Tax Planning Peredaran Usaha

37
Tax Planning atas Penghasilan Usaha dan Penghasilan Lainnya Christine, SE.Ak.,M.Int.Tax

description

 

Transcript of Tax Planning Peredaran Usaha

Page 1: Tax Planning Peredaran Usaha

Tax Planning atas Penghasilan Usaha dan Penghasilan Lainnya

Christine, SE.Ak.,M.Int.Tax

Page 2: Tax Planning Peredaran Usaha

Agenda

Tax Planning Pengelompokan Jenis Penghasilan untuk Menghitung Angsuran Masa PPh Pasal 25

Foreign Exchange Revenue

Rekonsiliasi Peredaran Usaha dengan Omzet PPN

Contoh Pengujian untuk Menguji Kebenaran Perhitungan Peredaran Usaha

Page 3: Tax Planning Peredaran Usaha

Tax Planning Pengelompokan Jenis Penghasilan untuk Menghitung Angsuran Masa PPh Pasal 25

Page 4: Tax Planning Peredaran Usaha

Preliminary question

Penjualan inventory Laba penjualan aktiva tetap Laba selisih kurs Bunga deposito Gaji Pesangon Warisan Penjualan scrap

Tentukan jenis penghasilan dari item-item di atas! (teratur, tidak teratur, dikenakan PPh Final, bukan obyek pajak)

Page 5: Tax Planning Peredaran Usaha

Jenis-jenis penghasilan

Penghasilan yang merupakan obyek vs bukan obyek PPh

Penghasilan teratur vs tidak teratur

Penghasilan yang merupakan obyek PPh Final vs non Final

Page 6: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan teratur

Penghasilan yang lazimnya diterima atau diperoleh secara berkala;

Yang bersumber dari kegiatan usaha, pekerjaan bebas, pekerjaan, harta dan atau modal;

Page 7: Tax Planning Peredaran Usaha

objek pajak yang menjadi sasaran PPh adalah penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) UU PPh1984, yang lengkapnya berbunyi,

“Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun,...”

Objek PPh

Page 8: Tax Planning Peredaran Usaha

Penentuan penghasilan sebagai

Objek Pajak

Taxable Income(Pasal 4

ayat 1 UU No 17 Tahun

2000)

Non Taxable Income(Pasal 4

ayat 3 UU No 17 Tahun 2000)

Penghasilan dikenakan Pajak Final

Penghasilan Tidak

dikenakan Pajak Final

Page 9: Tax Planning Peredaran Usaha
Page 10: Tax Planning Peredaran Usaha

Kelompok Penghasilan

menurut sumbernya

Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas, e.g:

gaji honorarium, notaris, aktuaris, dll

Penghasilan lain-lain, e.g. pembebasan utang, hadiah, dsb.

Penghasilan dari usaha dan kegiatan

Penghasilan dari modal, yang berupa harta bergerak atau tak bergerak, e.g.

bunga, dividen, royalty, dsb

Page 11: Tax Planning Peredaran Usaha

Apa saja yang bukan merupakan objek pajak?

Page 12: Tax Planning Peredaran Usaha

Non Objek Pajak

warisan; harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai

pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah;

pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa

Page 13: Tax Planning Peredaran Usaha

Non Objek Pajak

dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:

– dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan – bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar kepemilikan saham tersebut;

Page 14: Tax Planning Peredaran Usaha

Non Objek Pajak

iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai;

penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana dimaksud pada point sebelumnya, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, yaitu:

– Deposito, sertifikat deposito, tabungan pada bank di Indonesia;– Obligasi yang diperdagangkan di Pasar Modal Indonesia– Saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia(KMK 651/KMK.04/1994)

bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi;

Page 15: Tax Planning Peredaran Usaha

Non Objek Pajak

bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana selama 5 (lima) tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau pemberian ijin usaha;

penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

– merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; dan

– sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek

Page 16: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan teratur (cont.)

Contoh: – Penjualan– Fee (atas jasa)– Gaji dan tunjangan– Penghasilan sewa– dll

Page 17: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan tidak teratur

Penghasilan yang tidak diterima atau tidak diperoleh dalam setiap tahun pajak

Page 18: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan tidak teratur (cont.)

Contoh:– Laba penjualan aktiva tetap– Laba selisih kurs– Dividen (jika tidak setiap tahun diterima)

Page 19: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan yang merupakan obyek PPh Final

PPh Final: tidak dapat dijadikan sebagai kredit pajak Penghasilannya tidak perlu digabungkan lagi dalam

perhitungan pajak terhutang

Page 20: Tax Planning Peredaran Usaha

Penghasilan Obyek PPh Pasal 4 (2)

4. PENGHASILAN DARI BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SBI (20 % X BRUTO)

3. PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (5 % X NILAI PENGALIHAN)

5. PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN (10 % X BRUTO)

2. PENGHASILAN DARI HADIAH UNDIAN (25 % X BRUTO)

1. PENGHASILAN DARI TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK (0,1% dan 0,5%)

6. PENGHASILAN BERUPA OBLIGASI YG DIPERDAGANG KAN DI BURSA EFEK ( 20 %)

7. PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI (4 %; 2 % dan 4 %)

PP No. 131 TAHUN 2000

PP No. 79 TAHUN 1999,KMK No. 566/KMK.04/1999, SE-55/Pj.42/1999

PP No. 5 TAHUN 2002,KEP 227/Pj/2002

PP No. 132 TAHUN 2000

PP No. 14 TAHUN 1997,KMK 282/KMK.04/1997

PP No. 6 TAHUN 2002,KEP 241/Pj/2002,SE 10/Pj.42/2002

PP No. 140 TAHUN 2000,KMK 559/KMK.04/2000

Page 21: Tax Planning Peredaran Usaha

Kaitan dengan PPh Pasal 25

Apa kaitan pengklasifikasian jenis pendapatan dengan Perhitungan PPh Ps. 25?

