Teori Belajar Robert Gagne
-
Upload
rimeitha-alfathy -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Teori Belajar Robert Gagne
TEORI BELAJAR ROBERT GAGNE
Makalah
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Teori Pembelajaran yang diampu oleh Prof. Dr.
Hartono, M.Pd
Oleh
Ragil Meita Alfathy (0403515016)
Yeni Purwiyantini (0403515023)
Pendidikan Fisika
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
TEORI BELAJAR ROBERT GAGNE
A. Hasil belajar menurut Gagne
Gagne (1984) mengidentifikasikan lima tipe hasil belajar: keterampilan intelektual,
informasi verbal, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Tabel 1. Hasil Belajar menurut Teori Gagne
Hasil BelajarTipe Contoh
Kemampuan Intelektual Aturan, prosedur, konsepInformasi Verbal Fakta, tanggalStrategi Kognitif Latihan, pemecahan masalahKeterampilan motoric Memukul bola, sulapSikap Dermawan, jujur, adil
(Schunk, 2012 : 220)
1. Kemampuan Intelektual
Keterampilan intelektual mencakup aturan, prosedur, dan konsep. Mereka adalah
bentuk procedural pengetahuan atau produksi. Jenis pengetahuan digunakan dalam
berbicara, menulis, membaca, memecahkan masalah matematika, dan menerapkan
prinsip ilmiah untuk memecahkan masalah.
Aktivitas belajar keterampilan intelektual sudah dimulai sejak tingkat pertama
sekolah dasar (sekolah taman kanak-kanak) dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan
kemampuan intelektual seseorang. Selama bersekolah keterampilan intelektual
digunakan dalam studi apa pun, dan dapat digolongkan berdasarkan kompleksitasnya
Gambar 1. Tingkat Kompleksitas dalam keterampilan Intelektual
Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang dengan cara yang
disarankan oleh diagram pada Gambar 1. Untuk memecahkan masalah, siswa
memerlukan aturan-arturan tingkat tinggi, yaitu aturan-aturan yang kompleks. Demikian
pula diperlukan aturan dan konsep yang terdefinisi. Untuk memperoleh aturan-aturan ini,
siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret dan untuk mempelajari konsep-
konsep konkret ini, siswa harus menguasai diskriminasi.
Tingkat Kemampuan Penjelasan ContohDiskriminasi mengadakan respon yang
berbeda terhadap stimulus yang berbeda
Respon terhadap benda panas dan dingin
Konsep Konkret Menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek real
Menunjukkan dua atau lebih anggota yang termasuk pada kelas objek (ex. warna)
Yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
Yang memerlukan sebagai prasyarat-prasyarat
dan
Yang membutuhkan sebagai prasyarat-prasyarat
Melibatkan pembentukan
Diskriminasi
Konsep Konkret
Konsep terdefinisi
Aturan
Aturan Tingkat Tinggi
Pemecahan Masalah
Konsep Terdefinisi Mendemonstrasikan arti kelas tertentu tentang objek-objek, kejadian atau hubungan
Mengetahui asam basa zat dari perubahan warna kertas lakmus
Aturan Memiliki keteraturan dalam berbagai situasi khusus
Mengklasifikasikan zat berdasarkan sifat asam basa
Aturan Tingkat Tinggi Kemampuan menganalisis masalah berdasarkan informasi (konsep dan aturan) yang telah dipelajari
Mampu menganalisis menyalanya lampu yang dihubungkan pada cairan elektrolit
Pemecahan masalah Mampu menyelesaikan suatu kasus atau fenomena
Menjelaskan unsur senyawa dalam kandungan elektrolit
2. Informasi Verbal
Informasi verbal, atau pengetahuan deklaratif, adalah pengetahuan dalam suatu
keadaan, diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang
diucapkan orang, mendengar radio dan media lainnya. Informasi verbal melibatkan fakta
atau prosa pengulangan kata yang bermakna dan saling terhubung (misalnya, kata-kata
untuk puisi atau "Star Spangled Banner"). Skema adalah bentuk-bentuk informasi verbal.
3. Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan keterampilan khusus yang mempunyai kepentingan
tertentu bagi belajar dan berpikir. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif
merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk
memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar mengingat dan berpikir.
4. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik dikembangkan melalui perbaikan secara bertahap dalam
kualitas (kelancaran, waktu) dari gerakan dicapai melalui praktek. Sedangkan
keterampilan intelektual dapat diperoleh tiba-tiba, keterampilan motorik dikembangkan
secara bertahap dengan lanjutan serta praktek yang disengaja. Kondisi praktek berbeda:
keterampilan intelektual dipraktekkan dengan contoh-contoh yang berbeda; praktek
keterampilan motoric melibatkan pengulangan gerakan otot yang sama. Contoh:
membaca, menulis, memainkan alat music dll.
5. Sikap
Sikap adalah keyakinan internal yang mempengaruhi tindakan dan mencerminkan
karakteristik seperti kemurahan hati, kejujuran, dan komitmen untuk hidup sejahtera.
Guru dapat mengatur kondisi untuk belajar keterampilan intelektual, informasi verbal,
strategi kognitif, dan keterampilan motorik, tapi sikap dipelajari secara tidak langsung
yaitu melalui pengalaman dan keinginan untuk hidup dan simbolik (televisi, rekaman
video) model.
