Identifikasi Boraks

download Identifikasi Boraks

of 28

Transcript of Identifikasi Boraks

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    1/28

    LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS OBAT DAN MAKANAN

    Identifikasi Boraks

    Disusun oleh:

    Novia Putriasi 12.71.13692Rahayu 12.71.13708

    Tiya Yuliana 12.71.13954

    Tri Agung Rizky 12.71.13970

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    2/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

    Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

    manusia,oleh karena itu makanan yang kita makan bukan hanya harus memenuhi

    gizi dan mempunyai bentuk yang menarik.akan tetapi juga harus aman dalam arti

    tidak mengandung bahan berbahaya,mikroorganisme maupun cemaran lainnya

    yang dapat menyebabkan keracunan penyakit.Perusahaan makanan dan minuman

    di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat.Ditemukan makanan dan

    minuman kemasan yang hanya diproduksi hanya mementingkan aspek dan selera

    konsumen tanpa memperdulikan aspek kesehatan (Yuliarti,2007)

    Pempek merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang berasal dari

    Sumatera Selatan yang berasal dari ikan dan sagu.Tanpa bisa dipungkiri bahwa

    pempek terkenal hingga ke beberapa pulau sebut saja pulau jawa dan pulau

    kalimantan.Pempek merupakan salah satu makanan alternatif yang dapat di

    konsumsi kapan saja.Makanan ini juga dapat dikonsumsi oleh semua jenis

    kalangan masyarakat baik tengah,atas maupun rendah. Selain karena harganya

    yang murah dan juga rasa yang menjanjikan.Tetapi di balik itu semua ada

    beberapa oknum yang ingin meraup keuntungan lebih dengan cara menambahkan

    bahan pengenyal pada produksi pempeknya sehingga empek-empek itu sendiri

    menjadi tahan lama dan kenyal. Di samping itu juga terdapat bahaya karena bahan

    tambhan yang digunakan untuk memproduksi empek-empek agar tahan lama dan

    kenyal adalah boraks. Sehingga makanan yang awalnya tidak menimbulkan

    dampak apa-apa yang berarti bagi tubuh dapat menjadi berbahaya

    Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran

    lain yang dibuat dan diciptakan untuk membuat makanan lebih efektif dan efesien.

    Tetapi disamping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan

    kebutuhan lain. Dimana bahan kimia tersebut tidak boleh digunakan dalam

    pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangatb penting dan juga

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    3/28

    memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan

    bangsa yang harus diperbaiki. Hal ini tentu saja akan merugikan terutama dari sisi

    kesehatan masyarakat.Bahan berbahaya yang umumnya sering digunakan untuk

    membuat makanan menjadi kenyal dan tahan lama adalah boraks. Mengkonsumsi

    boraks dalam jumlah sedikit dan berlangsung dalam cukup lama dapat

    menyebabkan timbulnya rasa mual,muntah,diare dan kejang perut. Sedangkan

    dalam pemakaian cukup lama dapat menyebabkan demam,anuria,kerusakan ginjal

    bahkan sampai dengan kematian.Mengingat bahaya yang ditimbulkan,maka

    melalu PERMENKES RI No.722/MENKES/PER/1988 Pemerintah melarang

    penggunaan boraks dan senyawanya sebagai bahan tambhan pada makanan.

    B. Rumusan Masalah

    Apakah bakso yang dijual di Jalan Murai SDN 10 Palangka Kota Palangkaraya

    mengandung zat tambahan boraks ?

    C. Tujuan Praktikum

    Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian

    kali ini adalah untuk mengidentifikasi bahan kimia zat tambahan boraks yangterdapat di dalam bakso yang dijual di Jalan Murai SDN 10 Palangka

    Palangkaraya

    D.Manfaat Praktikum

    Memberikan informasi pada masyarakat dan instansi terkait adanya penggunaan

    zat kimia Boraks yang digunakan sebagai tambahan bahan maknan pada empek-

    empek yang dijual di sepanjang jalan rajawali kota Palangkaraya.

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    4/28

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A.

    Pengertian Pangan

    Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

    yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan

    ataupun minuman bagi konsumsi manusia. Termasuk di dalamnya adalah bahan

    tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam

    proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau minuma (Saparinto

    dan Hidayati, 2006).

