Teori Atom
-
Upload
fahmi-ibn-suwandi -
Category
Documents
-
view
152 -
download
3
Transcript of Teori Atom
MAKALAH
TIK
Tentang Atom
Dosen Pembimbing
Drs. Syahmani, M. Si
Di Susun oleh:
Fahmi
A1C311210
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN1
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya , maka makalah TIK tentang Kimia ini dapat
terselesaikan, walaupun dalam hal ini mungkin masih perlu perbaikan-perbaikan.
Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dengan terbatasnya
kemampuan dan pengalaman . Maka dalam penulisan makalah TIK ini masih
banyak terdapat kekurangan-kekurangannya . Kritik dan Saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun tentunya saya harapkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan karena adanya
bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik
secara moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Drs. Syahmani M.Si,
selaku dosen pembimbing mata kuliah TIK ini.
Akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan pahala
dan ganjaran yang berlipat ganda serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua . Amin Allhumma Amin.
Banjarmasin, Juni 2012
Penulis
Fahmi
2
Daftar Isi
Kata Pengantar. ..................................................................................................... 2
Daftar Isi ..................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan............................................................................................... 4
BAB II Pemaparan Isi........................................................................................... 5
A. Teori atom ......................................................................................... 5
B. Model atom......................................................................................... 6
1. Model atom John Dalton ........................................................ 62. Model atom Thomson ........................................................ 73. Model atom Rutherford ........................................................ 14
BAB III Penutup.................................................................................................... 20
Daftar Pustaka ................................................................................................... 21Lampiran ………………………………………………………………... 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Atom adalah unsur yang begitu kecil yang membentuk suatu materi. Karna
begitu kecilnya atom, sehingga manusia tidak mampu melihatnaya. Namun, para
ilmuan dapat memperkirakan seperti apa bentuknya, sehingga tergambarlah
bentuknya seperti yang kita lihat sekarang di banyak buku.
Akan tetapi, seiring kemajuan jaman dan tekhnologi, teori tentang atom
terus menerus berkembang, sehingga dapat kita lihat ada banyak teori tentang
atom diberbagai buku.
Hal ini menandakan bahwa manusia terus menerus melakukan penelitian
dan uji coba untuk lebih menyempurnakan penemuan – penemuan ilmuan
sebelumnya untuk mempermudah pembelajarannya. Sehingga akan terus
bermunculanlah hipotesisi baru yang mungkin lebih lengkap dari hipotesis
sebelumnya.
4
BAB II
PEMAPARAN ISI
A. Teori Atom
Selama lebih 2400 tahun, para filsuf dan ilmuwan telah mencoba meneliti
tentang atom dengan menggunakan beragam percobaan dan pengamatan. Karena
atom tak dapat dilihat dan diraba maka peneliti mengamati bagaimana materi
berkelakuan. Pengamatan seperti ini disebut pengamatan tak langsung. Sementara
melakukan pengamatan tak langsung ilmuwan membangun suatu model atom.
Suatu model atom akan diubah begitu informasi baru tentang atom berhasil
dikumpulkan.
Demokritus salah seorang filsuf Yunani kuno saat itu, setelah mengajukan
banyak pertanyaan dan pengamatan sampai pada kesimpulan bahwa zat tidak
dapat terus dibagi menjadi bagian yang lebih kecil; suatu saat akan diperoleh
bagian zat yang paling kecil di mana bagian ini tidak dapat dibagi lagi.
Demokritus menamakan bagian paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi ini
sebagai atom (kata atom berasal dari Yunani “atomos” yang berarti “tidak dapat
dipotong” atau “tidak dapat dibagi”). Demokritus (460-370) SM
memperkenalkan istilah atom pertama kalinya. Menurutnya atom merupakan
bagian zat yang terkecil yang tak dapat di bagi lagi. Demokritus mengemukakan
pendapatnya ini bukan atas dasar hasil percobaan, melainkan murni berdasarkan
hasil pemikiran (filsafat). Walaupun Demokritus dan pendukungnya sudah berada
pada jalur yang benar, sejarah menunjukkan bahwa teori atom yang murni hasil
pemikiran ini diabaikan dan dilupakan orang selama 2000 tahun.
