerima laporan hasil pemeriksaan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

PERTANGGUNG JAWABAN PUBLIK