Tahun 20 1 9 - DJPb
Transcript of Tahun 20 1 9 - DJPb
Provinsi Kalimantan Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL Tahun 2019
KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
Tim Penyusun
Pengarah
Usdek Rahyono ndash Kepala Kanwil
Penanggungjawab
Giri Susilo- Kabid PPA II
Penyusun
Arief Rokhman- Kasi PPA II B
Fahd Faisal Afriza
Anggota
Marjuki ndash Kasi PPA II A
Setyo Juri ndash Kasi PPA II C
Asparajidi
Malihah
Akhmad Sumadi
Padlansyah
Saniansyah
Didukung oleh Bidang PAPK Bidang PPA I
i
Page | i
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa
karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun
2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik
Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan
tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi
kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional
Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa
Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja
Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan
serta pihak-pihak lain yang memerlukannya
Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi
pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-
sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan
kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6
Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian
ini di masa yang akan datang
Banjarmasin Februari 2019
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi Kalimantan Selatan
Usdek Rahyono
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
i
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii
RINGKASAN EKSEKUTIF xii
DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
11 PENDAHULUAN 1
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1
121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1
122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4
13 TANTANGAN DAERAH 6
131 TantanganEkonomi Daerah 6
132 TantanganSosialKependudukan 7
133 TantanganGeografi Wilayah 8
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9
211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9
212 SukuBunga 17
213 Inflasi 18
214 NilaiTukar 20
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
222 Tingkat Kemiskinan 23
223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26
224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27
23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
31 APBN TINGKAT PROVINSI 29
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31
321 PenerimaanPerpajakan 31
322 Penerimaan Negara BukanPajak 34
323 PenerimaanHibah 35
33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35
34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39
341 Dana Transfer Umum 40
342 Dana Transfer Khusus 42
343 Dana Desa 43
344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44
351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii
352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45
353 SurplusDefisit 46
36PENGELOAAN BLU PUSAT 46
37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49
371 PenerusanPinjaman 49
372 Kredit Program 50
38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN
BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52
381 Mandatory Spending di Daerah 52
382 BelanjaInfrastruktur 55
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57
41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57
42 PENDAPATAN DAERAH 59
421 Dana TransferPerimbangan 60
422 PendapatanAsli Daerah 62
423 Pendapatan Lain-Lain 64
43 BELANJA DAERAH 65
431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65
432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66
433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69
441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69
442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70
443 Analisis Legal 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD 72
46PEMBIAYAAN 75
461 PenerimaanPembiayaan 75
462 PengeluaranPembiayaan 76
47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77
471 Analisis Horizontal danVertikal 77
472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82
481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82
482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83
483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN
DAN APBD) 85
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86
53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88
531 AnalisisProporsidanKomposisi 88
532 AnalisisPerubahan 89
533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
Tim Penyusun
Pengarah
Usdek Rahyono ndash Kepala Kanwil
Penanggungjawab
Giri Susilo- Kabid PPA II
Penyusun
Arief Rokhman- Kasi PPA II B
Fahd Faisal Afriza
Anggota
Marjuki ndash Kasi PPA II A
Setyo Juri ndash Kasi PPA II C
Asparajidi
Malihah
Akhmad Sumadi
Padlansyah
Saniansyah
Didukung oleh Bidang PAPK Bidang PPA I
i
Page | i
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa
karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun
2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik
Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan
tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi
kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional
Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa
Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja
Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan
serta pihak-pihak lain yang memerlukannya
Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi
pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-
sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan
kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6
Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian
ini di masa yang akan datang
Banjarmasin Februari 2019
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi Kalimantan Selatan
Usdek Rahyono
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
i
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii
RINGKASAN EKSEKUTIF xii
DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
11 PENDAHULUAN 1
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1
121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1
122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4
13 TANTANGAN DAERAH 6
131 TantanganEkonomi Daerah 6
132 TantanganSosialKependudukan 7
133 TantanganGeografi Wilayah 8
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9
211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9
212 SukuBunga 17
213 Inflasi 18
214 NilaiTukar 20
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
222 Tingkat Kemiskinan 23
223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26
224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27
23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
31 APBN TINGKAT PROVINSI 29
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31
321 PenerimaanPerpajakan 31
322 Penerimaan Negara BukanPajak 34
323 PenerimaanHibah 35
33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35
34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39
341 Dana Transfer Umum 40
342 Dana Transfer Khusus 42
343 Dana Desa 43
344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44
351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii
352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45
353 SurplusDefisit 46
36PENGELOAAN BLU PUSAT 46
37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49
371 PenerusanPinjaman 49
372 Kredit Program 50
38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN
BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52
381 Mandatory Spending di Daerah 52
382 BelanjaInfrastruktur 55
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57
41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57
42 PENDAPATAN DAERAH 59
421 Dana TransferPerimbangan 60
422 PendapatanAsli Daerah 62
423 Pendapatan Lain-Lain 64
43 BELANJA DAERAH 65
431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65
432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66
433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69
441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69
442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70
443 Analisis Legal 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD 72
46PEMBIAYAAN 75
461 PenerimaanPembiayaan 75
462 PengeluaranPembiayaan 76
47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77
471 Analisis Horizontal danVertikal 77
472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82
481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82
482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83
483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN
DAN APBD) 85
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86
53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88
531 AnalisisProporsidanKomposisi 88
532 AnalisisPerubahan 89
533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
i
Page | i
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Watarsquoal Tuhan yang Maha Esa
karena berkah rahmat dan karunia-Nya Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan tahun
2019 ini dapat disusun dan diselesaikan dengan baik
Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahun 2019 merupakan output dari pelaksanaan
tugas dan fungsi Perbendaharaan di bidang pengelolaan fiskal dan menjadi masukan bagi
kantor Pusat Direktorat Jendral Perbendaharaan dalam menyusun Kajian Fiskal Regional
Gabungan dengan nama Laporan Khatulistiwa
Kami berharap Kajian Fiskal Regional ini juga bernilai strategis bagi mitra kerja Kanwil
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan baik satuan kerja
Kementerian NegaraLembaga Pemerintah ProvinsiKabupatenKota di Kalimantan Selatan
serta pihak-pihak lain yang memerlukannya
Dalam proses penyusunan kajian ini kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagi
pihak yakni satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah
ProvinsiKabupatenKota se-Kalimantan Selatan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan media online akademisi dan sumber-
sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu Untuk memastikan keakuratandan
kelengkapan data telah diadakan FGD Penyusunan KFR Tahun 2019 pada tanggal 6
Februari 2019 di Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kalimantan Selatan
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan kajian ini Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan masukan membangun penyempurnaan hasil kajian
ini di masa yang akan datang
Banjarmasin Februari 2019
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Provinsi Kalimantan Selatan
Usdek Rahyono
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu lsquoAlaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
i
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii
RINGKASAN EKSEKUTIF xii
DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
11 PENDAHULUAN 1
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1
121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1
122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4
13 TANTANGAN DAERAH 6
131 TantanganEkonomi Daerah 6
132 TantanganSosialKependudukan 7
