Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

download Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

of 5

Transcript of Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

  • 7/26/2019 Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

    1/5

    Teknik pembibitan kakao secara

    generatifTeguh Yuono

    3,058 klik

    Tanaman kakao dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Namun secara

    umum, pembibitan kakao secara generatif lebih sering dilakukan para petani. Mungkin

    karena dirasa lebih praktis.

    Perbanyakan generatif adalah teknik memperbanyak tanaman dengan menggunakan

    biji. Sedangkan perbanyakan vegetatif biasanya menggunakan setek, okulasi, cangkok

    atau kultur jaringan. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan perbanyakan

    generatif dibanding vegetatif.

    Teknik generatif lebih praktis karena benih bisa disimpan dalam waktu lama, pengiriman

    benih lebih fleksibel dan tanaman berdiri kokoh karena memiliki akar tunjang. Hanya

    saja, dengan teknik ini sifat-sifat tanaman belum tentu seragam dan bisa saja berlainan

    dengan tanaman induknya.

    http://alamtani.com/author/teguh-yuono/http://alamtani.com/author/teguh-yuono/
  • 7/26/2019 Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

    2/5

    Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pembibitan kakao menggunakan

    teknik perbanyakan generatif. Tahapan-tahapan tersebut antara lain penyiapan benih

    tanaman, penyiapan tempat pembibitan kakao, penyemaian, penyiapan media tanam,

    pemindahan kecambah dan pemeliharaan bibit.

    Penyiapan bahan tanam

    Hal pertama yang dilakukan dalam pembibitan kakao adalah penyiapan bahan tanam.

    Bahan tanam berupa biji dapat diperoleh dari kebun produksi atau dengan pembelian

    ke sumber benih terpercaya.

    Untuk penyediaan bahan tanam dari kebun produksi, tanaman induk yang akan

    digunakan sebagai sumber benih harus memenuhi persyaratan antara lain kondisi

    tanaman sehat dan kuat, memiliki produktivitas tinggi, serta berumur antara 12 18

    tahun.Dari tanaman induk tersebut diambil buah yang sudah masak sempurna. Buah yang

    sudah masak ditandai dengan perubahan warna menjadi kuning untuk buah yang

    kulitnya hijau atau menjadi jingga untuk buah yang kulitnya merah.

    Buah-buah tersebut kemudian dipecah dan diambil bijinya. Biji yang digunakan sebagai

    benih terletak pada bagian poros atau tengah-tengah buah. Dalam satu buah umumnya

    hanya digunakan 20-25 biji saja.

    Biji-biji tersebut kemudian dibersihkan dari lendir (pulp) yang menempel. Caranya,

    campurkan serbuk gergaji atau abu gosok pada biji yang berlendir. Kemudian remas-remas dengan tangan. Setelah itu biji dicuci menggunakan air mengalir untuk kemudian

    diangin-anginkan hingga kering selama 1 hari. Setelah kering biji siap untuk

    dikecambahkan.

    Bila kita tidak memiliki sumber tanaman untuk pembibitan kakao, benih bisa didapatkan

    dengan membeli. Kami menganjurkan untuk membeli benih diPusat Penelitian Kopi

    dan Kakao, di Jember. Bisa dipesan secara online. Satu butir benih kakao di sana dijual

    seharga 500 750 rupiah tergantung jenis klonnya.

    Penyiapan tempat pembibitan kakaoSetelah bahan tanam atau benih siap, langkah selanjutnya dalam tahapan pembibitan

    kakao adalah penyiapan bedengan dan naungan. Bedengan dan naungan sebaiknya

    dibuat di tempat yang memenuhi syarat tempat pembibitan yang baik yakni dekat

    dengan sumber air, tempatnya datar dan rata, dekat dari jangkauan, dan aman dari

    berbagai gangguan.

    http://iccri.net/http://iccri.net/http://iccri.net/http://iccri.net/
  • 7/26/2019 Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

    3/5

    Bedengan persemaian dibuat dengan ukuran lebar 1,2 meter dan panjang maksimal 10

    meter dengan arah membujur utara-selatan. Tanah untuk bedengan tersebut kemudian

    dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa perakaran. Tanah dicangkul sedalam 30 cm untuk

    kemudian digemburkan, dihaluskan, dan diratakan.

    Pada lapisan tanah yang sudah rata itu kemudian ditambahkan pasir setebal 5 cm.

    Penggunaan pasir dimaksudkan agar akar kecambah kakao lebih mudah dicabut saat

    pemindahan ke polibag. Agar pasir tidak longsor, tepi bedengan harus diberi dinding

    penahan berupa papan kayu, bambu, atau batu bata.

    Bedengan dilengkapi dengan naungan untuk menghidarkan semaian dari teriknya sinar

    matahari atau tetesan air hujan secara langsung. Naungan dibuat dari daun kelapa,

    daun tebu, atau dari anyaman daun alang-alang. Naungan dibuat dengan tinggi tiang

    sebelah timur 1,5 meter dan di sebelah barat 1,2 meter.

