Teori Crushing

4
1. Teori Crushing Tujuan utama crushing adalah memproduksi jumlah material tertentu dengan ukuran tertentu tiap satuan waktu agar unit grinding mendapatkan cukup feed . 1.1 Work Index Work index adalah jumlah energi (kerja) yang dibutuhkan untuk menghancurkan batuan dari satu ukuran ke ukuran lain. Satuan yang digunakan adalah kWh/t (kilowatt-hours per tone) Tabel 3.1 Daftar Work Index berbagai bijih (Sumber: Crushing Resource Book ) Semakin tinggi work index menandakan semakin keras batuan tersebut. Apabila telah diketahui work index bijih, ukuran feed, ukuran produk, maka dapat dihitung pula daya yang dibutuhkan crusher. Jika energy yang diberikan oleh crusher kurang dari work index suatu bijih, maka produk yang terbentuk lebih kasar daripada jika energy yang diberikan sesuai dengan work index. 1.2 Mekanisme Pecahan Partikel Material dapat pecah/hancur apabila ada tegangan yang cukup tinggi melebihi ketahanan retak dari partikel material itu sendiri. ketahanan retak tergantung dari sifat alami

description

crushing and grinding

Transcript of Teori Crushing

Page 1: Teori Crushing

1. Teori Crushing

Tujuan utama crushing adalah memproduksi jumlah material tertentu dengan ukuran tertentu tiap satuan waktu agar unit grinding mendapatkan cukup feed .

1.1 Work Index

Work index adalah jumlah energi (kerja) yang dibutuhkan untuk menghancurkan batuan dari satu ukuran ke ukuran lain. Satuan yang digunakan adalah kWh/t (kilowatt-hours per tone)

Tabel 3.1 Daftar Work Index berbagai bijih (Sumber: Crushing Resource Book )

Semakin tinggi work index menandakan semakin keras batuan tersebut. Apabila telah diketahui work index bijih, ukuran feed, ukuran produk, maka dapat dihitung pula daya yang dibutuhkan crusher.

Jika energy yang diberikan oleh crusher kurang dari work index suatu bijih, maka produk yang terbentuk lebih kasar daripada jika energy yang diberikan sesuai dengan work index.

1.2 Mekanisme Pecahan Partikel

Material dapat pecah/hancur apabila ada tegangan yang cukup tinggi melebihi

ketahanan retak dari partikel material itu sendiri. ketahanan retak tergantung dari sifat

alami dari partikel dan gaya yang diberikan crusher terhadap material. Secara umum, ada

3 mekanisme umum pecahnya material, yaitu:

1. Abrasi

Page 2: Teori Crushing

Pecahan abrasi terjadi saat energi yang diberikan tidak mencukupi untuk memecahkan

material, sehingga tegangan hanya terjadi di sebagian kecil area dan menghasilkan

pecahan yang halus. Biasanya terjadi di crusher jenis ball mill.

2. Belahan

Pecahan berbentuk belahan terjadi saat energi yang diberikan cukup untuk memecahkan

partikel. Hanya beberapa partikel yang dihasilkan dan ukuran nya tidak beda jauh

dibandingkan ukuran pertikel awalnya. Jenis dapat terjadi saat penekanan terjadi secara

lambat. Crusher yang menghasilkan jenis ini salah satunya adalah jaw crusher.

3. Remukan

Pecahan remukan terjadi saat energi yang diberikan melebihi energi yang dibutuhkan

untuk memecahkan material. Dalam kondisi tersebut dihasilkan partikel-partikel

berukuran kecil.

Page 3: Teori Crushing

Impact Crusher

Impact crusher memiliki hammer atau impeller yang berotasi dengan kecepatan tinggi (dari 500 rpm hingga 2500 rpm), yang menyebabkan kerusakan batu. Biasanya alat ini digunakan untuk tipe bijih lunak, dengan karakteristik abrasi dan resistansi yang rendah (contohnya clay atau limestone)

Alat ini cukup baik karena power yang diberikan pada partikel cukup besar, menghasilkan tipe remukan. Selain itu juga menghasilkan rasio reduksi sangat tinggi.Impactor pada tahap beroperasi lebih pelan daripada impactor pada tahap tersier

2 tipe impactor :Vertical shaft Impactor dan Horizontal Shaft Impactor

Gambar 3. Horizontal Shaft Impactor