tasawuf

33
Makalah Faktor Pendorong Terjadinya Perbuatan LATAR BELAKANG Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangkai tingkah laku atau tabiat. Di dalam Da’iratul Ma’arifdikatakan: “akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik “. akhlak bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.sifat itu lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya. Aplikasi dari akhlak adalah perbuatan. Jadi akhlak dan perbuatan mempunyai hubungan yang kuat. Perbuatan adalah hasil dari akhlak manusia, baik itu akhlakul karimah ataupun akhlakul madzmumah. Manusia berbuat sesuatu yang baik atau yang buruk pasti memiliki faktor atau pendorong yang membuat manusia melakukan hal itu. Banyak factor yang membuat manusia melakukan perbuatan baik atau perbuatan yang tercela. Mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lahirnya perbuatan manusia akan diterangkan di makalah ini. PEMBAHASAN

description

pendorong terjadinya perbuatan

Transcript of tasawuf

Page 1: tasawuf

Makalah Faktor Pendorong Terjadinya Perbuatan

LATAR BELAKANG

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak

dari kata Khulk. Khulk di dalam Kamus Al-Munjid  berarti budi pekerti, perangkai tingkah

laku atau tabiat. Di dalam Da’iratul Ma’arifdikatakan: “akhlak ialah sifat-sifat manusia yang

terdidik “.

akhlak bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan

pertimbangan serta dorongan dari luar. akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak

lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya.sifat itu lahir berupa perbuatan

baik, disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan

pembinaannya.

Aplikasi dari akhlak adalah perbuatan. Jadi akhlak dan perbuatan mempunyai hubungan yang

kuat. Perbuatan adalah hasil dari akhlak manusia, baik itu akhlakul karimah ataupun akhlakul

madzmumah. Manusia berbuat sesuatu yang baik atau yang buruk pasti memiliki faktor atau

pendorong yang membuat manusia melakukan hal itu. Banyak factor yang membuat manusia

melakukan perbuatan baik atau perbuatan yang tercela. Mengenai faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi lahirnya perbuatan manusia akan diterangkan di makalah ini.

PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PERBUATAN

Pendahuluan

Kehidupan muslim yang baik dapat menyempurnakan akhlaknya sesuai dengan yang telah

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Akhlak yang baik dilandasi oleh ilmu, iman, amal,

dan takwa. Ia merupakan kunci bagi seseoranguntuk melahirkan perbuatan dalam kehidupan

yang diatur oleh agama.

Dengan ilmu, iman, amal, dan takwa seseorang dapat berbuat kebajikan, seperti shalat, puasa,

berbuat baik sesama manusia, dan kegiatan-kegiatan lain yang merupakan interaksi sosial.

Sebaliknya tanpa ilmu, iman, amal, dan takwa, seseorang dapat berperilaku yang tidak sesuai

dengan akhlakul karimah, sebab ia lupa pada Allah yang telah menciptakannya. Keadaan

Page 2: tasawuf

demikian menunjukkan perlu adanya pembangunan iman untuk meningkatkan akhlak

seseorang.

Tingkah laku manusia

Tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan. Sikap

seseorang boleh jadi tidak digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercermin dalam perilaku

sehari-hari tetapi adanya kontradiksi antara sikap  dan tingkah laku. Oleh karena itu,

meskipun secara teoritis hal itu terjadi tetapi dipandang dari sudut ajaran islam termasuk

iman yang tipis. Untuk melatih akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, ada contoh-

contoh yang dapat diterapkan sebagai berikut:

Akhlak yang berhubungan dengan Allah

Akhlak terhadap diri sendiri

Akhlak terhadap keluarga

Akhlak terhadap masyarakat

Akhlak terhadap alam sekitarnya

Kecenderungan fitrah manusia selalu untuk berbuat baik (hanif). Seseorang itu dinilai

berdosa karena pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya, seperti pelanggaran terhadap

akhlakul karimah, melanggar fitrah manusia, melanggar aturan agama dan adat istiadat.

Secara fitrah manusia, seorang muslim dilahirkan dalam keadaan suci. Manusia tidak diwarisi

dosa dari orangtuanya, karena itu bertentangan dengan hukum keadilan Tuhan. Sebaliknya

Allah membekali manusia di bumi dengan akal, pikiran, dan iman kepada-Nya. Keimanan itu

dalam perjalanan hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan oleh pengaruh

lingkungan hidup yang dialaminya[1].

Insting dan naluri

Menurut bahasa insting berarti kemampuan berbuat suatu tujuan yang dibawa sejak lahir,

merupakan pemuasan nafsu, dorongan-dorongan nafsu, dan dorongan psikologis. Insting juga

merupakan kesanggupan melakukan hal yang kompleks tanpa dilihat sebelumnya, terarah

kepada suatu tujuan yang berarti bagi subjek tidak disadari langsung secara mekanis.

Page 3: tasawuf

Insting pada intinya ialah suatu kesanggupan untuk melakukan perbuatan yang tertuju kepada

sesuatu pemuasan dorongan nafsu atau dorongan batin yang telah dimiliki manusia maupun

hewan sejak lahir. Perbuatan insting pada hewan bersifat tetap, tidak berubah dari waktu ke

waktu, sejak lahir sampai mati. Insting pada manusia dapat berubah-ubah dan dapat dibentuk

secara intensif.

Dalam insting terdapat tiga unsure kekuatan yang bersifat psikis, yaitu mengenal (kognisi),

kehendak (konasi), perasaan (emasi).  Insting merupakan sejumlah gerak energi dari semua

insting-insting, merupakan keseluruhan dari energi psikis yang dipergunakan oleh

kepribadian. Insting terdiri dari empat pola khusus, yaitu sebagai berikut.