Page 22: Tax Planning Peredaran Usaha

PPh Pasal 25-Kasus Penghasilan Tidak Teratur

PT Abadi mencatat keuntungan dari penjualan aktiva tetap sebesar Rp 1,5 Miliar pada tahun 2006

Total Penghasilan neto tahun 2006: Rp 5 MiliarKredit pajak PPh Pasal 23 dan Pasal 24 sebesar Rp 500 juta.SPT disampaikan pada masa Maret 2007.Hitung besarnya PPh Pasal 25 sejak masa Maret 2007.

Page 23: Tax Planning Peredaran Usaha

PPh Pasal 25-Kasus Penghasilan Tidak Teratur(Solution) KEP 537/PJ./2000

Perhitungan PPh Pasal 25:Penghasilan neto tahun 2006 : Rp 5 MiliarKeuntungan dari penjualan aktiva tetap : Rp (1,5 Miliar)

PKP : Rp 3,5 MiliarPajak terhutang:

– 10% x 50 juta = 5 juta– 15% x 50 juta =7,5 juta– 30% x 3,4 miliar = 1,02 miliar

1,0325 miliarKredit pajak (Ps.23&24): 500 jutaDasar perhitungan untuk PPh Ps. 25: 532,5 jutaPPh Pasal 25 sejak masa Maret 2007: 1/12 x 532,5 juta= Rp 44.375.000

Page 24: Tax Planning Peredaran Usaha

Foreign Exchange Revenue

Page 25: Tax Planning Peredaran Usaha

Laba Selisih Kurs

Penyebab:– fluktuasi kurs mata uang asing ; atau– adanya kebijaksanaan Pemerintah di bidang

moneter

Merupakan obyek Pajak Penghasilan (pasal 4(1) huruf l UU no. 7 th 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 th 2000.

Page 26: Tax Planning Peredaran Usaha

Contoh items yang menimbulkan selisih kurs

Piutang dagang yang ditagih dalam mata uang asing; Kas/bank dalam USD, deposito dalam USD,

pembayaran di muka dalam USD; Pinjaman dalam mata uang asing; dll

Page 27: Tax Planning Peredaran Usaha

Rekonsiliasi Peredaran Usaha dengan Omzet PPN

Page 28: Tax Planning Peredaran Usaha

Mengapa rekonsiliasi penting untuk dibuat?

Page 29: Tax Planning Peredaran Usaha

Mengapa perlu dibuat?

Untuk memastikan semua peredaran usaha telah dilaporkan di dalam SPT PPN;

Untuk memberikan penjelasan kepada fiskus jika terdapat perbedaan antara jumlah peredaran usaha yang dilaporkan di SPT PPh dan SPT PPN.

Page 30: Tax Planning Peredaran Usaha

Faktor apa saja yang dapat menyembabkan timbulnya perbedaan jumlah peredaran usaha antara SPT PPh Badan dan SPT PPN?

Page 31: Tax Planning Peredaran Usaha

Penyebab timbulnya perbedaan

Adanya perbedaan waktu antara pengakuan pendapatan dengan penerbitan faktur pajak;

Adanya selisih kurs (antara pembukuan vs faktur pajak);

Adanya pendapatan yang dikategorikan penyerahan menurut PPN tetapi diklasifikasikan sebagai other income menurut PPh.

dll

Page 32: Tax Planning Peredaran Usaha

Berbagai Pengujian untuk Menguji Kebenaran Perhitungan Peredaran Usaha

Page 33: Tax Planning Peredaran Usaha

Metode Pengujian

Metode langsung Metode tidak langsung

Page 34: Tax Planning Peredaran Usaha

Metode langsung

Melakukan pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, yang langsung dilakukan terhadap laporan keuangan dan buku, catatan, serta dokumen pendukung.

Page 35: Tax Planning Peredaran Usaha

Metode tidak langsung

Pengujian atas kebenaran angka-angka dalam SPT, dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu.

Contoh : Metode transaksi bank

Page 36: Tax Planning Peredaran Usaha

Metode Transaksi Bank

Digunakan untuk WP yang dalam penerimaan dari usaha maupun di luar usaha disimpan dalam bank.

Formula

Page 37: Tax Planning Peredaran Usaha

Others

Dokumentasi pendukung harus dipersiapkan. Related party transactions Transfer Pricing Kaitan dokumen ekspor (dari Bea Cukai) dengan

jumlah yang dilaporkan di SPT