B. Kejadian belajar
Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi Gagne
mengemukakan delapan fase dalam suatu tindakan belajar (Learning Act). Fase itu
merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru.
Setiap fase dipasangkan dengan proses yang terjadi dalam pikiran siswa.
1. Fase Motivasi
Siswa diberikan motivasi untuk belajar dengan harapan bahwa belajar akan lebih
bermakna.
2. Fase Pengenalan
Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial suatu
kejadian instruksional saat pembelajaran terjadi.
3. Fase Perolehan
Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan dengan yang disampaikan guru
maka selanjutnya informasi diubah menjadi bentuk yang bermakna yang dihubungkan
dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa.
4. Fase Retensi
Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang, dengan cara pengulangan kembali, praktik, elaborasi, dll.
5. Fase Pemanggilan
Mengingat kembali informasi dalam memori jangka panjang yang telah diperoleh
yang terlupakan dengan cara memperhatikan kaitan antar konsep-konsep, khususnya
antara informasi baru dan pengetahuan sebelumnya.
6. Fase Generalisasi
Generalisasi atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase krisis
dalam belajar, karna bisanya informasi kurang bernilai jika tidak dapat diterapkan diluar
konteks dimana informasi dipelajari.
7. Fase Penampilan
Siswa memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui penampilan
yang tampak, dapat diwujudkan dalam bentuk lisan (presentasi) atau tulisan
(laporan/test)
8. Fase Umpan Balik
Para siswa memperoleh penilaian tentang penampilan mereka apakah mereka
telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan. Umpan balik dapat memberikan
reinforcement pada mereka untuk penampilan yang behasil.
C. Kejadian Instruksional
Berdasarkan analisisnya tentang kejadian belajar , Gagne menyarankan kejadian-
kejadian instruksional yang ditujukan pada guru yang menyajikan suatu pelajaran pada
sekelompok siswa.
1. Mengaktifkan motivasi
Dilakukan untuk membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran dan
mengemukakan kegunaannya, sehingga siswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
2. Memberi tahu tujuan belajar
Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa ialah dengan memberi tahu
mereka tentang mengapa mereka belajar, apa yang mereka pelajari. Dan apa yang akan
mereka pelajari.maksudnya adalah memberi tahu para siswa terhadap aspek-aspek yang
relevan tentang pelajaran.
3. Mengarahkan perhatian
Fungsi perhatian pertama untuk membuat siswa siap menerima stimulus-stimulus
yang secara tiba-tiba dalam proses pembelajaran. Contohnya dengan guru menyebutkan
“Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus”. Fungsi perhatian kedua
disebut presepsi selektif, siswa memilih informasi yang akan disampaikan ke memori
jangka pendek dengan menyeleksi stimulus-stimulus yang relevan. Guru dapat
membantu siswa dengan cara mengeraskan ucapan suatu kata selama mengajar atau
menggarisbawahi suatu kata atau kalimat di papan tulis.
4. Merangsang ingatan
Guru dapat berusaha menolong siswa dalam mengingat atau mengeluarkan
pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka panjang dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa, cara ini merupakan suatu cara pengulangan.
5. Menyediakan bimbingan belajar
Untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka panjang, diperlukan
bimbingan langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari
informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengaitkan informasi baru
pada pengalaman siswa. Contoh: dalam belajar konsep diberikan suatu contoh. Dalam
belajar penemuan, bimbingan diberikan dalam bentuk penyediaan bahan-bahan dan
isyarat-isyarat untuk membimbing para siswa kearah keberhasilan.
6. Meningkatkan retensi
Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (jadi tidak dilupakan) dapat
diusahakan oleh guru dan para siswa itu sendiri dengan cara sesering mungkin
mengulangi pelajaran itu. Cara lain dengan memberikan banyak contoh atau membuat
peta konsep.
7. Melancarkan transfer belajar
Tujuan transfer belajar adalah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari pada
situasi baru. Maksudnya mengemukakan hal yang telah dipelajari dalam suatu fenomena
secara umum. Melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok, guru dapat
membantu transfer belajar. Untuk melalui tahap ini siswa tentu diharapkan telah
menguasi fakta, konsep, dan keterampilan yang dibutuhkan.
8. Memperlihatkan penampilan: memberikan umpan balik
Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara agar guru dan siswa itu sendiri
mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Cara yang dapat digunakan guru ialah
pemberian tes atau mengamati perilaku siswa. Umpan balik positif menjadi pertanda
bahwa siswa telah mencapai tujuan belajar sehingga harapan yang muncul pada
permulaan tindakan belajar telah dipenuhi. Dalam hal ini Gagne menyebutnya sebagai
reinforcement.
Hubungan antara fase belajar dan kejadian instruksional menurut Gagne diperlihatkan
pada Gambar 2.
Gambar 2. Hubungan fase-fase dan kejadian instruksi menurut Gagne
D. Kelebihan Teori Belajar Gagne
1. Gagne disebut sebagai modern noebehaviouristik mendorong guru untuk merencanakan
pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi.
2. Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas kelenturan
reflek, dan daya tahan Contoh : Percakapan bahasa Asing, menari, mengetik, olah raga,
dll.
3. Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran
orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan
bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi hadiah atau pujian.
4. Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan stimulus
yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu
tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
E. Kekurangan Teori Belajar Gagne
1. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru
bersifat otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa
yang harus dipelajari murid.
2. Bersifat meanistik
3. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur
4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang
didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif