TBC pada anak

20
BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Tuberculosis – yang disingkat TBC atau TB - adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB menyerang paru- paru, sehingga disebut dengan Pulmonary TB. Tetapi kuman TB juga bisa menyebar ke bagian/organ lain dalam tubuh, dan TB jenis ini lebih berbahaya dari pulmonary TB. Bila kuman TB menyerang otak dan sistem saraf pusat, akan menyebabkan meningeal TB. Bila (kuman TB) menginfeksi hampir seluruh organ tubuh, seperti ginjal, jantung, saluran kencing, tulang, sendi, otot, usus, kulit, disebut miliary TBatau extrapulmonary TB.Kuman TB berbentuk batang dan memiliki sifat khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering disebut juga sebagai Basil/bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri TB akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung. Tetapi dalam tempat yang lembab, gelap, dan pada suhu kamar, kuman dapat bertahan hidup selama beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat tertidur lama (dorman) selama beberapa tahun B. ETIOLOGI Bakteri TB menyebar bila orang dewasa 1

description

makalah TBC pada anak

Transcript of TBC pada anak

Page 1: TBC pada anak

BAB I

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Tuberculosis – yang disingkat TBC atau TB - adalah penyakit

menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Umumnya

TB menyerang paru-paru, sehingga disebut dengan Pulmonary TB. Tetapi

kuman TB juga bisa menyebar ke bagian/organ lain dalam tubuh, dan TB

jenis ini lebih berbahaya dari pulmonary TB. Bila kuman TB menyerang

otak dan sistem saraf pusat, akan menyebabkan meningeal TB. Bila

(kuman TB) menginfeksi hampir seluruh organ tubuh, seperti ginjal,

jantung, saluran kencing, tulang, sendi, otot, usus, kulit, disebut miliary

TBatau extrapulmonary TB.Kuman TB berbentuk batang dan memiliki

sifat khusus, yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga sering

disebut juga sebagai Basil/bakteri Tahan Asam (BTA). Bakteri TB akan

cepat mati bila terkena sinar matahari langsung. Tetapi dalam tempat yang

lembab, gelap, dan pada suhu kamar, kuman dapat bertahan hidup selama

beberapa jam. Dalam tubuh, kuman ini dapat tertidur lama (dorman)

selama beberapa tahun

B. ETIOLOGI

Bakteri TB menyebar bila orang dewasa penderita TB aktif yang

tidak tertangani dengan baik (baca: memperoleh pengobatan), bersin atau

batuk sehingga mengeluarkan sputum droplet(percikan dahak) yang

mengandung kuman TB. Bila kuman terhirup oleh orang dewasa lain,

anak atau bayi yang sehat, menyebabkan mereka terinfeksi M.

tuberculosis. Secara umum, hanya TBC paru-paru (pulmonary TB) yang

menular. Namun orang yang tertular tidak selalu akan sakit TBC paru-

paru juga, tergantung bagian tubuh (organ) mana yang diserang oleh

bakteri TB. Selain dari droplet dahak penderita TBC aktif, kuman TB juga

dapat masuk ke tubuh manusia dari susu sapi murni yang tidak diolah

(dimasak) dengan sempurna.

1

Page 2: TBC pada anak

Meskipun menular, tetapi orang tertular tuberculosis tidak semudah

tertular flu. Penularan penyakit ini memerlukan waktu pemaparan yang

cukup lama dan intensif dengan sumber penyakit (penular). Menurut

Mayoclinic, seseorang yang kesehatan fisiknya baik, memerlukan kontak

dengan penderita TB aktif setidaknya 8 jam sehari selama 6 bulan, untuk

dapat terinfeksi. Sementara masa inkubasi TB sendiri, yaitu waktu yang

diperlukan dari mula terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar

6 bulan.

Tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB, lalu menjadi sakit TB.

Menurut TB/HIV Clinical Manual hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi,

berlanjut menjadi penderita TB (TB aktif). Kelompok yang paling rawan

terinfeksi bakteri TB adalah bayi dan anak usia kurang dari 1 tahun.

