Tamba Han

13
JAHE MERAH UNTUK KEHIDUPAN BAB 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Saat ini banyak masyarakat yang tubuhnya kurang fit dan terkena berbagai penyakit, biasanya penyakit yang sering menimpa adalah pusing kepala, pegal-pegal, batuk, dan sebagainya, Sehingga pada akhirnya merekapun mengkonsumsi obat-obatan kimia, padahal obat-obat kimia bila sering digunakan, tidak baik bagi kesehatan. Maka dari itu untuk meminimalisasi penggunaan obat-obat kimia, dikenalkan jahe merah sebagai salah satu obat tradisional tanpa berbahan kimia dan sangat baik untuk kesehatan. 2. Perumusan Masalah a) Apakah jahe merah itu? b) Manfaat jahe merah untuk kesehatan c) Cara penggunaan jahe merah untuk pengobatan d) Budidaya jahe merah BAB 2 Kerangka Teoritis 1. Tentang Jahe Merah Jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var Rubra.) atau Zingiberaceae Officinale Roscoe atau Zingiberaceae Officinale Rose adalah tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat. 2. Manfaat Jahe Merah Untuk Kesehatan

description

d

Transcript of Tamba Han

Page 1: Tamba Han

JAHE MERAH UNTUK KEHIDUPAN  BAB 1Pendahuluan

1.      Latar Belakang

Saat ini banyak masyarakat yang tubuhnya kurang fit dan terkena berbagai penyakit, biasanya penyakit yang sering menimpa adalah pusing kepala, pegal-pegal, batuk, dan sebagainya, Sehingga pada akhirnya merekapun mengkonsumsi obat-obatan kimia, padahal obat-obat kimia bila sering digunakan, tidak baik bagi kesehatan. Maka dari itu untuk meminimalisasi penggunaan obat-obat kimia, dikenalkan jahe merah sebagai salah satu obat tradisional tanpa berbahan kimia dan sangat baik untuk kesehatan.

2.        Perumusan Masalah

a)    Apakah jahe merah itu?

b)   Manfaat jahe merah untuk kesehatan

c)    Cara penggunaan jahe merah untuk pengobatan

d)   Budidaya jahe merah

BAB 2Kerangka Teoritis

1.   Tentang Jahe Merah

Jahe merah (Zingiber officinale Roxb. var Rubra.) atau Zingiberaceae Officinale Roscoe atau Zingiberaceae Officinale Rose adalah tanaman herba semusim, tegak, tinggi 40-50 cm. Batang semu, beralur, membentuk rimpang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk bulir, sempit, ujung runcing, panjang 3,5-5 cm, lebar 1,5-2 cm, mahkota bunga bentuk corong, panjang 2-2,5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat panjang, warna cokelat.

2.   Manfaat Jahe Merah Untuk Kesehatan

a.      Dalam pengobatan tradisional ChinaJahe merah digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional China. Dikatakan

bahwa ia adalah pengobatan Yang dan sangat mendukung limpa kecil, perut/lambung dan ginjal (terutama untuk pria dan juga diklasifikasikan sebagai aphrodisiac/zat perangsang dan pengobatan yang baik untuk impotensi)

b.      Dalam pengobatan Arab

Page 2: Tamba Han

Jahe merah dikatakan sebagai panas dalam derajat kedua dan lembab dalam derajat kesatu.Ia menghangatkan dan mempunyai efek melembutkan perut, juga berguna bagi tubuh terhadap masalah pencernaan seperti kembung, keracunan makanan, dan sembelit.

c.       Dalam pengobatan BaratJahe merah memegang peranan penting dalam dunia pengobatan Barat seperti

halnya dalam dunia pengobatan Timur (China, Jepang dan India) Ia bisa digunakan sendirian atau sebagai bahan campuran dalam resep herbal dan juga dipakai sebagai "penyembuhan koreksi" terhadap efek yang tidak diinginkan dari tumbuhan lain. Telah dibuktikan dalam riset terakhir bahwa jahe merah mempunyai kandungan yang unik yang dapat membantu pengobatan lain menjadi lebih baik diterima dan diserap tubuh.

