34
TEORI BARANG PUBLIK
A. Kegiatan Belajar
- Teori Pigou
- Teori Bowen
- Teori Erick Lindahl
- Teori Samuelson
- Teori Anggaran
B. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan belajar pada modul ini mahasiswa
diharapkan mampu memahami teori barang publik baik menurut Pigou, Bowen, Erick
Lindahl, Samuelson dan Teori Anggaran baik dalam bentuk kualitatif maupun dalam
bentuk grafik
Untuk membantu saudara dalam melakukan pembelajaran, maka dalam modul ini
disiapkan soal latihan baik dalam bentuk essay maupun pilihan ganda. Saudara dapat
mengerjakan soal-soal tersebut guna mengetahui kemampuan saudara dalam penguasaan
materi dalam modul ini
C. Proses Pembelajaran
3.1. Teori Pigou
Teori mengenai pajak dan subsidi pertama kali dikembangkan oleh Pigou pada
tahun 1923. Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu
tingkat di mana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan
marginal (marginal disutility) akan pajak yang dipungut untuk membiayai program-
program pemerintah atau untuk menyediakan barang publik.
Ilustrai diatas dapat juga dijelaskan melalui gambar di bawah ini, kurva kepuasan
marginal akan barang publik ditunjukkan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut mempunyai
35
bentuk menurun yang menunjukkan bahwa semakin banyak barang publik yang
dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginal yang dirasakan oleh
masyarakat. Di lain pihak, pajak merupakan pungutan yang dipaksa oleh pemerintah
sehingga pembayaran pajak menimbulkan rasa tidak puas bagi masyarakat yang
membayar pajak (lihat gambar di bawah ini).
Gambar 22
Teori Pigou
Oleh karena itu kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak
mempunyai bentuk yang meninggi yang menunjukkan bahwa semakin banyak pajak yang
dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Ketidakpuasan
marginal ditujukkan dengan sumbu tegak dari titik O ke bawah dan kurva ketidakpuasan
marginal ditunjukkan oleh kurva PP. Pada titik F kepuasan barang publik (jarak CF) lebih
36
besar daripada ketidakpuasan akan pembayaraan pajak (jarak FI), sehingga
pemerintah diharapkan untuk memperkecil anggaran untuk menghasilkan barang-barang
publik yang lebih sedikit.
Sebaliknya, pada titik D kepuasan marginal masyarakat akan barang pemerintah
lebih besar (jarak AD) dari pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar
pajak (jarak DG). Ini menunjukkan bahwa barang publik dihasilkan dalam jumlah yang
terlalu sedikit sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi akan dapat dicapai
dengan cara menambah anggaran pemermtah untuk menghasilkan barang publik. Titik E
adalah kondisi yang optimum di mana kepuasan marginal untuk barang publik bagi
masyarakat sama dengan ketidakpuasan marginal dalam hal pembayaran pajak.
Kelemahan dari analisis ini karena didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal
masyarakat dalam membayar pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik,
sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena sifatnya ordinal.
3.2. Teori Bowen
Bowen mengemukakan suatu teori yang membedakan penentuan harga barang
swasta maupun barang publik. Pada gambar di bawah ini:
- Kurva penawaran SS;
- DA = permintaan invidu A;
- DB = permintaan individu B;
- D(A+B) = permintaan individu A dan B;
- Harga optimum OP, dimana D(A+B) yaitu harga sepatu bagi A dan B;
- Jumlah permintaan individu A dan B adalah OXA+OXB=OX (A+B);
- OP0 harga barang swasta bagi kedua individu sama
37
Gambar 23
Teori Barang Swasta Bowen
Jadi menurut Bowen harga barang swasta bagi individu A maupun B adalah sama
sedangkan jumlah barang yang diminta adalah penjumlahan dari permintaan barang
setiap individu. Hal yang berbeda terjadi pada barang Publik. Menurut Bowen barang
publi tergambar dari penjelasan berikut ini:
- Permintaan barang publik individu A dan B adalah penjumlahan sumbu vertikal
kurva DA dan DB
- Barang publik sebesar OY dinikmati oleh A dan B dalam jumlah yang sama
- Harga barang publik adalah penjumlahan dari pembayaran individu A dan B
38
Gambar 24
Teori Barang Pemerintah Bowen
Jadi perbedaan barang swasta dan barang publik menurut Bowen adalah:
Tabel 1
Perbedaan barang Swasta dan Barang Publik Menurut Bowen
BARANG SWASTA BARANG PUBLIK
HARGA P=PA=PB P=PA+PB
JUMLAH BARANG X=XA+XB G=GA=GB
Kelemahan dari teori ini adalah karena pada barang publik tidak berlaku
pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan
barang tersebut hingga kurva permintaannya tidak ada.