Setelah itu, tingkat kerawanannya menurun. Bahkan pada kisaran usia 5-9

tahun, anak-anak memiliki tingkat resiko terinfeksi yang paling rendah.

Usia 10 tahun ke atas, tingkat kerawanan infeksi itu kemudian akan

meningkat kembali, meskipun tidak setinggi kelompok usia 0-1 tahun.

Anak-anak yang sakit TBC tidak dapat menularkan kuman TB ke

anak lain atau ke orang dewasa. Sebab, pada anak biasanya TB bersifat

tertutup. Kalaupun ada sekresi dahak, konsentrasi atau jumlah bakteri

dalam droplet cenderung sedikit. Jadi kalau ada anak yang terinfeksi TBC,

sudah pasti sumber penularnya adalah orang dewasa yang ’dekat’

dengannya.

Orang dewasa penderita TB aktif yang telah menjalani pengobatan

selama 2 minggu juga sudah aman. Dalam arti, ia sudah tidak menularkan

kuman TB lagi. Meski demikian, yang bersangkutan tetap harus

meneruskan terapi obatnya hingga selesai, untuk menghindari MDR

(multi-drugs resistant) TB atau kuman TB yang resisten terhadap obat anti

TB.

C. TANDA DAN GEJALA

Tuberculosis pada anak-anak seringkali tidak menimbulkan gejala

khusus. Gejala utama TB pada orang dewasa adalah batuk berdahak yang

2

Page 3: TBC pada anak

terus menerus selama 3 minggu atau lebih. Sayangnya, pada anak-anak,

umumnya batuk lama bukan gejala utama TB. Batuk lama, juga bisa

manifestasi dari alergi. Menurut Pedoman Nasional Tuberkulosis (2002),

gejala umum TB pada anak-anak adalah sebagai berikut :

1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas

dan tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi

yang baik.

2. Nafsu makan tidak ada (anorexia) dengan gagal tumbuh dan berat

badan tidak naik (failure to thrive) dengan adekuat.

3. Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas, setelah disingkirkan

kemungkinan penyebab lainnya (bukan tifus, malaria atau infeksi

saluran nafas akut). Dapat juga disertai keringat malam.

4. Pembesaran kelenjar getah bening yang tidak sakit, di leher, ketiak dan

lipatan paha.

5. Gejala –gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lama lebih dari 30

hari (setelah disingkirkan sebab lain dari batuk), nyeri dada ketika

bernafas atau batuk.

Apabila bakteri TB menyebar ke organ-organ tubuh yang lain,

gejala yang ditimbulkan akan berbeda-beda. Misalnya;Kaku kuduk,

muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran pada TBC otak & saraf

(meningitis TB)Gibbus, pembengkakan tulang pinggul, lutut, kaki dan

tangan, pada TBC tulang & sendi.Namun harus dicermati pula bahwa

gejala-gejala di atas bukan monopoli TBC, karena banyak juga jenis

penyakit lain yang menimbulkan gejala serupa. Meski begitu, bila

anak mengalami gejala-gejala seperti tersebut di atas, sah-sah saja bila

orangtua curiga. Tetapi kecurigaan ini harus dimanisfestasikan secara

rasional, dengan cara memastikan dengan sebenar-benarnya apakah

anak mengidap TBC atau tidak. Terlebih bila ada orang dewasa (yang

sehari-hari bergaul dekat dengan anak) yang sakit TBC, maka orangtua

’wajib’ memeriksakan kondisi kesehatan anak.

a) Tes Mantoux atau Uji Tuberkulin

Karena tanda-tanda dan gejala TB pada anak sangat sulit

3

Page 4: TBC pada anak

dideteksi, satu-satunya cara untuk memastikan anak terinfeksi oleh

kuman TB, adalah melalui uji Tuberkulin (tes Mantoux). Tes

Mantoux ini hanya menunjukkan apakah seseorang terinfeksi

Mycobacterium tuberculosisatau tidak, dan sama sekali bukan

untuk menegakkan diagnosa atas penyakit TB. Sebab, tidak semua

orang yang terinfeksi kuman TB lalu menjadi sakit TB.

b) Foto Rontgen

Untuk memperkuat diagnosis, diperlukan foto rontgen

paru-paru. Tapi masalahnya, gambar rontgen dari TBC paru pada

anak umumnya tidak khas sehingga menyulitkan interpretasi foto.