d.      Digunakan berdasarkan tradisi atau teoriDi bawah ini adalah penggunaan berdasarkan tradisi atau teori sains.Kebanyakan

belum diuji mendalam secara klinis terhadap manusia, sehingga keamanan dan kemanjurannya belum benar-benar terbukti. Beberapa kondisi yang disebutkan di bawah ini dapat menjadi serius dan seharusnya diperiksa oleh petugas kesehatan:

Pengobatan mabuk alkohol, menetralisir asam lambung, anti jamur, antioksidan, antiseptik, anti kejang, anti virus, obat perangsang, bengkak arthritis, asma, penyumbatan pembuluh darah, kutu air (jamur kaki), disentri bakteri, kebotakan, masalah produksi air empedu, pengencer darah, penghangat tubuh, bronchitis, pendarahan, luka bakar (diaplikasikan ke kulit), kanker, kolera, selesma, sakit perut, pereda batuk, depresi, diare, bantuan pencernaan, kehilangan selera makan, pengurangan atau pemberhentian dosis SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor: Antara lain digunakan untuk obat anti depresi), sakit mens, masalah pencernaan, kolesterol naik, infeksi jamur, perut kembung, flu, sakit kepala, infeksi Helicobacter pylori, tekanan darah tinggi, stimulan sistem kekebalan tubuh, impotensi, peningkatan penyerapan obat, peningkatan metabolisme, parasit usus, Kawasaki's disease, masalah ginjal, pencahar, masalah hati, tekanan darah rendah, migren, malaria, penahan sakit, pernapasan, gigitan ular beracun, memperlancar mens, psoriasis (dipakai di kulit), turunnya suhu tubuh akibat serotonin, mempercepat kelahiran, obat penguat, sakit perut, luka lambung, bengkak pada zakar, sakit gigi, infeksi pada sistem pernapasan bagian atas.

3.   Penggunaan Jahe Merah Sebagai Obat Tradisional

Pemanfaatan :1. Reumatik dan Encok

a.       Rimpang umbi halia atau jahe secukupnya dibakar, kemudian dicuci bersih dan diparut, selanjutnya ditempelkan pada bagian yang sakit dan dilakukan secara teratur sampai sembuh.

b.      4 rimpang umbi halia atau jahe sebesar ibu jari, 2 rimpang umbi lengkuas sebesar ibu jari dan 2 sendok makan buah cengkeh kering. Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan ditambah

Page 3: Tamba Han

dengan 2-3 sendok makan air tajin.Cara menggunakan dioleskan sebagai obat gosok pada bagian yang sakit dan dilakukan 3-5 hari secara berturut-turut.2. Mencegah Impoten

2 rimpang umbi halia atau jahe sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 sendok makan kecap, 1 sendok makan madu, dan seujung sendok teh bubuk merica. Umbi halia diparut dan diperas dengan 1 gelas air masak, kemudian disaring; jeruk nipis dibelah dan diperas untuk diambil airnya; telur ayam mentah dipecah dan diambil kuningnya; kemudian dioplos dengan semua bahan lainnya dan diaduk sampai merata. Cara menggunakan diminum 1 kali seminggu dilakukan secara teratur.3. Keracunan Udang

3-7 rimpang halia sebesar ibu jari diparut dan ditambah minyak tanah secukupnya.Cara menggunakan dioleskan pada bagian badan yang terasa gatal.4. Sakit Pinggang dan keseleo

4-8 rimpang umbi halia sebesar ibu jari diparut dan dicampur dengan buah asam jawa yang sudah masak secukupnya sampai merata.Cara menggunakan dioleskan (bobok) pada bagian badan yang terasa sakit.5. Capai dan Pegal-pegal

a.       Bahan :2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dibakar dan dibersihkan, kemudian direbus bersama dengan susu perah secukupnya. Cara menggunakan: diminum biasa.

b.       Bahan : 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 rimpang kencur sebesar ibu jari, 1 ikat daun kemangi, 1 genggam beras yang sudah direndam air dan sedikit garam dapur. Semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis) bersama-sama. Cara menggunakan: dioleskan sebagai param.