39
3.3. Teori Erick Lindahl
Inefisiensi terjadi jika pemerintah tidak ikut campur tangan dalam penyediaan
barang publik. Oleh karena itu pemerintah harus campur tangan dalam perekonomian
agar kondisi pareto-otmal dapat terjadi. Tetapi campur tangan pemerintah juga tergantung
kepada besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan barang publik
tersebut. Jika pemerintah hanya membebankan sebahagian besar biaya kepada satu rumah
tangga saja dalam membiayai suatu barang publik, maka rumah tangga yang
bersangkutan akan menolaknya karena rumah tangga yang bersangkutan akan merasa
menerima manfaat yang lebih kecil dari apa yang dia bayarkan. Oleh sebab itu selalu
muncul pertanyaan apakah semua pelaku ekonomi dapat menyetujui campur tangan
pemerintah. Wicksell beragumentasi bahwa dimungkinkan manfaat yang didapatkan
seseorang dari barang publik sesuai dengan beban pengeluaran yang ditanggungnya.
Dasar pemikiran tersebut dilanjutkan oleh Lindahl (1919).
Kewajiban pemerintah adalah menyediakan jumlah barang publik yang memadai
kepada masyarakat, dilain pihak pemerintah juga bertugas untuk membagi secara adil
beban pembiayaannya kepada seluruh anggota masyarakat. Kita mengasumsikan bahwa
dalam suatu perekonomian hanya ada dua individu, yaitu individu A dan individu B.
Sumbu datar menunjukkan jumlah barang publik dan sumbu tegak menunjukkan proporsi
biaya yang ditanggung oleh-masing-masing individu. Jadi misalnya individu A bersedia
membayar h persen dari biaya total penyediaan sejumlah barang publik tertentu, maka
sisanya sebesar (1-h) persen akan ditanggung oleh individu B. Kedua kurva indeferens
melengkung ke atas karena kita berasumsi bahwa setiap individu suka akan barang
publik, tetapi tidak suka membayar biaya penyediaan barang tersebut. Jadi misalnya
individu C bersedia membayar h persen dari total penyediaan barang pbublik, maka
individu D akan membayar (1-h) persen. Kurva a1, a2, a3 merupakan kurva penawaran
individu C, sedangkan kurva b1, b2 dan b3 merupakan kurva penawaran individu D.
