Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

17
Tanin dan Khasiatnya dalam Kesehatan Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada mulanya senyawa ini lebih dikenal sebagai tanning substance dalam proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat kerajinan tangan. Tanin merupakan senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O serta sering membentuk molekul besar dengan BM lebih dari 2000. Tanin diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. 1. Tanin Terhidrolisis Tanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksi yang sederhana. Terbentuk dari ikatan - Depsidik (Ikatan Ester) antar 2 mol asam galat - C-C pada cincin aromatik 2 mol asam galat Hidrolisa: a. Asam Gallat > terurai menjadi pirogalol b. Asam Protokatekuat > Katekol c. Asam Ellag dan Tenol > Fenol lain Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. 2. Tanin Terkondensasi Tanin terkondensasi adalah polimer komplek, kebanyakan katekin dan flavonoid. Tanin terkondensasi tidak dapat dihidrolisis melainkan terkondensasi menghasilkan asam klorida. Tanin terkondensasi memiliki peranan yang lebih penting bila dibandingkan dengan zat samak terhidrolisis. Karakter Tanin: - Mampu mengkerutkan kulit - Rasa sepat - Bila dicampurkan dengan protein akan membentuk endapan - Tidak berwarna hingga berwarna kuning atau coklat Reaksi dengan Protein

description

njd

Transcript of Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Page 1: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Tanin dan Khasiatnya dalam KesehatanAssalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu. Pada mulanya senyawa ini lebih dikenal sebagai tanning substance dalam proses penyamakan kulit hewan untuk dibuat kerajinan tangan.

Tanin merupakan senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawa polifenol kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O serta sering membentuk molekul besar dengan BM lebih dari 2000.

Tanin diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.1. Tanin TerhidrolisisTanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksi yang sederhana. Terbentuk dari ikatan- Depsidik (Ikatan Ester) antar 2 mol asam galat- C-C pada cincin aromatik 2 mol asam galat Hidrolisa:a. Asam Gallat > terurai menjadi pirogalolb. Asam Protokatekuat > Katekolc. Asam Ellag dan Tenol > Fenol lainTanin diketahui mempunyai beberapa khasiatTanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida.

2. Tanin TerkondensasiTanin terkondensasi adalah polimer komplek, kebanyakan katekin dan flavonoid. Tanin terkondensasi tidak dapat dihidrolisis melainkan terkondensasi menghasilkan asam klorida. Tanin terkondensasi memiliki peranan yang lebih penting bila dibandingkan dengan zat samak terhidrolisis.

Karakter Tanin:- Mampu mengkerutkan kulit- Rasa sepat- Bila dicampurkan dengan protein akan membentuk endapan- Tidak berwarna hingga berwarna kuning atau coklat

Reaksi dengan ProteinTerjadi ikatan antara gugus hidroksi fenolik dengan ikatan peptida (-C-NH). Dengan jenis ikatan kovalen, ionik, hidrogen. Pembentukan kompleks dipengarhi konsentrasi dan pH

Dalam dunia kesehatan tanin mempunyai beberapa khasiat, antara lain:1. Astrigensia - Pengelat dan Anti diare

Page 2: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Tanin dapat menciutkan (adstrigensia) dan mengeraskan dinding usus, sehingga dapat mengurangi keluar masuknya cairan dalam usus. Tanin juga dapat digunakan untuk menciutkan pori-pori kulit.2. Anti bakteriEfek antibakteri tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel. Flavonoid dalam tanin akan mendenaturasi dan mengkoagulasi protein serta merusak membran dinding sel.3. AntioksidanKetekin dalam tanin mempunyai sifat antioksidatif yang berperan dalam melawan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh4. Antidotum - Penawar racunTanin akan mengeluarkan asam tamak yang tidak larut dan bereaksi dengan alkaloida membentuk tanat yang mengendap.

Beberapa sumber tanin- Teh- Daun jambu biji- Kayu secang- Buah Sawo- Daun Salam- Daun Sendok- Daun TempuyungLiteratur:- Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, ed 6, ITB, Bandung- Buku pegangan Farmasi

Page 3: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air. Dengan berat molekul antara

500-3000 dapat mengendapkan protein dari larutan. Secara kimia tannin sangat komplek dan

biasanya dibagi kedalam dua grup, yaitu hydrolizable tannin dan condensed

tannin. Hydrolizable tannin mudah dihidrolisa secara kimia atau oleh enzim dan terdapat di

beberapa legume tropika seperti Acacia Spp.

