Tahun 20 1 9 - DJPb

163
Provinsi Kalimantan Selatan KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2019 KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Transcript of Tahun 20 1 9 - DJPb

Page 1: Tahun 20 1 9 - DJPb

Provinsi Kalimantan Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2019

KEMENTERIAN KEUANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Tim Penyusun

Pengarah

Usdek Rahyono ndash Kepala Kanwil

Penanggungjawab

Giri Susilo- Kabid PPA II

Penyusun

Arief Rokhman- Kasi PPA II B

Fahd Faisal Afriza

Anggota

Marjuki ndash Kasi PPA II A

Setyo Juri ndash Kasi PPA II C

Asparajidi

Malihah

Akhmad Sumadi

Padlansyah

Saniansyah

Didukung oleh Bidang PAPK Bidang PPA I

i

Page | i

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa

karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun

2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan

tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi

kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional

Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa

Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja

Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan

serta pihak-pihak lain yang memerlukannya

Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi

pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-

sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan

kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6

Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian

ini di masa yang akan datang

Banjarmasin Februari 2019

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Selatan

Usdek Rahyono

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

i

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii

RINGKASAN EKSEKUTIF xii

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

11 PENDAHULUAN 1

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1

121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1

122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4

13 TANTANGAN DAERAH 6

131 TantanganEkonomi Daerah 6

132 TantanganSosialKependudukan 7

133 TantanganGeografi Wilayah 8

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9

211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9

212 SukuBunga 17

213 Inflasi 18

214 NilaiTukar 20

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21

222 Tingkat Kemiskinan 23

223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26

224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27

23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29

31 APBN TINGKAT PROVINSI 29

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31

321 PenerimaanPerpajakan 31

322 Penerimaan Negara BukanPajak 34

323 PenerimaanHibah 35

33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35

34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39

341 Dana Transfer Umum 40

342 Dana Transfer Khusus 42

343 Dana Desa 43

344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44

351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii

352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45

353 SurplusDefisit 46

36PENGELOAAN BLU PUSAT 46

37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49

371 PenerusanPinjaman 49

372 Kredit Program 50

38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN

BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52

381 Mandatory Spending di Daerah 52

382 BelanjaInfrastruktur 55

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57

41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57

42 PENDAPATAN DAERAH 59

421 Dana TransferPerimbangan 60

422 PendapatanAsli Daerah 62

423 Pendapatan Lain-Lain 64

43 BELANJA DAERAH 65

431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65

432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66

433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69

441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69

442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70

443 Analisis Legal 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD 72

46PEMBIAYAAN 75

461 PenerimaanPembiayaan 75

462 PengeluaranPembiayaan 76

47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77

471 Analisis Horizontal danVertikal 77

472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82

481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82

482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83

483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN

DAN APBD) 85

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86

53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88

531 AnalisisProporsidanKomposisi 88

532 AnalisisPerubahan 89

533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 2: Tahun 20 1 9 - DJPb

Tim Penyusun

Pengarah

Usdek Rahyono ndash Kepala Kanwil

Penanggungjawab

Giri Susilo- Kabid PPA II

Penyusun

Arief Rokhman- Kasi PPA II B

Fahd Faisal Afriza

Anggota

Marjuki ndash Kasi PPA II A

Setyo Juri ndash Kasi PPA II C

Asparajidi

Malihah

Akhmad Sumadi

Padlansyah

Saniansyah

Didukung oleh Bidang PAPK Bidang PPA I

i

Page | i

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa

karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun

2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan

tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi

kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional

Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa

Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja

Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan

serta pihak-pihak lain yang memerlukannya

Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi

pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-

sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan

kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6

Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian

ini di masa yang akan datang

Banjarmasin Februari 2019

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Selatan

Usdek Rahyono

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

i

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii

RINGKASAN EKSEKUTIF xii

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

11 PENDAHULUAN 1

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1

121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1

122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4

13 TANTANGAN DAERAH 6

131 TantanganEkonomi Daerah 6

132 TantanganSosialKependudukan 7

133 TantanganGeografi Wilayah 8

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9

211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9

212 SukuBunga 17

213 Inflasi 18

214 NilaiTukar 20

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21

222 Tingkat Kemiskinan 23

223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26

224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27

23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29

31 APBN TINGKAT PROVINSI 29

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31

321 PenerimaanPerpajakan 31

322 Penerimaan Negara BukanPajak 34

323 PenerimaanHibah 35

33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35

34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39

341 Dana Transfer Umum 40

342 Dana Transfer Khusus 42

343 Dana Desa 43

344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44

351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii

352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45

353 SurplusDefisit 46

36PENGELOAAN BLU PUSAT 46

37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49

371 PenerusanPinjaman 49

372 Kredit Program 50

38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN

BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52

381 Mandatory Spending di Daerah 52

382 BelanjaInfrastruktur 55

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57

41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57

42 PENDAPATAN DAERAH 59

421 Dana TransferPerimbangan 60

422 PendapatanAsli Daerah 62

423 Pendapatan Lain-Lain 64

43 BELANJA DAERAH 65

431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65

432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66

433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69

441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69

442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70

443 Analisis Legal 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD 72

46PEMBIAYAAN 75

461 PenerimaanPembiayaan 75

462 PengeluaranPembiayaan 76

47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77

471 Analisis Horizontal danVertikal 77

472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82

481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82

482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83

483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN

DAN APBD) 85

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86

53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88

531 AnalisisProporsidanKomposisi 88

532 AnalisisPerubahan 89

533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 3: Tahun 20 1 9 - DJPb

i

Page | i

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa

karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun

2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik

Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan

tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi

kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional

Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa

Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja

Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan

serta pihak-pihak lain yang memerlukannya

Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi

pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-

sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan

kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6

Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh

karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian

ini di masa yang akan datang

Banjarmasin Februari 2019

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Provinsi Kalimantan Selatan

Usdek Rahyono

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi

Wabarakatuh

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

i

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii

RINGKASAN EKSEKUTIF xii

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

11 PENDAHULUAN 1

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1

121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1

122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4

13 TANTANGAN DAERAH 6

131 TantanganEkonomi Daerah 6

132 TantanganSosialKependudukan 7

133 TantanganGeografi Wilayah 8

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9

211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9

212 SukuBunga 17

213 Inflasi 18

214 NilaiTukar 20

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21

222 Tingkat Kemiskinan 23

223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26

224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27

23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29

31 APBN TINGKAT PROVINSI 29

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31

321 PenerimaanPerpajakan 31

322 Penerimaan Negara BukanPajak 34

323 PenerimaanHibah 35

33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35

34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39

341 Dana Transfer Umum 40

342 Dana Transfer Khusus 42

343 Dana Desa 43

344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44

351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii

352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45

353 SurplusDefisit 46

36PENGELOAAN BLU PUSAT 46

37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49

371 PenerusanPinjaman 49

372 Kredit Program 50

38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN

BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52

381 Mandatory Spending di Daerah 52

382 BelanjaInfrastruktur 55

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57

41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57

42 PENDAPATAN DAERAH 59

421 Dana TransferPerimbangan 60

422 PendapatanAsli Daerah 62

423 Pendapatan Lain-Lain 64

43 BELANJA DAERAH 65

431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65

432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66

433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69

441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69

442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70

443 Analisis Legal 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD 72

46PEMBIAYAAN 75

461 PenerimaanPembiayaan 75

462 PengeluaranPembiayaan 76

47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77

471 Analisis Horizontal danVertikal 77

472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82

481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82

482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83

483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN

DAN APBD) 85

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86

53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88

531 AnalisisProporsidanKomposisi 88

532 AnalisisPerubahan 89

533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 4: Tahun 20 1 9 - DJPb

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii

RINGKASAN EKSEKUTIF xii

DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii

BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1

11 PENDAHULUAN 1

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1

121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1

122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4

13 TANTANGAN DAERAH 6

131 TantanganEkonomi Daerah 6

132 TantanganSosialKependudukan 7

133 TantanganGeografi Wilayah 8

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9

211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9

212 SukuBunga 17

213 Inflasi 18

214 NilaiTukar 20

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21

222 Tingkat Kemiskinan 23

223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26

224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27

23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28

BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29

31 APBN TINGKAT PROVINSI 29

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31

321 PenerimaanPerpajakan 31

322 Penerimaan Negara BukanPajak 34

323 PenerimaanHibah 35

33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35

34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39

341 Dana Transfer Umum 40

342 Dana Transfer Khusus 42

343 Dana Desa 43

344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44

351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii

352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45

353 SurplusDefisit 46

36PENGELOAAN BLU PUSAT 46

37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49

371 PenerusanPinjaman 49

372 Kredit Program 50

38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN

BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52

381 Mandatory Spending di Daerah 52

382 BelanjaInfrastruktur 55

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57

41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57

42 PENDAPATAN DAERAH 59

421 Dana TransferPerimbangan 60

422 PendapatanAsli Daerah 62

423 Pendapatan Lain-Lain 64

43 BELANJA DAERAH 65

431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65

432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66

433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69

441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69

442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70

443 Analisis Legal 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD 72

46PEMBIAYAAN 75

461 PenerimaanPembiayaan 75

462 PengeluaranPembiayaan 76

47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77

471 Analisis Horizontal danVertikal 77

472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82

481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82

482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83

483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN

DAN APBD) 85

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86

53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88

531 AnalisisProporsidanKomposisi 88

532 AnalisisPerubahan 89

533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 5: Tahun 20 1 9 - DJPb

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii

352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45

353 SurplusDefisit 46

36PENGELOAAN BLU PUSAT 46

37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49

371 PenerusanPinjaman 49

372 Kredit Program 50

38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN

BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52

381 Mandatory Spending di Daerah 52

382 BelanjaInfrastruktur 55

BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57

41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57

42 PENDAPATAN DAERAH 59

421 Dana TransferPerimbangan 60

422 PendapatanAsli Daerah 62

423 Pendapatan Lain-Lain 64

43 BELANJA DAERAH 65

431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65

432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66

433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69

441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69

442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70

443 Analisis Legal 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD 72

46PEMBIAYAAN 75

461 PenerimaanPembiayaan 75

462 PengeluaranPembiayaan 76

47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77

471 Analisis Horizontal danVertikal 77

472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82

481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82

482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83

483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84

BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN

DAN APBD) 85

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86

53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88

531 AnalisisProporsidanKomposisi 88

532 AnalisisPerubahan 89

533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 6: Tahun 20 1 9 - DJPb

D A F T A R I S I

KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92

BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96

63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100

631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100

632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105

633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106

BAB VII ANALISIS TEMATIK 109

71 PENDAHULUAN 109

711 Stunting di Indonesia 109

BAB VIII PENUTUP 117

11 KESIMPULAN 117

12 REKOMENDASI 119

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 7: Tahun 20 1 9 - DJPb

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

v

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12

Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

13

Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

14

Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14

Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15

Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16

Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16

Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22

Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22

Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24

Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28

Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019

28

Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30

Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34

Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35

Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40

Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47

Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49

Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vi

Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

52

Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53

Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54

Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55

Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi

58

Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59

Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018

67

Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68

Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70

Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70

Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72

Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74

Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75

Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76

Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

78

Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019

79

Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81

Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

82

Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

83

Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019

84

DAFTAR TABEL

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019

vii

Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

86

Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90

Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

92

Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94

Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019

106

Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112

Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114

Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115

Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11

Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17

Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17

Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19

Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20

Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21

Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21

Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23

Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24

Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26

Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27

Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31

Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32

Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33

Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34

Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

36

Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37

Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38

Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39

Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41

Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41

Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42

Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43

Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45

Grafik 315 Surplus dan Defisit 46

Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60

Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61

Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62

Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64

Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

65

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

66

Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71

Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73

Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76

Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80

Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86

Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan

87

Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88

Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

89

Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019

90

Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91

Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan

92

Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101

DAFTAR GRAFIK

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

104

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

107

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

108

Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110

Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111

DAFTAR GAMBAR

KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98

Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99

Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114

xii

EXECUTIVE SUMMARY

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh

sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada

tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa

sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi

rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208

triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini

memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi

penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan

dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan

Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota

Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada

bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran

yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan

pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level

provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar

murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan

dan kota Banjarmasin

Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat

bervariasi antara lain

- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun

sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM

Nasional yang bernilai 7192

- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah

angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya

Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018

- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan

Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target

RKPD 0296

Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294

triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari

wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di

Kalimantan Selatan

Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara

performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan

xiii

dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan

pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam

APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah

sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195

triliun atau 8947

Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan

tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya

Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik

1576 dari tahun sebelumnya

Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan

Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun

demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara

merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara

tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)

Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana

transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit

Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan

daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan

dan struktur belanja pendidikan

Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup

signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski

demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari

KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta

kualitas air minum yang belum memenuhi standar

Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan

inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong

dengan mengasah kemampuan di beberapa

bidang

INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA

69657017

70722017

2018

2019

2017

2018

2019

0347

03440334

226

369

776

446

SD KeBawah

SMP Sederajat

SMASederajat

Diplomadan

Universitas

477

45431

2017

2018

2019

INFLASI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PDRB Kalimantan Selatan menurut

Lapangan Usaha masih didominasi oleh

sektor pertambangan (1869 persen)159104

171690

1807372017

2018

2019

PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN

INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019

TINGKAT KEMISKINAN

Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan

kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA

(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)

Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447

Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4

Regional Kalimantan IPM 2019

Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358

Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279

GINI RATIO

TINGKATPENGANGGURANTERBUKA

Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)

Inflasi Kalimantan Selatan tahun

2019 sebesar 401 Laju inflasi

kalender (November 2019 terhadap

Desember 2018) sebesar 356

UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN

Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan

hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah

menyelenggarakan Operasi Pasar Murah

khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin

Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market

Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi

ozon di Boyolali

pengeluaran konsumsi rumah tangga

masih mendominasi sebesar 4819

persen PDRB Kalimantan Selatan

Dalam Miliar Rp

NILAI TUKAR

SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()

6 5755

JAN 2019 JUNI 2019

DES 2019

Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat

Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at

Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD

408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (C to C)

385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (Y on Y)

-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel

Triwulan IV 2019 (q to q)

PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN

TRANSFER KE DAERAH

863 T

925 T

1066 T

2018

2019

20172018

20192337 T

2586 T

2947 T

DANA DESADBH

638 T

DAU

843 T

DID

31322 M

DAK FISIK

146 T

DAK NON

FISIK 219 T

APBN KALIMANTAN SELATAN

tAHUN 2019

PENDAPATAN NEGARA

2017

BELANJA NEGARA

PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK

PENYALURAN KUR

Penyaluran KUR terbesar

Perdagangan Besar dan

Eceran (136 T) dan Pertanian

Perburuan dan Perikanan

(72262 M)

Realisasi Penyaluran

TKDD tahun 2019 sebesar

Rp2029 T atau 9089

Realisasi Penyaluran Dana

Desa Tahun 2019 sebesar

Rp150 T atau 9977

PENDAPATANPERPAJAKAN

Sektor Pertambangan dan

Penggalian merupakan

Sektor yang paling dominan

pada pendapatan

perpajakan Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp296

triliun

PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL

BEA MASUK 14827 M

Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan

proyek Pembangkit Listrik BBM

BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO

Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran

39009 M

30215 M

6972 M

PPhPPNPBBCukai

609234 M266246 M

50136 M109 M

Pelayanan Umum 372 T

Ekonomi 286 T

Pendidikan210 T

BELANJA PEMERINTAHPUSAT

Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut

Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus

Realisasi Belanja

Daerah tertinggi

diperoleh dari fungsi

Pendidikan

Pelayanan Umum

serta Perumahan

dan Fasilitas Umum

466 T446 T

244 T

79 T

718 T574 T

ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo

Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah

Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah

Pajak

Daerah

Retribusi

Daerah

KekayaanDaerah yangdipisahkan

358 T

17232 M

9183 M

Hibah

Pendapatan

Lainnya

59973 M2103 M

DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya

73120 M

456 T

837 T

356 T

177 T

147 T

APBD KALIMANTAN SELATAN

20172018

2019

2158 T

2440 T

2725 T

2246 T 1953 T

2195 T

PENDAPATANDAERAH

BELANJADAERAH

PENDAPATAN TRANSFER

LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH

BELANJA DAERAH PER FUNGSI

PAD Lain-lain

231 TPAD

Belanja Pegawai

memberikan

kontribusi terbesar

dalam realisasi

APBD 2019 sebesar

79 T

BELANJA DAERAH PER JENIS

Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T

Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru

Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga

BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T

Belanja tersebutdigunakan untuk

Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan

gedung Rawat Inap

BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T

Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan

dan jembatanpembangunan rumah sakit

dan pemeliharaan jalanporos desa

la

Checklist Dan

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah

terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan

Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk

melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber

Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan

kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan

Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja

pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran

tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar

7180

Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor

pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum

merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi

pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas

air dan meningkatnya kabut asap

1

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 1

BAB I

SASARAN PEMBANGUNAN DAN

TANTANGAN DAERAH

11 PENDAHULUAN

Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk

mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan

baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan

tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah

adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi

kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting

agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif

dan efisien

Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan

stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan

perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah

melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat

merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan

yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan

regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung

menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien

12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021

RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala

daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan

dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat

daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN

Fungsi

APBN

adalah alat

alokasi

distribusi

dan

stabilitasi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 2

disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu

5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021

merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD

Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan

Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah

diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih

Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi

Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021

yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan

Berdikari dan Berdaya Saingrdquo

1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang

dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan

kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah

dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara

ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi

pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan

Kemandirian dari segi ketahanan energi

2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan

yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit

menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga

tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya

semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat

pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk

secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat

dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah

yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan

diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional

Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi

1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas

Dan Terampil

2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan

Berorientasi Pada Pelayanan Publik

Visi RPJMD

2016-2021

ldquoKalsel

Mapan

(Mandiri dan

Terdepan)

Lebih

sejahtera

Berkeadilan

Berdikari

dan Berdaya

Saingrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 3

3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan

Kearifan Lokal

4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan

Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya

5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis

Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di

Kalimantan Selatan diarahkan pada

1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada

taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya

kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga

kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan

pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180

2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran

meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja

pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang

Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan

pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik

adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI

BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP

pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP

3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran

menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya

ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan

terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan

tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka

Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah

sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401

4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal

dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja

Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar

dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah

satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 4

adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta

persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai

tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target

angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun

sebanyak 2232 kasus

5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur

ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran

meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur

PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut

adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen

6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya

Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian

Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai

Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan

Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi

Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi

nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi

awal sebesar 54 Triliun Rupiah

7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran

menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin

dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal

2014 sebesar 5586 point

Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan

Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir

122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019

Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak

Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan

sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019

Tema

Pembangunan

Kalimantan

Selatan

adalah

ldquoBergerak

Menuju

Pertumbuhan

Ekonomi

Yang Merata

Untuk Kalsel

Mapanrdquo

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 5

disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD

Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun

2019

Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan

dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu

1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan

tahun 2019 adalah sebagai berikut

a Mempercepat pengurangan kemiskinan

b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat

c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas

d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan

permukiman yang layak

e Meningkatkan tata kelola layanan dasar

f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik

2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan

konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah

a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi

b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil

c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi

barang dan jasa

3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan

Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya

maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah

a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian

b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan

c Peningkatan nilai tambah jasa produktif

d Peningkatan keterampilan tenaga kerja

e Peningkatan akses lapangan kerja

f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha

4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah

kebijakan Kalsel

a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi

b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 6

c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air

d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan

5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah

kebijakan Kalsel

a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber

b Kesuksesan pemilu

c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi

d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu

Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain

1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453

2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453

3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405

4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296

5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075

- Angka rata-rata lama sekolah 797

- Angka Harapan lama sekolah 1312

- Usia Harapan Hidup 6892

6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61

7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156

13 TANTANGAN DAERAH

Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong

maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan

pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat

penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang

tepat sasaran

131 Tantangan Ekonomi Daerah

Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus

melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi

secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur

perekonomian yang ditandai dengan antara lain

1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur

perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 7

sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui

dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan

kinerja perekonomian daerah di masa depan

2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang

belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun

pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh

beberapa wilayah saja

3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk

menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah

indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke

depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik

maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial

4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung

menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro

khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan

daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat

5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum

mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer

132 Tantangan Sosial Kependudukan

Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh

Kalimantan Selatan yaitu

1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator

a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih

berada di bawah rata-rata nasional

b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan

penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional

c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-

rata Nasional

d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan

menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional

e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan

Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar

6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan

Dominasi

sektor

Pertambangan

dan Penggalian

menjadi

tantangan

ekonomi

Kalimantan

Selatan

Tantangan

sosial

kependudukan

Kalimantan

Selatan antara

lain masih

rendahnya daya

saing SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 8

provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan

provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017

dan 7396 di tahun 2018

f Rendahnya daya saing tenaga kerja

2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang

dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal

3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh

a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan

minimal

b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap

penyimpangan administrasi

c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu

ditingkatkan

133 Tantangan Geografi Wilayah

Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa

dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui

maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan

anatara lain

1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar

wilayah

Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi

jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum

terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi

serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil

2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh

a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah

b Menurunnya kualitas air

c Meningkatnya kabut asap

Infrastruktur

yang belum

merata dan

berkualitas

menjadi salah

satu tantangan

geografis

Kalimantan

Selatan

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI

REGIONAL

PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka

ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang

dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum sebesar 741

Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan

menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka

ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334

TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang

disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen

IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk

dalam kategori tinggi

Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target

yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target

tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi

(ditargetkan sebesar 5)

2

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 9

BAB II

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS EKONOMI REGIONAL

21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL

211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh

ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya

kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi

tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas

migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan

tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih

mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi

nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga

menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan

pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar

dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam

melakukan kegiatan ekonomi atau investasi

Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan

dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan

kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang

dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi

Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca

Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi

demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga

stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun

2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB

sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019

tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun

Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)

Ekonomi

Indonesia di

tahun 2019

tumbuh 497

persen

(YoY)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 10

sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123

persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating

investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun

2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang

menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain

itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing

Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun

sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi

oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan

infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif

Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi

kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian

dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan

Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan

dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan

pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas

batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat

kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional

serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative

penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan

Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan

penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian

pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019

pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga

menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan

pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam

Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat

Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami

pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang

berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain

sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871

Pengalihan

sektor

ekonomi

menjadi

kebijakan

strategis

Kalsel

Ekonomi

Kalsel

tumbuh 408

persen pada

tahun 2019

(C to C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 11

persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi

sebesar 1436 persen

a Laju Pertumbuhan Ekonomi

Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun

2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen

C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor

Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor

penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C

to C

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit

Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya

aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid

Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT

meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari

Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20

Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal

19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala

Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan

Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)

b Nominal PDRB

1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha

Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan

menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi

-10

-5

0

5

10

Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)

