Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

17
II. TANAMAN PERTANIAN III. PANGAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA I MADE SUKEWIJAYA

Transcript of Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Page 1: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

II. TANAMAN PERTANIANIII. PANGAN DAN KEBUTUHAN MANUSIA

I MADE SUKEWIJAYA

Page 2: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI Setiap kelompok terdiri dari 6 – 7 orang Urutan anggota berdasarkan nomor urut presensi Menyusun makalah dengan format:

Bab I. Pendahuluan Bab II. Metode penulisan Bab III. Pembahasan Bab IV. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

Huruf TNR ukuran 12 pt, 1,5 spasi (kecuali judul) maksimal 15 halaman

Pada cover dilengkapi dengan Nama dan NIM

Page 3: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Presentasi dilaksanakan minggu depan, 16 Feb 2015

Setiap kelompok presentasi 30 menit (sudah termasuk tanya jawab)

16 Feb: Kelompok I dan II 23 Feb: Kelompok III, IV, dan V

Page 4: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Topik

Kelompok I : Tanaman pertanian dan manfaatnya untuk kehidupan manusia

Kelompok II : Perkembangan pertanian dunia

Kelompok III : Perkembangan pertanian di Indonesia

Kelompok IV : Pengaruh pertanian pada lingkungan

Kelompok V : Ketahanan pangan

Page 5: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

II. Tanaman Pertanian

Tanaman sebagai penghasil bahan pangan, bahan sandang, bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain.

Tanaman pertanian dalam arti luas adalah segala tanaman yang digunakan oleh manusia untuk tujuan apapun (Setyati, 1982)

Sehingga mempunyai makna, yang berguna secara ekonomi maupun kehidupan manusia. Jumlah spesies sangat banyak ± 1000 -2000. Kira-kira 10 % penting di perdagangan dunia.

Khusus untuk penghasil pangan ada 15 spesies.

Page 6: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Pengertian Pertanian

Salah satu sektor perekonomian adalah pertanian, yang merupakan penerapan akal dan karya manusia melalui pengendalian proses produksi biologis tumbuh-tumbuhan dan hewan, sehingga lebih bermanfaat bagi manusia.

Tanaman dapat diibaratkan sebagai pabrik primer karena dengan memakai bahan dasar langsung dari alam dapat menghasilkan bahan organik yang bermanfaat bagi manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Page 7: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Perkembangan Pertanian Perkembangan pertanian berhubungan erat dengan

perkembangan dari setiap kondisi masyarakatnya.

Contoh:1.  Primitif masih dengan sistem berburu dengan

mengumpulkan hasil hutan.2.   Masyarakat yang sudah lebih maju misalnya

didapatkannya api berpengaruh terhadap perkembangan pertanian.

3.  Setelah mengenal manajemen sederhana, juga berpengaruh dalam usaha peningkatan kualitas tanaman dan hewan, dimulai dari penjinakan, seleksi dan sampai ke adaptasi.

Page 8: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Sistem Pertanian di Indonesia Berdasar tingkat efisiensi teknologi yang diterapkan, ada

beberapa sistem :1. Sistem ladang: belum berkembang, pengelolaan sangat

sedikit,  produktivitasnya tergantung lapisan humus awal.2. Sistem tegal pekarangan: di lahan kering,

pengelolaannya masih rendah, terdapat tanaman campuran, baik tahunan maupun musiman.

3. Sistem Sawah: teknik budidaya tinggi, sistem pengelolaan yang sudah baik (tanah, air dan tanaman), stabilitas kesuburannya lebih baik.

4. Sistem perkebunan: khusus tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan-bahan yang dapat diekspor, tingkat manajemen sudah maju.

Page 9: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

III. Pangan dan Kebutuhan Manusia

Pengertian Pangan Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari

sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman (UU RI No. 7 th.1996 tentang Pangan). Dan gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral serta tanamannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Page 10: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Bagi tumbuhan, pangan disintesis sendiri dengan energi sinar matahari, mikro organisme hanya memerlukan sumber energi yang sederhana. Untuk hewan memerlukan pangan antara lain berupa tanaman dalam bentuk molekul yang komplek.

