Teknik penulisan artikel ilmiah

43
PENGELOLAAN BAHASA DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH

description

pengelolaan bahasa dalam penulisan artikel ilmiah

Transcript of Teknik penulisan artikel ilmiah

Page 1: Teknik penulisan artikel ilmiah

PENGELOLAAN BAHASA DALAM PENULISAN

ARTIKEL ILMIAH

Page 2: Teknik penulisan artikel ilmiah

PENULISAN ARTIKEL ILMIAHPENULISAN ARTIKEL ILMIAH

1. Jembatan antara penulis dng. pembaca maka dibutuhkan teknik khusus. Penulis dituntut menulis dengan gaya bahasa sendiri.

2. Suatu bentuk kontribusi keilmuan sehingga dapat dipandang seba- gai sarana promosi diri.

3. Harus memenuhi tiga unsur, yaitu: (a) logika ilmu yang tepat; (2) bahasa yang jelas, lugas dan komunikatif; (3) sesuai aturan jurnal yang akan disasar.

4. Menaati konvensi bidang ilmu yang ditekuni dengan berpedoman pada jurnal ilmiahnya/gaya selingkung jurnal.

Page 3: Teknik penulisan artikel ilmiah

PENULISAN JUDULPENULISAN JUDUL

Judul merupakan bagian awal artikel, sebelum pemba-ca membaca keseluruhan isi artikelnya.

Harus khas/berdaya pikat, singkat, informatif, komu- nikatif, dan mampu menggambarkan keseluruhan isi artikel. Disarankan judul antara 12 – 15 kata, tetapi tetap mencerminkan isi dengan pas.

Judul yang singkat seringkali kurang dapat menggam- barkan isi artikel. Sebaliknya, judul yg panjang sering mengaburkan isi artikel.

Page 4: Teknik penulisan artikel ilmiah

Judul yang panjang dengan tetap mempertahankan ke- jelasan makna judul maka dapat dibuatkan subjudul.

Hindari singkatan dan tidak ada penambahan nama la- tin yang bersifat umum.

Hindari pemuatan kata-kata umum, seperti: penelaah- an, studi, pengaruh, hubungan, survei.

Disarankan menonjolkan dan menempatkan kata kun-ci yang paling penting dan khas. Hal ini dimasudkan untuk memudahkan pelayanan penelusuran pustaka.

Page 5: Teknik penulisan artikel ilmiah

Penempatan kata kunci memiliki nilai tambah, yaitu: (1) membantu pembaca mendapatkan gambaran isi ar- tikel dengan mudah dan cepat, (2) merangsang pemba- ca menjadi pembaca aktif.

Judul perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

Page 6: Teknik penulisan artikel ilmiah

CONTOH JUDUL ARTIKELCONTOH JUDUL ARTIKEL

Pengembangan Kemampuan Berpikir Sintetis Kreatif Melalui Bahan Ajar Model Peta Konsep

Tarekat: Sejarah Timbul dan Pengaruhnya di Dunia Islam

Problema Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD

Pemanfaatan Budaya sebagai Dasar Penguasaan Kesantunan

Identifikasi Miskonsepsi IPA (Fisika) pada Siswa SD

Instrumen Penilaian Rencana Pelajaran Menggambar sebagai Alternatif Pemupukan Kreativitas Siswa SD

Pembinaan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat ten-tang Pengolahan Buah Nanas Menjadi Dodol Nanas.

Page 7: Teknik penulisan artikel ilmiah

NAMA PENULIS DAN ALAMAT

Dalam artikel berisi dua unsur,yaitu: nama penulis dan nama lembaga/unit kerja lengkap dengan alamatnya.

Nama penulis tidak dilengkapi dengan pangkat, kedu-

dukan dan gelar akademik. Penulis lebih dari satu orang, semuanya ditulis lengkap, tidak menggunakan singkatan dkk., atau et.al., dan lain-lain.

