TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

17
34 TEORI BARANG PUBLIK A. Kegiatan Belajar - Teori Pigou - Teori Bowen - Teori Erick Lindahl - Teori Samuelson - Teori Anggaran B. Capaian Pembelajaran Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami teori barang publik baik menurut Pigou, Bowen, Erick Lindahl, Samuelson dan Teori Anggaran baik dalam bentuk kualitatif maupun dalam bentuk grafik Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan materi dalam modul ini C. Proses Pembelajaran 3.1. Teori Pigou Teori mengenai pajak dan subsidi pertama kali dikembangkan oleh Pigou pada tahun 1923. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat di mana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal (marginal disutility) akan pajak yang dipungut untuk membiayai program- program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik. Ilustrai diatas dapat juga dijelaskan melalui gambar di bawah ini, kurva kepuasan marginal akan barang publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai

Transcript of TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

Page 1: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

34

TEORI BARANG PUBLIK

A. Kegiatan Belajar

- Teori Pigou

- Teori Bowen

- Teori Erick Lindahl

- Teori Samuelson

- Teori Anggaran

B. Capaian Pembelajaran

Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa

diharapkan mampu memahami teori barang publik baik menurut Pigou, Bowen, Erick

Lindahl, Samuelson dan Teori Anggaran baik dalam bentuk kualitatif maupun dalam

bentuk grafik

Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini

disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat

mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan

materi dalam modul ini

C. Proses Pembelajaran

3.1. Teori Pigou

Teori mengenai pajak dan subsidi pertama kali dikembangkan oleh Pigou pada

tahun 1923. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu

tingkat di mana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan

marginal (marginal disutility) akan pajak yang dipungut untuk membiayai program-

program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.

Ilustrai diatas dapat juga dijelaskan melalui gambar di bawah ini, kurva kepuasan

marginal akan barang publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai

Page 2: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

35

bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang

dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginal yang dirasakan oleh

masyarakat. Di lain pihak, pajak merupakan pungutan yang dipaksa oleh pemerintah

sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagi masyarakat yang

membayar pajak (lihat gambar di bawah ini).

Gambar 22

Teori Pigou

Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak

mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang

dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Ketidakpuasan

marginal ditujukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurva ketidakpuasan

marginal ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan barang publik (jarak CF) lebih

Page 3: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

36

besar daripada ketidakpuasan akan pembayaraan pajak (jarak FI), sehingga

pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkan barang-barang

publik yang lebih sedikit.

Sebaliknya, pada titik D kepuasan marginal masyarakat akan barang pemerintah

lebih besar (jarak AD) dari pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar

pajak (jarak DG). Ini menunjukkan bahwa barang publik dihasilkan dalam jumlah yang

terlalu sedikit sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi akan dapat dicapai

dengan cara menambah anggaran pemermtah untuk menghasilkan barang publik. Titik E

adalah kondisi yang optimum di mana kepuasan marginal untuk barang publik bagi

masyarakat sama dengan ketidakpuasan marginal dalam hal pembayaran pajak.

Kelemahan dari analisis ini karena didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal

masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik,

sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif karena sifatnya ordinal.

3.2. Teori Bowen

Bowen mengemukakan suatu teori yang membedakan penentuan harga barang

swasta maupun barang publik. Pada gambar di bawah ini:

- Kurva penawaran SS;

- DA = permintaan invidu A;

- DB = permintaan individu B;

- D(A+B) = permintaan individu A dan B;

- Harga optimum OP, dimana D(A+B) yaitu harga sepatu bagi A dan B;

- Jumlah permintaan individu A dan B adalah OXA+OXB=OX (A+B);

- OP0 harga barang swasta bagi kedua individu sama

Page 4: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

37

Gambar 23

Teori Barang Swasta Bowen

Jadi menurut Bowen harga barang swasta bagi individu A maupun B adalah sama

sedangkan jumlah barang yang diminta adalah penjumlahan dari permintaan barang

setiap individu. Hal yang berbeda terjadi pada barang Publik. Menurut Bowen barang

publi tergambar dari penjelasan berikut ini:

- Permintaan barang publik individu A dan B adalah penjumlahan sumbu vertikal

kurva DA dan DB

- Barang publik sebesar OY dinikmati oleh A dan B dalam jumlah yang sama

- Harga barang publik adalah penjumlahan dari pembayaran individu A dan B

Page 5: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

38

Gambar 24

Teori Barang Pemerintah Bowen

Jadi perbedaan barang swasta dan barang publik menurut Bowen adalah:

Tabel 1

Perbedaan barang Swasta dan Barang Publik Menurut Bowen

BARANG SWASTA BARANG PUBLIK

HARGA P=PA=PB P=PA+PB

JUMLAH BARANG X=XA+XB G=GA=GB

Kelemahan dari teori ini adalah karena pada barang publik tidak berlaku

pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan

barang tersebut hingga kurva permintaannya tidak ada.

Page 6: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

39

3.3. Teori Erick Lindahl

Inefisiensi terjadi jika pemerintah tidak ikut campur tangan dalam penyediaan

barang publik. Oleh karena itu pemerintah harus campur tangan dalam perekonomian

agar kondisi pareto-otmal dapat terjadi. Tetapi campur tangan pemerintah juga tergantung

kepada besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan barang publik

tersebut. Jika pemerintah hanya membebankan sebahagian besar biaya kepada satu rumah

tangga saja dalam membiayai suatu barang publik, maka rumah tangga yang

bersangkutan akan menolaknya karena rumah tangga yang bersangkutan akan merasa

menerima manfaat yang lebih kecil dari apa yang dia bayarkan. Oleh sebab itu selalu

muncul pertanyaan apakah semua pelaku ekonomi dapat menyetujui campur tangan

pemerintah. Wicksell beragumentasi bahwa dimungkinkan manfaat yang didapatkan

seseorang dari barang publik sesuai dengan beban pengeluaran yang ditanggungnya.

Dasar pemikiran tersebut dilanjutkan oleh Lindahl (1919).

Kewajiban pemerintah adalah menyediakan jumlah barang publik yang memadai

kepada masyarakat, dilain pihak pemerintah juga bertugas untuk membagi secara adil

beban pembiayaannya kepada seluruh anggota masyarakat. Kita mengasumsikan bahwa

dalam suatu perekonomian hanya ada dua individu, yaitu individu A dan individu B.

Sumbu datar menunjukkan jumlah barang publik dan sumbu tegak menunjukkan proporsi

biaya yang ditanggung oleh-masing-masing individu. Jadi misalnya individu A bersedia

membayar h persen dari biaya total penyediaan sejumlah barang publik tertentu, maka

sisanya sebesar (1-h) persen akan ditanggung oleh individu B. Kedua kurva indeferens

melengkung ke atas karena kita berasumsi bahwa setiap individu suka akan barang

publik, tetapi tidak suka membayar biaya penyediaan barang tersebut. Jadi misalnya

individu C bersedia membayar h persen dari total penyediaan barang pbublik, maka

individu D akan membayar (1-h) persen. Kurva a1, a2, a3 merupakan kurva penawaran

individu C, sedangkan kurva b1, b2 dan b3 merupakan kurva penawaran individu D.

Apabila individu C harus membayar sebanyak h0 persen untuk penyediaan barang publik,

maka individu D harus membayar sebesar (1-h0) persen. Untuk lebih memperjelas

keadaan ini, lihat gambar di bawah ini:

Page 7: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

40

Gambar 25

Teori Barang Publik Erick Lindahl

Gambar 26

Teori Barang Publik Erick Lindahl

Page 8: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

41

Jika kedua kurva diatas digabungkan maka akan didapatkan kurva seperti yang

terlihat pada gambar berikut ini:

Gambar 27

Solusi Erick Lindahl

Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh:

