Teori Hubungan Manusiawi

30
Teori Hubungan Manusiawi M.K Kelembagaan Organisasi dan Kepemimpinan Thirtawati Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Transcript of Teori Hubungan Manusiawi

Teori Hubungan ManusiawiM.K Kelembagaan Organisasi dan KepemimpinanThirtawati Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya

Pencipta dan Sejarah Teori

dikemukakan oleh Elton Mayo, buah dari keberhasilan memimpin sebuah penelitian bersama Fritz Roethlisberger. Sejarah dari adanya teori hubungan manusiawi dimulai dari satu tahun setelah publikasi yang dilakukan Barnard, Roethlisberger, dan Dickson pada tahun 1939 mengenai penelitian berskala besar tentang produktivitas dan hubungan-hubungan sosial di suatu kompleks bernama Hawthorne yang dimiliki oleh Western Electric Company.

Asumsi Dasar

teori birokrasi yang diungkapkan oleh Max Weber dan teori komunikasi kewenangan yang diungkapkan oleh Chester Barnard hanya menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas, padahal ada faktor manusia yang cakupannya jauh lebih luas.

The Hawthorne Studies

Miller dan Form pada tahun 1951 menyebut studi Hawthorne yang dikenal juga dengan sebutan Manajemen dan Pekerja (Management and the Worker) ini sebagai eksperimen ilmiah besar pertama dalam industri. Penelitian ini merupakan penelitian penerangan pada suatu kondisi kerja.

Sebuah Perusahaan Lampu ingin mendorong peningkatan penggunaan Lampu dalam industri, menduga bahwa semakin tinggi tingkat pencahayaan, akan meningkatkan produktivitas pekerja

Beberapa peneliti dilibatkan untuk menguji hipotesis ini

Prior Condition

Special test room for observation

???Telephone Connection Terminal Production

Two Terminals per day

Experimental Conditions

Why did the wiring Room Workers not respond to special attention the way workers in the illumination study had?

GROUP NORMS

Adanya teori ini telah mengungkapkan bahwa suatu kelompok organisasi memiliki kehidupannya sendiri, lengkap dengan adat kebiasaan, norma, dan kontrol sosial yang digunakan anggota-anggotanya.

Worker explanation for constant output

GROUP NORMS

Shift of management theory away from purely mechanistic & Economic views of worker motivation

Social relationships could be greater motivators than economic incentives

Mayo pada tahun 1945 menyatakan bahwa dirinya percaya, studi sosial harus dimulai dengan pengamatan yang teliti mengenai apa yang disebut komunikasi: yaitu kemampuan seorang individu untuk menyatakan perasaan dan gagasannya kepada orang lain, kemampuan kelompok untuk berkomunikasi secara efektif dan intim dengan kelompok lainnya.

Kesimpulan studi Hawthorne : pada suatu lingkup tempat kerja yang terdiri atas banyak orang akan terjalin suatu hasil yang lebih baik jika dikaitkan dengan kondisi-kondisi kerja yang lebih menyenangkan baik dalam lingkup sikap individu yang terlibat ataupun situasi yang telah diciptakan.

Failures of Scientific Management

New Model (Includes more human attributes)

Scientific Management

Hawthorne Studies

Human Relation Management

Motivation-Hygiene Theory (Two Factor Theory) Frederick Herzberg (1923 - 2000)

hubungan antara pekerja pada pekerjaanya merupakan hubungan dasar dan bahwa sikapnya terhadap pekerjaan ini sangat menentukan sukses atau kegagalan pekerja tersebut.

Apa yang diinginkan orang-orang dari pekerjaan mereka?jawaban yang diberikan responden ketika mereka senang berbeda dengan jawaban responden ketika mereka merasa tidak senang. Ada dua faktor yang menyebabkan hal ini; Faktor pertama adalah faktor kepuasan kerja, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi langsung kepuasan kerja pekerja. Faktor kedua adalah faktor ketidakpuasan kerja, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi langsung ketidakpuasan pekerja.

Kritik terhadap teori ini antara lain: Teori ini memberikan suatu penjelasan kepuasan kerja dan bukan membahas motivasi secara dominan Tidak digunakan ukuran keseluruhan kepuasan, karena walaupun seseorang dapat tidak menyukai suatu bagian dari pekerjaannya tetapi masih menerimanya dengan baik sehingga tidak dapat dinilai tidak puas

Teori X dan Teori Y

Douglas McGregor (1906-1964)pengoperasian organisasi sebagain besar dipengaruhi oleh asumsi dasar yang dianut oleh manajer mengenai sifat manusia yang dimiliki para pekerja. Dua sudut pandang itu disebut Teori X dan Teori Y.

Teori X

Teori X memandang manusia sebagai pemalas, yang lebih suka diberi arahan secara detail tentang apa yang harus dilakukan, menghindari tanggung jawab, memiliki sedikit ambisi, dan di atas semuanya manusia menginginkan rasa aman (security).