Jumlah elektron di dalam sebuah atom pada keadaan normalnya disebut
bilangan atom, yang dituliskan dengan Z. inti berisi Z proton dan sejumlah
neutron. Muatan proton dan neutron besarnya sama tetapi tandanya berlawanan,
sehingga pada atom normal muatan listrik bersih adalah nol. Sebab electron-
elektron ditarik menuju inti, maka diperkirakan keadaan-keadaan kuantum yang
berhubungan dengan daerah-daerah yang dekat kepada inti mempunyai tenaga
5
yang paling. Kita dapat membayangkan yaitu mulai dengan sebuah inti telanjang
dengan Z proton, dan dengan menambahkan elektron satu demi satu sehingga
tercapai pengisian normal Z elektron untuk sebuah atom netral
B. Model Atom
1. Model atom John Dalton (1766-1844)
John Dalton, ilmuwan Inggris yang telah lama berkecimpung dalam
bidang meteorologi, yaitu studi tentang cuaca. Pada tahun 1503 Dalton
mengembangkan pemikiran Demokritus dengan mengadakan percobaan
reaksi-reaksi kimia antara zat-zat, kemudian dikemukakan sebagai model
atom atau teori atom Dalton sebagai berikut:
a. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat
dibagi lagi.
b. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah
menjadi atom unsur lain. Misalnya, atom perak tidak dapat berubah
menjadi atom besi.
c. Dua atom atau lebih dari unsur-unsur berlainan dapat membentuk
suatu molekul. Misalnya, atom hidrogen dan atom oksigen bersenyawa
membentuk molekul air (H2O).
d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah kemudian bergabung lagi
dengan susunan yang bebeda dari semula, tetapi massa keseluruhannya
tetap. Gagasan ini sesuai dengan hukum Lavoisier yang berbunyi:
massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.
e. Pada reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan yang
sederhana. Gagasan ini sesuai dengan hukum Proust yang berbunyi:
perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa selalu
tetap.
Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal
seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:
6
Model Atom Dalton
Seiring perkembangan teknologi, teori atom Dalton terbukti tidaklah
sepenuhnya benar. Penelitian selanjutnya mengarah bahwa ternyata atom
dapat dibagi menjadi bagian-bagian kecil lain yang merupakan partikel dasar
atom itu sendiri yaitu proton, elektron baru disusul neutron. Artinya atom
bukanlah bagian terkecil dari suatu materi.
2. Model atom Thomson (1856-1940)
Sebelum Thomson melakukan percobaan pada tahun 1897, para fisikawan
telah melakukan percobaan pelucutan muatan dalam tabung lucutan gas.
Tabung lucutan gas adalah sebuah tabung kaca (seperti tabung lampu
neon) yang memiliki dua buah elektroda pada kedua ujungnya. Elektroda
positif (anoda) dihubungkan ke kutub positif dan elektroda negatif
(katoda) dihubungkan ke negatif sumber tegangan tinggi dc (30 kV s/d 5
kV). Ketika gas dalam tabung dikurangi dengan memompanya keluar
tabung sampai tekanan gas kira-kira 0,01mmHg, kaca di dekat anoda
berpendar kehijau-hijauan.
Menurut ahli fisika tahun 1870-an, cahaya kehijau-hijauan ini adalah
akibat radiasi sinar yang bergerak dari katoda menuju anoda. Sinar ini di
7
sebut sinar katoda. Melalui penelitian lebih lanjut diketahui bahwa sinar
katoda adalah partikel-partikel bermuatan negatif.