    B. Kualitas Pangan

    Kualitas pangan dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau,

    rasa dan tekstur) dan kandungan gizinya. Pangan yang tersedia secara alamiah

    tidak selalu bebas dari senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan dapat

    mengandung senyawa yang merugikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya.

    Senyawa-senyawa yang dapat merugikan kesehatan dan tidak seharusnya terdapat

    di dalam suatu bahan pangan dapat dihasilkan melalui reaksi kimia dan biokimia

    yang terjadi selama pengolahan maupun penyimpanan, baik karena kontaminasi

    ataupun terdapat secara alamiah. Selain itu sering dengan sengaja ditambahkan

    bahan tambahan pangan (BTP) atau bahan untuk memperbaiki tekstur, warna dan

    komponen mutu lainnya ke dalam proses pengolahan pangan.

    Boraks atau dalam nama ilmiahnya dikenal sebagai sodium tetraborate

    decahydrate merupakan bahan pengawet yang dikenal masyarakat awam untuk

    mengawetkan kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Tampilan fisik boraks

    adalah berbentuk serbuk kristal putih. Boraks tidak memiliki bau jika dihirup

    menggunakan indera pencium serta tidak larut dalam alkohol. Indeks keasaman

    dari boraks diuji dengan kertas lakmus adalah 9,5, ini menunjukkan tingkat

    keasaman boraks cukup tinggi.

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    5/28

    C. Pengertian Boraks

    Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama

    kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentuk padatdan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat

    (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat

    deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini

    haram digunakan untuk makanan (Cahyadi, 2008).

    Asam borat atau boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya

    yang tidak diizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah

    senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7 10H2O berbentuk kristal putih, tidak

    berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah

    menjadi natrium hidroksida dan asam borat. Asam borat sering digunakan dalam

    dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air

    digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga

    digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun,

    bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun

    ketika terserap masuk dalam tubuh.

    Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/IX/1988, asam

    borat dan senyawanya merupakan salah satu dari jenis bahan tambahan makanan

    yang dilarang digunakan dalam produk makanan. Karena asam borat dan

    senyawanya merupakan senyawa kimia yang mempunyai sifat karsinogen.

    Meskipun boraks berbahaya bagi kesehatan ternyata masih banyak digunakan oleh

    masyarakat sebagai bahan tambahan makanan, karena selain berfungsi sebagai

    pengawet, boraks juga dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk hingga lebih

    kenyal dan lebih disukai konsumen (Depkes RI, 1988).

    Senyawa asam borat ini mempunyai sifat-sifat kimia sebagai berikut: jarak

    lebur sekitar 171C, larut dalam 18 bagian air dingin, 4 bagian air mendidih, 5

    bagian gliserol 85% dan tak larut dalam eter. Kelarutan dalam air bertambah

    dengan penambahan asam klorida, asam sitrat atau asam tetrat. Mudah menguap

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    6/28

    dengan pemanasan dan kehilangan satu molekul airnya pada suhu 100C yang

    secara perlahan berubah menjadi asam metaborat (HBO2). Asam borat merupakan

    asam lemah dan garam alkalinya bersifat basa. Satu gram asam borat larut

    sempurna dalam 30 bagian air, menghasilkan larutan yang jernih dan tak

    berwarna. Asam borat tidak tercampur dengan alkali karbonat dan hidroksida

    (Cahyadi, 2008).

    Karekteristik boraks antara lain:

    a) Warna adalah jelas bersih

    b) Kilau seperti kaca

    c) Kristal ketransparanan adalah transparan ke tembus cahaya

    d) Sistem hablur adalah monoklin

    e) Perpecahan sempurna di satu arah

    f) Warna lapisan putih

    g) Mineral yang sejenis adalah kalsit, halit, hanksite, colemanite, ulexite dangaram asam bor yang lain

    h) Karakteristik yang lain: suatu rasa manis yang bersifat alkali.

    D. Efek Samping Penggunaan Boraks

    Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan

    tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong

    akan membuat bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan

    pada kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan

    empuk serta memiliki tekstur yang bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang

    telah diberi boraks dengan yang tidak atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika

    hanya dengan panca indera, namun harus dilakukan uji khusus boraks di

    Laboratorium (Depkes RI, 1988).