Sektor

Pendidikan

tumbuh 754

persen C to

C

Konsumsi

LNPRT

tumbuh 797

persen C to

C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 12

oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan

sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146

persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas

ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun

2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak

perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada

triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019

Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB

Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung

program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif

Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu

mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar

negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)

2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran

Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di

tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan

Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari

struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan

Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen

Tabel 21

Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHB 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698

LNPRT 47619 49262 48761 50848

Konsumsi Pemerintah

403273 593640 582865 659564

PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158

Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)

Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888

Impor 2415058 2214242 2299559 2746909

PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517

Konsumsi RT

mendominasi

PDRB sebesar

4819 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 13

KOMPONEN PENGGUNAAN

PDRB ADHK 2019

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203

LNPRT 31577 32086 31351 32825

Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823

PMTB 716489 739799 795771 798297

Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)

Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100

Impor 1786683 1578950 1579775 2297778

PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384

Sumber BPS Provinsi Kalsel

a) Konsumsi

Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh

PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen

Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019

sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar

503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada

Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain

itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako

dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta

perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai

pengeluaran konsumsi rumah tangga

Tabel 22

Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel

2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

4828 4688 4686

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

8726360 8049249 7455496

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

6207997 5967833 5682228

Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat

menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan

perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per

Konsumsi RT

tumbuh 402

persen pada

2019 YoY

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 14

kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi

harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya

untuk investasi dan saving

Tabel 23

Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga

Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

109 102 099

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

196491 174680 156729

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

127839 118402 108886

Laju Pertumbuhan Komponen

797 874 558

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi

Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109

persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding

tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum

(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan

menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan

seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event

skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional

(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi LNPRT

Tabel 24

Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

1239 1215 1242

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

2239353 2086181 1975897

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

1375874 1335371 1302547

Laju Pertumbuhan Komponen

303 252 102

Konsumsi

LNPRT

tumbuh

lambat

sebesar 797

persen

Konsumsi

Pemerintah

memberi

kontribusi

1239 persen

pada PDRB

Kalsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 15

Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB

Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen

konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami

peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial

dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya

b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)

Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018

(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya

peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB

mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan

melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu

perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart

Tabel 25

Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

2521 2376 2298

Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)

4556934 4080149 3656205

Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)

3050356 2867756 2655107

Laju Pertumbuhan Komponen

637 801 430

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c) Ekspor dan Impor

Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal

diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun

demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika

dibandingkan dengan tahun 2018

Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan

CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi

beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)

Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun

sebelumnya

Secara q to

q ekspor

Kalsel

tumbuh di

atas 5

persen pada

triwulan IV

2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 16

Tabel 26

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Sumber BPS Provinsi Kalsel

Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi

disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai

angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019

diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek

pembangkit listrik (Boiler) PLN

Tabel 27

Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

5353 6340 5475

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

9675768 10886028 8710694

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

7243186 7245925 6838402

Laju Pertumbuhan Komponen

-004 596 1018

Sumber BPS Provinsi Kalsel

c PDRB Per Kapita

Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk

di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk

suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi

Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut

mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar

Rp4131 juta

Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi

Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen

Indikator 2019 2018 2017

Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()

6612 7888 7128

Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)

11950010 13543648 11340910

Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)

9763997 9669477 9246202

Laju Pertumbuhan Komponen

098 458 896

PDRB per

Kapita

Kalsel

tahun

2019

sebesar

Rp4287

juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 17

Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB

Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak

serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat

dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)

Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran

Grafik 22

PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019

Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)

212 Suku Bunga

Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter

dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan

baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus

2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai

suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter

dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar

keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter

melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga

perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya

transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk

tenor 3-12 bulan

Grafik 23

BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019

BI 7-Day

(Reverse)

Repo Rate

dapat

berpengaruh

cepat pada

pasar uang

Sumber Bank

Indonesia (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 18

Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan

untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi

berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik

aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia

memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada

angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku

bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah

ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia

menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum

Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis

poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3

persen

Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan

konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran

stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang

melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan

likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran

kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang

akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan

siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan

prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman

pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi

213 Inflasi

Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi

sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan

Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada

Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan

Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok

pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok

makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok

Pada akhir

2019 BI 7-

Day

(Reverse)

Repo Rate

ditutup

sebesar 5

persen

Inflasi

tahunan

2019 di

Kalsel

sebesar

401

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 19

kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami

penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar

sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok

pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas

yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan

udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila

Grafik 24

Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019

Sumber BPS Nasional (diolah)

Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini

disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu

kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen

kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen

kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032

persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen

kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen

Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan

makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan

harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur

ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi

Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun

kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi

melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah

operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019

di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 20

satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai

merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula

214 Nilai Tukar

Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating

Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk

mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS

meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat

Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan

impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran

utang luar negeri yang jatuh tempo

Grafik 25

Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019

Sumber Bank Indonesia

Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan

Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah

yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan

Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja

karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja

pemerintah jauh dari target yang ditetapkan

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai

ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka

tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama

penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar

Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor

Ekspor

Kalsel tahun

2019 sebesar

7732 Juta

USD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 21

Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859

Juta USD) dan India (131247 Juta USD)

Grafik 26

Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019

Sumber BPS Kalimantan Selatan

22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN

221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat

(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak

(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh

Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan

dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola

angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi

Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan

Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya

(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah

formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa

mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per

kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan

paritas daya beli (purchasing power parity)

Grafik 27

Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan

IPM Kalsel

2019

sebesar

7072

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 22

Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup

masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan

capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus

mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM

Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055

poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak

tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas

berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di

atas 70

Tabel 28

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan

Provinsi Kabupaten Kota

[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia

2019 2018 2017 2016 2015 2014

KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489

KALIMANTAN TENGAH

7091 7042 6979 6913 6853 6777

KALIMANTAN SELATAN

7072 7017 6965 6905 6838 6763

KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382

KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan

empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian

IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional

termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator

Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang

memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini

menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik

dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia

Tabel 29

Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional

Indikator IPM Kalimantan Selatan

Nasional

Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134

Kalsel urutan

keempat se

Kalimantan

IPM 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 23

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295

Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)

12253 11299

IPM 7072 7192

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan

Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota

Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di

Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu

pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai

lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas

Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota

perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru

berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat

pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua

kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan

mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan

besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan

Grafik 28

Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan

Sumber BPS Kalimantan Selatan

222 Tingkat Kemiskinan

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester

II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 24

persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang

dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di

wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan

sebesar 536 persen

Grafik 29

Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen

atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang

sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada

periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional

Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi

terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen

Tabel 210

Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan

PROVINSI

Persentase Penduduk Miskin

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)

Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19

KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047

KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124

KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029

KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091

KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861

NASIONAL 941 922 2514472 2478587

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Jumlah

penduduk

miskin Kalsel

2019 sebesar

19029 ribu

jiwa

Tingkat

kemiskinan

Kalsel 2019

sebesar 447

persen

terendah di

Pulau

Kalimantan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 25

Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2

pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis

pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan

457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita

perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada

September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis

kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun

perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis

kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran

pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan

Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar

penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan

pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan

sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702

Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata

pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami

peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157

pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di

antara penduduk miskin meningkat

Tabel 211

Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019

Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +

Pedesaan

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

September 2018 0614 0875 0753

Maret 2019 0601 0792 0702

September 2019 0642 0675 0659

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

September 2018 015 0214 0184

Maret 2019 0144 0161 0153

September 2019 0181 0135 0157

Sumber BPS Kalimantan Selatan

Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65

persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan

Persentase

penduduk

miskin

terbesar di

Kalsel adalah

Kab Hulu

Sungai Utara

(65 persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 26

Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru

sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan

untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi

dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan

Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3

Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di

seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah

Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di

wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu

daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen

223 Ketimpangan (Gini Ratio)

Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran

penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan

Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan

kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio

sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di

daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan

(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)

Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak

September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut

menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan

selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan

Grafik 210

Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019

Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan

berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada

perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio

Pada

September

2019 Gini

Ratio

Kalimanta

n Selatan

sebesar

0334

Sumber

BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 27

terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi

tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio

sebesar 0335

Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019

Provinsi

Gini Ratio ()

Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan

Kalimantan Barat 0344 0279 0318

Kalimantan Tengah 0367 0293 0335

Kalimantan Selatan 0358 0279 0334

Kalimantan Timur 0333 0289 0335

Kalimantan Utara 0287 0284 0292

Indonesia 0391 0315 038

224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran

Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai

angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)

Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat

pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen

Grafik 211

Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)

Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta

Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan

Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja

baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio

pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini

disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan

TPT Kalsel

2019

sebesar

431 turun

122 persen

dari tahun

2018

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

Sumber BPS

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 28

Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019

Rincian 2019 2018 2017 2016 2015

Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250

Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502

Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748

TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973

TPT () 431 45 477 545 492

Sumber BPS Kalimantan Selatan

23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN

REGIONAL

Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan

Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro

ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian

pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang

ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian

Nasional

Tabel 214

Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan

Indonesia Tahun 2019

Indikator Target

dalam KUA Capaian Kalsel

Capaian Nasional

Pertumbuhan Ekonomi ()

403-453 408 502

Tingkat Inflasi () 5 401 272

Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941

Gini Ratio 0296 0334 038

Tingkat Pengangguran Terbuka ()

420-425 431 528

IPM 7075 7072 7192

Sumber BPS (diolah)

Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan

yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat

Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan

perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa

Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor

dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup

terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar

internasional

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal

Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga

mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam

menggerakkan sektor riil

Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi

dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di

Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan

pengentasan kemiskinan

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat

terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut

mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi

belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu

merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-

baiknya

3

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 29

BAB III

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBN

TINGKAT REGIONAL

31 APBN TINGKAT PROVINSI

Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau

Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan

sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota

Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3

(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi

Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan

pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya

menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah

pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun

2019

Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang

pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga

memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan

anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)

Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target

dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu

ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan

(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan

beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan

secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja

negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial

percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan

desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi

landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

Tema APBN

2019 ldquoAPBN

untuk

Mendorong

Investasi

dan Daya

Saing

Melalui

Pembangun

an SDM

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 30

Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan

pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun

Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di

tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara

yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke

Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan

alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total

Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan

pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106

triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar

Rp967 triliun

Tabel 31

APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Uraian

Tahun 2018 Tahun 2019

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667

1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396

2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620

II HIBAH - - 0 - - -

B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152

I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361

II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060

C SURPLUS DEFISIT -

1710939 -1661385 -

2106847 -

1871299 -

Sumber GFS (diolah)

Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah

terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106

triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian

tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi

sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi

pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar

Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun

dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi

Alokasi

Belanja

Pemerintah

Pusat dan

TKDD

meningkat

masing-

masing 597

persen dan

2733

persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 31

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096

persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117

triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi

PNBP tahun 2018

Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada

tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat

(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)

sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019

sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut

meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan

untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar

Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun

32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

321 Penerimaan Perpajakan

a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari

target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan

didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831

persen dari total penerimaan perpajakan

Grafik 31

Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Realisasi

Pajak

Pemerintah

pusat

mencapai

Rp952

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 32

Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi

Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan

sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di

bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan

Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat

signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji

ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan

tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068

miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota

Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291

persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota

Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat

perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan

Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga

membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan

Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan

yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang

pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan

Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari

seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069

persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian

Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan

eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen

Grafik 32

Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018

Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel

Realisasi

Pajak

didominasi

sektor

tambang

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 33

Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan

pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu

sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan

sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang

sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari

masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik

(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang

digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa

sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea

keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis

Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen

yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa

yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya

permintaan pasar

Grafik 33

Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019

b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan

Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu

daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan

pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan

Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi

Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan

masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12

persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle

Bea masuk

memperoleh

capaian

tertinggi

karena impor

barang

pembangkit

listrik

meningkat

Tax Ratio

Kalsel 2019

sebesar

527 persen

Sumber

Kanwil Bea

Cukai

Kalbagsel

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 34

income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya

kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi

Grafik 34

Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019

322 Penerimaan Negara Bukan Pajak

a Perkembangan PNBP menurut Jenis

Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin

mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan

pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari

target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar

2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun

2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246

miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau

sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya

memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari

total penerimaan

Tabel 32

Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan

Uraian

2018 2019

Pagu (miliar Rp)

Realisasi (miliar Rp)

Pagu

(miliar Rp) Realisasi

(miliar Rp)

Penerimaan SDA - - 000 - - 000

Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566

PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815

Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

Sumber BPS dan

OMSPAN (diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 35

b Perkembangan PNBP Fungsional

Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa

Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327

persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan

Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen

dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh

capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215

miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan

Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja

antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri

Antasari Banjarmasin

Tabel 33

PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan

PNBP Fungsional 2019 2018

Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136

Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130

Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387

Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000

Penerbitan STNK 42788800000 42183000000

90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP

288345730184 328025212222

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

323 Penerimaan Hibah

Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak

teralokasikan penerimaan hibah

33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL

Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang

digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang

dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di

Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut

organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah

pusat menurut jenis belanja

Jasa

Kepelabuhan

an memberi

kontribusi

sebesar 3327

persen dari

total

penerimaan

PNBP

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 36

Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat

realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah

pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar

2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja

pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara

sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen

1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian

Anggaran Kementerian Lembaga)

Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada

KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan

alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat

sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap

pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi

sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya

Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua

sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen

Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian

realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar

atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90

persen

Grafik 34

Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di

Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Sumber OM SPAN (diolah)

Belanja

Pemerintah

Pusat

mencapai

Rp918

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 37

2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi

Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi

anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan

kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara

keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada

tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun

atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan

memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu

belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran

sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan

kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan

dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD

Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu

sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406

persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum

dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi

Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada

fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161

miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal

ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan

Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi

kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh

capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi

pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi

Grafik 35

Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)

Fungsi

Pendidikan

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp226

triliun

Sumber

GFS

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 38

3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja

Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi

anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan

selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018

Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544

persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat

sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018

Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi

masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis

belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen

dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan

kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk

belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan

kesejahteraan masyarakat

Grafik 36

Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)

Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih

terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan

Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran

masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian

swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan

yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan

Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis

belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau

Belanja

Barang

memperoleh

alokasi

terbesar

Rp435

triliun

Lonjakan

belanja

terjadi pada

bulan

Desember

Sumber

GFS

(Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 39

9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan

dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya

pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar

Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar

Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395

triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian

tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat

dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan

perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program

Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan

tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah

terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)

Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau

8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut

turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi

dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar

terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh

pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar

Rp67661 miliar (8424 persen)

Grafik 37

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja

Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka

mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana

Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi

Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat

Realisasi

belanja

tertinggi

adalah

belanja

pegawai

sebesar

Rp348

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 40

sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen

Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan

Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen

dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut

turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu

penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan

selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi

Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh

Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana

Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP

Tabel 34

Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam

miliar Rp)

DANA TRANSFER 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453

a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495

-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829

-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000

-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226

-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260

-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486

B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980

Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)

341 Dana Transfer Umum

a Dana Alokasi Umum

Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836

triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja

pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik

mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4

kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen

yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988

Realisasi

TKDD

sebesar

Rp2029

triliun

Penyaluran

DAU sebesar

Rp836

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 41

persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981

persen)

Grafik 38

Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

b Dana bagi hasil

Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan

secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar

Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat

4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi

oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang

mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan

bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan

perekonomian Kalimantan Selatan

Grafik 39

Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

342 Dana Transfer Khusus

a DAK Fisik

Penyaluran

DBH sebesar

Rp638

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 42

Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar

Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito

Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu

Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355

miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh

alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang

Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen

Grafik 310

Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah

diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di

beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses

operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan

e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi

dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya

b DAK Non Fisik

Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan

sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan

ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan

(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan

bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan

Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik

sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini

disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah

(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Penyaluran

DAK Fisik

sebesar

Rp146

triliun

Penyaluran

DAK Non

Fisik sebesar

Rp89604

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 43

Grafik 311

Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

343 Dana Desa

Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12

Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana

Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu

sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar

Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi

terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851

persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa

inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo

mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian

besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi

ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa

Maradap dan masih dalam proses hukum

Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 44

Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah

penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari

musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya

pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam

membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan

keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah

desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa

344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan

Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara

agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu

Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi

Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan

telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai

92

Grafik 313

Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)

Sumber Simtrada (diolah)

35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL

351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)

Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi

oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan

negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018

yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai

Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea

masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan

perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang

untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan

Dana Desa

disalurkan

kepada 1864

desa sebesar

Rp15 triliun

Arus kas

masuk 89

persen

berasal dari

perpajakan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 45

Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total

arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari

Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun

Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan

optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau

belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik

Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)

Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja

TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi

TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan

dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran

dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara

kesatuan

Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis

belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek

pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan

gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian

realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan

Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan

Arus kas

keluar 6885

persen

diperoleh

dari TKDD

Sumber

GFS dan OM

SPAN

(diolah)

Sumber

GFS dan

OM SPAN

(diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 46

353 SurplusDefisit

Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN

selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada

tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa

provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di

Indonesia

Grafik 316

Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)

Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)

Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami

peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada

bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan

adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya

kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian

belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya

peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai

pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat

sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan

Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan

36 PENGELOLAAN BLU PUSAT

1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat

Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker

yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan

menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda

Kalimantan Selatan

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 47

a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI

b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin

c Jenis Layanan Bidang Kesehatan

d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014

e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016

f Penetapan Remunerasi -

g Ketersediaan Layanan

IGD

Rawat Jalan

Bedah Sentral

Rawat Inap 101 Tempat Tidur

Gigi Mulut

Trauma Center

BPJS Center

Kompartemen Dokpol (DVI

Forensik Perawatan

Narkobatahanan)

Penunjang Medik (radiologi

dan laboratorium

Penunjang non Medik

(ambulancetransportasi)

h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak

2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat

Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem

informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara

Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM

RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara

Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran

Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019

mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017

(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan

lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU

sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle

cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan

kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito

Tabel 35

Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara

Indikator 2019 2018 2017

Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795

a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458

b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867

c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470

Arus kas

Kalsel selalu

mengalami

defisit dalam

5 tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 48

Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000

Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000

Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241

Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889

Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985

Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483

Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985

Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000

Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130

Belanja BLU 9181 9201 9735

Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan

Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi

pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan

operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau

8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja

RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total

anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar

belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS

Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI

sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI

sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104

miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879

juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar

Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih

ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama

pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk

sewa ATM kantin dan sewa kendaraan

3 Kemandirian BLU

Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah

untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh

karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap

dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar

Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018

sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan

Realisasi

belanja RS

Bhayangka

ra

mencapai

Rp4417

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 49

BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019

sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu

pendapatan BLU

4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP

Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang

berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN

Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri

Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut

memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang

baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat

direkomendasikan menjadi BLU

Tabel 36

Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan

Satker 2019

Pagu Realisasi

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649

UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498

POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818

POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110

Sumber OM SPAN (diolah)

37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT

371 Penerusan Pinjaman

Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan

Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap

Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019

No Nomor SLA Nama SLA Penerima

SLA

Jumlah SLA

(miliar Rp)

Tkt Bunga

Loan ID

1 SLA-035DDI1981

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

215 960 2129001

2 SLA-819DP31995

Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND

Pemko Banjarmasin

1213 1150 2129101

3 RDA-169DP31994

Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin

Pemko Banjarmasin

1122 1150 2129201

Sumber aplikasi SLIM (diolah)

Terdapat 5

Satuan

Kerja PNBP

yang

berpotensi

untuk

menjadi

BLU

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 50

372 Kredit Program

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999

(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)

sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha

Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta

(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar

menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap

sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap

sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM

dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat

kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan

tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu

pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi

pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat

(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya

ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan

memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan

kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang

kurang Bankable

Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur

Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan

penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR

juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah

debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang

tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan

Tabel 38

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan

Sektor Ekonomi 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan

26891 722619500000 26996 685349400108

Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000

Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -

Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000

Penyaluran

KUR tahun

2019

sebesar

Rp259

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 51

Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000

Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887

Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum

1351 57386100000 725 41416500000

Transportasi Pergudangan dan Komunikasi

1324 56264000000 1150 45744010000

Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan

274 16136925000 309 19245530000

Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000

Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya

6685 179261375554 7025 166345320400

JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran

merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu

sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan

Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor

mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali

Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi

pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan

sebesar 19864 persen

Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4

memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau

5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha

Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman

permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan

perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan

total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran

KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan

tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur

Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Skema

mikro

merupakan

skema

penyaluran

terbesar

senilai

Rp142

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 52

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395

Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR

terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015

miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat

bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun

demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak

281 persen dibandingkan tahun 2018

38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY

SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH

381 Mandatory Spending di Daerah

Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan

peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun

sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan

kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi

sebesar 8593 persen

Tabel 310

Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019

NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER

Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas

1556405735000 1403534527643 9018 4 154

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat

46410658000 43770057648 9431 5 29

Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak

221212527000 214098052290 9678 3 23

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 53

Percepatan Pengurangan Kemiskinan

149486162000 128452140094 8593 7 27

Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar

16326039000 15807913795 9683 1 5

JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074

Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)

a Belanja Sektor Pendidikan

Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana

amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan

pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional

Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki

porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu

sebesar 782 persen

Tabel 311

Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS

BELANJA PAGU

(juta Rp) REAL

(Juta Rp) Real

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Perkantoran 52 6111 000 000

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Layanan Dukungan Manajemen Satker

52 57101 23882 4182

Program Pembinaan Konstruksi

Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi

52 490256 429671 8764

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah

52 3317488 1844810 5561

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan

52 3378089 1519455 4498

Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri

53 1045200 246678 2360

JUMLAH

8305580 4070567 4901

Sumber RPA (diolah)

b Belanja Sektor Kesehatan

Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan

oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran

alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah

sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 54

48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar

476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi

pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari

total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22

persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen

Tabel 312

Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019

NMPROGRAM PAGU (Juta

Rp) REAL

(Juta Rp)

