Teknik Sampling Vegetasi

50
TEKNIK SAMPING VEGETASI (ANALISIS VEGETASI) Pokok Bahasan : A. Pengertian Analisis Vegetasi B. Metode Analisis Vegetasi 1. Metoda Kualitatif 2. Metode Kuantitatif

description

Teknik Sampling Vegetasi tumbuhan

Transcript of Teknik Sampling Vegetasi

  • TEKNIK SAMPING VEGETASI

    (ANALISIS VEGETASI)

    Pokok Bahasan :

    A. Pengertian Analisis Vegetasi

    B. Metode Analisis Vegetasi

    1. Metoda Kualitatif

    2. Metode Kuantitatif

  • Analisa Vegetasi :

    cara mempelajari susunan (komposisi

    jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi

    atau masyarakat tumbuhan

  • Analisis Vegetasi mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat

    pohon dan permudaan

    mempelajari tumbuhan bawah, yaitu vegetasi

    dasar kecuali permudaan pohon tertentu

    (padang alang-alang, rumput, semak belukar)

    Studi Vegetasi

    Studi Floristik Data Kualitatif

    (misalnya : habitus,

    penyebaran)

    Analisa Vegetasi Data Kualitatif & Kuantitatif

    Data Kuantitatif : jumlah, ukuran, berat kering,

    luas daerah yang ditumbuhi

    Memerlukan pengukuran & pengamatan

    Data Lingkunga Pendukung:

    faktor edafik (bahan induk, induk, topografi, tanah, iklim,

    organisme, waktu)

  • Vegetasi : masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup pada

    suatu tempat dalam suatu ekosistem

    Masyarakat Tumbuh-tumbuhan : kumpulan populasi tumbuhan

    yang menempati suatu habitat

    Komunitas Vegetasi

    Bentuk Vegetasi

    Konsosiasi : komunitas didominasi oleh satu jenis

    (hutan pinus, hutan jati, padang alang-

    alang)

    Asosiasi :komunitas didominasi oleh bermacam-

    macam jenis (hutan hujan tropis,

    semak belukar)

  • Vegetasi Lingkungan Vegetasi sebagai penduga faktor/sifat

    lingkungan

    Nilai Analisis Vegetasi

    Bisa diketahui

    Karena vegetasi bersifat imobil (peka terhadap pengaruh

    perubahan faktor-faktor lingkungan)

    Nilai ekonomi

    - Potensi pohon devisa

    - Padang rumput penggembalaan

    Nilai biologi peranan vegetasi

    Hutan Sebagai pakan

    Tata air

    Iklim

    Habitat satwa

    Karena komunitas tumbuhan sangat luas dan kompleks, maka

    untuk mendapatkan informasi tentang komposisi dan struktur

    vegetasi tidak mungkin secara sensus perlu pengambilan

    sample/contoh Sampling

  • 1. Metoda kualitatif - non destruktif nonfloristika

    Menganalisis vegetasi berdasarkan bentuk

    hidupnya

    Membuat klasifikasinya dengan dasar-

    dasar tertentu, misalnya berdasarkan

    bentuk hidup tumbuhan

    METODE ANALISIS VEGETASI

  • Contoh Sistem Klasifikasi Bentuk Hidup dari Du Rietz (1931)

    A. Tumbuhan Tinggi

    1. Ligniden (tumbuhan berkayu)

    a. Magnoligniden (m) tumbuhan tingginya lebih 2 m

    1. Deciduimagnologniden (md), luruh

    2. Aciculimagnoliniden (ma), daun jarum selalu hijau

    3. Laurimagnoliniden (ml), tumbuhan selalu hijau lainnya

    b. Parvoligniden-Perdu, 0,8 m 2 m tingginya

    1. Deciduiparvoligniden (pd)

    2. Aciculiparvoligniden (pa)

    3. Lauriparvoligniden (pl)

    c. Nanoligniden (n) tinggi dibawah 0,5 m

    d. Lianen (li) tumbuhan memanjat/liana

    2. Herbiden (herba)

    a. Terriherbiden herba daratan

    1. Euherbiden (h), herba

    2. Gramiden (g), rerumputan

    b. Aquiherbiden-herba air

    1. Nymphaeiden (ny) berakar dengan daun terapung

    2. Elodeiden (e) berakar tanpa daun terapung

    3. Isoetiden (i) berakar dan roset

    4. Lemniden (le) terapung bebas, tak berakar.

  • Contoh klasifikasi Raunkiaer (1934):

