Telaah Kritis Sep 2014

69
Dr.Sugiarto,dr, SpPD,FINASIM Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr Moewardi / Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Kuliah Budaya Ilmiah, September 2014

description

o

Transcript of Telaah Kritis Sep 2014

Page 1: Telaah Kritis Sep 2014

Dr.Sugiarto,dr, SpPD,FINASIMBagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr Moewardi / Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Kuliah Budaya Ilmiah, September 2014

Page 2: Telaah Kritis Sep 2014
Page 3: Telaah Kritis Sep 2014

Bagaimana cara terbaik untuk mengkritisi journal/ artikel/ karya ilmiah ?

Kita harus belajar

Evidence-Based Medicine (EBM).

Page 4: Telaah Kritis Sep 2014

5 Step Evidence-Base Medicine/ Practisc 1. Asking Focused Question (masalah pasien).

Pencegahan,etiologi,diagnosis,pengobatan, prognosis. 2. Finding the Evidence (Clinical article).

Penemuan terbaru untuk menjawab pertanyaan penelitian.

3. Critical Appraisal (telaah kritis) Validitas dan penggunaan

4. Making a Decision. Integrasi kejadian klinik dengan pasien.

5. Evaluating Performance Efektifitas dan efisiensi dari step 1 s/d step 4 dan

untuk memperbaiki waktu yang akan datang.

Page 5: Telaah Kritis Sep 2014

Terapkan hasil-hasil pada pasien anda

Critically appraise (validitas dan kegunaan)

Temukan bukti yang terbaik untuk menjawab

pertanyaan

Problem klinik (diagnosis/ terapi)

Cara menjawab pertanyaan klinik ?

Evidance-Base diagnosis / terapi

Page 6: Telaah Kritis Sep 2014

Flow of Workshop

Clinical Application

Page 7: Telaah Kritis Sep 2014

Critical appraisal/Telaah kritis

Definisi : Adalah proses memeriksa suatu penelitian

secara seksama dan sistematik untuk menentukan apakah suatu penelitian mempunyai nilai dan relevan atau tidak.

Adalah cara atau metode untuk mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan/karya ilmiah

Proses secara integrasi Evidence Based Practice.

Page 8: Telaah Kritis Sep 2014

Tujuan: Mengidentifikasi metodologi pada karya

ilmiah dan konsumen riset untuk menentukan kualitas riset.

Kegunaan Telaah kritis ? Menilai validitas (kebenaran) dan

usefulness (kegunaan) dari suatu artikel/ karya/journal ilmiah.

Memutuskan bagaimana cara mengatasi masalah klinik.

Memutuskan apakah dokter dapat artikel memanfatakan di klinik atau tidak.

Page 9: Telaah Kritis Sep 2014

10 PERTANYAAN KETIKA MENGOMENTARI ARTIKEL PENELTIAN

1. Apakah pertanyaan penelitihan relevan ?

2. Adakah penelitian ada hal yang baru ?

3. Apakah jenis pertanyaan penelitihan masih dipertanyakan ?

4. Apakah metode penelitian sesuai dengan pertanyaan penelitihan?

5. Apakah metode penelitian di arahkan terhadap sumber bias ?

6. Apakah penelitihan sesuai protokol asli ?

7. Apakah ada hipotesis ?

8. Apakah analisis statistiknya benar ?

9. Apakah data bisa disimpulkan ?

10.Apakah ada konflik kepentingan ?

Page 10: Telaah Kritis Sep 2014

3 Komponen Telaah kritis

1. Bagaimana Validity (kebenaran)?

2. Bagaimana outcome (hasil) ?3. Bagaimana hubunganya

dengan klinik ?.

Page 11: Telaah Kritis Sep 2014

3 TAHAP TELAAH KRITIS

1.Metode terhadap pertanyaan klinik. 2.Menilai kebenaran (validitas)

penelitian. 3.Menilai manfaat (usefulnees) hasil

penelitian.

Page 12: Telaah Kritis Sep 2014

1. APAKAH METODE SESUAI DG PERTANYAAN KLINK ?

Page 13: Telaah Kritis Sep 2014

Membandingkan 2 group yang berbeda.

