Harga barang publik

27
Pemilihan Harga Barang Publik NENGAH KARTIKA Program Ilmu Ekonomi

description

 

Transcript of Harga barang publik

Page 1: Harga barang publik

Pemilihan Harga Barang Publik

NENGAH KARTIKA

Program Ilmu Ekonomi

Page 2: Harga barang publik

Pada industri dengan biaya menurun dengan mekanisme pasar dalam menentukan harga akan menyebabkan harga barang menjadi sangat tinggi dan jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit sehingga terjadi persaingan yang sangat tajam

Pada industri dengan biaya menurun dengan mekanisme pasar dalam menentukan harga akan menyebabkan harga barang menjadi sangat tinggi dan jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit sehingga terjadi persaingan yang sangat tajam

Pemungutan harga atas barang publik tidak dapat dipungut melalui mekasnisme harga, dimana kasus ini terlihat pada industri dengan struktur biaya menurun (decreasing cost).

Pemungutan harga atas barang publik tidak dapat dipungut melalui mekasnisme harga, dimana kasus ini terlihat pada industri dengan struktur biaya menurun (decreasing cost).

Persaingan tajam menyebabkan banyak perusahan tidak dapat berusaha secara efesien sehingga menyebabkan banyak perusahaan keluar dari pasar yang akhirnya menyisakan hanya satu perusahan yang bertahan

Persaingan tajam menyebabkan banyak perusahan tidak dapat berusaha secara efesien sehingga menyebabkan banyak perusahaan keluar dari pasar yang akhirnya menyisakan hanya satu perusahan yang bertahan

Page 3: Harga barang publik

Perusahaan yang bertahan dalam persaingan pada industri dengan struktur biaya menurun ini disebut sebagai “MONOPOLI ALAMIAH”.

Perusahaan yang bertahan dalam persaingan pada industri dengan struktur biaya menurun ini disebut sebagai “MONOPOLI ALAMIAH”.

Pada diagram 1 merupakan contoh kasus industri dengan biaya menurun. Dimana MC=MR merpakan keadaam perusahaan saat mengalami keuntungan pada tingkat ouput X1 dengan harga H1. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

Pada diagram 1 merupakan contoh kasus industri dengan biaya menurun. Dimana MC=MR merpakan keadaam perusahaan saat mengalami keuntungan pada tingkat ouput X1 dengan harga H1. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

Namun sebenarnya tingkat produksi efesien terjadi pada X2 pada saat AR = MC, dimana jumlah barang X2 lebih banyak dari x1 dan harga pada x2 jauh lebih rendah dari x1. Harga barang pada x2 adalah H2.

Namun sebenarnya tingkat produksi efesien terjadi pada X2 pada saat AR = MC, dimana jumlah barang X2 lebih banyak dari x1 dan harga pada x2 jauh lebih rendah dari x1. Harga barang pada x2 adalah H2.

Sehingga jika hal ini terjadi pada barang publik maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam meproduksi barang publik, maka pemerintah yang menjadi monopoli alamiah dalam industri barang publik. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

Sehingga jika hal ini terjadi pada barang publik maka peran pemerintah sangat diperlukan dalam meproduksi barang publik, maka pemerintah yang menjadi monopoli alamiah dalam industri barang publik. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

Page 4: Harga barang publik

• Selanjutnya pada saat pemerintah menjadi monopoli alamiah dalam memproduksi barang publik, maka pemerintah memiliki dua kemungkinan tingkat produksi barang yaitu pada x2 dan x3

• Selanjutnya pada saat pemerintah menjadi monopoli alamiah dalam memproduksi barang publik, maka pemerintah memiliki dua kemungkinan tingkat produksi barang yaitu pada x2 dan x3

• Pada saat pemerintah memproduksi barang pada x3 maka harganya adalah H3 dimana pemerintah tidak mendapatkan laba yaitu pada AC=AR. Namun output X3 bukan yang paling efesien, tapi yang produksi yang paling efesien adalah X2.

• Pada saat pemerintah memproduksi barang pada x3 maka harganya adalah H3 dimana pemerintah tidak mendapatkan laba yaitu pada AC=AR. Namun output X3 bukan yang paling efesien, tapi yang produksi yang paling efesien adalah X2.