    Klasifikasi dunia tumbuhan berdasarkan letak pucuk pertumbuhan terhadap permukaan tanah

    1. Phanerophyta

    Letak titik perpucukan yang bebas diudara minimal 25 cm di atas permukaan tanah

    Semua tumbuhan berkayu baik itu pohon maupun perdu

    1. Megaphanerophyta letak perpucukan lebih dari 30 m

    2. Mesophanerophyta letak perpucukan (8 30) m

    3. Microphanerophyta letak perlucukan (2 8) m

    4. Nanophanerophyta letak perpucukan 25 cm 2 m

    2. Chamaephyta;

    perpucukan lebih rendah dari 25 cm di atas permukaan tanah

    Contoh: suffruticiosa; decumben; stoloniferous

    3. Hemicryptophyta;

    perpucukan tepat di atas permukaan tanah

    Contoh: herba dan rerumputan

    4. Cryptophyta; dan

    perpucukan berada di bawah tanah atau di dalam air.

    Contoh: tumbuhan berumbi dan rimpang

    5. Therophyta

    Contoh: semua tumbuhan satu musim

  • A. UKURAN PETAK

    Cara pengambilan contoh (sampling) harus

    memperhatikan 4 hal :

    Ditentukan berdasarkan

    ukuran tumbuhan (tumbuhan bawah, semai,

    pancang, tiang, pohon) makin tinggi luas

    Kerapatan tumbuhan (makin rapat, makin

    kecil).

    Heterogenitas (makin heterogen , makin

    besar/luas)

    2. Metode Kuantitatif

  • Intensitas Sampling (SI) dpt dihitung dg rumus:

    IS = Luas contoh x 100 %

    Luas areal studi

    Prinsip Sampling harus:

    mewakili komunitas tumbuhan petak harus cukup besar agar individu dalam contoh terwakili,

    tetapi harus cukup kecil dan detail agar individu yang

    ada dapat dipisahkan (dihitung tanpa ada unsur

    duplikasi)

    Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga Memenuhi syarat intensitas sampling (antara 10

    30%)

    2. Metode Kuantitatif

  • b. Bentuk Petak

    Segi Empat (jalur)

    Efektif untuk mempelajari perubahan vegetasi

    karena pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan

    arah jalur tegak lurus kontur.

    Bujursangkar (kuadrat)

    Merupakan cara yang luas penggunaannya

    karena dapat disesuaikan dengan semua tipe-tipe

    komunitas tumbuhan.

    Lingkaran

    Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan

    dengan memutartambang pada titik lingkaran.

    Error lebih kecil.

  • c. Jumlah Petak

    Jumlah petak harus minimum dengan

    mempertimbangkan kendala waktu, biaya, dan

    tenaga, tetapi harus cukup mewakili

    Optimal ukuran dan jumlah petak yang

    mewakili komunitas tumbuhan caranya

    dg menggunakan kurva species area

  • d. Kurva Species Area

    Dapat digunakan untuk mengetahui luas minimal dan jumlah minimal kuadrat yang akan digunakan

    Cara Kerja untuk menentukan luas minimal kuadrat: Buatlah petak kecil ukuran 1 x 1 m Hitunglah jumlah jenis tumbuhan yg ada dlm petak 1 x 1 m

    tsb

    Perbesar petak 1 x 1 m tsb dua kali lipat sehingga menjadi 2 x 1 m, kemudian hitunglah jumlah jenis tumbuhannya.

    Perbesar lagi petak petak terakhir dua kali lipat, dan lakukan perhitungan jumlah jenis tumbuhannya.

