Tauhid dan Pembagiannya

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An Nahl ayat 97 yang Artinya :Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya. Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaan dan kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan SifatNya. Kaum 1

description

Makalah Agama, Tauhid dan Pembagiannya

Transcript of Tauhid dan Pembagiannya

Page 1: Tauhid dan Pembagiannya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan

manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya

amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan

menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang

hakiki di alam akhirat nanti.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat An Nahl ayat

97 yang Artinya :Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami

berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri

balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka

kerjakan.

Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam

semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti bukti rasional tentang

kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan

pula sekedar mengenal Asma’ dan SifatNya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui

keesaan dan kemahakuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’

dan SifatNya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah, juga meyakini

bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini

adalah Allah. Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah

menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman

kepada Allah.

1

Page 2: Tauhid dan Pembagiannya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan tauhid?

2. Apa saja pembagian dalam tauhid?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tauhid.

2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam pembagian tauhid.

2

Page 3: Tauhid dan Pembagiannya

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Tauhid

Tauhid adalah pembahasan tentang Aqidah dalam islam. Penamaan ini

karena pembahasan-pembahasan yang paling menonjol adalah tentang keesaan

Allah, yang menjadi sendi atau asas dari agama islam, bahkan sendi atau dasar

bagi semua agama wahyu. Kata “Tauhid” mengandung arti “satu” atau “esa” dan

“keesaan” dalam agama islam. Islam sebagai agama monotheisme membahas

tentang keesaan Allah. Pembahasan mengenai keesaan Allah ini merupkan materi

pokok dan mendasar, serta sifat Esa bagi Allah adalah sifat yang terpenting

diantara sifat- sifat Allah yang lain.

Adapun definisi Tauhid secara istilah syariat islam adalah “syahadat la

ilaha ilallah (persaksian bahwasanya tidak ada ilah (sesembahan yang berhak

untuk disembah atau dibadahi) melainkan Allah)”.

Al-Muzany bercerita bahwa pada suatu saat Imam Syafi'i bertanya kepada Imam

Malik tentang tauhid, maka beliaupun menjawab,

بالنبي نظن أن , r محال , قاله ما والتوحيد التوحيد يعلمهم ولم االستنجاء أمته علم أنه) :r النبي , مني عصموا قالوها فإذا الله إال إله ال يقولوا حتى الناس أقاتل أن أمرت

, الله على وحسابهم وأموالهم (U دماءهم حقيقة فهو والمال الدم به عصم فما

.التوحيد

"Mustahil kita beranggapan bahwa Nabi r yang telah mengajarkan kepada

umatnya adab buang hajat, lantas Beliau r tidak mengajarkan kepada mereka

tauhid!. Tauhid adalah apa yang disabdakan Nabi r, "Aku diperintahkan untuk

memerangi manusia hingga mereka mengatakan "la ilaha illallah", jika mereka

telah mengatakannya maka mereka telah melindungi nyawa dan harta mereka, dan

3

Page 4: Tauhid dan Pembagiannya

hisab mereka tergantung pada Allah"1[2]. Hal yang melindungi nyawa dan harta

itulah hakekat tauhid"2[3].

1.2 Pembagian Tauhid

1. Tauhid Rububiyah.

Yaitu mengesakan Allah subhannahu wa ta’ala dalam segala perbuatanNya,

dengan meyakini bahwa Dia sendiri yang menciptakan segenap makhluk. Allah

subhannahu wa ta’ala berfirman:

شيء ( كل خالق ه )62الل

“Allah menciptakan segala sesuatu …” (QS. Az-Zumar: 62).

Bahwasanya Dia adalah Pemberi rizki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk

lainnya. Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:

رزقها الله على إال األرض في ة داب من وما

“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang

memberi rizkinya, …” (QS. Hud: 6).

