Teknik Sampling Vegetasi
-
Upload
ratna-cempaka-lingga -
Category
Documents
-
view
418 -
download
50
description
Transcript of Teknik Sampling Vegetasi
-
TEKNIK SAMPING VEGETASI
(ANALISIS VEGETASI)
Pokok Bahasan :
A. Pengertian Analisis Vegetasi
B. Metode Analisis Vegetasi
1. Metoda Kualitatif
2. Metode Kuantitatif
-
Analisa Vegetasi :
cara mempelajari susunan (komposisi
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
atau masyarakat tumbuhan
-
Analisis Vegetasi mempelajari tegakan hutan, yaitu tingkat
pohon dan permudaan
mempelajari tumbuhan bawah, yaitu vegetasi
dasar kecuali permudaan pohon tertentu
(padang alang-alang, rumput, semak belukar)
Studi Vegetasi
Studi Floristik Data Kualitatif
(misalnya : habitus,
penyebaran)
Analisa Vegetasi Data Kualitatif & Kuantitatif
Data Kuantitatif : jumlah, ukuran, berat kering,
luas daerah yang ditumbuhi
Memerlukan pengukuran & pengamatan
Data Lingkunga Pendukung:
faktor edafik (bahan induk, induk, topografi, tanah, iklim,
organisme, waktu)
-
Vegetasi : masyarakat tumbuh-tumbuhan yang hidup pada
suatu tempat dalam suatu ekosistem
Masyarakat Tumbuh-tumbuhan : kumpulan populasi tumbuhan
yang menempati suatu habitat
Komunitas Vegetasi
Bentuk Vegetasi
Konsosiasi : komunitas didominasi oleh satu jenis
(hutan pinus, hutan jati, padang alang-
alang)
Asosiasi :komunitas didominasi oleh bermacam-
macam jenis (hutan hujan tropis,
semak belukar)
-
Vegetasi Lingkungan Vegetasi sebagai penduga faktor/sifat
lingkungan
Nilai Analisis Vegetasi
Bisa diketahui
Karena vegetasi bersifat imobil (peka terhadap pengaruh
perubahan faktor-faktor lingkungan)
Nilai ekonomi
- Potensi pohon devisa
- Padang rumput penggembalaan
Nilai biologi peranan vegetasi
Hutan Sebagai pakan
Tata air
Iklim
Habitat satwa
Karena komunitas tumbuhan sangat luas dan kompleks, maka
untuk mendapatkan informasi tentang komposisi dan struktur
vegetasi tidak mungkin secara sensus perlu pengambilan
sample/contoh Sampling
-
1. Metoda kualitatif - non destruktif nonfloristika
Menganalisis vegetasi berdasarkan bentuk
hidupnya
Membuat klasifikasinya dengan dasar-
dasar tertentu, misalnya berdasarkan
bentuk hidup tumbuhan
METODE ANALISIS VEGETASI
-
Contoh Sistem Klasifikasi Bentuk Hidup dari Du Rietz (1931)