c.       Bahan : 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, tepung terigu secukupnya, dan 1 potong asam jawa yang sudah masak. Umbi halia diparut, kemudian ditambah tepung terigu dan asam jawa untuk dibuat adonan dengan ditambah air hangat secukupnya. Cara menggunakan: dioleskaskan sebagai param.6. Sakit Kepala

2-3 lembar daun halia ditumbuk halus dan ditambah sedikit air. Cara menggunakan: digunakan sebagai kompres dahi.7. Batuk

a.       2-3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.

b.      b. Bahan : 3-4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 sendok teh kayu putih. Cara membuat: umbi halia diparut, jeruk nipis dibakar dan diperas untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur dan diremas-remas. Cara menggunakan: dioleskan pada bagian dada anak balita yang sakit pada pagi dan sore hari setelah mandi atau menjelang tidur.8. Mencret dan Muntah-muntah.

Bahan: rimpang umbi halia secukupnya, bunga dan buah pala secukupnya, jintan putih secukupnya, 1 gelas santan kelapa, 1 sendok teh minyak kayu putih. Cara membuat:

Page 4: Tamba Han

semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), kemudian dicampur dengan santan kelapa dan minyak kayu putih sampai merata. Cara menggunakan: digunakan sebagai obat gosok

4.   Cara Penanaman Jahe Merah

a.      Syarat Pertumbuhan Tanaman  JaheTanaman JAHE membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000

mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman JAHE memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman JAHE dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. Suhu udara optimum untuk budidaya tanamanJAHE antara 20-35 oC.

b.      Media Tanam JaheTanaman JAHE paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak

mengandung humus.Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik.

Tanaman JAHE dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk JAHE gajah adalah 6,8-7,0.

c.       Ketinggian TempatJAHE tubuh baik di daerah tropis dan subtropics dengan ketinggian 0 – 2.000 m dpl. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada krtinggian 200 – 600 m dplPembibitan JahePersyaratan Bibit Jahe

Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:

a.    Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).b.   Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan).c.    Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet.

Teknik Penyemaian Bibit JaheUntuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung

ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.Penyemaian JAHE pada peti kayu

Rimpang JAHE yang baru dipanen dijemur sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupka n dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan.Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit JAHE tersebut sudah disemai.Penyemaian JAHE pada bedengan

Page 5: Tamba Han

Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan JAHE gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida.Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas.Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah.

Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram.Penyiapan Bibit

Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.Pengolahan Media Tanam JAHEPersiapan Lahan

Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syaratsyarat tumbuh yang dibutuhkan tanaman JAHE.Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman JAHE, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur.

Pembukaan LahanPengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan

tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.Pembentukan Bedengan

Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.Pengapuran

Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap.Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp dan pythium sp.

Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji.

BAB 3Penutup

Page 6: Tamba Han

1.      Kesimpulan

Untuk menyembuhkan berbagai penyakit, kita tak perlu menggunakan obat-obatan kimia. Kita dapat memanfaatkan obat tradisional seperti jahe

2.      Saran

Sebaiknya kita memnggunakan obat tradisional seperti jahe

merah untuk menjaga kesehatan kita.

DAFTAR PUSAKAwww.bursainternet.com/kesehatan/115-khasiat-jahe-merah

www.kesehatan123.com/2297/manfaat-jahe-merah

http://www.google.co.id/imgres?q=gambar+jahe+merah&um=1&hl=id&client=firefox-a&sa=N&rls=org.mozilla:en-US:official&sout=0&tbm=isch&tbnid=rh88JWhsbl-VCM:&imgrefurl=http://teknikdiet.com/menu-sehat/manfaat-jahe-merah-yang-perlu-anda-ketahui&docid=PdatCHMEXKC-eM&imgurl=                                                                                         http://nuhaagro.files.wordpress.com/2011/05/jahemerah.jpg&w=333&h=500&ei=pkJzUMbyJYTprAfpt4GYBw&zoom=1&iact=hc&vpx=561&vpy=109&dur=1503&hovh=275&hovw=183&tx=89&ty=120&sig=113402654486585827224&page=1&tbnh=134&tbnw=95&start=0&ndsp=37&ved=1t:429,r:2,s:0,i:73&biw=1400&bih=927http://binaukm.com/2011/01/syarat-tumbuh-dan-teknik-budidaya-jahe/

Page 7: Tamba Han

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunanizingiberi, dari Bahasa Sanskerta, singaberi.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Tiongkok Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Botani dan Sistematika[sunting | sunting sumber]

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu jenis tanaman yang termasuk kedalam suku Zingiberaceae. Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta “singabera” (Rosengarten 1973) dan Yunani “Zingiberi” (Purseglove et al. 1981) yang berarti tanduk, karena bentuk rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin (officina) yang berarti digunakan dalam farmasi atau pengobatan (Janson 1981).

