Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

74
1 DISUSUN O L E H : Kelompok : II ( DUA ) Anggota : Firdawati Aryani (2010121207) Yeni Efriza (2010121146) Eka Martina Wati (2010121165) Wati (2010121174) Rokima (2010121152) Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Jumroh, M. Pd. UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2012 – 2013

description

TAKSONOMI BOOL, GAGNE, DAN HAKEKAT MTK

Transcript of Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Page 1: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

1

DISUSUN

O L E H :

Kelompok : II ( DUA )

Anggota : Firdawati Aryani (2010121207)

Yeni Efriza (2010121146)

Eka Martina Wati (2010121165)

Wati (2010121174)

Rokima (2010121152)

Dosen Pengasuh : Dra. Hj. Jumroh, M. Pd.

UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2012 – 2013

Page 2: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

2

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang dengan izinNya Kami telah berhasil menyusun tugas mata kuliah Tugas Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 2 ini. Tugas ini diajukan sebagai salah satu tugas yang harus dikerjakan pada semester 5, yang diasuh oleh Ibu Dra. Hj. Jumroh, M. Pd.

Adapun tujuan dari pengerjaan tugas ini adalah agar mahasiswa lebih mengenal dan menguasai tentang tujuan pembelajaran menurut B. S. Bloom dan R. A. Gagne serta hakekat matematika. Yang mungkin akan memperjelas dan memberi kemudahan tentang pembelajaran apa yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran khususnya matematika.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan pengerjaan tugas ini. Dan tentunya tugas ini tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu, harapan kami agar semua pihak berkenan memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun dalam rangka perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya, harapan kami semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang, 1 Oktober 2012

Penyusun

Page 3: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

3

Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan......................................................................................................1

Bab II Tujuan Pembelajaran Menurut B. S. Bloom.....................................................10

Bab III Tujuan Pembelajaran Menurut R. A. Gagne.....................................................30

Bab IV Pembelajaran Matematika.................................................................................37

Bab V Kesimpulan.......................................................................................................43

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................47

Page 4: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Bab I. Pendahuluan

Dalam segala kegiatan pasti mempunyai tujuan, begitu juga dengan belajar dan

pembelajaran. Tujuan adalah pernyataan yang menyelaraskan hasil yang ingin dicapai

atau tempat yang akan dituju. Maka tujuan belajar dan pembelajaran adalah

pernyataan yang menjelaskan hasil yang ingin dicapai dalam perbuatan pembelajaran,

dalam hal ini adalah menunjukkan hasil belajar yang diinginkan guru untuk dicapai

siswa. Hasil mengenai apa, bergantung dari mata pelajaran apa yang diajarkan

(Kardisaputra, 2000: 109). Sejalan dengan uraian tersebut, kita dapat menarik

kesimpulan bahwa tujuan belajar dan pembelajaran adalah hal yang ingin dicapai

setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan ini bisa ditentukan bersama antara

guru dan siswa, namun pada kenyataannya gurulah yang lebih banyak berperan.

Kepentingan hubungan antara kegiatan belajar mengajar dengan tujuan, oleh

seorang ahli bernama Scriven (1967) dikemukakan bahwa harus ada hubungan erat

antara :

1. Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran.

2. Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.

3. Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.

Pendidikan merupakan proses untuk dapat menjalankan kehidupan dan

memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan bukan sekedar

hanya transfer ilmu pengetahuan semata, namun lebih dari itu. Pendidikan merupakan

proses transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang

dicakupnya.

Kalau kita berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak akan terlepas dari

masalah apa sebenarnya tujuan pendidikan itu. Pendidikan dapat dikatakan berhasil jika

sudah mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan ditempuh dengan tindakan-tindakan

yang jelas pula. Perubahan perilaku peserta didik adalah salah satu tujuan hasil belajar.

Dalam hal ini hendaknya mulai tertanam kesadaran bagi para guru bahwa tujuan

pembelajaran harus dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Setiap

pengajaran, ataupun proses belajar mengajar siswa harus tahu tujuanya. Kesadaran

seperti itu harus dapat mendarah daging, dan mempunyai bayangan tujuan yang jelas

dan tepat agar dengan mudah menentukan jalan mana yang hendak dilalui.

1

Page 5: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Seiring dengan perkembangan yang berlangsung pada dunia pendidikan, seperti

halnya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada kurikulum, tujuan belajar dan

pembelajaran pun mengalami perubahan pula. Dulu dikenal dengan istilah tujuan

intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusuk (TIK), kemudian diganti

dengan istilah tujuan pembelajaran umum (TPU) dan tujuan pembelajaran husus (TPK),

kini berubah dengan istilah standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.

Dalam kurikulum 2004 indikator pembelajar telah disediakan dalam kurikulum, namun

dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, indikator ini harus dikembangkan sendiri

oleh guru dari standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) yang telah ada.

Untuk dapat menentukan tujuan pembelajaran yang diharapkan, pemahaman

taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat penting bagi seoarang guru. Dengan

pemahaman ini guru akan dapat menentukan dengan lebih jelas dan tegas apakah tujuan

intruksional pengajaran yang diasuhnya lebih bersifat kognitif, dan mengacu kepada

tingkat intelektual tertentu, atau lebih bersifat afektif atau psikomotorik.

A. Tujuan belajar

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa

telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,keterampilan dan

sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah

suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsungnya proses belajar.

Tujuan belajar menurut Sukandi (1983: 18) adalah mengadakan perubahan

tingkah laku dan perbuatan. Perubahan itu dapat dinyatakan sebagai suatu kecakapan

keterampilan, kebiasaan, sikap, pengertian, sebagai pengetahuan atau penerimaan dan

penghargaan. Sedangkan Surakhmat(1986) mengatakan bahwa tujuan belajar adalah

mengumpulkan pengetahuan, penanaman konsep dan pengetahuan, dan pembentukan

sikap dan perbuatan.

B. Komponen tujuan belajar.

Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu: Tingkah laku terminal, kondisi-

kondisi tes, dan standar perilaku.

2

Page 6: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Tingkah laku terminal adalah komponen tujuan belajar yang menentukan

tingkah laku siswa setelah belajar. tingkah laku itu merupakan bagian tujuan yang

menunjuk pada hasil yang diharapkan dalam belajar.

Kondisi-kondisi tes, komponen ini menentukan situasi dimana siswa dituntut

untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. kondisi-kondisi tersebut perlu disiapkan

oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ ujian yang diberikan oleh guru tidak sesuai

dengan materi pelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

Ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi perilaku saat tes. pertama, alat dan

sumber yang harus digunakan oleh siswa dalam upaya mempersiapkan diri untuk

menempuh suatu tes, misalnya buku sumber. kedua, tantangan yanng disediakan

terhadap siswa, misalnya pembatasan waktu untuk mengerjakan tes. ketiga, cara

menyajikan informasi, misalnya dengan tulisan atau dengan rekaman dan lain-lain.

Standar perilaku, komponen ini merupakan suatu pernyataan tentang ukuran

yang digunakan untuk membuat pertimbangan mengenai perilaku siswa. suatu ukuran

menentukan tingkat minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa

telah mencapai tujuan, misalnya: siswa telah dapat memecah suatu masalah dalam

waktu 10 menit. Ukuran-ukuran perilaku tersebut dirumuskan dalam bentuk tingkah

laku yang harus dikerjakan sebagai lambang tertentu, atau ketepatan tingkah laku, atau

jumlah kesalahan, atau kedapatan melakukan tindakan, atau kesesuainya dengan teori

tertentu.

C. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan

dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk

menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran adalah proses

membantu siswa belajar,yang ditandai dengan perubahan perilaku baik dalam aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik. Seorang guru hanya dapat dikatakan telah

melakukan kegiatan pembelajaran jika terjadi perubahan perilaku pada diri peserta

didik sebagai akibat dari kegiatan tersebut. Ada hubungan fungsional antara perbuatan

guru dengan perubahan perilaku peserta didik (Kartadinata, 1997: 75).

Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat dikatakan sebagai dampak dari proses

pembelajaran. Dampak pembelajaran adalah hasil belajar yang segera dapat diukur,

yang terwujud dalam hasil evaluasi pembelajaran. Dampak pembelajaran dapat

3

Page 7: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

dibedakan atas dampak intruksional (instructional effeck) dan dampak tak langsung atau

dampak iringan (nurturant effeck). Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan

oleh kegiatan pembelajaran yang telah diprogramkan sebelumnya, sedangkan dampak

iringan muncul sebagai pengaruh atau terjadi sebagai pengalaman dari lingkungan

belajar. Menurut (Kartadinata (1997), dampak iringan bisa berwujud dalam bentuk

pemahaman, apresiasi, sikap, motivasi, kesadaran , keterampilan sosial, dan perilaku

sejenis lainnya.

Di dalam proses pembelajaran guru tidak sekedar bertugas mentransfer

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses pembelajaran dipandang sebagai proses

membantu peserta didik belajar, membantu peserta didik mengembangkan dan

mengubah perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik); membantu menerjemahkan

semua aspek tersebut ke dalam perilaku-perilaku yang berguna dan bermakna.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa

pengertian tujuan pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai

berikut:

Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah

perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan

tingkat kompetensi tertentu.

Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan

pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau

penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar

yang diharapkan.

Henry Ellington (1984) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah

pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu

deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah

berlangsung pembelajaran.

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu,

baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4

(empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu:

4

Page 8: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

- Memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar

kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara

lebih mandiri;

- Memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar;

- Membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media

pembelajaran;

- Memudahkan guru mengadakan penilaian.

Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan

bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran,

menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat

bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk

mengukur prestasi belajar siswa.

D. Makna Taksonomi

Dalam dunia pendidikan dikenal istilah taksonomi yang merujuk pada tujuan

pendidikan. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk

mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi

berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang

bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-sampai pada kemampuan berpikir dapat

diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

(http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy diakses 1/10/2012).

Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan

diurut berdasarkan ciri-ciri tertentu. Sebagai contoh taksonomi dalam bidang ilmu

fisika, menghasilkan pengelompokan benda ke dalam benda cair, benda padat dan gas.

Ada 3 macam tingkah laku yang dikenal umum, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

Begitu juga dengan taksonomi dalam bidang pendidikan yang terkelompok berdasarkan

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga

tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landsheere disimpulkan bahwa ada

3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi), yaitu :

a. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan.

5

Page 9: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

b. Taksonomi.

c. Tujuan yang operasional.

E. Menentukan Tujuan Pembelajaran

Untuk dapat menentukan tujuan pembelajaran yang diharapkan, pemahaman

taksonomi tujuan atau hasil belajar menjadi sangat penting untuk dapat menentukan

apakah suatu proses belajar mengajar mencapai tujuan atau tidak. Oleh karenanya

perumusan tujuan instruksional yang jelas, terukur dan dapat diamati menjadi semakin

penting.

Tujuan Instruksional adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan,

kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari

hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat

diamati dan diukur.

Ada 2 macam tujuan instruksional yaitu:

- Tujuan Instruksional Umum (TIU)

- Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Tujuan instruksional umum (TIU) adalah tujuan pengajaran yang perubahan

prilaku siswa yang belajar masih merupakan perubahan internal yang belum dapat

dilihat dan diukur. Kata kerja dalam tujuan umum pengajaran masih mencerminan

perubahan prilaku yang umumnya terjadi pada manusia, sehingga masih menimbulkan

beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Contoh TIU: “setelah melakukan pelajaran

siswa diharapan dapat memahami penjumlahan dengan benar”. Kata kerja “memahami

penjumlahan” merupakan kata kerja yang bersifat umum karena pemahaman

penjumlahan dapat ditafsirkan berbeda. Tujuan ini menentukan perlua atau tidaknya

suatu program diadakan.

Tujuan instruksional khusus (TIK) adalah tujuan pengajaran dimana perubahan

perilaku telah dapat dilihat dan diukur. Kata kerja yang menggambarkan perubahan

prilaku telah spesifik sehingga memungkinkan dilakukan pengukuran tanpa

menimbulkan lagi berbagai perberdaan penafsiran Misal TIK yang dirumuskan sbb

“Siswa akan menunjukkan sikap positif terhadap kebudayaan nasional”, dapat lebih

dikhususkan dengan mengatakan “siswa akan membuktikan penghargaannya terhadapa

6

Page 10: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

seni tari nasional dengan ikut membawakan suatu tarian dalam perpisahan

kelas”(http://istanailmu.com/2011/04/13/tujuan-instruksional-umum-tiu/html)

Taksonomi tujuan instruksional diperlukan dengan pertimbangan sbb:

a. Perlu adanya kejelasan terminologi yang digunakan dalam tujuan instruksional

sebab tujuan instruksional berfungsi untuk memberikan arah kepada proses

belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar.

b. Sebagai alat yang akan membentuk guru dalam mendeskripsikan dan menyusun

tes, teknik penilaian dan evaluasi.

F. Ragam Taksonomi

Menurut Gulford

Guildford ,1981 (dikutip Rimm, 1985) menciptakan suatu intelegensi yang

dimaksud untuk menampilkan semua kemampuan intelek manusia. Struktur intelak

manusia salah satunya yaitu dimensi operasi yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar.

Operasi intelektual menunjukan macam proses pemikiran yang berlangsung.

Ada lima kategori operasi yang dapat dirumuskan, diantaranya :

- Kognisi ialah penerimaan dan pengenalan kembali informasi, proses

terbentuknya pengertian

- Ingatan adalah pemantapan informasi yang baru diperoleh

- Berfikir konvergen adalah pemberi jawaban yang logis

- Berfikir divergen adalah memberi macam – macam kemungkinan jawaban

berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman

jumlah dan kesesuaian

- Evaluasi

Model struktur intelektual dari Guildford mempunyai banyak kegunaan untuk

pendidikan anak berbakat. Disamping meluaskan dan mendalami sasaran belajar, juga

dapat memberi pelajaran dengan melatih proses pemikiran yang beragam.

7

Page 11: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Menurut Anita Harrow

Anita Harrow (1976) mengemukakan Taksonomi untuk ranah psikomotorik.

Menurut Anita Harrow kebanyakan para guru tidak dapat menuntut pencapaian 100 dari

tujuan yang dirumuskan kecuali hanya berharap bahwa ketrampilan yang dicapai

muridnya akan sangat mendukung dalam mempelajari keterampilan lanjutan atau

gerakan-gerakan yang lebih kompleks sifatnya.

Garis besar taksonomi yang dikemukakan oleh Anita Harrow ada 6 tingkat

klasifikasi dalam ranah psikomotor yaitu :

a. Gerakan refleks (Reflex Movements), yakni respons gerakan yang tak disadari

yang dimiliki individu sejak lahir, mencakup refleks segmental, refleks

intersegmental, dan refleks suprasegmental. Ketiga refleks ini terkait dengan

gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum

tulang belakang.

b. Basik gerakan dasar (Basic-Fundamental Movements) yaitu gerakan-gerakan

yang menuntut kepada keterampilan yang kompleks sifatnya, meliputi :

Gerakan lokomotor

Adalah gerakan yang mendahului kemampuan berjalan seperti tengkurap,

merangkak, memanjat.

Gerakan nonlokomotor

Adalah gerakan dinamik dalam suatu ruangan yang bertumpu pada suatu

sumbu tertentu.

Gerakan manipulatif

Adalah gerakan yang terkoordinasikan seperti gerakan dalam ibadah shalat.

c. Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan (Perseptual Abilities)

1. Diskriminasi kinestetik (menyadari akan gerakan tubuh seseorang)

a) Kesadaran bodi (menyadari gerakan pada dua sisi tubuh, satu sisi tubuh,

keseimbangan atau keberatsebelahan).

b) Imej bodi (perasaan adanya gerakan yang terkait dengan badannya

sendiri).

c) Hubungan bodi dengan lingkungan sekitar (arah dan kesadaran badan

kaitannya dengan lingkungan ruang sekitar).

