Teori Atom

33
MAKALAH TIK Tentang Atom Dosen Pembimbing Drs. Syahmani, M. Si Di Susun oleh: Fahmi A1C311210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 1

Transcript of Teori Atom

Page 1: Teori Atom

MAKALAH

TIK

Tentang Atom

Dosen Pembimbing

Drs. Syahmani, M. Si

Di Susun oleh:

Fahmi

A1C311210

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN1

Page 2: Teori Atom

Kata Pengantar

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa.

Berkat Rahmat dan Hidayah-Nya , maka makalah TIK tentang Kimia ini dapat

terselesaikan, walaupun dalam hal ini mungkin masih perlu perbaikan-perbaikan.

Penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa dengan terbatasnya

kemampuan dan pengalaman . Maka dalam penulisan makalah TIK ini masih

banyak terdapat kekurangan-kekurangannya . Kritik dan Saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun tentunya saya harapkan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat diselesaikan karena adanya

bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

secara moril maupun materi. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Drs. Syahmani M.Si,

selaku dosen pembimbing mata kuliah TIK ini.

Akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberikan pahala

dan ganjaran yang berlipat ganda serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua . Amin Allhumma Amin.

Banjarmasin, Juni 2012

Penulis

Fahmi

2

Page 3: Teori Atom

Daftar Isi

Kata Pengantar. ..................................................................................................... 2

Daftar Isi ..................................................................................................... 3

BAB I Pendahuluan............................................................................................... 4

BAB II Pemaparan Isi........................................................................................... 5

A. Teori atom ......................................................................................... 5

B. Model atom......................................................................................... 6

1. Model atom John Dalton ........................................................ 62. Model atom Thomson ........................................................ 73. Model atom Rutherford ........................................................ 14

BAB III Penutup.................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ................................................................................................... 21Lampiran ………………………………………………………………... 22

3

Page 4: Teori Atom

BAB I

PENDAHULUAN

Atom adalah unsur yang begitu kecil yang membentuk suatu materi. Karna

begitu kecilnya atom, sehingga manusia tidak mampu melihatnaya. Namun, para

ilmuan dapat memperkirakan seperti apa bentuknya, sehingga tergambarlah

bentuknya seperti yang kita lihat sekarang di banyak buku.

Akan tetapi, seiring kemajuan jaman dan tekhnologi, teori tentang atom

terus menerus berkembang, sehingga dapat kita lihat ada banyak teori tentang

atom diberbagai buku.

Hal ini menandakan bahwa manusia terus menerus melakukan penelitian

dan uji coba untuk lebih menyempurnakan penemuan – penemuan ilmuan

sebelumnya untuk mempermudah pembelajarannya. Sehingga akan terus

bermunculanlah hipotesisi baru yang mungkin lebih lengkap dari hipotesis

sebelumnya.

4

Page 5: Teori Atom

BAB II

PEMAPARAN ISI

A. Teori Atom

Selama lebih 2400 tahun, para filsuf dan ilmuwan telah mencoba meneliti

tentang atom dengan menggunakan beragam percobaan dan pengamatan. Karena

atom tak dapat dilihat dan diraba maka peneliti mengamati bagaimana materi

berkelakuan. Pengamatan seperti ini disebut pengamatan tak langsung. Sementara

melakukan pengamatan tak langsung ilmuwan membangun suatu model atom.

Suatu model atom akan diubah begitu informasi baru tentang atom berhasil

dikumpulkan.

Demokritus salah seorang filsuf Yunani kuno saat itu, setelah mengajukan

banyak pertanyaan dan pengamatan sampai pada kesimpulan bahwa zat tidak

dapat terus dibagi menjadi bagian yang lebih kecil; suatu saat akan diperoleh

bagian zat yang paling kecil di mana bagian ini tidak dapat dibagi lagi.

Demokritus menamakan bagian paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi ini

sebagai atom (kata atom berasal dari Yunani “atomos” yang berarti “tidak dapat

dipotong” atau “tidak dapat dibagi”). Demokritus (460-370) SM

memperkenalkan istilah atom pertama kalinya. Menurutnya atom merupakan

bagian zat yang terkecil yang tak dapat di bagi lagi. Demokritus mengemukakan

pendapatnya ini bukan atas dasar hasil percobaan, melainkan murni berdasarkan

hasil pemikiran (filsafat). Walaupun Demokritus dan pendukungnya sudah berada

pada jalur yang benar, sejarah menunjukkan bahwa teori atom yang murni hasil

pemikiran ini diabaikan dan dilupakan orang selama 2000 tahun.

Jumlah elektron di dalam sebuah atom pada keadaan normalnya disebut

bilangan atom, yang dituliskan dengan Z. inti berisi Z proton dan sejumlah

neutron. Muatan proton dan neutron besarnya sama tetapi tandanya berlawanan,

sehingga pada atom normal muatan listrik bersih adalah nol. Sebab electron-

elektron ditarik menuju inti, maka diperkirakan keadaan-keadaan kuantum yang

berhubungan dengan daerah-daerah yang dekat kepada inti mempunyai tenaga

5

Page 6: Teori Atom

yang paling. Kita dapat membayangkan yaitu mulai dengan sebuah inti telanjang

dengan Z proton, dan dengan menambahkan elektron satu demi satu sehingga

tercapai pengisian normal Z elektron untuk sebuah atom netral

B. Model Atom

1. Model atom John Dalton (1766-1844)

John Dalton, ilmuwan Inggris yang telah lama berkecimpung dalam

bidang meteorologi, yaitu studi tentang cuaca. Pada tahun 1503 Dalton

mengembangkan pemikiran Demokritus dengan mengadakan percobaan

reaksi-reaksi kimia antara zat-zat, kemudian dikemukakan sebagai model

atom atau teori atom Dalton sebagai berikut:

a. Atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat

dibagi lagi.

b. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah

menjadi atom unsur lain. Misalnya, atom perak tidak dapat berubah

menjadi atom besi.

c. Dua atom atau lebih dari unsur-unsur berlainan dapat membentuk

suatu molekul. Misalnya, atom hidrogen dan atom oksigen bersenyawa

membentuk molekul air (H2O).

d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah kemudian bergabung lagi

dengan susunan yang bebeda dari semula, tetapi massa keseluruhannya

tetap. Gagasan ini sesuai dengan hukum Lavoisier yang berbunyi:

massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.

e. Pada reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan yang

sederhana. Gagasan ini sesuai dengan hukum Proust yang berbunyi:

perbandingan berat unsur-unsur yang menyusun suatu senyawa selalu

tetap.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal

seperti pada tolak peluru. Seperti gambar berikut ini:

6

Page 7: Teori Atom

Model Atom Dalton

Seiring perkembangan teknologi, teori atom Dalton terbukti tidaklah

sepenuhnya benar. Penelitian selanjutnya mengarah bahwa ternyata atom

dapat dibagi menjadi bagian-bagian kecil lain yang merupakan partikel dasar

atom itu sendiri yaitu proton, elektron baru disusul neutron. Artinya atom

bukanlah bagian terkecil dari suatu materi.  

2. Model atom Thomson (1856-1940)

Sebelum Thomson melakukan percobaan pada tahun 1897, para fisikawan

telah melakukan percobaan pelucutan muatan dalam tabung lucutan gas.

Tabung lucutan gas adalah sebuah tabung kaca (seperti tabung lampu

neon) yang memiliki dua buah elektroda pada kedua ujungnya. Elektroda

positif (anoda) dihubungkan ke kutub positif dan elektroda negatif

(katoda) dihubungkan ke negatif sumber tegangan tinggi dc (30 kV s/d 5

kV). Ketika gas dalam tabung dikurangi dengan memompanya keluar

tabung sampai tekanan gas kira-kira 0,01mmHg, kaca di dekat anoda

berpendar kehijau-hijauan.

Menurut ahli fisika tahun 1870-an, cahaya kehijau-hijauan ini adalah

akibat radiasi sinar yang bergerak dari katoda menuju anoda. Sinar ini di

7

Page 8: Teori Atom

sebut sinar katoda. Melalui penelitian lebih lanjut diketahui bahwa sinar

katoda adalah partikel-partikel bermuatan negatif.