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    7/28

    Boraks bisa didapatkan dalam bentuk padat atau cair (natrium hidroksida

    atau asam borat). Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik dan

    biasa digunakan oleh industri farmasi sebagai ramuan obat, misalnya dalam salep,

    bedak, larutan kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Selain itu boraks

    juga digunakan sebagai bahan solder, pembuatan gelas,bahan pembersih/pelicin

    porselin, pengawet kayu dan antiseptik kayu (Ponco, 2002).

    Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruhnya terhadap organ

    tubuh tergantung konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar

    tertinggi tercapai pada waktu diekskresi maka ginjal merupakan organ yang paling

    terpengaruh dibandingkan dengan organ yang lain. Dosis tertinggi yaitu 10-20

    gr/kg berat badan orang dewasa dan 5 gr/kg berat badan anak-anak akan

    menyebabkan keracunan bahkan kematian. Sedangkan dosis terendah yaitu

    dibawah 10-20 gr/kg berat badan orang dewasa dan kurang dari 5 gr/kg berat

    badan anak-anak (Saparinto dan Hidayati, 2006).

    Efek negatif dari penggunaan boraks dalam pemanfaatannya yang salah

    pada kehidupan dapat berdampak sangat buruk pada kesehatan manusia. Boraks

    memiliki efek racun yang sangat berbahaya pada sistem metabolisme manusiasebagai halnya zat-zat tambahan makanan lain yang merusak kesehatan manusia.

    Mengkonsumsi boraks dalam makanan tidak secara langsung berakibat

    buruk, namun sifatnya terakumulasi (tertimbun) sedikit-demi sedikit dalam organ

    hati, otak dan testis. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan namun juga

    dapat diserap melalui kulit. Boraks yang terserap dalam tubuh dalam jumlah kecil

    akan dikelurkan melalui air kemih dan tinja, serta sangat sedikit melalui keringat.

    Boraks bukan hanya menganggu enzim-enzim metabolisme tetapi juga

    menganggu alat reproduksi pria (Agus, 2009).

    Sering mengkonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan

    otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam,

    anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat,

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    8/28

    menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,

    pingsan bahkan kematian (Agus, 2009).

    Keracunan kronis dapat disebabkan oleh absorpsi dalam waktu lama.Akibat yang timbul diantaranya anoreksia, berat badan turun, muntah, diare, ruam

    kulit, alposia, anemia dan konvulsi. Dalam jumlah serta dosis tertentu, boraks bisa

    mengakibatkan degradasi mental, serta rusaknya saluran pencernaan, ginjal, hati

    dankulit karena boraks cepat diabsorbsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan,

    kulit yang luka atau membran mukosa (Saparinto dan Hidayati, 2006).

    Gejala awal keracunan boraks bisa berlangsung beberapa jam hingga seminggu

    setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis keracunan

    boraks biasanya ditandai dengan hal-hal berikut:

    a.Sakit perut sebelah atas, muntah dan mencret

    b.Sakit kepala, gelisah

    c.Penyakit kulit berat

    d.Muka pucat dan kadang-kadang kulit kebiruan

    e.Sesak nafas dan kegagalan sirkulasi darah

    f.Hilangnya cairan dalam tubuh

    g.Degenerasi lemak hati dan ginjal

    h.Otot-otot muka dan anggota badan bergetar diikuti dengan kejang-kejang

    i.Kadang-kadang tidak kencing dan sakit kuning

    j.Tidak memiliki nafsu makan, diare ringan dan sakit kepala

    k.Kematian (Saparinto dan Hidayati, 2006)

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    9/28

    E. Metode Identifikasi Boraks

    Salah satu metode pengujian boraks secara kualitatif adalah uji nyala. Uji

    nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalammakanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang

    digunakan dibakar, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala

    boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau.

    Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan

    positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji

    dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar. warna api

    hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks dalam sampel (Ponco, 2002).Analisis

