Teh Manis Dan Keinginan

2
Teh Manis dan Keinginan Saat ini aku sedang terdiam dan hanya ditemani oleh secangkir teh manis . Tak ada kue ataupun makanan ringan lainnya. Bukan karena apa atau mengapa, dan memang saat ini sedang tak ada apa-apa diruangan yang sempit dan hanya berventilasi kecil. Tetapi dari ruangan ini aku mampu menuangkan segala hasrat, ide, hasil pemikiran dari akumulasi membaca, menyimak, dan merasakan kondisi yang ada diluaran sana. Ketika orang hari ini sedang sibuk mencari materi, orang-orang sibuk menambah sesuatu yang kurang dari dirinya, mencari apa-apa yang belum terwujudkan, sampai-sampai orang hari ini tak memperdulikan apa yang akan mereka alami esok harinya, aku masih duduk dan belum bergerak. Merasa malu dengan predikat seorang pelajar yang berumur 17 tahun, belum bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga untuk dirinya. Untuk dirinya saja belum mampu apalagi untuk orang lain. Dan jangan juga berbicara untuk bangsa, ataupun agama. Aku merasa menjadi makhluk kerdil dengan segala keterbatasan. Namun aku akui aku hanya bisa menulis dari secarik kertas ini. Harapku tak banyak dan tak lebih . Aku hanya ingin berada dalam posisi ketenangan dengan keterbatasan . Obsesi yang masih tertidur ini, masih belum bisa terbangunkan. Berjuta keinginan dan mimpi duniawi masih membelenggu ruang berpikir dalam otak kiriku. Dilema. Apakah harus kuwujudakan atau kuukir saja itu hanya menjadi sebuah angan. Sebuah cita-cita tak berujung. Sebuah rasa yang tak pernah memenuhi titik temu. Begitu pilu saat menyaksikan orang tertawa berbahagia dengan kelebihan yang mumpuni dan mereka sandingkan diatas kekuasaan yang prestisius. Aku lanjutkan perjalanan berpikir ini saat melihat kebahagiaan orang- orang miskin diatas derita dan kerasnya perjuangan hidup. Tak ayal,

description

Teh Manis Dan Keinginan

Transcript of Teh Manis Dan Keinginan

Teh Manis dan KeinginanSaat ini aku sedang terdiam dan hanya ditemani oleh secangkir teh manis . Tak ada kue ataupun makanan ringan lainnya. Bukan karena apa atau mengapa, dan memang saat ini sedang tak ada apa-apa diruangan yang sempit dan hanya berventilasi kecil. Tetapi dari ruangan ini aku mampu menuangkan segala hasrat, ide, hasil pemikiran dari akumulasi membaca, menyimak, dan merasakan kondisi yang ada diluaran sana. Ketika orang hari ini sedang sibuk mencari materi, orang-orang sibuk menambah sesuatu yang kurang dari dirinya, mencari apa-apa yang belum terwujudkan, sampai-sampai orang hari ini tak memperdulikan apa yang akan mereka alami esok harinya, aku masih duduk dan belum bergerak. Merasa malu dengan predikat seorang pelajar yang berumur 17 tahun, belum bisa mempersembahkan sesuatu yang berharga untuk dirinya. Untuk dirinya saja belum mampu apalagi untuk orang lain. Dan jangan juga berbicara untuk bangsa, ataupun agama. Aku merasa menjadi makhluk kerdil dengan segala keterbatasan. Namun aku akui aku hanya bisa menulis dari secarik kertas ini. Harapku tak banyak dan tak lebih . Aku hanya ingin berada dalam posisi ketenangan dengan keterbatasan . Obsesi yang masih tertidur ini, masih belum bisa terbangunkan. Berjuta keinginan dan mimpi duniawi masih membelenggu ruang berpikir dalam otak kiriku. Dilema. Apakah harus kuwujudakan atau kuukir saja itu hanya menjadi sebuah angan. Sebuah cita-cita tak berujung. Sebuah rasa yang tak pernah memenuhi titik temu. Begitu pilu saat menyaksikan orang tertawa berbahagia dengan kelebihan yang mumpuni dan mereka sandingkan diatas kekuasaan yang prestisius. Aku lanjutkan perjalanan berpikir ini saat melihat kebahagiaan orang-orang miskin diatas derita dan kerasnya perjuangan hidup. Tak ayal, hati ini tak kuasa menjerit, tak ada daya meronta dan tak mampu berbuat banyak . Hanya doa yang bisa aku lantunkan.Dua paragrap diatas kubuat dengan segala kerendahan hati dan tak ada maksud menunjukkan ketidakmampuanku menerima keadaan. Aku hanya sebuah rencana. Aku hanya sebuah sandiwara. Yang nantinya akan menjadi sebuah pertunjukkan. Disaksikan banyak orang, mendapat sanjung puji, dan kebanggaan untuk diri sendiri. Ya Allah Tuhan Semesta Alam, semoga aku mampu berbicara dengan tindakan. Hindarilah aku dari ujub dan angkuh dalam menerima hal yang lebih dan jauhkanlah aku dari keputusasaan menghadapi takdir.SemogaSemogaSemoga.Cimahi, 26 Jauari2013 Ditulis di tempat yang sesak akan oksigen dan dipenuhi tulisan-tulisan tak berguna