Apabila individu C harus membayar sebanyak h0 persen untuk penyediaan barang publik,
maka individu D harus membayar sebesar (1-h0) persen. Untuk lebih memperjelas
keadaan ini, lihat gambar di bawah ini:
40
Gambar 25
Teori Barang Publik Erick Lindahl
Gambar 26
Teori Barang Publik Erick Lindahl
41
Jika kedua kurva diatas digabungkan maka akan didapatkan kurva seperti yang
terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 27
Solusi Erick Lindahl
Berdasarkan gambar di atas dapat diperoleh:
- Kurva DA dan DB menunjukkan kurva permintaan individu C dan D akan barang
publik;
- Pada titik F konsumen C menghendaki barang publik sebesar 0CF dan bersedia
membayar 100 persen (OCOD);
- Pada titik H jumlah barang publik yang diminta individu C sebesar OCL dan bersedia
membayar 100 persen dari harga tersebut sedangkan D bersedia membayar ODT1;
- Pada jumlah barang publik sebesar OL1, individu C bersedia membayar 70 persen
(0CT2) dari total biaya dan individu D bersedia membayar 60 persen hingga
penerimaan pemerintah menjadi 130 persen dari total pembiayaan barang publik;
42
- Pada titik E individu C bersedia membayar sebesar OCTE persen dan individu D
bersedia membayar sebesar ODTE persen untuk barang publik sebesar OLE;
- Pada titik E pembayaran dari A dan B sebesar 100 persen (OCTE+ODTE) dimana
pembayaran kedua orang tersebut sama dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh
pemerintah untuk menghasilkan barang publik sebesar OLE;
- Pada penyediaan barang publik sebesar OL2, biaya yang diperlukan sebesar L2Z dan
individu C hanya bersedia membayar sebesar L2Y persen dan indvidu D hanya
membayar ZX persen sehingga terjadi defisit anggaran sebesar XY persen;
Kelemahan teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas
mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. Selain itu
kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang publik tidak dapat
dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia menunjukan
prefrensinya terhadap barang publik. Kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat
penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang
seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.
3.4. Teori Samuelson
Untuk membahas pemilikan masyarakat akan kombinasi barang swasta dan
barang publik dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi kesejahteraan masyarakat
(social welfare function). Kurva FKM menunjukkan tingkat pertukaran marginal
(marginal rate of substitution) antara konsumsi masyarakat terhadap barang publik dan
barang swasta yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama bagi masyarakat.
Samuelson seorang mantan pemenang hadiah Nobel menyempurnakan teori barang
swasta maupun barang publik. Samuelson menyatakan bahwa adanya barang publik yang
mempunyai dua karakteristik (non-exclusionary dan non-rivalry) tidaklah berarti bahwa
perekonomian tidak dapat mencapai kondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan
masyarakat yang optimal.
Fungsi kepuasan masyarakat dalam mengkonsumsi barang swasta maupun barang
publik dapat dilihat pada gambar berikut:
43
Gambar 28
Teori Samuelson
Pada tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa:
• Pada panel A adalah garis kemungkinan produksi barang swasta dan barang
publik serta kurva indeferens bagi individu R;
• Panel B kurva indeferens individu R akan barang swasta dan barang publik;
44
• Pada panel C adalah kurva indeferens individu S;
• Pada panel A, bila pemerintah menyediakan barang publik sebesar 0L1, maka
barang tersebut dapat dinikmati oleh R dan S dalam jumlah yang sama;
• Produksi barang publik sebesar OL1 akan menyebabkan alokasi ekonomi untuk
barang swasta sebesar OT unit;
• Barang publik sebesar OL1 maka R akan mengkonsumsi barang swasta sebesar
OT1;
• Barang publik sebesar OL1 tersebut tersedia juga untuk individu S dan akan
mengkonsumsi barang swasta sebesar OT di panel A dikurangi OT1 yang
dikonsumsi oleh R (panel B) yaitu OT2 pada panel C;
• Apabila barang publik yang tersedia untuk R dan S sebanyak OL2, maka barang
swasta yang dapat diproduksikan sebesar OT3;
• Dari jumlah tersebut agar individu R tidak berkurang kesejahteraannya, maka ia
harus mengkonsumsi barang swasta sebesar OT4 sehingga yang tersedia bagi S
sebanyak OT6 yaitu OT3-OT4 (panel C);
• Selajutnya akan didapatkan kurva DFG pada pada panel C yaitu kombinasi barang
publik dan swasta yang tersedia untuk S dengan kondisi kesejahteraan R yang
tidak berubah seperti terlihat LR1 pada panel A.