Sumber insting. Sumber insting berasal dari kondisi jasmaniah, untuk melakukan

kecenderungan, lama-lama menjadi kebutuhan.

Tujuan insting. Tujuan insting ialah menghilangkan rangsangan jasmaniah, untuk

menghilangkan perasaan tidak enak yang timbul karena adanya tekanan batin yang

disebabkan oleh meningkatnya energi pada tubuh.

Objek insting. Objek insting merupakan segala aktivitas yang mengantar keinginan dan

memilah-milah agar keinginannya dapat terpenuhi.

Gerak insting. Gerak insting tergantung kepada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan.

Dalam ilmu akhlak insting berarti akal pikiran. Akal dapat memperkuat akidah, namun harus

ditopengi ilmu, amal, dan takwa pada Allah. Allah memuliakan akal dengan dijadikannya

sarana tanggungjawab. Diantara mereka ada yang menerimanya dengan cara melalui hafalan

dan dipercayai sebagai adat kebiasaan (kepercayaan tradisional). Kepercayaan ini tidak luput

dari timbulnya kebimbangan dan keraguan. Ada yang memperolehnya dengan jalan

memerhatikan dan berpikir sehingga kepercayaannya semakin mendalam dan keyakinannya

semakin kuat[2].

Manusia dilengkapi dengan akal pikiran  dalam melakukan kegiatan, ia menggunakan akal

pikir dengan sempurna dan sarana penunjang berupa bahasa, logika, matematika, dan

statistika.

Akal adalah jalinan pikir dan rasa yang menjadikan manusia, berlaku, berbuat, membentuk

masyarakat dan membina kebudayaan. Akal menjadikan manusia itu mukmin, muslim,

Page 4: tasawuf

muttaqin, shalihin. Agama itu akal, maka hanya dengan akal-lah kita bisa memahami Allah,

akal merupakan kunci untuk memahami islam.

Disamping itu, banyak insting yang mendorong perilaku perbuatan yang menjurus

kepada akhlakul karimah maupun akhlakul madzmumah, tergantung orang yang

mengendalikannya. Apabila dikaji secara menyeluruh, ada bermacam-macam naluri yang

bersemayam dalam batin manusia. Naluri-naluri itu berakar pada hati sanubari manusia pada

dua asas pokok, yaitu

Naluri asas keselamatan

Naluri asas kesenangan

Perbedaan yang sangat nyata antara naluri manusia, dan hewan ialah bahwa naluri manusia

dapat dididik, naluri hewan tetap tidak berubah dari waktu ke waktu. Menurut teori evolusi,

naluri hewan dapat timbul, maju dan mundur sebagai jawaban terhadap lingkungannya.

Naluri pada manusia merupakan sifat pertama yang membentuk akhlak. Tetapi sifat itu masih

bersahaja, ia tidak diabaikan atau dibiarkan saja melainkan wajib dididik dan dilatih.

Pola dasar bawahan

Manusia memiliki  sifat ingin tahu, karean dia datang kedunia ini dengan serba tidak tahu (La

ta’amuna syaian). Apabila seorang ingin tahu suatu hal dan ingin mengetahui  sesuatu yang

belum diketahui,  bila diajarkan padanya maka ia merasa sangat senang hatinya. Tingkat

kesenangan itu dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Ladzdzar, yaitu kepuasan

Sa’adah yaitu kebahagian

Bertambah banyak yang diketahui, bertambah naiklah tingkat kepuasan dan bertambah rasa

kebahagiaan. Ini dapat dirasakan secara utuh dan sempurna bagi orang yang luas ilmu

pengetahuan dan keimanannya. Puncak tertinggi dari kepuasan dan kenahagian ini

ialah ma’rifatullah.

Manusia mempunyai penyempurnaan  pribadi untuk  mewujudkan nafsumuthmainnah.

Nafsu muthmainnah artinya jiwa tenang merupakan percerminan sikap pribadi  seseorang

yang diwujudkan dalam tingkah laku  dan perbuatan sehari-hari. Sikap yang tenang dalam

menghadapi permasalahan hidup yang dihadapi oleh manusia, menujukkan sikap kematangan

Page 5: tasawuf

jiwa dan kemantapan diri. Sebagai umat muslim dapat menyesuaikan kehidupannya dengan

jalan Kehidupan yang telah ditunjukan oleh Allah .

Seseorang muslim dapat mencapai tingkat nafsu muthmainnnah, apabila ia dapat mencapai

tingkat keimanan yang sempurna kepada Allah dalam arti keimanan yang disertai tingkat

pemahaman, pengetahuan dan penghayatan yang tinggi terhadap agama islam dalam

kehidupan sehari-hari. Ia mempunyai pandangan optimis dalam hidupnya, tidak gelisah, tidak

kecil hati dan tidak takabur dalam menghadapi persoalan hidup.

Nafsu

Pengertian nafsu

Nafsu berasal dari bahasa arab, yaitu nafsu yang artinya niat. Nafsu ialah keinginan hati yang

kuat. Nafsu merupakan kumpulan dari kekuatan amanah dan sahwat yang ada pada manusia.

Menurut Agus Sudjanto nafsu ialah hasrat yang besar dan kuat, yang dapat mempengaruhi

seluruh fungsi  jiwa.

Menurut Kartini Kartono nafsu ialah dorongan batin yang sangat kuat memiliki

kecenderungan yang sangat hebat sehingga dapat mengganggu keseimbangan fisik. Dilihat

dari definisi diatas berarti nafsu ialah Sesutu gejolak jiwa yang selalu mengarah kepada hal-

hal yang mendesak, kemudian diikuti keinginan pada diri  seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu.

Nafsu dapat mempengaruhi semua pertimbangan akal memengaruhi  peringatan hati nurani

menghindari hasrat yang baik. Contoh, nafsu bermain judi, minuman keras, nafsu

membunuh,  ingin memiliki dan nafsu yang lainnya, mengarah kepada keburukan, sehingga

nafsu dapat berkuasa dan bergerak bebas kemana ia mau.