8

Page 12: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

2. Diskriminasi visual:

a) Kemampuan membedakan bentuk dan bagian- kemampuan mengikuti

objek- mengingat pengalaman visual

b) Membedakan figur yang dominan di antara latar belakang yang kabur

c) Konsistenssi, pengenalan konsep visual;

d. Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan

keterampilan tingkat tinggi (Physical Abilities), meliputi ketahanan, kekuatan,

kellenturan, kecerdasan otak (agility) atau kemampuan untuk bergerak cepat.

e. Gerakan yang memerlukan belajar (Skilled Movements) ,Misal keterampilan

menakar atau menimbang beras zakat fitrah, meliputi keterampilan adaptasi

terkait dengan basik gerakan dasar; keterampilan adaptasi kombinasi misal

menggunakan peralatan tertentu; keterampilan adaptasi kompleks seperti

menguasai mekanime seluruh tubuh dalam gerakan-gerakan shalat.

f. Kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan (Non-Discursive

Communication), meliputi : gerakan ekspresif; gerakan interpretif seperti

gerakan dalam seni dan kreatif (improvisasi).

Menurut Bloom

Salah satu taksonomi yang terkenal adalah taksonomi Bloom yang disusun oleh

Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Lebih lanjut, akan Kami jelaskan pada bab

berikutnya.

Menurut Gagne

Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar

yang mencapai kulminasinya (titik uncak) pada “The Condition of Learning”. Lebih

lanjut akan kami jelaskan pada bab berikutnya.

9

Page 13: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Bab II. Tujuan Pembelajaran Menurut B. S. Bloom

Kawasan Tujuan Instruksional

Taksonomi tujuan instruksional membagi tujuan pendidikan dan instruksional ke dalam

tiga kelompok, yaitu yang bersifat :

1. Kognitif, tujuan kognitif berorientasi kepada kemampuan “berfikir”, mencakup

kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “mengingat”, sampai dengan

kemampuan untuk memecahkan suatu masalah (problem solving) yang menuntut

peserta didik untuk memecahkan masalah tersebut. Sebagaimana disebutkan

sebelumnya tujuan kognitif ini paling sering digunakan dalam proses instruksional.

2. Afektif, tujuan afektif yang berhubungan dengan “perasaan”, “emosi”, “sistem

nilai” dan “sikap hati (attitude)” yang menunjukkan penerimaan atau penolakan

terhadap sesuatu. Tujuan afektif terdiri dari yang paling sederhana, yaitu

”memperhatikan suatu fenomena” sampai dengan yang kompleks yang merupakan

faktor internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani. Dalam literatur tujuan

afektif ini disebutkan sebagai : minat, sikap hati, sikap menghargai, sistem nilai,

serta kecenderungan emosi.

3. Psikomotor, tujuan psikomotor berorientasi kepada keterampilan motorik yang

berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan

koordinasi antara syaraf dan otot. Dalam literatur tujuan ini tidak banyak ditemukan

penjelasannya, dan biasanya dihubungkan dengan “latihan menulis”, berbicara,

berolahraga, serta pelajaran yang berhubungan keterampilan teknis.

10

Page 14: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Taksonomi Bloom adalah taksonomi yang dikemukan oleh Benjamin Bloom

(1956) dalam memberikan inspirasi kepada pakar pendidikan lainnya dalam melahirkan

taksonomi lain.

Menurut Arikunto (2009:116) ada 4 prinsip dasar yang digunakan Bloom:

1. Prinsip Metodologis; Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada

cara-cara guru dalam mengajar.

2. Prinsip Psikologis; Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaaan

yang ada sekarang.

3. Prinsip Logis; Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsiten.

4. Prinsip Tujuan; Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-

tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan

corak yang netral.

Taksonomi Bloom merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri

dari B.S Bloom Editor M.D Engelhart, E Frust, W.H. Hill dan D.R Krathwohl, yang

kemudian di dukung oleh Ralp W. Tyler.

Secara garis besar, Bloom bersama kawan-kawan merumuskan tujuan-tujuan

pendidikan pada 3 tingkatan :

1. Kategori tingkah laku yang masih verbal.

2. Perluasan kategori menjadi sederetan tujuan.

3. Tingkah laku konkrit yang terdiri dari tugas-tugas dalam pertanyaan-pertanyaan

sebagai ujian dan butir-butir soal.

Tujuan pendidikan tersebut dibagi ke dalam tiga domain/Ranah :

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan

berpikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

11

Page 15: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengopersikan mesin.

Berikut akan dijelaskan Taksonomi Bloom yang dikembangkan oleh B.S Bloom serta

Taksonomi yang di revisi oleh Aderson dan Krathwohl (2001).

Taksonomi Bloom Sebelum Revisi

Taksonomi bloom dikemukan oleh B.S Bloom, Bloom membagi atas 3 Ranah

Pengetahuan :

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut

Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah

kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yang hirarki

mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan:

Pengetahuan (Knowledge), yang disebut C1

Diawali dengan pengenalan, siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau

lebih jawaban. Contohnya pada soal-soal pilihan (objektif). Menekankan pada

proses mental dalam mengingat dan mengungkapkan kembali informasi-

informasi yang telah siswa peroleh secara tepat sesuai dengan apa yang telah

mereka peroleh sebelumnya. Informasi yang dimaksud berkaitan dengan simbol-

simbol matematika, terminologi dan peristilahan, fakta-fakta, keterampilan dan

prinsip-prinsip.

Contoh:

- Sebutkan contoh-contoh dari bilangan prima!

- Apakah pembagian pada bilangan bulat bersifat tertutup?

Pemahaman (Comprehension), yang disebut C2.

Tingkatan yang paling rendah dalam aspek kognitif yang berhubungan dengan

penguasaan atau mengerti tentang sesuatu. Dalam tingkatan ini siswa diharapkan

mampu memahami ide-ide matematika bila mereka dapat menggunakan

12

Page 16: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

beberapa kaidah yang relevan tanpa perlu menghubungkannya dengan ide-ide

lain dengan segala implikasinya.

Contoh :

- Jelaskan pengertian dari bilangan rasional dan irrasional!

- Dengan menggunakan sifat-sifat yang berlaku pada penjumlahan bilangan

bulat, hitunglah hasil penjumlahan berikut.

a. 23 + (–19) + 37 =

b. 32 + (–27) + (–43) =

c. (–51) + 75 + 51

Penerapan (Aplication), yang disebut C3.

Kemampuan kognitif yang mengharapkan siswa mampu mendemonstrasikan

pemahaman mereka berkenaan dengan sebuah abstraksi matematika melalui

penggunaannya secara tepat ketika mereka diminta untuk itu. Untuk menunjukan

kemampuan tersebut seorang siswa harus dapat memilih dan menggunakan apa

yang telah mereka miliki secara tepat sesuai dengan situasi yang ada

dihadapannya.

Contoh:

- Tentukan nilai dari √18+√72-√8 = ………

- Hitunglah nilai n dari 32 x 45 = n, (gunakan hukum yang berlaku pada proses

perkalian).

Analisis (Analysis), yang disebut C4.

Kemampuan untuk memilih sebuah struktur informasi ke dalam komponen-

komponen sedemikan hingga hirarki dan keterkaitan antar ide dalam informasi

tersebut menjadi tampak dan jelas. Bloom mengidentifikasi tiga jenis analisis

yaitu : (1) analisis elemen dan bagian, (2) analisis hubungan, (3) analisis prinsip-

prinsip pengorganisasian. Analisis berkaitan dengan pemilahan materi ke dalam

bagian-bagian, menemukan hubungan antar bagian, dan mengamati

pengorganisasian bagian-bagian.

Contoh :

13

Page 17: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

- Sebuah kantin sekolah mencatat banyak penjualan minuman kaleng setiap

minggu sebagai berikut: 46, 25, 26, 32, 28, 36, 40, 34, 37, 39, 40, 28.

a. Carilah median dari data banyak penjualan minuman tersebut!

b. Tentukan modus dan jangkauan!

c. Nilai apakah yang paling tepat untuk menggambarkan penjualan

minuman per minggu tersebut?

Sintesis (Synthesis) , yang disebut C5.

Kemampuan untuk mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk

sebuah struktur yang unik dan sistem. Dalam matematika, sintesis melibatkan

pengkombinasian dan pengorganisasian konsep-konsep dan prinsip-prinsip

matematika untuk mengkreasikannya menjadi struktur matematika yang lain dan

berbeda dari yang sebelumnya. Salah satu contohnya adalah memformulasikan

teorema-teorema matematika dan mengembangkan struktur-struktur matematika.