Penulisan nama penulis berkait dengan tanggungja-wabnya terhadap isi artikel. Karenanya, penulisan se-tiap nama penulis, harus harus sepengetahuan dan seizin penulis bersangkutan. Pencantuman urutan na-ma penulis dapat menjadi unsur pelik dan menjadi sumber sengketa

Page 8: Teknik penulisan artikel ilmiah

Di jurnal ilmiah, ketua peneliti/penulis utama ditem-patkan pada urutan pertama, urutan berikutnya ang-gota. Penulis dari lembaga berlainan, alamat lembaga masing-masing harus dicantumkan.

Artikel dari skripsi/tesis/disertasi, mahasiswa penulis-nya lazimnya sebagai penulis pertama, sedangkan pembimbing sebagai penulis kedua/terakhir. Pembim-bing lebih bertindak sebagai promotor untuk mem-promosikan mahasiswanya pada masyarakat ilmiah.

Penulis korespondensi tidak selalu penulis utama. Pe-nulis korespondensi bertanggung jawab atas semua korespondensi serta perbaikan artikel.

Page 9: Teknik penulisan artikel ilmiah

Penulisan nama bervariasi, tetapi penulis hendaknya taat azas menuliskan namanya, khususnya yang tidak memiliki nama keluarga/marga/ baptis.

Nama penulis konsisten baik bentuk dan pengejaannya

Alamat lembaga/rumah ditulis dan lengkap, perlu di-sertakan nomor telepon, faksimile, dan e- mail, untuk korespondensi dengan pembaca/ilmuwan lain.

Page 10: Teknik penulisan artikel ilmiah

TANGGAL/GENESIS NASKAH

Di bawah nama dan alamat pada beberapa jurnal ditu- liskan tanggal penerimaan naskah oleh penerbit diikuti tanggal naskah disetujui untuk dipublikasikan.

[Diterima 1 Februari 2010/Disetujui 8 Februari 2010]

Penulisan ini dimaksudkan untuk menegaskan siapa yang berhak sebagai penemu pertama bila kelak tim- bul sengketa mengenai siapa penemu/peneliti yang me-publikasikan pertama kali pada masyarakat ilmiah.

Memberikan informasi waktu yang diperlukan untuk memproses naskah sejak diterima sampai dipublikasi- kan serta kinerja pengelola jurnal ilmiah tersebut.

Page 11: Teknik penulisan artikel ilmiah

ABSTRAKABSTRAK

Abstrak merupakan ringkasan lengkap dan menjelas- kan keseluruhan isi artikel. Umumnya disajikan dalam satu paragraf dan disarankan tidak lebih 200 kata.

Penulisan abstrak yang baik perlu dipertimbangkan

karena abstrak merupakan bagian artikel yang dibaca setelah judul. Dibaca tidaknya suatu artikel tergan-tung pada kesan yang diperoleh pembaca pada saat membaca abstraknya.

Abstrak dalam bahasa Inggris merupakan hal yang mutlak harus ada (persyaratan dalam akreditasi).

Page 12: Teknik penulisan artikel ilmiah

Abstrak harus bersifat informatif dan deskriptif. Arti- nya, setiap informasi yang terkandung pada abstrak harus berdasarkan fakta.

Abstrak harus mengandung empat unsur, yaitu: (1) ar-gumentasi logis dilakukan observasi/penelitian untuk memecahkan masalah, (2) pendekatan untuk meme-cahkan masalah (metode), (3) hasil dan pembahasan, dan (4) simpulan dan saran (IMRAD: introduction, methods, results, and discussions). Setiap unsur diung-kapkan dalam kalimat yang singkat dan jelas sehing-ga abstrak tidak terlalu panjang.

Page 13: Teknik penulisan artikel ilmiah

Usahakan pembaca dapat menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel lengkapnya. Karena itu, ab-strak harus disusun secara lengkap, ringkas, cermat, objektif, dan cendikia.