A. Tumbuhan Tinggi
1. Ligniden (tumbuhan berkayu)
a. Magnoligniden (m) tumbuhan tingginya lebih 2 m
1. Deciduimagnologniden (md), luruh
2. Aciculimagnoliniden (ma), daun jarum selalu hijau
3. Laurimagnoliniden (ml), tumbuhan selalu hijau lainnya
b. Parvoligniden-Perdu, 0,8 m 2 m tingginya
1. Deciduiparvoligniden (pd)
2. Aciculiparvoligniden (pa)
3. Lauriparvoligniden (pl)
c. Nanoligniden (n) tinggi dibawah 0,5 m
d. Lianen (li) tumbuhan memanjat/liana
2. Herbiden (herba)
a. Terriherbiden herba daratan
1. Euherbiden (h), herba
2. Gramiden (g), rerumputan
b. Aquiherbiden-herba air
1. Nymphaeiden (ny) berakar dengan daun terapung
2. Elodeiden (e) berakar tanpa daun terapung
3. Isoetiden (i) berakar dan roset
4. Lemniden (le) terapung bebas, tak berakar.
-
Contoh klasifikasi Raunkiaer (1934):
Klasifikasi dunia tumbuhan berdasarkan letak pucuk pertumbuhan terhadap permukaan tanah
1. Phanerophyta
Letak titik perpucukan yang bebas diudara minimal 25 cm di atas permukaan tanah
Semua tumbuhan berkayu baik itu pohon maupun perdu
1. Megaphanerophyta letak perpucukan lebih dari 30 m
2. Mesophanerophyta letak perpucukan (8 30) m
3. Microphanerophyta letak perlucukan (2 8) m
4. Nanophanerophyta letak perpucukan 25 cm 2 m
2. Chamaephyta;
perpucukan lebih rendah dari 25 cm di atas permukaan tanah
Contoh: suffruticiosa; decumben; stoloniferous
3. Hemicryptophyta;
perpucukan tepat di atas permukaan tanah
Contoh: herba dan rerumputan
4. Cryptophyta; dan
perpucukan berada di bawah tanah atau di dalam air.
Contoh: tumbuhan berumbi dan rimpang
5. Therophyta
Contoh: semua tumbuhan satu musim
-
A. UKURAN PETAK
Cara pengambilan contoh (sampling) harus
memperhatikan 4 hal :
Ditentukan berdasarkan
ukuran tumbuhan (tumbuhan bawah, semai,
pancang, tiang, pohon) makin tinggi luas
Kerapatan tumbuhan (makin rapat, makin
kecil).
Heterogenitas (makin heterogen , makin
besar/luas)
2. Metode Kuantitatif
-
Intensitas Sampling (SI) dpt dihitung dg rumus:
IS = Luas contoh x 100 %
Luas areal studi
Prinsip Sampling harus:
mewakili komunitas tumbuhan petak harus cukup besar agar individu dalam contoh terwakili,
tetapi harus cukup kecil dan detail agar individu yang
ada dapat dipisahkan (dihitung tanpa ada unsur
duplikasi)
Memperhitungkan kendala waktu, biaya, dan tenaga Memenuhi syarat intensitas sampling (antara 10
30%)
2. Metode Kuantitatif
-
b. Bentuk Petak
Segi Empat (jalur)
Efektif untuk mempelajari perubahan vegetasi
karena pengaruh perubahan lingkungan. Asalkan
arah jalur tegak lurus kontur.
Bujursangkar (kuadrat)
Merupakan cara yang luas penggunaannya
karena dapat disesuaikan dengan semua tipe-tipe
komunitas tumbuhan.
Lingkaran
Untuk vegetasi yang rendah, mudah dilakukan
dengan memutartambang pada titik lingkaran.
Error lebih kecil.
-
c. Jumlah Petak
Jumlah petak harus minimum dengan
mempertimbangkan kendala waktu, biaya, dan
tenaga, tetapi harus cukup mewakili
Optimal ukuran dan jumlah petak yang
mewakili komunitas tumbuhan caranya
dg menggunakan kurva species area
-
d. Kurva Species Area
Dapat digunakan untuk mengetahui luas minimal dan jumlah minimal kuadrat yang akan digunakan
Cara Kerja untuk menentukan luas minimal kuadrat: Buatlah petak kecil ukuran 1 x 1 m Hitunglah jumlah jenis tumbuhan yg ada dlm petak 1 x 1 m
tsb
Perbesar petak 1 x 1 m tsb dua kali lipat sehingga menjadi 2 x 1 m, kemudian hitunglah jumlah jenis tumbuhannya.
Perbesar lagi petak petak terakhir dua kali lipat, dan lakukan perhitungan jumlah jenis tumbuhannya.
Demikian seterusnya sampai tidak terjadi lagi penambahan jumlah jenis atau penambahannya kurang dari 10%
Kemudian buatlah kurva species areanya sbb:
-
05
10
15
20
25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Titik singgung
Garis 10%
Koordinat 10% dr XY
Luas Petak (m2) Luas minimum
kuadrat
Garis singgung
Kurva data utuh
Ju
mla
h s
pecie
s
Kurva Species Area (Luas Minimum Kuadrat)
-
05
10
15
20
25
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Titik singgung
Garis 10%
Koordinat XY 10%
Jumlah Petak Jumlah minimum
kuadrat
Garis singgung
Kurva data utuh
Ju
mla
h s
pecie
s
Kurva Species Area (Jumlah Minimum Kuadrat)
-
Titik optimasi dicapai bila
penambahan luas petak tidak
menyebabkan penambahan jenis atau
maksimal 5-10%
Luas berbagai petak contoh pada berbagai tipe vegetasi
berdasarkan penelitian Lihat Soerianegara & Indrawan,
1988
Jadi jumlah petak contoh disesuaikan dengan luas contoh
dan ukuran petak.