Gambar 8.1 di buku marthen
Hal 33
Gambar 8.2 di buku marthen
Dari penyelidikan yang dilakukan ternyata, bahwa dari katoda itu keluar
sinar yang bermuatan negatif yang disebut sinar katoda.
Berdasarkan percobaan-percobaan yang lain, sifat-sifat sinar katoda dapat
diketahui yaitu:
a. Sinar katoda merambat menurut garis lurus,
b. Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platinasianida,
c. Terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif,
d. Dapat menghasilkan panas,
e. Menghitamkan pelat foto,
f. Menyimpang di dalam medan magnetik,
g. Menyimpang di dalam medan listrik,
h. Dapat menghasilkan sinar X.
Penyelidikan Crookes, Perrin, dan yang lainnya tentang sifat-sifat sinar
katoda. Mereka mendapatkan bahwa sinar katoda terdiri atas partikel-
partikel bermuatan negatif. Tetapi mereka belum mengetahui berapa massa
m dan muatan e partikel-partikel tersebut.
Thomson melakukan percobaan untuk mengukur perbandingan massa dan
muatan, e/m, dari partikel negatif ini. Dalam percobaannya pada tahun
1897, Thomson menggunakan sebuah tabung sinar katoda (lihat gambar).
Hampir semua udara di dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara
dalam tabung kira-kira 0,01 mmHg. Ambil V sebagai beda potensial antara
katoda K dan anoda A (lihat gambar). Beda potensial V ini mempercepat
partikel-partikel bermuatan negatif yang keluar dari katoda menuju ke
8
anoda. Kecepatan partikel keluar dari katoda v, dapat dihitung dari fakta
bahwa energi potensial listrik yang diterima partikel bermuatan e dari beda
potensial V, yaitu Ep = eV, diubah menjadi energi kinetik elektron keluar
dari katoda, yaitu Ek = ½ mv2.
Gambar 8.3 di buku marthen hal 34
Dengan demikian diperoleh persamaan:
EP listrik = Ek
eV = ½ mv2
em
= v2
2V
em
= v2
2 V
Dimana e = muatan
m = massa
v = kecepatan partikel negatif
Partikel bermuatan e yang diletakkan dalam medan listrik akan mengalami
gaya listrik sebesar Flistrik = eE. Partikel bermuatan ini akan menyimpang
di dalam medan listrik. Penyimpangan partikel dapat dapat ditiadakan
dengan memasang medan magnetik B dalam kapasitor, yang arah garis-
garis gayanya tegak lurus arah medan listrik E. Alat ini disebut selector
kecepatan, karena dapat memilih kecepatan partikel yang akan diteruskan.
Medan magnetik B akan menghasilkan gaya Lorentz sebesar FLorentz = evB.
Gaya inilah yang meniadakan listrik, sehingga elektron dalam kapasitor
tetap berjalan lurus. Sehingga
9
Flistrik =FLorentz
v=EB
Sehingga
em
=¿¿
em
= E2
2 VB2
Dengan E = kuat medan listrik keeping sejajar (N/C)
V = beda potensial antara katoda dan anoda tabung (volt)
B = besar induksi elektromagnetik (tesla atau Wb/m2)
Untuk keadaan tanpa defleksi (simpangan) dari berkas, nilai e/m dari
partikel negatif ditentukan. Thomson mendapatkan bahwa nilai e/m tidak
bergantuk pada jenis logam katoda dan jenis gas dalam tabung. Dari sini
Thomson menarik kesimpulan penting bahwa partikel-partikel sinar
katoda adalah unsur pokok dari semua materi (zat). Thomson menyebut
partikel negatif ini dengan “corpuscles”. Sekarang partikel ini dikenal
sebagai elektron. Nilai e/m dari elektron yang diterima saat ini adalah e/m
= 1,758803 x 1011 C/kg, walaupun nilai asli yang diperoleh Thomson
hanya kira-kira 1,0 x 1011 C/kg.