Observasional : pengamatan kejadian secara alamiah

Eksperimental : Memberikan intervensi/ perlakuan terhadap

subyek. Randomized controlled trials (RCTs). Penelitian yang terbaik untuk mengetahui

efikasi terapi adalah RCTs

Page 14: Telaah Kritis Sep 2014
Page 15: Telaah Kritis Sep 2014

2. MENLAI VALIDITAS (kebenaran ) PENELITIAN

External validity : adalah kebenaran penelitian diluar kontek (kehidupan

nyata) Jika hasil penelitian berbeda, sulit diramalkan

Internal validity : Adalah kebenaran penelitian didalam konteks sendiri.Adalah kebenaran penelitian didalam konteks sendiri. Diperlukan Diperlukan critical appraisalcritical appraisal.. 4 hubungan dengan hasil penelitian yang perlu 4 hubungan dengan hasil penelitian yang perlu

diperhatikan: bias, confounding, kesempatan dan diperhatikan: bias, confounding, kesempatan dan efekefek.

Page 16: Telaah Kritis Sep 2014

3. MENILAI KEGUNAAN HASL PENELITIAN

A. Risk With & Without Treatment B. Absolute & Relative Risk ReductionC. Number-Needed-to-Treat & Number-

in-100D. Safety/ keamanan

Page 17: Telaah Kritis Sep 2014

A.Risk With & Without Treatment

Page 18: Telaah Kritis Sep 2014

B. Absolute & Relative Risk Reduction

Page 19: Telaah Kritis Sep 2014

C.Number-Needed-to-Treat & Number-in-100

Number-needed-to-treat (NNT) : adalah kebalikan dari ARR.

Misal : 5 dalam 100 adalah 20 kali berati need

to treat 20 pupolasi bermanfaat terhadap 1 orang .

Page 20: Telaah Kritis Sep 2014

D.Safety

Penelitihan jarang melaporkan hasilnya, kalau ada sering kebetulan.

Laporannya mungkin dipilih yang menguntungkan pasien, sedangkan yang merugikan pasien tidak dilaporkan.

Lamanya pengamatan mungkin pendek.

Page 21: Telaah Kritis Sep 2014

Apa yang harus dikaji bila membaca suatu artikel / jurnal/

karya ilmiah ?

Page 22: Telaah Kritis Sep 2014

Mengkritisi !

Belajar Telaah Kritis Validitas internal ?

Sejauh mana penelitian diterapkan dalam klinik.

Untuk menentukan validitas diperlukan “beberapa pertanyaan “ dan dijawab oleh pembaca artikel/ journal.

Kegunaan? Seberapa besar manfaat penelitian dalam

klinik. .

Page 23: Telaah Kritis Sep 2014

Perbedaan standart diagnosis suatu penyakit akan merubah prevalensi penyakit dan terapi suatu penyakit.

Perubahan kriteria diagnostik berhubungan dengan peningkatan jumlah penyakit.

Misal : Definisi AIDS yang dipakai sebagi dasar diagnosis

pada tahun 1987 selama 2 tahun hanya ditemukan kasus sekitar 50 %.

Tetapi sejak 1993 dengan dimasukannya kriteria baru yaitu CD+ 4 maka penemuan penderita AIDS meningkat secara nyata ( 85%).

Page 24: Telaah Kritis Sep 2014

Pertanyaan Klinkatau

“Clinical question” EBM :

Bagaimana menilai kebenaran suatu Diagnosis. Terapi.

Bagaimana kegunaannya hasil penelitihan yang dapat diterapkan di klinik.

Page 25: Telaah Kritis Sep 2014

Topik Criticals Appraisal

1. Telaah kritis Uji Diagnosis.

2. Telaah kritis Jurnal Terapi.

Page 26: Telaah Kritis Sep 2014

1. Telaah Kritis Uji

Diagnosis

Page 27: Telaah Kritis Sep 2014

Upaya menegakkan diagnosis suatu penyakit :

Adalah suatu proses yang tidak sempurna dan menghasilkan suatu probabilitas (kemungkinan) dari suatu kepastian dan kebenaran penyakit.

Seorang klinisi sering sulit untuk memperoleh informasi tentang uji diagnosis terbaru bila tidak mau belajar.

Page 28: Telaah Kritis Sep 2014

Uji diagnosis berkembang sesuai dengan zamannya.

Suatu uji diagnosis pada awalnya sangat bagus, tetapi dengan perkembangan tehnologi akan menjadi ketinggalan, karena telah ditemukan uji diagnosis terbaru.