5
10
18
23
27
1 2 4 8 16
Jml jenis
Luas petak
Optimum
-
e. Cara Peletakan Petak Contoh di Lapangan
Perlu orientasi/pengamatan pendahuluan (Reconaicence)
Melihat keseluruhan
- Jenis dominan
- Hub. Antara komunitas dengan lingkungan
(topografi, genangan air, dsb).
- Tipe & kerapatan tegakan homogenitas
Peletakan petak contoh
- Purposive (ditentukan) subyektif
- Acak/Random murni
sistematik (jarak tertentu)
9 8 7
6 5 4
3 2 1
9 8 7
6 5 4
3 2 1
murni sistematik
-
Acak Langsung
Bertingkat (Stratified random sampling)
perbedaan tinggi, tempat, tanah, umur, dll
pengacakan dipisahkan, kemudian baru diacak
B
Misalnya : Pembagian berdasarkan jenis
tanah A, B, C
A
C
-
Pelaksanaan penarikan contoh di lapangan
Surveyor perlu melengkapi data lapangan :
peta lokasi, data tanah, data topografi, data
vegetasi.
Parameter kuantitatif yang biasa digunakan
dalam Anveg adalah :
1. Identifikasi tumbuhan :
- pengenalan lapangan
- tanya pada ahli
- buku identifikasi
- herbarium
- lembaga herbarium
-
2. Kerapatan : Nilai yang menunjukkan jumlah
individu dari jenis-jenis yang menjadi anggota
suatu komunitas tumbuhan dalam luasan
tertentu.
Kerapatan Relatif : Persentase individu jenis
dalam komunitas.
Nilai Relatif menghindari kemutlakan nilai/angka,
karena sampling bukan sensus
Kesulitan.menghitung kerapatan untuk rumpun/ menjalar individu di tepi petak contoh:
perlu perjanjian.
-
3. Frekuensi : Nilai besaran yang menyatakan derajat
penyebaran jenis di dalam komunitasnya.
Frekuensi dipengaruhi :
Pengaruh luas petak contoh
semakin luas semakin besar jumlah jenis terambil
frekuensi semakin besar
Pengaruh penyebaran tumbuhan
Jenis yang menyebar merata berpeluang frekuensi
semakin besar
pengaruh ukuran jenis tumbuhan
Tumbuhan yang tajuknya sempit akan mempunyai
peluang terambil lebih besar daripada luasan yang sama
sehingga frekuensi semakin besar
-
4. Dominansi : Besaran yang menyatakan derajat
penguasaan ruang atau tempat tumbuh.