Abu Ahmad berpendapat bahwa nafsu ialah dorongan yang terdapat pada tiap-tiap manusia

dan memberikan kekuatan dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup

tertentu.

Menurut ilmu akhlak, nafsu terbagi menjadi dua macam, yaitu:

Nafsu individual (perseorangan) misalanya nafsu makan, minum, kebutuhan jasmani dan

kesehatan

Page 6: tasawuf

Nafsu sosial (kemasyarkatan) mislanya nafsu meniru, nafsu berkumpul dengan orang lain, 

mengeluarkan aspirasi, bermasyarakat, dan memberikan bantuan  kepada  orang lain.

Hubungan Nafsu dengan Ahlak

Pergerakan yang hebat dapat menimbulkan gerakan nafsu dan sebaliknya nafsu dapat 

menimbulkan  akhlak baik dan akhlak buruk yang hebat, adakalanya kemampuan berpikir

dikesampingkan.

Nafsu dan Pendidikan

Nafsu terdapat pada tiap-tiap orang walaupun berbeda macam dan tingkannya. Kebiasaan -

kebisaan yang baik dan pengaruh-pengaruh yang positif pendidikan yang sudah tertanam

dalam jiwa seseorang dapat mempengaruhi nafsu dan pertanyaan-pertanyaan nafsu diperluas.

Nafsu merupakan salah satu potensi yang diciptakan oleh Tuhan dan diri manusia hingga ia

dapat  hidup, bersemangat, dan lebih kreatif. Nafsu sangat penting bagi kehidupan manusia.

Hanya saja mengingat tabiat nafsu itu berkecenderungan hanya untuk mencari kesenangan,

lupa diri, bermalas-malasan yang membawah kesenangan dan tidak perrnah merasa puas,

maka manusia harus dapat mengendalikannya agar tidak membawah pada kejahatan.

Nafsu-nafsu yang ada pada manusia ada tiga, yaitu sebagai berikut.

Nafsu ammarah, yaitu nafsu yang melahirkan bermacam-macam keinginan untuk dapat

dipenuhi. Nafsu ini belum memperoleh pendidikan dan bimbingan sehingga belum bisa

membendakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Nafsu Lawwamah, yaitu nafsu yang menyebabkan manusia terlanjur untuk melakukan

kesalahan dan menyeslai perbuatan yang telah dilakukannya itu. Hanya sayangnya setelah itu

dia berbuat lagi.

Nafsu Muthmainah, yaitu nafsu yang telah mendapatkan tuntutan, bimbingan, pemeliharaan

yang baik dan pendidikan. Nafsu ini dapat mendatangkan ketenangan batin, melahirkan sikap

dan akhlak yang baik, membentengi diri dari perbuatan keji dan mungkar, bahkan

mengahalau aneka ragam kejelekan, selalu mendorong untuk melakukan kebajikan dan

menjauhi maksiat.

Page 7: tasawuf

Manusia yang tidak berkeperibadian selalu mengikuti nafsunya tanpa pertimbangan

kemanusiaannya, yang dijadikan pedoman ialah kepuasannya. Nafsu yang sudah menjadi-jadi

sehingga bukan lagi manusia yang menguasai manusia itu.

Adat  dan Kebiasaan

kebisaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baika mendukung kebiasaan yang baik pula.

Lingkungan dapat merubah keperibadiaan seseorang .  lingkungan yang tidak baik dapat

menolak adanya disiplin dan pendidikan. Kebiasaan yang buruk mendorong kepada hal-hal

yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan primitif. Seseorang yang hidupnya

dikatakan modern, tetapi lingkungan yang bersifat primitif, kebiasaan itu bisa timbul karena

ada dalam diri pribadi seseorang  dibawah sejak lahir. Kebiasaan yang sudah melekat pada

diri seseorang sukar untuk dihilangkan , tetapi jika ada dorongan yang kuat untuk

menghilangkan, ia dapat mengubahnya.

Misalnya kebiasaan seseorang bangun tidur  pukul 07.00 pagi yang sukar untuk bangun pukul

04.30 subuh. Menurut teori Humanistik Plato dan Aristoteles, kebiasaan disebabkan karena

adanya daya-daya yang mereka miliki semakin kuat.

Agar kebiasan buruk seseorang dapat berubah menjadi baik, diperlukan berbagi bimbingan

dari orang lain. Begitu juga dengan seorang anak sebelum dia memiliki kebiasaan yang

buruk, maka dalam usia perkembangannya diberikan bimbingan yang benar.

Ada beberapa cara untuk mengetahui kebiasaan baik buruk yang dapat ditangkap gejala-

gejalanya sebagai berikut.

Metode mengatasi kebiasaan. Para filusuf didunia timur menjelaskan kebiasaan ialah

kesinambungan dari suatu pikiran atau tindakan untuk waktu yang lama, menyebabkan

lekukan alur kanla yang terbentuk pada otak tindakannya menjadi tampak sadar dan otomatis,

kemanusiannya selalu  timbul untuk mengulang tindakan yang telah menjadi kebiasaan.

Misalnya ketika seseorang mulai merokok ia masih memikirkan tentang menyalakan korek

api kemudian ia menyalakan lagi tanpa berpikir lagi dan ini menjadi kebiasaan.

Kekuatan kebiasaan. Kebanyakan orang mengibaratkan kekuatan kebiasaan dengan

perkataan kebiasaan itu natur yang kedua. Mereka bermaksud bahwa adat kebiasan itu

mempunyai kekuatan yang mendekati kepada natur yang pertama. Natur yang pertam ialah

apa yang dibawah oleh manusia sejak ia dilahirkan. Kekuatan kebiasaan ialah yang

Page 8: tasawuf

menjadikan orang-orang tua menolak pendapat-pendapat Baru dan penemuan-penemuan

baru.