Jahe dikenal dengan nama umum (Inggris) ginger atau garden ginger. Nama ginger berasal dari bahasa Perancis:gingembre, bahasa Inggris lama:gingifere, Latin: ginginer, Yunani (Greek): zingiberis (ζιγγίβερις). Namun kata asli dari zingiber berasal dari bahasa Tamil inji ver. Istilah botani untuk akar dalam bahasa Tamil adalah ver, jadi akar inji adalah inji ver. Di Indonesia jahe memiliki berbagai nama daerah. Di Sumatra disebut halia (Aceh), beuing (Gayo), bahing (Karo), pege (Toba), sipode (Mandailing), lahia (Nias), sipodeh (Minangkabau), page (Lubu), dan jahi (Lampung). Di Jawa, jahe dikenal dengan jahe (Sunda), jae (Jawa), jhai (Madura), dan jae (Kangean). Di Sulawesi, jahe dikenal dengan nama layu (Mongondow), moyuman (Poros), melito (Gorontalo), yuyo (Buol), siwei (Baree), laia (Makassar), dan pace (Bugis). Di Nusa Tenggara, disebut jae (Bali), reja (Bima), alia (Sumba), dan lea (Flores). Di Kalimantan (Dayak), jahe dikenal dengan sebutan lai, di Banjarmasin disebut tipakan. Di Maluku, jahe disebut hairalo (Amahai), pusu, seeia, sehi (Ambon), sehi (Hila), sehil (Nusalaut), siwew (Buns), garaka (Ternate), gora (Tidore), dan laian (Aru). Di Papua, jahe disebut tali (Kalanapat) dan marman (Kapaur). Adanya nama daerah jahe di berbagai wilayah di Indonesia menunjukkan penyebaran jahe meliputi seluruh wilayah Indonesia. Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bisa dilakukan di daerah katulistiwa seperti Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia. Dalam sistematika tumbuhan, tanaman jahe termasuk dalam kingdom Plantae, Subkingdom Tracheobionta, Superdivisi: Spermatophyta, Divisi: Magnoliophyta/Pteridophyyta, Subdivisi:

Page 8: Tamba Han

Angiospermae, Kelas: Liliopsida-Monocotyledoneae, Subkelass: Zingiberidae, Ordo: Zingiberales, Suku/Famili: Zingiberaceae, Genus: Zingiber P. Mill. Species: Zingiber officinale (Roscoe, 1817) (US National Plant Database 2004). Sinonim nama jahe adalah : Amomum angustifolium Salisb., dan Amomum zingiber L. Ada sekitar 47 genera dan 1.400 jenis tanaman yang termasuk dalam dalam suku Zingiberaceae, yang tersebar di seluruh daerah tropis dan sub tropis. Penyebaran Zingiber terbesar di belahan timur bumi, khususnya Indo Malaya yang merupakan tempat asal sebagian besar genus Zingiber (Lawrence 1951: Purseglove 1972). Di Asia Tenggara ditemukan sekitar 80-90 jenis Zingiber yang diperkirakan berasal dari India, Malaya dan Papua. Namun hingga saat ini, daerah asal tanaman jahe belum diketahui. Jahe kemungkinan berasal dari China dan India (Grieve 1931; Vermeulen 1999) namun keragaman genetik yang luas ditemukan di Myanmar (Jatoi et al. 2008) dan India, yang diduga merupakan pusat keragaman jahe (Ravindran et al. 2005). Jahe memiliki jumlah kromosom 2n=2x=22, namun beberapa kultivar jahe diketahui sebagai poliploid (Kubitzki, 1998). Darlington dan Ammal (1945) dalam Peter et al. (2007) melaporkan terdapat jenis Z. officinale yang memiliki jumlah kromosom sebanyak 28. Darlington dan Wylie (1955) juga menyatakan bahwa pada jahe terdapat 2 kromosom B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber dan menemukan pada seluruh spesies memiliki jumlah kromosom 2n=22. Ratnabal (1979) mengidentifikasi kariotipe 32 kultivar jahe (Z. officinale) dan menemukan seluruh kultivar jahe memiliki kromosom somatik berjumlah 22 dan ditemukan pula adanya kromosom asimetris (kromosom B) pada seluruh kultivar kecuali kultivar Bangkok dan Jorhat. Beltram dan Kam (1984) dalam Peter et al. (2007) mengobservasi 9 Zingiber spp. dan menemukan bahwa Z. officinale bersifat aneuploid (2n=24), polyploid (2n=66) dan terdapat B kromosom (2n= 22+2B). Tetapi Etikawati dan Setyawan (2000), Z. officinale kultivar jahe putih kecil (emprit), gajah dan merah memiliki jumlah kromosom 2n=32. Eksomtramage et al. (2002) mengamati jumlah kromosom 3 spesies Z. officinale asal Thailand dan menemukan 2n=2x=22. Yulianto (2010) menyatakan jumlah kromosom jahe putih dan jahe merah yakni 2n=24=22+2B. Rachmandran (1969) melakukan analisis sitologi pada 5 spesies Zingiber, selain menemukan jumlah khromosom pada seluruh spesies 2n=22 juga membuktikan adanya struktur pindah silang akibat peristiwa inversi. Observasi pada fase metaphase mitosis menemukan bahwa jahe diploid (2n=2x=22) memiliki panjang kromosom rata-rata 128.02 μm dan lebar 5.82 μm. Rasio lengan kromosom terpanjang dan terpendek adalah 2.06:1, hampir 45,5% kromosom memiliki 2 lengan dan terdapat 2 kromosom yang berbeda (Zhi-min et al. 2006). Adanya variasi pada jumlah kromosom merupakan suatu mekanisme adaptasi dan pembentukan spesies pada tanaman. Hal ini juga menjadi penyebab terjadinya variasi genetik pada jahe. Selain itu ditemukannya struktur pindah silang diduga menjadi penyebab rendahnya fertilitas tepung sari yang menyebabkan pembentukan buah dan biji pada jahe jarang terjadi.

Ciri morfologis[sunting | sunting sumber]

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun

Page 9: Tamba Han

menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Pengolahan dan pemasaran[sunting | sunting sumber]

Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi. Untuk mendapatkan rimpang jahe yang berkualitas, jahe dipanen pada umur tidak terlalu muda juga tidak terlalu tua.

Jahe segar Selain dipasarkan dalam bentuk olahan jahe, juga dipasarkan dalam bentuk jahe segar, yaitu setelah panen, jahe dibersihkan dan dijual kepasaran.

Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:

Jahe kering

Awetan jahe

Jahe bubuk

Minyak jahe

Oleoresin jahe

Jahe kering[sunting | sunting sumber]

Merupakan potongan jahe yang dikeringkan dengan irisan memotong serat irisan tipis (digebing). Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.

Awetan jahe[sunting | sunting sumber]

Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah, tingting jahe (permen jahe), acar, asinan, sirup, dan jahe instan. Beberapa jenis olahan jahe ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.

Bubuk jahe[sunting | sunting sumber]

Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri, jahe dikeringkan selanjutnya digiling dengan kehalusan butiran bubuk yang ditentukan. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.

Oleoresin jahe[sunting | sunting sumber]

Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Warnanya cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.

Habitat[sunting | sunting sumber]

Page 10: Tamba Han

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembap dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

Varietas[sunting | sunting sumber]

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:

Jahe gajah/jahe badak[sunting | sunting sumber]

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe kuning[sunting | sunting sumber]

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.

Jahe merah[sunting | sunting sumber]

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak atsiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan kulit warna merah, serat lebih besar dibanding jahe biasa.

Produk jahe[sunting | sunting sumber]

Jahe biasanya digunakan untuk meredakan masuk angin.

Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan Jepang.

Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.

Page 11: Tamba Han