- Kurva DA dan DB menunjukkan kurva permintaan individu C dan D akan barang

publik;

- Pada titik F konsumen C menghendaki barang publik sebesar 0CF dan bersedia

membayar 100 persen (OCOD);

- Pada titik H jumlah barang publik yang diminta individu C sebesar OCL dan bersedia

membayar 100 persen dari harga tersebut sedangkan D bersedia membayar ODT1;

- Pada jumlah barang publik sebesar OL1, individu C bersedia membayar 70 persen

(0CT2) dari total biaya dan individu D bersedia membayar 60 persen hingga

penerimaan pemerintah menjadi 130 persen dari total pembiayaan barang publik;

Page 9: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

42

- Pada titik E individu C bersedia membayar sebesar OCTE persen dan individu D

bersedia membayar sebesar ODTE persen untuk barang publik sebesar OLE;

- Pada titik E pembayaran dari A dan B sebesar 100 persen (OCTE+ODTE) dimana

pembayaran kedua orang tersebut sama dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah untuk menghasilkan barang publik sebesar OLE;

- Pada penyediaan barang publik sebesar OL2, biaya yang diperlukan sebesar L2Z dan

individu C hanya bersedia membayar sebesar L2Y persen dan indvidu D hanya

membayar ZX persen sehingga terjadi defisit anggaran sebesar XY persen;

Kelemahan teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas

mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. Selain itu

kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang publik tidak dapat

dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia menunjukan

prefrensinya terhadap barang publik. Kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat

penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang

seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.

3.4. Teori Samuelson

Untuk membahas pemilikan masyarakat akan kombinasi barang swasta dan

barang publik dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi kesejahteraan masyarakat

(social welfare function). Kurva FKM menunjukkan tingkat pertukaran marginal

(marginal rate of substitution) antara konsumsi masyarakat terhadap barang publik dan

barang swasta yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi masyarakat.

Samuelson seorang mantan pemenang hadiah Nobel menyempurnakan teori barang

swasta maupun barang publik. Samuelson menyatakan bahwa adanya barang publik yang

mempunyai dua karakteristik (non-exclusionary dan non-rivalry) tidaklah berarti bahwa

perekonomian tidak dapat mencapai kondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan

masyarakat yang optimal.

Fungsi kepuasan masyarakat dalam mengkonsumsi barang swasta maupun barang

publik dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 10: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

43

Gambar 28

Teori Samuelson

Pada tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa:

• Pada panel A adalah garis kemungkinan produksi barang swasta dan barang

publik serta kurva indeferens bagi individu R;

• Panel B kurva indeferens individu R akan barang swasta dan barang publik;

Page 11: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

44

• Pada panel C adalah kurva indeferens individu S;

• Pada panel A, bila pemerintah menyediakan barang publik sebesar 0L1, maka

barang tersebut dapat dinikmati oleh R dan S dalam jumlah yang sama;

• Produksi barang publik sebesar OL1 akan menyebabkan alokasi ekonomi untuk

barang swasta sebesar OT unit;

• Barang publik sebesar OL1 maka R akan mengkonsumsi barang swasta sebesar

OT1;

• Barang publik sebesar OL1 tersebut tersedia juga untuk individu S dan akan

mengkonsumsi barang swasta sebesar OT di panel A dikurangi OT1 yang

dikonsumsi oleh R (panel B) yaitu OT2 pada panel C;

• Apabila barang publik yang tersedia untuk R dan S sebanyak OL2, maka barang

swasta yang dapat diproduksikan sebesar OT3;

• Dari jumlah tersebut agar individu R tidak berkurang kesejahteraannya, maka ia

harus mengkonsumsi barang swasta sebesar OT4 sehingga yang tersedia bagi S

sebanyak OT6 yaitu OT3-OT4 (panel C);

• Selajutnya akan didapatkan kurva DFG pada pada panel C yaitu kombinasi barang

publik dan swasta yang tersedia untuk S dengan kondisi kesejahteraan R yang

tidak berubah seperti terlihat LR1 pada panel A.