Diperlukan orang yang benar-benar ahli, untuk menghindari

terjadinya overdiagnosis atau underdiagnosis

c) Uji Bakteriologi

Untuk memperkuat diagnosis, diperlukan foto rontgen

paru-paru. Tapi masalahnya, gambar rontgen dari TBC paru pada

anak umumnya tidak khas sehingga menyulitkan interpretasi foto.

Diperlukan orang yang benar-benar ahli, untuk menghindari

terjadinya overdiagnosis atau underdiagnosis

d) Tes Darah

Uji bakteriologi yang umum dilakukan adalah melalui

pemeriksaan sampel dahak (tes dahak atau sputum test). Bila

ditemukan adanya bakteri TB di dalam 2 sampel dari 3 sampel

dahak seseorang, berarti orang tersebut dikatakan positif mengidap

TBC paru aktif. Pendambilan sampel dilakukan secara SPS,

maksudnya Sewaktu kunjungan pertama, esok Paginya, dan

Sewaktu kunjungan berikut (kedua). Selain diperiksa melalui

mikroskop, sampel dahak juga dapat diperiksa dengan cara

dibiakkan dalam medium tertentu (tes kultur dahak). Tetapi tes ini

memakan waktu yang lama, sementara tes dahak yang biasa hanya

memakan waktu beberapa jam saja untuk mendapatkan hasilnya.

4

Page 5: TBC pada anak

D. PATHWAY

TB. Primer

Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)

Terisap organ sehat

Menempel di jalan nafas / paru-paru

Menetap / berkembang biak

Sitoplasma makroflag

Membentuk sarang TB Pneumonia kecil

(sarang primer / efek primer)

Radang saluran pernafasan

(limfangitis regional)

Komplek primer

Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi

5

Page 6: TBC pada anak

TB Sekunder

Kuman dormat (TB Primer)

Infeksi endogen

TB DWS (TB. Post Primer)

Sarang pneumenia kecil

Tuberkel

Reorpsi Meluas Meluas

Sembuh

Perkapuran Jaringan Keju

Sembuh Kavitas

Meluas Memadat/bekas Bersih

Sembuh

Sarang pneumonia baru Tuberkuloma

6

Page 7: TBC pada anak

E. DIAGNOSA TB PADA ANAK

Sesungguhnya mendiagnosa tuberculosis pada anak, terlebih pada

anak-anak yang masih sangat kecil, sangat sulit. Diagnosa tepat TBC tak

lain dan tak bukan adalah dengan menemukan adanya Mycobacterium

tuberculosis yang hidup dan aktif dalam tubuh suspect TB atau orang yang

diduga TBC. Caranya? Yang paling mudah adalah dengan melakukan tes

dahak. Pada orang dewasa, hal ini tak sulit dilakukan. Tapi lain ceritanya,

pada anak-anak karena mereka, apalagi yang masih usia balita, belum

mampu mengeluarkan dahak. Karenanya, diperlukan alternatif lain untuk

mendiagnosa TB pada anak.

Kesulitan lainnya, tanda-tanda dan gejala TB pada anak seringkali

tidak spesifik (khas). Cukup banyak anak yang overdiagnosed sebagai

pengidap TB, padahal sebenarnya tidak. Atau underdiagnosed,

maksudnya terinfeksi atau malah sakit TB tetapi tidak terdeteksi sehingga

tidak memperoleh penanganan yang tepat. Diagnosa TBC pada anak tidak

dapat ditegakkan hanya dengan 1 atau 2 tes saja, melainkan harus

komprehensif.