    Demikian seterusnya sampai tidak terjadi lagi penambahan jumlah jenis atau penambahannya kurang dari 10%

    Kemudian buatlah kurva species areanya sbb:

  • 05

    10

    15

    20

    25

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

    Titik singgung

    Garis 10%

    Koordinat 10% dr XY

    Luas Petak (m2) Luas minimum

    kuadrat

    Garis singgung

    Kurva data utuh

    Ju

    mla

    h s

    pecie

    s

    Kurva Species Area (Luas Minimum Kuadrat)

  • 05

    10

    15

    20

    25

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

    Titik singgung

    Garis 10%

    Koordinat XY 10%

    Jumlah Petak Jumlah minimum

    kuadrat

    Garis singgung

    Kurva data utuh

    Ju

    mla

    h s

    pecie

    s

    Kurva Species Area (Jumlah Minimum Kuadrat)

  • Titik optimasi dicapai bila

    penambahan luas petak tidak

    menyebabkan penambahan jenis atau

    maksimal 5-10%

    Luas berbagai petak contoh pada berbagai tipe vegetasi

    berdasarkan penelitian Lihat Soerianegara & Indrawan,

    1988

    Jadi jumlah petak contoh disesuaikan dengan luas contoh

    dan ukuran petak.

    5

    10

    18

    23

    27

    1 2 4 8 16

    Jml jenis

    Luas petak

    Optimum

  • e. Cara Peletakan Petak Contoh di Lapangan

    Perlu orientasi/pengamatan pendahuluan (Reconaicence)

    Melihat keseluruhan

    - Jenis dominan

    - Hub. Antara komunitas dengan lingkungan

    (topografi, genangan air, dsb).

    - Tipe & kerapatan tegakan homogenitas

    Peletakan petak contoh

    - Purposive (ditentukan) subyektif

    - Acak/Random murni

    sistematik (jarak tertentu)

    9 8 7

    6 5 4

    3 2 1

    9 8 7

    6 5 4

    3 2 1

    murni sistematik

  • Acak Langsung

    Bertingkat (Stratified random sampling)

    perbedaan tinggi, tempat, tanah, umur, dll

    pengacakan dipisahkan, kemudian baru diacak

    B

    Misalnya : Pembagian berdasarkan jenis

    tanah A, B, C

    A

    C

  • Pelaksanaan penarikan contoh di lapangan

    Surveyor perlu melengkapi data lapangan :

    peta lokasi, data tanah, data topografi, data

    vegetasi.

    Parameter kuantitatif yang biasa digunakan

    dalam Anveg adalah :

    1. Identifikasi tumbuhan :

    - pengenalan lapangan

    - tanya pada ahli

    - buku identifikasi

    - herbarium

    - lembaga herbarium

  • 2. Kerapatan : Nilai yang menunjukkan jumlah

    individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota

    suatu komunitas tumbuhan dalam luasan

    tertentu.

    Kerapatan Relatif : Persentase individu jenis

    dalam komunitas.

    Nilai Relatif menghindari kemutlakan nilai/angka,

    karena sampling bukan sensus

    Kesulitan.menghitung kerapatan untuk rumpun/ menjalar individu di tepi petak contoh:

    perlu perjanjian.

  • 3. Frekuensi : Nilai besaran yang menyatakan derajat

    penyebaran jenis di dalam komunitasnya.

    Frekuensi dipengaruhi :

    Pengaruh luas petak contoh

    semakin luas semakin besar jumlah jenis terambil

    frekuensi semakin besar

    Pengaruh penyebaran tumbuhan

    Jenis yang menyebar merata berpeluang frekuensi

    semakin besar

    pengaruh ukuran jenis tumbuhan

    Tumbuhan yang tajuknya sempit akan mempunyai

    peluang terambil lebih besar daripada luasan yang sama

    sehingga frekuensi semakin besar

  • 4. Dominansi : Besaran yang menyatakan derajat

    penguasaan ruang atau tempat tumbuh.

    - berapa luas areal yang ditumbuhi

    - kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk

    bersaing terhadap jenis yang lain

    Pengukuran Dominansi :

    - Penutupan tajuk

    - Luas bidang dasar

    - Biomassa

    - Volume

  • 5. Indeks Nilai penting (INP)

    INP = KR + FR + DR

    dipakai sebagai cara interpretasi

    analisis vegetasi

    6. Perbandingan Nilai Penting (PNP)

    PNP = SDR (Summed Dominance Ratio)

    Jumlah nilai penting dibagi dengan

    besaran yang membentuknya

    PNP = 1 100%

  • Beberapa Metode Analisis Vegetasi Kuantitatif

    Cara petak/kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)

    1. Petak tunggal (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)

    2. Petak ganda (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)

    3. Jalur/transek (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)

    4. Jalur berpetak (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)

    Cara tanpa petak

    1. Cara kuadran (pohon)

    2. Cara berpasangan (pohon)

    3. Cara garis intersep (tumbuhan bawah)

    4. Cara titik intersep (tumbuhan bawah)

    5. Cara Bitterlich

    Pemilihan Metode Analisis Vegetasi tergantung pada :

