TB HIV

25
Oleh: Dinas Kesehatan Prov. Jawa Timur Kolaborasi TB-HIV

description

semoga bisa membantu

Transcript of TB HIV

Kolaborasi TB-HIV

Oleh:Dinas Kesehatan Prov. Jawa TimurKolaborasi TB-HIV123/03/2014

Epidemi TB

DOTS

Epidemi HIVDasar kebijakan kolaborasiTwo diseases, one patient Hak pasien memperoleh pelayanan yang komprehensif dan bermutuKolaborasi fungsional bukan struktural (integrasi program)Memanfaatkan strategi dan sistem pelayanan yang ada (TB dan HIV-AIDS)Memberikan manfaat pada kedua program

Dasar Kebijakan Kolaborasi 323/03/2014TB dan AIDSRisiko TBselama hidup10%60%0%10%20%30%40%50%60%70%PPD+/HIV-negatifPPD+/HIV+23/03/2014Epidemiologi ko-infeksi TB-HIV1/3 ODHA terinfeksi TB TB merupakan IO terbanyak dan penyebab kematian utama pada ODHA40 % kematian ODHA terkait dengan TB23/03/2014Infeksi TB vs Penyakit TB (TB aktif)Infeksi TB organisme ada, tetapi bersifat dormant (tidur), tidak dapat menginfeksi orang lainPenyakit TB orang tsb sakit dan dapat menularkan penyakitnya ke orang lain10% orang dgn infeksi TB akan menjadi penyakit TBSetiap orang dgn TB aktif dapat menginfeksi 10-15 orang/tahunModel Jejaring Kolaborasi Pelayanan TB-HIVTBHIVTB HIV TB HIVRujukanRujukan Layanan TerintegrasiOne stop service Rujukan dalam satu FasyankesTB-HIVRujukan beda Fasyankes7Rujukan: Model Layanan secara Paralel: Layanan TB dan layanan HIV berdiri sendiri di Fasyankes yang sama atau berbeda. Masing-masing layanan melaksanakan kolaborasi melalui sistem rujukan yang disepakati 2. Satu pintu: Model Layanan Terintegrasi: Layanan TB dan layanan HIV terpadu dalam satu unit di satu Fasyankes

Contoh Jejaring Rujukan dari Puskesmas ke RS:Puskesmas: pintu masuk untuk pasien TB. Pasien TB berhak mendapatkan informasi tentang HIV dan ditawarkan untuk tes HIV (PITC) Penatalaksanaan TB dapat dilaksanakan di Puskesmas. Pasien HIV (+), maka Puskesmas melakukan pemantauan kesiapan untuk terapi ARV dan memantau perkembangan penyakitnya. Tergantung pada keadaan setempat setidaknya 6 bulan sekali pemantauan dilaksanakan di rumah sakit rujukan ARVKetika pasien sudah memerlukan terapi ARV, maka perlu dirujuk ke sarana layanan HIV di rumah sakit rujukan ARV untuk mendapatkan perawatan TB-HIV, OAT dan ARV secara bersamaan. Ketika pasien telah dalam kondisi stabil, misalnya sudah tidak lagi dijumpai reaksi atau efek samping obat, tidak ada interaksi obat, tidak ada IO baru dsb., maka dapat dilakukan rujukan kembali ke Puskesmas untuk meneruskan OAT dan ARVnya.

Pengobat TradisionalDukunOrganisasi kemasyarakatanKelompok sebaya, PBR, PKK, SPSI, Karang TarunaPoliklinikTBIMSPoli UmumPoli AnakPoli Kebidanan (PMTCT)Poli KIA/KBPoli mataPoli GigiPoli JiwaKlinik Rumatan Metadon

Pelayanan Kesehatan Perusahaan

Pelayanan SwastaKlinik/ Praktek swasta

Unit Transfusi Darah

BangsalPenyakit DalamAnakBedahKebidanan

Datang sendiriPenjangkauanPenasun, Waria, Gay, PSK

KeluargaPasanganAnakRutan dan Lapas

Tes atas Inisiatif Petugas Kesehatan dan Konseling (TIPK) - atauKTS20

HIV +Dokumentasi hasil tesKonseling pasca tesInformasikan pelayanan yang tersediaPasien ikut dalam Perawatan Kronis HIVAlur layanan ODHAKTH (TPIK) sebagai pintu masuk layananTitik layanan konseling dan tes HIV (KTH) merupakan pintu masuk dari berbagai layanan yang ada baik di masyarakat ataupun di fasilitas ke layanan yang laini. Segera setelah terdeteksi maka ODHA harus segara dapat mengakses layanan perawatan HIV yang dibutuhkannya agar dapat selalu dipantau dan segara mendapatkan ART ketika tiba saatnya membutuhkan ART. 8JEJARING LAYANAN TB-HIVLAYANAN TBLAYANAN HIV

RUJUKAN PITCRUJUKAN VCTDIAGNOSIS TB PADA ODHAPENGOBATAN TB PADA ODHAPPK, (INH PROFILAKSIS)KIERRPENILAIAN STATUS TB PADA ODHARUJUKAN DIAGNOSIS TBDIAGNOSIS HIV PADA PASIEN TBPDP PADA ODHA DG TBPPK, (INH PROFILAKSIS)KIERR23/03/2014Kapan infeksi TB menjadi penyakit?Kebanyakan terjadi dalam 2 tahun pertama setelah infeksiJika orang menjadi immunocompromisedHIVKankerKhemoterapiDiabetes yang tidak terkontrolMalnutrisiModel Layanan Kolaborasi TB-HIV1. Model Layanan Paralel 2. Model Layanan Terintegrasi