Mengubah kebiasan dapat dilakukan dengan cara memperhatikan pola terbaik, disesuaikan

dengan unsur-unsur agama. Untuk mengubah kebiasaan dapat dilakukan dengan cara berikut

ini:

Berniat sunguh-sunguh dengan tiada diiringi keraguan-raguan.

Janganlah mengizinkan bagi diri sendiri melakukan kebiasaan buruk, apabila menambah

kebiasaan buruknya yang lain.

Carilah waktu yang baik untuk men-tahfidz-kan niat dan ikutilah segala gerak jiwa yang

menolong tahfizd terbuat. Kesukaran bukan dalam niat, tetapi dalam men-tahflidz-kannya.

Jagalah pada diri kekuatan penolak yang kecil-kecil setiap hari untuk mengekang hawa nafsu

yang tidak baik

Semua perbuatan baik dan buruk itu menjadi adat kebiasaan karena ada kecenderungan hati

terhadapnya dan menerima kecenderungan tersebut dangan disertai perbuatan berulang-ulang

secukupnya.

Nilai-nilai adat berfungsi sebagai pedoman hidup manusia dalam masyarakat , tetapi sebagai

konsep suatu nilai adat itu bersifat sangat umum dan mempunyai ruang lingkup yang sangat

luas, biasa sangat sulit diterangkan secara rasional dan nyata. Sebuah adat istiadat yang

dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang melahirkan dua dampak, yaitu dampak

positif dalam kehidupan dan dampak negatifnya. Dalam sebuah adat yang bermain dalam

masyarakat dapat memberikan sebuah wacana baru untuk membentuk sebuah generasi

selanjutnya.

Sebagian adat istiadat itu dilataran nenek moyang mereka dahulu menganggap baik kepada

suatu perbuatan yang besifat berani meskipun tidak berguna. Adat istiadat itu beasal dari

perbuatan orang-orang dahulu, yang mencoba melakukan perbuatan-perbuatan yang akhirnya

mengetahui mana yang berguna dan  bermanfaat, dan mana  yang merugikan, dengan dasar

itu mereka  memperingatkan orang agar menjauhi.

Lingkungan

Page 9: tasawuf

Lingkungan ialah ruang lingkup luar yang berinteraksi dengan insan yang dapat berwujud

benda-benda seperti air, udara, bumi, langit dan matahari. Lingkungan dapat juga suatu yang

melingkupi tubuh manusia yang hidup, yaitu meliputi tanah dan udara. Lingkungan manusia

adalah apa yang mengelilinginya seperti gunung, lautan, udara, sungai, negeri, perkampungan

dan masyarakat sekitarnya.

Lingkungan ada 2 jenis yaitu :

Lingkungan alam

Alam adalah semua ciptaan Allah baik itu dilangit dan dibumi. Lingkungan alam telah lama

menjadi perhatian ahli sejarah sejak jaman plato hingga sekarang. Alam dapat menjadi aspek

yang memengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia.

Lingkungan pergaulan

Lingkungan ini mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia seperti di rumah, di

sekolah, di tempat kerja, dan kantor pemerintahan. Lingkungan pergaulan dapat mengubah

keyakinan, akal pikiran, adat istiadat, pengetahuan dan akhlak.

Lingkungan pergaulan terbagi menjadi tujuh kelompok berikut:

Lingkungan dalam rumah tangga

Akhlak orang tua dirumah dapat memengaruhi tingkah laku anggota keluarganya dan anak-

anaknya.

Lingkungan sekolah

Sekolah dapat membentuk siswa-siswinya untuk menjadi yang lebih baik

Lingkungan pekerjaan

Suasana kerja dikantor, di bengkel, dilapangan terbuka, sopir dan buruh. Masing-masing

mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.

Lingkungan organisasi

Orang yang menjadi anggota salah satu organisasi akan memperoleh aspirasi yang digariskan

oleh organisasinya.

Page 10: tasawuf

Lingkungan jamaah

Jamaah adalah semacam organisasi tapi tidak tertulis

Lingkungan ekonomi

Semua manusia membutuhkan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

Lingkungan pergaulan bebas/umum

Pergaulan bebas dapat menghalalkan segala cara untuk mewujudkan mimpinya.

Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang berlawanan.

Terkadang menguatkan hidup manusia dan meninggalkannya

Terkadang melemahkanya atau mematikannya.

Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan islam yang tidak sedikit pengaruhnya

terhadap anak didiknya. Lingkungan yang dapat pengaruh terhadap anak didik dapat

dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:

Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama

Lingkungan yang berpegang teguh terhadap tradisi agama

Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam lingkungan

agama.

Oleh karena itu, lihatlah dengan siapa berhubungan, iman beradaptasi, akal harus

menempatkannya sesuai fitrah manusia.

Kehendak dan takdir

1.  Kehendak

Kehendak menurut bahasa ialah kemauan, keinginan, dan harapan. Kehendak yaitu fungsi

jiwa untuk dapat mencapai sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan

dengan pikiran dan perasaan. Kehendak merupakan salahsatu fungsi kejiwaan dari kekuatan

aktivitas jiwa dalam kelompok trikhotonomi yang dinamakan konasi. Kehendak ialah suatu

kekuatan yang mendorong melakukan perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.

Page 11: tasawuf

Tujuan dapat dibedakan menjadi dua macam berikut ini.

Tujuan positif, yaitu yang mendekati atau mencapai sesuatu yang dikehendaki.

Tujuan negatif, yaitu tujuan yang menjauhi atau menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.

Kehendak mempunyai dua macam perbuatan, yaitu sebagai berikut

Perbuatan yang menjadi dorongan, yakni kadang-kadang mendorong kekuatan manusia

supaya berbuat seperti membaca, mengarang, atau pidato.