    Tipe Vegetasi

    Tujuan Studi

    Ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan kendala lain

  • Penjelasan Metode Analisis Vegetasi

    a. Cara Petak

    1. PetakTunggal

    - Hanya satu petak contoh

    - Luas petak contoh berdasarkan Kurva Species Area

    - Cocok untuk hutan yang benar-benar homogen

    - Luas petak :

    Meijer Dress(1954) 0,25 ha (hutan Dipterocarp di Bangka

    Nicholson (1965) 0,6-1,5 ha (Kalimantan Utara)

    Richard (1952) 1,5 ha hutan tropika

    Wyatt-Smith (1959) 0,6 ha

    Vestal (1949) + 3 ha (hutan hujan tropika)

    Cain & Casto (1959) persegi panjang 20 m x 1500 m

    (selanjutnya dibagi petak-petak kontinyu)

    2. Petak Ganda

    - Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)

    - Jumlah petak tergantung - Kurva species area

    - Intensitas sampling

    - Keadaan vegetasi

  • - Besarnya petak contoh untuk pohon, permudaan, dan tumbuhan bawah

    berbagai ahli berbeda pendapat

    Oosting (1942)

    - pohon 10 m x 10 m

    - tumbuhan bawah/semak (tinggi 3 m) 4 m x 4 m

    - tumbuhan bawah & terna 1 m x 1 m

    Gates (1949)

    - pohon 0,2 ha

    - semak & sapling 0,02 ha

    - tumbuhan bawah & seedling 0,004

    Wyatt-Smith (1959)

    - pohon 0,04 ha

    - pohon kecil

  • - Hutan sangat luas

    - Belum diketahui keadaan sebelumnya

    - Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan

    perubahan faktor lingkungan

    Cavin & Castro (1959) - lebar 20 m, panjang 1000 m

    - jarak antar jalur 200 m

    - intensitas (IS) 10 %

    Boon & Tideman (1950) - Indonesia

    - lebar 10 m-20 m

    - jarak antar jalur 200-1000 m

    - IS 2 % luas hutan 10.000 ha - IS 10 % luas hutan < 1000 ha

    INTAG (1967) : Hutan luas minimal 5 jalur dengan jarak

    antar jalur 1-5 km

    - Jalur dibagi petak-petak yang lebih kecil berdasarkan

    sampling permudaan (Nested Sampling)

    3. Cara Jalur atau Transek

  • 20m

    20m

    10

    5 10

    5

    2

    pohon 15 plot tiang 15 plot

    pancang 15 plot semai 15 plot

  • - Dibuat petak-petak kecil dalam petak

    - Dapat pula kombinasi antara jalur dan garis berpetak

    jalur untuk pohon

    garis berpetak untukseedling, sapling, poles.

    2 2

    5

    5

    10

    10

    20m

    20m

    4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)

    - Modifikasi petak ganda atau cara jalur

    - Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak

    dalam jalur

    - Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran

    bujur sangkar/segi panjang

    - Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50

    lingkaran r = 17,8m (0,1 ha)

  • b. Cara-cara Tanpa Petak

    - Hanya digunakan untuk pohon

    - Tujuannya hanya untuk mengetahui

    komposisi pohon, dominasi pohon,

    dan menaksir volume pohon.

  • 1. Cara Bitterlich

    66cm

    Pohon dihitung

    Pohon tidak dihitung

    Pohon dihitung

    - Untuk tiap jenis dihitung Lbds

    x 2,3 m2/ha N = pohon ke-I n = titik pengamatan jenis ke-i

    - Pengamatan pada titik tertentu sepanjang garis kompas

    n

    N B =

  • - Garis kompas

    - Titik pengukuran sepanjang kompas pada jarak tertentu

    d1 d3

    d2 d4

    - Yang perlu diukur : - jarak pohon terdekat tiap kuadran

    - diameter pohon ()

    2. Cara Kuadran (point Quarter Method)

  • 3. Cara Berpasangan

    Arah kompas

    Pohon kedua

    Titik pengukuran

    Jarak pengukuran

    Pohon pertama Jarak

    pengukuran

    (d2)