Gambar 8.1 di buku marthen

Hal 33

Gambar 8.2 di buku marthen

Dari penyelidikan yang dilakukan ternyata, bahwa dari katoda itu keluar

sinar yang bermuatan negatif yang disebut sinar katoda.

Berdasarkan percobaan-percobaan yang lain, sifat-sifat sinar katoda dapat

diketahui yaitu:

a. Sinar katoda merambat menurut garis lurus,

b. Dapat memendarkan sulfida seng dan barium platinasianida,

c. Terdiri atas partikel-partikel bermuatan negatif,

d. Dapat menghasilkan panas,

e. Menghitamkan pelat foto,

f. Menyimpang di dalam medan magnetik,

g. Menyimpang di dalam medan listrik,

h. Dapat menghasilkan sinar X.

Penyelidikan Crookes, Perrin, dan yang lainnya tentang sifat-sifat sinar

katoda. Mereka mendapatkan bahwa sinar katoda terdiri atas partikel-

partikel bermuatan negatif. Tetapi mereka belum mengetahui berapa massa

m dan muatan e partikel-partikel tersebut.

Thomson melakukan percobaan untuk mengukur perbandingan massa dan

muatan, e/m, dari partikel negatif ini. Dalam percobaannya pada tahun

1897, Thomson menggunakan sebuah tabung sinar katoda (lihat gambar).

Hampir semua udara di dalam tabung dikeluarkan sehingga tekanan udara

dalam tabung kira-kira 0,01 mmHg. Ambil V sebagai beda potensial antara

katoda K dan anoda A (lihat gambar). Beda potensial V ini mempercepat

partikel-partikel bermuatan negatif yang keluar dari katoda menuju ke

8

Page 9: Teori Atom

anoda. Kecepatan partikel keluar dari katoda v, dapat dihitung dari fakta

bahwa energi potensial listrik yang diterima partikel bermuatan e dari beda

potensial V, yaitu Ep = eV, diubah menjadi energi kinetik elektron keluar

dari katoda, yaitu Ek = ½ mv2.

Gambar 8.3 di buku marthen hal 34

Dengan demikian diperoleh persamaan:

EP listrik = Ek

eV = ½ mv2

em

= v2

2V

em

= v2

2 V

Dimana e = muatan

m = massa

v = kecepatan partikel negatif

Partikel bermuatan e yang diletakkan dalam medan listrik akan mengalami

gaya listrik sebesar Flistrik = eE. Partikel bermuatan ini akan menyimpang

di dalam medan listrik. Penyimpangan partikel dapat dapat ditiadakan

dengan memasang medan magnetik B dalam kapasitor, yang arah garis-

garis gayanya tegak lurus arah medan listrik E. Alat ini disebut selector

kecepatan, karena dapat memilih kecepatan partikel yang akan diteruskan.

Medan magnetik B akan menghasilkan gaya Lorentz sebesar FLorentz = evB.

Gaya inilah yang meniadakan listrik, sehingga elektron dalam kapasitor

tetap berjalan lurus. Sehingga

9

Page 10: Teori Atom

Flistrik =FLorentz

v=EB

Sehingga

em

=¿¿

em

= E2

2 VB2

Dengan E = kuat medan listrik keeping sejajar (N/C)

V = beda potensial antara katoda dan anoda tabung (volt)

B = besar induksi elektromagnetik (tesla atau Wb/m2)

Untuk keadaan tanpa defleksi (simpangan) dari berkas, nilai e/m dari

partikel negatif ditentukan. Thomson mendapatkan bahwa nilai e/m tidak

bergantuk pada jenis logam katoda dan jenis gas dalam tabung. Dari sini

Thomson menarik kesimpulan penting bahwa partikel-partikel sinar

katoda adalah unsur pokok dari semua materi (zat). Thomson menyebut

partikel negatif ini dengan “corpuscles”. Sekarang partikel ini dikenal

sebagai elektron. Nilai e/m dari elektron yang diterima saat ini adalah e/m

= 1,758803 x 1011 C/kg, walaupun nilai asli yang diperoleh Thomson

hanya kira-kira 1,0 x 1011 C/kg.