                     Sifat fisik dari tanin adalah sebagai berikut :

1)      Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat

2)      Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan

3)      Tidak dapat mengkristal

4)      Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga

tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik

                      Sifat kimia

1)      Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yangs ukar dipisahkan

sehingga sukar mengkristal

2)      Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi

Gambar 1: Ikatan Senyawa Tanin

Sifat tanin sebagai pengkhelat logam . Senyawa fenol yang secara biologis dapat

berperan sebagai khelat logam. Proses pengkhlatan akan terjadi sesuai pola subtitusi dan pH

senyawa phenolik itu sendiri. Karena itulah tanin terhidrolisis memiliki potensial untuk menjadi

pengkhelat logam. Hasil khelat dari tanin ini memiliki keuntungan yaitu kuatnya daya khelat dari

senyawa tanin ini membuat khelat logam menjadi stabil dan aman dalam tubuh. Tetapi jika

tubuh mengkonsumsi tanin berlebih maka akan mengalami anemia karena zat besi dalam

darah akan dilhelat oleh senyawa tanin tersebut

                     Cara Identifikasi dan Dampak Senyawa Tannin

Page 4: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Berdasarkan sifat-sifat diatas maka untuk menganalisis tanin dapat dilakukan

berbagaicara sesusai tujuanya. Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan

mengunakan metode :

1)      Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / atau hitam kehijauan 

2)      Ditambahkan Kalium Ferrisianida atau  amoniak berwarna coklat

3)      Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklat

Sedangkan untuk menganalisis secara kuantitatif dapat dilakukan denga mengunakan

metode : 

1)      Metode analisis umum phenolik, karena tanin merupakan senyawa phenolik(Metodeblue

prussian dan Metode Folin)

2)      Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya

3)      Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Vis

4)      Metode presipitasi menggunakan protein

makalah tanin                                                                           BAB I

PENDAHULUAN                                                     LATAR BELAKANG MASALAH

 Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan menghasilkan beberapa

senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan energi melainkan untuk menunjang kelangsungan

hidupnya seperti untuk pertahanan dari predaptor. Beberapasenyawa seperti alkaloid, triterpen dan

golongan phenol merupakan senyawa-senyawayang dihasilkan dari metabolisme skunder.

Golongan fenol dicirikan oleh adanyacincin aromatik dengan satu atau dua gugus hidroksil.

Kelompok fenol terdiri dari ribuan senyawa, meliputi flavonoid, fenilpropanoid, asam fenolat,

antosianin, pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang tersebar luas di berbagai jenis

tumbuhan.

Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol.

Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan

kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat

alkaloid dan glatin.

Tanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup

tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks denganprotein. Berdasarkan strukturnya,

tanin dibedakan menjadi dua kelas yaitu tanin terkondensasi (condensed tannins) dan tanin-

terhidrolisiskan (hydrolysabletannins)

Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat tanin yang sangat

kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat logam. Maka dari itu efek yang

disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis.

Maka dari itu semua penelitian tentang berbagai jenis senyawa tanin mulai dilirik para peneliti

sekarang. Dalam makalah ini akan dibahas berbagai hal tentang tanin yaitu klasifikasinya dan

contoh senyawanya, sifat umumnya, cara identifikasi serta contoh pemurnian senyawa tanin.

Page 5: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN TANINTanin secara umum didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein.

  Senyawa-senyawa kompleks yang tersebar luas dalam dunia tumbuh-tumbuhan terdapat dalam jumlah besar pada daun, buah dan batang

  Campuran senyawa polifenol, semakin banyak jumlah gugus fenolik maka semakin besar ukuran molekul tanin

  Tanin berikatan kuat dengan protein & dapat mengendapkan protein dari larutan.Tannin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Menurut batasannya, tannin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang tak larut dalam air. Dalam industry, tannin adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai karena kemampuannya menyambung silang protein.

