Tb & Aids Hiv 2015
-
Upload
david-jati-marintang -
Category
Documents
-
view
34 -
download
5
description
Transcript of Tb & Aids Hiv 2015
TB & HIV/AIDS
Dr.Johannes R.S. SpP
ISTC (INTERNATIONAL STANDARDS FOR TUBERCULOSIS CARE)
merupakan :o std melengkapi guidline program penanggulangan
TBo untuk memberikan pelayanan yang efektif dan
bermutu untuk semua penderita Termasuk :1. TB paru BTA (+) / BTA (-)2. TB ekstra paru3. TB dengan BTA resisten OAT4. TB + HIV5. TB + Komorbid
ISTC Edisi 3 :1. Std untuk Diagnosis
std 1 s/d 62. Std untuk Pengobatan
std 7 s/d 133. Std untuk penanganan TB + HIV &
Kondisi Komorbidstd 14 s/d 17
4. Std untuk kesehatan masyarakat & pencegahanstd 18 s/d 21
Std untuk penanganan TB + HIV & Kondisi Komorbid
Std 14 : Pemeriksaan HIV + Konseling untuk
semua penderitaTB Adanya hubungan yang erat TB – HIV
→ pendekatan terintegrasi untuk pencegahan,diagnosis& pengobatan di rekomendasipada daerah prevelensi HIV tinggi.
Uji HIV : Pada daerah dengan prevalensi HIV
meningkat Pada penderita dengan tanda &
gejala kondisiyang berhubungan dengan HIV
Pada penderita riwayat high risk
Std 15 :TB + HIV CD4 < 50 sel/mmᵌ → ART dalam 2 minggu pasca terapi OATTB + HIV → terapi ART 8 minggu setelah terapi OAT + Cotrimoxazole untuk profilaksis
Std 16HIV tanpa TB → INH profilaksis 6 bulan
Std 17 Penilaian kondisi komorbid + faktor
lain yang mempengaruhi hasil terapi TB
Layanan-layanan lain direncakanan termasuk rujukan
Perhatian terhadap kondisi yang mempengaruhi hasil pengobatan : DM, penyalahgunaan obat/alkohol, undernutrisi & perokok
TB masih merupakan masalah Prevalensi BTA (+) : 119/100.000 Semua Kasus : 275/1.00.000 Insidens BTA (+) : 110/100.000 Semua Kasus : 245/100.000
TB DUNIA
Insidens semua kasus : 8.918.000 (140/100)
Insidens BTA (+) : 3.439.000 (62/100.000)
Prevalesi : 14.602.000 (229/100.000)
Mortalitas : 1.693.000 (27/10.000)
PENYEBAB MENINGKATNYA TB : HIV/AIDS
Penyebab kematian tertinggi AIDS TBWHO : TB HIV : 14 juta
3 juta di Asia Tenggara: Di Indonesia : Angka HIV TB :
sedang s/d tinggi
: Di Asia 50-70% AIDS + TB ....
HUBUNGAN HIV - TB
Prevalensi TB meningkat Inf.Oportunistik TB meningkat
WHO 1990 : 4% TB Paru + HIV AIDS 2000 : 14%
Indonesia : 30-50% AIDS + TB Resiko HIV terinfeksi TB : 5-10% Infeksi HIV memudahkan terjadi TB
TB laten TB Aktif, kekambuhan TB mortalitas & Morbiditas utama pada
AIDS
TB DIDUGA MENDERITA HIV AIDS
Riwayat perilaku resiko tinggi Keadaan umum cepat memburuk Hasil terapi tak memuaskan MDR TB TB Kronis
DIAGNOSIS :
TB terjadi sebelum manifestasi AIDS Gejala umum : - demam, lesu BB menurun
- KU cepat memburuk- batuk2, batuk darah, nyeri dada,
sesak Inf.lanjut : - gambaran khusus tidak sepsifik
sulit di diagnosis - proporsi TB extra paru meningkat
TB EKSTRA PARU
Sering pada CD4 < 200 sel/mm3 Gejala : tergantung organ TB ekstra paru : ± 70% pra AIDS/AIDS
25-40% pada HIV belum lanjut HIV infeksi TB bakteriemia TB
ekstra paru Sering : Efusi pleura, limfadenitis,
perikarditis, meningitis
GAMBARAN INF HIV DINI & LANJUTINFEKSI DINICD 4 > 200
INFEKSI LANJUTCD 4 < 200
Gambaran Klinis Post Primer Primer
Sputum BTA Sering (+) Sering (-)
TB Ekstra Paru jarang Banyak
Mikobakteriemia (-) (+)
Tuberkulin (+) (-)
Foto Thoraks Reaktivasi TB, kavitas di apeks
Tipikal primer TB milier / interstisial
Adenopati hilus / Mediastinum
(-) (+)
Efusi Pleura (-) (+)
PEMERIKSAAN BTA
Mikroskopis & kultur Penekanan imunitas meningkat → hasil
menurun Banyak ditemukan pada BAL TBLB → granuloma TB extra paru : feses urine darah
sumsum tulang
GAMBARAN RADIOLOGIK