- berapa luas areal yang ditumbuhi
- kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk
bersaing terhadap jenis yang lain
Pengukuran Dominansi :
- Penutupan tajuk
- Luas bidang dasar
- Biomassa
- Volume
-
5. Indeks Nilai penting (INP)
INP = KR + FR + DR
dipakai sebagai cara interpretasi
analisis vegetasi
6. Perbandingan Nilai Penting (PNP)
PNP = SDR (Summed Dominance Ratio)
Jumlah nilai penting dibagi dengan
besaran yang membentuknya
PNP = 1 100%
-
Beberapa Metode Analisis Vegetasi Kuantitatif
Cara petak/kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)
1. Petak tunggal (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
2. Petak ganda (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
3. Jalur/transek (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
4. Jalur berpetak (pohon/permudaan & tumbuhan bawah)
Cara tanpa petak
1. Cara kuadran (pohon)
2. Cara berpasangan (pohon)
3. Cara garis intersep (tumbuhan bawah)
4. Cara titik intersep (tumbuhan bawah)
5. Cara Bitterlich
Pemilihan Metode Analisis Vegetasi tergantung pada :
Tipe Vegetasi
Tujuan Studi
Ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan kendala lain
-
Penjelasan Metode Analisis Vegetasi
a. Cara Petak
1. PetakTunggal
- Hanya satu petak contoh
- Luas petak contoh berdasarkan Kurva Species Area
- Cocok untuk hutan yang benar-benar homogen
- Luas petak :
Meijer Dress(1954) 0,25 ha (hutan Dipterocarp di Bangka
Nicholson (1965) 0,6-1,5 ha (Kalimantan Utara)
Richard (1952) 1,5 ha hutan tropika
Wyatt-Smith (1959) 0,6 ha
Vestal (1949) + 3 ha (hutan hujan tropika)
Cain & Casto (1959) persegi panjang 20 m x 1500 m
(selanjutnya dibagi petak-petak kontinyu)
2. Petak Ganda
- Banyak petak (>1 petak) tersebar merata (acak sistematik)
- Jumlah petak tergantung - Kurva species area
- Intensitas sampling
- Keadaan vegetasi
-
- Besarnya petak contoh untuk pohon, permudaan, dan tumbuhan bawah
berbagai ahli berbeda pendapat
Oosting (1942)
- pohon 10 m x 10 m
- tumbuhan bawah/semak (tinggi 3 m) 4 m x 4 m
- tumbuhan bawah & terna 1 m x 1 m
Gates (1949)
- pohon 0,2 ha
- semak & sapling 0,02 ha
- tumbuhan bawah & seedling 0,004
Wyatt-Smith (1959)
- pohon 0,04 ha
- pohon kecil
-
- Hutan sangat luas
- Belum diketahui keadaan sebelumnya
- Cocok untuk mengetahui perubahan vegetasi berdasarkan
perubahan faktor lingkungan
Cavin & Castro (1959) - lebar 20 m, panjang 1000 m
- jarak antar jalur 200 m
- intensitas (IS) 10 %
Boon & Tideman (1950) - Indonesia
- lebar 10 m-20 m
- jarak antar jalur 200-1000 m
- IS 2 % luas hutan 10.000 ha - IS 10 % luas hutan < 1000 ha
INTAG (1967) : Hutan luas minimal 5 jalur dengan jarak
antar jalur 1-5 km
- Jalur dibagi petak-petak yang lebih kecil berdasarkan
sampling permudaan (Nested Sampling)
3. Cara Jalur atau Transek
-
20m
20m
10
5 10
5
2
pohon 15 plot tiang 15 plot
pancang 15 plot semai 15 plot
-
- Dibuat petak-petak kecil dalam petak
- Dapat pula kombinasi antara jalur dan garis berpetak
jalur untuk pohon
garis berpetak untukseedling, sapling, poles.
2 2
5
5
10
10
20m
20m
4. Cara jalur berpetak (garis berpetak)
- Modifikasi petak ganda atau cara jalur
- Modifikasi petak ganda melompat satu/lebih petak
dalam jalur
- Bentuk segi panjang, bujur sangkar, lingkaran
bujur sangkar/segi panjang
- Ukuran petak 10x10; 20x20; 20x50
lingkaran r = 17,8m (0,1 ha)
-
b. Cara-cara Tanpa Petak
- Hanya digunakan untuk pohon
- Tujuannya hanya untuk mengetahui
komposisi pohon, dominasi pohon,
dan menaksir volume pohon.