133 TantanganGeografi Wilayah 8
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9
211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9
212 SukuBunga 17
213 Inflasi 18
214 NilaiTukar 20
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
222 Tingkat Kemiskinan 23
223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26
224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27
23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
31 APBN TINGKAT PROVINSI 29
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31
321 PenerimaanPerpajakan 31
322 Penerimaan Negara BukanPajak 34
323 PenerimaanHibah 35
33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35
34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39
341 Dana Transfer Umum 40
342 Dana Transfer Khusus 42
343 Dana Desa 43
344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44
351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii
352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45
353 SurplusDefisit 46
36PENGELOAAN BLU PUSAT 46
37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49
371 PenerusanPinjaman 49
372 Kredit Program 50
38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN
BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52
381 Mandatory Spending di Daerah 52
382 BelanjaInfrastruktur 55
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57
41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57
42 PENDAPATAN DAERAH 59
421 Dana TransferPerimbangan 60
422 PendapatanAsli Daerah 62
423 Pendapatan Lain-Lain 64
43 BELANJA DAERAH 65
431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65
432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66
433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69
441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69
442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70
443 Analisis Legal 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD 72
46PEMBIAYAAN 75
461 PenerimaanPembiayaan 75
462 PengeluaranPembiayaan 76
47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77
471 Analisis Horizontal danVertikal 77
472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82
481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82
482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83
483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN
DAN APBD) 85
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86
53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88
531 AnalisisProporsidanKomposisi 88
532 AnalisisPerubahan 89
533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 ii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GRAFIKGAMBAR viii
RINGKASAN EKSEKUTIF xii
DASHBOARD MAKRO-FISKAL REGIONAL xiii
BAB I SASARAN PEMBANGUNAN DAN TANTANGAN DAERAH 1
11 PENDAHULUAN 1
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 1
121 BerdasarkanRencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah 1
122 BerdasarkanRencanaKerjaPemerintah Daerah 4
13 TANTANGAN DAERAH 6
131 TantanganEkonomi Daerah 6
132 TantanganSosialKependudukan 7
133 TantanganGeografi Wilayah 8
BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL 9
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL 9
211 ProdukDosmetik Regional Bruto 9
212 SukuBunga 17
213 Inflasi 18
214 NilaiTukar 20
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN 21
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 21
222 Tingkat Kemiskinan 23
223 Tingkat Ketimpangan (RasioGini) 26
224 KondisiKetenagakerjaandan Tingkat Pengangguran 27
23EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL 28
BAB III PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN TINGKAT REGIONAL 29
31 APBN TINGKAT PROVINSI 29
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 31
321 PenerimaanPerpajakan 31
322 Penerimaan Negara BukanPajak 34
323 PenerimaanHibah 35
33BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL 35
34TRANSFER KEDAERAH DAN DANA DESA 39
341 Dana Transfer Umum 40
342 Dana Transfer Khusus 42
343 Dana Desa 43
344 Dana InsentifDaerahOtonomiKhususdanKeistimewaan 44
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL 44
351 ArusKasMasuk(Penerimaan Negara) 44
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii
352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45
353 SurplusDefisit 46
36PENGELOAAN BLU PUSAT 46
37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49
371 PenerusanPinjaman 49
372 Kredit Program 50
38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN
BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52
381 Mandatory Spending di Daerah 52
382 BelanjaInfrastruktur 55
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57
41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57
42 PENDAPATAN DAERAH 59
421 Dana TransferPerimbangan 60
422 PendapatanAsli Daerah 62
423 Pendapatan Lain-Lain 64
43 BELANJA DAERAH 65
431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65
432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66
433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69
441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69
442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70
443 Analisis Legal 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD 72
46PEMBIAYAAN 75
461 PenerimaanPembiayaan 75
462 PengeluaranPembiayaan 76
47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77
471 Analisis Horizontal danVertikal 77
472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82
481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82
482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83