    900

    900

  • a. Cara Kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)

    Kerapatan (K) = Jumlah Individu Jenis

    Luas contoh

    Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %

    Kerapatan seluruh jenis

    Dominansi (D) = Jumlah Bidang Dasar

    Luas petak contoh

    Dominansi Relatif (DR) = Dominansi dari suatu jenis x 100 %

    Dominansi seluruh jenis

    Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu Jenis

    Jumlah seluruh plot

    Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi dari suatu jenis x 100 %

    Frekuensi seluruh jenis

    Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR

    Summed Dominance Ratio (SDR) = INP

    3

    Nilai INP = 200 % atau 300 % tergantung jumlah parameter yg digunakan

    Nilai SDR = 100 %

    ANALISA DATA

  • b. Cara Kuadran (Point Quarter Techniques)

    Jarak pohon rata-rata :

    Dimana, d1.dn = jarak masing-masing pohon n = banyaknya pohon

    Kerapatan Seluruh Jenis (Ks) =

    Kerapatan Seluruh Jenis/ha (K/ha) =

    Luas

    (jarak pohon rata-rata)2

    10.000

    (jarak pohon rata-rata)2

    Kerapatan Relatif (KR) =

    Jumlah pohon suatu jenis

    Jumlah pohon semua jenis

    Keraparatan Relatif Suatu Jenis

    100%

    x 100 %

    X Kerapatan seluruh jenis Kerapatan (K) =

    n

    d ... d d d d n 3 2 1

    + + + + =

  • Dominansi (D) = (Kerapatan dr suatu jenis x nilai rata2 dominansi suatu jenis)

    x rata Lbds per jenis

    INP = KR + DR + FR

    PNP = INP/3

    % 100 x jenis seluruh dari Dominansi

    jenis suatu dari Dominansi Relatif Dominansi =

    pengukuran titik Jumlah

    jenis suatu ditemukan pengukuran titik Jumlah Frekuensi =

    100% x jenis semua Frekuensi

    jenis suatu Frekuensi Frekuensi =

  • d. Cara Garis Intersep (Line Intersep Techniques)

    c. Cara Berpasangan (Random Pairs Techniques)

    Kerapatan (K) =

    M

    1

    ansek Panjang Tr Total

    Luas

    Jarak pohon rata-rata

    dimana, d1 dn = Jarak masing pasangan pohon n = banyaknya jarak pasangan pohon yang

    tercatat

    Kerapatan dari suatu jenis =

    Kerapatan Relatif (KR), Kerapatan (K), Dominansi (D), Dominansi

    Relatif (DR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR) dihitung

    dengan cara yang sama dengan cara kuadran.

    ) d x (0,8

    Luas

    n

    ) d ... d d (d 0,8 d n 3 2 1

    + + + + =

  • Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %

    Kerapatan seluruh jenis

    Dominansi suatu jenis = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %

    (% dari penutupan) Total panjang transek

    Dominansi Relatif (DR) = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %

    Total panjang intersep semua jenis

    Frekuensi = Jml interval ditemukan suatu jenis

    Jml semua/seluruh interval transek

    Frekuensi yang dipertimbangkan = Seluruh interval

    transek ditemukan

    suatu jenis

    Frekuensi Relatif (FR) =

    INP = KR + DR + FR

    PNP = INP/3

    Total Coverage =

    Total panjang transek -

    Total panjang permukaan

    tanah yang tidak ditutupi

    vegetasi 100%

    Total panjang transek

    X 100%

    N

    M 1

    jenis semua ngkan dipertimba yang frekuensi Total

    jenis suatu ngkan dipertimba yang Frekuensi

  • e. Cara Berpasangan (Pair Quarter Techniques)

    Dominansi Suatu Jenis (%) =

    Dominansi Relatif (%) =

    sentuhan per jenis seluruh sentuhan

    Dominansi suatu jenis

    Dominansi seluruh jenis

    x 100 %

    x 100 %

    Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif

    dihitung dengan cara yang sama dengan metode kuadrat

    Dari data tersebut dapat dicari :

    a. Indeks Dominansi

    b. Indeks Keragaman

    c. Homogenitas Komunitas

    d. Indeks Kesamaan

    e. Asosiasi Antar Jenis

    f. Pola Penyebaran

    g. Ordinansi komunitas

    h. Klasifikasi Vegetasi tipe/asosiasi hutan

    i. Stratifikasi sifat fisiognomi dari suatu formasi hutan

  • Dengan biseet (jalur memanjang)