• Namun pada saat produksi sebesar X2 biayanya adalah DX2, sehingga OX2 x DE merupakan kerugian yang ditanggung oleh pemerintah. Untuk menutup kerugian dapat dilakukan dengan pengenaan panjak dan, pungutan atau diskriminasi harga. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

• Namun pada saat produksi sebesar X2 biayanya adalah DX2, sehingga OX2 x DE merupakan kerugian yang ditanggung oleh pemerintah. Untuk menutup kerugian dapat dilakukan dengan pengenaan panjak dan, pungutan atau diskriminasi harga. Selengkapnya dapat dilihat pada Diagram.1

Page 5: Harga barang publik

Diagram 1

H3

AE

A

BD

E

ACMC

x3 X2 ARMRX1

H2

H1

Jumlah Barang

Harga

Page 6: Harga barang publik

Cara Menutup kerugian dari pemerintah

• Dalam menutup kerugian dari pemerintah dalam penyedian barang publik, pemerintah dapat melakukan beberapa hal yaitu :

1.Mengenakan pajak2.Melakukan Pungutan3.Diskriminasi Harga

Page 7: Harga barang publik

Pengenaan pajak untuk menutup defisit pemerintah

Pengenaan pajak menimbulkan masalah. Apabila dikenakan pajak lump-sum akan menimbulkan efek pendapatan saja.

Pengenaan pajak menimbulkan masalah. Apabila dikenakan pajak lump-sum akan menimbulkan efek pendapatan saja.

Selanjutnya apabila dilakukan dengan pengenaan pajak pendapatan maka akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi dan pendapatan sehingga merubah perilaku konsumen ini menyebabkan pajak pendapatan dikatakan tidak efesien.

Selanjutnya apabila dilakukan dengan pengenaan pajak pendapatan maka akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi dan pendapatan sehingga merubah perilaku konsumen ini menyebabkan pajak pendapatan dikatakan tidak efesien.

Selain itu pajak pendapatan juga menyebabkan ketidak adilan, karena orang yang biasanya tidak menggunakan jasa publik akan terkena pajak yang sama dengan orang yang menggunakan jasa publik.

Selain itu pajak pendapatan juga menyebabkan ketidak adilan, karena orang yang biasanya tidak menggunakan jasa publik akan terkena pajak yang sama dengan orang yang menggunakan jasa publik.

Page 8: Harga barang publik

Pengenaan pungutan untuk menutup defisit pemerintah

Agar sistem pengenaan pungutan tidak menimbulkan inefesiensi, maka dapat dilakukan dengan cara sistem dua harga

Agar sistem pengenaan pungutan tidak menimbulkan inefesiensi, maka dapat dilakukan dengan cara sistem dua harga

Pada dua sistem harga, konsumen membayar pungutan atas setiap unit barang yang dikonsumsi. Selain itu, setiap konsumen juga akan membayar tambahan pungutan dalam jumlah yang sama untuk yang setiap konsumen.

Pada dua sistem harga, konsumen membayar pungutan atas setiap unit barang yang dikonsumsi. Selain itu, setiap konsumen juga akan membayar tambahan pungutan dalam jumlah yang sama untuk yang setiap konsumen.

Tambahan Pungutan akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi antara menjadi langganan perusahaan atau tidak, namun tidak akan menyebabkan efek subtitusi dalam penggunaan barang dan jasa publik dari pemerintah.

Tambahan Pungutan akan menyebabkan terjadinya efek subtitusi antara menjadi langganan perusahaan atau tidak, namun tidak akan menyebabkan efek subtitusi dalam penggunaan barang dan jasa publik dari pemerintah.

Page 9: Harga barang publik

Diskriminasi harga untuk menutupi defisit pemerintah

• Paling tidak terdapat dua jenis diskriminasi harga yang dapat dilakukan pemeirntah dalam menutupi defisit dalam rangka penyedian barang dan jasa publik. Diskriminasi tersebut adalah diskriminasi tidak sempurna dan sempurna

• Paling tidak terdapat dua jenis diskriminasi harga yang dapat dilakukan pemeirntah dalam menutupi defisit dalam rangka penyedian barang dan jasa publik. Diskriminasi tersebut adalah diskriminasi tidak sempurna dan sempurna

Page 10: Harga barang publik

Sistem diskriminasi harga adalah penegnaan harga yang berbeda anatara jumlah barang yang berbeda, seorang konsumen diharuskan membayar harga sebesar OH2 untuk unit terakhir barang yang dibeli sedangkan untuk jumlah barang sebelumnya ia harus membayar jumlah yang lebih besar sehingga perusahan tersebut dapat mengambil surplus konsumen.