Jika kurva indeferens bukan kurva indeferens LR1 tetapi LR3 yang menunjukkan

kesejahteraan R yang lebih rendah, maka dengan langkah di atas kita akan mendapatkan

kurva konsumsi barang swasta dan barang publik oleh S yang ditunjukkan oleh kurva

MYM. Kurva MYM menyinggung kurva indeferens LS2 pada titik Y dimana barang

pemerintah yang dikonsumsikan oleh R dan S adalah OL1 unit. Barang Swasta yang

dikonsumsi oleh S sebanyak OT2 dan oleh R sebanyak OT8 yaitu OT2 + OT8 = OT yaitu

jumlah seluruh barang swasta yang dihasilkan. Jadi dalam analisis ini kita dapat melihat

jika kesejahteraan R turun, maka kesejahteraan S akan naik (lihat gambar di bawah ini)

Page 12: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

45

Gambar 29

Fungsi Kemungkinan Kepuasan

Kelemahan dari Teori Samuelson adalah hasil analisis tergantung tingkat

kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-

mula dipilih. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi pareto optimal akan tetapi kita

tidak tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan perbaikan

atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.

3.5. Teori Anggaran

Teori lain yang menerangkan mengenai penyediaan barang-barang publik adalah

teori alokasi barang-barang publik melalui anggaran (budget). Teori ini didasarkan pada

suatu analisa di mana setiap orang membayar pajak atas penggunaan barang-barang

publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang

swasta (private goods). Dalam gambar (panel A) menunjukkan Kurva Kemungkinan

Produksi (Preduction Possibility Curve = PPC). Kita asumsikan bentuk kurva PPC

merupakan garis lurus yang memunjukkan bahwa marginal rate of transformation

Page 13: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

46

(MRT) merupakan suatu konstanta (besarnya MRT tetap). Dianggap pula bahwa dalam

masyarakat hanya terdiri dari dua orang, yaitu individu-1 dan individu-2 dan masing-

masing mempunyai pendapatan sebesar OM (panel B) dan ON (panel C), di mana

OM + ON = OC.

Jadi sumbu datar pada ketiga panel menunjukkan jumlah barang publik yang

disediakan dan sumbu tegak pada panel b dan panel c menunjukkan jumlah penghasilan

individu-1 dan individu-2. Individu-1 mencapai keseimbangan pada persinggungan antara

kurva indiferens dengan garis anggaran, yaitu titik F. Individu-1 akan mengkonsumsikan

barang publik (G) sebesar OG0 dan penghasilan sebesar OM0 sedangkan barang swasta

yang dikonsumsikannya sebesar MM0. Dalam perekonomian, produksi barang publik

sebesar OG0 menyebabkan produksi barang swasta yang dapat dihasilkan hanya sebesar

CI0 dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi secara penuh (full employment). Jadi

barang swasta yang tersedia bagi individu B adalah CI0 - MM0 = NL0. Kurva MV dan

NW adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan individu-1 dan individu-

2 apabila terjadi perubahan harga barang publik atau kurva-konsumsi-harga (price

consumption curve).

Apabila kurva anggaran seperti yang ditunjukkan oleh MR, maka individu-1 akan

memilih konsumsi barang publik sebanyak OG1, dan barang swasta sebanyak MM1.

Karena barang yang tersedia sebanyak OG1, maka jumlah OG1 tersebut yang tersedia

untuk individu-2. Konsumsi barang swasta oleh individu-1 sebanyak MM1 sehingga

barang swasta yang tersedia untuk individu-2 sebanyak NL1, dimana MM1 + NL1 = CI1.

Kurva NJ menunjukkan jumlah barang swasta yang tersedia bagi individu-2, dan

individu-2 akan mencapai optimum dalam mengkonsumsikan barang-barang publik dan

barang swasta pada titik Q dimana kurva konsumsi-harganya berpotongan dengan kurva

NJ. Individu-1 akan berada pada tingkat keseimbangan konsumen (titik F), dan total

produksi berada pada titik E.