II.2 PENGGOLONGAN TANINSecara kimia terdapat dua jenis tannin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan. Tannin-terkondensasi hampir terdapat semesta di dalam paku-pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tannin yang terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua, di Inggris hanya terdapat pada suku yang nisbi sedikit. Tetapi kedua jenis tannin itu dijumpai bersamaan dalam tumbuhan yang sama seperti yang terjadi pada kulit dan daun ek, Quercus.

  tanin terkondensasi (condensed tannins)   Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasimeghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flafonoid yang merupakan senyawa fenol dan telah dibahas pada bab yang lain.Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8 dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.     Jika terkondensasi maka akan menghasilkan flavanoid jenis flavan  dengan bantuan nuklofil berupa floroglusinol

terdiri dari molekul-molekul katekin dan epikatekin yang dihubungkan dengan ikatan C-C

▪      katekin, epikatekin  monomer▪      2 – 4 monomer  prosianidin oligomerik (OPC)

Bobot molekul 1000-3000

Lebih tahan terhadap penguraian

Lebih mudah teroksidasi  warna merah muda keunguan

Page 6: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Penyimpanan  flobafen  (=flobatanin)

                             tanin terhidrolisiskan(hydrolysable tannins) 

            Hydrolysable Tannin =  Pirogalol tanin

  Terdiri dari molekul gula pusat yang terikat pada molekul-molekul asam galat (galitanin) atau asam heksahidroksidifenat (elagitanin)

  Merupakan glikosida sehingga mudah terhidrolisis  asam fenolat (asam/enzim) + gula  Berat molekul galitanin1000-1500,sedangkan Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000  Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen, maka dari

itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ininadalah gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari krbohidrat denganasam galat. Senyawa

 Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat dalam

bermacam-macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil). Monomer tannin

adalah digallic acid dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa polifenol yang

sangat kompleks dan biasanya tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus

fenol, maka tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat

reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi, berguna untuk bahan

perekat termosetting yang tahan air dan panas. Tanin diharapkan mampu mensubsitusi gugus

fenol dari resin fenol formaldehid guna mengurangi pemakaian fenol sebagai sumberdaya alam

tak terbarukan.

            Tanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigen dengan rasa khas

yang sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin (proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin

kondensasi. Tannin hidrolisis diprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin

kondensasi disintesis dari prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang

dihasilkan secara in vitro dapat dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus in

vitro dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya komposisi media yang digunakan dan zat

pengatur tumbuh yang diaplikasikan.

            Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida

galoiglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus

ester galoil. Pada jenis yang kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam

heksahidroksidifenat, yang berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini

menghasilkan asam elagat.

            Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang mempunyai berat

molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti karboksil) sehingga

dapat membentuk kompleks dengan protein dan makromolekul lainnya di bawah kondisi

lingkungan tertentu.

Page 7: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

            Penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis merupakan salah satu penyakit

yang masih banyak dijumpai di masyarakat,. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk

membantu mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai adstringen (pengelat) yaitu

dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan, diare dan

disentri, selain itu juga mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri.

Tanin merupakan substansi yang tersebar luas dalam tanaman , seperti daun, buah yang

belum matang , batang dan kulit kayu. Pada buah yang belum matang ,tanin digunakan sebagai

energi dalam proses metabolisme dalam bentuk oksidasi tannin. Tanin yang dikatakan sebagai

sumber asam pada buah.

Berikut adalah gambar struktur tanin

         Sifat-sifat Tanin :

1.    Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat.

2.    Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.

3.    Tidak dapat mengkristal.

4.    Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.

5.    Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak

dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

      Sifat kimia Tanin :

1.    Merupakan senyawa kompleks dalam bentuk campuran polifenol yang sukar dipisahkan

sehingga sukar mengkristal.

2.    Tanin dapat diidentifikasikan dengan kromotografi.

3.    Senyawa fenol dari tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan pemberi warna.

      Identifikasi Tanin dapat dilakukan dengan cara :

1.    Diberikan larutan FeCl3 berwarna biru tua / hitam kehijauan.

2.    Ditambahkan Kalium Ferrisianida + amoniak berwarna coklat.

3.    Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat berwarna coklat.

      Kegunaan Tanin :

1.    Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman,

misalnya buah yang belum matang, pada saat matang taninnya hilang.