483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN
DAN APBD) 85
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86
53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88
531 AnalisisProporsidanKomposisi 88
532 AnalisisPerubahan 89
533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iii
352 ArusKasKeluar (Belanjadan TKDD) 45
353 SurplusDefisit 46
36PENGELOAAN BLU PUSAT 46
37PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT 49
371 PenerusanPinjaman 49
372 Kredit Program 50
38PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY SPENDING) DAN
BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH 52
381 Mandatory Spending di Daerah 52
382 BelanjaInfrastruktur 55
BAB IV PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBD 57
41 APBN TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA) 57
42 PENDAPATAN DAERAH 59
421 Dana TransferPerimbangan 60
422 PendapatanAsli Daerah 62
423 Pendapatan Lain-Lain 64
43 BELANJA DAERAH 65
431 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiUrusan 65
432 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiFungsi 66
433 Belanja Daerah BerdasarkanKlasifikasiJenis 67
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH 69
441 ProfildanJenisLayananSatker BLU Daerah 69
442 PerkembanganPengelolaanAset Pendapatan BLUD dan APBD 70
443 Analisis Legal 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD 72
46PEMBIAYAAN 75
461 PenerimaanPembiayaan 75
462 PengeluaranPembiayaan 76
47ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 77
471 Analisis Horizontal danVertikal 77
472 AnalisisKapasitasFiskal Daerah 80
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH 82
481 Belanja Daerah SektorPendidikan 82
482 Belanja Daerah SektorKesehatan 83
483 BelanjaInfrastruktur Daerah 84
BAB V PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN (APBN
DAN APBD) 85
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN 85
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN 86
53 BELANJA KONSOLIDASIAN 88
531 AnalisisProporsidanKomposisi 88
532 AnalisisPerubahan 89
533 PerhitunganBelanjaKonsolidasian per Kapita (spending per citizen) 90
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
D A F T A R I S I
KAJIAN FISKAL REGIONAL KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2019 iv
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN 91
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT 92
BAB VI KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA TANTANGAN FISKAL REGIONAL 94
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH 94
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH 96
63TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI EKONOMI DAERAH 100
631 TantanganFiskalPemerintahPusat 100
632 TantanganFiskalPemerintah Daerah 105
633 SinkronisasiKebijakanFiskalPusatdan Daerah 106
BAB VII ANALISIS TEMATIK 109
71 PENDAHULUAN 109
711 Stunting di Indonesia 109
BAB VIII PENUTUP 117
11 KESIMPULAN 117
12 REKOMENDASI 119
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
v
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 12
Tabel 22 Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
13
Tabel 23 Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
14
Tabel 24 Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 14
Tabel 25 Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019 15
Tabel 26 Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRBKalsel 2017-2019 16
Tabel 27 Pengaruh Komponen Ekspor PDRB Kalsel 2017-2019 16
Tabel 28 Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan Selatan 22
Tabel 29 Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional 22
Tabel 210 Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan 24
Tabel 211 Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan Tahun 2019 25
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan Pada September Tahun 2019 27
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019 28
Tabel 214 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan Indonesia Tahun 2019
28
Tabel 31 APBN Provinsi Kalimantan Selatan 30
Tabel 32 Pendapatan Negara BukanPajak Kalimantan Selatan 34
Tabel 33 PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan 35
Tabel 34 Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan 40
Tabel 35 Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara 47
Tabel 36 Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan 49
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019 49
Tabel 38 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan 50
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan 51
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vi
Tabel 310 Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
52
Tabel 311 Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019 53
Tabel 312 Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019 54
Tabel 313 Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019 55
Tabel 41 Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018 Berdasarkan klasifikasi Ekonomi
58
Tabel 42 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 59
Tabel 43 Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan 2018
67
Tabel 44 Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan 68
Tabel 45 Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 70
Tabel 46 Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 70
Tabel 47 Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 71
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan 72
Tabel 49 Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019 74