Model Layanan TB-HIV11B. Menurunkan beban TB pada ODHAB.1. Mengintensifkan penemuan kasus TB dan pengobatannya B.2. Menjamin pengendalian infeksi TB pada layanan kesehatan dan tempat orang terkumpul (rutan/lapas, panti rehabilitasi napza)A. Membentuk mekanisme kolaborasi A.1. Membentuk Pokja TB-HIV di semua tingkat A.2. Melaksanakan surveilans HIV pada pasien TB A.3. Melaksanakan perencanaan bersama TB-HIV A.4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi C. Menurunkan beban HIV pada pasien TB C.1. Menyediakan konseling & test HIVC.2. Melaksanakan cara-cara pencegahan HIV & PMSC.3. Menyediakan Cotrimoxazole Preventive Therapy (CPT)C.4. Melaksanakan HIV/AIDS care and support & treatment (CST)

JOINTHIVTBKegiatan Kolaborasi TB-HIV12A. Mengintensifkan penemuan kasus TB dan pengobatannya B. Menjamin pengendalian infeksi TB pada layanan kesehatan dan tempat orang terkumpul (rutan/lapas, panti rehabilitasi napza)C. Memperkenalkan Isoniazid PreventiveTherapy (IPT)

Menurunkan Beban TB pada ODHA 13Edukasi Tentang TB pada layanan HIV Skrining gejalaTB pada ODHA, dan Diagnosis dini TB pada ODHA.

Mengintensifkan Penemuan Kasus TB pada ODHA 14

Edukasi Tentang TB

Edukasi pertama sebelum diagnosis TB ditegakkanApa itu penyakit TB dan apa bahaya TB pada ODHAApa gejala-gejala suspek TBPemeriksaan apa saja yang perlu dijalani untuk menegakkan diagnosis TB

Edukasi selanjutnya yaitu setelah diagnosis TB ditegakkanCara menjalani pengobatan TBPentingnya pengawasan langsung menelan obatCara pencegahan penularan TB ke orang lain15Skrining gejala/pengkajian status TB dilakukan pada setiap ODHA berkunjung (tiap bulan) menggunakan formulir skrining gejala dan tanda TB pada ODHA

Skrining Gejala TB pada ODHA 16FORMULIR SKRINING GEJALA DAN TANDA TB PADA ODHA Nama pasien: No. Register Nasional HIV : Tanggal : NoGejala dan Tanda TBYaTidak1.Batuk selama 2-3 minggu atau lebih2.Demam hilang timbul lebih dari 1 bulan3.Keringat malam tanpa aktivitas4.Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas5.Pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih dari 2 cm6.Lainnya Bila jawaban ya pada salah satu pertanyaan di atas: segera rujuk untuk pemeriksaan dahak secara mikroskopis atau pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis TB. Kalau sarana pemeriksaan untuk penegakan diagnosis TB tidak tersedia di unit pelayanan Bila jawaban tidak pada semua pertanyaan di atas, ulangi pertanyaan di atas pada kunjungan berikutnya.Petugas, ()CatatanFormulir ini dapat digunakan pada layanan tes HIV dan PDP17

Tanda dan gejala TB- Apakah ada batuk selama lebih dari 2 minggu?- Adakah ada demam? - Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas? - Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas?- Apakah ada ada pembesaran kelenjar getah bening dengan ukuran lebih dari 2 cm?

Salah satu jawabannya Ya Suspek TB Mengisi TB 06, TB 05 ambil dahak (SPS)Laboratorium18

Permenkes 21 / 2013Keterkaitan dengan Kolaborasi TB-HIVPendahuluan

Permenkes 21 / 2013

Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penanggulangan HIV dan AIDS

Kepmenkes 1285/Menkes/SK/X/2002 tentang Pedoman Penanggulangan HIV/AIDS dan PMS tidak sesuai dengan kondisi saat iniTIPK dan kolaborasi TB-HIV (1)TIPK harus dianjurkan sebagai bagian dari standar pelayanan bagi:Setiap orang dewasa, remaja, dan anak-anak yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan tanda, gejala, atau kondisi medis yang mengindikasikan atau patut diduga telah terjadi infeksi HIV terutama pasien dengan riwayat penyakit tuberculosis dan IMS (pasal 24, ayat 3, poin a)

TIPK dan kolaborasi TB-HIV (2)Pada wilayah epidemi meluas, TIPK harus dianjurkan pada semua orang yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan sebagai bagian dari standar pelayanan. (pasal 24, ayat 4)

TIPK dan kolaborasi TB-HIV (3)Pada wilayah epidemi terkonsentrasi dan meluas, TIPK dilakukan pada semua orang dewasa, remaja dan anak yang memperlihatkan tanda dan gejala yang mengindikasikan infessi HIV, termasuk tuberkulosis, serta anak dengan riwayat terpapar HIV pada masa perinatal, pada pemerkosaan dan kekerasan seksual lain. (pasal 24, ayat 7)

TIPK dan kolaborasi TB-HIV (4)TIPK sebagaimana dimaksud pada ayat (7) terutama diselenggarakan pada:a. pelayanan IMS;b. pelayanan kesehatan bagi populasi kunci/orang yang berperilaku risiko tinggi;c. fasilitas pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan ibu hamil, persalinan dan nifas; dand. pelayanan tuberkulosis.(Pasal 24, ayat 8)

23/03/2014Terima kasih