Perbuatan menjadi penolak, terkadang mencegah perbuatan tersebut melarang berkata atau

berbuat.

Allah SWT adalah Zat Yang Maha Kuasa di seluruh alam semesta ini. Dia mengatur segala

sesuatu yang ada dalam kerajaan-Nya dengan kebijaksanaan dan kehendak-Nya. Kehendak

bukanlah suatu kekuatan, tetapi merupakan tempat penerapan seluruh kekuatan. Tuhan

menciptakan dengan kehendak. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan kehendak dalam

diri, pada hakikatnya adalah suatu kekuatan Tuhan. Jika ada rahasia yang dapat dipelajari di

balik misteri dunia. Rahasia itu adalah kehendak-Nya.

Tabiat alami kehidupan yang dijalani manusia adalah kehendak. Kehendak tidak hanya

membutuhkan perjuangan untuk menjalani kehidupan, tetapi diri sendiri, pikiran, hasrat, dan

keinginan dapat melemahkan kehendak. Bagi manusia bahwa motif meningkatnya kegiatan

merupakan kehendak. Tetapi pada akhirnya dapat menemukan motif, merampas kehendak

dari dalam diri manusia.

2.  Takdir

Takdir yaitu ketetapan Tuhan, apa yang sudah ditetapkan Tuhan sebelumya. Secara bahasa

takdir ialah ketentuan jiwa, yaitu suatu peraturan tertentu yang telah dibuat Allah SWT baik

aspek struktural maupun aspek fungsionalnya untuk segala yang ada dalam alam semesta ini.

Bermacam-macam peristiwa yang terjadi di alam ini, ada yang disukai dan ada pula yang

dihindari, seperti kaya, senang, sehat, sukacita semuanya adalahkehendak dari jiwa manusia

yang merupakan takdir Tuhan. Demikian pula dengan miskin, susah,  sakit, dukacita

semuanya ini tidak diinginkan tetapi ia datang juga. Beragam cara untuk menolaknya, tetapi

lain yang diinginkan lain pula yang tiba, lain yang diharapkan lain pula yang terjadi.

Beginilah teka-teki hidup, semuanya itu menjadi pertanda bahwa ada yang lebih berkuasa

Page 12: tasawuf

dari diri manusia. Dia telah membuat ketetapan atas segala sesuatu kemudian. Dia tetapkan

ketentuan itu dalam bentuk takdir. Segala kejadian akan terjadi menurut garis yang telah

ditentukan-Nya.

Garis takdir itu gaib bagi manusia, tak seorang pun yang mengetahui takdir yang telah

ditentukan Tuhan bagi dirinya, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi atas dirinya besok.

Tetapi sekalipun takdir itu telah ditetapkan, namun Tuhan memberi kuasa juga kepada

manusia untuk berusaha dan berikhtiar dalam lingkungan takdir. Ada enam tingkatan Tuhan

menciptakan qadar dan takdir-Nya, keenam tersebut adalah sebagai berikut:

Qadar yang diciptakan Allah pada Azal. Sebelum terjadi segala sesuatu, belum ada langit dan

bumi, belum ada surge dan neraka, di kala itu Tuhan telah menjadikan qadar untuk membuat

alam dengan sebaik-baiknya.

Pentakdiran sebelum terjadinya langit dan bumi, sedangkan ‘arasy sudah diciptakan.

Pentakdiran yang dilakukan Tuhan tentang celaka dan bahagia yang ditentukan Tuhan

sebelum manusia dijadikan.

Qadar yang ditentukan Tuhan terhadap manusia tentang amal, kecelakaan dan kebahagiaan

ketika di dalam rahim ibu.

Pentakdiran yang dilakukan Tuhan di setiap malam qadar, pentakdiran ini dinamakan

pentakdiran Hauly (takdir tahunan).

Takdir yang ditentukan Tuhan untuk setiap hari (takdir Yaumy).

Keenam takdir ini sudah diatur oleh Allah sedemikian elok dan adil, sehingga manusia dan

seluruh makhluk tinggal menjalaninya sesuai dengan sunnah yang berlaku di semesta ini.

Kehendak artinya bermaksud, takdir ddiambil dari kata qadara yang artinya member I

ukuran. Takdir diartikan sebagai ketentuan yang tidak dapat diganggu gugat.

Aliran-aliran dalam ilmu teologi berpendapat tentang takdir secara beragam, yaitu sebagia

berikut.

Aliran natipisme. Aliran ini mengatakan, bahwa segala sesuatu, khususnya manusia telah

ditakdirkan Tuhan sejak lahir. Menurut teori ini manusia itu tidak bisa berkehendak secara

luas karena takdirnya sudah ditentukan Tuhan sejak lahir. Sejalan dengan hal itu, dalam

aliran teologi islam yang dikenal dengan aliran Jabariah mengatakan bahwa manusia tidak

Page 13: tasawuf

bisa berbuat apa-apa, karena takdir-Nyalah dapat beraktivitas dengan baik namun tidak bebas

karena manusia terikat dengan kehendak mutlak Tuhan.

Aliran empirisme. Aliran ini kebalikan dari aliran natipisme. Pakarnya ialah John Locke. Ia

mengatakan, “Takdir itu bisa diubah oleh manusia itu sendiri”. Kehendak yang ingin dicapai

oleh manusia dapat diraih selagi bekerja sungghuh-sungguh, menggunakan ilmu, kerja keras,

dan ulet pasti tercapai.

Aliran konvergensi. Aliran ini merupakan aliran yang netral, aliran ini mengatakan, “Manusia

itu dalam berkehendak sudah terikat sejak lahir, akan tetapi bisa diubah oleh manusia itu

sendiri”. Seyogyanya takdir itu datang dari lahir tetapi ada kaitannya dengan usaha manusia

itu sendiri.

