Teknik Sampling

12
TEKNIK SAMPLING & PENERAPANNYA Pendahuluan Penelitian merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia dewasa ini. Terlebih bagi kehidupan akademis di perguruan tinggi. Pada tingkatan yang lebih strategis, kegiatan penelitian termasuk salah satu dari tiga tugas utama (tri dharma) sebuah lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian, pemahaman tentang penelitian yang baik dan benar memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah lembaga pendidikan. Ada banyak faktor yang menentukan penelitian yang baik. Diantaranya adalah penggambaran secara jelas tujuan dan masalah yang dibahas dalam penelitian serta teknik dan prosedur penelitian. Salah satu prosedur penelitian yang berpengaruh langsung terhadap hasil penelitian adalah pengambilan sampel (sampling). Pengertian Sampling Sebelum membahas lebih lanjut tentang sampling, ada baiknya terlebih dahulu dipahami tentang konsep sampel dan populasi. Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

description

moel

Transcript of Teknik Sampling

Page 1: Teknik Sampling

TEKNIK SAMPLING & PENERAPANNYA

Pendahuluan

Penelitian merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia

dewasa ini. Terlebih bagi kehidupan akademis di perguruan tinggi. Pada tingkatan yang

lebih strategis, kegiatan penelitian termasuk salah satu dari tiga tugas utama (tri dharma)

sebuah lembaga pendidikan tinggi. Dengan demikian, pemahaman tentang penelitian

yang baik dan benar memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah

lembaga pendidikan.

Ada banyak faktor yang menentukan penelitian yang baik. Diantaranya adalah

penggambaran secara jelas tujuan dan masalah yang dibahas dalam penelitian serta teknik

dan prosedur penelitian. Salah satu prosedur penelitian yang berpengaruh langsung

terhadap hasil penelitian adalah pengambilan sampel (sampling).

Pengertian Sampling

Sebelum membahas lebih lanjut tentang sampling, ada baiknya terlebih

dahulu dipahami tentang konsep sampel dan populasi. Populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif

maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan

yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel

adalah bagian dari populasi yang diteliti. (Sudjana 1989: 6). Dengan kata lain,

sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi

sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat

digeneralisasikan pada populasi.

Adapun sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak

menyeluruh atau tidak mencakup seluruh obyek penelitian. dengan demikian

sample adalah teknik mengambil sampel dari populasi yang ada. Ada beberapa

alasan penggunaan sampling dalam penelitian diantaranya adalah adanya

penghematan waktu, biaya dan tenaga serta kemungkinan memperoleh hasil yang

Page 2: Teknik Sampling

akurat lebih besar dibandingkan jika menggunakan populasi sebagai subyek

penelitian. hal ini dikarenakan jika menggunakan populasi, maka data yang diteliti

mungkin akan sangat banyak yang berakibat pada ketidaktelitian peneliti.

Dengan berbagai keuntungan penggunaan sample dalam penelitian, maka

sangat jelas teknik ini menjadi favorit para peneliti untuk digunakan. Akan tetapi,

tetap perlu mempertimbangkan berbagai hal dalam penggunaan sampel misalnya

ketepatan penentuan definisi populasi, ukuran sampel serta teknik pengambilan

sampel.

Penentuan Ukuran Sampel

Sampel yang baik adalah yang bisa merepresentasikan populasi penelitian.

Untuk menjadikan sampel penelitian representatif, maka perlu ditentukan jumlah

sampel minimal yang akan digunakan. Dalam menentukan ukuran sampel dapat

dilakukan dengan  dua cara yaitu tanpa menggunakan rumus atau hitungan serta

menggunakan rumus.

Untuk cara kedua, ada banyak sekali rumus yang dapat digunakan dalam

menentukan jumlah sampel minimum. salah satunya rumus empiris dianjurkan

oleh Issac dan Michael (1981:192) dalam Sukardi (2004:55) sebagai berikut:

Keterangan:

S = jumlah sampel yang dicari;

N = Jumlah populasi;

P = proporsi populasi, asumsi diambil P = 0,50

d = derajat ketepatan, biasanya diambil d = 0,05

c2 = nilai tabel  c

Untuk memudahkan menerapkan rumus di atas, maka rumus tersebut telah

ditransferkan kedalam bentuk tabel, sehingga kita tinggal memakai tabel tersebut.

Tabel 1 :

Page 3: Teknik Sampling

Menentukan Jumlah sampel dengan Taraf Signifikansi 5%

N S N S N S N S

10 10 90 73 300 169 1900 320

15 14 95 76 400 196 2000 322

20 19 100 80 500 217 2200 327

25 24 120 92 600 234 2400 331

30 28 130 97 700 248 2600 335

35 23 140 103 800 260 2800 338

40 36 150 108 900 269 3000 341

45 40 160 113 1000 278 3500 346

50 44 170 118 1100 285 4000 351

55 48 180 123 1200 291 4500 354

60 52 190 127 1300 297 5000 357

65 56 200 132 1400 302 10000 370

70 59 220 140 1500 306 15000 375

75 63 240 148 1600 310 20000 377

80 66 260 155 1700 313 50000 381

85 70 280 162 1800 317 100000 384

Sebagai contoh, untuk populasi yang berjumlah 200, dengan taraf

signifikasi 5% ukuran sampelnya 132, sedangkan untuk populasi yang berjumlah

1000 taraf signifikansi  5% sebanyak 278.