Page 11: Harga barang publik

Diskriminasi Harga

G

MCF

AC

ARJumlah Barang

B

X1X2MRX3

H1

I

E

A

C

Harga

D

Gambar 2

Page 12: Harga barang publik

Bila perusahan Negara bertujuan mencapai efisiensi maksimum pada saat harga setinggi OH1 dan output sebesar OX1. Pada saat output sebesar X3 konsumen bersedia membeli barang sebesar AX3 per unit. Pereusahan menetapkan harga sebesar biaya rata-rata maka harga sebesar CX3 dan surplus konsumen AC Untuk produksi sebesar OX3 surplus konsumen pada area DAI. Bila perusahan dapat melakukan diskriminasi maka keuntungan perusahan pada area DBE- BFG.

Pada perusahan yang menghasilkan barang lebih dari satu untuk menutup defisit dapat mengenakan harga ang lebih tinggi pada permintaan inelastis

Page 13: Harga barang publik

Diskriminasi Harga

HargaHarga

MC

MR1+MR2

A

GEF

AH C I

DM

M1OB1QO Jumlah Barang

Gambar 3

Page 14: Harga barang publik

Gambar 3 tsb diatas dapat menjelaskan adanya dua jenis barang dengan elastisitas yang berbeda , permintaan air minium (DM) sifatnya lebih elastis dari pada industri batik (DB) apabila harga air sebesar OC surplus konsumen batik sebesar ABC dan air minum sebesar ACI sehingga semakin elstis permintaan semakin besar surplus konsumenya.Pada harga OE surplus batik AEF dan surplus air minumnya sebesar AEG sehingga produsen dapat mengurangi surplus air minum sebesar CDGE dan batik CEFB dan pengurangan surplus industri batik lebih kecil dari pada air minum sehingga masyarakat lebih diuntungkan

Page 15: Harga barang publik

TEORI SECOND- BEST

Efisiensi yang optimal alam bidang produksi dan konsumsi terdapat persaingan sempurna dan pada bidang produksi menetapkan harga sesuai dengan penetapan harga marinal.dan kondisi ini juga akan berlaku pada bentuk pasar lainnya dimana AR=MC dan penetapan harga sama dengan biaya marginal ini yang disebut first best theory of pricing

Apbila ada perusahan swasta yang menetapkan harga menyimpang first best theory maka perusahan negara harus juga menyimpang dari first best theory untuk melakukan koreksi terhadap penggunaan barang-barang yaang efisien dan ini yang disebut dengan teori second best.

Page 16: Harga barang publik

Teori Kedua Terbaik (second Best choice)

Output

MCx

FE

G

Dx

X1X2

Harga

H1

H2

O Barang X

MCyBA

D

Dy

Y1Y2Output

Harga

P1

P2

O Barang Y

C

Dy1

Gambar 4

Gambar 4

Page 17: Harga barang publik

Dalam gambar 4 kurve permintaan X (DX) dan perintaan barang Y (DY) dengan asumsi bahwa a) struktur produksi barang tsb biaya konsant b) barang X diproduksi dimana barang X diproduksi oleh Perusahan negara dan barang y diproduksi oleh perusahan swasta dimana pada perusahan swasta terdapat distorsi karena harga ditetapkan tidak berdasarkan harga marginal akan tetapi berdasarkan penetapan harga di bawah biaya marginal ( H < MC)

Apabila industri X mengikuti harga marginal harga sebesar OH1 dan output sebesar OX2 misalkan industri y menetapkan harga dibawah biaya marginal misalnya pada OP2 jumlah produksinya adalah sebesar OY1 sehingga harga barang y lebih rendahnya yang seharusnya (=OP1)sehingga permintaan barang sangat besar dan sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan barang Y terlalu besar dan ini menyebabkan pemborosan.

Page 18: Harga barang publik

Pemerintah harus menurunkan harga barang X menjadi OH2

sehingga terjadi realokasi antara kedua barang tersebut. Misalnya barang X merupakan substitusi barang Y . Penurunan barang X sehingga barang X meningkat menjadi OX1 sehingga permintaan barang y bergeser kekiri menjadi (Dy2 ) permintaan barang Y menjadi OY2 . Kenaikan produksi X sebesar X2X1

meninmbulkan tambahan biaya sebesar X1EFX2 kemakmuran konsumen menjadi X2EGX1 Bertambahnya barang X menyebabkan penurunan kemakmuran konsumen barang X sebesar segitiga EFG yaitu X2EFX1- X2EGX1

Penurunan produksi barang Y menyebabkan terjadinya penghematan biaya sebesar Y2Y1BA menyebabkan penurunan kemakmuran sebesar Y2Y1DCsehinggga secara keseluruhan terjadi penghematan sumber ekonomi sebesar area ABDCdimana penurunan kemakmuran barang Y lebih besar dari penurunan kemakmuran barang X sebesar area EFG.