Contoh :

Buktikan identitas trigonometri berikut:

sin (α +β )sin ( α−β )=sin2 α−sin2 β

Evaluasi (Evaluation), yang disebut C6

Kegiatan membuat penilaian berkenaan dengan nilai sebuah ide, kreasi, cara,

atau metode. Evaluasi adalah tipe yang tertinggi diantara ranah-ranah kognitif

yang lain, mulai dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, hingga

sintesis.

Contoh : Jelaskan jenis-jenis himpunan bilangan asli beserta contohnya!

Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinum dan overlap

(tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada

dibawahnya.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap dan nilai. Beberapa

pakar mengatakan bahwa, sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya. Bila

14

Page 18: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

seseorang memiliki penguasaan kognitif yang tinggi, ciri-ciri belajar efektif akan

tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Misalnya; perhatiannya

terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,

kebiasaan belajar dan hubungan sosial.

Ada beberapa kategori dalam ranah afektif sebagai hasil belajar;

(a) Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan.

(b) Responding/ menanggapi.

(c) Valuing/ penilaian.

(d) Organization/ Organisasi.

(e) Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau

internalisasi nilai.

Receiving/ attending/ menerima/ memperhatikan adalah semacam kepekaan

dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam

bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran,

keinginan untuk menerima stimulus, control dan seleksi gejala atau rangsangan dari

luar. Receiving juga diartikan sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan

atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima

nilai-nilai yang diajarkan kepada mereka dan mereka mempunyai kemauan

menggabungkan diri ke dalam nilai itu atau mengidentifikasi diri dengan nilai itu.

Responding/ menanggapi adalah suatu sikap yang menunjukkan adanya

partisipasi aktif atau kemampuan menanggapi, kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat

reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

Valuing/ penilaian, menilai atau menghargai artinya memeberikan nilai atau

memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan

itu idak dikerjakan kan memebrikan suatu penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses

pembelajaran peserta didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan mereka

telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena baik atau buruk.

Organization/ Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem

organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan

15

Page 19: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep

tentang nilai, organisasi sistem nilai dan lain-lain.

Characterization by a value or value complex/ karakteristik nilai atau

internalisasi nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang,

yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Proses internalisasi nilai

telah menempati tempat tertinggi dalam hierarki nilai.

Ciri-ciri ranah afektif :

a. Sikap; Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka

terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan

sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal.

Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin

dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu.

b. Minat; Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir

melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus,

aktivitas, pemhaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.

Minat memiliki pengaruh yang sangat besar dalam proses pembelajaran, dengan

mengetahui minat peserta didik guru dapat mengarahkan siswanya dalam

pembelajaran. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang meiliki

intesitas tinggi.

c. Konsep Diri; Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu

terhadap kemampuan yang dimiliki. Target, arah, dan intesitas konsep diri pada

dasarnya seperti ranah afektif lain.

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir siswa, yaitu dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilh alternatif karir yang

tepat bagi peserta didik.

d. Nilai; Menurut Rokeach (1968) merupakan suatu kenyakinan tentang perbuatan,

tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap buruk. Selanjutnya

dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah kenyakinan sekitar

objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada kenyakinan. Oleh

karenannay satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan

16

Page 20: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi siswa untuk memperoleh

kebahagiaan personal dan memberi kontribusi positif terhadap masyarakat.

e. Moral; Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan

orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri.

3. Ranah Psikomotor

Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau

kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Adapun

kategori dalam ranah psikomotor: (a) Peniruan, (b) Manipulasi, (c) Pengalamiahan, (d)

Artikulasi.

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, melainkan dibuat oleh para ahli

berdasarkan domain yang dibuat oleh Bloom:

a. Persepsi

b. Kesiapan

c. Respon terpimpin

d. Mekanisme

e. Respon Tampak Kompleks

f. Penyesuian

g. Penciptaan

Taksonomi Bloom Setelah Direvisi

Taksonomi Bloom setelah dilakukan revisi oleh Aderson dan Kratwohl (2001), terdapat

perbedaan yang tidak banyak pada dimensi Kognitif. Pada Revisi Taksonomi Bloom ini,

dibagi atas dua dimensi yaitu:

1. Struktur dari dimensi proses kognitif

a. Mengingat,

Dapat mengingat kembali pengetahuan yang diperoleh dalam jangka waktu yang

lama

b. Memahami,

Membangun makna dari pesan-pesan instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan

grafik komunikasi, termasuk di dalamnya:

17

Page 21: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

1) Interpreting (menerjemahkan),

2) Exemplifying (Mencontohkan),

3) Classifying ( Mengklasifikasikan),

4) Summarizing (Meringkas),

5) Inferring (Menyimpulkan),

6) Comparing Membandingkan),

7) Explaining (Menjelaskan),

8) Mengaplikasikan

9) Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam suatu situasi tertentu.

c. Menganalisis,

Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau

keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami

hubungan diantara bagian-bagian yang satu dengan yang lainnya.

d. Mengevaluasi,

Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap situasi, nilai atau

ide atau mampu melakukan penilaian berdasarkan kriteria dan standar.

e. Membuat,

Kemampuan menyusun unsur-unsur untuk membentuk suatu keseluruhan

koheren atau fungsional, mereorganisasi unsur ke dalam pola atau struktur baru,

termasuk didalamnya:

1) Generating (hipotesa)

2) Planning (Perencanaan) `

3) Producing ( Penghasil)

Kata Operasional dari dimensi proses taksonomi Bloom :

Mengingat – Mengenali, daftar, menjelaskan, mengidentifikasi, mengambil,

penamaan, mencari, menemukan.

Memahami – meringkas, menyimpulkan, parafrase, mengklasifikasi,

membandingkan, menjelaskan, mencontohkan.

Menerapkan – Menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melaksanakan.

Menganalisis – Membandingkan, mengorganisir, dekonstruksi, menghubungkan,

menguraikan, menemukan, penataan, mengintegrasikan.

18

Page 22: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Mengevaluasi – Memeriksa, hypothesising, mengkritisi, percobaan, penilaian,

pengujian, Mendeteksi, Monitoring.

Menciptakan – merancang, membangun, perencanaan, menghasilkan, menciptakan,

merancang, membuat

2. Struktur dari dimensi Isi/Jenis/Pengetahuan

Jika isi adalah subjek-materi yang spesifik maka akan memerlukan banyak

taksonomi karena ada materi (misalnya, satu untuk ilmu pengetahuan, satu untuk

sejarah, dll). Kemudian, jika isi dianggap ada di luar siswa, maka timbul permasalahan

bagaimana untuk mendapatkan isi dalam siswa. Ketika isi di dalam siswa, itu menjadi

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Transformasi ini pengetahuan diperoleh melalui

proses-proses kognitif yang digunakan oleh siswa.

Sehingga dibedakan atas 4 jenis pengetahuan :

a. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge), yaitu elemen dasar dimana siswa harus

tahu akan berkenalan dengan disiplin atau memecahkan masalah di dalamnya.

Termasuk di dalamnya pengetahuan terminologi dan pengetahuan tentang rincian

spesifik dan unsur.

b. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge), yaitu hubungan antara unsur-

unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan mereka untuk

berfungsi bersama-sama. Diantaranya: Pengetahuan tentang klasifikasi dan

kategori, pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan generalisasi, Pengetahuan tentang

teori, model, dan struktur.

c. Pengetahuan Prosedural (Procedural Knowledge), yaitu bagaimana melakukan

sesuatu atau penyelidikan, dan kriteria untuk menggunakan keterampilan, teknik,

dan metode. Diantaranya: Pengetahuan tentang subyek-keterampilan khusus,

pengetahuan subjek-teknik khusus dan metode, pengetahuan kriteria untuk

menentukan ketika untuk menggunakan prosedur yang tepat.

d. Pengetahuan metakognitif (Metacognitive Knowledge), yaitu pengetahuan kognisi

secara umum serta kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi sendiri.

Diantaranya: Pengetahuan strategis, pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif,

termasuk sesuai kontekstual dan kondisi pengetahuan, Pengetahuan diri.