Kekurangan pangan, dapat menimbulkan akibat yang sulit ditoleransi, terutama pada anak-anak balita sehingga masalah pangan menjadi sangat penting dan menentukan tingkat kesehatan (fisik, mental, sosial).

Page 11: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Kekurangan pangan di Indonesia muncul dalam bentuk: (1) Kekurangan kalori-protein (KKP); (2) Kekurangan vitamin A; (3) Gondok endemik dan kretinin; (4) Anemia gizi (kekurangan zat besi).

Kekurangan pangan dan gizi, terutama pada balita dapat menurunkan kualitas manusianya, sehingga kualitas SDM dapat sangat terbatas.

Kebijakan pemerintah yang semula dengan program BIMAS, INMAS, INSUS, kemudian SUPRA INSUS ; Peningkatan nilai gizi konsumsi pangan melalui pogram perbaikan menu makanan rakyat (PMMR) serta penganekaragaman bahan makanan yang bergizi.

Page 12: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Setelah adanya UU RI No. 7 th.1996 tentang Pangan, mengenai pangan dicanangkan dengan program ketahanan pangan yang mempunyai makna: Suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau.

Page 13: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Kebutuhan Kalori Bagi Manusia Gizi pangan adalah zat atau senyawa yang terdapat dalam

pangan yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Kebutuhan pangan bagi manusia, sebetulnya sukar ditentukan dan sangat tergantung pemilihan bahan jumlah dan kondisinya.

Tingkat efisiensi dalam tubuh sangat tergantung komposisi, sistem pencernaan, ukuran tubuh, jenis pekerjaan, umur juga tingkat kesehatan manusianya.

Di Indonesia saat ini menetapkan ketahanan pangan sebagai programnya yang bertujuan: (1) Menjamin ketersediaan pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan; (2) Harga terjangkau bagi setiap keluarga; (3) Dengan memperhatikan pendapatan petani, peternak dan nelayan.

Page 14: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Kebutuhan manusia akan menu pangan tergantung antara lain pada umur, misalnya: (1) Balita membutuhkan menu yang berkualitas tinggi dengan kuantitas yang cukup; (2) Manusia usia efektif memerlukan menu berkualitas cukup dengan kuantitas sesuai dengan pekerjaannya; (3) Manula kebutuhan menu disesuaikan kondisinya.

Page 15: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Visi program ketahanan pangan: (1) Ketersediaan pangan yang cukup, merata, aman, dan terjangkau; (2) Optimasi sumber daya domestik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi, dan rehabilitasi; (3) Pengolahan pangan (agroindustri) agar pendapatan meningkat; (4) Sistem distribusi pangan; (5) Keanekaragaman pangan; (6) Taraf hidup meningkat.

Page 16: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Program BIMAS, INMAS, INSUS, SUPRA INSUS dan yang terakhir SUPRA INSUS + CORPORATE FARMING telah berhasil mewujudkan swasembada beras tahun 1984 namun mengalami fluktuasi sampai dewasa ini.

Penyebab fluktuasi tersebut antara lain: (1) Iklim; (2) Organisme Pengganggu Tanaman (OPT); (3) Bencana alam; (4) Krisis moneter; (5) Lahan produktif yang menurun; (6) Penerapan teknik budidaya yang belum ramah lingkungan; (7) Seringkali kurang adanya keperpihakan pada petani.

Page 17: Tanaman pertanian pangan dan kebutuhan manusia (AGRONOMI)

Permasalahan umum yang dihadapi antara lain: (1) Jumlah penduduk masih meningkat; (2) Masih ada alih fungsi tanah produktif (peran ARL) di Jawa; (3) Bergesernya konsumsi dari beras ke non beras; (4) Tuntutan kualitas dan kuantitas lebih besar;   (5) Rusaknya keseimbangan hayati; (6) Makin menyempitnya areal hutan (peran ARL) terutama di Jawa.