Dalam menentukan uji diagnosis seorang klinisi harus mempertimbangkan seberapa besar sensitifitas dan spesifitas terhadap uji diagnosis baru dibandingkan uji diagnosis lama.

Page 29: Telaah Kritis Sep 2014

Pedoman membaca artikel Uji Diagnosis ( 8 pertanyaan ?).

1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji diagnosis yang sedang diteliti dengan baku emas [Gold Standart] ?

2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ?

3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ?

4. Apakah presisi uji diagnosis dan variasi pengamat dijelaskan ?

Page 30: Telaah Kritis Sep 2014

5.Apakah istilah “ normal “ dijelaskan ?

6. Apakah uji diagnosis yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji diagnosis, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnosis tersebut dijelaskan ?

7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosis yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi ?

8. Apakah kegunaan uji diagnosis yang sedang diteliti disebutkan ?

Page 31: Telaah Kritis Sep 2014

1. Apakah terdapat ketersamaan antara uji diagnosis yang sedang diteliti dengan baku emas [Gold Standart] ?

Uji diagnosis baru harus dilakukan pada kelompok penyakit baik yang mempunyai baku emas maupun yang tidak mempunyai baku emas.

Hasil uji diagnosis harus bisa digunakan oleh seorang klinisi untuk menentukan bahwa seseorang benar-benar sakit atau tidak.

Uji diagnosis baru harus dibandingkan dengan uji diagnosis baku emas.

Page 32: Telaah Kritis Sep 2014

Table 4 PIOPED II tentang perbandingan uji diagnosis baru dengan uji diagnosis baku emas.

Baku emasBaku emas

Pasien dengan Pasien dengan penyakit penyakit

Pasien tanpa Pasien tanpa penyakitpenyakit

Hasil Hasil testtest

Positip :Positip :

Pasien dengan Pasien dengan penyakitpenyakit

Benar Positip Benar Positip

aa

Positip palsuPositip palsu

bba+ ba+ b

Negatip :Negatip :

Pasien tanpa Pasien tanpa penyakitpenyakit

Negatip palsuNegatip palsu

cc

Benar negatifBenar negatif

dd

c +dc +d

a + ca + c b+db+d a+b+c+a+b+c+dd

Uji Diagnosis baru

Page 33: Telaah Kritis Sep 2014

Cara menentukan Uji diagnosis baru. Cara yang paling banyak dipakai untuk

membandingkan uji diagnosis baru dengan uji diagnosis baku emas adalah dengan menggunakan Table 4 PIOPED II

1. Sensitivity : a/( a+c) 2. Specificity : d/(b+d). 3. Accuracy : (a+d)/(a+b+c+d) 4. Predictive value :

Positip Predictive value : a/(a+b) Negatip Predictive value : d/(c+d)

5. Likelihood Ratio : Positip Likehood Ratio : a/(a+c) : b/(b+d) Negatip Likehood Ratio : c/(a+c) : d/(b+d)

Page 34: Telaah Kritis Sep 2014

Uji diagnosis pada penyakit Uji diagnosis pada penyakit demam tiphoiddemam tiphoid

SensitifitasSensitifitas

(%)(%)

SpesifitasSpesifitas

(%)(%)

Multi-Test Dip-S Ticks for Multi-Test Dip-S Ticks for Serotype TyphiSerotype Typhi

8989 5050

TyphiDotTyphiDot 7979 8989

TUBEXTUBEX 7878 9494

Widal testing in the hospital Widal testing in the hospital 6464 7676

Widal testing at the Pasteur Widal testing at the Pasteur InstituteInstitute

6161 100100

Contoh

Page 35: Telaah Kritis Sep 2014

2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat terobati ?

Penyakit demam berdarah biasanya tidak sulit untuk menentukan diagnosisnya.

Arti klinis sesungguhnya dari suatu uji diagnosis baru adalah terletak pada nilai prediksinya (preditive value) dari kasus yang samar-samar.

Jadi penulis harus menjelaskan spektrum penyakit dari subyek yang diteliti.

Page 36: Telaah Kritis Sep 2014

3.Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ? Nilai prediksi sangat dipengaruhi oleh prevalensi. Pasien yang datang ke puskesmas tentunya berbeda

dengan pasien yang datang ke rumah sakit tipe A. Dalam artikel harus di cantumkan lokasi penelitian dan

seleksi pasien, sehingga pembaca dapat menghitung nilai prediksi bila ingin diterapkan di tempat kerjanya.