Makna takdir ialah suatu peraturan tertentu yang telah dibuat oleh Allah untuk segala yang

ada di alam semesta yang maujud. Peraturan-peraturan tersebut ialah yang merupakan

undang-undang umum atau kepastian-kepastian yang dilakukan di dalamnya antara sebab

dengan masalahnya, juga antara sebab dan akibatnya.

Imam Nawai, memberikan definisi takdir sebagai sesuatu yang maujud , ini adalah kehendak

Allah, sudah digariskan sejak zaman qidam dahulu. Allah Maha Mengetahui apa saja yang

akan terjadi atas segala sesuatu dalam waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan garis yang

telah ditetapkan-Nya. Tejadinya itu nanti pasti akan cocok menurut sifat-sifat dan keadaannya

tepat seperti yang digariskan oleh Allah SWT.

KESIMPULAN

Keimanan itu dalam perjalanan hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan

oleh pengaruh yang datang dari dalam dan dari luar dirinya, yaitu berupa pengaruh

lingkungan hidup yang dialami. Disebabkan oleh faktor yang timbul dari dalam diri manusia

berupa dorongan hawa nafsu, lebih dominan terhadap panggilan hati nurani dan akal sehat,

kehendak mengikuti tuntutan islam yang benar.

Martabat manusia ditentukan oleh perbuatannya dan perbuatannya itu ditentukan oleh

kehendak hati, ikhtiar, dan pilihan hidup yang dijatuhkan. Jalan yang benar dan jalan yang

salah sama-sama terbentang di depan manusia. Oleh karena itu, manusia dapat mencapai

martabat hidup yang tinggi, ber-akhlakul karimah, sebagai insan kamil, sebagai mukmin

Page 14: tasawuf

sempurna, muslim yang sejati, muttaqin, manakala dia dapat menuntun nafsunya dan akan

terjadi sebaliknya apabila tidak mengikuti tuntutan agama islam.

Manusia tanpa akal, laksana hewan karena manusia mempunyai akal dan hawa nafsu.

Apabila bukan akal yang memimpin manusia maka hawa nafsulah yang dominan dalam

dirinya, akal berfungsi menuntun manusia ke jalan agama yang benar dan wahyu dapat

kehilangan arah dan mudah dikendalikan hawa nafsu. Nafsu muthmainnah sebagai tingkat

kepribadian yang tinggi merupakan tingkat kemuliaan akhlak yang sempurna. Tingkat akhlak

ini hendaknya diusahakan oleh manusia untuk dicapai dalam hidup dan kehidupan sebagai

muslim.

[1] Zakiah Daradjat, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta: Universitas Terbuka, 2002, hal.273

[2] Syekh Hasan Al-Banna, Aqidah Islam, Bandung: Al-Ma’arif, hal. 9

Page 15: tasawuf

Makalah Akhlak

AKHLAK, ETIKA, MORAL, DAN SUSILA

KONSEP ETIKA, MORAL, DAN AKHLAK

Secara substansial etika, moral, dan akhlak adalah sama, yakni ajaran tentang kebaikan dan

keburukan menyangkut perilaku manusia dalam hubungannya dengan Allah, sesama manusia, dan

alam. Yang membedakan satu dengan yang lainnya adalah dasar atau ukuran kebaikaan dan

keburukan itu sendiri.

A. PENGERTIAN AKHLAK

          Menurut etimologi kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, bentuk jamak dari

kata “khuluq” yang berarti tabiat, budi pekerti, perangai atau tingkah laku. Sinonim Akhlak adalah

etika dan moral. Sedangkan menurut terminologi Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada

jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan. Perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses

pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan

terpuji menurut pandangan akal dan hukum islam maka disebut Akhlak yang baik dan begitu

sebaliknya.

Adapun  pengertian Akhlak menurut istilah ada bermacam-macam, diantaranya:

Ø  Menurut imam Al Ghazali dalam bukunya “ ihya’ ulumid din “ memberikan pengertian Akhlak sebagai

berikut: “Akhlak ialah suatu sifat yang berurat berakar dalam jiwa seseorang yang menjadi pendorong

timbulnya amal perbuatan secara spontan, tanpa dipikir dan ditimbang-timbang”.

Page 16: tasawuf

Ø  Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak “ merumuskan pengertian Akhlak sebagai

berikut: “ Akhak  ialah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang

seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju

oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus

diperbuat”.

Ø  Menurut Ibnu Maskawaih dalam bukunya “ Tahdzibul  Akhlaq Wa Tathirul A’raq” memberikan

pengertian Akhlak sebagai berikut: “Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan-perbuatan tanpa dipikir-pikir dan ditimbang-timbang (terlebih dahulu)”.

Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1.      Ilmu  Akhlak adalah ilmu yang memberikan batasan antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan

yang tercela, baik berupa perkataan maupun perbuatan manusia untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan lahir batin.

2.      Ilmu Akhlak  adalah Ilmu Pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk dan

mengatur pergaulan umat manusia, guna mencapai tujuan hidup yang serasi dalam pergaulan sesama

manusia.

Ciri-ciri Akhlak diantanya adalah:

1.      Perbuatan Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah

menjadi kepribadianya.

2.      Perbuatan Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.

3.      Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakanya.

4.      Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya.

5.      Akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata mata

karna Allah.

            Karena Akhlak adalah suatu keadaan yang melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru

disebut Akhlak kalau terpenuhi beberapa syarat, antara lain:

Page 17: tasawuf

1.      Perbuatan itu dilakukan berulang-ulang.

2.      Perbuatan itu timbul dengan mudah tanpa dipikirkan atau diteliti terlebih dahulu sehingga ia benar-

benar merupakan suatu kebiasaan.

