Tehnik Penentuan Kapasitas Panas
Click here to load reader
-
Upload
natsume-hyuga -
Category
Documents
-
view
241 -
download
7
Transcript of Tehnik Penentuan Kapasitas Panas
Tugas Matakuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat
Penentuan Kapasitas Panas (Cp) Cobalt Pada Hasil Pengukuran DSC
Analisis Termal
Analisa termal berguna untuk melihat perubahan sifat kimia dan fisika sebuah
sampel sebagai fungsi dari temperatur. Dengan menggunakan metode ini,
sampel dapat diberi perlakuan panas, dingin untuk melihat pengaruh perubahan
temperatur terhadap reaksi kimia atau perubahan fisis yang terjadi dalam
sampel.
Berdasarkan sifat dan tujuan yang ingin dicapai dalam perlakuan panas, maka
analisa termal dibagi atas beberapa kategori:
• TG (Thermogravimetry)
Dasar dari TG adalah mengamati perubahan massa karena perubahan
temperatur atau waktu. Plot antara % massa terhadap temperatur atau waktu
disebut kurva termal. Jika temperatur dibuat tetap maka pengukuran massa
dilakukan terhadap waktu, Dengan demikian sebuah proses dimana terjadi
perubahan massa dapat diamati pada suhu berapa atau dalam berapa lama. TG
tidak dapat digunakan untuk mempelajari proses peleburan karena tidak terjadi
perubahan massa.
Peralatan TG secara simultan mengukur perubahan massa dari sampel dan
referensi yang ditempatkan dalam sistem neraca termal. Dengan demikian dapat
diamati bagaimana sampel menggunakan kalor yang diberikan, sementara
temperatur referensi digunakan sebagai patokan temperatur karena tidak
berubah karena proses perubahan fisis dalam material. Oleh karena itu referensi
harus dipilih dari bahan yang tidak mengalami perubahan fisika atau kimia
apapun selama pengukuran, biasanya referensi terbuat dari bahan keramik.
• DTA (Differential Thermal Analysis)
DTA merupakan teknik analisa termal yang menggunakan perbedaan
temperatur antara sampel dan referensi untuk menganalisa perubahan sifat fisia
dan kimia. Keduanya dipanaskan dengan kondisi dan laju temperatur yang
sama. Prinsip kerja DTA adalah mengukur perbedaan temperatur (∆T) antara
sampel dan referensi, yang mana keduanya dihubungkan secara berlawanan
dengan termokopel. Jika sampel dan referensi dipanaskan dengan lajunya sama
dengan cara menaruh dalam tungku yang sama, maka temperatur keduanya
akan naik sesuai gambar 3.
Gambar 3. Kurva T dan ∆∆∆∆T terhadap waktu
Temperatur referensi naik dengan laju tetap karena dipilih dari bahan yang tidak
akan mengalami transisi fisika atau kimia. Temperatur sampel juga akan naik
dengan laju tetap jika tak terjadi transisi. Apabila sampel mengalami transisi
maka kalor akan diserap sehingga temperatur sampel akan sedikit terlambat.
Setelah transisi selesai maka temperatur sampel akan kembali dengan laju
tetap.
Gambar sebelah kanan dari gambar 3. Memperlihatkan kurva ∆T terhadap
waktu, kurva ini menunjukkan puncak endotermik (penyerapan kalor), jika
puncak eksotermik (pelepasan kalor) akan menuju ke arah sebaliknya. Area A
sebanding dengan kalor reaksi
∫∆==∆ dtTKAKH ..
Konstanta K menyangkut banyak faktor termasuk sifat termal sampel.
• DSC (Differential Scanning Calorimetry)
Instrumen DSC didesain berdasarkan fluks kalor, hal ini menunjukkan kemiripan
dengan DTA, tetapi digunakan sampel yang kecil dan plat diletakkan dalam
tatakan yang menjamin kontak termal yang baik antara sampel, tatakan dan plat
untuk fluks kalor. Sistem ini dipanaskan secara simetris dan karenanya dibuat
dari logam yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi, misalnya perak.
• TMA (Thermomechanical Analysis)
TMA merupakan teknik di mana fisik material dimonitor sebagai fungsi
temperatur. Untuk mengukur perubahan dimensi digunakan linear variable
differential transformer (LVDT) yang merubah perubahan dimensi sampel
(panjang dan lebar) ke bentuk sinyal listrik. TMA dapat digunakan untuk
mengukur koefisien ekspansi, kesusutan material (polimer), temperatur transisi
gelas dan sifat lain yang disertai perubahan dimensi.
• DMA (Dynamic Mechanical Analysis)
DMA merupakan suatu teknik memonitor sifat material terhadap temperatur
akibat stress yang periodik. Sampel diletakkan diantara dua penjepit. Satu
penjepit bergerak relatif cepat terhadap yang lain. Gerakan yang ini
menyebabkan sampel terdeformasi secara periodik seturut dengan frekuensi
dari gerakan penjepit. Amplitudo deformasi dimonitor dengan linear variable
differential transformer (LVDT) yang dihubungkan dengan penjepit. Dari alat ini
akan diperoleh kurva perubahan panjang, yang akan terjadi pada saat
perubahan fasa, terhadap temperatur.
EKSPERIMEN
Untuk analisis termal dengan menggunakan DSC dilakukan pengukuran pada
material satu fasa yaitu cobalt. Kemudian dianalisis hasil pengukuran yang
berupa signal-signal kenaikan temperatur yang berhubungan dengan kenaikan
laju energi (Q). Berikut adalah keterangan mengenai preparasi sample, deskripsi
alat yang digunakan, cara kerja alat yang digunakan dan metode pengolahan
datanya.