F. PENGOBATAN

Bila anak positif sakit TBC, maka harus diobati sampai benar-benar

sembuh. Kombinasi obat anti TBC (OAT) untuk anak adalah Isoniasid

(INH), Rifampisin, dan Pirazinamid. Ketiga obat tersebut diberikan

selama 2 bulan pertama, lalu setelah itu, yaitu mulai bukan ketiga sampai

keenam (4 bulan berikutnya) hanya diberikan kombinasi INH dan

Rifampisin. Untuk bisa sembuh, anak (dan orang dewasa) penderita TB

harus mengkonsumsi OAT secara teratur, setiap hari, dan dalam jangka

waktu lama. Bakteri TB ini ’mati’ secara sangat perlahan. Butuh waktu

minimal 6 bulan untuk ’membunuh’ semua bakteri Tb dalam tubuh.

Setelah mengkonsumsi OAT selama 2 minggu, anak mungkin akan merasa

lebih baik dan tampak sehat. Tetapi ia tetap harus mengonsumsi OAT

sampai selesai masa pengobatannya, karena pada saat itu belum semua

bakteri TB mati.

7

Page 8: TBC pada anak

Pada anak, lamanya pengobatan TB ini tergantung dari jenis TB yang

diderita. Untuk TB paru-paru (pulmonary TB), lama pengobatan cukup 6

bulan saja. Alasannya, kuman TB yang ’hidup’ dalam tubuh anak

penderita TB aktif, jumlahnya jauh lebih sedikit daripada kuman yang ada

dalam orang dewasa penderita TB aktif. Kenapa bisa begitu? Ini adalah

berkat ’perlindungan’ dari imunisasi BCG. Sisa kuman yang masih ada

setelah terapi pengobatan selesai, sudah tidak dapat berkembang biak lagi

sehingga tidak berbahaya. Namun, untuk jenis TB yang lebih berat, yakni

meningeal TB dan miliary TB, lamanya pengobatan setidaknya 9

bulan.Bagaimana bila anak melewatkan dosis OAT-nya? Menurut dr.

Davide dari WHO Indonesia pada seminar PESAT 5 (4 Maret 2006),

apabila anak penderita TBC aktif melewatkan dosis OAT sampai

maksimal 7 dosis (berarti 1 minggu), ia tidak perlu mengulang dari awal

lagi, cukup meneruskan saja sisa masa terapinya. Karena jumlah kuman

TB dalam tubuh anak jauh lebih sedikit daripada yang ada dalam tubuh

orang dewasa, sehingga resistensi kuman juga menjadi jauh lebih rendah.

Tetapi bila lewat lebih dari 1 minggu dan atau hal itu terjadi berulangkali,

orangtua harus segera berkonsultasi dengan petugas kesehatan (dokter)

yang berwenang.

G. PENCEGAHAN

1. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari

3 minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa

kepuskesmas atau ke rumah sakit.

2. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.

3. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya

bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.

4. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan

oleh penderita.

5. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan

vaksin BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan

yang amat bagus.

8

Page 9: TBC pada anak

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. DATA PENUNJANG

1. Kultur sputum: Mikobakterium Tuberkulosis positif pada tahap akhir

penyakit.

2. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm

terjadi 48-72 jam).

3. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas ; Pada tahap dini

tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak

jelas;Pada kavitas bayangan, berupa cincin ; Pada kalsifikasi tampak

bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.

4. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atau kerusakan paru

karena TB paru.

5. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).

6. Spirometri: penurunan fuagsi paru dengan kapasitas vital menurun

B. PENGKAJIAN

1. Pola aktivitas dan istirahat. Subjektif : Rasa lemah cepat lelah,

aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam,

menggigil, berkeringat pada malam hari.

Objektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak

(tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam

subfebris (40 -410C) hilang timbul.

2. Pola nutrisi. Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut,

penurunan berat badan.Objektif : Turgor kulit jelek, kulit

kering/bersisik, kehilangan lemak sub kutan.

9

Page 10: TBC pada anak

3. Respirasi. Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit

dada. Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum

hijau/purulent, mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan

kelenjar limfe, terdengar bunyi ronkhi basah, kasar di daerah apeks

paru, takipneu (penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural),

sesak napas, pengembangan pernapasan tidak simetris (effusi pleura.),

perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal

(penyebaran bronkogenik).

4. Rasa nyaman/nyeri. Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk

berulang. Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi,

gelisah, nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura

sehingga timbul pleuritis.