Dan bahwasanya Dia adalah Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang

mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan,

Mahakuasa atas segala sesuatu. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang

menghidupkan dan Yang mematikan. Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:

تشاء من وتعز تشاء ممن الملك وتنزع تشاء من الملك تؤتي الملك مالك هم الل قل

قدير ( شيء كل على ك إن الخير بيدك تشاء من وتولج) 26وتذل هار الن في يل الل تولج

تشاء من وترزق الحي من ت المي وتخرج ت المي من الحي وتخرج يل الل في هار النحساب ( )27بغير

“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan

kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang

1

2

4

Page 5: Tauhid dan Pembagiannya

Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau

hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam

ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan

yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan

Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” (QS. Ali

Imran: 26-27).

Jenis tauhid ini diakui semua orang. Tidak ada umat mana pun yang

menyangkalnya. Bahkan hati manusia sudah difitrahkan untuk mengakuiNya,

melebihi fitrah pengakuan terhadap yang lain-Nya. Sebagaimana perkataan para

rasul yang difirmankan Allah:

واألرض ماوات الس فاطر شك ه الل أفي رسلهم قالت

“Berkata rasul-rasul mereka: “Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta

langit dan bumi?” (QS. Ibrahim: 10).

Adapun orang yang paling dikenal pengingkarannya adalah Fir’aun. Namun

demikian di hatinya masih tetap meyakiniNya. Sebagaimana perkataan Musa

‘alaihissalam kepadanya:

يا ك ألظن ي وإن بصائر واألرض ماوات الس رب إال هؤالء أنزل ما علمت لقد قال

مثبورا ( )102فرعون

“Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang

menurunkan mujizat-mujizat itu kecuali Tuhan Yang memelihara langit dan bumi

sebagai bukti-bukti yang nyata: dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir`aun,

seorang yang akan binasa.”  (QS. Al-Isra’: 102).

Ia juga menceritakan tentang Fir’aun dan kaumnya:

وعلوا ( ظلما أنفسهم واستيقنتها بها )14وجحدوا

“Dan mereka mengingkarinya karena kezhaliman dan kesombongan (mereka)

padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya.” (QS. An-Naml: 14).

5

Page 6: Tauhid dan Pembagiannya

Begitu pula orang-orang yang mengingkarinya di zaman ini, seperti komunis.

Mereka hanya menampakkan keingkaran karena kesombongannya. Akan tetapi

pada hakikatnya, secara diam-diam batin mereka meyakini bahwa tidak ada satu

makhluk pun yang ada tanpa Pencipta, dan tidak ada satu benda pun kecuali ada

yang membuatnya, dan tidak ada pengaruh apa pun kecuali pasti ada yang

mempengaruhinya. Firman Allah subhannahu wa ta’ala :

) الخالقون هم أم شيء غير من خلقوا ال) 35أم بل واألرض ماوات الس خلقوا أم

)36يوقنون (

“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan

(diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?;

sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. Ath-Thur:

35-36).

2. Tauhid Uluhiyah

Uluhiyah adalah ibadah.

Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba

berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan diri) yang disyari’atkan seperti do’a,

nadzar, qurban, raja‘ (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah

(takut) dan inaabah (kembali atau taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah

para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir. Allah subhannahu wa

ta’ala berfirman:

الطاغوت واجتنبوا ه الل اعبدوا أن رسوال أمة كل في بعثنا ولقد

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk

menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’.” (QS. An-Nahl:

36).

/ األنبياء [ فاعبدون أنا إال إله ال ه أن إليه نوحي إال رسول من قبلك من أرسلنا ]25وما

6

Page 7: Tauhid dan Pembagiannya

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami

wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku,

maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (QS. Al-Anbiya’: 25).

Juga disebut “Tauhid Ibadah”, karena ubudiyah adalah sifat ‘abd (hamba) yang

wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepadanya.

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi

tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal ibadah

tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokolah lawannya,

yaitu syirik. Sedangkan Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:

/ النساء [ به يشرك أن يغفر ال ه الل ]48إن

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik.” (QS. An-Nisa’: 48,

116).

/ األنعام [ يعملون كانوا ما عنهم لحبط أشركوا ]88ولو

“…seandainya mereka mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka

amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)

/ الزمر [ الخاسرين من ولتكونن عملك ليحبطن أشركت ]65لئن

“Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan

tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az-Zumar: 65).

Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah subhannahu

wa ta’ala berfirman:

/ النساء [ إحسانا وبالوالدين شيئا به تشركوا وال ه الل ]36واعبدوا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu

pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak …” (QS. An-Nisa’: 36).

/ اإلسراء [ إحسانا وبالوالدين اه إي إال تعبدوا أال ك رب ]23وقضى

7

Page 8: Tauhid dan Pembagiannya

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-

baiknya …” (QS. Al-Isra’: 23).

/ ] األنعام إحسانا وبالوالدين شيئا به تشركوا أال عليكم كم رب م حر ما أتل تعالوا قل151[

“Katakanlah, ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu,

yaitu: janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah

terhadap kedua orang ibu-bapak …’.” (QS. Al-An’am: 151).

3. Tauhid Asmaa’ Wa Shifaat

Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, sebagaimana yang

diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah RasulNya shallallaahu ‘alaihi wa salam

menurut apa yang pantas bagi Allah subhannahu wa ta’ala, tanpa ta’wiil dan

ta’thiil, tanpa takyiif, dan tamtsil, berdasarkan firman Allah subhannahu wa ta’ala:

/ الشورى [ البصير ميع الس وهو شيء كمثله ]11ليس

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha

Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura: 11).

Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupaiNya, dan Dia menetapkan

bahwa Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia diberi nama

dan disifati dengan nama dan sifat yang Dia berikan untuk diriNya dan dengan

nama dan sifat yang disampaikan oleh RasulNya. Al-Qur’an dan As-Sunnah

dalam hal ini tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang pun yang lebih

mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada -sesudah Allah- orang

yang lebih mengetahui Allah daripada RasulNya. Maka barangsiapa yang

mengingkari nama-nama Allah dan sifat-sifatNya atau menamakan Allah dan

menyifatiNya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhlukNya, atau men-ta’wiil-

kan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa ilmu

dan berdusta terhadap Allah dan RasulNya.

8

Page 9: Tauhid dan Pembagiannya

Allah subhannahu wa ta’ala berfirman:

/ الكهف [ كذبا الله على افترى ممن أظلم ]15فمن

“Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan

kebohongan terhadap Allah?” (QS. Al-Kahfi: 15).

Wallahu a’lam

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tauhid adalah pembahasan tentang Aqidah dalam islam. Penamaan

ini karena pembahasan-pembahasan yang paling menonjol adalah tentang

keesaan Allah, yang menjadi sendi atau asas dari agama islam, bahkan

sendi atau dasar bagi semua agama wahyu. Tauhid dibagi menjadi 3, yaitu

Tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid Asmaa’ wa shifaat.

3.2 Saran

Tauhid adalah pembahasan tentang Aqidah dalam islam. Tauhid

pembagiannya ada tiga yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan

Tauhid Asmaa ‘wa shifaat. Jadi, kita sebagai umat muslim setidaknya

mengetahui tentang tauhid dan pembagiannya. Karena tauhid di

definisikan tidak ada yang wajib di sembah kecuali Allah SWT.

9

Page 10: Tauhid dan Pembagiannya

Daftar Pustaka

Aly Imron DJ, 2014, http://media.compasiana.com, 22 September 2014, 21.00 WIB

Aditya, 2014, http://makalah4you.blogspot.com, 22 September 2014, 20.00 WIB

Moh. Ali Aziz, 2013 http://terapishalatbahagia.net, 22 September 2014, 21.18 WIB

Assad, 2011, http://muhammadassad.wordpress.com, 22 September 2014 21.20 WIB

Ahmad Multazam, 2011, http://multazam-einstein.blogspot.com, 22 September 2014, 21.30 WIB

Khotijah, 2012, http://mynameiskhotijah.blogspot.com, 22 September 2014, 21.38 WIB

Ikhsan, 2009, http://alkarawanjy.blogspot.com, 22 September, 21.49 WIB

Achmad Faisol, 2009, http://achmadfaisol.blogspot.com, 22 September, 22.03 WIB

10