Pada awal → lokasi apeks lob atas bawah, kavitas Gambaran atipik (lanjut) :
- Infiltrat di lobus bawah- Milier / Infiltrat difus- Adenopati hilus / mediastinum- Kavitas : jarang
Kadang2 foto thoraks normal → ada TB ekstra paru Jarang : Kavitas/jaringan parut → disebabkan Tcell
menurun Sering infiltrat milier & Limfadenopati
UJI TUBERKULIN
Fase awal (+) Fase lanjut (-) Induksi > 10 mm pada 71 % kasus TB
yang terjadi 2 tahun sebelum AIDS & menjadi 33 % setelah AIDS
Hasil (-) tidak menyingkirkan TB Di Haiti : Tuberkulosis (-) 18 % (HIV - )
43 % (HIV +)100 % (AIDS)
KRITERIA TUBERKULIN (+)
Indurasi setelah 48 jam > 5 mm pada HIV
Atau > 10 mm pada sero (-) HIV
PEMERIKSAAN LABORATORIUM LAINNYA :
Kultur darah (+) 26 – 42 % & makin tinggi bila demam > 39,5⁰ C
PCR BACTEC Serologi CD 4
HISTOLOGI
Granuloma, perkejuan Dengan : TBLB, TTB, Biopsi
PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya sama dengan TB tanpa HIV/AIDSWHO : paduan obat & lama terapi sama, sesuaikategoriThiacetazon : tidak diberi oleh karena ToksikStreptomicyn : sterilitas dijaminTerapi sebaiknya 9-12 bulan atau 4 bulan setelahbiakan BTA (-)Penerapan : DOTS (Directly Observe TreatmentShortcourse)
PADUAN OBATKATEG
ORIKASUS PADUAN OAT
PROGRAM NASIONAL
PADUAN ALTERNATIF
I
II
III
IV
- TB Paru BTA (+) kasus baru- TB extra pulmonal berat- TB Kasus berat HIV (+)
- Kambuh gagal terapi putus
TB BTA - Rongen (+)
TB Kronik ,MDR TB
2 RHZE + 4 R3H3
2 RHZES 1 RHZE / 5 R3H3E3
2 RHZ / 4 R3H3
H
2 RHZE / 4 RH2 RHZE / HE
2 RHZES1 RHZE / 5 RHE
2 RHZ / 4 RH
Terapi OAT lini 2 sesuai uji resistensi
DOSIS OAT
OBAT
mg/kg BB/har
i
Harian Intermitten
Max < 40 40 - 60 > 60
R 8 – 12 10 10 600 300 450 600
H 4 – 6 5 10 300 150 300 450
Z 20 – 30 25 35 - 750 1000 1500
E 15 – 20 15 30 - 750 1000 1500
S 15 – 18 15 15 1000 Sesuai mg/kg
BB
750 1000
Kombinasi dosis tetap (Fixed dose Combination)Dosis tiap hari : RHZE : R 150 mg, H 75 mg, Z 400 mg, E 275 mg RHZ : R 150 mg, H 75 mg, Z 400 mg RH : R 300 mg, H 150 mg
R 150 mg, H 75 mg EH : H 150 mg, E 400 mg
Dosis 3x/minggu RHZ : R 150 mg, H 150 mg, Z 500 mg RH : R 150 mg, H 150 mg
TERAPI ODHA + KOINFEKSI TB
Tatalaksana : rumit Beberapa ARV interaksi dengan OAT → toksisitas
meningkat Kapan mulai terapi ARV ? Rejimen ?Mulai CD 4 < 200/mm3/ekstra paru
CD 4 50 – 200/mm3 atau total limfosit < 1200/mm ARV mulai 2 bulan setelahterapi OAT CD 4 < 50/mm3 + HIV berat terapi ARV setelahterapi OAT ditoleransi
KEADAAN PENYAKIT REKOMENDASI
TB paru CD 4 < 50/mm3TB eksta paru
Mulai terapi ARV dengan salah satu rejimen segera setelah terapi OAT ditoleransi• ZDV / 3TC / ABC• ZDV / 3TC / EFZ• ZDV / 3TC / SQV / r• ZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD 4 50 – 200/mm3atau Limfosit total < 1200/mm3
Mulai terapi ARV dengan salah satu rejimen berikut setelah terapi OAT 2 bulan • ZDC / 3TC / ABC• ZDV / 3TC / EFZ•ZDV / 3TC / SQV / r• ZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD4 > 200/mm3atau Limfosit > 1200/mm3
Terapi OAT pantau CD 4 mulai terapi sesuai CD 4
HARUS DIPERHATIKAN
ESO MDR Interaksi dengan obat lain Immune Reconstitution Syndrome (IRIS) Keteraturan Evaluasi setelah sembuh
ESO Sering terjadi > 25 % Sering Hepatitis Tidak boleh desensitisasi ESO berat → OAT stop
RESISTENSI TERHADAP OAT Terapi tidak adekuat Resistensi awal (+) Tidak patuh Meningkatnya HIV Mal abserbsi OAT
MDR Masalah besar dan sulit Respons terapi rendah dan angka
kematian meningkat MDR TB + ADIS → survival 1,5 bulan Tanpa AIDS → 14,8 bulan Kesembuhan dengan obat terbaik 20 –
40 %
PROFILAKSIS INH 5 mg/kh BB/hati → max 300 mg 6-9
bulan Belum menjadi kebijaksanaan
TERIMA KASIH