PEMBAGIAN AKHLAK

Ø  Akhlak dibagi menjadi dua yaitu Akhlak mahmudah dan Akhlak madzmumah.

Ø  Yang menyebabkan hati manusia menjadi baik dan buruk adalah nafsu.

Ø  Menurut Ibnu Arabi, di dalam diri manusia ada tiga nafsu, yaitu :

a.       Nafsu syahwaniyah yaitu nafsu yang ada dalam diri manusia dan binatang, nafsu ini cenderung

kepada kelenjatan jasmaniah, misalnya makan, minum, dan seksual.

b.      Nafsu Ghodhobiyah, nafsu ini juga ada pada manusia dan binatang, yaitu  cenderung pada amarah.

c.       Nafsu Nathiqah yaitu nafsu yang membedakan manusia dengan  binatang, dengan nafsu ini manusia

dapat berfikir dengan baik, dan bedzikir, dan memahami fenomena alam .

B. PENGERTIAN ETIKA

            Etika berasal dari bahasa yunani “ethos” yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologis Etika

bermakna watak, susila, adat. Sedangkan, secara terminologi dapat diartikan apa yang seharusnya

dilakukan, Ilmu tentang tingkah laku manusia serta prinsip-prinsip ajaran tentang tingkah laku yang

benar.

Pengertian etika menurut para ahli Filsafat, antara lain:

§  A.S.Hornby Dict mengatakan bahwa ilmu tentang prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah moral mengenai

perilaku dan perbuatan manusia.

§  New American Encycloaedia, etika ialah ilmu tentang filsafat moral, bukan mengenai faktor, tetapi

tentang nilai-nilai, bukan mengenai sifat, tindakan manusia, tetapi tentang idenya.

Adapun ciri-ciri etika islam adalah sebagai berikut:

Page 18: tasawuf

v  Etika islam mengajarkan manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan dari tingkah laku

yang buruk.

v  Etika islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan

didasarkan pada ajaran Allah SWT (Al-Qur’an) dan ajaran Rasul-Nya (Al -Hadist).

v  Etika Islam bersifat Universal dan komprehensif, yaitu dapat diterima oleh seluruh manusia disegala

tempat dan waktu.

v  Dengan rumus-rumus yang praktis dan cocok dengan fitrah (naluri) dan akal pikiran manusia, maka

etika islam dapat dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia.

v  Etika islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur, meluruskan

perbuatan manusia dibawah pancaran petunjuk Allah SWT. menuju  kepada keridaan-Nya, sehingga

selamatlah manusia dari pikiran-pikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan menyesatkan.

Macam-macam Etika, antara lain:

1.      Etika Deskrptif

Etika deskriptif yaitu berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku

manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.

2.      Etika Normatif

Etika normatif yaitu norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan

menghindarkan hal-hal yang buruk sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di

masyarakat.

C. PENGERTIAN     MORAL

            Moral berasal dari bahasa latin “Mores” yang berarti adat kebiasaan. Secara istilah adalah

batasan terhadap aktifitas manusia dengan memberi nilai baik atau buruk, benar atau salah. Konsepsi

moral ini selalu mengacu pada baik dan buruknya suatu perbuatan manusia berdasarkan adat

Page 19: tasawuf

istiadat.  Moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Penilaian terhadap moral diukur

dari kebudayaan masyarakat setempat.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu

tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki

nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang

sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral

jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.

 Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Moral adalah

produk dari budaya dan agama. Setiap budaya memiliki standar  moral yang berbeda-beda sesuai

dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak lama.

Ø  Kesadaran moral

1.      Perasaan wajib atau keharusan untuk melakukan tindakan yang bermoral.

2.      Kesadaran moral dapat berwujud rasional dan objektif yaitu suatu perbuatan yang secara umum dapat

diterima oleh masyarakat.

3.      Dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.

D. PENGERTIAN SUSILA

Susila berasal dari bahasa sansekerta yang berarti dasar, prinsip dan norma. Secara istilah

susila adalah norma hidup yang bertujuan untuk mewujudkan dan menciptakan masyarakat menjadi

lebih baik. Susila juga dapat diartikan sebagai sopan santun.

Susila ini lebih mengacu pada upaya-upaya dalam membuat norma-norma untuk dijalankan

dalam masyarakat dan dijadikan prinsip-prinsip serta dasar agar tatanan sosialnya menjadi sejahtera

dan tentram. Upaya-upaya itu dapat berupa membimbing dan mendorong agar masyarakat memiliki

nilai mulia demi mencapai tujuan bersama.

Page 20: tasawuf

  E. PERBEDAAN ANTARA AKHLAK , ETIKA,MORAL, DAN SUSILA

v  ETIKA

1. Etika bertolak ukur pada akal pikiran atau rasio bersifat tidak mutlak dan tidak pula       universal.

2. Etika bersifat pemikitan filosofis yang berada  pada tataran konsep teoritis.

3. Etika bersifat relatif yakni bisa berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.

v  AKHLAK

1.      Akhlak berada pada tataran Aplikatif dari suatu tindakan manusia dan bersifat umum, namun

mengacu pada barometer ajaran agama.

2.      Akhlak juga berada pada level spontanitas spesifik, karena kebiasaan individual/komunitas yang

dapat disebut dengan “adab”.

3.      Akhlak merupakan istilah yang bersumber dalam Al-qur’an dan As Sunnah..

v  MORAL

1.      Moral tolak ukurnya adalah norma-norma yang berlaku pada masyarakat.

2.      Moral yang diungkapkan dengan istilah moralitas dipakai untuk menilai suatu perbuatan

3.      Moral mengacu pada baik buruknya perbuatan manusia.

Page 21: tasawuf

v  SUSILA

1.      Susila adalah prinsip-prinsip yang menjadi landasan berpijak masyarakat, baik dalam tindakan

ataupun tata cara berpikir, berdasarkan kearifan-kearifan lokal.