Teori alokasi barang-barang publik melalui budget dapat dijelaskan dengan

menggunakan gambar di bawah ini:

Page 14: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

47

Gambar 30

Teori Anggaran

Kedua individu mengkonsumsikan barang publik sebesar OG0 dan barang swasta

sebesar CI0, di mana individu-1 mengkonsumsikan MM0 barang swasta, individu-2

mengkonsumsikan barang swasta sebanyak NL0, dan total produksi barang swasta = MM0

+ NL0 = CI0. Solusi teori ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1) Hasil analisis selaras dengan distribusi pendapatan, di mana individu-1 memperoleh

Page 15: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

48

penghasilan sebesar OM dan individu-2 memperoleh penghasilan sebesar ON.

2) Individu-1 memperoleh barang swasta sebesar MM0, dan individu-2 memperoleh

barang swasta sebesar NL0.

3) Kedua individu membayar harga yang sama untuk barang publik dan barang swasta.

Setiap konsumen berada pada titik keseimbangan konsumen, yaitu dimana MRS sama

dengan perbandingan harga kedua barang.

LATIHAN

Jawablah pertanyaan secara singkat

1. Jelaskan perbedaan Teori Barang Publik dan barang swasta menurut Samuelson.

2. Jelaskan perbedaan barang publik dan barang swasta menurut Bowen.

3. Kemukakan solusi Erick Lindahl.

EVALUASI

1. Kelemahan teori Lindahl mengenai kesejahteraan masyarakat yang optimal adalah ..

a. Memasukkan produksi barang swasta.

b. Melibatkan unsur swasta dalam produksi.

c. Hanya membahas penyediaan barang publik.

d. Adanya barang swasta yang diproduksi publik.

2. Kelemahan dari Teori Samuelson adalah:

a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan

tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan

barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.

c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau

mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva

permintaannya tidak ada.

d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif karena sifatnya ordinal.

Page 16: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

49

3. Kelemahan dari teori Pigou adalah:

a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan

tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan

barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.

c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau

mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva

permintaannya tidak ada.

d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif karena sifatnya ordinal.

4. Kelemahan dari teori Bowen adalah:

a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan

tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai

penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.

c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau

mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva

permintaannya tidak ada.

d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara

kuantitatif karena sifatnya ordinal.

5. Kriteria Pareto pada dasarnya membahas perbedaan kesejahteraan tiap orang sehingga

dapat dikatakan bersifat ….

a. Individualistic

b. Komunalistik

c. Kapitalistik

d. Potensialistik

Page 17: TEORI BARANG PUBLIK Kegiatan Belajar B.

50

REFERENSI

Aronson J. R., Public Finance McGraw-Hill, Inc. Printed in the United of America, 1985 Bohnet, A., Finanzwissenschaft: Grundlagen staatlicher Verteilungspolitik, 2. Auflage,

München: Wien : Oldenbourg1999 Herber B. P., Modern Public Finance, The Irwin Series in Economics, Fourth Edition

Consulting Editor Lloyd G. Reynolds, The University of Arizona 1979

Mangkoesoebroto G., Ekonomi Publik, Edisi 3, BPFE Yogyakarta 1993 Musgrave, A. R., Musgrave B., Public Finance in Theory and Practice (Keuangan Negara

dalam Teori dan Praktek), Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Erlangga 1991

Reksohadiprodjo, S., Ekonomika Publik, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta 1999 Simarmata DJ. A., Analisa Proyek Publik dan Pemerataan, FE-UI 1993 Tope, P., Ekonomi Publik, Universitas Tadulako Press, Palu 2004 Zimmermann, H., Henke, K-D., Finanzwissenschaft, Eine Einführung in die Lehre von

der offenlichen Finanzwissenschaft, 7. Auflage, München 1994