Jika kurva indeferens bukan kurva indeferens LR1 tetapi LR3 yang menunjukkan
kesejahteraan R yang lebih rendah, maka dengan langkah di atas kita akan mendapatkan
kurva konsumsi barang swasta dan barang publik oleh S yang ditunjukkan oleh kurva
MYM. Kurva MYM menyinggung kurva indeferens LS2 pada titik Y dimana barang
pemerintah yang dikonsumsikan oleh R dan S adalah OL1 unit. Barang Swasta yang
dikonsumsi oleh S sebanyak OT2 dan oleh R sebanyak OT8 yaitu OT2 + OT8 = OT yaitu
jumlah seluruh barang swasta yang dihasilkan. Jadi dalam analisis ini kita dapat melihat
jika kesejahteraan R turun, maka kesejahteraan S akan naik (lihat gambar di bawah ini)
45
Gambar 29
Fungsi Kemungkinan Kepuasan
Kelemahan dari Teori Samuelson adalah hasil analisis tergantung tingkat
kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-
mula dipilih. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi pareto optimal akan tetapi kita
tidak tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan perbaikan
atau penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.
3.5. Teori Anggaran
Teori lain yang menerangkan mengenai penyediaan barang-barang publik adalah
teori alokasi barang-barang publik melalui anggaran (budget). Teori ini didasarkan pada
suatu analisa di mana setiap orang membayar pajak atas penggunaan barang-barang
publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang
swasta (private goods). Dalam gambar (panel A) menunjukkan Kurva Kemungkinan
Produksi (Preduction Possibility Curve = PPC). Kita asumsikan bentuk kurva PPC
merupakan garis lurus yang memunjukkan bahwa marginal rate of transformation
46
(MRT) merupakan suatu konstanta (besarnya MRT tetap). Dianggap pula bahwa dalam
masyarakat hanya terdiri dari dua orang, yaitu individu-1 dan individu-2 dan masing-
masing mempunyai pendapatan sebesar OM (panel B) dan ON (panel C), di mana
OM + ON = OC.
Jadi sumbu datar pada ketiga panel menunjukkan jumlah barang publik yang
disediakan dan sumbu tegak pada panel b dan panel c menunjukkan jumlah penghasilan
individu-1 dan individu-2. Individu-1 mencapai keseimbangan pada persinggungan antara
kurva indiferens dengan garis anggaran, yaitu titik F. Individu-1 akan mengkonsumsikan
barang publik (G) sebesar OG0 dan penghasilan sebesar OM0 sedangkan barang swasta
yang dikonsumsikannya sebesar MM0. Dalam perekonomian, produksi barang publik
sebesar OG0 menyebabkan produksi barang swasta yang dapat dihasilkan hanya sebesar
CI0 dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi secara penuh (full employment). Jadi
barang swasta yang tersedia bagi individu B adalah CI0 - MM0 = NL0. Kurva MV dan
NW adalah kurva yang menghubungkan titik-titik keseimbangan individu-1 dan individu-
2 apabila terjadi perubahan harga barang publik atau kurva-konsumsi-harga (price
consumption curve).
Apabila kurva anggaran seperti yang ditunjukkan oleh MR, maka individu-1 akan
memilih konsumsi barang publik sebanyak OG1, dan barang swasta sebanyak MM1.
Karena barang yang tersedia sebanyak OG1, maka jumlah OG1 tersebut yang tersedia
untuk individu-2. Konsumsi barang swasta oleh individu-1 sebanyak MM1 sehingga
barang swasta yang tersedia untuk individu-2 sebanyak NL1, dimana MM1 + NL1 = CI1.
Kurva NJ menunjukkan jumlah barang swasta yang tersedia bagi individu-2, dan
individu-2 akan mencapai optimum dalam mengkonsumsikan barang-barang publik dan
barang swasta pada titik Q dimana kurva konsumsi-harganya berpotongan dengan kurva
NJ. Individu-1 akan berada pada tingkat keseimbangan konsumen (titik F), dan total
produksi berada pada titik E.
