teori
-
Upload
wigih-adi-wibawa -
Category
Documents
-
view
5 -
download
1
description
Transcript of teori
-
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang mendasari penelitian ini adalah path goal theory
leadership. Path goal theory leadership yang dikembangkan oleh House dalam
Robbins dan Judge (2009) menyatakan bahwa terdapat variabel kontinjensi yang
menghubungkan prilaku kepemimpinan dengan kinerja yaitu variabel yang
merupakan bagian dari karakteristik personal karyawan berupa locus of control.
Dalam penelitian ini akan diuji mengenai pengaruh locus of control (locus
of control eksternal dan internal) pada gaya kepemimpinan (gaya kepemimpinan
suportif dan direktif) dan kinerja auditor. Gaya kepemimpinan merupakan
variabel independen, kinerja auditor merupakan variabel dependen dan locus of
control sebagai variabel pemoderasi. Gaya kepemimpinan yang suportif yaitu
kepemimpinan yang menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan
kebutuhan karyawan, bersikap ramah dan dapat didekati, serta memperlakukan
para pekerja sebagai orang yang setara dengan dirinya. Gaya kepemimipinan
suportif akan memberikan ruang atau kebebasan kepada bawahannya untuk
melakukan tindakan yang sesuai dengan pilihannya dalam melakukan pekerjaan.
Gaya kepemimpinan yang direktif, yaitu kepemimpinan yang memberikan
panduan kepada para karyawan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan
-
bagaimana cara melakukannya, menjadwalkan pekerjaan, dan mempertahankan
standar kinerja.
Rotter dalam Geurin dan Kohut (1989) menyatakan bahwa locus of
control adalah tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal
terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Rotter dalam Geurin dan Kohut
(1989) menyatakan bahwa locus of control adalah tingkatan dimana seseorang
menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka.
Individu dengan locus of control eksternal mengacu kepada keyakinan bahwa
suatu kejadian tidak mempunyai hubungan langsung dengan tindakan oleh diri
sendiri, dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan dan
kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan di luar dirinya. Individu tersebut
akan dapat bertindak efektif dalam lingkungan kerja di mana mereka mendapat
petunjuk atau arahan yang spesifik dari pimpinan dan kontrol senantiasa
diterapkan terhadap dirinya (Brownell dalam Hyatt dan Prawitt 2000).
Kepemimpinan direktif (mengarahkan), yaitu pemimpin memberitahukan kepada
bawahan jadwal kerja yang harus disesuaikan dengan standar kerja, serta
memberikan bimbingan atau arahan secara spesifik tentang cara-cara
menyelesaikan tugas. Individu dengan locus of control internal memiliki
keyakinan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara usaha dan hasil. Locus of
control internal mengacu kepada persepsi bahwa kejadian baik positif maupun
negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan atau perbuatan diri sendiri dan
dibawah pengendalian diri. Individu tersebut akan menunjukkan kinerja yang
lebih baik dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk menerapkan tindakan
29
-
yang dianggap sesuai dalam suatu pekerjaan (Abdel Halim dalam Hyatt dan
Prawitt 2000). Gambar 3.1 menunjukkan kerangka berpikir dari penelitian ini.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya,
kemudian disusun konsep penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel
dalam penelitian ini. Konsep tersebut dapat disajikan dalam Gambar 3.2 berikut:
Hipotesis
Kajian Empiris- Mitchel et al (1975)- Price (1991)- Hyatt & Prawit (2000)- Silverthorne (2001)- Ceicilia & Gudono
(2007)
Kajian Teori- Path goal theory
Simpulan Hasil Penelitian
Uji Statistik
30
-
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
3.2 Hipotesis Penelitian
Individu dengan locus of control eksternal mengacu kepada keyakinan
bahwa suatu kejadian tidak mempunyai hubungan langsung dengan tindakan oleh
diri sendiri, dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan
dan kesempatan serta lebih mempercayai kekuatan di luar dirinya. Dalam
pelaksanaan tugas individu ini tergantung pada pihak luar dalam hal ini pimpinan
yang dapat memberikan arahan yang spesifik. Kondisi tersebut didukung oleh
gaya kepemimpinan direktif. Pemimpin direktif akan memberitahukan kepada
bawahan jadwal kerja yang harus disesuaikan dengan standar kerja, serta
memberikan bimbingan atau arahan secara spesifik tentang cara-cara
menyelesaikan tugas. Brownell dalam Hyatt dan Prawitt (2000) menyatakan
bahwa individu dengan locus of control eksternal akan dapat bertindak efektif
dalam lingkungan kerja di mana mereka mendapat petunjuk atau arahan yang
spesifik dari pimpinan dan kontrol senantiasa diterapkan terhadap dirinya. Dengan
demikian diharapkan kepemimpinan direktif yang senatiasa memberikan arahan
mengenai cara-cara melaksanakan tugas dan menetapkan prosedur kerja yang
pasti akan meningkatkan kinerja auditor yang memiliki locus of control eksternal.
Gaya kepemimpinanDirektifSuportif
Kinerja
Locus of ControlEksternalInternal
31
-
Kondisi tersebut didukung oleh hasil penelitian Hyatt dan Prawitt (2000)
bahwa auditor dengan locus of control eksternal memiliki kinerja yang lebih
tinggi pada perusahaan yang terstruktur daripada perusahaan yang tidak
terstruktur. Pada perusahaan terstruktur pelaksanaan tugas auditor lebih
menekankan pada prosedur audit yang telah ditetapkan, dan menerapkan
guidance yang lebih spesifik dalam menjalankan pekerjaan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka hipotesis pertama yang diajukan
adalah:
H1: Auditor yang memiliki locus of control eksternal akan meningkatkan
hubungan antara gaya kepemimpinan direktif dan kinerja auditor.
Individu dengan locus of control internal mengacu kepada persepsi bahwa
kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan
atau perbuatan diri sendiri dan dibawah pengendalian diri. Individu ini lebih
banyak berorientasi pada tugas yang dihadapinya. Individu dengan locus of
control internal akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam situasi di mana
mereka dapat menerapkan tindakan yang dianggap sesuai dalam suatu pekerjaan
(Abdel Halim dalam Hyatt dan Prawitt 2000) dan kondisi tersebut akan didukung
oleh gaya kepemimpinan yang suportif. Kepemimpinan suportif (mendukung),
pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan.
Ia juga memperlakukan semua bawahan sama sebagai usaha untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan diantara anggota
kelompok. Gaya kepemimipinan suportif tidak menerapkan prosedur kerja yang
32
-
begitu ketat kepada bawahannya dan akan memberikan kebebasan kepada auditor
melakukan tindakan yang sesuai dengan pilihannya dalam melakukan pekerjaan,
maka diharapkan gaya kepemimpinan suportif akan meningkatkan kinerja auditor
yang memiliki locus of control internal.
Kondisi tersebut didukung oleh hasil penelitian Hyatt dan Prawitt (2000)
bahwa auditor dengan locus of control internal memiliki kinerja yang lebih tinggi
pada perusahaan yang tidak terstruktur daripada perusahaan yang terstruktur. Pada
perusahaan (kantor akuntan publik) yang tidak terstruktur pelaksanaan tugas
auditor tidak dibatasi oleh prosedur kerja yang telah ditetapkan namun akan
memberikan kebebasan kepada auditor untuk melakukan tugas audit sesuai
dengan prosedur yang diinginkannya.
Berdasarkan argumentasi di atas maka hipotesis kedua yang diajukan
adalah:
H2: Auditor yang memiliki locus of control internal akan meningkatkan hubungan
antara gaya kepemimpinan suportif dan kinerja auditor.
33