Realisasi

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208

Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039

Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748

Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738

Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399

Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665

Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753

Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998

Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966

Jumlah 26421261 25004193 9464

Sumber RPA (diolah)

Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu

program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan

Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan

Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil

yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian

outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2

program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 55

Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi

dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat

realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini

menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik

382 Belanja Infrastruktur

Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2

Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR

Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat

realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu

adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan

tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional

wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan

Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi

Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen

Tabel 313

Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019

KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673

22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 55795 501149 8764

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 1495958 1221740 8283

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KP 70862 69193 8724

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 33841 32253 9383

33

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TP 4302 4302 10000

JUMLAH 2418658 2079163 8596

Sumber RPA

Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN

Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan

Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan

Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 56

2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja

infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian

output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya

sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312

persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai

Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat

capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764

persen

la

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBD

APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan

Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit

sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan

sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun

mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut

disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif

pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada

pemerintah pusat berupa Dana Transfer

Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara

agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal

jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen

Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan

belum optimal dalam Belanja Daerah

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 57

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN APBD

41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)

Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi

sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja

dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan

masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah

dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu

mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya

target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah

ditetapkandirencanakan

Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan

sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)

dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen

pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total

pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer

terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan

Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah

Pusat masih sangat besar

Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar

1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di

seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai

berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer

meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat

5525 persen

Tabel 41

Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018

Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Realisasi

pendapatan

meningkat

1166

persen pada

tahun 2019

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 58

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun

2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi

alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau

mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan

Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal

masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja

Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada

Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja

Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai

yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019

42 PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan

Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih

dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa

komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain

Realisasi

belanja

daerah

sebesar

Rp2454

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 59

Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami

pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-

Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55

persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Tabel 42

Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342

1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401

2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

12990 9383 7223 17867 18365 10279

4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293

II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482

a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381

b DBH Bukan Pajak (SDA)

238674 456545 19128 304292 380522 12505

c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988

d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023

2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621

3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781

III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521

2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184

Sumber GFS (Diolah)

421 Dana TransferPerimbangan

Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam

rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi

khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047

PAD

meningkat

13 persen C

to C

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 60

triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)

dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan

transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer

Pemda Lainnya meningkat 1776 persen

Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa

mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui

instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen

dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di

setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang

fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus

perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai

dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri

Grafik 41

Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan

tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan

dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio

pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar

7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat

besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut

mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

1206

1972

3289 3818

1735

573

-343

1081 1513

1622

3307

2159

-558

1000

-1000-50000050010001500200025003000350040004500

0 500

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan

Realisasi

Dana

transfer

sebesar

Rp2047

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 61

Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun

2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total

pendapatan daerah

Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan

secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap

pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen

Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar

9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer

atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam

sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk

meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi

penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta

sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah

Grafik 42

Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019

Sumber GFS (Diolah)

422 Pendapatan Asli Daerah

Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan

pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber

pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah

(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri

oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai

dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu

terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut

4387

8581 8867

9147 8667

7921

9265

8637 8897

8812 8984 9303

7639 7449

000

2000

4000

6000

8000

10000

Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019

Rasio Dana

Transfer

terhadap

pendapatan

daerah

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 62

meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan

Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari

total PAD Kalimantan Selatan

Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019

telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi

Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian

2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai

Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi

Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak

Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak

pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099

miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak

Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan

sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar

Grafik 43

Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019

Sumber GFS (Diolah)

Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu

sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut

dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami

penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen

terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan

pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan

batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen

PAD

terealisasi

sebesar

7511 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 63

Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019

memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli

Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071

persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan

seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen

Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak

terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan

sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018

Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar

Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan

sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas

penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar

menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang

dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan

mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat

sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini

disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga

sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan

Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen

Grafik 44

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah

Sumber GFS (Diolah)

7257

1333

1339 1071 1393

1169 722

1309

992

1417

960

719

1894 2244

00010002000300040005000600070008000

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah

Realisasi

Retribusi

sebesar

Rp17232

miliar

Realisasi

Hasil

Kekayaan

Daerah

dipisahkan

sebesar

Rp9383

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 64

Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli

Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa

besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya

Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi

Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan

demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk

memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan

423 Pendapatan Lain-lain

Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah

Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat

Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen

terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah

Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar

meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang

sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari

BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan

Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga

pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)

dibandingkan tahun 2018

Grafik 45

Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh

pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat

52777

434170

-100000

000

100000

200000

300000

400000

500000

- 20 40 60 80

100 120 140 160

Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan

Pendapatan

hibah Kalsel

sebesar

Rp54241

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 65

113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar

Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan

Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar

43 BELANJA DAERAH

431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan

Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan

perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah

Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan

Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan

Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua

Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas

pembangunan Nasional

Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata

rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah

dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil

yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian

yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja

Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082

miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru

di Kalimantan Selatan

Pendidikan

menjadi

urusan

belanja

tertinggi

sebesar

Rp443

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 66

432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi

Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan

Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi

belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan

capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen

pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun

2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas

pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan

Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja

Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun

2019

Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019

dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar

Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019

sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan

Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu

ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada

sektor Pariwisata

433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis

Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195

triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut

Pendidikan

menjadi

fungsi

belanja

tertinggi

sebesar

Rp446

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 67

mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018

Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun

Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318

miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar

Tabel 43

Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)

Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja

Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi

sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409

persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen

terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536

triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja

Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar

di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar

Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih

banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya

Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar

Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari

alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan

tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang

memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja

perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar

Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja

Barang sebesar Rp193 triliun

Belanja

pegawai

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp790

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 68

Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami

penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar

diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar

Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja

bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun

Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah

terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada

capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan

sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan

memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun

Tabel 44

Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan

Pemda

Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah

(miliar Rp)

Rasio

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

BPegawai B Daerah

BBarang B Daerah

BModal B Daerah

KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688

BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149

TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077

TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502

HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827

HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312

BARITO KUALA

47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532

TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729

KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515

HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294

TANAH BUMBU

47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182

BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600

BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720

BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009

Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617

Sumber LRA GFS (diolah)

Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja

daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen

Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup

bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di

luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya

di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu

Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu

Belanja

modal

memperoleh

capaian

tertinggi

Rp575

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 69

Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala

Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin

44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH

441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah

Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya

melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan

Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri

dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan

aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami

peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin

tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan

Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan

bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di

Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling

kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107

miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774

miliar

Tabel 45

Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Nilai Aset

Pagu Pendapatan

BLUD

Pagu Pendapatan

APBD Total Pagu

RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191

RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan

32654 9662 11276 20938

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu

11382 11048 6332 17380

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978

RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

RSUD Ulin

memiliki

aset

terbesar

Rp131

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 70

442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD

Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan

Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar

1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor

Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415

persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan

Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang

signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019

Tabel 46

Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan

Aset

RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640

Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261

RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi

APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar

daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan

operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan

murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD

Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276

miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang

sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti

lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM

Tabel 47

Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018

(Dalam Miliar Rp)

Nama Satker BLUD 2018 2019

BLUD APBD BLUD APBD

RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461

Aset RSUD

H A Noor

meningkat

sebesar

3415 persen

Kemandiria

n BLUD

dilihat dari

porsi

pendapatan

murninya

lebih besar

daripada

porsi APBD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 71

RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887

RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170

Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276

RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332

RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586

RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat

dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan

seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja

dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan

BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD

H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing

sebesar 9435 persen dan 9761 persen

Grafik 48

Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)

443 Analisis Legal

Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur

maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan

kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat

disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi

kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP

No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 72

45 SURPLUSDEFISIT APBD

Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan

seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya

pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh

daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya

belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut

Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi

penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit

anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah

untuk membiayai belanjanya

Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan

(Dalam Miliar Rp)

URAIAN 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah

2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

Surplus(Defisit) (272049) 128481

(34229) 144565

Sumber GFS (Diolah)

Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018

direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan

defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)

dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja

pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan

Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu

mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi

APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)

dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut

dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan

modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah

lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan

pembanguna infrastruktur di daerah)

Realisasi

APBD Kalsel

selalu

surplus

dalam 2

tahun

terakhir

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 73

Grafik 49

Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)

Sumber GFS (Diolah)

Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam

menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja

dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)

terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap

pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu

memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah

kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang

mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito

Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi

dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah

Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan

Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan

transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana

transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat

frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan

Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap

transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893

persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan

anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah

dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan

penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja

76670

(78170)

144565 128481

(100000)

(50000)

-

50000

100000

150000

200000

-

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

2016 2017 2018 2019

PendapatanDaerah

BelanjaDaerah

TransferPemda

Rasio

Surplus

terhadap

pendapatan

sebesar

474

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 74

pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan

anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan

serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh

pemerintah daerah

Tabel 49

Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019

PEMDA Pendapatan

APBD (miliar Rp)

Belanja APBD

(miliar Rp)

Belanja Transfer (miliar

Rp)

Surplus (Defisit) (miliar

Rp)

Rasio SD terhadap

pendapatan APBD

Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)

Rasio SD terhadap transfer

Semester I

1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46

KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029

BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742

TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308

TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893

HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868

HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525

BARITO KUALA

125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417

TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535

KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504

HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716

TANAH BUMBU

201180 162699 23782 14699 731 60011 2449

BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988

BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575

BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278

Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650

Sumber GFS (Diolah)

Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan

multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit

anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat

mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk

berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit

anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh

sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat

Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071

persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari

Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 75

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa

pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128

maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa

Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan

meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN

Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar

kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah

terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan

461 Penerimaan Pembiayaan

Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan

Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau

naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA

merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan

pembiayaan sebesar Rp308 triliun

Tabel 410

Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772

Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 000 -10000

Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067

Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya

1344 011 1225325

Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)

Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja

dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun

sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan

daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA

tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702

persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut

mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran

masyarakat

Penerimaan

pembiayaan

berkontribu

si Rp312

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 76

Grafik 410

Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam

Miliar Rp)

Sumber LRA GFS (Diolah)

462 Pengeluaran Pembiayaan

Tabel 411

Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)

Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan

Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130

Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah

10716 4582 13400

Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri

202 438 -5397

Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913

Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)

Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan

Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan

kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839

miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung

kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi

dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait

pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana

cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018

Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan

kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar

Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan

012 013

047

010

022

-

010

020

030

040

050

-

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA

Pembentukan

dana cadangan

sebesar

Rp16839

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 77

apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah

ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal

tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang

semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang

dipisahkan

47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

471 Analisis Horizontal dan Vertikal

a Analisis Horizontal

Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk

membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda

(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total

pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun

Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar

Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah

Rp62076 miliar

Tabel 412

Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan

2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA PAD Dana Transfer

Lain-lain Pendapatan yang

Sah Pendapatan Daerah

Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi

KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615

BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155

TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999

TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548

HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426

HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942

BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584

TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306

KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796

HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884

TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180

BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419

BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373

BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614

Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841

Sumber LRA GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 78

Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal

tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam

mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar

Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli

daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486

miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah

dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan

daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum

sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal

tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di

Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan

Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa

komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan

penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti

dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh

pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di

Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya

Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di

Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar

Tabel 413

Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah

Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)

PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Target Capaian Target Capaian Target Capaian

KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559

BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567

TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131

TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978

HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099

HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355

BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433

TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283

KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120

HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 79

TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834

BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839

BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472

BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903

Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)

Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja

Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal

Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah

pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang

dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain

itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar

Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan

tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS

sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu

memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja

Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735

miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar

b Analisis Vertikal

Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos

pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam

satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari

Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total

pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan

sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen

Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup

Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan

sektor pertanian perkebunan dan perikanan

Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen

terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin

Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang

kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat

Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah

Kab Tanah

Bumbu

memperoleh

dana transfer

tertinggi

dibanding

KabKota

Lainnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 80

Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai

merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan

Grafik 411

Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD

Sumber GFS (Diolah)

472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah

Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing

daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan

pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu

Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan

indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta

kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan

daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah

daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal

daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Tabel 414

Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019

SANGAT RENDAH

(IKFD lt 0509)

-

SEDANG

(0720 le IKFD lt 1089)

- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 81

RENDAH

(0509 le IKFD lt 0720)

- Hulu Sungai Tengah (0691)

TINGGI

(1089 le IKFD lt 1959)

- Banjarmasin (1241)

- Balangan (1219)

- Tanah Bumbu (1399)

Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019

Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang

masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah

Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu

Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya

masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi

tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten

Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori

IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten

Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang

menjadi kategori tinggi

48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH

Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur

dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan

ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja

wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum

dan alokasi dana desa

481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan

Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal

31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49

ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut

memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi

Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat

sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut

menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas

sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 82

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)

100819620000

KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan

Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus

90344355836

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)

83457000000

KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan

BOSDA SMK Negeri 45720941600

TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Penyediaan Jasa Non PNS

42383048000

BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Operasional Sekolah Dasar BOS APBN

37787423681

KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

36697151140

TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)

34023998623

KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar

30446573878

TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI

28936404346

Sumber SIKD DJPK (Diolah)

482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan

Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36

Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian

realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243

triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per

fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018

realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)

Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses

pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 83

Tabel 415

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395

KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884

KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap

101857335932

HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry

Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan

94918493624

BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD

84484076158

BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

76615298219

HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai

75697734329

TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD

47071873665

KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD

Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD

36588197586

TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD

Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan

34956844582

Sumber SIKD DJPK (diolah)

483 Belanja Infrastruktur Daerah

Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun

Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan

Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan

wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar

Tabel 416

Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan

2019

PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)

320797861768

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 84

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)

231343728137

BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan

Pembangunan jalan 75529068813

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pembangunan Rumah Sakit 74487683134

BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa

64673367060

BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan

63523362650

KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)

53265035856

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651

KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping

48877226915

Sumber SIKD DJPK (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762

triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan

pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan

pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah

pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi

belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen

Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan

pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami

kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer

meningkat 399 persen

5

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 85

BAB V

PERKEMBANGAN DAN

ANALISIS PELAKSANAAN

ANGGARAN KONSOLIDASIAN

(APBN DAN APBD)

51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN

Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana

dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program

penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik

ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah

saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan

peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam

untuk menjadi poros utama perekonomian daerah

Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang

disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)

dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam

periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun

Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to

C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun

mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang

sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian

pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen

(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan

pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa

secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh

membaik dibandingkan tahun sebelumnya

Pendapatan

Konsolidasia

n sebesar

Rp1762

triliun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 86

Tabel 51

Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan

2018 (Dalam Miliar Rp)

Uraian 2018 2019 Kenaikan

Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi

Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659

Pendapatan Perpajakan

812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199

PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413

Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344

Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702

Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576

Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079

Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989

Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493

Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942

Penerimaan Pembiayaan

- 176463 176463 - 312323 312323 7699

Pengeluaran Pembiayaan

- 9055 9055 - 28697 28697 21692

SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817

) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah

Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)

52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN

a Analisis Proporsi dan Perbandingan

Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh

pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762

triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan

berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari

pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan

daerah 2733 persen

Grafik 51

Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019

Perpajakan

konsolidasian

sebesar

Rp1762

triliun Sumber LRA

Konsolidasian

GFS (Diolah)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 87

Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian

memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total

pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh

penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat

memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan

transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340

persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi

Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya

berasal dari pemerintah daerah

b Analisis Perubahan

Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019

konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari

setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan

dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen

pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi

Rp16816 miliar

Grafik 52

Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan

Selatan 2019

Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)

Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan

sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan

pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar

Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar

Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami

Perpajakan(miliar Rp)

PNBP(miliar Rp)

Hibah(miliar Rp)

Transfer(miliar Rp)

2018 1169723 302407 39085 097

2019 1309945 375374 59973 16816

perubahan 1199 2413 5344 1727702

1199 2413 5344

1727702

000

500000

1000000

1500000

2000000

- 200000 400000 600000 800000

1000000 1200000 1400000

Pendapatan

hibah

konsolidasian

mengalami

peningkatan

signifikan

sebesar 5344

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 88

peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen

dan 2413 persen

c Analisis Tax Ratio Konsolidasian

Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan

pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan

dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian

Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385

persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen

Grafik 53

Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan

Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)

53 BELANJA KONSOLIDASIAN

51 Analisis Proporsi dan Komposisi

Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian

sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi

sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi

belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah

dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan

Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi

dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang

memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian

Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan

bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi

terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019

masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun

Komposisi

belanja

konsolidasian

terdiri dari

6751 persen

belanja

operasi dan

2131 persen

Belanja Modal

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 89

Grafik 54

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)

Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131

persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran

anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih

dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya

Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah

gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud

52 Analisis Perubahan

Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019

dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan

komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun

demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C

to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen

Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga

mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum

nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya

proporsi belanja produktif di tahun 2019

Belanja modal

konsolidasian

berkontribusi

sebesar 2131

persen

terhadap

total belanja

konsolidasian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 90

Grafik 55

Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

Sumber LKPK GFS (diolah)

53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)

Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar

belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk

menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai

belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan

untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut

Tabel 52

Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019

Uraian 2017 2018 2019

Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881

Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151

Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032

Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300

Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052

Sumber LKPK GFS BPS (diolah)

Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan

Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan

1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan

semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072

pada tahun 2019

Belanja

konsolidasian

per kapita

Kalsel tahun

2019 sebesar

Rp831 juta

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 91

54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN

a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit

Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang

antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada

anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir

Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami

kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683

miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar

Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran

2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus

perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari

waktu ke waktu

Grafik 56

Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)

Sumber LKPK GFS (Diolah)

b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB

Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari

pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar

potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan

sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga

2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki

kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi

Realisasi

surplus

sebesar

Rp13329

miliar dan

mengalami

kontraksi 80

persen (C to

C)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 92

Grafik 57

Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan

Sumber LKPK GFS (diolah)

55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT

Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan

operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang

berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode

akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan

Tabel 53

Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

2019

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A1 Pendapatan 47026186726990

A11 Pajak 13098383955276

A12 Kontribusi sosial -

A13 Hibah 557080048016

A14 Pendapatan lain 33370722723698

A2 Beban 27580515938789

A21 Kompensasi pegawai 11394586481813

A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627

A23 Konsumsi aset tetap 0

A24 Bunga 1045863360

A25 Subsidi 0

A26 Hibah 4527339901130

A27 Manfaat sosial 136413752795

A28 Beban Lainnya 1429960409064

NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201

2016 2017 2018 2019

Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)

PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797

Rasio -1199 -1026 -882 -964

-1199 -1026

-882 -964

-1400

-1200

-1000

-800

-600

-400

-200

000

(5000000)

-

5000000

10000000

15000000

20000000

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 93

A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto

KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH

Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto

A311 Aset tetap 7198012234499

A312 Persediaan 0

A313 Barang berharga 0

A314 Aset nonproduksi 271792908294

Net LendingBorrowing 11975865645408

Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban

a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757

Domestik 11973848784757

Luar Negeri 0

b Keterjadian Kewajiban -2016860651

Domestik -2016860651

Luar Negeri 0

PDRB 2019 180737970000000

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235

A21+A22+A23+A27

Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196

PMTB =A311 719801223449913

Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398

Sumber LO GFS (diolah)

Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif

sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap

PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398

persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang

Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan

melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja

investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan

pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke

sentra perekonomian setempat

Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus

Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di

Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau

pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber

daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri

pertanian perkebunan dan perikanan

la

Bab V

Checklist Dan

KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor

pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di

Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara

nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan

Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan

kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit

Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel

Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu

sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi

makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri

pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua

sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

6

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 94

1 Pertambangan dan Penggalian

2 Pertanian Kehutanan dan perikanan

3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan

pergudangan

Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)

BAB VI

KEUNGGULAN DAN POTENSI

EKONOMI SERTA

TANTANGAN FISKAL REGIONAL

61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH

Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih

didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18

Grafik 61

Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019

Selanjutnya berdasarkan

analisia LQ terdapat 8 sektor

yang merupakan sektor

basisunggulan di Kalimantan

Selatan Namun memper-

timbangkan sumbangan

sektor terhadap besaran

PDRB hanya 2 sektor yang

menjadi unggulan

Kalimantan Selatan yaitu

Sektor pertambangan dan

Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi

Kalimantan Selatan 2019

Sumber BPS Provinsi

Kalsel 2020

2 sektor

unggulan

Kalsel adalah

Pertambanga

n dan

Pertanian

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 95

penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan

1 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton

atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara

nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)

Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang

terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga

(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan

Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)

Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB

Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang

80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun

2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor

pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi

sekitar 60 persen

Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan

hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara

dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak

Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)

sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah

sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman

Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka

PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019

Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan

sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak

yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap

perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta

menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai

merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila

cadangan batubara habis

2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan

perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan

penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 96

ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata

sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan

kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214

juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan

Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai

Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi

padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang

memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih

memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya

kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih

Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit

sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara

Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan

nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)

namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi

industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan

juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas

tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan

perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak

besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten

yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut

dan Tanah Bumbu

62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH

Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat

diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan

Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan

(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)