Teori alokasi barang-barang publik melalui budget dapat dijelaskan dengan
menggunakan gambar di bawah ini:
47
Gambar 30
Teori Anggaran
Kedua individu mengkonsumsikan barang publik sebesar OG0 dan barang swasta
sebesar CI0, di mana individu-1 mengkonsumsikan MM0 barang swasta, individu-2
mengkonsumsikan barang swasta sebanyak NL0, dan total produksi barang swasta = MM0
+ NL0 = CI0. Solusi teori ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Hasil analisis selaras dengan distribusi pendapatan, di mana individu-1 memperoleh
48
penghasilan sebesar OM dan individu-2 memperoleh penghasilan sebesar ON.
2) Individu-1 memperoleh barang swasta sebesar MM0, dan individu-2 memperoleh
barang swasta sebesar NL0.
3) Kedua individu membayar harga yang sama untuk barang publik dan barang swasta.
Setiap konsumen berada pada titik keseimbangan konsumen, yaitu dimana MRS sama
dengan perbandingan harga kedua barang.
LATIHAN
Jawablah pertanyaan secara singkat
1. Jelaskan perbedaan Teori Barang Publik dan barang swasta menurut Samuelson.
2. Jelaskan perbedaan barang publik dan barang swasta menurut Bowen.
3. Kemukakan solusi Erick Lindahl.
EVALUASI
1. Kelemahan teori Lindahl mengenai kesejahteraan masyarakat yang optimal adalah ..
a. Memasukkan produksi barang swasta.
b. Melibatkan unsur swasta dalam produksi.
c. Hanya membahas penyediaan barang publik.
d. Adanya barang swasta yang diproduksi publik.
2. Kelemahan dari Teori Samuelson adalah:
a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan
tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan
barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.
c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau
mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva
permintaannya tidak ada.
d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena sifatnya ordinal.
49
3. Kelemahan dari teori Pigou adalah:
a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan
tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan
barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.
c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau
mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva
permintaannya tidak ada.
d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena sifatnya ordinal.
4. Kelemahan dari teori Bowen adalah:
a. Hasil analisis tergantung tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan
tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
b. Hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai
penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta.
c. Pada barang publik tidak berlaku pengecualian sehingga masyarakat tidak mau
mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut hingga kurva
permintaannya tidak ada.
d. Kepuasan dan ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara
kuantitatif karena sifatnya ordinal.
5. Kriteria Pareto pada dasarnya membahas perbedaan kesejahteraan tiap orang sehingga
dapat dikatakan bersifat ….
a. Individualistic
b. Komunalistik
c. Kapitalistik
d. Potensialistik
50
REFERENSI
Aronson J. R., Public Finance McGraw-Hill, Inc. Printed in the United of America, 1985 Bohnet, A., Finanzwissenschaft: Grundlagen staatlicher Verteilungspolitik, 2. Auflage,
München: Wien : Oldenbourg1999 Herber B. P., Modern Public Finance, The Irwin Series in Economics, Fourth Edition
Consulting Editor Lloyd G. Reynolds, The University of Arizona 1979
Mangkoesoebroto G., Ekonomi Publik, Edisi 3, BPFE Yogyakarta 1993 Musgrave, A. R., Musgrave B., Public Finance in Theory and Practice (Keuangan Negara
dalam Teori dan Praktek), Alih Bahasa Alfonsus Sirait, Erlangga 1991
Reksohadiprodjo, S., Ekonomika Publik, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta 1999 Simarmata DJ. A., Analisa Proyek Publik dan Pemerataan, FE-UI 1993 Tope, P., Ekonomi Publik, Universitas Tadulako Press, Palu 2004 Zimmermann, H., Henke, K-D., Finanzwissenschaft, Eine Einführung in die Lehre von
der offenlichen Finanzwissenschaft, 7. Auflage, München 1994
Top Related