19

Page 23: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Namun begitu, sebenarnya apa yang dikenal sebagai taksonomi Bloom ini

adalah merupakan hasil kelompok penilai di Universitas yang terdiri dari Benjamin S.

Bloom, M.D. Engelhart, E. Furst, W.H. Hill, dan D.R. Krathwohl, yang kemudian

didukung pula oleh Ralph W. Tyler. (Suharsimi, 2006:117)

Tujuan belajar dan pembelajaran yang lebih spesifik dikemukakan oleh

taksonomi Instruksional Bloom. Menurut Bloom, siswa belajar berarti menggunakan

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik terhadap lingkungannya. Dalam

taksonomi bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan)

dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci. Ada 3

ranah dalam taksonomi bloom, yaitu:

- Ranah kognitif (Cognitive Domain)

Berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,

pengertian, dan keterampilan berpikir. Domain kognitif dibagi lagi menjadi 6 tingkatan:

Pengetahuan (Knowledge). Berisikan kemampuan untuk mengenali,

menyebutkan dan mengingat kembali peristilahan, definisi, dan fakta-fakta

sederhana Contoh : Peserta didik dapat menyebutkan rumus-rumus bangun

datar.

Pemahaman (Comprehension). Berisikan kemampuan untuk memahami,

menerangkan dan menjelaskan fakta-fakta setelah diketahui dan diingat.

Contoh : Siswa dapat menjelaskan konsep mencari keliling pada bangun datar.

Penerapan (Application). Berisikan kemampuan untuk sanggup menerapkan

konsep, gagasan, fakta-fakta, teori, dsb didalam situasi yang kongkrit. Contoh :

Siswa dapat menerapkan konsep mencari debit pada kehidupan sehari-hari.

Analisis (Analysis). Berisikan kemampuan untuk memilah, membedakan dan

membagi atau menguraikan gagasan, fakta-fakta yang sudah diaplikasikan.

Contoh : Siswa dapat wujud nyata kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari

Sintesis (Synthesis). Berisikan kemampuan untuk merangkai, merancang, dan

memadukan bagian-bagian secara logis sehingga menjelma menjadi suatu pola

berstruktur. Contoh : Siswa dapat menulis karangan tentang pentingnya

kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari

20

Page 24: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Evaluasi (Evaluation). Berisikan kemampuan untuk memberikan penilaian,

mengkritik dan menafsirkan terhadap suatu gagasan atau fakta-fakta dengan

menggunakan kriteria yang sudah ada. Contoh : Siswa dapat menimbang-

nimbang manfaat disiplin dan menunjukkan mudharat jika tidak disiplin

Struktur tingkatan ranah kognitif oleh Bloom adalah sebagai berikut :

Evaluasi

Sintesis

Analisis

Aplikasi

Pemahaman

Ingatan

- Ranah Afektif (Affective Domain)

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.

Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah

laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam,

kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang

tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya,

penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan

sebagainya.

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.

Kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,

minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya.

21

Page 25: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Dalam ranah afektif kemampuan yang diukur adalah:

o Penerimaan (Receiving/Attending) :

Meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala,  kesadaran, kerelaan, mengarahkan

perhatian. Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk

memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan

oleh guru.

o Partisipasi (Responding):

Meliputi merespon secara  diam-diam, bersedia merespon, merasa  puas  dalam merespon,

mematuhi peraturan. Mengadakan aksi terhadap stimulus, yang meliputi proses sbb. :

- Kesiapan menanggapi (acquiescene of responding). Contoh : mengajukan

pertanyaan, menempelkan gambar dari tokoh yang disenangi pada tembok kamar

yang bersangkutan, atau mentaati peraturan lalu lintas.

- Kemauan menanggapi (willingness to respond), yaitu usaha untuk melihat hal-hal

khusus di dalam bagian yang diperhatikan. Misalnya pada desain atau warna saja.

- Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya aksi atau kegiatan

yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. Contoh

kegiatan yang tampak dari kepuasan menanggapi ini adalah bertanya, membuat

coretan atau gambar, memotret dari objek yang menjadi pusat perhatiannya, dan

sebagainya.

o Penilaian/Penentuan Sikap (Valuing):

Meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap nilai

Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa

diri sesuai dengan penilaian itu. Mulai dibentuk suatu sikap : menerima, menolak atau

mengabaikan, sikap itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten

dengan sikap batin.

o Organisasi (Organization):

Meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami hubungan abstrak, mengorganisasi

sistem suatu nilai. Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai

pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima

ditempatkan pada suatu skala nilai mana yang pokok dan selalu harus diperjuangkan,

mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan

suatu perangkat nilai, seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara

22

Page 26: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

kebebasan dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun rencana

masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita hidup.

o Pembentukan Pola Hidup (Characterization By A Value Or Value Complex):

Meliputi falsafah hidup dan sistem nilai yang dianutnya. Contohnya mengamati tingkah

laku siswa selama mengikuti proses belajar mengajar berlangsung.

Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa,

sehingga menjadi milik pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas

dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Ciri-ciri Ranah Penilaian Afektif

Ada 5 ciri-ciri yang penting ranah penilaian afektif berdasarkan tujuannya, yaitu:

Sikap

Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka

terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan

sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal.

Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai,

keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang

dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi

pembelajaran, pendidik, dan sebagainya.

Minat

Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui

pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas,

pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. Sedangkan

menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583), minat atau keinginan adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah

intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki

intensitas tinggi.

Penilaian minat dapat digunakan untuk:

mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran,

mengetahui bakat dan minat peserta didik yang sebenarnya,

pertimbangan penjurusan dan pelayanan individual peserta didik,

menggambarkan keadaan langsung di lapangan/kelas

23

Page 27: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Konsep Diri

Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap

kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada

dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa

juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan

intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah

sampai tinggi.

Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat

bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk

memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat.

Nilai

Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7), yaitu nilai adalah suatu

objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat,

sikap, dan kepuasan. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek,

aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan

kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan

dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk

memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap

masyarakat.

Moral

Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau

perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain,

membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga

sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan

yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan

seseorang.

- Ranah psikomotor (phsycomotor domain)

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berhubungan erat dengan kerja otot

sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian – bagian yang lain. Misalnya yaitu

gerakan melipat kertas, berenang, bersepeda, merakit televisi, merakit motor, membuat

24

Page 28: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

kue dll. Secara mendasar perlu dibedakan antara dua hal yaitu keterampilan (skill)

dengan kemampuan (abilities). (Arikunto, 1999 : 122)

Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya

melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah

psikomotor adalah ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis,

memukul, melompat dan lain sebagainya.

Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek

keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system)

dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari :

o Persepsi (Perception):

Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua

perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada

masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi

yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedan antara

rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang berwarna

merah dari yang berwarna hijau.

o Kesiapan (Set):

Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu

gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan

jasmani dan mental, seperti dalam mempersiapkan diri untuk menggerakkan kendaraan

yang ditumpangi, setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang

berwarna merah.

o Gerakan Terbimbing (Guided Response):

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan

contoh yang diberikan (imitasi). Kemampuan ini dinyatakan dalam mengerakkan

anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan, seperti dalam

meniru gerakan-gerakan tarian atau dalam meniru bunyi suara.

o Gerakan Yang Terbiasa (Mechanism Response):

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar,

karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

Kemapuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan

25

Page 29: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakkan kaki, lengan dan tangan secara

terkoordinir.

o Gerakan Kompleks (Complex Response):

Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas

beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini

dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan

beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti

dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali.

o Penyesuaian Pola Gerakan (Adaptation):

Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-

gerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya

kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah

mencapai kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola

permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan

o Kreativitas (Creativity):

Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya

atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketrampilan tinggi

dan berani berpikir kreatif, akan mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti

kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi

musik instrumental.

Tabel  Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek

Psikomotorik

Tingkat Deskripsi

Gerakan

Refleks

Artinya: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,

respons terhadap stimulus tanpa sadar.

Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan leher dan

kepala, menggenggam, memegang

Contoh kegiatan belajar:

mengupas mangga dengan pisau

memotong dahan bunga

menampilkan ekspresi yang berbeda

26

Page 30: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir

meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa angin

Gerakan dasar

(basic

fundamental

movements)

Artinya: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat Diperhalus

melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat ditebak.