Pelayanan abstrak (abstracting service) menyukai ab-strak pendek karena secara langsung dapat mengutip keseluruhannya. Abstrak yang panjang biasanya akan dipenggal supaya menjadi pendek. Pemenggalan ini se-ringkali kurang memperhatikan detil isi sehingga da-pat mengaburkan makna abstrak keseluruhan. Tentu, hal ini merugikan penulis dan pembaca menjadi ku-rang berkenan membaca karena maknanya kabur.

Page 14: Teknik penulisan artikel ilmiah

Abstrak tidak mengandung pustaka dan penunjukan gambar, tabel, dan ilustrasi. Data dalam abstrak, hen-daknya disajikan secara tepat sehingga pembaca tidak perlu mengacu pada gambar, tabel, ilustrasi, rujukan yang disajikan di dalam teks. Pada abstrak hindari pula penggunaan singkatan.

Abstrak dalam bahasa Inggris dimaksudkan agar da-pat diakses oleh pembaca yang tidak berbahasa Indo-nesia.

Abstrak bukan “Pengantar”.

Page 15: Teknik penulisan artikel ilmiah

KATA KUNCIKATA KUNCI Kata kunci adalah kata-kata yang mengandung konsep

pokok yang dibahas dalam artikel. Kata kunci dapat diambil dari thesaurus bidang ilmu

masing-masing. Pilihlah kata kunci yang paling baik yang dapat mewa-

kili topik yang dibahas dalam artikel tersebut. Kata kunci penting dalam pengindeksan artikel dan

dapat membantu keteraksesan tulisan ke pembaca me-lalui pemindaian komputer di internet. Bila ingin men-cari suatu artikel dengan membaca kata kunci, maka salah satu kata kunci yang ditulis dapat membuka ar-tikel tersebut.

Jumlah kata kunci 3 - 5 kata dan cara pengurutannya dari yang spesifik ke yang umum dan ditulis dalam sa-tu baris.

Kata kunci ditempatkan sesudah abstrak.

Page 16: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh:

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR SINTESIS KREATIF MELALUI BAHAN AJAR MODEL PETA KONSEPMintasih Indriayu*, Harini, dan Dewi Merdekawati

Pendidikan Ekonomi, JPIPS FKIP UNS, Jln. Ir. Sutami 36 A Surakarta *Alamat korespondensi: Perum Bumi Anugrah, Sapen, Mojolaban – Sukoharjo

E-mail: [email protected], HP 08122605619Diterima 1 Februari 2010 dan Disetujui 8 Februari 2010

Abstract: This research aim to describing about: there is or not make-up ability cre-ative synthesis thinking of Economic Program Study Education Students at FKIP UNS through development of teaching material concept map model. The research method was CAR (Classroom Action Research) by the two cycles. Location of re-search in Economic Education Program, FKIP UNS. Result of research show that material teaching with concept map model can develop ability students of creative synthesis thinking. This situation can be seen that before using materials teaching with concept map model, the ability students to release of ideas, formulating ideas with them own language and to develop ideas still less were gratifying. But on the contrary after applying materials teaching with concept map model at study process of Introductory Economics can be seen the existence of make-up ability students of creative synthesis thinking at all of its aspect.

Keywords: thinking ability, creative synthesis, learning materials, concept map model

Page 17: Teknik penulisan artikel ilmiah

PENDAHULUAN

Biasanya tidak diberi judul Antarkan pembaca pada inti pokok tulisan dengan

membuat pernyataan masalah yang dihadapi secara jelas. Lazimnya inti pokok tulisan ini memuat:

– latar belakang atau konteks penelitian – landasan teori (jika diperlukan)– hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya

kesenjangan temuan penelitian– wawasan rencana pemecahan masalah– rumusan tujuan penelitian– kemukakan hipotesis jika ada, tetapi tidak perlu

mengada-ada kalau corak penelitiannya tidak memerlukan hipotesis.

Page 18: Teknik penulisan artikel ilmiah

Gunakan pustaka acuan mutakhir, relevan, dan asli (primer) yang mencerminkan state of the art.

