Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
-
Upload
dina-mukmilah-maharika -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
1/11
TAMBAHAN TERAPI OKSIGEN PADA NEONATUS
A. DEFINISI
Terapi oksigen didefinisikan oleh Standar Pelayanan di ICU, Dep.Kes. RI sebagai
proses memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan
dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. enurut !runner " Suddarth terapi oksigen
adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam
atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah #$
%. Se&alan dengan hal tersebut diatas menurut Titin, #''(, terapi oksigen adalah suatu
tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat dilakukan
dengan )ara *Rasmin, #''+.
$. eningkatkan kadar oksigen inspirasi - i/# */rthobarik
#. eningkatkan tekanan oksigen *0iperbarik
Pada neonatus terapi oksigen diberikan untuk men)apai tekanan oksigen *P/# 1'2
3' mm0g dan atau tingkat saturasi oksigen *Sp/# 33 4 5#%. Terapi oksigen pada
neonatus tanpa penilaian tekanan oksigen arteri dan saturasi oksigen sangat berbahaya
5Rasmin, #''+6 Patel D7, #''8.
B. TUJUAN
Tu&uan umum pemberian terapi oksigen pada neonates adalah mengoptimalkan
oksigenasi åan untuk memfasilitasi ter&adinya metabolisme aerob åan. Selain itu
pemberian terapi oksigen pada neonates &uga bertu&uan untuk mempertahankan Pa/# 9 1'
mm0g atau Sa/# 9 33 % yang berguna untuk * 0unt, #''(:
$. en)egah dan mengatasi hipoksemia - hipoksia serta mempertahankan oksigenasi
åan yang adekuat.#. engurangi ker&a otot pernapasan dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan la&u dan dalamnya pernapasan serta adanya ker&a otot
4 otot tambahan pernapasan.
8. enurunkan beban ker&a miokardium dimana &antung berusaha mengatasi gangguandistribusi oksigen melalui peningkatan peningkatan la&u pompa &antung yang adekuat.
C. INDIKASI
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
2/11
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
3/11
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
4/11
Pada prinsipnya, terapi oksigen pada neonates harus diberikan dengan )ara
sesederhana mungkin dan fraksi insipirasi oksigen *i/# yang serendah mungkin, namun
tetap dapat mempertahankan nilai Pa/# dan Sa/# 9 1' mm0g dan 9 33%, berturut2turut.
0al ini perlu diperhatikan mengingat pemberian terapi oksigen pada neonatus tidak
sepenuhnya aman, melainkan oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi *$''%
berhubungan dengan berbagai efek samping dan toksisitas yang &ustru memperburuk
kondisi neonatus. Pilihan metode terapi bergantung pada berapa besar kandungan oksigen
*i/# yang dibutuhkan, tingkat kelembaban yang dibutuhkan, serta kebutuhan terapi
nebulisasi. Terdapat dua ma)am klasifikasi alat berdasarkan perbedaan konsentrasi oksigen
yang disuplai oleh alat dan yang masuk ke dalam paru.
Direkomendasikan pemberian terapi oksigen pada neonatus dapat dialakukan
dengan )ara melalui *Shann, $535:
$. Inkubator etode pemberian oksigen non2in>asif dengan menggunakan in)ubator
memiliki beberapa keuntungan yaitu i/# aktual dapat ditentukan se)ara tepat
dengan oAygen analyser yang ditempatkan dekat mulut bayi. Tidak ada peningkatan
risiko obstruksi &alan napas oleh mukus. Tidak ada peningkatan risiko ter&adinya
distensi lambung dan humidifikasi tidak diperlukan.Inkubator menggunakan selang dengan aliran tinggi membutuhkan =aktu $'
menit untuk stabilisasi oksigen dan kadar /# turun dengan )epat bila tutupnya
dibuka. Untuk neonatus, inkubator umumnya tidak disarankan karena boros oksigen
dan berpotensi untuk berbahaya *dari kera)unan karbon dioksida *Patel D7, #''8.#. 0eadboA
etode pemberian oksigen dengan headboA memberikan keuntungan
neonates mendapatkan konsentrasi oksigen yang stabil, perkembangan bayi dapat
diamati dan didapatkan akses yang luas dari tubuh neonates. etode ini
direkomendasikan untuk neonates dengan kebutuhan i/# ; ',1'. Penggunaan
headboA tidak membuat peningkatan risiko obstruksi &alan napas oleh mukus dan
risiko distensi lambung.