Differential Scanning Calorimetry (DSC)
- Preparasi Sampel
Sampel cobalt berupa serbuk yang akan diukur sebelumnya ditimbang (kurang
dari 20 mgr) kemudian diletakkan pada pembungkus almunium (Al Seal) dan
dicetak. Hal yang sama juga dilakukan pada sampel alumina (α-Al2O3) sebagai
sampel referensi. Ada tiga pasang sampel yang harus disiapkan yaitu alumina-
kosong, alumina-alumina, dan alumina-cobalt.
- Pengukuran Sampel
Ketiga pasang sampel tersebut kemudian dilakukan pengukuran dengan DSC.
Setelah dilakukan uji DSC, data yang akan didapat berupa data signal (S) yaitu
S1, S2, S3.
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS
Menentuan Kapasitas Panas (Cp) Cobalt Pada Hasil Pengukuran DSC
Data hasil pengukuran dengan DSC yang berupa signal S1, S2, dan S3 diolah
dengan menggunakan program Excel. Ambil data yang terbaik, kemudian tentukan
Cp literatur untuk alumina. Perhitungan Cp eksperimen dilakukan dengan
menggunakan persamaan :
Cp = (mo/m). Co. [(S3 – S1)/(S2-S1)]
Dimana :
mo = massa alumina
m = massa sampel, dalam hal ini cobalt
Co = kapasitas panas alumina (literatur)
= 114.8 + 12.80 x 10-3.T + 35.4 x 10-5. T-2
S1 = Signal sampel alumina (R) – kosong (S)
S2 = Signal sampel alumina (R) – alumina (S)
S3 = Signal sampel alumina (R) – sampel yang akan diukur (S)
Setelah dilakukan proses perhitungan dengan excel (terlampir) dan diperoleh Cp
data, kemudian ditentukan nilai a, b, c dengan excel, untuk membuat persamaan
Cp eksperimen sampel yang diukur, dengan analisa regresi.
Ringkasan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
mo = 11.6 mg Nilai a,b,c 114.8 a m = 9.4 mg Literatur 0.0128 b(T)
3540000 c(T-2) Data Literatur
Alumina
T(0C) T(0K) t T(0K)-2 Cp(T) Literatur 298.10 571.1 1 3.06602E-06 132.964
301.60 574.6 21 3.02879E-06 132.877
311.60 584.6 81 2.92605E-06 132.641
321.60 594.6 141 2.82846E-06 132.424
331.60 604.6 201 2.73567E-06 132.223
341.60 614.6 261 2.64737E-06 132.039
351.60 624.6 321 2.56328E-06 131.869
361.60 634.6 381 2.48313E-06 131.713
371.60 644.6 441 2.40669E-06 131.571
381.60 654.6 501 2.33372E-06 131.440
391.60 664.6 561 2.26402E-06 131.321
401.60 674.6 621 2.19739E-06 131.214
411.60 684.6 681 2.13366E-06 131.116
421.60 694.6 741 2.07267E-06 131.028
431.60 704.6 801 2.01426E-06 130.949
441.60 714.6 861 1.95828E-06 130.879
451.60 724.6 921 1.9046E-06 130.817 461.60 734.6 981 1.8531E-06 130.763
Nilai a,b,c -83.9719 a Eksperimen 0.036746 b(T)
11419648 c(T-2)
Data Pengukuran DSC Alumina
S1 S2 S3 C0 Cp(T) Data
3.272 2.63 -1.148 132.964 164.273
3.316 2.672 -1.108 132.877 164.163
3.458 2.798 -1.048 132.641 163.867
3.624 2.922 -0.9737 132.424 163.592
3.777 3.031 -0.8489 132.223 163.337
3.953 3.17 -0.7966 132.039 163.105
4.132 3.308 -0.7415 131.869 162.891
4.299 3.454 -0.6219 131.713 162.694
4.434 3.606 -0.5645 131.571 162.516
4.595 3.758 -0.4705 131.440 162.352
4.738 3.883 -0.3439 131.321 162.201
4.868 3.999 -0.2967 131.214 162.066
5.001 4.106 -0.1945 131.116 161.942
5.125 4.202 -0.08286 131.028 161.830
5.247 4.307 0.008408 130.949 161.730
5.363 4.4 0.05337 130.879 161.641
5.475 4.514 0.1467 130.817 161.563 5.596 4.608 0.233 130.763 161.493
Mencari Nilai a,b,c
T(0K) T(0K)-2 Cp(T) Data Cp(T) Eksperimen 571.1 3.07E-06 164.273 -27.972
574.6 3.03E-06 164.163 -28.269
584.6 2.93E-06 163.867 -29.075
594.6 2.83E-06 163.592 -29.822
604.6 2.74E-06 163.337 -30.514
614.6 2.65E-06 163.105 -31.155
624.6 2.56E-06 162.891 -31.748
634.6 2.48E-06 162.694 -32.296
644.6 2.41E-06 162.516 -32.801
654.6 2.33E-06 162.352 -33.267
664.6 2.26E-06 162.201 -33.695
674.6 2.2E-06 162.066 -34.089
684.6 2.13E-06 161.942 -34.449
694.6 2.07E-06 161.830 -34.778
704.6 2.01E-06 161.730 -35.078
714.6 1.96E-06 161.641 -35.350
724.6 1.9E-06 161.563 -35.595 734.6 1.85E-06 161.493 -35.816
Grafik Cp(T) vs T Sampel Cobalt, m = 9.4 mg
-50.000
0.000
50.000
100.000
150.000
200.000
500
T (0K)
Cp(T
)
Cp(T) Literatur Cp(T) Data Cp(T) Eksperimen