2.    Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi.

3.    Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.

4.    Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada gastrointestinal dan pada

kulit.

5.    Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya luka bakar, dengan cara

mengendapkan protein.

6.    Sebagai pengawet dan penyamak kulit.

Page 8: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

7.    Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.

8.    Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang tidak larut.

Hidrolisa Tanin : Tanin apabila dihidrolisa akan menghasilkan fenol polihidroksi yang

sederhana. Hidrolisa :

1. Asam Gallat terurai pirogalol

2. Asam Protokatekuat Katekol

3. Asam Ellag dan Tenol-fenol lain.

(Asam Ellag dapat disamak kulit bentuk bunga)

II.2. Klasifikasi Tanin

Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya senyawa yang

memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu tanin yang terhidrolisis

dan tanin yang terkondensasi.

1.      Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)

Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk jembatan oksigen,

maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida.

Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin yang merupakan senyawa gabungan dari

karbohidrat dengan asam galat. Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk

tanin terhidrolisis yang bisa disebut Ellagitanins.Berat molekul galitanin 1000-1500,sedangkan

Berat molekul Ellaggitanin 1000-3000. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam

hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan

dalam air. Asam elagat merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin

yang sesungguhnya merupakan ester asam heksaoksidifenat.

2.      Tanin terkondensasi (condensed tannins).

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi meghasilkan

asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid yang merupakan senyawa

fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tannin akan dapat berkondensasi dengan

formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk

produk kondensasi Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada

seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi telah

banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain dari tanin ini adalah

Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan

melalui C8dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini

merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.

II.3. Biosintesis Tanin                                                             

Biosintesa dari Tanin secara umum :

Biosintesa asam galat dengan precursor senyawa fenol propanoid

Page 9: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Contoh :

- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin

- Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat

- Dengan precursor senyawa fenol propanoid. (Rhus thypina)

- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin

1)        Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara

kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian

oligomer yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan

satuan berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan

flavon. Nama lain untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan

dengan asam panas, beberapa ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan

dibebaskanlah monomer antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti

bila direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.

2)        Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida

galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil

atau lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam

heksahidroksidifenat, disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini

menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida atau

asam sulfat menghasilkan gallic atau ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam

lemah atau basa lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh gallotannins

adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit

berbagai jenis tumbuhan.

TANIN

A.      Pengertian Tanin

Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering ditemukan dalam

tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri

dan antioksidan. Istilah tanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu “tanning”. Pada

mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai “tanning substance” dalam proses penyamakan kulit

hewan untuk dibuat sebagai kerajinan tangan.

Page 10: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

Struktur Tanin

Pada umumnya tanin merupakan senyawa polifenol yang memiliki berat molekul (BM) yang

cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya,

tanin diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.

1.    Tanin Terhidrolisis

Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat membentuk jembatan oksigen,

sehingga dapat  dihidrolisis dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Gallotanin merupakan

salah satu contoh tanin terhidrolisis, di mana gallotanin ini merupakan senyawa berupa gabungan dari

karbohidrat dan asam galat. Selain itu, contoh lainnya adalahellagitanin (tersusun dari asam

heksahidroksidifenil).

Secara singkat, apabila tanin mengalami hidrolisis, akan terbentuk fenol polihidroksi yang sederhana,

misalnya piragalol, yang merupakan hasil dari terurainya asam gallat dan katekol yang merupakan hasil

dari hidrolisis asam protokatekuat. Tanin terhidrolisiskan biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis,

berwarna cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas) membentuk larutan koloid bukan

larutan sebenarnya. Makin murni tanin, makin kurang kelarutannya dalam air dan makin mudah diperoleh

dalam bentuk kristal.

2.    Tanin Terkondensasi

Tanin terkondensasi biasanya tidak dapat dihidrolisis, melainkan terkondensasi di mana menghasilkan

asam klorida. Tanin terkondensasi kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid. Tanin jenis ini dikenal

dengan nama Proanthocyanidin yang merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui

C 8 dengan C4, contohnya  Sorghum procyanidin yang tersusun dari catechin dan epiccatechin.