Pengacuan pustaka tidak terlalu ekstensif, tetapi la-kukan secukupnya untuk menunjukkan bahwa ma-salah itu betul-betul ada.

Ketuntasan tinjauan pustaka perlu dilakukan secara kritis, namun tidak perlu ditulis semuanya.

Sekarang jarang ada bagian khusus “Tinjauan Pus-taka”, rujukan ke pustaka digabungkan dalam bagi-an “Pendahuluan” (latar belakang) dan bagian “Pembahasan”.

Pernyataan yang bersifat umum tidak diperlukan pustaka acuan. Contoh: Cita rasa dan warna biji ka- kao terbentuk saat proses fermentasi (Shamsudin & Dimick, 1986).

Hindari penggunaan acuan seperti: …Menurut Akh-mad Hasan (dalam Badrus, 2008) bahwa…

Page 19: Teknik penulisan artikel ilmiah

PENGACUAN Pengacuan: pengutipan secara langsung (persis seperti

aslinya), parafrase (mengambil idenya dengan mengu-bah bahasanya), atau pengakuan adanya hasil peneliti-an atau ide serupa (untuk diketahui/dibandingkan oleh pembaca).

Ada tiga sistem pengacuan, yaitu:(1) pengacuan berku-rung, (2) catatan kaki, dan (3) catatan akhir.1. Pengacuan Berkurung: pengacuan dengan cara me-

nempatkan informasi tentang identitas lengkap su- atu sumber rujukan langsung terpadu dalam teks dalam bentuk singkat (lazimnya hanya nama penga- rang dan tahun terbit, dan jika perlu nomor halam- an), atau urut nomor (sesuai dengan urutan pada daftar rujukan)

Page 20: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh:

Hall (1994) mengingatkan untuk mengubah permainan dari peng-alaman menyenangkan yang lahir atas inisiatif siswa menjadi peng-alaman yang dibimbing guru. Terkait dengan dikotomi permainan yang terpusat pada siswa, Meadows dan Casdan (1988:3) mencirikanperan guru sebagai: (1) pembimbing, (2) teman, (3) konselor, dan (4)fasilitator. Intervensi guru sebaiknya dilakukan dengan cara yang ha-lus. ……………………………………………………………………………

Life skills membantu murid mengembangkan kemampuan belajar(learning to learn) menghilangkan kebiasaan dan pola pikir yang ti-dak tepat, menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembang-kan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkannya secara kreatif. Tujuan pembelajaran harus mengin-tegrasikan life skill, karenanya harus terjadi perubahan orientasi tu-juan pembelajaran di Indonesia dari subject matter oriented menjadi life skill oriented (Depdiknas, 2003:1-7).

Page 21: Teknik penulisan artikel ilmiah

2. Catatan Kaki: pengacuan dengan cara menempatkan

informasi tentang identitas suatu sumber rujukan di bawah teks pada halaman yang sama dengan penga- cuannya.

3. Catatan Akhir: pengacuan dengan cara menempat- kan informasi tentang identitas lengkap suatu sum- ber rujukan di bagian akhir sebuah artikel. Ada tiga cara pendokumentasian sumber rujukan, ya-

itu: (1) Bibliografi, (2) Rujukan Acuan, dan (3) Pusta-ka Acuan.

Istilah Daftar Rujukan, Daftar Pustaka, atau Referensi juga biasa digunakan sebagai cara pendokumentasian sumber rujukan dalam bentuk daftar yang memuat se-mua sumber rujukan yang diacu (dirujuk) dalam teks.

Page 22: Teknik penulisan artikel ilmiah

METODE Pertelakan lokasi kegiatan penelitian dikemukakan se-cara

objektif (apa adanya) sesuai keperluan dan keda-laman pendekatan.

Metode dan teknik yang dipakai, rancangan percobaan serta cara penganalisisan data diuraikan secara singkat dan cukup terperin- ci sehingga keterulangan hasil dapat dijamin.