Theory

Theory

X

Y

People:Lack Integrity Avoid Responsibility Work as little as possible Prefer direction

People:Have integrity Work towards objectives Want to achieve Will make decisions

McGregors Theory X Theory Y

Asumsi Teori X

Orang tidak suka bekerja dan mencoba menghindarinya jika ada kesempatan. Asumsi ini mengimplikasikan bahwa para pekerja adalah pemalas dan tidak bertanggungjawab serta tidak bisa dipercaya Orang tidak suka bekerja, sehingga manajer harus mengontrol, mengarahkan, memaksa, dan mengancam karyawan agar mereka bekerja ke arah tujuan-tujuan organisasi. Berdasarkan asumsi ini, sebuah tujuan utama manajemen adalah untuk mengarahkan, mengontrol, dan mengatur pekerja karena jika manajer tidak melakukannya, semua akan berjalan tidak baik. Orang lebih suka diarahkan, untuk menghindari tanggung jawab, mereka hanya mempunyai sedikit ambisi, menginginkan memperoleh rasa aman di atas segalanya. Asumsi ini menuduh pekerja tidak hanya tidak bertanggungjawab dan pemalas, tetapi juga tidak menginginkan kesempatan untuk mengambil tanggungjawab dan lebih suka diarahkan oleh supervisors apa yang harus dilakukannya. (McGregor, 1960:33-34)

Teori Y

Teori ini memandang upaya fisik dan mental sebagai bagian yang penting dan alamiah (natural) dari aktivitas manusia. Teori Y mengasumsikan, orang akan melakukan control diri (self-control) dan mengarahkan dirinya sendiri (self-direction), jika mereka berkomitmen pada tujuan-tujuan pekerjaan mereka.

Asumsi Teori

bahwa karyawan ingin merasa berguna dan penting, dan bahwa menjadi bagian dari sebuah kelompok sosial itu punya arti signifikan. Selain itu, imbalan-imbalan yang bersifat non-finansial sering lebih penting ketimbang uang, dalam memotivasi karyawan untuk jangka panjang.

Segala upaya secara fisik maupun mental yang dicurahkan dalam bekerja adalah suatu hal yang alamiah seperti bermain atau beristirahat. Asumsi ini menunjukkan pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan. Orang secara internal termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan dengan melatih pengarahan diri dan pengendalian diri, terhadap mana mereka telah berkomitmen. Berdasarkan asumsi ini, manajer yang efektif berusaha mendorong dan memabngun komitmen pekerja, yang dibangun dengan meningkatkan kesempatan pekerja untuk tumbuh secara individu melalu peningkatan tanggungjawab dan peingkatan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan di organisasi. Orang berkomitmen terhadap tujuan-tujuan, sampai ke tahap di mana mereka menerima imbalan personal ketika mereka mencapai tujuan-tujuan itu). Asumsi ini menunjukkan adanya hubungan antara aktualisasi diri dan komitmen pekerja. Pekerjaan bisa menjadi aktualisasi diri. jika pekerja bisa menemukan pemenuhan personal saat menyelesaikan tugas-tugas. Pekerjaan harus didesign untuk membantu pekerja memenuhi keinginannya secara individu.

Orang akan mencari dan menerima tanggung jawab di bawah kondisi-kondisi yang menguntungkan. Asumsi ini menunjukkan bahwa para pekerja juga ingin menerima pekerjaan yang membutuhkan tanggungjawab. Jika pekera diperlakukan seolah tidak bertanggungjawab maka mereka akan bertindak tidak bertanggungjawab. Tetapi jika menejemen memperlihatkan kepercayaan dan penghargaan, maka pekerja akan mewujudkan harapan itu dengan bertidak dengan ketertarikan yang terbaik pada organisasi. Setiap orang memiliki kapasitas imajinasi, kecerdikan, dan kreativiras untuk memecahkan masalah-masalah organisasi secara luas). Asumsi ini menegaskan bahwa jika diberi kesempatan, para pekerja mampu membuat keputusan-keputusan yang sangat cerdas mengenai bagaimana caranya menyelesaikan tugas-tugas mereka. Selain itu, penyelesaian pekerjaan oleh para pekerja bisa lebih baik dibandingkan jika dilakukan manajer, karena para pekerja terlibat langsung dan berpengalaman dengan pekerjaan mereka. di bawah kondisi kehidupan industry modrn, potensi-potensi intelektual manusia hanya sedikit termanfaatkan) Asumsi ini menunjukkan baha sebenarnya organisasi memeliki sumber daya intelektual dari para anggotanya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Tujuan baru manajemen, berdasarkan asumsi ini adalah menemukan dan menggunakan sumber daya ini. Caranya, terapkan manajemen partisipatif dalam mambuat kebijakan dengan seluruh anggota organisasi. (McGregor, 1960:47-48)

Berikut ini adalah anggapan dasar dari adanya pendekatan hubungan manusiawi dalam suatu perusahaan, yaitu : Prokduktivitas ditentukan oleh norma sosial, bukan faktor psikologis. Seluruh imbalan yang bersifat non-ekonomis, sangat penting dalam memotivasi karyawan. Karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu persoalan, lebih sebagai anggota kelompok daripada individu. Kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting dan mencakup aspek-aspek formal dan informal. Penganut aliran hubungan manusiawi menganggap komunikasi sebagai fasilitator penting dalam proses pembuatan keputusan.

Namun, ternyata hubungan manusiawi tak cukup sebagai landasan terbesar dalam komunikasi organisasi, karena masih ada kualitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang dapat dijadikan pelengkap.