Thomson berhasil menemukan nilai e/m dari elektron dan menarik
kesimpulan penting bahwa elektron pastilah partikel paling dasar dari
setiap materi. Ini berarti bahwa elektron adalah bagian dari atom. Jadi,
atom masih dapat dibagi lagi menjadi partikel subatomik. Dengan
demikian, model atom Dalton telah gugur. Thomson berpendapat bahwa
“atom bukan merupakan partikel terkecil melainkan terdiri atas muatan-
muatan listrik positif yang tersebar merata diseluruh bagian atom dan di
10
netralkan oleh elektron-elektron yang tersebar merata diantara muatan-
muatan listrik positif tersebut”.
Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah
dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar
marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom
Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom
Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:
Kelemahan:
Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan
muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.
Percobaan Tetes Minyak Millikan (Millikan Oil Drop)
J.J Thomson berhasil menentukan nilai e/m, tetapi belum berhasil
mengukur besar muatan e electron. Orang yang pertama kali berhasil
menentukan besar muatan electron adalah Robert Andrew Millikan yang
terkenal dengan eksperimen tetes minyak.
Diagram peralatan Millikan ditunjukkan pada Gambar dua keeping logam
sejajar horizontal A dan B dipisahkan dengan jarak d dalam orde
millimeter. Minyak disemprotkan dari bagian atas keping oleh alat
penyemprot tetesan. Beberapa tetesan minyak memasuki lubang kecil pada
keping A. Tetesan minyak bermuatan listrik karena gesekan.
11
Metoda sederhana untuk mngukur muatan tetes minyak yang jatuh sebagai
berikut. Anggap tetes minyak bermuatan negatif. Keping – keping diberi
beda potensial sedemikian rupa sehingga antara keping – keping listrik
terdapat medan listrik ke bawah sebesar E=
V AB
d . Dengan mengatur
medan listrik E dapat dihasilkan gaya listrik F=qE yang tepat sama
dengan berat tetes minyak mg. Dalm keadaan ini tetes minyak akan diam,
seperti ditunjukkan pada Gambar 8-8d, sehingga
Flistrik = berat tetes minyak
qE = mg
q =
mgE
Massa tetes minyak sama sekali dengan hasilkali massa jenis ρ dan
volime nya ( vilume bola) =
4 π rr 3
3; E=vab ¿
d ¿¿
¿,sehingga
q=ρ( 4 πr3
3) g
V AB
d
q=4 πρ r3 gd3V AB
Semua besaran yang terdapat di ruas kanan dapat di ukur, kecuali jari –
jari tetesan minyak r. Orde tetes minyak 10−5 cm sehingga terlalu kecil untuk di
ukur secara langsung. Jari – Jari ini dapat kita hitung dengan mengukurr
kecepatan terminal valignl¿ T ¿¿¿tetes minyak,karena tetes minyak jatuh melalui jarak d di
ukur dari garis acuan dalam okuler teleskop.
12
Kecepatan terminal adalah kecepatan pada saat mg tepat setimbang dengan
gaya hambat kekentalan udara f. Gaya kekentalan sebuah bola dengan jari – jari r
yang bergerak dengan kecepatan v dalam suatu fluida dengan kekentalan η ,
diberikan oleh hukum stokes sebagai :
f =6 πη r3
Dengan demikian
mg=f
43
πr3 ρg=6 π rvT
r=√ 9ηvT
2 ρg=3√ ηvT
2 ρg
Atau
r3=33 (√ ηvT
2 ρg)3=27
2ρg √ η3 vT3
2 ρg
Jika r3 ini kita masukkan ke dalm persamaan diatas, kita dapatkan
q=4 πρ gd3 V AB
x272 ρg √ η3 v
T3
2 ρg
q=18 πd
V AB √ η3vT
2 ρg
3
13
g
vv
g
vr TTT
2
9
4
18
3
462
Millikan san asisten nya mengukur muatan beribu – ribu tetes minyak.Ia
mendapatkan bahwa dalam batas kesalahan percobaan setiap tetes selalu memiliki
muatan yang sama dengan kelipatan muatan elementer e. Muatan tetes minyak
yang diamati adalah e, 2e, 3e dan srterus nya, dan tidaj pernah bernilai 0,76e atau
2,49e.