Selain cara di atas, ada pula rumus dari Yamane yang dikutip oleh ridwan

dan akdon (2006: 249) dalam penentuan jumlah sampel jika populasi yang diteliti

sangat besar yaitu dengan menggunakan persamaan berikut ini:

Dimana n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

D2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut, misalnya jika dalam sebuah penelitian terdapat

populasi sebanyak 200 orang serta presisi yang diinginkan adalah 0,05, maka

Page 4: Teknik Sampling

dengan menggunakan rumus di atas, jumlah sampel minimal yang akan digunakan

adalah:

Dengan demikian, jika dibulatkan maka jumlah sampel minimal yang

digunakan adalah sebanyak133 orang.

Akan tetapi, jika populasi relative sedikit, maka rumus Slovin yang memiliki

persamaan yang hampir sama dengan rumus Yamane di atas dapat digunakan.

Persamaan rumus Slovin adalah sebagai berikut:

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

= tingkat signifikansi yang digunakan. misalnya 1%,

5% atau 10%

Cara penerapan rumus Slovin sama dengan penerapan rumus Yamane.

Teknik Pengambilan Sampel

Secara umum, pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan dua cara

yaitu random (acak) dan  nonrandom (tidak acak). Pengambilan dengan cara

random yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengundi, 

menggunakan tabel bilangan acak/random atau dengan menggunakan bantuan

komputer. Sedangkan  pengambilan sampel dengan nonrandom  atau disebut juga

incidental sampling, dilakukan tidak secara acak.

1.        Teknik Sampling Random

Ada tiga jenis sampling yang termasuk pada teknik sampling random yaitu

sampling random sederhana (Simple Random Sampling), sampling bertingkat

(Stratified Sampling), dan sampling kluster/area (Cluster Sampling)

a.         Sampling Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Teknik ini dikatakan random sederhana karena cara mengambil sampel dari

populasi dilakukan secara random (acak) dengan tidak mempertimbangkan strata

Page 5: Teknik Sampling

atau tingkatan dalam populasi. Teknik sampling random sederhana dapat

digunakan seandainya populasi yang diteliti bersifat homogen.

Pengambilan sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dengan berbagai macam

cara, diantaranya adalah dengan sistematis/ordinal. Cara sistematis/ordinal

merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang. dan teknik

dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah terlebih dahulu dimulai

dengan pemilihan secara acak untuk data pertamanya kemudian untuk data kedua

dan seterusnya dilakukan dengan interval tertentu.

Ada beberapa kelebihan jika peneliti menggunakan sampling random sederhana

ini. Diantaranya adalah dapat memberikan dasar probabilitas terhadap banyak

teori statistik serta mudah untuk dipahami dan diterapkan. Adapun kelebihan

menggunakan teknik sampling random sederhana diantaranya adalah peneliti

harus menetapkan semua populasi dengan memberi nomer (angka) sebelum

dilakukan pemilihan sampel. Hal ini akan memakan waktu yang relatif lama. Sub-

klaster dalam populasi memungkinkan untuk terpilih semua serta individu yang

terpilih kemungkinan akan sangat tersebar.

b.        Teknik Sampling Bertingkat (stratified random sampling)

Teknik sampling bertingkat ini digunakan apabila populasinya heterogen atau

terdiri atas kelompok-kelompok yang bertingkat serta jumlah sangat banyak. .

Penentuan strata dilakukan berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya :

menurut umur, latar belakang pendidikan, dan sebagainya. Keuntungan

menggunakan cara ini ialah anggota sampel yang diambil lebih representatif.

Kelemahannya ialah lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap

karakteristik populasinya.

ada beberapa syarat yang harus terpenuhi terlebih dahulu untuk menggunakan

teknik ini antara lain (Singarimbun dan Effendi, 1989:162-163): 1.adanya kriteria

yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk menstratifikasi populasi ke

Page 6: Teknik Sampling

dalam lapisan-lapisan. 2. Adanya data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria

yang dipergunakan untuk menstratifikasi. 3. Jumlah satuan elementer dari setiap

strata (ukuran setiap subpopulasi) harus diketahui dengan pasti. Hal ini diperlukan

agar peneliti dapat membuat kerangka sampling untuk setiap subpopulasi atau

strata yang akan dijadikan sumber dalam menentukan sampel atau responden.