Klasifikasi Tanin berdasarkan warna dari garam ferri (FeCl3), dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

a.    Katekol

Berwarna hijau dengan 2 gugus fenol. Misalnya : Flobatanin dan Pirokatekol. Memiliki sifat-sifat  sebagai

berikut :

Page 11: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

ü  Apabila dipanaskan akan menghasilkan katekol

ü  Apabila didihkan dengan HCl  akan menghasilkan flobapin yang berwarna merah.

ü  Apabila ditambahkan  FeCl3 akan berwarna hijau.

ü  Apabila ditambahkan larutan Br akan terbentuk endapan.

Contoh Katekol : Asam kirotamat (pada kina) dan asam katekotanat (pada gambir).

b.    Pirogalatanin (pirogalol)

Berwarna biru dengan FeCl3 dengan 3 gugus fenol. Memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

ü  Apabila dipanaskan akan terurai menjadi pirogalol.

ü  Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan Asam gallat dan Asam ellag.

ü  Apabila ditambahkan dengan FeCl3 akan berwarna biru.

ü  Apabila ditambahkan brom tidak akan terbentuk endapan.

Contoh Pirogalatanin : Gallotanin (pada gallae) dan Ellagitanin (pada Granati cortex)

B.       Distribusi Tanin

Tanin terdistribusi atau tersebar hampir pada seluruh bagian tumbuhan, seperti pada daun,

batang, kulit kayu, dan buah. Distribusi tanin ini hampir  di seluruh spesies tanaman dan biasanya

ditemukan pada gymnospermae dan angiospermae. Tanin  terletak di vakuola atau bagian permukaan

tanaman. Bagian yang bertindak sebagai penyimpanan tetap tannin, akan aktif terhadap organisme

pemangsa. Selaitu itu, penyimpanan tanin yang sifatnya sementara, dapt mempengaruhi metabolisme

jaringan tanaman hidup,namun  hanya ketika setelah sel mengalami kerusakan atau kematian, sehingga

tanin akan aktif untuk memberikan efek metabolik.

Tanin ditemukan di daun, tunas, biji, akar, batang dan jaringan, misalnya pada jaringan xilem

dan floem, dan pada lapisan antara korteks dengan epidermis. Tanin yang ada, dapat membantu dalam

pertumbuhan jaringan tersebut.

C.      Sifat-sifat Tanin

Untuk membedakan tanin dengan senyawa metabolit sekunder lainnya, dapat dilihat dari sifat-

sifat dari tanin itu sendiri. Sifat-sifat tanin, antara lain :

1.        Sifat Fisika.

Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut :

Ø Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin  akan membentuk koloid dan akan memiliki rasa asam dan sepat.

Ø Apabila dicampur dengan alkaloid dan glatin, maka  akan terbentuk endapan.

Ø Tanin tidak dapat mengkristal.

Ø Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan

protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

2.        Sifat Kimia

Sifat kimia dari tanin adalah sebagai berikut :

Ø Tanin merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol yang Sulit untuk

dipisahkan sehingga sulit membetuk kristal.

Ø  Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi

Ø Senyawa fenol yang ada pada tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptic dan

pemberi warna.

Page 12: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

3.        Sifat sebagai pengkhelat logam.

Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna sebagai khelat logam. Mekanisme atau

proses pengkhelatan akan terjadi sesuai dengan pola subtitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri. Hal ini

biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis, sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam.

Khelat yang dihasilkan dari tanin ini dapat memiliki daya khelat yang kuat dan dapat membuat

khlelat logam menjadi lebih stabil dan aman di dalam tubuh. Namun, dalam mengkonsumsi tanin harus

sesuai dengan kadarnya, karena apabila terlalu sedikit (kadarnya rendah) tidak akan memberikan efek,

namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak (kadar tinggi) dapat mengakibatkan anemia karena zat besi

yang ada dalam darah akan dikhelat oleh senyawa tanin tersebut.

D.    Metode Penetapan Kadar Tanin

Kadar tanin dapat ditetapkan dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode yang

biasanya digunakan untuk menentukan kadar tanin total adalah sebagai berikut :

1.        Metode Gravimetri

Analisis dengan menggunakan metode gravimetri adalah cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap

(berat konstan)-nya. Reagen atau pereaksi yang ditambahkan adalah berlebih untuk menekan kelarutan

endapan.