Tabel 410 Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 75
Tabel 411 Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 76
Tabel 412 Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
78
Tabel 413 Perbandingan Horizontal KomponenBelanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan 2019
79
Tabel 414 Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019 81
Tabel 415 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
82
Tabel 416 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
83
Tabel 417 Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan 2019
84
DAFTAR TABEL
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019
vii
Tabel 51 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
86
Tabel 52 Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019 90
Tabel 53 Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
92
Tabel 61 Hasil Analisis LQ SektorEkonomi Kalimantan Selatan 2019 94
Tabel 62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan 96
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung Sektor Potensial Kalsel TA 2019
106
Tabel 71 Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan 112
Tabel 72 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang PenurunanStunting 114
Tabel 73 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi 115
Tabel 74 Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum 116
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan 11
Grafik 22 PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan 2015-2019 17
Grafik 23 BI-7 Day (Reserve) Repo Rate 2019 17
Grafik 24 Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019 19
Grafik 25 Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019 20
Grafik 26 Ekspor dan ImporProvinsi Kalimantan Selatan Tahun (2015-2019) 21
Grafik 27 Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 21
Grafik 28 Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan 23
Grafik 29 Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan 24
Grafik 210 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019 26
Grafik 210 Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 27
Grafik 31 Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019 31
Grafik 32 Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018 32
Grafik 33 Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019 33
Grafik 33 Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019 34
Grafik 34 Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
36
Grafik 35 Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 37
Grafik 36 Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis 38
Grafik 37 Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja 39
Grafik 38 Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana AlokasiUmum Kalimantan Selatan 41
Grafik 39 Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan 41
Grafik 310 Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan 42
Grafik 311 Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan 43
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan 43
Grafik 313 Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan 44
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | ix
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 ArusKasMasukProvinsi Kalimantan Selatan 45
Grafik 315 Surplus dan Defisit 46
Grafik 41 Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 60
Grafik 42 Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019 61
Grafik 43 Pendapatan Daerah Pemkablingkup Kalimantan Selatan 2019 62
Grafik 44 Rasio PAD terhadapBelanja Daerah 64
Grafik 45 Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 65
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi UrusanTertinggiProvinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
65
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
66
Grafik 48 Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 71
Grafik 49 Perkembangan SurplusDefisitRealisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan 73
Grafik 410 RasioPenggunaan SILPA terhadapBelanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 76
Grafik 411 Pebandingan Vertikal PendapatandanBelanja APBD 80
Grafik 51 Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019 86
Grafik 52 Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan Selatan
87
Grafik 53 PerkembanganTax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan 88
Grafik 54 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
89
Grafik 55 Perbandingan Belanja Pemerintah Pusatdan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019
90
Grafik 56 Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian Kalimantan Selatan 2019 91
Grafik 57 Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB Kalimantan Selatan
92
Grafik 61 Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019 94
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan Selatan 100
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan TA 2019 101
DAFTAR GRAFIK
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | x
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020 101
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
104
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
107
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Daerah pada Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
108
Grafik 71 Prevalensi Balita Stunting di Indonesia 110
Grafik 72 Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan 2018 111
DAFTAR GAMBAR
KAJIAN FISKAL REGIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2019 | xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel 98