    Kualitatif Boraks lain selain uji nyala adalah uji kertas kurkuma dan uji kertas

    tumerik

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    10/28

    BAB III

    PROSEDUR KERJA

    A.Alat dan Bahan

    Alat

    1) Timbangan digital

    2) Glass Beker 50 ml / 100 ml

    3) Cawan Porselen

    4) Bunsen dan spritus

    5) Pipet volume 1 ml dan 5 ml

    6) Cawan penguap

    7) Spatula

    8) Korek api

    9) Asbes

    10) Kaki tiga

    11) Penjepit tabung

    12) Tanur

    13) Oven

    Bahan

    1) Sampel pentol x

    2) Asam sulfat pekat

    3) Methanol absolute

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    11/28

    4) CaCO310 %

    5) Kertas pH

    B. Prosedur kerja

    1. Pembuatan kertas kurkumin

    Timbang 2 g serbuk rimpang kunyit

    Larutkan dalam etanol 70 % ad 100 ml

    Tuangkan ke dalam nampan stainless steel

    Celupkan kerta whatman yang telah di potong dengan ukuran

    yang sesuai secara merata hingga tidak ada bercak

    Angkat dan keringkan dalam ruangan tertutup yang

    Tidak terkena sinar matahari

    2. Pembuatan CaCO310 %

    Timbang 25 g CaCO3

    Masukan dalam gelas beaker

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    12/28

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    13/28

    Di oven pada suhu 120oC selama 6 jam

    Sampel lalu diarangkan diatas bunsen

    Sampel yang telah menjadi arang ditambahkan 1 ml H2SO4 P

    Dan 5 ml metanol dalam cawan porselen

    Dinyalakan dengan api

    Hasil positif menunjukkan nyala api warna hijau

    6. Uji Kertas Kurkumin

    Sampel ditimbang 50 g dan dioven pada suhu 120oC selama 6 jam

    Setelah kering ditambahkan 10 ml CaCO310 %

    Masukan tanur selama 6 jam

    Abu dari sampel kemudia ditambahkan 3 ml HCl 10 % cek

    Keasaman dengan kertas pH

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    14/28

    Celupkan kertas kurkumin

    Hasil Positif menunjukkan warna merah kecoklatan

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    15/28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Perhitungan pembuatan HCl 3 N

    Diketahui : Konsentrasi HCl = 25 %

    Ditanya : Konsentrasi HCl 3 N ?

    M =

    =

    = 7,67

    N = M x Valensi

    = 7,67 x 1

    = 7,67

    V1.N1 = V2.N2

    V1.7,67 = 3 N.250 ml

    V1 =

    = 97,8 ml ad 250 ml

    B. Pembuatan HCl 10 %

    V1.N1 = V2.N2

    V1.25 % = 10 %.250 ml

    V1 =

    = 100 ml ad 250 ml

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    16/28

    C.Penimbangan Sampel uji nyala

    No Sampel Berat Sampel

    1 I 10,0014 g2 II 10,0032 g

    3 Kontrol Positif 0,5112 g

    D. Penimbangan Sampel uji kertas kurkumin

    No Sampel Berat Sampel

    1 I 50,0265 g2 II 50,0105 g

    3 Kontrol Positif 0,5124 g

    E.Tabel hasil uji nyala

    No Kelompok Sampel Tempat

    Pembelian

    Pereaksi Hasil Ket

    1 Kontrol Positif 1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    Nyala api warna

    hijau

    (+)

    2 7 Bakso Jalan Murai

    SDN 10 Palangka

    1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

    3 8 Tempura Jalan Anggrek

    Kampus UMP

    1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    17/28

    4 9 Pentol bakar Jalan T. Tilung 11 1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

    5 10 Siomay Jalan Nyai Balau

    SDN 3 Langkai

    1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

    6` 11 Pentol Jalan Kinibalu

    SDN 17 Palangka

    1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

    7 12 Pentol Jalan Langsat

    SDN 3 Palangka

    1 ml H2SO4 +

    5 ml Metanol

    1.Nyala Api

    warna merah

    2. Nyala Api

    warna merah

    1.(-)

    2. (-)

    F.Tabel Hasil uji kertas kurkumin

    No Kelompok Sampel TempatPembelian

    Hasil Ket

    1 Kontrol Positif Merah Kecoklatan (+)

    2 7 Bakso Jalan Murai 1.Kuning 1.(-)

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    18/28

    SDN 10 Palangka 2. Kuning 2. (-)

    3 8 Tempura Jalan Anggrek

    Kampus UMP

    1.Kuning

    2. Kuning

    1.(-)

    2. (-)

    4 9 Pentol bakar Jalan T. Tilung 11

    1.Kuning

    2. Kuning

    1.(-)

    2. (-)

    5 10 Siomay Jalan Nyai Balau

    SDN 3 Langkai

    1.Kuning

    2. Kuning

    1.(-)