Page 19: Harga barang publik

PENENTUAN KAPASITAS PRODUKSI DAN HARGA PEAK –LOAD.

Dalam menentukan kapasitas produksi keputusan investasi yang diambil oleh swasta akan berbeda dengan kepusan yang diambil oleh Pemerintah.,dimana pihak swasta lebih menekankan efisiensi saedangkan pemerintah menekankan pada efisiensi sosial.

Kesulitan dalam menentukan kapasitas perusahan meliputi :

1. Kapisitas Produksi tidak sepenuhnya variabel akan tetapi kenaikannya seperti tangga seperti tangga dimana biaya marginal jangka pendek datar sampai output X0 ,setelah tercapai outpu bisa ditingkatkan dengan biaya marginal lebih tinggi dan tinggkat output X0X1,biaya marginalnya kembali lebih tinggi

Page 20: Harga barang publik

2. Kapasitas produksi hanya bisa ditingkatkan denganb kenaikan biaya marginal jangka pendek atau penurunan biaya marginal3. Penggunaan kapasitas tidak merata dalam suatu priode dimana pada satu saat kapasitasnya naik sedangkan pada satu saat kapasitasnya turun karena permintaan menurun.

Masalah utama adanya perbedaan antara input variabel dengan input tetap ..Suatu perusahan berproduksi dengan menggunakan berbagai input variabel yang jumlahnya tergantung dari tingkat produksi sedangkan input tetapnya tidak berubah. Yang disajikan pada gambar no 6

Page 21: Harga barang publik

Struktur Biaya Menyerupai Tangga

Xo X1

Harga

Output

SRMC

o

Gambar 5

Page 22: Harga barang publik

Penentuan Kapasitas Otimum

SMC1

LRMCyIH

K

D

X2X1Output

Harga

(B+C)

B

O

X

SMC2SMC3

F

G

Xo

Gambar 6

Page 23: Harga barang publik

Tambahan output X dapat dihasilkan dengan biaya input variabel sebesar OB sehingga OB merupakan biaya marginal sampai mencapai kapasitas penuh pada output OX0

Dari Gambar 6 tsb adanya tiga tingkat kapasitas penuh yaitu pada OX0,OX1, dan OX2, .Kapasitas OX0 dapat diubah dengan biaya konstan sebesar C per unit kapasitas sehingga kurve B+C merupakan biaya marginal jangka panjang, yaitu kurve biaya marginal dalam memproduksikan setiap unit output variabel dan iput tetap dapat ditambah terus menerus.

Page 24: Harga barang publik

Kapasitas optimum sebesar OX1 unit barang terjadi pada LRMC sama dengan D .Bila mesin hanya berkapasitas X0 per thn maka harganya FX0, keuntunganya totalnya sebesar OEFX0 dan biaya totalnya sebesar (B+C)EFG dan keuntungan sosial sebesar (B+C)EFG.

Bila keuntungan sosialnya diperbesar dimana kapasitas menjadi OX1 tambahan biaya per unit sebesar GX0 sedangkan tambahan keuntungan sebesar FX0, .pada tingkat output yang optimum keuntungan marginal sebesar HX1 sama besarnya dengan biaya marginal dengan keuntungan sosial sebesar FGH.

Pada tingkat output sebesar OX2

Page 25: Harga barang publik

FEAK LOAD PRICING

Perusahan listrik menghadapi perbedaan permintaan listrik yang berbeda pada malam hari dan siang hari, dan siang hari disebut priode off peak dan malam hari disebut peak .Kebijakan yang diperlukan dalam menghadapi permintaan di dua waktu tsb.

Dari gambar 7 Waktu malam hari 12 jam dan waktu siang hari 12 jam sehingga

WS +WM 12/24 + 12/24 = 1

Page 26: Harga barang publik

Peak Load Pricing

LRMCyF

Q

X1Output

Harga

(B+C)

B

O

SRMC

E

X2

H1

D

C

Gambar 7

Page 27: Harga barang publik

Asumsi adalah permintaan akan listrik pada setiap priode tidak tergantung pada harga listrik padea priode yang lain. Kurve Dm permintaan listrik siang hari Ds permintaan listrik siang hari. Harga listrik pada malam hari FX1 per unit output..Pada harga sebesar OB permintaan listrik disiang hari sebesar OX2 unit setiap priode.

Total keuntungan konsumen pada kapasitas mesin sebesar OX1 adalah Wm ( OCFX1) + Ws (ODEX2)