    Jalur

    Grafis (Danserreau, 1958)

    Histogram dari tinggi total pohon/stratifikasi vertikal (Soerianegara, 1967)

    dilukis bentuk dan tinggi pohon (pohon ditebang

    dan diukur

    diukur pohon berdiri dan digambar

    gambar dengan simbol-simbol

  • TAHAPAN ANALISIS

    VEGETASI

    PENGAMATAN PENDAHULUAN CARA MELAKUKAN PENGACAKAN PETAK CONTOH

    ANALISIS DATA

  • PENGAMATAN PENDAHULUAN

    Pra survei: pengamatan sepintas

    Jenis apa yg dominan

    Ada tdknya hubungan antara komunitas dgn faktor lingkungan

    Ada tidaknya jenis endemik, langka dll

    Didapatkan: gambaran umum komunitas vegetasi: komposisi flora, fisiognomi, topografi

    Dipetakan pada peta topografi

  • CARA PENGACAKAN PETAK

    CONTOH

    Pada vegetasi sangat luas: sangat sulit dilakukan analisis vegetasi secara keseluruhan

    Terkait faktor waktu, tenaga biaya

    Perlu teknik pengambilan petak contoh yg diharapkan dpt mewakili atau mendekati kebenaran keadaan populasi vegetasi tsb

    Jika komposisi vegetasi homogen, cukup satu petak contoh dgn luas tertentu untuk mewakili seluruh vegetasi (hal ini jarang)

    Umumnya vegetasi heterogen: perbedaan topografi, ketinggian, kelembaban, sifat tanah dll

  • Cara pengacakan petak contoh

    1. Pengacakan Secara subjektif

    2. Pengacakan tidak langsung

    3. Cara acak beraturan/sistematis

    4. Petak contoh bertingkat

  • Pengacakan secara subjektif

    Cara paling sederhana

    Memilih sejumlah petak contoh yang dianggap mewakili suatu populasi vegetasi

    Secara statistik kurang valid

    Pengamatan tumbuhan hanya yang terlihat saja

  • Pengacakan tidak langsung Paling sederhana yg

    memenuhi uji statistik

    Pada petak lapang yg akan dianalisis dibuat garis

    horisontal sbg sumbu X dan

    vertikal sbg sumbu Y

    Dilakukan pengundian

    Hasil pengacakan

    X Y

    4 2

    3 4

    2 3

    2 2

    Y

    x

    0 1 2 3 4

    5

    1

    2

    3

    4

    5

  • ACAK BERATURAN DAN SISTEMATIS

    Diharapkan dapat memenuhi syarat uji statistik dan

    mewikili populasi komunitas vegetasi

  • Petak contoh bertingkat

    Berbedaan tinggi tempat, topografi, sifat-sifat tanah dan lingkungan,

    Perbedaan tipe vegetasi

    A2 A1

    B1

    B2

    C2

    C1

    D1

    D2

  • Contoh Sampling metode kuadrat

    Tujuan: untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi

    Bahan dan alat:

    Suatu tipe komunitas

    Tali rafia untuk menentkan batas petak contoh

    Hand coounter

    Patok pembatas

    Alat tulis, label

    Perlengkapan herbarium

    Buku identifikasi dll

  • PROSEDUR KERJA

    1. Tentukan area vegetasi yg akan di analisis

    2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan kurva species area, atau menggunakan standar umum: herba 1m2, semak 25m2, pohon 100m2 (Oosting 1956)

    3. Tentukan bentuk petak contoh: lingkaran, bujur sangkar, empat persegi panjang

    4. Penentuan petak contoh: acak, sistematis,atau kombinasi

    5. Dalams setiap petak contoh dicatat: nama jenis, jumlah jenis, taksiran penutupan (% covering), luas basal area, biomasa dll

    6. Hitung nilai Kerapatan Mutlak (KM), Kerapatan nilai Relatif (KR), Frekuensi Mutlak (FM), Frekuensi Relatif (FR), Densitas Mutlak (DR) densitas Relatif (DR)

    7. Tentukan Indek Nilai Penting masing-masing jenis dengan parameter diatas

    8. Pembahasan hasil analisis vegetasi