5. Integritas ego. Subjektif : Faktor stress lama, masalah keuangan,

perasaan tak berdaya/tak ada harapan.Objektif : Menyangkal (selama

tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah tersinggung.

C. DIAGNOSA DAN INTERVENSI

1. Bersihan jalan napas tidak efektif. Tujuan: Mempertahankan jalan

napas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan. Menunjukkan

prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan napas. Berpartisipasi dalam

program pengobatan sesuai kondisi. Mengidentifikasi potensial

komplikasi dan melakukan tindakan tepat.

a) Kaji fungsi pernapasan: bunyi napas, kecepatan, imma, kedalaman

dan penggunaan otot aksesori..

b) Catat kemampuan untuk mengeluarkan secret atau batuk efektif,

catat karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis.

c) Berikan pasien posisi semi atau Fowler, Bantu/ajarkan batuk

efektif dan latihan napas dalam.

10

Page 11: TBC pada anak

d) Bersihkan sekret dari mulut dan trakea, suction bila perlu..

e) Pertahankan intake cairan minimal 2500 ml/hari kecuali

kontraindikasi.

f) Lembabkan udara/oksigen inspirasi..g. Berikan obat: agen

mukolitik, bronkodilator, kortikosteroid sesuai indikasi.

2. Gangguan pertukaran gas. Tujuan: Melaporkan tidak terjadi dispnea.

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat

dengan GDA dalam rentang normal. Bebas dari gejala distress

pernapasan.

D. EVALUASI

1. Keefektifan bersihan jalan napas.

2. Fungsi pernapasan adekuat untuk mernenuhi kebutuhan individu.

3. Perilaku/pola hidup berubah untuk mencegah penyebaran infeksi.

4. Kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi

malnutrisi.

5. Pemahaman tentang proses penyakit/prognosis dan program

pengobatan dan perubahan perilaku untuk memperbaiki kesehatan

11

Page 12: TBC pada anak

BAB III

KESIMPULAN

Di Indonesia, penyakit TBC memang masih menjadi momok. Maklum

saja, karena negara kita tercinta ini termasuk daerah endemis TBC. Anak

kurus, susah/tidak mau makan, berat badan seret naik atau malah tidak naik-

naik, acapkali dicurigai mengidap TBC. Orangtua mana sih, yang tidak

gelisah ketika berat badan anaknya yang masih batita, stagnan di kilogram

tertentu. Dapat dimaklumi kalau orangtua sangat menaruh perhatian (malah

kadang berlebihan) pada hal yang satu ini, karena kenaikan berat badan

merupakan salah satu indikator tumbuh kembang anak, utamanya balita.

Tetapi penyebab mandeknya kenaikan berat badan anak bukan monopoli TBC,

lho! Ada banyak penyakit selain TBC, yang menyebabkan berat badan anak

terganggu.

12

Page 13: TBC pada anak

DAFTAR PUSTAKA

Konsultasi dengan dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed dalam

Cyberwoman tanggal 22 Februari 2005

Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. 2002. Departemen

Kesehatan RI.

Tuberculosis dalam www.infeksi.com

Tuberculosis dalam www.mayoclinic.com , www.aap.org

Tuberculosis dalam www.cdc.gov

Latent TB Infection dalam www.cdc.com

Tuberkulin Skin Testing dalam www.cdc.gov

TBC Anak oleh dr. Davide Manissero (WHO Indonesia). Materi Seminar

Program Edukasi Orangtua Sehat ke-5, 4 Maret 2006. Jakarta

Tuberculosis oleh Gendi Jatikusumah. Materi Seminar Program Edukasi

Orangtua Sehat ke-5 pada tanggal 4 Maret 2006. Jakarta.

”Flek Paru yang Mengecoh” dalam Intisari Edisi April 2005.

Tuberkulosis Anak oleh dr. Bambang Supriyatno, SpAK. Makalah

Seminar Tuberkulosis 24 Juni 2006. Jakarta.

13

Page 14: TBC pada anak

TBC di Indonesia oleh dr. Carmelia Basri. Makalah Seminar Tuberkulosis

24 Juni 2006. Jakarta

14