Seleksi harus dicantumkan, sebab pembaca sepantasnya menerima jaminan bahwa hasil uji diagnosis disebabkan oleh mekanisme penyakit bukan oleh perbedaan sifat seperti umur, jenis kelamin, diet dari subyek penelitian.

Page 37: Telaah Kritis Sep 2014

4.Apakah presisi uji diagnosis dan variasi pengamat dijelaskan ?

Validitas suatu uji diagnosis menuntut tidak adanya bias dan presisi.

Deskripsi dari suatu uji diagnosis harus jelas agar pembaca dapat mengulanginya dengan cara yang sama.

Page 38: Telaah Kritis Sep 2014

5.Apakah istilah “ normal “ dijelaskan ? Dalam makalah penulis harus menjelaskan apa yang

dimaksud dengan “normal” dan pembaca harus puas bahwa istilah yang dipakai oleh penulis memang mempunyai arti klinis.

Beberapa istilah yang dipakai sebagi standar normal adalah : 1.Percentil. 2.Faktor resiko ( resiko terhadap kesakitan atau kematian) 3 Kriteria kultur ( langsing atau gemuk) 4.Suatu rentang harga dimana suatu terapi memberikan

hasil yang bermanfaat dibanding kerugiannya Misal harga normal tekanan darah adalah 130/80 mmHg

Page 39: Telaah Kritis Sep 2014

6. Apakah uji diagnosis yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji diagnosis, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnosis tersebut dijelaskan ?

Kebanyakan suatu uji diagnosis hanya menguji satu dari beberapa manifestasi klinis dari suatu penyakit.

Apakah penulis menjelaskan kontribusi manifestasi klinis yang diuji tersebut terhadap manifestasi penyakit yang sesungguhnya.

Page 40: Telaah Kritis Sep 2014

7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnosis yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi ?

Penulis harus menerangkan dengan jelas mengenai bagaimana mengerjakan uji diagnosis tersebut yang meliputi : Bagaimana melakukan dan bagaimana

mengisterpretasikan hasilnya. Apakah ada persyaratan khusus seperti diet atau

aktifitas fisik tertentu. Obat apa yang harus dihindari. Bagaimana tranport spesimen dan penyimpanan untuk

analisis lebih banyak.

Page 41: Telaah Kritis Sep 2014

8. Apakah kegunaan uji diagnosis yang sedang diteliti disebutkan ?

Kriteria utama dari uji diagnosis atau tindakan klinis adalah apakah pasien menjadi lebih baik atau tidak? Apakah kelainan dapat terdeteksi atau tidak. Apakah tindakan lebih lanjut dapat dikurangi atau tidak? Apak pasien atau dokter mendapat keuntungan dengan uji

diagnosis baru tersebut ?

Bila tidak ada sebaiknya pembaca mencermati bagai mana akurasi, presisi terhadap uji diagnosis baru tersebut.

Page 42: Telaah Kritis Sep 2014

Lembar kerja Uji diagnostik1.Apakah terdapat ketersamaan dengan baku emas ?1.Apakah terdapat ketersamaan dengan baku emas ? YaYa TidakTidak Tidak Tidak

diketahuidiketahui2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum 2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit dari yang ringan sampai berat, penyakit yang penyakit dari yang ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak dapat diobati ?terobati dan tidak dapat diobati ?

YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ? 3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ? YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

4.Apakah presisi uji diagnostik dan variasi pengamat 4.Apakah presisi uji diagnostik dan variasi pengamat dijelaskan ?dijelaskan ?

YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

5.Apakah istilah “normal” dijelaskan ?5.Apakah istilah “normal” dijelaskan ? YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

6. Apabila uji diagnostik yang diteliti merupakan bagian dari 6. Apabila uji diagnostik yang diteliti merupakan bagian dari suatu kelompok uji diagnostik, apakah kontribusinya pada suatu kelompok uji diagnostik, apakah kontribusinya pada kelompok uji diagnostik tsb dijelaskan ?kelompok uji diagnostik tsb dijelaskan ?

YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnostik yang 7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnostik yang sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi.sedang diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi.

YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

8. Apakah kegunaan uji diagnostik yang sedang diteliti 8. Apakah kegunaan uji diagnostik yang sedang diteliti disebutkan ?disebutkan ?

YaYa TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

Page 43: Telaah Kritis Sep 2014

2. Telaah Kritis Jurnal

Terapi.

Page 44: Telaah Kritis Sep 2014

Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum memilih terapi yang terbaik

yaitu 1. Menentukan tujuan terapi 2. Memilih terapi yang spesifik. 3. Menentukan target terapi.

Di Amerika Serikat semua obat sebelum digunakan oleh seorang klinisi harus dilakukan uji klinik tentang efektifitas obat tersebut.

Page 45: Telaah Kritis Sep 2014

Contoh pemberian terapi captoril pada penderita hipertensi. Tujuan terapi :

mencegah kerusakan target organ seperti otak, jantung, mata, ginjal yang dapat menyebabkan kematian atau kerusakan permanen.

Pilihan terapi spesifik: berdasarkan uji klinik tersamar ganda.

Target terapi : tekanan sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 mmHg

(130/80 mmHg).

Page 46: Telaah Kritis Sep 2014

Ada 3 kemungkinan dalam memilih terapi:1. Berdasarkan pengalaman tanpa kontrol dari dokter yang

bersangkutan.

2. Berdasarkan rekomendasi dari guru / senior/konsultan/ kolega dokter.

3. Berdasarkan berdasarkan suatu uji klinik tersamar ganda yang formal.

Mana yang terbaik dalam menentukan terapi ?

Jawab : berdasarkan uji klinik tersamar ganda (Randomized

Controlled clinical Trial/ RCT).

Page 47: Telaah Kritis Sep 2014

Makna “ controlled” mempunyai arti bahwa pasien (subyek penelitian) menerima obat baru dibandingkan dengan pasien kontrol (placebo) yang tidak menerima obat baru atau tetap menerima obat sebelumnya.

Makna “ randomized” subyek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok subyek penelitian dan placebo dengan dilakukan random alokasi.

Page 48: Telaah Kritis Sep 2014

Cara memilih terapi yang baik

Klinisi harus membaca jurnal / artikel /karya ilmiah kedokteran tentang terapi.

Klinisi harus memilih jurnal yang baik dengan cepat.

Klinisi harus mengetahui pedoman telaah kritis tentang terapi.

Page 49: Telaah Kritis Sep 2014

Pedoman telaah kritis tentang terapi (6 pertanyaan ?)

1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok terapi atau kontrol betul betul secara acak (random) atau tidak ?

2. Apakah semua keluaran ( autcome) dilaporkan ?3. Apakah studi menyerupai lokasi anda bekerja atau

tidak ?4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis

dipertimbangkan atau dilaporkan ?5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat

dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam

kesimpulan ?

Page 50: Telaah Kritis Sep 2014

1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok terapi atau kontrol betul betul secara acak (random) atau tidak ?

Subyek penelitian harus mempunyai probabilitas yang sama pada alokasi kelompok terapi atau kontrol.

Istilah ” randomized trial” atau “random allocation” harus ada dalam abstrak pada jurnal tersebut.

Dengan “random allocation “(alokasi random) bertujuan untuk menghilangkan bias pada hasil penelitian.

Page 51: Telaah Kritis Sep 2014

Dua langkah dalam membaca artikel/ jurnal tentang terapi yaitu 1. Telusuri artikel yang mencantumkan

“randomized clinical trial” 2.Bila tidak ditemukan artikel tentang

“randomized clinical trial” , maka klinisi dianjurkan memilih artikel yang memuat investigasi subeksperimental.

Page 52: Telaah Kritis Sep 2014

2. Apakah semua keluaran ( autcome) dilaporkan ?

plaseboplasebo clofibratclofibrat

Rerata perubahan pada kolesterol serumRerata perubahan pada kolesterol serum +1+1 -9-9

Infark miokard non fatal per 1000 subyekInfark miokard non fatal per 1000 subyek 7,27,2 5,35,3

Infark miokard fatal dan non fatal per 1000 Infark miokard fatal dan non fatal per 1000 subyeksubyek

8,98,9 7,47,4

Total kematian per 1000 subyekTotal kematian per 1000 subyek 5.25.2 6.26.2

Hasil uji klinis secara random alokasi clofibrat pada penyakit jantung koroner

Page 53: Telaah Kritis Sep 2014

Interpretasi hasil penelitian diatas: Pemberian clofibrat akan menurunkan kolesterol

sebesar 9%. Infark miokard baik fatal dan non fatal menurun

lebih sedikit dari pada placebo ( 5,8: 7,2 dan 7,4: 8,9)

Keluaran secara keseluruhan pada kematian total terapi clofibrat lebih tinggi dari pada placebo ( 6,2:5,2) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terapi clofibrat lebih banyak kerugiannya.