Nilai muatan e yang didapat oleh Millikan adalah
e = 1,602192 x 10-19 C 1,60 x 10-19
Karena muatan sebuah elektron, e, sudah diketahui, maka massa sebuah elektron
dapat dihitung dari nilai e/m Thomson.
em
=1,785804 x1011 C /kg
m= 1,602192 x10−19C1,758803 x1011 C /kg
Massa elektron m=9,109543 x 10−31 kg≈ 9,11 x10−31kg
3. Model atom Rutherford (1871-1937)
a. Hamburan Rutherford
Ernest Rutherford mengadakan suatu percobaan dengan menembakkan
partikel-partikel alfa pada suatu lempengan emas yang sangat tipis,
yaitu setebal 0,01 mm atau kira-kira setebal 2000 atom.
14
Gambar. Lempengan emas ditembak dengan partikel alfa.
Apabila model atom Thomson itu benar, maka partikel-partikel
alfa tidak akan dihamburkan pada waktu mengenai lempengan emas.
Partikel alfa dengan energi yang sangat besar dengan massa yang jauh
lebih besar dari massa elektron diharapkan akan bergerak lurus, tak
terganggu oleh elektron dan muatan positif atom yang menyebar disekitar
elektron. Ternyata partikel-partikel alfa yang dipergunakan dalam
percobaan itu tidak seluruhnya dapat menembus lempengan emas secara
lurus, tetapi beberapa di antaranya ada yang di belokkan, bahkan ada yang
dikembalikan dengan membentuk sudut antara 900 sampai 1200. Hal ini
menunjukkan bahwa muatan positif dari atom tidak menyebar, tetapi
mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, sehingga dapat
menghamburkan partikel-partikel alfa pada saat menumbuk atom-atom
tersebut. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa
kesimpulan beberapa berikut:
1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa
diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom
emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang
bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,
berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan.
Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka
didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada
ukuran atom keseluruhan.
Percobaan inilah yang mendorong Rutherford pada tahun 1911
untuk menyusun model atom yang baru.
15
b. Model Atom Menurut Rutherfod
Menurut Rutherfod muatan positif dan sebagian besar massa atom akan
berkumpul pada suatu titik, yaitu terpusat di tengah-ditengah atom. Pusat
ini di sebut inti atom. Di luar ini, pada jarak yang relatif jauh ada
elektron-elektron yang berputar dalam lintasan-lintasan tertentu, seperti
planet-planet yang bergerak seperti susunan tata surya. Rutherford
menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.
Gambar. Atom oksigen, dengan 8 elektron menurut model
Rutherford.
Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut:
Atom secara keseluruhan bersifat netral. Muatan inti adalah positif
dan besarnya sama dengan besar muatan elektron-elektron yang
mengitarinya. Inti atom dengan elektron saling tarik-menarik, ini
menyebabkan adanya gaya/sentripetal pada elektron yang menyebabkan
lintasan electron tetap seperti gaya gravitasi dalam tata surya. Inti
16
hydrogen bermuatan satu muatan elementer, karena terdapat sebuah
lektron yang mengelilinginya, inti helium bermuatan dua muatan
elementer dan inti oksigen bermuatan delapan muatan elementer.
c. Pengujian model Atom Rutherford
Model atom Thomson diuji dengan hamburan partikel alfa,
demikian juga model atom Rutherford perlu diuji apakah sesuai dengan
kenyataan-kenyataan yang harus berlaku.
Menurut Rutherford elektron bergerak mengelilingi inti yang
bermuatan positif.