No Sektor Ket

1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080

2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial

3 Industri Pengolahan 077

4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial

5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

133 Potensial

6 Kontruksi 080

Komoditas

batubara

menyumbang

lebih kurang

80 persen dari

total ekspor

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 97

7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

168 Potensial

8 Transportasi dan Pergudangan 080

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial

10 Informasi dan Komunikasi 076

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069

12 Real Estate 106 Potensial

13 Jasa Perusahaan 072

14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

145 Potensial

15 Jasa Pendidikan 127 Potensial

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086

17 Jasa Lainnya 071

Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada

Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap

besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS

Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi

untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan

sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman

serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic

based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen

sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula

pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan

Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor

prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu

sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi

dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa

keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi

akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru

Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan

industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan

perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan

perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor

industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan

kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019

Strategi

shifting

(pengalihan)

sumber

pertumbuhan

ekonomi dari

semula pada

sektor

pertambangan

ke sektor

utama yang

lain perlu

diimplementasi

kan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 98

Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)

industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan

ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan

Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital

Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri

pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang

industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan

udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan

yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan

untuk industri tersebut

Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel

Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja

baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung

maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan

Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di

Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar

dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk

sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru

Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung

jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta

penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata

Industri

prioritas yang

dapat

dikembangkan

sebagai sumber

pertumbuhan

ekonomi baru

di Kalimantan

Selatan yakni

Agroindustri

Perikanan dan

Pariwisata

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 99

Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020

antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan

media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata

pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon

wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi

aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara

pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di

bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter

kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik

strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar

wilayah

Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah

Selain beberapa

sektor di atas terdapat sumber

baru lainnya untuk pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Selatan

yaitu pengembangan ekonomi

syariah Dengan jumlah

penduduk muslim yang mencapai

967persen jumlah pesantren

yang lebih dari 242 serta event

keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk

pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah

juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya

pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap

pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih

sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat

perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi

syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi

ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan

Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor

produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan

ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun

pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui

peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah

Sumber baru

lainnya untuk

pertumbuhan

ekonomi

Kalimantan

Selatan yaitu

pengembanga

n ekonomi

syariah

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 100

Sumber Bank Indonesia Kalsel

2020

Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan

Selatan

Sementara itu pengembangan ekonomi

digital merupakan suatu keniscayaan di

tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan

beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial

yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan

ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce

dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat

dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat

laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin

ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas

internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung

Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan

pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan

bantuan promosi antara lain melalui event wisata

63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI

EKONOMI DAERAH

131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat

Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk

infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung

perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di

Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja

pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi

anggaran sesuai fungsi sebagai berikut

Perkembanga

n ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

meningkat

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 101

Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan

TA 2019

Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen

dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup

alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi

pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana

perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata

merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19

miliar (002persen) dari alokasi belanja total

Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung

pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan

Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai

kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan

potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan

1 Proyek Bendungan Tapin

Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020

Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)

Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)

Ekonomi

digital di

Kalimantan

Selatan terus

berkembang

dari tahun ke

tahun

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 102

Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-

2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)

Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total

sebesar Rp147triliun

Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan

dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan

untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain

1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472

ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga

kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar

masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama

Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat

menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di

sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn

5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha

daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi

teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha

saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan

jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari

Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi

Bendungan Tapin

2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik

Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif

karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan

sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan

dan mencegah terjadinya banjir

3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat

dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015

jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru

sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya

Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih

bagi masyarakat lainnya

Secara teknis

bendungan

Tapin akan

mempunyai

luas genangan

623 ha lahan

dengan

kapasitas air

mencapai

5677 juta m3

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 103

4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban

penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti

PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam

5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa

bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia

6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan

pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat

dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan

khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan

Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah

Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang

memadai

Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan

diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala

utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang

belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat

dijalankan (relisasi hanya 554persen)

2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar

Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)

dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan

pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan

kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi

lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)

Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi

lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera

Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat

target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang

Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat

pada grafik di bawah ini

Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek

Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 104

Sumber Aplikasi MEBE2020

(diolah)

Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat

dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari

semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020

menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab

Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian

pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha

peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang

menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang

memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya

berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah

Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain

kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi

penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas

sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar

(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui

Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui

alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar

penggalan tugas dan program sektoral

Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor

pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan

Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut

juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang

peningkatan sektor pariwisata

Alokasi

belanja

optimasi

lahan tahun

2019 melonjak

hampir 12 kali

lipat dari

alokasi tahun

sebelumnya

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 105

132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah

Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi

pendapatan dan sisi belanja

a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli

daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan

kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan

ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang

diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total

pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru

merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar

Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja

sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan

kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun

kerjasama lainnya (pertukaran data)

b Dari sisi belanja

- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi

belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih

didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)

belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja

dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan

dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti

yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi

ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung

sektor potensial seperti pariwisata

- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor

potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk

mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun

2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah

Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya

Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan

Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3

sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2

Tantangan

Fiskal

diuraikan

dalam dua

bagian yaitu

sisi

pendapatan

(peningkatan

PAD) dan

belanja

(mengurangi

defisit)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 106

Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya

Kontribusi Sektor Pariwisata

Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung

Sektor Potensial Kalsel TA 2019

No Sasaran Indikator Kinerja Target

Kinerja Alokasi APBD

1

Meningkatnya

Kontribusi Sektor

Pertanian

LPE Pertanian 315persen

Rp519 miliar

LPE Pertanian tanaman

Pangan 275persen

LPE Peternakan 847

LPE Peikanan 83

LPE Perkebunan 471

Kontribusi PDRB Sektor

kehutanan 054

2

Meningkatnya

kontribusi Sektor

pariwisata

Peningkatan jumlah

kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar

Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019

Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial

secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan

perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan

besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat

secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi

digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam

pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya

dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di

Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti

Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait

akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan

membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa

mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan

133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah

Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional

haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih

Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang

dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam

Pemerintah

Daerah dan

lembaga negara

harus

bersinergi

merumuskan

dan kebijakan

konkrit

pengembangan

ekonomi

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 107

Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)

mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat

tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata

Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26

triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun

(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287

triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal

ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang

merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL

seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD

mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program

pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi

lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan

sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan

jembatan baik dari DAK maupun APBD murni

Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan

Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi

Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab

Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019

belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke

depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand

design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan

pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi

dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut

Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019

2018 2019

Realisasi

anggaran Fungsi

ekonomi tahun

2018 pada APBN

sebesar Rp26

triliun (66) jika

dibandingkan

dengan alokasi

pada APBD

sebesar Rp135

triliun

(34persen)

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 108

Sumber GFS 2019

dan MEBE 2020

(diolah)

Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir

seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar

jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar

Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD

sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk

pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan

sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama

untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan

sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja

Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik

Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga

harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel

sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan

juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai

tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara

Syamsuddin Noor

2018 2019

Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada

Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019

la

Bab V

Checklist Dan

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM

PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN

SELATANrdquo

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah

akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak

sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia

mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey

baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan

adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan

alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan

Selatan sebesar Rp4153 miliar

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8

KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama

Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS

7

5

4

a

b

V

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 109

BAB VII

ANALISIS TEMATIK

ldquoSINERGI amp KONVERGENSI

PROGRAM PENANGANAN

STUNTING

DI KALIMANTAN SELATANrdquo

71 Pendahuluan

Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu

rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan

yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan

umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -

2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab

terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi

yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu

yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor

lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang

kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa

peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan

motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa

Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting

dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang

berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif

terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi

Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar

dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang

sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang

berkualitas

711 Stunting di Indonesia

Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai

372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline

tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 110

program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan

gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik

Grafik 71

Prevalensi Balita Stunting di Indonesia

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah

memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi

Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui

Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan

Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta

pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)

1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan

Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah

mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil

Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang

Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator

tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting

menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian

Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan

mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka

tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota

275 372

517

177

308

426

0

10

20

30

40

50

60

DK

I Jaka

rta

DI Y

ogyakart

a

Ba

li

Ke

pula

uan R

iau

Ba

ngka B

elit

un

g

Su

law

esi U

tara

Ba

nte

n

Ka

limanta

n U

tara

Lam

pung

Ria

u

Pa

pua B

ara

t

Be

ngkulu

Su

law

esi T

enggara

Ka

limanta

n T

imur

Su

mate

ra B

ara

t

Jam

bi

IND

ON

ES

IA

Jaw

a B

ara

t

Jaw

a T

engah

Malu

ku U

tara

Su

mate

ra S

ela

tan

Su

mate

ra U

tara

Su

law

esi T

engah

Goro

nta

lo

Jaw

a T

imur

Pa

pua

Ka

limanta

n S

ela

tan

Ka

limanta

n B

ara

t

Nusa T

enggara

Bara

t

Malu

ku

Ka

limanta

n T

engah

Su

law

esi S

ela

tan

Aceh

Su

law

esi B

ara

t

Nusa T

enggara

hellip

2013 2018

442

3308

Pembangunan

Bidang

Kesehatan

merupakan

indikator yang

sangat penting

dalam

mewujudkan

Pembangunan

Manusia yang

berkualitas

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 111

Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen

dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen

Grafik 72

Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan

2018

Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan

Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah

membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi

Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan

Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan

Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan

Selatan antara lain

Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan

Taman Edukasi Banua

Pekan ASI Sedunia

Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo

Kampanye Cegah Stunting

Seminar Sadar Stunting

Komitmen KP2S

3403

4464

5603

4265 4532

4985 4764 4815

3985 4424

5171

3579

4788 4493

3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855

0

10

20

30

40

50

60

2013 2018

Pemerintah

membentuk

Tim KP2S

untuk

mengurangi

prevalensi

stunting

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 112

Rekrutmen Ahli Gizi

Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak

Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut

a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000

HPK)

Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala

Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi

Posyandu terdiri dari

Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu

Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting

Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan

pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini

Stimulan pemberian makanan tambahan

Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan

Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)

b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah

suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-

sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan

kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup

Tabel 71

Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET

1 Dinas Kelautan dan Perikanan

Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan

Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan

2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)

Masyarakat dan ASN

3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi

Revitalisasi

Posyandu dan

Gerakan

Masyarakat

Hidup Sehat

adalah

program

penanganan

stunting di

Kalimantan

Selatan

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 113

4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan

Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan

5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga

Siswa dan guru Masyarakat

6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah

Siswa dan guru

7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum

Pemukiman

8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum

Masyarakat

9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol

Tembakau dan Alkohol

10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat

11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)

Perempuan

12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)

Ibu Rumah Tangga

Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan

2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting

a Belanja KL

Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan

dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian

Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM

BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA

untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program

penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi

kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia

anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi

kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar

dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian

PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan

pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar

Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan

Program

Kemenkes

dengan

alokasi

tertinggi

pada

promosi

kesehatan

dan

pemberdaya

an

masyarakat

dengan total

alokasi

Rp353

miliar

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 114

kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum

dalam lampiran 6

b Alokasi DAK Fisik

Subbidang Penurunan Stunting

Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan

dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi

Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK

Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau

365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran

DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis

dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog

Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di

Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang

menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi

Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang

Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar

Gambar 71

Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan

Tabel 72

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 962530000 192497400 20

BANJAR 3934145000 2360487000 60

Rendahnya

realisasi

DAK Fisik

subbidang

Penurunan

stunting

disebabkan

petunjuk

teknis dari

Kementerian

yang

terlambat

ketidakterse

diaan barang

dalam e-

katalog

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 115

BARITO KUALA 2137720000 257250050 20

HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20

HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20

HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20

KOTABARU 2534320000 963867272 60

TABALONG 1694615000 338610170 0

TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728

TANAH LAUT 2392405000 365734500 20

TAPIN 1265370000 252941370 20

KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40

BANJARBARU 1820015000 603935950 4811

BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60

Grand Total 41532360000 15198613588

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Sanitasi

Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk

kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan

akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih

terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan

Selatan yang pembuangannya melalui sungai

Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk

Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah

terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu

Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar

Tabel 73

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 11709085000 4566543150 3935

BANJAR 29669145000 11556051550 3597

BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893

HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087

HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550

HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880

KOTABARU 9500000000 3705000000 4095

TABALONG 600000000 120000000 600

TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814

TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 116

TAPIN 21134945000 8242628550 4023

BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569

BANJARMASIN 11720940000 774385000 216

Grand Total 248094595000 90613806539

Sumber OMSPAN (diolah)