Thomson berhasil menemukan nilai e/m dari elektron dan menarik

kesimpulan penting bahwa elektron pastilah partikel paling dasar dari

setiap materi. Ini berarti bahwa elektron adalah bagian dari atom. Jadi,

atom masih dapat dibagi lagi menjadi partikel subatomik. Dengan

demikian, model atom Dalton telah gugur. Thomson berpendapat bahwa

“atom bukan merupakan partikel terkecil melainkan terdiri atas muatan-

muatan listrik positif yang tersebar merata diseluruh bagian atom dan di

10

Page 11: Teori Atom

netralkan oleh elektron-elektron yang tersebar merata diantara muatan-

muatan listrik positif tersebut”.

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah

dikelupas kulitnya. biji jambu menggambarkan elektron yang tersebar

marata dalam bola daging jambu yang pejal, yang pada model atom

Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal. Model atom

Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan:

Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan

muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

Percobaan Tetes Minyak Millikan (Millikan Oil Drop)

J.J Thomson berhasil menentukan nilai e/m, tetapi belum berhasil

mengukur besar muatan e electron. Orang yang pertama kali berhasil

menentukan besar muatan electron adalah Robert Andrew Millikan yang

terkenal dengan eksperimen tetes minyak.

Diagram peralatan Millikan ditunjukkan pada Gambar dua keeping logam

sejajar horizontal A dan B dipisahkan dengan jarak d dalam orde

millimeter. Minyak disemprotkan dari bagian atas keping oleh alat

penyemprot tetesan. Beberapa tetesan minyak memasuki lubang kecil pada

keping A. Tetesan minyak bermuatan listrik karena gesekan.

11

Page 12: Teori Atom

Metoda sederhana untuk mngukur muatan tetes minyak yang jatuh sebagai

berikut. Anggap tetes minyak bermuatan negatif. Keping – keping diberi

beda potensial sedemikian rupa sehingga antara keping – keping listrik

terdapat medan listrik ke bawah sebesar E=

V AB

d . Dengan mengatur

medan listrik E dapat dihasilkan gaya listrik F=qE yang tepat sama

dengan berat tetes minyak mg. Dalm keadaan ini tetes minyak akan diam,

seperti ditunjukkan pada Gambar 8-8d, sehingga

Flistrik = berat tetes minyak

qE = mg

q =

mgE

Massa tetes minyak sama sekali dengan hasilkali massa jenis ρ dan

volime nya ( vilume bola) =

4 π rr 3

3; E=vab ¿

d ¿¿

¿,sehingga

q=ρ( 4 πr3

3) g

V AB

d

q=4 πρ r3 gd3V AB

Semua besaran yang terdapat di ruas kanan dapat di ukur, kecuali jari –

jari tetesan minyak r. Orde tetes minyak 10−5 cm sehingga terlalu kecil untuk di

ukur secara langsung. Jari – Jari ini dapat kita hitung dengan mengukurr

kecepatan terminal valignl¿ T ¿¿¿tetes minyak,karena tetes minyak jatuh melalui jarak d di

ukur dari garis acuan dalam okuler teleskop.

12

Page 13: Teori Atom

Kecepatan terminal adalah kecepatan pada saat mg tepat setimbang dengan

gaya hambat kekentalan udara f. Gaya kekentalan sebuah bola dengan jari – jari r

yang bergerak dengan kecepatan v dalam suatu fluida dengan kekentalan η ,

diberikan oleh hukum stokes sebagai :

f =6 πη r3

Dengan demikian

mg=f

43

πr3 ρg=6 π rvT

r=√ 9ηvT

2 ρg=3√ ηvT

2 ρg

Atau

r3=33 (√ ηvT

2 ρg)3=27

2ρg √ η3 vT3

2 ρg

Jika r3 ini kita masukkan ke dalm persamaan diatas, kita dapatkan

q=4 πρ gd3 V AB

x272 ρg √ η3 v

T3

2 ρg

q=18 πd

V AB √ η3vT

2 ρg

3

13

g

vv

g

vr TTT

2

9

4

18

3

462

Page 14: Teori Atom

Millikan san asisten nya mengukur muatan beribu – ribu tetes minyak.Ia

mendapatkan bahwa dalam batas kesalahan percobaan setiap tetes selalu memiliki

muatan yang sama dengan kelipatan muatan elementer e. Muatan tetes minyak

yang diamati adalah e, 2e, 3e dan srterus nya, dan tidaj pernah bernilai 0,76e atau

2,49e.