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
5/11
7amun penggunaan head boA dapat mengakibatkan retensi C/# yang
menyebabkan toksisitas karena la&u aliran /# tidak adekuat *penentuan la&u aliran
terlalu rendah, selang terlipat-terlepas sehingga diperlukan ke)epatan /# yang
tinggi. Bliran gas #28 -menit diperlukan untuk men)egah rebreathing C/#. Selain itu
terkadang kotak di leher bayi terlalu ketat, adanya nter>ensi proses pemberian
makan serta memerlukan aliran /# yang tinggi sehingga mahal dan boros.
i/# estimasi pada head boA :
lo= /# *-min i/# *%
1<+(35$'
18, (entilasi per menit pasien. Pada pemberian oksigen dengan nasal kanula
&alan nafas harus paten, dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.
i/# estimation :
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
6/11
lo= /# *-min i/# *%
$#81
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
7/11
flo= meter menu&u masker dan diakhiri dengan sebuah alat yang dapat mengukur
tekanan antara #,< 2#' )m0#/. asker dipasang pada =a&ah dengan menggunakan
pengikat kepala. CPBP merupakan terapi tambahan untuk terapi oksigen
kon>ensional dan >entilasi terkontrol. Penggunaannya dapat mengurangi ker&a untuk
bernapas, mengeliminasi atau mengurangi hipoksia dan men)egah atelektasis. Pada
edema pulmoner, CPBP dapat meningkatkan kardiak output, =alaupun pada orang
normal pemberian CPBP dapat mengurangi performa kardiak *Dobson et.al , $55+6
Patel D7, #''8.Indikasi penggunaan nasal CPBP :
2 7eonatus preterm dengan respiratory distress syndrome * RDS 2 7eonatus dengan transient tachypnea of the newborn * TT7 2 7eonatus dengan meconium aspiration syndrome *BS 2 7eonatus preterm dengan apnea berulang dan bradikardi
2 7eonatus dengan paralisis diagfragma2 7eonatus dalam proses transisi setelah pemakaian >entilator 2 7eonatus dengan penyakit saluran napas seperti trakeomalasia dan
bronkiolitis2 7eonatus setelah men&alani operasi abdomen atau thorak
CPBP nasal disebut gagal bila tingkat i/# ; +'%, PaC/# 9 +' mm0g,
asidosis metabolik menetap, retraksi yang &elas saat terapi CPBP dan sering ter&adi
episode apnea dan atau bradikardi sehingga segera gunakan >entilator.
F. EFEK TOKSIK PEMBERIAN OKSIGEN PADA NEONATUS
Sampai saat ini, belum diketahui ambang konsentrasi dan =aktu paparan untuk
menimbulkan toksisitas i/#. Toksisitas ini mun)ul tergantung dari banyak faktor, seperti
dosis dan lama pemberian oksigen, maupun faktor toleransi masing2masing pasien. 0al
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan terapi oksigen:
2 Pemberian oksigen dengan i/# ;
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
8/11
$. Toksisitas sistem saraf pusat 4 E!ert effe)tF
Dapat bermanifestasi mulai dari twitching otot2otot perioral dan otot2otot ke)il
pada tangan. Gasokonstriksi perifer yang berat akibat hiperoksia dan twitching
diafragma dapat menyebabkan =a&ah men&adi pu)at dan pernapasan F)og=heelF.Selain itu, dapat pula ter&adi >ertigo, mual, perilaku yang terganggu, clumsiness, dan
ke&ang *biasanya tonik2klonik. aktor yang memengaruhi mun)ulnya toksisitas
sistem saraf pusat adalah peningkatan pC/#, stress, kelelahan, dingin, defisiensi
selenium, @ink, dan magnesium *Rous RH, #''3.
#. Toksisitas sistem respirasi
Konsentrasi dan-atau lamanya pemberian oksigen dapat merusak epitelpulmoner, dan menginakti>asi surfa)tant sehingga dapat timbul edema intra al>eolar
dan penebalan interstisial, dan pada akhirnya mun)ul fibrosis, yang berakibat pada
atelektasis pulmoner. Kerusakan åan paru ter&adi akibat terbentuknya metabolik
oksigen yang merangsang sel P7 dan 0#/# melepaskan en@im proteolotikdan
en@im lisosom yang dapat merusak al>eoli. Pema&anan selama #1213 &am
mengakibatkan kerusakan åan paru. Se¨ah bayi dengan sindroma ga=at
nafas yang diterapi dengan /#, selan&utnya mengalami gangguan menahun yang
ditandai dengan kista dan pemadatan åan paru *dysplasia bronkopulmonal.Dysplasia bronkopulmoner ter&adi karena stress oksidatif yang merusak al>eolus.
Selain itu toksisitas oksigen &uga dapat menyebabkan :2 Trakeobronkitis: batuk, nyeri tenggorokan, rasa terbakar di daerah substernal.
Disebabkan oleh inflamasi di daerah trakeobronkial.2 Absoprtion atelectasis: pemberian oksigen dosis tinggi menyebabkan nitrogen
keluar dari al>eoli sehingga al>eoli men&adi mudah kolaps. He&ala yang
mun)ul adalah penurunan Pa/#, demam, dan dapat mun)ul infiltrat pada foto
thoraA.