Utamanya dalam penelitian kualitatif, adakalanya perlu diuraikan secara jelas secukupnya alat pengumpul data, tahap-tahap, dan waktu pengambilan cuplikan.

Tulislah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan urutan pengope-rasiannya (Misal: “ …kertas dilinting setelah digunting sesuai ukuran” haruslah ditulis “…kertas digunting sesuai ukuran lalu dilinting”).

Dalam menguraikan prosedur, hindari bentuk kalimat perintah. Contoh kurang baik: * Penelitian ini merupakan penelitian bersifat deskriptif, yaitu pe- nelitian yang …

* Penelitian ini merupakan penelitian bersifat eksperimen. Peneli- tian eksperimen adalah…

Page 23: Teknik penulisan artikel ilmiah

HASIL

Sajikan hasil secara bersistem lihat lagi tujuan lihat lagi langkah-langkah dalam metode Narasi berisi informasi yang disarikan dari data, bu-

kan menarasikan data seperti apa adanya Perjelas narasi dengan ilustrasi (gambar, tabel) uraian dalam narasi dan ilustrasi harus selaras (lonjakan? fluktuatif?) nomori ilustrasi secara berurutan ilustrasi harus diacu dalam teks sajikan data olahan, bukan data mentah kalau perlu: reduksi data

Page 24: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh Narasi Hasil – kurang baik

Judul: Refleksi Sewindu Reformasi: Regulasi Investasi Masa Mendatang

Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cen-derung menurun jika dilihat dari nilai investasi. Na-mun bila dilihat dari jumlah proyek untuk PMA terli-hat bahwa minat investor asing masih cukup tinggi ter-utama pada tahun 2000. Walaupun terjadi penurunan lagi pada 2001 dan 2002. Perkembangan persetujuan PMDN dan PMA di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini. …

Page 25: Teknik penulisan artikel ilmiah
Page 26: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh Narasi Hasil - perbaikan

Judul: Jumlah Proyek

Sejak terjadinya krisis ekonomi pertengahan 1997, minat investor baik melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung menurun dari segi jumlah proyek (Lihat Gambar 1). Namun bila dilihat dari jumlah proyek PMA terlihat bahwa minat investor asing bah- kan meningkat sampai tahun 2000, empat kali diban- dingkan keadaan jumlah proyek PMDN saat itu. Penu- runan jumlah proyek PMA baru terjadi 4 tahun sete- lah penurunan jumlah proyek PMDN. …

Page 27: Teknik penulisan artikel ilmiah
Page 28: Teknik penulisan artikel ilmiah

PEMBAHASAN

bukan sekadar menarasikan data urutan pembahasan ~ urutan sajian data baca lagi tujuan dan hipotesis

cocokkan hipotesis/harapan dengan data berikan analisis atau tafsiran kembangkan gagasan atau argumentasi dengan menga-

itkan hasil/teori/pendapat/temuan sebelumnya bandingkan dengan temuan terdahulu adakah pertimbangan teoretis adakah kemungkinan manfaat adakah kemungkinan keterbatasan hasil

kembangkan argumen dalam paragraf

Page 29: Teknik penulisan artikel ilmiah

Tercerminkah kecendekiaan penulis? Logiskah argumentasi penulis? Bermanfaatkah tafsiran penulis? Adakah implikasi dari temuan? Adakah keterbatasan temuan? Adakah spekulasi yang berlebihan? Apakah pendapat penulis terkemas dalam pa-

ragraf yang baik?