Nilai muatan e yang didapat oleh Millikan adalah

e = 1,602192 x 10-19 C 1,60 x 10-19

Karena muatan sebuah elektron, e, sudah diketahui, maka massa sebuah elektron

dapat dihitung dari nilai e/m Thomson.

em

=1,785804 x1011 C /kg

m= 1,602192 x10−19C1,758803 x1011 C /kg

Massa elektron m=9,109543 x 10−31 kg≈ 9,11 x10−31kg

3. Model atom Rutherford (1871-1937)

a. Hamburan Rutherford

Ernest Rutherford mengadakan suatu percobaan dengan menembakkan

partikel-partikel alfa pada suatu lempengan emas yang sangat tipis,

yaitu setebal 0,01 mm atau kira-kira setebal 2000 atom.

14

Page 15: Teori Atom

Gambar. Lempengan emas ditembak dengan partikel alfa.

Apabila model atom Thomson itu benar, maka partikel-partikel

alfa tidak akan dihamburkan pada waktu mengenai lempengan emas.

Partikel alfa dengan energi yang sangat besar dengan massa yang jauh

lebih besar dari massa elektron diharapkan akan bergerak lurus, tak

terganggu oleh elektron dan muatan positif atom yang menyebar disekitar

elektron. Ternyata partikel-partikel alfa yang dipergunakan dalam

percobaan itu tidak seluruhnya dapat menembus lempengan emas secara

lurus, tetapi beberapa di antaranya ada yang di belokkan, bahkan ada yang

dikembalikan dengan membentuk sudut antara 900 sampai 1200. Hal ini

menunjukkan bahwa muatan positif dari atom tidak menyebar, tetapi

mengumpul pada suatu tempat dalam tiap-tiap atom, sehingga dapat

menghamburkan partikel-partikel alfa pada saat menumbuk atom-atom

tersebut. Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa

kesimpulan beberapa berikut:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa

diteruskan

2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisan atom-atom

emas, maka didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang

bermuatan positif.

3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom,

berdasarkan fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan.

Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka

didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada

ukuran atom keseluruhan.

Percobaan inilah yang mendorong Rutherford pada tahun 1911

untuk menyusun model atom yang baru.

15

Page 16: Teori Atom

b. Model Atom Menurut Rutherfod

Menurut Rutherfod muatan positif dan sebagian besar massa atom akan

berkumpul pada suatu titik, yaitu terpusat di tengah-ditengah atom. Pusat

ini di sebut inti atom. Di luar ini, pada jarak yang relatif jauh ada

elektron-elektron yang berputar dalam lintasan-lintasan tertentu, seperti

planet-planet yang bergerak seperti susunan tata surya. Rutherford

menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi

mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Gambar. Atom oksigen, dengan 8 elektron menurut model

Rutherford.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai berikut:

Atom secara keseluruhan bersifat netral. Muatan inti adalah positif

dan besarnya sama dengan besar muatan elektron-elektron yang

mengitarinya. Inti atom dengan elektron saling tarik-menarik, ini

menyebabkan adanya gaya/sentripetal pada elektron yang menyebabkan

lintasan electron tetap seperti gaya gravitasi dalam tata surya. Inti

16

Page 17: Teori Atom

hydrogen bermuatan satu muatan elementer, karena terdapat sebuah

lektron yang mengelilinginya, inti helium bermuatan dua muatan

elementer dan inti oksigen bermuatan delapan muatan elementer.

c. Pengujian model Atom Rutherford

Model atom Thomson diuji dengan hamburan partikel alfa,

demikian juga model atom Rutherford perlu diuji apakah sesuai dengan

kenyataan-kenyataan yang harus berlaku.

Menurut Rutherford elektron bergerak mengelilingi inti yang

bermuatan positif.