Subbidang Air Minum

Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan

sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab

Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata

capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air

minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam

mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa

penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting

Tabel 74

Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum

PEMDA PAGU DISTRIBUSI

PENYALURAN

Rata-Rata Capaian

Output ()

BALANGAN 42853130000 15504967913 4550

BANJAR 14770080000 4874126400 4581

BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949

HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914

HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668

HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495

KOTABARU 14515700000 4782101000 2974

TABALONG 20194840000 6170201688 2300

TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940

TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091

TAPIN 31586990000 12239514350 3941

BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480

BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000

Grand Total 286228540000 97903443376

Sumber OMSPAN (diolah)

la

Bab V

Checklist Dan

PENUTUP

APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan

harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk

Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah

cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi

belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan

infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan

pembangunan dan perbaikan konektivitas

Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk

pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi

Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara

Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design

sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan

kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui

kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha

8

6

5

4

a

b

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 117

BAB VIII

PENUTUP

A KESIMPULAN

1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk

mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih

Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan

sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk

mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan

dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT

425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang

dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor

pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi

yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum

optimal

2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa

indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain

a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019

sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun

sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi

target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian

nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti

batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada

tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi

regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau

pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin

b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka

nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya

263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah

transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 118

RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di

masa mendatang

c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055

poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai

target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih

lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192

d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425

Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922

Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah

Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan

jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa

e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar

penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini

rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di

kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296

f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap

jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun

sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari

tahun 2018

3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi

pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara

sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih

mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi

pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih

didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja

KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal

penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD

realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866

Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun

ini

4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum

cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya

yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 119

capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya

surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar

5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di

Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi

unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian

kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang

potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan

perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal

yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor

dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah

cukup baik

6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan

dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang

cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun

2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk

teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang

sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi

standar

B REKOMENDASI

1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor

pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3

sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata

Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal

perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema

kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung

perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan

ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan

Selatan

2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan

kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan

daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah

satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah

dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal

Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data

KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN

| 120

3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun

perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan

penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di

mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu

ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan

dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala

oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja

pengadaan barangjasa

4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA

perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat

waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun

sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan

ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur

pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran

yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang

efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan

sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran

5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi

perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan

tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu

meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan

percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu

mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan

wilayah ibukota baru nantinya

6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi

dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu

Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu

digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang

sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki

teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan

kualitas sumber air dari hulu sampai hilir

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public

Yogyakarta UGM Press

Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working

Paper No 1556

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan

Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019

Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan

Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun

2019

Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-

Desember 2019

Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar

Pariwisata Kalimantan Selatan

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan

Stunting Kalimantan Selatan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal

Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan

Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman

Daerah

Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019

Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo

Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi

Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas

FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019

Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)

WHO (2012) Child Growth Standard

LAMPIRAN

1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar

Rp)

Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7

Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657

Pertambangan amp Penggalian

3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496

Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869

Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634

Air Pengelolaan Sampah

64516 70900 75624 47985 51264 54131

Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676

Perdagangan dan Reparasi

1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147

Transportasi amp Pergudangan

1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008

Akomodasi amp Makan Minum

314354 346367 383460 233390 249751 268255

Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937

Jasa Keuangan amp Asuransi

573871 620719 645060 401816 418856 425812

Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670

Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258

Administrasi Pemerintahan

948582 1022868 1139421 631538 655766 700852

Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949

Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583

Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850

PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787

Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan

2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan

Daerah Tempat Tinggal Periode

Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)

Makanan Bukan

Makanan Total

Perkotaan

September 2018 294677 153198 447876

Maret 2019 312945 157348 470293

September 2019 322321 161445 483766

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286

Pedesaan

September 2018 323192 101478 424670

Maret 2019 335341 108587 443928

September 2019 354054 116394 470447

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597

Perkotaan+Pedesaan

September 2018 310496 125666 436163

Maret 2019 325590 131631 457222

September 2019 340430 137693 478123

Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962

Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457

3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019

KabupatenKota

Jumlah Penduduk

Miskin (jiwa)

Persentase Penduduk

Miskin (P0)

Indeks Kedalaman Kemiskinan

(P1)

Indeks Keparahan Kemiskinan

(P2)

Garis Kemiskinan (RpKapita

Bulan)

KALSEL 192480 455 07 015 457222

TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010

KOTABARU 15287 449 072 015 416388

BANJAR 15914 272 026 003 429422

BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995

TAPIN 6507 341 046 09 406367

HSS 12636 533 072 015 461581

HST 16096 593 085 019 365008

HSU 15398 65 066 012 436997

TABALONG 15222 601 104 029 463980

TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763

BALANGAN 7266 555 087 02 396532

BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773

BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757

Sumber BPS Kalimantan Selatan

4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan

SKEMA 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008

Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000

BNI 408 9580500000 548 11668800000

Artha Graha

427 10675000000

BPD Jateng 1 10000000

BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000

BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000

TKI BRI 2 23925000 5 59990000

BNI 3 44053554 2 36925400

Internusa 1 17925000 1 14530000

KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381

MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000

BNI 1595 332264300000 1219 250729867506

BCA 5 1700000000 5 900000000

BPD Jabar 2 650000000

BPD Jateng 1 200000000 1 50000000

BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100

Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000

BTN 15 4735000000 17 5821000000

BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000

Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000

TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

Tabel 38

5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan

Pemda 2019 2018

Debitur Akad Debitur Akad

Kalsel 103 2517000000 153 3804000000

Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481

Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000

Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400

Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000

Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008

HSS 4475 105622100000 4512 102518529493

HST 5136 140177100000 5519 143727438013

HSU 5529 149507157754 4964 135220000000

Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000

Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000

Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000

Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000

Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000

Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)

6 Belanja KL Penangananan Stunting

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan

Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan

dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi

Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

ProgramKegiatanOutput DIPA Output

Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian

KEMENTERIAN KESEHATAN

2038 Pengelolaan Data dan Informasi

963 Layanan Data dan Informasi

373450000 361348800 9676 1 1 100

2080 Pembinaan Gizi Masyarakat

003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita

100000000 98444000 9844 13 13 100

007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat

281110000 275395000 9797 13 13 100

504 Peningkatan Surveilans Gizi

1144648000 983151700 8589 13 13 100

5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga

001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

197738000 196347000 9930 1 1 100

002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama

338934000 257688000 7603 1 1 100

004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah

385480000 375391300 9738 1 1 100

005 Pembinaan Pencegahan stunting

127802000 119790000 9373 1 1 100

018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal

129776000 121109000 9332 5 5 100

5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

1046050000 931029700 8900 3 3 98

002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media

513300000 483145000 9413 3 3 100

004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan

1974419000 1764044900 8935 1 1 100

5834 Penyehatan Lingkungan

504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum

85712000 80937000 9443 7389 7389 100

505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

358868000 307466900 8568 1226 1226 100

2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar

509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

101164000 93967000 9289 115 115 100

2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan

506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar

149160840 142160840 9531 1 1 100

2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan

508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98

2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata

006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80

2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria

1361270000 1277656338 9386 259 253 97

008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan

2445000000 2339400602 9568 9 3 92

2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan

127573000 108398000 8497 30 30 100

505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan

725973450 593300000 8172 90 90 100

KEMENTERIAN PERTANIAN

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

102 Lumbung Pangan Masyarakat

605300000 597416500 9870 8 8 99

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah

230000000 213076400 9264 3 3 93

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar

101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan

4409148000 4393458000 9964 103 98 100

106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar

610000000 578654482 9486 1 1 95

KEMENTERIAN AGAMA

2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah

008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah

1429000000 1051251600 7357 3897 360 31

2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha

014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya

20419000 20419000 10000 1 1 100

KEMENTERIAN SOSIAL

2251 Jaminan Sosial Keluarga

001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat

2210440000 2196048200 9935 1 1 99

2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)

002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat

10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

720599000 564217525 7830 2 0 22

004 Sistem Pengelolaan Air Limbah

10620324000 9367699000 8821 3 0 93

2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM

3415823000 3285413079 9618 15 13 94

008 SPAM Berbasis Masyarakat

28926412000 28499483635 9852 0 0 100

005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM

088 KIE Obat dan Makanan Aman

870100000 824511300 9476 26 26 100

BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL

3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi

081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

845000000 789867153 9348 12861 11960 93

085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu

1563677760 1559244752 9972 617 610 99

BADAN PUSAT STATISTIK

2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik

009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat

4714992738 4591637877 9738 28 2 100

Jumlah 108870358788 102675987143 9431

7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019

URAIAN 2019

Pagu Realisasi

A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667

I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667

1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396

a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373

i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132

ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772

iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987

v Cukai 442000000 1092472000

vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401

b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967

i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003

ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529

2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620

c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815

d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566

B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152

I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361

1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210

2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102

3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487

7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968

II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060

A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994

a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994

-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883

-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908

-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000

- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206

- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256

B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977

C Keseimbangan Primer

D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)

8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019

Uraian 2019 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi

Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358

Pendapatan Asli Daerah

547713 616110 11249 528074 546151 10342

DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

96846 62076 6410 100954 39986 3961

Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936

Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302

Belanja Barang dan Jasa

730565 717905 9827 606616 631335 10407

Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231

Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049

Belanja Subsidi - - - - - -

Belanja Bantuan Sosial

1264 12318 9745 10110 8192 8103

Belanja Tak Terduga

346 723 2090 3611 466 1290

Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773

SurplusDefisit (272049) 128481

(34229) 144565

Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN

WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL

NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020

Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi

Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020

Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020

Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih

Plh Kepala Kantor

Ditandatangani secara elektronikAmra

TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana

  • KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
  • SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
Page 8: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 9: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 10: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 11: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 12: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 13: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 14: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 15: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 16: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 17: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 18: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 19: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 20: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 21: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 22: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 23: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 24: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 25: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 26: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 27: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 28: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 29: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 30: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 31: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 32: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 33: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 34: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 35: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 36: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 37: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 38: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 39: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 40: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 41: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 42: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 43: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 44: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 45: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 46: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 47: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 48: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 49: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 50: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 51: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 52: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 53: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 54: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 55: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 56: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 57: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 58: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 59: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 60: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 61: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 62: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 63: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 64: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 65: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 66: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 67: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 68: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 69: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 70: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 71: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 72: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 73: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 74: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 75: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 76: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 77: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 78: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 79: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 80: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 81: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 82: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 83: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 84: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 85: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 86: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 87: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 88: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 89: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 90: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 91: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 92: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 93: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 94: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 95: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 96: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 97: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 98: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 99: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 100: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 101: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 102: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 103: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 104: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 105: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 106: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 107: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 108: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 109: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 110: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 111: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 112: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 113: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 114: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 115: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 116: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 117: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 118: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 119: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 120: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 121: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 122: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 123: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 124: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 125: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 126: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 127: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 128: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 129: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 130: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 131: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 132: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 133: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 134: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 135: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 136: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 137: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 138: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 139: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 140: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 141: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 142: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 143: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 144: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 145: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 146: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 147: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 148: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 149: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 150: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 151: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 152: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 153: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 154: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 155: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 156: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 157: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 158: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 159: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 160: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 161: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 162: Tahun 20 1 9 - DJPb
Page 163: Tahun 20 1 9 - DJPb