Page 30: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh Pembahasan – kurang baik

Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat, khusus pa-da pada 2002 persetujuan PMDN sebanyak 185 proyek dengan nilai investasi Rp 25,3 trilyun. Dibandingkan dengan 2001 pada periode yang sama, tercatat 264 proyek dengan nilai investasi Rp 58,8 triliun, terjadi penurunan jumlah proyek 29,9% dan nilai investasi 57 %. Sedang-kan untuk PMA pada 2002 tercatat 1.148 proyek dengan nilai investasi US $ 9,8 miliar, dan jika dibanding-kan dengan periode yang sama pada tahun 2001 di mana tercatat 1.333 proyek dengan nilai investasi sebesar US $ 15,0 miliar, terja-di penurunan jumlah proyek sebesar 14 %. Rencana investasi PMDN/PMA persetujuan 2002 tersebut akan menyerap tenaga kerja asing sebanyak lebih kurang 214.000 orang dan tenaga ker- ja asing sebanyak kurang lebih 5.459 orang. Perkembangan per-setujuan PMA dari 1997-2002 masih banyak investasi berasal dari Negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Singapore, kemu-dian dari benua Amerika seperti Amerika, Kanada, dan dari Ero-pa seperti Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris serta dari Australia.

Page 31: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh Pembahasan – perbaikan

Pada periode 2001-2002, terjadi penurunan jumlah proyek PMDN sebesar 30%, tetapi penurunan nilai in-vestasi mencapai 57%. Sementara itu, untuk PMA pa-da kurun waktu yang sama, jumlah proyek hanya me-nurun 14%, tetapi nilai investasinya justru menurun lebih dari 65%. Rencana investasi PMDN dan PMA persetujuan 2002 tersebut ternyata mampu menyerap tenaga kerja dalam negeri sebanyak lebih kurang 214. 000 orang dan tenaga kerja asing sekitar 5.500 orang (Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2003). PMA yang disetujui dari 1997 -2002 mengungkapkan bahwa banyak investasi yang berasal dari Asia (a.l. Je-pang, Korea Selatan, Singapura), disusul oleh benua Amerika (a.l. Amerika, Kanada), Eropa (a.l. Perancis, Jerman, Belanda dan Inggris) dan Australia.

Page 32: Teknik penulisan artikel ilmiah

SIMPULAN Susunlah simpulan pokok keseluruh penelitian secara

hati-hati dalam dua atau tiga kalimat, yang sebaiknya ditempatkan di paragraf akhir pembahasan.

Dalam merumuskan simpulan jangan terdapat pernya-taan yang sudah merupakan pengetahuan umum.

Dibenarkan memunculkan simpulan sampai tiga kali, yaitu dalam abstrak, pendahuluan, dan pembahasan. Jika terjadi pengulangan, dalam penyajiannya hindari penggunaan kata-kata yang sama.

Dalam menarik simpulan bersikaplah kritis: Apakah simpulan dapat ditafsirkan dari sudut pandang lain?, Cukup luaskah perampatan yang digariskan dengan melibatkan simpulan, hasil, pendapat, dan teori-teori yang ada?

Page 33: Teknik penulisan artikel ilmiah

Berpikir dan bernalarlah secara konklusif sehingga di-capai simpulan yang mendekati kesempurnaan.

Beberpa berkala ilmiah Indonesia menyediakan bab khusus untuk simpulan dan terkadang juga mengha-ruskan adanya saran. Secara internasional, cara ini ti-dak baku, terutama untuk berkala primer yang ber-mutu tinggi.

Simpulan merupakan penutup yang logis suatu pemba-hasan sehingga tidak perlu diberi wadah tersendiri agar tidak memotong alur pembicaraan.

Saran juga tidak sepantasnya ditonjolkan dalam arti-kel hasil penelitian, sebab dapat tersirat dalam pemba-hasan.

Saran yang bersifat tindak lanjut terapan hanya cocok untuk jurnal semi ilmiah yang mengarah kepada pe-nyuluhan teknis.

Page 34: Teknik penulisan artikel ilmiah

DAFTAR PUSTAKA

Lengkap sesuai dengan yang diacu dalam teks:

- semua yang dirujuk dalam teks masuk ke daftar pus-

taka

- semua yang ada dalam daftar pustaka memang diru-

juk dalam teks Lebih banyak menggunakan pustaka primer dan mu-

takhir (10 tahun terakhir) Tata cara penulisan daftar pustaka mengikuti gaya se-

lingkung yang berlaku di jurnal yang disasar penulis

Page 35: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

BukuMuijs, Daniel & Reynolds, David. (2008). Effective Teaching: Eviden-

ce and Practice (Second Edition). London: Sage Publications Ltd.