-
1. Cara Bitterlich
66cm
Pohon dihitung
Pohon tidak dihitung
Pohon dihitung
- Untuk tiap jenis dihitung Lbds
x 2,3 m2/ha N = pohon ke-I n = titik pengamatan jenis ke-i
- Pengamatan pada titik tertentu sepanjang garis kompas
n
N B =
-
- Garis kompas
- Titik pengukuran sepanjang kompas pada jarak tertentu
d1 d3
d2 d4
- Yang perlu diukur : - jarak pohon terdekat tiap kuadran
- diameter pohon ()
2. Cara Kuadran (point Quarter Method)
-
3. Cara Berpasangan
Arah kompas
Pohon kedua
Titik pengukuran
Jarak pengukuran
Pohon pertama Jarak
pengukuran
(d2)
900
900
-
a. Cara Kuadrat (Quadrat Sampling Techniques)
Kerapatan (K) = Jumlah Individu Jenis
Luas contoh
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi (D) = Jumlah Bidang Dasar
Luas petak contoh
Dominansi Relatif (DR) = Dominansi dari suatu jenis x 100 %
Dominansi seluruh jenis
Frekuensi (F) = Jumlah plot ditemukan suatu Jenis
Jumlah seluruh plot
Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensi dari suatu jenis x 100 %
Frekuensi seluruh jenis
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR
Summed Dominance Ratio (SDR) = INP
3
Nilai INP = 200 % atau 300 % tergantung jumlah parameter yg digunakan
Nilai SDR = 100 %
ANALISA DATA
-
b. Cara Kuadran (Point Quarter Techniques)
Jarak pohon rata-rata :
Dimana, d1.dn = jarak masing-masing pohon n = banyaknya pohon
Kerapatan Seluruh Jenis (Ks) =
Kerapatan Seluruh Jenis/ha (K/ha) =
Luas
(jarak pohon rata-rata)2
10.000
(jarak pohon rata-rata)2
Kerapatan Relatif (KR) =
Jumlah pohon suatu jenis
Jumlah pohon semua jenis
Keraparatan Relatif Suatu Jenis
100%
x 100 %
X Kerapatan seluruh jenis Kerapatan (K) =
n
d ... d d d d n 3 2 1
+ + + + =
-
Dominansi (D) = (Kerapatan dr suatu jenis x nilai rata2 dominansi suatu jenis)
x rata Lbds per jenis
INP = KR + DR + FR
PNP = INP/3
% 100 x jenis seluruh dari Dominansi
jenis suatu dari Dominansi Relatif Dominansi =
pengukuran titik Jumlah
jenis suatu ditemukan pengukuran titik Jumlah Frekuensi =
100% x jenis semua Frekuensi
jenis suatu Frekuensi Frekuensi =
-
d. Cara Garis Intersep (Line Intersep Techniques)
c. Cara Berpasangan (Random Pairs Techniques)
Kerapatan (K) =
M
1
ansek Panjang Tr Total
Luas
Jarak pohon rata-rata
dimana, d1 dn = Jarak masing pasangan pohon n = banyaknya jarak pasangan pohon yang
tercatat
Kerapatan dari suatu jenis =
Kerapatan Relatif (KR), Kerapatan (K), Dominansi (D), Dominansi
Relatif (DR), Frekuensi (F), Frekuensi Relatif (FR) dihitung
dengan cara yang sama dengan cara kuadran.
) d x (0,8
Luas
n
) d ... d d (d 0,8 d n 3 2 1
+ + + + =
-
Kerapatan Relatif (KR) = Kerapatan dari suatu jenis x 100 %
Kerapatan seluruh jenis
Dominansi suatu jenis = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %
(% dari penutupan) Total panjang transek
Dominansi Relatif (DR) = Total panjang intersep suatu jenis x 100 %
Total panjang intersep semua jenis
Frekuensi = Jml interval ditemukan suatu jenis
Jml semua/seluruh interval transek
Frekuensi yang dipertimbangkan = Seluruh interval
transek ditemukan
suatu jenis
Frekuensi Relatif (FR) =
INP = KR + DR + FR
PNP = INP/3
Total Coverage =
Total panjang transek -
Total panjang permukaan
tanah yang tidak ditutupi
vegetasi 100%
Total panjang transek
X 100%
N
M 1
jenis semua ngkan dipertimba yang frekuensi Total
jenis suatu ngkan dipertimba yang Frekuensi
-
e. Cara Berpasangan (Pair Quarter Techniques)
Dominansi Suatu Jenis (%) =
Dominansi Relatif (%) =
sentuhan per jenis seluruh sentuhan
Dominansi suatu jenis
Dominansi seluruh jenis