Page 54: Telaah Kritis Sep 2014

3. Apakah studi menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak ?

Subyek penelitian harus diketahui secara demografi sosial dan secara klinis, sehingga klinisi dapat membandingkan dengan situasi tempat bekerja.

Subyek penelitian harus mirip dengan tempat bekerja klinisi.

Kalau semua jawaban diatas ya, berati artikel tersebut bisa digunakan untuk pedoman terapi.

Page 55: Telaah Kritis Sep 2014

4. Apakah kemaknaan statistik (p) maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan ?

Kemaknaan klinis berhubungan dengan: Seberapa manfaat klinis terhadap terapi obat tertentu. Hasil kesimpulan penelitian benar-bernar bermakna

secara statistik tanpa mempertimbangkan kepentingan klinis.

Kemaknaan klinis Dapat dilihat pada Relative Risk Reductin (RRR) atau Absolut Risk Reduction (ARR)

Page 56: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel 1. Hasil penelitian terapi captopril terhadap komplikasi kematian atau stroke

Rata kejadianRata kejadian Relative Risk Relative Risk Reductin (RRR)Reductin (RRR)

Jenis penelitianJenis penelitian PlaceboPlacebo

PP

Tx captoprilTx captopril

AA

(P-A) =RRR(P-A) =RRR

PP

Hipertensi dng Hipertensi dng kerusakan target kerusakan target organorgan

2.22.2 0.80.8 2.2-0.8 = 64%2.2-0.8 = 64%

2222

Hipertensi tanpa Hipertensi tanpa kerusakan target kerusakan target organorgan

1.01.0 0.40.4 1.0 - 0.4 = 60%1.0 - 0.4 = 60%

1010

Page 57: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel2. Hasil penelitian terapi captopril terhadap komplikasi kematian, atau stroke

Rata kejadianRata kejadian

Jenis penelitianJenis penelitian PlaceboPlacebo Tx Tx captopcaptoprilril

RRRRRR Absolut Risk Absolut Risk Reduction Reduction (ARR)(ARR)

Kerusakan target Kerusakan target organorgan

2.22.2 0.80.8 64%64% 2.2-0.8 = 0.142.2-0.8 = 0.14

Tanpa kerusakan Tanpa kerusakan target organtarget organ

1.01.0 0.40.4 60%60% 1.0-0.4 = 0.61.0-0.4 = 0.6

Page 58: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel diatas dapat dilihat bahwa terapi captopril dapat menurunkan komplikasi target

organ sebesar 0,8 dibanding 2,2 dengan RRR sebesar 64 %.

Sedangkan komplikasi tanpa kerusakan target organ 0,04 dibanding 1,0 dengan RRR sebesar 60%

Bila RRR> 50% menunjukkan bermakna secara klinis.

captopril dapat menurunkan komplikasi sebesar 0.14 dan 0.6.

Page 59: Telaah Kritis Sep 2014

5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ? Terdapat 4 pokok :

1. Perlakuan harus dijelaskan dengan terperinci agar dapat direplikasi.

2. Perlakuan harus punya arti biologis dan klinis.

3. Perlakuan harus tersedia dan dapat diterima penderita.

4. Peneliti harus dapat menjelaskan bagaimana cara menghindari kontaminasi atau co-intervensi.

Page 60: Telaah Kritis Sep 2014

6. Apakah semua subyek penelitian

diperhitungkan dalam kesimpulan ?

Pembaca harus jeli mencatat berapa jumlah subyek penelitian yang termasuk kelompok perlakuan (terapi) atau kelompok kontrol.

