telaah kulum lasonya febri

11
1. Kurikulum 1947 Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran. 2. Kurikulum 1952 Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran harus dikurangi, b. Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani, dan e. Kewarganegaraan Masyarakat. 3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964 Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia berjiwa Pancasila, b. ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur, d. Ilmu dan teknologi yang tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi. Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana. 4. Kurikulum 1968 Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. 5. Kurikulum 1975 Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut: Berorientasi pada tujuan. Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan- tujuan yang lebih integratif. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill). 6. Kurikulum 1984 Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut: Berorientasi kepada tujuan instruksional. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.

description

febri asyu

Transcript of telaah kulum lasonya febri

1. Kurikulum 1947Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran.

2. Kurikulum 1952Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran harus dikurangi, b. Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c. Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani, dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.

3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia berjiwa Pancasila, b. ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur, d. Ilmu dan teknologi yang tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana.

4. Kurikulum 1968Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.

5. Kurikulum 1975Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:Berorientasi pada tujuan.Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan SistemInstruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

6. Kurikulum 1984Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:Berorientasi kepada tujuan instruksional.Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.Menggunakan pendekatan keterampilan proses.

7. Kurikulum 1994Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:Sifat kurikulum objective based curriculumPembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai berikut.Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual maupun klasikalBerorientasi pada hasil belajar dan keberagamanPenyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode bervariasiSumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatifPenilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya poenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006Guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.

10. Kurikulum 2013Ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.

Perjalanan Kurikulum Pendidikan IndonesiaPendidikan bukan lagi merupakan kata asing, semua golongan secara sosial dalam masyarakat kita sudah biasa mendengar hal ini. Pendidikan identik dengan pergi ke sekolah, duduk diam dan diasumsikan sebagai orang-orang pandai yang mengenyam pendidikan. Namun nyatanya pendidikan tidak sesempit hanya terjadi ketika kita duduk dibangku sekolah. Pendidikan bahkan sudah dimulai ketika kita masih dalam janin, yakni saat orangtua kita mengajak bicara, memperdengarkan musik, dan lain sebagainya.Namun saat ini kata pendidikan memang semakin tereduksi. Pendidikan seperti hanya bisa terjadi di bangku sekolah. Saking rumitnya, pendidikan kita sering menemukan kegalauan dalam system pendidikan waktu lepas waktu. Adapun Indonesia, pernah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum dalam system pendidikannya.Kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia :1.Kurikulum 1947Kurikulum ini memuat 2 hal pokok :a.Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannyab.Garis-garis besar pengajaran2.Kurikulum 1952Kurikulum ini memuat 5 hal pokok :a.Pendidikan pikiran harus dikurangib.Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenianc.Pendidikan watakd.Pendidikan jasmani, dane.Kewarganegaraan masyarakat3.Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut :a.Manusia Indonesia berjiwa Pancasilab.Man Powerc.Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhurd.Ilmu dan teknologi yang tinggie.Pergerakan rakyat dan revolusiRencana pendidikan 1964 melahirkan kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana.4.Kurikulum 1968Kurikulum ini bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.5.Kurikulum 1975Ciri-ciri kurikulum ini adalah :-Berorientasi pada tujuan-Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integrative.-Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu-Menganut pendekatan system instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). System yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon dan latihan.6.Kurikulum 1984Ciri umum kurikulum ini adalah :-Berorientasi kepada tujuan instruksional-Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif.-Materi pelajaran dikemas dengan menggunakan pendekatan spiral-Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan-Menggunakan pendekatan keterampilan proses7.Kurikulum 1994Ciri umum kurikulum ini adalah :-Sifat kurikulum objective based curriculum-Pembagian tahapan pelajaran disekolah dengan system caturwulan-Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat-Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu system kurikulum untuk semua siswa diseluruh Indonesia-Dalam pelaksanaan kegiatan,guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik dan sosial8.Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004Karakteristik KBK ialah :-Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal-Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman-Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi-Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif-Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi9.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006Kurikulum ini memuat bahwa, guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya10.Kurikulum 2013Kurikulum ini berbasis pada sains. Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar bersifat tematik integrative. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistic dan menyenangkan. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portfolio saling melengkapi.Alokasi jam pembelajaran dalam kurikulum ini bagi siswa Sekolah Dasar yakni:-Banyaknya jam pelajaran perminggu kelas 1 = 30 jam-Kelas 2 = 32 jam-Kelas 3 = 34 jam-Kelas 4,5,6 = 36 jamAlokasi waktu jam pelajaran bagi siswa Sekolah Menengah Pertama :-Perjam = 40 menit-Banyak jam pelajaran per minggu = 38 jamAlokasi waktu jam pelajaran bagi siswa Sekolah Menengah Atas :-Perjam = 45 menit-Banyaknya jam pelajaran perminggu = 39 jamDari sekian banyaknya perubahan sistem kurikulum pendidikan di Indonesia, setidaknya ada satu yang semestinya telah sukses menghasilkan tujuan-tujuan mulia masing-masing menteri pada jamannya dalam merumuskan. Meski kenyataannya, entahlah.

I.Latar BelakangPembelajaran di Indonesia hingga saat ini masih dianggap belum maksimal. Pembelajaran di sekolah memberikan dampak pada pendidikan di Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara lain, pendidikan di Indonesia masih sangat jauh. Pendidikan merupakan hal yang berkaitan dengan sistem kurikulum yang dijalankan. Kemerosotan pendidikan di Indonesia yang tertinggal dari negara lain, sangat erat kaitannya dengan masalah-masalah kurikulum yang dijalankan oleh para tenaga pendidik dan Mendiknas. Untuk memajukan kembali pendidikan di Indonesia, maka kita harus terlebih dahulu mengetahui masalah-masalah yang telah dihadapi oleh kurikulum Indonesia. Setelah itu, barulah kita mampu mencari solusi untuk memecahkan masalah kurikulum di Indonesia.