Sastrapradja, D.S., Adisoemarto, S., Kartawinata, S., Sastrapradja, S., & Rifai, M.A. (1989). Keanekaragaman Hayati untuk Kelang-sungan Hidup Bangsa. Bogor: Puslitbang Bioteknologi.

Buku terjemahanStraus, Anselm & Corbin, Juliet. (2003). Dasar-dasar Penelitian

Kuali-tatif: Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data (Terjemahan oleh Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien). Yogyakarta: Pus-taka Pelajar Offset.

Page 36: Teknik penulisan artikel ilmiah

Buku kumpulan artikelHajar Pamadhi. (2009). “Model Pendidikan Estetika dalam Pembel-

ajaran Seni” dalam Sarwiji Suwandi dan Edy Suryanto (Ed.). Or-kestrasi Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Surakarta: UNS Press.

Skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitianSiswandari. (2006). “Peningkatan Transferable Skills Mahasiswa Pen-

didikan Ekonomi Melalui Peningkatan Kualitas Pembelajaran Statistika Berbantuan Komputer (Upaya Meningkatkan Competi-tive Advantage Lulusan Pendidikan Tinggi)”. Disertasi tidak dipu-blikasikan. Malang: PPs. Universitas Negeri Malang.

Artikel dalam jurnal atau majalahEdy Suryanto.(2007). “Stilistika Sajak Kusebut dan Kupunya

Karya Abdul Hadi W.M.” dalam Jurnal Bahasa,Sastra, dan Pengajarann-nya, Volume 5, Nomor 1, April 2007, hlm. 65-76.

Page 37: Teknik penulisan artikel ilmiah

MakalahAsim Gunarawan. (2003). “Beberapa Prinsip dalam Komunikasi

Ver-bal: Tinjauan Sosiolinguistik dan Pragmatik”. Makalah disajikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia XXV (PIBSI XXV) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 6-7 Oktober 2003.

InternetWycoff, Joyce. (2008). “Kebiasaan Mendongeng Hilang, Sastra

pun Mati” dalam http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0705/04/huma- niora, diakses 5 Juni 2008.

Buku tidak berpengarang/ badan sebagai pengarangAnonim. (1999). Annual Report. Rome: International Board for Plant

Genetic Resources.

UNESCO.(1990). Unisist Giude to Standards for Information Handling. Paris: UNESCO.

Page 38: Teknik penulisan artikel ilmiah

PEREKAT KALIMAT DALAM PARAGRAF

1. Kepaduan paragraf dibangun atas kalimat-kalimat yang berhu- bungan logis.2. Hubungan antarpikiran dalam paragraf menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf.3. Hubungan antarkalimat tersebut menghasilkan paragraf yang pa- du, utuh, dan kompak.4. Kepaduan ini dapat direkatkan melalui penggunaan repetisi kata kunci/sinonim, kata ganti, kata transisi, dan struktur paralel.5. Repetisi kata kunci: kata kunci/sinonim yang telah disebutkan da- lam kalimat awal diulang pada kalimat kedua, ketiga, dst. 6. Kata ganti: sebuah kata yang telah disebutkan pada kalimat perta- ma dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan ka- ta gantinya atau padanannya.7. Kata transisi: kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menya- takan adanya hubungan, baik intrakalimat maupun antarkalimat.8. Struktur paralel, yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata/kalimat yang sama, repetisi bentuk kata/kalimat yang sama.