Penerapan teknik stratified random sampling misalnya jika kita memiliki populasi

disebuah Madrasah Aliyah sebanyak 100 0rang. Siswa kelas 1 = 25, 2 = 60 dan 3 =

15. Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar masing-masing sampel

untuk A, B, dan C dapat dihitung  sebagai berikut : untuk A : (25/100) x 80 = 20

orang, B : (60/100) x 80 = 48 orang, dan C : (15/100) x 80 = 12 orang. Sehingga

jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang. Untuk lebih jelasnya perhatikan

tabel dibawah ini:

No Kelas Jumlah

siswa

% dalam

populasi

Jumlah sampel

1 Satu 25 25% 20

2 Dua 60 60% 48

3 Tiga 15 15% 12

Jumlah 100 100% 80

Pada kasus-kasus tertentu, terkadang, jumlah populasi yang tersebar dalam strata

tertentu memiliki jumlah yang tidak proporsional. Dalam contoh diatas misalnya,

jumlah siswa yang ada di kelas 3 hanya 5 orang. Maka jika pada teknik sampling

proporsional, sampel dari siswa kelas 3 h.

c.      Teknik Sampling Kluster

Terkadang dalam penelitian, populasi tidak dapat diketahui secara pasti. Misalnya

penelitian tentang siswa SMP di Sulawesi Utara. Tidak mungkin kita dapat

Page 7: Teknik Sampling

menghimpun data semua siswa SMP yang ada di Sulawesi Utara. Kalaupun

mungkin, datanya akan sangat banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka

kita dapat menggunakan tekhnik sampling cluster. Karena itulah teknik sampling

ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah.

Pada penggunaan teknik sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu

tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan

orang/orang atau objek yang dijadikan penelitian pada daerah yang terpilih yang

dilakukan secara random. Misalnya pada kasus diatas, tahap pertama dapat

dilakukan dengan membuat klaster berupa sekolah di desa/kelurahan, kecamatan

atau kabupaten dan sebagainya. Selanjutnya diambil secara random, daerah yang

akan kita jadikan sampel penelitian. langkah selanjutnya adalah mengambil sampel

secara random seperti pada teknik random sampling dari daerah yang telah kita

tetapkan sebelumnya.

Keuntungan menggunakan teknik ini ialah : (1) dapat mengambil populasi besar

yang tersebar diberbagai daerah, dan (2) pelaksanaannya lebih mudah dan murah

dibandingkan teknik lainnya. Sedangkan kelemahannya ialah (1) jumlah individu

dalam setiap pilihan tidak sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik teknik

lainnya; (2) ada kemungkinan penduduk satu daerah berpindah kedaerah lain

tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk tersebut mungkin menjadi

anggota rangkap sampel penelitian.

2.      Teknik Sampling Nonrandom

Tidak ada prinsip kerandoman (prinsip teori peluang) pada teknik sampling

nonrandom. Dasar penentuannya adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu dari

peneliti atau dari penelitian. Tanpa prinsip ini, konsekuensinya penelitian dari

sampel nonrandom tidak dapat digunakan pada sebuah penelitian eksplanatif yang

menguji hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional. Hal ini dikarenakan

rumus uji statistik inferensial memiliki syarat normalitas dan homogenitas. Akan

Page 8: Teknik Sampling

tetapi, teknik sampling ini secara luas sering digunakan untuk penelitian-penelitian

kualitatif atau penelitian deskriptif.

Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam

penelitian sosial/penelitian komunikasi, di antaranya adalah:

a.             Sampel Aksidental (accidental sampling).

Sampel ini sering disebut sebagai sampel kebetulan karena pengambilannya tanpa

direncanakan terlebih dahulu. Hal inilah yang menjadikan sampel ini sering kali

disebut convenience sampling atau sampel keenakan. Kesimpulan yang diperoleh

bersifat kasar dan sementara serta tidak bisa digunakan pada penelitian-penelitian

yang berdampak luas dimasyarakat.

b.             Sampel Kuota (quota sampling).

Teknik sampling kuota merupakan teknik sampling yang hampir sama dengan

teknik sampling strata. Perbedaannya hanya pada cara mengambil sampel yang

tidak dilakukan secara random tetapi berdasarkan keinginan peneliti. Teknik ini

sering juga disebut judgement sampling karena berdasarkan pendapat tertentu dari

peneliti. (Marzuki 2000: 42) Masalah apakah sampel bisa mewakili populasi tidak

dipersoalkan dalam teknik ini.

c.             Sampel Purposif (purposeful sampling).

Dasar penetuan sampel pada teknik sampling ini adalah tujuan penelitian. Teknik

purposive ini digunakan dalam upaya memperoleh data tentang masalah yang

memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik atau kriteria khusus

tertentu. Misalnya, untuk meneliti kualitas sebuah produk fashion maka diperlukan

responden yang memiliki kualifikasi kompetensi dalam bidang fashion ataupun seni

tertentu.

Penutup

Umunya dalam penelitian sosial di Indonesia, keterbatasan dalam hal pendanaan,waktu serta sumber daya manusia adalah hal yang biasa. Teknik

Page 9: Teknik Sampling

sampling memberikan solusi untuk dua masalah diawal. Dengan sampling, kita dapat mereduksi jumlah subyek penelitian tanpa menghilangkan akurasi keputusan yang diambil.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/19812