2 Kerusakan åan paru akut: prosesnya dibagi men&adi # fase, yakni faseeksudatif dan proliferatif. Toksisitas ini mun)ul ditandai dengan adanya ge&ala
demam, hipoksemia progresif, dan infiltrat di paru. Kerusakan paru akut ini
akan menghilang bila konsentrasi oksigen diturunkan.2 Kerusakan åan paru kronik: sifatnya ire>ersibel, dan dibagi men&adi #
&enis, yaitu displasia bronkopulmoner dan kerusakan åan kronik *Rasmin,
#''+.
8. Toksisitas pada sistem mata
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
9/11
Komplikasi lain pada bayi2bayi ini adalah retinopati prematuritas *fibroplkasia
retrolental, yaitu pembentukan åan >askuler opak pada mata yang dapat
mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pada mata dapat mengakibatkan
retinopathy of premature apalagi pada bayi premature yang memiliki >askularisasi
retina yang belum sempurna sehingga dengan penggunaan oksigen yang tidak
terkontrol dan lama menyebabkan hiperoksia dan >asokonstriksi. 0al ini kemudian
men)etuskan pengaktifkan fa)tor pertumbuhan endotel dan plroli>erasi dari åan
fibrous yang mengin>asi >itreus. Konsentrasi fibrous yang akhirnya menyebabkan
retinal detachment. Dapat pula ter&adi konstriksi re>ersibel pada area perifer dari
penglihatan, miopi yang progresif tetapi re>ersibel, dan pembentukan katarak yang
lambat dapat mun)ul. ?fek terhadap mata dapat lebih kuat &ika mata itu sendiri
terpa&an dengan oksigen dengan konsentrasi dan tekanan yang tinggi *Rous RH,
#''3.
1. Toksisitas pada sistem gin&al: kerusakan pada sel tubular
askular: kerusakan miosit *Rasmin, #''+.
(. HI Tra)k : ne)riti@ing entero)olitis
Seiring dengan meningkatnya kondisi hiperkarbia, pusat pernapasan men&adi lebih
toleran terhadap C/# dan akti>itasnya men&adi diatur oleh stimulus hipoksemia *se)ara
refleks melalui carotid dan aortic body . Penghilangan stimulus ini dengan pemberian
oksigen menurunkan >entilasi sehingga akibatnya ter&adi peningkatan PaC/#. Bkibatnya
dapat ter&adi sindrom narkosis C/#, yang merupakan kondisi yang berbahaya, yaitu
berkeringat, twitching , drowsiness, ke&ang, edema papil, dan koma *Rous RH, #''3.
Pen)egahan agar efek toksik oksigen tidak mun)ul adalah dengan pemakaian
konsentrasi oksigen serendah mungkin yang dapat mempertahankan Pa/# 9 +' mm0g.
Selain itu diperlukan &uga monitoring dengan pemeriksaan analisis gas darah*Rasmin,
#''+.
G. EVALUASI DAN MONITORING
Terapi oksigen harus selalu diberikan berkesinambungan *terus menerus dan tidak
boleh diberikan intermiten *selang seling, misalnya setiap satu atau dua &am pemberian,
kemudian dihentikan. /ksigen diberikan sesuai dengan indikasi pemberian /# dan pada
setiap anak dengan Sp/# ; 5'%.
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
10/11
Setelah neonates diberikan oksigen, e>aluasi setelah $aluasi yang dilakukan berikutnya dilakukan $ &am
pada neonatus *?narson et.al , #''36 it)h " !ishop, #'''.
!ila respons kurang dalam $
-
8/20/2019 Tambahan Terapi Oksigen Pada Neonatus
11/11
oksigen dapat diatur dengan pulse oxymetry untuk mendapatkan nilai Sa/# 9 5'% yang
stabil, tanpa banyak membuang oksigen.
an&utkan pemberian oksigen hingga anak mampu men&aga nilai Sa/# 95'% pada
suhu ruangan. !ila anak sudah stabil dan membaik, lepaskan oksigen selama beberapa
menit. ika nilai Sa/# tetap berada di atas 5'%, hentikan pemberian oksigen, namun
periksa kembali setengah &am kemudian dan setiap 8 &am berikutnya pada hari pertama
penghentian pemberian oksigen, untuk memastikan anak benar2benar stabil. !ila pulse
oxymetry tidak tersedia, lama =aktu pemberian oksigen dapat dipandu melalui tanda klinis
yang timbul pada anak, =alaupun hal ini tidak begitu dapat diandalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Dobson , Peel D, Khallaf 7. ieldtrial of oAygen )on)entrators in upper ?gypt. an)et
$55+681(:$