    2. (-)

    6` 11 Pentol Jalan Kinibalu

    SDN 17 Palangka

    1.Kuning

    2. Kuning

    1.(-)

    2. (-)

    7 12 Pentol Jalan Langsat

    SDN 3 Palangka

    1.Merah Kecoklatan

    2. Merah Kecoklatan

    1.(+)

    2. (+)

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    19/28

    G.PEMBAHASAN

    Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah mengidenifikasi

    kandungan boraks pada makanan yang dijual di lingkungan masyarakat. Tujuandari praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kandungan boraks

    yang terdapat pada makanan tersebut. Boraks sendiri merupakan garam natrium

    atau natrium tetraborat yang banyak digunakan di berbagai indsutri non

    pangan,khususnya indsutri gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa

    berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air tetapi boraks

    tidak larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan

    antiseptik kayu. Boraks akan berguna dengan positif apabila memang digunakan

    sesuai dengan seharusnya, tetapi bahan itu tidak boleh dijadikan pengawet

    makanan karena akan menimbulkan dampak bagi orang yang

    mengonsumsinya.Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-

    banyaknya banyak produsen yang dengan sengaja menambahkan boraks ke dalam

    produk makanannya hal ini tentunya sangat merugikan khusunya bagi masyarakat

    yang mengkonsumsinya. Pada umumnya alasan produsen menggunakan boraks

    adalah karena bahan ini mudah didapat dan harganya relatif murah dibanding

    bahan pengawet lain yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

    Uji yang pertama yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa

    boraks pada makanan adalah dengan uji nyala. Uji ini dilakukan dengan hasil

    postif menunjukkan warna hijau pada saat sampel di nyalakan dengan api. Hal

    pertama yang dilakukan pada uji ini yang menghilangkan kandungan air pada

    sampel dengan cara memasukannya ke dalam oven pada suhu 120oC selama 6 jam

    agar nanti pada proses pengarangan sampel lebih cepat kering karena kandunganair dalam sampel sudah hilang. Setelah keluar dari oven sampel lalu diarangkan

    diatas bunsen dan setelah menjadi arang sampel lalu ditambahkan dengan 1 ml

    H2SO4 dan 5 ml metahnol fungsi H2SO4 P adalah untuk memberikan suasana

    asam dan methanol sendiri karena mudah terbakar berfungsi sebagai bahan yang

    dapat mempermudah sampel hingga dapat memberikan nyala api. Dari uji yang

    dilakukan ini terdapat 6 sampel yang mana 4 sampel terdiri atas pentol dan

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    20/28

    sisanya adalah siomay dan tempura. Setelah diberi perlakuan yang sama

    didapatkan hasil yakni dari keenam sampel yang diambil tersebut tidak ada yang

    mengandung boraks artinya bahan yang digunakan oleh para pedagang merupakan

    bahan yang aman.

    Percobaan yang kedua dilakukan dengan uji kertas kurkumin. Uji ini

    dilakukan sebagai uji penegasan apakah benar sampel yang digunakan oleh para

    pedagang memang bersih dari boraks. Hal yang pertama dilakukan pada uji ini

    adalah mengoven sampel pada suhu 120oC selama 6 jam tujuan dari proses

    pemanasan ini yaitu untuk menghilangkan kadar air yang terdapat pada sampel.

    Setelah 6 jam dioven sampel dikeluarkan dan dimasukan dalam desikator. Lalu

    sampel di preparasi sebelum dimasukan ke dalam tanur yakni ditambahkan

    dengan CaCO3 10 % yang mana fungsinya sendiri adalah untuk membantu

    mempercepat proses pengabuan sampel yang akan digunakan.Proses ini memakan

    waktu selama 3 jam. Setelah melewati proses pengabuan sampel lalu ditambahkan

    dengan HCl 10 % yang mana fungsinya adalah sebagai pemberi suasana asam

    pada sampel yang akan di uji. Setelah semua sampel diberi perlakuan yang sama

    didapatkan hasil yakni untuk kelompok tujuh sampai dengan sebelas dipastikan

    bahwa sampel yang diuji tidak mengandung boraks karena setelah diuji dengan

    kertas kurkumin semua sampel menunjukkan hasil negatif dengan warna kuning

    pada kertas kurkumin. Tetapi pada kelompok 12 hasilnya menunjukkan warna

    merah kecoklatan artinya sampel ini mengindikasikan menggunakan boraks pada

    pembuatannya. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan besar pedagang ini tidak

    selalu menggunakan boraks pada pengolahannya di saat tertentu dia tidak

    menggunakan boraks tetapi di lain waktu lagi dia menggunakan boraks. Untuk

    lebih lengkapnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hasil

    ini.

    Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi bakso yang menggunakan boraks

    yaitu:

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    21/28

    a. Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda

    dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.

    b. Mie basah yang terdapat pada bakso biasanya lebih awet sampai 2 hari padasuhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan

    agak mengkilap.

    c. Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius).

    Teksturnya juga sangat kenyal.

    Berikut beberapa tips aman memilih makanan:

    Amati warnanya, mencolok atau tidak.

    Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna

    aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada

    kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.

    2. Cicipi rasa.

    Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau

    tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih,

    membuat lidah bergetar dan tenggorakan gatal.

    3. Baui aromanya.

    Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi

    oleh mikroorganisme.

    4. Amati komposisi.

    Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang

    bahaya dan bisa merusak kesehatan.

    5. Perhatikan kualitas.

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    22/28

    Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa

    menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses

    tidak berjalan dengan baik atau sudah kedaluwarsa.

    6. Terdaftar di BPOM.

    Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di

    BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label

    yang tertera di kemasannya

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    23/28

    BAB V

    PENUTUP

    A.

    Kesimpulan

    Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

    1. Boraks merupakan bahan tambahan berbahaya yang dilarang

    penggunaannya dalam proses produksi makanan

    2.

    Boraks memiliki dampak mulai dari kanker hingga menyebabkan

    kematian bagi orang yang mengonsumsinya secara terus menerus

    3.

    Dari hasil uji nyala didapatkan hasil dari enam sampel yang diuji

    menunjukkan nyala api warna merah yang artinya negatif boraks

    4. Dari hasil uji kertas kurkumin didapatkan hasil dari enam sampel yang

    diuji sampel kelompok 12 menunjukkan hasil merah kecoklatan yang

    artinya positif boraks.

    B. Saran

    Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini bagi praktikan yaitu

    pada praktikum selanjutnya agar dapat lebih serius khususnya pada proses

    pengerjaan agar hasil yang didapat sesuai dan meminimalisir kesalahan. Untuk

    masyarakat agar lebih bijak serta dapat memilih makanan yang aman untuk di

    konsumsi dan terhindar dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh boraks

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    24/28

    DAFTAR PUSTAKA

    Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

    Jakarta: Bumi Aksara

    Djamhuri, Agus. 2009. Racun dalam Makanan. Surabaya: Airlangga University

    Press

    http://www.remajagaptek.com/2011/10/bahaya-borax.html. Diakses tanggal 10

    Desember 2014

    http://matoa.org/bahaya-boraks-dan-bleng/. Diakses tanggal 12 Desember 2014

    http://yunisiklil.blogspot.com/2010/10/boraks-dan-formalin.html. Diakses tanggal

    12 Desember 2014

    Winarno, F.G. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan. Pustaka

    Sinar Harapan, Jakarta.

    Saparinto dan Hidayati, 2006.Boraks dan MSG dalam baksa No 10 Juni 1990.

    YLKI.Jakarta.

    Depkes RI.1988.Peratura Mentri Kesehatan Repulik Indonesia

    No.722/Menkes/IX/1988. Tentang Badan Tambahan Makanan. Jakarta

    Ponco D.2002.Pemeriksaan Boraks pada Bakso di Pasar Perumnas Bekasi. Karya

    Tulis Ilmiah.Jakarta : AKK Depkes.Jakarta

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    25/28

    Lampiran

    a.Hasil uji nyala

    N

    o

    Sebelum perlakuan Sesudah perlakuan

    1

    Sampel 1 Sampel 1

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    26/28

    2

    Sampel 2Sampel 2

    3

    Kontrol Positif Kontrol Positif

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    27/28

    b. Hasil uji kertas kurkumin

    N

    o

    Sebelum Perlakuan Sesudah perlakuan

    1

    Kontrol Positif Kontrol Positif

    2

    Sampel 1 Sampel 1

  • 8/10/2019 Identifikasi Boraks

    28/28

    3

    Sampel 2 Sampel 2