x 100 %
x 100 %
Kerapatan, Kerapatan Relatif, Frekuensi, Frekuensi Relatif
dihitung dengan cara yang sama dengan metode kuadrat
Dari data tersebut dapat dicari :
a. Indeks Dominansi
b. Indeks Keragaman
c. Homogenitas Komunitas
d. Indeks Kesamaan
e. Asosiasi Antar Jenis
f. Pola Penyebaran
g. Ordinansi komunitas
h. Klasifikasi Vegetasi tipe/asosiasi hutan
i. Stratifikasi sifat fisiognomi dari suatu formasi hutan
-
Dengan biseet (jalur memanjang)
Jalur
Grafis (Danserreau, 1958)
Histogram dari tinggi total pohon/stratifikasi vertikal (Soerianegara, 1967)
dilukis bentuk dan tinggi pohon (pohon ditebang
dan diukur
diukur pohon berdiri dan digambar
gambar dengan simbol-simbol
-
TAHAPAN ANALISIS
VEGETASI
PENGAMATAN PENDAHULUAN CARA MELAKUKAN PENGACAKAN PETAK CONTOH
ANALISIS DATA
-
PENGAMATAN PENDAHULUAN
Pra survei: pengamatan sepintas
Jenis apa yg dominan
Ada tdknya hubungan antara komunitas dgn faktor lingkungan
Ada tidaknya jenis endemik, langka dll
Didapatkan: gambaran umum komunitas vegetasi: komposisi flora, fisiognomi, topografi
Dipetakan pada peta topografi
-
CARA PENGACAKAN PETAK
CONTOH
Pada vegetasi sangat luas: sangat sulit dilakukan analisis vegetasi secara keseluruhan
Terkait faktor waktu, tenaga biaya
Perlu teknik pengambilan petak contoh yg diharapkan dpt mewakili atau mendekati kebenaran keadaan populasi vegetasi tsb
Jika komposisi vegetasi homogen, cukup satu petak contoh dgn luas tertentu untuk mewakili seluruh vegetasi (hal ini jarang)
Umumnya vegetasi heterogen: perbedaan topografi, ketinggian, kelembaban, sifat tanah dll
-
Cara pengacakan petak contoh
1. Pengacakan Secara subjektif
2. Pengacakan tidak langsung
3. Cara acak beraturan/sistematis
4. Petak contoh bertingkat
-
Pengacakan secara subjektif
Cara paling sederhana
Memilih sejumlah petak contoh yang dianggap mewakili suatu populasi vegetasi
Secara statistik kurang valid
Pengamatan tumbuhan hanya yang terlihat saja
-
Pengacakan tidak langsung Paling sederhana yg
memenuhi uji statistik
Pada petak lapang yg akan dianalisis dibuat garis
horisontal sbg sumbu X dan
vertikal sbg sumbu Y
Dilakukan pengundian
Hasil pengacakan
X Y
4 2
3 4
2 3
2 2
Y
x
0 1 2 3 4
5
1
2
3
4
5
-
ACAK BERATURAN DAN SISTEMATIS
Diharapkan dapat memenuhi syarat uji statistik dan
mewikili populasi komunitas vegetasi
-
Petak contoh bertingkat
Berbedaan tinggi tempat, topografi, sifat-sifat tanah dan lingkungan,
Perbedaan tipe vegetasi
A2 A1
B1
B2
C2
C1
D1
D2
-
Contoh Sampling metode kuadrat
Tujuan: untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur dari suatu tipe vegetasi
Bahan dan alat:
Suatu tipe komunitas
Tali rafia untuk menentkan batas petak contoh
Hand coounter
Patok pembatas
Alat tulis, label
Perlengkapan herbarium
Buku identifikasi dll
-
PROSEDUR KERJA
1. Tentukan area vegetasi yg akan di analisis
2. Luas petak contoh ditentukan dari hasil pembuatan kurva species area, atau menggunakan standar umum: herba 1m2, semak 25m2, pohon 100m2 (Oosting 1956)
3. Tentukan bentuk petak contoh: lingkaran, bujur sangkar, empat persegi panjang
4. Penentuan petak contoh: acak, sistematis,atau kombinasi
5. Dalams setiap petak contoh dicatat: nama jenis, jumlah jenis, taksiran penutupan (% covering), luas basal area, biomasa dll
6. Hitung nilai Kerapatan Mutlak (KM), Kerapatan nilai Relatif (KR), Frekuensi Mutlak (FM), Frekuensi Relatif (FR), Densitas Mutlak (DR) densitas Relatif (DR)
7. Tentukan Indek Nilai Penting masing-masing jenis dengan parameter diatas
8. Pembahasan hasil analisis vegetasi