Gaya tarik antara inti dan electron adalah :
F=ke2
r2
Gaya tarik ini sama besar dengan gaya sentripetal yang bekerja pada
electron tersebut
F=mv2
r
Sehingga besarnya energi kinetik elektron pada jari-jari lintasan r adalah :
E k=12
m v2
E k=mv2
rx
r2
E k=ke2
r2 xr2= ke2
2 r
Sedangkan besarnya energi potensial elektron yang bermuatan –e pada
jarak r dari inti.
Ep=
−k e2
r
Energi total elektron menjadi :
E=Ek+Ep
E= k e2
r− k e2
r
17
E=−k e2
2 r
Energi yang dimiliki oleh elektron bertanda negatif. Bila r kecil maka E
kecil, dan energi yang dimiliki oleh elektron makin besar bila r makin
besar atau bila electron makin jauh dai inti.
Karena elektron bermuatan listrik maka selama bergerak akan
menimbulkan arus listrik. Akan tetapi medan magnet yang berubah-ubah
juga. Elektron yang bergerak mengelilingi inti itu akan menimbulkan
gelombang elektromagnetik. Jadi, elektron-elekron itu akan memancarkan
energi.
Atom secara keseluruhan bersifat netral, sehingga jumlah muatan positif
inti harus sama dengan jumlah negatif elektron seluruhnya. Bila elektron
mempunyai muatan satu muatan elementer, maka muatan inti adalah
kelipatan muatan elementer. Nomor atom Z menunjukkan jumlah muatan
positif inti (p) atau jumlah elektron (e) yang mengitari inti. Jadi
Z = p = e
Karena jumlah muatan inti sama dengan jumlah elektron-elektron yang
mengitarinya, maka muatan inti sama dengan nomor atom Z dikalikan
dengan muatan elementer e (e = 1,60 x 10-19 coulomb)
Muatan inti = Z . e
Dalam suatu reaksi kimia, hanyaa elektron-elektron di bagian luar sajalah
yang mengalami perubahan sedangkan inti atom tidak berubah. Atom yang
kehilangan atau kelebihan elektron disebut ion.
Karena inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka secara
listrik inti dan elektron saling tarik-menarik. Gaya ini menghasilkan suatu
gaya sentripetal yang menahan elektron agar tetap pada lintasannya
masing-masing, seperti halnya dengan gaya gravitasi di dalam tata surya.
Kelemahan - kelemahan model atom Rutherford
18
1. Karena dalam lintasan nya elektron memancarkan energi, maka energi
elektron akan berkurang, jari – jari lintasan nya akan mengecil. Lintasan
nya tidak lagi merupakan lingkaran dengan jari – jari yang sama, tetapi
merupakan putaran berpilin yang selalu mendekati inti dan akhir nya
elektron akan jatuh dan bersatu dengan inti, Jadi inti atom itu tidak
stabil.
2. Apabila lintsan elektron makin mengecil. Maka waktu putarnya pun
akan mengecil. Frekuensi gelombang yang dipancarkannya akan
menjadi bermacam – macam. Jadi atom hidrogen tidak akan
menunjukkan suatu spektrum garis tertentu tetapi merupakan spektrum
yang kontinu. Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan memakai
spektrometer yang menunjukkan garis – garis khas hidrogen.
19
BAB III
PENUTUP
Atom adalah unsure yang teramat kecil sehingga kadang sulit dimengerti.
Namun, kita perlu tau bahwa aka nada penelitian terus menerus selama dunia ini
masih ada, untuk meneyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya,
termasuk juga teori tentang atom. Dan mungkin sekarang adalah giliran anda
untuk menelitinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya. 1988. Penuntun Pelajaran Fisika. Bandung : Ganeca Exact
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XII Semester 2. Jakarta :
Bandung
Kanginan, Marthen. 2007. Fisika SMA jilid 3A. Jakarta : Bandung
Zemansky, sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern.
Bandung : Binacipta
www. google. com/ tanggal akses 26 November 2010
21
GAMBAR-GAMBAR
22
Thomson
23
Rutherford
24
25