Page 39: Teknik penulisan artikel ilmiah

Contoh-contoh Perekat Kalimat:

1. Pengulangan Kata Kunci

(1) Budaya merupakan sumber kreativitas baru. (2) Budayayang berupa sistem ideal, sistem sosial, maupun sistem teknologi,

ke-tiganya dapat dijadikan sumber kreativitas baru. (3) Budaya yangbersumber pada sistem ideal dapat mengarahkan kreativitas

konsep-konsep pemikiran filsafat dan ilmu pengetahuan. (4) Budaya yang bersumber pada sistem sosial dapat mengendalikan perilaku masya-rakat, termasuk para pemimpinnya. (5) Budaya yang bersumber pa-da sistem teknologi dapat mengendalikan kreativitas baru berdasar-kan geografis bangsa, misalnya sebagai negara pertanian harus mem-produksi teknologi pertanian. (6) Sinergi dari ketiga sistem budaya

itudapat menghasilkan kreativitas yang lebih sempurna.

Page 40: Teknik penulisan artikel ilmiah

2. Kata Ganti

(1) Setakat ini, pengusaha Indonesia mulai mandiri. (2) Me-

reka tidak lagi mengharapkan perlindungan sepenuhnya dari peme-rintah. (3) Namun, dalam kaitannya dengan persaingan global, mere-ka berharap agar pemerintah melindungi produk pertanian dengan cara membatasi impor. (4) Mereka juga berharap agar pemerintah menegakkan hukum dan memberanta s KKN tanpa pandang bulu.(5) Sebab, dengan KKN, mereka harus mengeluarkan biaya produksiyang sangat besar sehingga tidak mampu bersaing di pasar interna-sional. ……………………………………………………………………………..

(1) KKN segera teratasi. (2) Hal ini ditandai dengan sema-kin banyaknya kasus KKN yang terungkap dan pelakunya dihukum.(3) Dapat dipastikan bahwa hal ini segera berdampak pada penegak-an hukum dan keadilan. (4) Jika pemerintah berhasil mengatasi KKNini, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat akan terus meningkat.

Page 41: Teknik penulisan artikel ilmiah

3. Kata Transisi Kata transisi digunakan berdasarkan fungsi makna yang dihu-

bungkan. Kata transisi menyatakan hubungan sebagai berikut: sebab, akibat : sebab, karena, akibatnya, maka, oleh ka-

rena itu, oleh sebab itu, dampaknya pertentangan : tetapi, namun, berbeda dengan, sebalik-

nya, kecuali itu, meskipun demikian

penegasan : jadi, dengan demikian, jelaslah bahwa

tambahan info : selain itu, lebih lanjut, di samping itu, de- ngan kata lain, singkatnya, tegasnya

urutan : mula-mula, pertama, kedua, akhirnya, se- sudah itu, selanjutnya, proses ini

(1) Setelah berhasil membawa pulang medali emas bulu tangkisolimpiade 2004, Taufik Hidayat pantas menikmati penghargaan yangterus mengalir kepadanya. (2) Mula-mula, ia menerima sebuah ru-mah mewah seharga 2 milliar dari gubernur DKI, yang sekaligus se-bagai ketua koni. (3) Kedua, …

Page 42: Teknik penulisan artikel ilmiah

4. Struktur Paralel (1) Sejak 1998, pelaksanaan reformasi hukum belum menunjuk-

kan tanda-tanda yang serius. (2) Menurut Presiden Megawati (Kom-

pas, Agustus 2004), pelaksanaan tersebut justru terhambat oleh parapenegak hukum di lapangan. (3) Jika kelambanan berlarut-larut, pu-blik menduga bahwa oknum penegak hukum belum sungguh-sung-guh nelaksanakan tanggung jawabnya. (4) Sementara itu, para inves-tor dan pengusaha berharap agar penegakan hukum tersebut

diper-cepat. (5) Jika berhasil, pencapaian keadilan dan kemakmuran ma-syarakat segera terwujud. (6) ) Ini berarti, peningkatan pertumbuhanEkonomi dan iklim bisnis juga terangkat.

Page 43: Teknik penulisan artikel ilmiah