tentang boraks

1
Berdasarkan UU No.7 Tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah aman, bergizi, dan bermutu. Aman yang dimaksud adalah bebas dari cemaran biologi, kimia, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Cemaran yang terdapat pada pangan umumnya berasal dari bahan tambahan yang dapat diduga digunakan sebagai pengawet, pewarna, pemanis, dan aroma. Berdasarkan permenkes RI No 1168/ MENKES/PER/X/1999, bahan makanan yang dilarang digunakan dalam bahan makanan tambahan salah satunya adalah asam borat dan senyawanya (Depkes,2009). Boraks awalnya dikenal sebagai bahan untuk pembersih, pengawet, dan herbisida. Namun saat ini penggunaan boraks disalahgunakan menjadi bahan pengental atau pengawet makanan. Adanya boraks menyebabkan adonan dapat lebih lentur dan elastis sehingga tidak cepat melebar. Boraks biasanya banyak digunakan oleh industri kecil atau industri rumah tangga, dalam pembuatan adonan mie, gendar, atau kerupuk nasi (Winarno et al., 1994) Boraks adalah campuran natrium metaborat dan asam borat, sedangkan dalam suasana asam, boraks terurai menjadi asam borat. Gejala keracunan boraks meliputi rasa mual, muntah-muntah, suhu tubuh menurun, sakit kepalal, bahkan dapat menimbulkan shock. Kematian pada orang dewasa karena boraks dapat terjadi dalam dosis 15-25 gram, sedangkan pada anak dengan dosis 5-6 gram. (USDA, 2006)

description

nkkjg ugujj hhiklu

Transcript of tentang boraks

Page 1: tentang boraks

Berdasarkan UU No.7 Tahun 1996 tentang pangan menyatakan bahwa pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah aman, bergizi, dan bermutu. Aman yang dimaksud adalah bebas dari cemaran biologi, kimia, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.

Cemaran yang terdapat pada pangan umumnya berasal dari bahan tambahan yang dapat diduga digunakan sebagai pengawet, pewarna, pemanis, dan aroma. Berdasarkan permenkes RI No 1168/ MENKES/PER/X/1999, bahan makanan yang dilarang digunakan dalam bahan makanan tambahan salah satunya adalah asam borat dan senyawanya (Depkes,2009).

Boraks awalnya dikenal sebagai bahan untuk pembersih, pengawet, dan herbisida. Namun saat ini penggunaan boraks disalahgunakan menjadi bahan pengental atau pengawet makanan. Adanya boraks menyebabkan adonan dapat lebih lentur dan elastis sehingga tidak cepat melebar. Boraks biasanya banyak digunakan oleh industri kecil atau industri rumah tangga, dalam pembuatan adonan mie, gendar, atau kerupuk nasi (Winarno et al., 1994)

Boraks adalah campuran natrium metaborat dan asam borat, sedangkan dalam suasana asam, boraks terurai menjadi asam borat. Gejala keracunan boraks meliputi rasa mual, muntah-muntah, suhu tubuh menurun, sakit kepalal, bahkan dapat menimbulkan shock. Kematian pada orang dewasa karena boraks dapat terjadi dalam dosis 15-25 gram, sedangkan pada anak dengan dosis 5-6 gram. (USDA, 2006)