Contoh kegiatan belajar:

Contoh gerakan tak berpindah: bergoyang, membungkuk,

merentang, mendorong, menarik, memeluk, berputar

Contoh gerakan berpindah: merangkak, maju perlahan-lahan,

muluncur, berjalan, berlari, meloncat-loncat, berputar mengitari,

memanjat.

Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok, menggunting,

menggambar dengan krayon, memegang dan melepas objek, blok

atau mainan.

Keterampilan gerak tangan dan jari-jari: memainkan bola,

menggambar.

Gerakan

Persepsi

(Perceptual

obilities)

Artinya: Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu

kemampuan perseptual

Contoh kegiatan belajar:

menangkap bola, mendrible bola

melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali sambil

menjaga keseimbangan

memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang ukurannya

bervariasi

membaca melihat terbangnya bola pingpong

melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri

menulis alfabet

mengulangi pola gerak tarian

memukul bola tenis, pingpong

membedakan bunyi beragam alat musik

membedakan suara berbagai binatang

mengulangi ritme lagu yang pernah didengar

membedakan berbagai tekstur dengan meraba

27

Page 31: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Gerakan

Kemampuan

fisik (Psycal

abilities)

Artinya: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan

belajar

Contoh kegiatan belajar:

menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu

berlari jauh

mengangkat beban

menarik-mendorong

melakukan push-up

kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut

menari

melakukan senam

melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola

Gerakan

terampil

(Skilled

movements)

Artinya: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil,

tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit

(kompleks)

Contoh kegiatan belajar:

melakukan gerakan terampil berbagai cabang olahraga

menari, berdansa

membuat kerajinan tangan

menggergaji

mengetik

bermain piano

memanah

skating

melakukan gerak akrobatik

melakukan koprol yang sulit

Gerakan indah

dan kreatif

(Non-

discursive

communicatio

)

Artinya: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan

gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien dan indah

gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat tertinggi untuk

mengkomunikasikan peran

Contoh kegiatan belajar:

kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis, menari balet

28

Page 32: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

melakukan senam tingkat tinggi

bermain drama (acting)

keterampilan olahraga tingkat tinggi

Dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi :

- Gerak refleks,

- Gerak dasar fundamen,

- Keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual,

diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang

terkoordinasi,

- Keterampilan fisik,

- Gerakan terampil,

- Komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan) meliputi: gerakan

ekspresif, gerakan interprestatif.

29

Page 33: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Bab III. Tujuan Pembelajaran Menurut R. A. Gagne

Robert Gagne lahir tahun 1916 di North Andover, MA. Beliau mendapatkan

gelar A.B. di Yale tahun 1937 dan pada tahun 1940 mendapat gelar Ph.D. Psychology

dari Universitas Brown. Mengajar di Connecticut College for Women dari 1940-49 dan

kemudian di Penn State University dari 1945-1946. Antara 1949-1958, Gagne menjadi

direktur “perceptual and motor skills laborartory” di U.S. Air force. Pada saat itu dia

mulai mengembangkan beberapa idenya yaitu teori belajar yang disebut "The

Conditions of Learning". Pada 25 tahun terakhir beliau adalah professor di Department

of Education Research at Florida State University di Tallahassee.

Robert Gagne seorang ahli psikologi pendidikan mengembangkan teori belajar

yang mencapai kulminasinya (titik puncak) pada “The Condition of Learning”. Banyak

gagasan Gagne tentang teori belajar, seperti belajar konsep dan model pemrosesan

informasi, pada bukunya “The Condition of Learning” mengemukakan bahwa: Learning

is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which

is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi

dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya

disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar

dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling

berinteraksi.

Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen

penting yaitu :

1.        Fase – fase pembelajaran

2.        Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes

3.        Kondisi atau tipe pembelajaran

4.        Kejadian-kejadian instruksional

Fase-Fase Dalam Belajar

Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:

o Fase Receiving The Stimulus Situation

Merupakan fase seseorang memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap

artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan

30

Page 34: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

berbagai cara. Misalnya “golden eye” bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau

sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat

memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan.

o Fase Stage Of Acquition

Pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu kesanggupan yang belum

diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan

pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk

asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama.

o Fase Storage

Fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan dalam jangka pendek ada

yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka

pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

o Fase Retrieval/Recall

Fase mengingat kembali atau memanggil kembali informasi yang ada dalam memori.

Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan

hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi

yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas

pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah

dipanggil.

Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :

o Fase Motivasi

Sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar.

o Fase Generalisasi

Fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih meningkatkan daya ingat,

siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut.

o Fase Penampilan

Fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah

mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat

membuat kalimat yang benar.

o Fase Umpan Balik,

Siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement).

31

Page 35: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Kategori Utama Kapabilitas

Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan

berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima

kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu :

o Verbal Information

Kemampuan siswa untuk memiliki keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat

dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang

lainnya yang bersifat verbal.

o Intellectual Skills

Merupakan penampilan yang ditunjukkan siswa tentang operasi-operasi intelektual yang

dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi

dengan lingkungannya melalui pengunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Yang

membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat

kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat

tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep

terdefinisi, untuk memperloleh aturan – aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa

konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai

diskriminasi-diskriminasi.

o Cognitive Strategies

Merupakan sustu macam keterampilan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan

tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih

dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir.

Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3)

strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi afektif.

o Attitudes

Merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang

penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikap-sikap sosial itu

diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam

menerapkan metode dan materi pembelajaran.

32

Page 36: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

o Motor Skills

Merupakan keterampilan kegiatan fisik dan penggabungan kegiatan motorik dengan

intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan

fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dan

lainnya.

Kondisi Atau Tipe Pembelajaran

Di dalam bukunya The Conditions of Learning (1965), Gagne menyebutkan

adanya 8 buah kategori. Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah :

- Signal learning

- Stimulus-response learning

- Chaining

- Verbal Association

- Discrimination learning

- Concept learning

- Rule learning

- Problem solving

o Signal Learning

Belajar isyarat merupakan proses belajar melalui pengalaman-pengalaman menerima

suatu isyarat tertentu untuk melakukan tindakan tertentu. Misalnya ada “Aba-aba siap”

merupakan isyarat untuk mengambil sikap tertentu, tersenyum merupakan isyarat

perasaan senang.

o Stimulus-Response Learning

Belajar stimulus-respon (S-R), merupakan belajar atau respon tertentu yang diakibatkan

oleh suatu stimulus tertentu. Melalui pengalaman yang berulang-ulang dengan stimulus

tertentu sesorang akan memberikan respon yang cepat sebagai akibat stimulus tersebut.

o Chaining

Chaining atau rangkaian, terbentuk dari hubungan beberapa S-R, oleh sebab yang satu

terjadi segera setelah yang satu lagi. Misalnya : Pulang kantor, ganti baju, makan,

istirahat.

o Verbal Association

33

Page 37: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Mengenal suatu bentuk-bentuk tertentu dan menghubungkan bentuk-bentuk rangkaian

verbal tertentu. Misalnya : seseorang mengenal bentuk geometris, bujur sangkar, jajaran

genjang, bola dan lain sebagainya. Lalu merangkai itu menajdi suatu pengetahuan

geometris, sehingga seseorang dapat mengenal bola yang bulat, kotak yang bujur

sangkar.

o Discrimination Learning

Belajar diskriminasi adalah dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya,

dapat membedakan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya walaupun bentuk

manusia hampir sama, dapat membedakan merk sepedamotor satu dengan yang lainnya

walaupun bentuknya sama. Kemampuan diskriminasi ini tidak terlepas dari jaringan,

kadang-kadang jika jaringan yang terlalu besar dapat mengakibatkan interferensi atau

tidak mampu membedakan.

o Concept Learning

Belajar konsep mungkin karena kesanggupan manusia untuk mengadakan representasi

internal tentang dunia sekitarnya dengan menggunakan bahasa. Mungkin juga binatang

bisa melakukan tetapi sangat terbatas, manusia dapat melakukan tanpa terbatas berkat

bahasa dan kemampuan mengabstraksi. Dengan menguasai konsep ia dapat

menggolongkan dunia sekitarnya menurut konsep itu misalnya : warna, bentuk, jumlah

dan lainnya

o Rule Learning

Belajar model ini banyak diterapkan di sekolah, banyak aturan yang perlu diketahui

oleh setiap orang yang telah mengenyam pendidikan. Misalnya : angin berembus dari

tekanan tinggi ke tekanan rendah, 1 + 1 = 2 dan lainnya. Suatu aturan dapat diberikan

contoh-contoh yang konkrit.

o Problem Solving

Memecahkan masalah merupakan suatu pekerjaan yang biasa yang dilakukan manusia.