Page 61: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel 3. Hasil penelitian operasi jantung vs medikamentosa

TIA,stroke atau TIA,stroke atau kematiankematian

TerapiTerapi yaya tidaktidak Total pasienTotal pasien

Operasi jantungOperasi jantung 4343 3636 79 (!)79 (!)

medikamentosamedikamentosa 5353 1919 7272

Redution risk dari operasi jantung adalah = (53/72 )- (43/79) = 27%

(53/72)

X 2 = 5,98 dan p=0,02 ( bermakna bila p< 0.05)

Page 62: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel 3 dari hasil penelitian uji klinis acak( randomized clinical trial) jumlah kasus sebesar 151 penderita dengan rincian :

Pembedahan versus medikamentosa ( 79 dioperasi vs 72 medikamentosa) setelah dihitung terdapat penurunan reduction in risk

sebesar 27 % (p=0,02)

Page 63: Telaah Kritis Sep 2014

Tabel 3 Tetapi yang benar adalah

TIA,stroke atau TIA,stroke atau kematiankematian

TerapiTerapi yaya tidaktidak Total pasienTotal pasien

Operasi jantungOperasi jantung 5858 3636 94 (!)94 (!)

medikamentosamedikamentosa 5454 1919 7373

Redution risk dari operasi jantung adalah = (54/73 )- (58/94) = 16%

(54/73)

X 2 = 2,80 dan p=0,09 ( tidak bermakna karena p>0.05)

Page 64: Telaah Kritis Sep 2014

Tetapi !

Setelah diteliti jumlah kasus sebesar 167 dan ada 16 kasus meninggal karena stroke atau meninggal waktu masuk sehingga bila dihitung penurunan reduction risk hanya 16 % (p=0.09) berarti tidak bermakna.

Note : kasus tidak dilaporkan semua kenyataan

167 yang dilaporkan 151

Page 65: Telaah Kritis Sep 2014

Lembar kerja telaah kritis terapi

1. Apakah lokasi subyek penelitan ke kelompok terapi 1. Apakah lokasi subyek penelitan ke kelompok terapi atau kontrol betul betul secara acak (random) atau tidak ?atau kontrol betul betul secara acak (random) atau tidak ?

yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

2.Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan ?2.Apakah semua keluaran (outcome) dilaporkan ? yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

3.Apakah lokasi penelitian menyerupai lokasi anda 3.Apakah lokasi penelitian menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak ?bekerja atau tidak ?

yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

4.Apakah kemaknaan statistik maupun klinis 4.Apakah kemaknaan statistik maupun klinis dipertimbangkan atau dilaporkan ?dipertimbangkan atau dilaporkan ?

yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

5.Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan 5.Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?ditempat anda bekerja atau tidak ?

yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

6.Apakah semua subyek penelitian dipertimbangkan 6.Apakah semua subyek penelitian dipertimbangkan dalam kesimpulan ?dalam kesimpulan ?

yaya TidakTidak Tidak Tidak diketahuidiketahui

Page 66: Telaah Kritis Sep 2014

Kesimpulan

Telaah kritis merupakan suatu keharusan bagi seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan baru dalam praktek sehari-hari.

Telaah kritis merupakan metode untuk berpikir kritis terhadap artikel atau journal penelitian.

Pengetahuan telaah kritis merupakan bagian atau tahapan dari evidence-base medicine.

Page 67: Telaah Kritis Sep 2014

Dalam menentukan uji diagnosis seorang klinisi harus mempertimbangkan seberapa besar sensitifitas dan spesifitas terhadap uji diagnosis baru dibandingkan uji diagnosis lama

Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum memilih terapi yang terbaik yaitu bagaimana menentukan tujuan terapi, memilih terapi yang spesifik dan menentukan target terapi

Page 68: Telaah Kritis Sep 2014

Kepustakaan.

Gaede P, et al. 2003. Multifactorial Intervention and Cardiovascular Disease in Patient with type 2 Diabetes;348 :383-393

Greenberg, et al, 2001 . Medical Epidemiology. Edisi 3 Lange Medical Books/ MCGraw-Hill.Toronto

Hawkins R. 2005. The Evidence Based Medicine Approach to Diagnostic Testing : Practicalities and limitations. Clin Biochem Rev:Vol 25.

http://en.Wikipedia.org/wiki/Evidence-based_medicine

Soeparto ,dkk. 1998. Epidemiologi Klinis Gramik FK UNAIR.

Page 69: Telaah Kritis Sep 2014

Walaikum salam wr wr