Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

8
Teori Pemekarana Lantai Samudra (Sea Floor Spreading) Teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) sangat berkaitan erat dengan teori tektonik lempeng. Oleh sebab itu, untuk membahas teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) perlu pengetahuan yang cukup tentang teori tektonik lempeng. Karena teori tektonik lempeng ini dianggap sangat perlu dalam membahas teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading), maka akan dibahas pula teori tektonik lempeng. Hipotesa pemekaran lantai samudra dikemukakan pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya pemekaran lantai samudra yang terjadi di pematang tengah samudra (mid oceanic ridges), Guyots, serta umur kerak samudra yang lebih muda dari 180 juta tahun. Hipotesa pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik tepatnya di Pematang Tengah Samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu Pematang Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku.

Transcript of Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

Page 1: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

Teori Pemekarana Lantai Samudra (Sea Floor Spreading)

Teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) sangat berkaitan erat

dengan teori tektonik lempeng. Oleh sebab itu, untuk membahas teori pemekaran

lantai samudera (sea floor spreading) perlu pengetahuan yang cukup tentang teori

tektonik lempeng. Karena teori tektonik lempeng ini dianggap sangat perlu dalam

membahas teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading), maka akan dibahas

pula teori tektonik lempeng.

Hipotesa pemekaran lantai samudra dikemukakan pertama kalinya oleh Harry

Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence

for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya

pemekaran lantai samudra yang terjadi di pematang tengah samudra (mid oceanic

ridges), Guyots, serta umur kerak samudra yang lebih muda dari 180 juta tahun.

Hipotesa pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang

menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik tepatnya di

Pematang Tengah Samudra mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya

tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian

mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu

Pematang Tengah Samudra, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik

dan membeku.

Arus konveksi yang menggerakan lantai samudra (litosfir), pembentukan

material baru di Pematang Tengah Samudra (Midoceanic ridge) dan penyusupan

lantai samudra kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona subduksi.

Gambar. Arus Konveksi pada Lempeng Litosfer

Page 2: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

Bagian lempeng masuk ke zona subduksi, memiliki kemiringan sudut sekira

450. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, yang karena proses waktu

yang berjuta-juta tahun, disertai pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang

menekuk ini lama kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam

bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak, runtuh inilah yang

merupakan wilayah paling labil, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa,

dan jalan yang lebih memungkinkan bagi magma untuk naik mencapai permukaan

bumi, membangun tubuhnya menjadi gunung api.

Teori Hess tentang pemekaran dasar samudra mendapat dukungan bukti dari

mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H. Matthews.

Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan Matthews

berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat diretakan tengah samudra, lava

basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava ini

memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar

samudra.

Gambar. Perubahan Kutub Magnetik pada Lantai Samudra

Page 3: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

KESIMPULAN

Dari pembahasan materi diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

Teori pemekaran lantai samudera (sea floor spreading) sangat berkaitan erat

dengan teori tektonik lempeng. Oleh karena itu untuk mempelajari teori

pemekaran lantai samudera maka kita harus mengetahui betul tentang teori

tektonik lempeng agar kita lebih mudah memahami penjelasan yang terdapat

dalam materi tentang teori pemekaran lantai samudra.

Dugaan sementara tentang pemekaran lantai samudra dikemukakan pertama

kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in

geopoetry describing evidence for sea-floor spreading”.

Hipotesa pemekaran lantai samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang

menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudra Atlantik

tepatnya di Pematang Tengah Samudra mengalami pemekaran yang

diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus

konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir).

Teori Hess tentang pemekaran dasar samudra mendapat dukungan bukti dari

mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H. Matthews.

Page 4: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

DAFTAR PUSTAKA

http://syaifulmangantjo.wordpress.com/2011/11/04/teosri-geosinklin-continental-drift-sea-floor-spreading-dan-tektonik-lempeng/

http://pocongkesurupan.blogspot.com/2010/01/pemekaran-lantai-samudera-sea-floor.html

http://www.slideshare.net/EdwinPandhu/lapisan-bumi

edukasi.kompasiana.com/2012/05/28/mengenal-struktur-lapisan-bumi/

Page 5: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

1. Ada 7 lapisan bumi, tolong sebutkan!

a. LitosferLitosfer berasal dari kata lithos berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau lapisan. Dengan demikian Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70 km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.

b. Zona TransisiSelubung bagian transisi (transition zone) adalah lapisan yang memiliki bentuk yang setengah padat dan setengah cair, memiliki ketebalan lapisan sekitar 400 – 700 km.

c. AstenosferaAstenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu sekitar 3.0000 C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair, padat dan gas bersuhu tinggi.

d. Mantel AtasMantel atas (upper mantle) diperkirakan terdiri dari batuan yang meleleh atau berbentuk seperti pasta akibat suhunya yang cukup tinggi, selubung inilah yang menggerakkan kerak bumi atau lempeng tektonik yang memiliki ketebalan lapisan sekitar 35 – 400 km.

e. Mantel bawahMantel bawah (lower mantle) adalah lapisan yang memiliki ketebalan 700 – 2900 km dan memiliki suhu yang cukup tinggi sekitar 3000 derajat celcius. Pada zona ini tekanan dan temperatur sudah sedemikian besar.

Page 6: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

f. Inti LuarInti luar bumi adalah lapisan yang sedikit banyak mengandung logam, dan berbentuk cair. Lapisan ini adalah lapisan yang mendorong naiknya magma ke mantel bumi.

g. Inti DalamInti dalam merupakan lapisan yang paling dalam dan memiliki densitas yang paling tinggi, dan suhunya tertinggi dibandingkan dengan lapisan lain. Lapisan ini juga mengandung logam padat yang menyebabkan densitasnya semakin besar di bagian paling dalam.

Page 7: Teori Pemekarana Lantai Samudra.docx

2. Yang dimaksud dengan mantel bumi!

Mantel bumi merupakan lapisan di bawah kerak Bumi, dicirikan oleh adanya

peningkatan gelombang-gelombang panas, memiliki ketebalan 3.488 km. Pada

lapisan ini bersifat semi cair, banyak mengandung mineral dan ferromagnesian

(campuran besi dan magnesium). Mantel dapat dibagi menjadi 2 bagian:

a. Upper Mantle (mantel bagian atas), memiliki ketebalan 400 km, bersifat plastis

(padat tapi kenyal) atau semiplastis, mempunyai zona transisi dengan ketebalan

670 km.

b. Lower Mantle (mantel bagian bawah), terdiri dari bahan yang kaya unsur nikel

dan besi, berada pada kedalaman antara 1000 – 2900 km.