II.PembahasanII.1Pengertian KurikulumKurikulum adalah segala sesuatu yang dijalankan, dilaksanakan, direncanakan, diajukan dan diawasi pelaksanaannya yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan, perkembangan siswa agar mampu ikut andil dalam masyarakat dan berguna bagi masyarakat, juga akan berguna masa depannya kelak.II.2Masalah-masalah Kurikulum dan Pembelajaran di IndonesiaBegitu banyak masalah-masalah kurikulum dan pembelajaran yang dialami Indonesia. Masalah-masalah ini turut andil dalam dampaknya terhadap pembelajaran dan pendidikan Indonesia.Berikut ini adalah beberapa masalah kurikulum (menurut sudut pandang penulis) :1.Kurikulum Indonesia Terlalu KompleksJika dibandingkan dengan kurikulum di negara maju, kurikulum yang dijalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Ssiswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan. Siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materi tersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.Selain berdampak pada siswa, guru juga akan mendapat dampaknya. Tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapaian target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetap melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.2.Seringnya Berganti NamaKurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan. Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum Indonesia. Bahkan, pengubahan nama kurikulum mampu dijasikan sebagai lahan bisnis oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Pengubahan nama kurikulum tentulah memerlukan dana yang cukup banyak. Apabila diluhat dari sudut pandang ekonomi, alangkah baiknya jika dana tersebut digunakan untuk bantuan pendidikan yang lebih berpotensi untuk kemajuan pendidikan.3.Kurang Lengkapnya Sarana dan PrasaranaBerjalannya suatu kurikulum akan sangat bergantung pada sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki. Sementara, apabila kita terjun langsung ke tempat, maka akan kita dapati masih banyaknya sekolah yang masih belum memiliki sarana yang lengkap.Sarana prasarana tersebut seperti laboratorium, perpustakaan, komputer, dan lain-lain.Mungkin sekolah-sekolah di perkotaan sudah banyak yang memiliki sarana dan prasarana tersebut. Namun bagaimana dengan sekolah yang ada di pedesaan dan daerah-daerah terpencil? Masih jarang sekali kita temui sekolah di daerah terpencil yang memiliki sarana seadanya.4.Kurangnya Pemerataan PendidikanMeninjau mengenai sarana dan prasarana, hal ini berkatan dengan kurangnya pemerataan yang dilakukan Mendiknas. Selain itu, pemerataan pendidikan juga ditinjau dari segi Satuan Tingkat Perdidikannya. Hal ini berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah pada Tingkat Satuan Pendidikan tertentu.Pada tingkat Sekoalh Dasar, siswa diajarkan seluruh konsep dasar seperti membaca, menulis, menghitung dan menggambar. Pada tingkat ini siswa cenderung hanya diajarkan saja, tida mengena pada pemaknaanya. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, pelajaran yang diajukan cenderung hanya berkonsep pada tujuan agar anak mampu mengerjakan soal bukan konsep agar siswa mampu memahami soal.

5.Kurangnya Partisipasi SiswaSiswa kurang mampu mengeluarkan potensi dan bakatnya. Hal ini karena siswa cenderung pada ketakutan akan guru karena pengenalan selintas materi tanpa berusaka mengembangkan materi (pasif). Siswa hanya terpaku pada materi yang diajarkan oleh guru tanpa adanya rasa ingin berusaha untuk mengembangkan potensinya.

II.3SolusiDari masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya, tentu akan ada solusi yang mampu untuk memecahkannya.Berikut ini adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan :1.Mengubah paradigma dari pengajaran yang berbasis sistetik-materialistik menjadi religius.Solusi ini menunjukan akan berkurangnya kemerosotan moral. Dimana tidak akan ada lagi siswa cirdas yang tidak bermoral.2.Mengubah konsep awal paradigma kurikulum menjadi alur yang benar untuk mencapai suatu tujuan yang sebenarnya.3.Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan sarana dan prasarana ke sekolah terpencil, sehingga tidak akan ada lagi siswa di daerah terpencil yang terbelakang pendidikan.4.Melakukan pengajaran bermakna, dimana guru tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga memberikan pemaknaan mengenai materi tersebut. Hal ini juga harus berkaitan dengan kemampuan siswa.5.Memberikan motivasi kepada siswa yang berprestasi agar mampu mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya.6.Menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin.7.Membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknum tak bertanggung jawab.

III.KesimpulanIndonesia mengalami kemerosotan di bidang pendidikan. Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menduduki peringkat di bawah negara-negara di Asia. Hal ini sangat berkatan dengan masalah-masalah kurikulum yang dihadapi Indonesia. Masalah kurikulum di Indonesia dapat diselesaikan tidak cukup dengan mengganti namanya saja, melainkan harus melakukan perombakan secara menyeluruh dari kurikulum.Masalah kurikulum juga terletak dari sarana dan prasarana yang kurang merata. Selain itu, kurikulum Indonesia yang terlalu kompleks dan membebani siswa beserta guru yang berkaitan menjadikan kurang maksimalnya pembelajaran.

Mata Ujian : Kurikulum dan Pembelajaran Nama : Tati SuryatiHari/Tanggal : Rabu, 21 Nopember 2012 NIM : 41032151111023Dosen : Ade Tutty R. Tossa, Dra, M.Pd Prog : Pend. MatematikaRuang Ujian : D 15 Smt/kls: III/B