    Penyemaian benih

    Setelah benih dan bedengan persemaian siap, tahapan pembibitan selanjutnya adalah

    melakukan penyemaian benih. Benih-benih kakao yang akan disemai terlebih dahulu

    direndam dalam larutan formalin 2,5% selama 10 menit agar jamur tidak tumbuh.

    Benih kemudian diletakkan di lapisan pasir dengan posisi bagian yang rata menghadap

    ke bawah. Benih ditekan ke dalam lapisan pasir sehingga kira-kira sepertiga bagian

    benih terbenam dalam media pasir. Benih disemai secara berjajar dengan jarak 2,5 x 5

    cm.Setelah benih selesai disemai, bedengan kemudian disiram dengan air untuk kemudian

    ditutup dengan daun alang-alang kering yang sudah dicelupkan ke dalam larutan

    fungisida. Semaian benih disiram setiap bagi dan sore dan setelah 4-5 hari di

    persemaian, benih kakao akan mulai berkecambah dan harus segera dipindahkan ke

    pembibitan polibag.

    Penyiapan media tanam

    Setelah benih kakao berkecambah, benih harus segera dipindahkan ke polibag. Polibag

    yang digunakan adalah polibag yang berukuran 20 cm x 30 cm dengan tebal 0,08 mm.

    Polibag ini kemudian diisi dengan media tanam berupa campuran tanah top soil, pupuk

    kandang, dan pasir yang telah diayak dengan perbandingan 2:1:1. Pengisian media

    tanam dilakukan hingga 1-2 cm dari tepi batas atas polibag.

    Polibag-polibag yang sudah terisi media tanam kemudian disusun di bawah naungan

    yang sudah disiapkan. Naungan pembibitan polibag serupa dengan naungan

  • 7/26/2019 Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

    4/5

    persemaian. Polibag disusun dengan pola segitiga sama sisi dengan jarak 60 x 60 x 60

    cm. Polibag yang sudah tersusun rapi kemudian disiram air hingga jenuh.

    Pemindahan kecambah

    Setelah 4-5 hari di persemaian, benih-benih kakao sudah mulai berkecambah. Benih-benih ini harus segera dipindahkan ke polibag yang sudah disiapkan. Dalam kegiatan

    ini, seleksi terhadap kecambah perlu dilakukan untuk mendapatkan bibit yang

    berkualitas. Kecambah-kecambah yang akarnya bengkok, pertumbuhannya lambat, dan

    kecambah yang sudah tumbuh lebih dari 14 hari harus dipisahkan.

    Pemindahan kecambah dilakukan dengan hati-hati agar akar tunggang tidak putus.

    Pengambilan kecambah dilakukan menggunakan bantuan solet bambu. Kecambah

    yang telah diambil kemudian ditanam dalam media tanam di polibag yang sudah

    dilubangi sedalam jari telunjuk. Akar tunggang kecambah sebisa mungkin diusahakanagar dapat berdiri lurus dalam lubang tersebut. Selanjutnya lubang ditutup dengan

    media untuk kemudian dibiarkan hingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya yang

    baru.

    Pemeliharaan bibit

    Bibit kakao dalam polibag harus dipelihara dengan baik agar tumbuh kuat dan sehat.

    Kegiatan pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama

    penyakit.

    Penyiraman mutlak perlu dilakukan agar bibit tidak mengalami kekeringan. Saat musim

    kemarau, penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sedangkan saat

    musim hujan penyiraman disesuaikan dengan keadaan media tanam dalam polibag.

    Pemupukan pada bibit kakao dilakukan setiap 14 hari sekali sampai bibit berumur 3

    bulan. Pemupukan dilakukan dengan pupuk urea yang telah dilarutkan dalam air.

    Larutan pupuk urea dibuat dengan konsentrasi 1%, ini berarti dalam 1 liter larutan

    terkandung pupuk urea sebanyak 10 gram.Setiap bibit disiram larutan pupuk hingga 100

    ml. Setelah penyiraman pupuk, bibit perlu disiram kembali menggunakan air bersih agar

    larutan pupuk urea yang menempel pada bagian tanaman luruh.

    Pengendalian hama penyakit pada pembibitan kakao dilakukan tergantung pada kondisi

    serangan. Jika hama dan penyakit seperti kutu putih, aphis, kumbang kecil, atau

    cendawan pembusuk menyerang bibit, pengendalian dapat dilakukan dengan aplikasi

    insektisida sesuai dosis.

  • 7/26/2019 Teknik Pembibitan Kakao Secara Generatif

    5/5

    Setelah 3 bulan, bibit kakao telah memiliki minimal 18-24 helai daun, diameter batang

    sekitar 8 mm, dan tinggi 50 60 cm. Bibit ini pun sudah siap untuk ditanam di lapangan

    atau bisa pula diokulasi dan disambung untuk memperbaiki kualitas bibit kakao yang

    dihasilkan.

    Referensi

    1. Elna Karmawati, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian

    dan Pengembangan Perkebunan

    2. Hatta Sunanto. 1994. Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya.

    Kanisius.

    3. Rijadi Subiantoro. 2009. Teknik Pembibitan Tanaman Kakao. Politeknik Negeri

    Lampung.