2.        Metode volumetri/permanganometri

Berdasarkan reaksi kimianya, metode volumetri dikelompokkan menjadi 4 jenis reaksi, yaitu reaksi asam-

basa, reaksi redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks.

3.        Metode Kolorimetri

Contoh metode penetapan kadar tanin dari sebuah paper, misalnya dengan menggunakan metode

kolorimetri dalam menentukan jumlah tanin total pada daun Jati Belanda, menggunakan pereaksi biru

prusia. Prinsipnya yaitu reaksi reduksi senyawa besi (III) menjadi senyawa besi (II) oleh tanin membentuk

warna biru-hitam selanjutnya dengan penambahan pereaksi biru prusia, akan membentuk suatu

kompleks berwarna biru tinta yang dapat diukur menggunakan spektrofotometer pada daerah sinar

tampak.

Reaksi yang teradi adalah sebagai berikut :

Fe 3+  +  tanin →  Fe 2+

Fe 2+  +  K3Fe(CN)6 →  3KFe[Fe(CN)6]

Kompleks yang terbentuk berwarna biru tinta.

Pada metode penentuan jumalah tanin total dengan menggunakan pereaksi biru prusia secara kolorimetri

diperoleh kurva kalibrasi asam tanat dengan persamaan y = 0,2767x – 0,0386, dengan r = 0,9982.

E.       Identifikasi Senyawa Tanin

Dalam melakukan identifikasi senyawa tanin dari suatu tanaman, dapat dilakukan dengan

beberapa cara. Untuk menganalisam secara kulitatif senyawa tanin, dapat dilakukan dengan metode

sebagai berikut :

v  Memberikan larutan FeCl3  yang berwarna biru tua / hitam kehijauan.

v  Menambahkan Kalium Ferrisianida yang ditambahkan dengan amoniak berwarna cokelat.

v  Mengendapkan dengan garam Pb, Sn, Cu, dan larutan Kalium Bikromat berwarna cokelat

Page 13: Tanin Dan Khasiatnya Dalam Kesehatan

 Untuk menganalisis senyawa tanin secara kuantitatif dapat diguanakan metode sebagai berikut

:

v  Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya.

v  Dengan menggunakan kromatografi, seperti HPLC dan UV-Vis.

v  Metode analisis fenol secara umum, menggunakan pereaksi blue prussian dan pereaksi Folin.

v  Metode presipitasi dengan menggunakan protein.

F.       Manfaat Tanin

Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan kegunaan. Manfaat

dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut :

1.      Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman.

2.      Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada

bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat.

3.      Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit.

4.      Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman.

5.      Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik.

6.      Sebagai antidotum (keracunan alkaloid).

7.      Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein.

8.      Sebagai penyamak kulit dan pengawet.

G.    Kesimpulan

Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar pada tanaman. Berdasarkan

strukturnya, tanin diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.

Tanin ditemukan di daun, tunas, biji, akar, batang dan jaringan, misalnya pada jaringan xilem

dan floem, dan pada lapisan antara korteks dengan epidermis. Untuk membedakan tanin dengan

senyawa metabolit sekunder lainnya, dapat dilihat dari sifat-sifat dari tanin itu sendiri, seperti sifat fisika,

kimia, dan sebagai pengkhelat logam.

Ada beberapa metode dalam melakukan penetapan kadar tanin, metode-metode tersebut

antara lain metode gravimetri, volumetri, dan kolorimetri. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat,

yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan antioksidan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, http://library.usu.ac.id/download/fp/Hutan-Iwan6.pdf, Diakses pada tanggal 7 Mei 2011

Anonim, 2009, http://staff.unud.ac.id/~madeutama/wp-content/uploads/2009/06/8-ethanol-salak.pdf, Diakses pada

tanggal 5 Mei 2011-05-09

Anonim, 2010, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/8208106109.pdf, Diakses pada tanggal 5 Mei 2011

Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, edisi keenam, 71-72 Penerbit ITB, Bandung

Sudjadi, 2010, Kimia Farmasi Analisis, 91, 122, Pustaka Pelajar, Yogyakarta