Gaya tarik antara inti dan electron adalah :

F=ke2

r2

Gaya tarik ini sama besar dengan gaya sentripetal yang bekerja pada

electron tersebut

F=mv2

r

Sehingga besarnya energi kinetik elektron pada jari-jari lintasan r adalah :

E k=12

m v2

E k=mv2

rx

r2

E k=ke2

r2 xr2= ke2

2 r

Sedangkan besarnya energi potensial elektron yang bermuatan –e pada

jarak r dari inti.

Ep=

−k e2

r

Energi total elektron menjadi :

E=Ek+Ep

E= k e2

r− k e2

r

17

Page 18: Teori Atom

E=−k e2

2 r

Energi yang dimiliki oleh elektron bertanda negatif. Bila r kecil maka E

kecil, dan energi yang dimiliki oleh elektron makin besar bila r makin

besar atau bila electron makin jauh dai inti.

Karena elektron bermuatan listrik maka selama bergerak akan

menimbulkan arus listrik. Akan tetapi medan magnet yang berubah-ubah

juga. Elektron yang bergerak mengelilingi inti itu akan menimbulkan

gelombang elektromagnetik. Jadi, elektron-elekron itu akan memancarkan

energi.

Atom secara keseluruhan bersifat netral, sehingga jumlah muatan positif

inti harus sama dengan jumlah negatif elektron seluruhnya. Bila elektron

mempunyai muatan satu muatan elementer, maka muatan inti adalah

kelipatan muatan elementer. Nomor atom Z menunjukkan jumlah muatan

positif inti (p) atau jumlah elektron (e) yang mengitari inti. Jadi

Z = p = e

Karena jumlah muatan inti sama dengan jumlah elektron-elektron yang

mengitarinya, maka muatan inti sama dengan nomor atom Z dikalikan

dengan muatan elementer e (e = 1,60 x 10-19 coulomb)

Muatan inti = Z . e

Dalam suatu reaksi kimia, hanyaa elektron-elektron di bagian luar sajalah

yang mengalami perubahan sedangkan inti atom tidak berubah. Atom yang

kehilangan atau kelebihan elektron disebut ion.

Karena inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif, maka secara

listrik inti dan elektron saling tarik-menarik. Gaya ini menghasilkan suatu

gaya sentripetal yang menahan elektron agar tetap pada lintasannya

masing-masing, seperti halnya dengan gaya gravitasi di dalam tata surya.

Kelemahan - kelemahan model atom Rutherford

18

Page 19: Teori Atom

1. Karena dalam lintasan nya elektron memancarkan energi, maka energi

elektron akan berkurang, jari – jari lintasan nya akan mengecil. Lintasan

nya tidak lagi merupakan lingkaran dengan jari – jari yang sama, tetapi

merupakan putaran berpilin yang selalu mendekati inti dan akhir nya

elektron akan jatuh dan bersatu dengan inti, Jadi inti atom itu tidak

stabil.

2. Apabila lintsan elektron makin mengecil. Maka waktu putarnya pun

akan mengecil. Frekuensi gelombang yang dipancarkannya akan

menjadi bermacam – macam. Jadi atom hidrogen tidak akan

menunjukkan suatu spektrum garis tertentu tetapi merupakan spektrum

yang kontinu. Hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan memakai

spektrometer yang menunjukkan garis – garis khas hidrogen.

19

Page 20: Teori Atom

BAB III

PENUTUP

Atom adalah unsure yang teramat kecil sehingga kadang sulit dimengerti.

Namun, kita perlu tau bahwa aka nada penelitian terus menerus selama dunia ini

masih ada, untuk meneyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya,

termasuk juga teori tentang atom. Dan mungkin sekarang adalah giliran anda

untuk menelitinya.

20

Page 21: Teori Atom

DAFTAR PUSTAKA

Kamajaya. 1988. Penuntun Pelajaran Fisika. Bandung : Ganeca Exact

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika untuk SMA Kelas XII Semester 2. Jakarta :

Bandung

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika SMA jilid 3A. Jakarta : Bandung

Zemansky, sears. 1994. Fisika untuk Universitas 3 Optika Fisika Modern.

Bandung : Binacipta

www. google. com/ tanggal akses 26 November 2010

21

Page 22: Teori Atom

GAMBAR-GAMBAR

22

Page 23: Teori Atom

Thomson

23

Page 24: Teori Atom

Rutherford

24

Page 25: Teori Atom

25