Setiap hari dia melakukan problem solving bayak sekali. Untuk memecahkan masalah

dia harus memiliki aturan-aturan atau pengetahuan dan pengalaman, melalui

pengetahuan aturan-aturan inilah dia dapat melakukan keputusan untuk memecahkan

suatu persoalan. Seseorang harus memiliki konsep-konsep, aturan-aturan dan memiliki

“sets” untuk memecahkannya dan suatu strategi untuk memberikan arah kepada

pemikiran agar produktif.

34

Page 38: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Kejadian-Kejadian Instruksional

Apakah yang terjadi dalam mengajar? Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha

mengontrol kondisi ekstern. Kondisi ekstern merupakan satu bagian dari proses belajar,

namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.

Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne terkenal

dengan “Nine instructional events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :

o Gain Attention

Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang

baru, aneh, kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera

untuk merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa,

pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka

dan suara tiba-tiba.

o Inform Learners Of Objectives

Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah

mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai

setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

o Stimulate Recall Of Prior Learning

Merangsang timbulnya ingatan tentang pengetahuan atau keterampilan yang telah

dipelajari yang menjadi prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.

o Present The Content

Penyampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh, penekanan baik secara

verbal maupun “features” tertentu.

o Provide "Learning Guidance"

Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang membimbing proses atau

alur berpikir siswa, agar memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikan contoh-contoh,

gambar-gambar sehingga siswa siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan.

o Elicit Performance /Practice

Siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk menunjukkan

penguasaannya terhadap materi.

o Provide Feedback

35

Page 39: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Siswa diberi tahu sejauh mana ketepatan unjuk kerjanya (performance)

o Assess Performance

Memberikan tes atau tugas untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan

pembelajaran

o Enhance Retention And Transfer To The Job

Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan

rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah terjadi.

Diharapkan nantinya siswa dapat mentransfer atau menggunakan pengetahuan, keahlian

dan strategi ketika menghadapi masalah dan situasi baru.

Dalam mengajar hal di atas dapat terjadi sebagian atau semuanya, Proses belajar sendiri

terjadi antara peristiwa nomor 5 dan 6. Peristiwa-peristiwa itu digerakkan dan diatur

dengan perantaraan komunikasi verbal yakni guru mengatakan kepada murid apa yang

harus dilakukannya.

36

Page 40: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Bab IV. Pembelajaran Matematika

A. TUJUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Pengertian Matematika

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos”secara ilmu pasti,

atau “Natheis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana

kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan

yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) terdapat istilah matematika

sekolah yang dimaksudnya untuk memberi penekanan bahwa materi atau pokok

bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang

diajarkan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (Direkdikdas: 1994).

Soemardjono (2003) menyatakan bahwa ”menurut bahasa latin matematika

berasal dari kata manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari

sedangkan menurut bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti”.

Karakteristik Pembelajaran Matematika

Suherman (2003) karakteristik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sbb :

1. Pembelajaran matematika langsung (bertahap).

Materi pembelajaran diajarkan secara berjenjang atau bertarap yaitudari hal konkrit

ke abstrak, hal yang sederhana ke kompleks ataukonsep mudah ke konsep yang

lebih sukar.

2. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

Setiap mempelajari konsep baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah

dipelajari sebelumnya. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah

dipelajari. Pengulangan konsep dalam bahan ajar dengan cara mempeluas dan

memperdalam adalahperlu dalam pembelajaran matematika (spiral melebar dan

naik).

3. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.

Matematika adalah deduktif, matematika tersusun secara deduktif, aksiomatik.

Namun demikian harus dapat dipilihkan pendekatan yang cocok dengan kondisi

37

Page 41: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

siswa. Dalam pembelajaran belum sepenuhnya menggunakan pendekatan tetapi

masih campur dengan deduktif.

4. Pembelajaran matematika merupakan kebenaran konsistensi. Kebenaran-kebenaran

dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi, tidak

bertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan yang lainnya. Suatu pernyataan

dianggap benar bila didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang terdahulu yang

telah diterima kebenarannya.

Fungsi dan tujuan pembelajaran matematika

Suherman (2003) fungsi dan tujuan pembelajran matematika yaitu sebagai berikut :

1. Fungsi pembelajaran matematika

- Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan

menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

melalui materi pengukuran dan geometri, aljabar dan trigonometri.

- Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa model

matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, dan

grafik.

2. Tujuan pembelajaran matematika

- Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Misalnya melalui

kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,

konsistensi, dan inkonsistensi.

- Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisidan penemuan

dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat

prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara

lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan

gagasan.

Bentuk-bentuk aktivitas dalam pembelajaran matematika :

Menerima: Siswa menanyakan perbandingan perbandingan senilai dan perbandingan

berbalik nilai.

38

Page 42: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Menanggapi: Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru tentang perbandingan

senilai.

Menilai: Siswa melengkapi jawaban temannya yang di tampilkan di depan kelas.

Mengelola: Siswa dapat mengubah bilangan persen ke bentuk decimal

Menghayati: Siswa melengkapi catatan matematikanya serta membuat tugas yang

diberikan guru.

B. HAKEKAT MATEMATIKA

Banyak ahli yang mengartikan pengertian matematika baik secara umum

maupun secara khusus. Herman Hudojo menyatakan bahwa: “matematika merupaka

ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya

dedukti, sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.”.

Sedangkan James dalam kamus matematkanya menyatakan bahwa “Matematika

adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep

berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi  ke dalam tiga bidang,

yaitu aljabar, analisis dan goemetri.”

Paling dalam Mulyono Abdurahman mengemukakan bahwa matematika adalah

suatu arah untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu

cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang betuk dan ukuran,

menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah

memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-

hubungan.

Matematika dikenal sebagai ilmu dedukatif, karena setiap metode yang

digunakan dalam mencari kebenaran adalah dengan menggunakan metode deduktif,

sedang dalam ilmu alam menggunakan metode induktif atau eksprimen. Namun dalam

matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara deduktif, tapi seterusnya

yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif, karena dalam

matematika sifat, teori/dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat

dibuktikan secara deduktif.

Matematika mempelajari tentang keteraturan, tentang struktur yang

terorganisasikan, konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, berstruktur dan

39

Page 43: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep paling

kompleks.

Dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abtrak, sehingga disebut

objek mental, objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi:

Konsep, merupakan suatu ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan

sekumpulan obejk. Misalnya, segitiga merupakan nama suatu konsep abstrak. Dalam

matematika terdapat suatu konsep yang penting yaitu “fungsi”, “variabel”, dan

“konstanta”. Konsep berhubungan erat dengan definisi, definisi adalah ungkapan suatu

konsep, dengan adanya definisi ornag dapat membuat ilustrasi atau gambar atau

lambing dari konsep yang dimaksud.

Prinsip, merupakan objek matematika yang komplek. Prinsip dapat terdiri atas beberapa

konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi/operasi, dengan kata lain prinsip adalah

hubungan antara berbagai objek dasar matematika. Prisip dapat berupa aksioma,

teorema dan sifat.

Operasi, merupakan pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika

lainnya, seperti penjumlahan, perkalian, gabungan, irisan. Dalam matematika dikenal

macam-macam operasi yaitu operasi unair, biner, dan terner tergantungd ari banyaknya

elemen yang dioperasikan. Penjumlahan adalah operasi biner karena elemen yang

dioperasikan ada dua, tetapi tambahan bilangan adalah merupakan operasi unair karena

elemen yang dioperasikan hanya satu.

C. Tujuan Pengajaran Matematika

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya tujuan pengajaran, atau yang

sudah umum dikenal dengan tujuan instruksional. Bahkan ada juga yang meyebutnya

pembelajaran.

Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas mengajar dan aktivitas

belajar. Aktivitas menghajar menyangkut peranan guru dalam konteks mengupayakan

terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara belajar dan mengajar. Jalinan

komunikasi ini menjadi indikator suatu aktivitas atau proses pengajaran yang

berlangsung dengan baik.

40

Page 44: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Dengan demikian tujuan pengajaran adalah tujuan dari suatu proses interaksi

antara guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan.

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang pesat

baik meteri maupun kegunaannya. Mata pelajaran matematika verfungsi melambnagan

kemampuan komunikasi dengan menggambarkan bilangan-bilangan dan simbol-simbol

serta ketajaman penalaran yang dapat memberi kejelasan dan menyelesaikan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah:

- Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola

piker dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan

- Mempersiapkan siswa menggunakan matematika dan pola pikir matematika

dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Dari uraian di atas jelas bahwa kehidupan dunia ini akan terus sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu siswa harus memiliki

kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada

keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang kritis,

sistematis, logis, kratif dan kemamuan bekerja sama yang efektif. Dengan demikian,

maka seorang guru harus terus mengikuti perkembangan matematika dan selalu

berusaha agar kreatif dalam pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat membawa

siswa ke arah yang diinginkan.

Namun secara khusus tujuan kurikuler pengajaran matematika di Madrasah

Aliyah yang desebutkan dalam kurikulum berbasis kompetensi adalah sebagai berikut:

- Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Misalnya melalui

kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,

konsistensi, dan inkonsistensi.

- Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisidan penemuan

dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat

prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara

41

Page 45: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan

gagasan.

Melatih cara berfikir dan bernalar dalam pembelajaran matematika sangatlah

penting. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedjadi bahwa “salah satu karakteristik

matematika adalah berpola piker deduktif yang merupakan salah satu tujuan yang

bersifat formal, yang memberi tekanan kepada penataan nalar.”

Meskipun pola pikir ini penting, namun dalam pembelajaran matematika

terutama pada jenjang SD dan SLTP masih diperlukan pola pikir deduktif, sedangkan

jenjang sekolah menengah penggunaan pola pikir induktif dalam penyajian suatu topik

sudah semakin dikurangi. Di samping cara berpikir, dalam proses pembelajaran siswa

juga dilatih untuk mengembagkan kreatifitasnya melalui imajinasi dan intuisi. Setiap

siswa punya kemampuan yang berbeda-beda dalam memandang suatu permasalahn

yang dikembangkan, inilah yang disebut dengan pemikiran divergen yang perlu terus

dikembangkan.

Berdasarkan penjelasan tujuan pengajaran di atas dapat dimengerti bahwa

matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga dituntut agar

lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu baik mengenai

matematika itu sendiri maupun masalah dalam lmu lain, serta dituntut suatu disiplin

ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep matematika secara

mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

42

Page 46: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Bab V. Kesimpulan

Taksonomi Bloom merujuk model pengembangan peserta didik yang dititik

beratkan pada tujuan pembelajaran. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin

S. Bloom pada tahun 1956. Bloom membagi sasaran pengembangan peserta didik dalam

tiga sisi berdasarkan tujuannya, yaitu :

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif)

1.1. Pengetahuan (Knowledge)

1.2. Pemahaman (Comprehension)

1.3. Aplikasi (Application)

1.4. Analisis (Analysis)

1.5.Evaluasi (Evaluation)

1.6. Sintesis (Synthesis)

2. Domain Afektif

2.1. Penerimaan (Receiving/Attending)

2.2. Tanggapan (Responding)

2.3. Penghargaan (Valuing)

2.4. Pengorganisasian (Organization)

2.5. Karakterisasi (Caracterization)

3. Domain Psikomotor

3.1. Persepsi (Perception)

3.2. Kesiapan (Set)

3.3. Respon Terpimpin (Guided Response)

3.4.Mekanisme (Mechanism)

3.5.Respon tampak yang compleks (Comples Overt Response)

3.6. Penysuaian (Adaptation)

3.7. Penciptaan (Origination)

Menurut Arikunto (2009:116) ada 4 prinsip dasar yang digunakan Bloom:

1. Prinsip Metodologis; Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada

cara-cara guru dalam mengajar.

43

Page 47: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

2. Prinsip Psikologis; Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaaan

yang ada sekarang.

3. Prinsip Logis; Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsiten.

4. Prinsip Tujuan; Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-

tingkatan nilai-nilai. Tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan

corak yang netral.

Gagne melihat proses belajar mengajar dibagi menjadi beberapa komponen

penting yaitu :

1.        Fase – fase pembelajaran

2.        Kategori utama kapabilitas/kemampuan manusia/outcomes

3.        Kondisi atau tipe pembelajaran

4.        Kejadian-kejadian instruksional

Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu:

o Fase Receiving The Stimulus Situation

o Fase Stage Of Acquition

o Fase Storage

o Fase Retrieval/Recall

Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu :

o Fase Motivasi

o Fase Generalisasi

o Fase Penampilan

o Fase Umpan Balik,

Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne :

o Verbal Information

o Intellectual Skills

o Cognitive Strategies

o Attitudes

o Motor Skills

Kondisi Atau Tipe Pembelajaran

o Signal Learning

o Stimulus-Response Learning

44

Page 48: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

o Chaining

o Verbal Association

o Discrimination Learning

o Concept Learning

o Rule Learning

o Problem Solving

Mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang menurut Gagne

terkenal dengan “Nine instructional events” yang dapat diuraikan sebagai berikut :

o Gain Attention

o Inform Learners Of Objectives

o Stimulate Recall Of Prior Learning

o Present The Content

o Provide "Learning Guidance"

o Elicit Performance /Practice

o Provide Feedback

o Assess Performance

o Enhance Retention And Transfer To The Job

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos”secara ilmu pasti,

atau “Natheis” yang berarti ajaran, pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana

kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan

yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Ensiklopedia Indonesia).

Suherman (2003) karakteristik pembelajaran matematika di sekolah yaitu sbb :

1. Pembelajaran matematika langsung (bertahap).

2. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral.

3. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif.

4. Pembelajaran matematika merupakan kebenaran konsistensi.

Adapun tujuan dari pengajaran matematika adalah:

- Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola piker

dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, dan

- Mempersiapkan siswa menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam

kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan.

45

Page 49: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

4. Tujuan pembelajaran matematika

- Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan. Misalnya melalui

kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan,

konsistensi, dan inkonsistensi.

- Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisidan penemuan

dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat

prediksi dan dugaan serta mencoba-coba.

- Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Mengembangkan

kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara

lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan

gagasan.

Matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga

dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu

baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah dalam lmu lain, serta dituntut

suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep

matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

46

Page 50: Taksonomi Bloom, Gagne, Dan Hakekat Mtk

Daftar Pustaka

Herma Hudojo, Strategi Belajar Mengajar, (Malang: IKIP 1990), hal. 2.

Erman Suherman. dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:

Jica, 2001), hal 19.

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), hal. 252.

R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan NAsional, 2000), hal 13-15

R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, 2000), hal. 43

Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata

Pelajaran Matematrika Sekolah Menengah Atas dan MA, (Jakarta:

Depdiknas, 2003), hal. 11.

R. Soedjadi, Kiat Pendiikan Matematika di Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi, 2000), hal 45.

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/

diakses pada tanggal 24 september 2012.

http://suhartono0561.blogspot.com/2011/06/artikel-pendidikan_20.html diakses pada

tanggal 25 september 2012.

http://remenmaos.blogspot.com/2011/10/startegi-pembelajaran-menurut-bloom.html

diakses pada tanggal 26 september 2012.

http://chanra730.blogspot.com/2012/03/tujuan-belajar-dan-pembelajaran.html diakses

pada tanggal 27 september 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto.2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suherman, Erman. 2004. Strategi Pembelajaran Matematika. Bandung:UPI.

http://www.elfilany.com/2011/01/posisi-ranah-kognitif-dalam-taksonomi.html diakses

pada tanggal 28 september 2012

http://gurupembaharu.com/home/?p=186 diakses pada tanggal 29 september 2012

http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-

psikomotorik/ diakses pada tanggal 30 september 2012

47