2.      Susila mengacu pada upaya-upaya dalam membuat norma-norma baik untuk dijadikan sebagai prinsip

dan dasar hidup suatu masyarakat.

F. PERSAMAAN ANTARA AKHLAK ,ETIKA MORAL, DAN SUSILA

ü  Akhlak, etika, moral dan susila mengacu pada ajararan atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,

sifat, dan perangkai yang baik.

ü  Akhlak, etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat

dan harkat kemanusiaanya.

ü  Akhlak, etika, moral, dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor

keturunan yang bersifat tetap, statis dan konstan. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif

tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan mulai dari

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

G. HUBUNGAN ANTARA AKHLAK, ETIKA, MORAL DAN SUSILA

            Istilah etika.moral, susika dan akhlak adalah identik, karena sama-sama mengacu kepada

manusia, baik dari aspek perilaku maupunpemikiran manusia. Bagi manusia, perilaku yang dimaksud

tentu baerada pada tatran ideal tanpa memperdulikan perbedaan etnis, agama, geografis, bahasa dan

lain sebagainya. Ke empat istilah tersebut saling terkait antara satu dan lainya. Keterkaitan tersebut

masuk ke dalam aspek-aspek perilaku manusia. Dengan demikian maka etika, moral dan tata susila

Page 22: tasawuf

sangat dibutuhkan sebagai implementasi dalam menjabarkan ketentuan-ketentuan Akhlak didalam Al-

Qur’an dan Al-Hadits.

H. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU-ILMU LAINYA

            Pada dasarnya setiap ilmu pengetahuan satu dan lainya saling berhubungan. Namun hubungan

tersebut ada yang sifatnya berdekatan, yang pertengahan, dan ada pula yang agak jauh.

            Ilmu-ilmu yang hubunganya dengan ilmu akhlak dapat dikatagorikan berdekatan antara lain

ilmu Tasawuf, Ilmu Tauhid, Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa dan Filsafat. Ilmu-ilmu yang erat

hubunganya dengan ilmu Akhlak dapat dikemukakan sebagai berikut :

A.     HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TASAWUF

Para ahli ilmu tasawuf pada umumnya membagi tasawuf menjadi tiga bagian, yaitu Tasawuf

Falsafi, Tasawuf akhlaki, dan Tasawuf Amali. Ketiga macam Tasawuf itu bertujuan untuk

mendekatkan diri kepda Allah dengan cara membersihkan diri dari perbuatan tercela dan menghiasi

diri dengan perbuatan terpuji.

Tasawuf falsafi pendekatan yang digunakn adalah pendekatan rasio atau akal, karena

menggunakan bahan-bahan kajian yang terdapat di kalangan filosof. Selanjutnya pada Tasawuf

akhlaki pendekatan yang digunakan adalah pendekatan akhlaki yang tahapannya terdiri dari takhalli

(mengosongkan diri dari akhlak yang buruk), tahalli (menghiasi dengan akhlak terpuji), tajalli

(terbukanya dinding penghalang) yang membatasi manusia dengan Tuhan. Sedangkan pada Tasawuf

Amali pendekatan yang digunakan adalah pendekatan amaliyah yang selanjutnya mengambil tarikat.

            Sebagaimana diketahui bahwa dalam tasawuf adalah masalah ibadah yang menonjol yang

pada hakikatnya melakukan serangkain ibadah seperti sholat, puasa, zikir dll, yang semuanya itu

dilakukan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Ibadah yang dilakukan dalam rangka

bertasawuf berhubungan erat dengan pendidikan akhlak karena ibadah dalam Al- Qur’an dikaitkan

dengan takwa. Dan orang yang bertakwa adalah irang berakhlak mulia.

B. HUBUNGAN ILMU AKHLAK DENGAN ILMU TAUHID

            Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara meng-Esakan Tuhan. Ilmu Tauhid

ini juga disebut dengan ilmu aqa’id (ikatan yang kokoh) karena keyakina pada Tuhan harus kokoh

tidak boleh dilepas begitu saja. Ilmu Tauhid disebut pula Ilmu Kalam yang pada intinya berkaitan

Page 23: tasawuf

dengan upaya memahami dan meyakini adanya Tuhan dengan segala sifat dan perbuatan-Nya

Hubungan Ilmu Akhlak dengan iIlmu Tauhid sekurang-kurangya dapat dilihat melalui tempat

analisis :

1)      Dilihat dari segi objek pembahasanya, yang membahas masalah Tuhan baik dari segi Dzat, sifat, dan

perbuatanya. Kepercayaan yang mantap kepada Tuhan akan menjadi landasan untuk mengarahkan

amal perbuatan yang dilakukan manusia sehingga perbuatan yang dilakukan hanya semata-mata

hanya karena Allah.

2)      Dilihat dari segi fungsinya 

DAFTAR PUSTAKA

Majid Fakhry. 1996. Etika Dalam Islam. Pustaka Pelajar Bersama

Prof. Dr. Ahmad Amin. 1975. Etika Ilmu Akhlak. Jakarta: Bulan Bintang

Drs. Mahyuddin. 1999. Kuliah Akhlak Tasawuf. Kalam Mulia

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. 1996. Akhlak Tasawuf. PT. Raja Grafindo Persada

Drs. H. A. Mustofa. 1999. Akhlak Tasawuf. Pustaka Setia

Drs. H. Kahar Masyhur. 1994. Membina Akhlak dan Moral. PT. Rineka Cipta

Dr. Ali Abdul Halim Mahmud. 2004. Akhlak Mulia. Gema Insani

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. 2012. Surabaya: Akhlak Tasawuf. IAIN Sunan

Ampal Press

Page 24: tasawuf