Gambar 62 Potensial Ekonomi Syariah 99
Gambar 71 Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan 114
xii
EXECUTIVE SUMMARY
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan 2019 tumbuh
sebesar 408 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada
tahun sebelumnya yang sebesar 513 Dari struktur PDRB Kalsel 2018 terlihat bahwa
sharing terbesar pembentuk PDRB dari sisi pengeluaran masih dipegang konsumsi
rumah tangga sebesar Rp8726 triliun atas dasar harga berlaku (ADHB) atau Rp6208
triliun atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 Pengeluaran rumah tangga ini
memberikan kontribusi lebih dari 4828 dari keseluruhan nominal PDRB Kalsel Dari sisi
penawaran PDRB 2018 didominasi kategori lapangan usaha di bidang pertambangan
dan penggalian pertanian kehutanan dan perikanan dan industri pengolahan
Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai 401 Inflasi di kota
Banjarmasin pada Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada
bulan Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran
yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persenBerbagai upaya telah dilakukan
pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level
provinsi maupun kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah operasi pasar
murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019 di kabupaten Balangan
dan kota Banjarmasin
Pertumbuhan beberapa indikator pembangunan di wilayah Kalsel sangat
bervariasi antara lain
- IPM Kalsel 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055 poin dari IPM tahun
sebelumnya sebesar 7017 IPM Kalsel ini lebih rendah dibandingkan dengan IPM
Nasional yang bernilai 7192
- Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap jumlah
angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun sebelumnya
Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari tahun 2018
- Secara nasional gini rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan
Selatan berada di kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target
RKPD 0296
Pada tahun 2019 APBN di Kalimantan Selatan dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara sebesar Rp294
triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih mendapatkan subsidi dari
wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi pelaksanaan pembangunan di
Kalimantan Selatan
Pendapatan masih didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara
performa kinerja belanja KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan
xiii
dalam hal penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Dalam APBD Tahun Anggaran 2018 Pemda se-Kalimantan Selatan menargetkan
pendapatan daerah sebesar Rp2339 triliun Sedangkan pagu belanja daerah dalam
APBD 2018 turun ditargetkan sebesar Rp2454 triliun Realisasi pendapatan daerah
sebesar Rp2725 triliun atau 11648 dan realisasi belanja daerah sebesar Rp2195
triliun atau 8947
Secara konsolidasian realisasi pendapatan negara di wilayah Kalimantan Selatan
tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun naik 1659 dari pendapatan tahun sebelumnya
Sedangkan realisasi belanja konsolidasian tahun 2018 sebesar Rp3505 triliun naik
1576 dari tahun sebelumnya
Potensi batubara sebagai salah satu komoditas sektor unggulan Kalimantan
Selatan sebesar 1445 miliar ton atau 208 dari cadangan batubara nasional Namun
demikian ketergantungan terhadap batubara menyisakan dilema mengingat batubara
merupakan sumberdaya takterbarukan Untuk menggantikan peran sektor batubara
tersebut sektor yang layak dikembangkan adalah sektor industry pengolahan (hilirisasi)
Program tersebut juga perlu diselaraskan dengan penyiapan sarana prasarana
transportasi dan pelabuhan ekspor kelapa sawit
Beberapa tantangan fiskal regional Kalimantan Selatan antara lain pendapatan
daerah belum optimal peningkatan rasio pajak belanja infrastruktur untuk pemerataan
dan struktur belanja pendidikan
Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang cukup
signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun 2018 Meski
demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk teknis DAK Fisik dari
KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang sanitasi yang masih buruk serta
kualitas air minum yang belum memenuhi standar
Program Jika-MakaProgram Jika belajar maka bisa merupakan
inovasi keterampilan dan skill di kab Tabalong
dengan mengasah kemampuan di beberapa
bidang
INDIKATORPEMBANGUNANMANUSIA
69657017
70722017
2018
2019
2017
2018
2019
0347
03440334
226
369
776
446
SD KeBawah
SMP Sederajat
SMASederajat
Diplomadan
Universitas
477
45431
2017
2018
2019
INFLASI
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
PDRB Kalimantan Selatan menurut
Lapangan Usaha masih didominasi oleh
sektor pertambangan (1869 persen)159104
171690
1807372017
2018
2019
PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
INDIKATOR EKONOMI MAKROKALIMANTAN SELATAN 2019
TINGKAT KEMISKINAN
Gerbangmas-TaskinGerbangmas-Taskin merupakan program penanggulangan
kemiskinan di Kalimantan Selatan dengan konsep TRI DAYA
(pemberdayaan manusia ekonomi dan lingkungan)
Jumlah Penduduk Miskin 19029 Ribu JiwaTingkat kemiskinan 447
Provinsi Kalimantan Selatanmeraih peringkat ke-4
Regional Kalimantan IPM 2019
Gini Ratio di daerahperkotaan pada Maret2019 adalah sebesar0358
Gini Ratio di daerahpedesaan padaMaret 2019 adalahsebesar 0279
GINI RATIO
TINGKATPENGANGGURANTERBUKA
Pengangguran di KalimantanSelatan didominasi daripenduduk lulusan SMASederajat (776)
Inflasi Kalimantan Selatan tahun
2019 sebesar 401 Laju inflasi
kalender (November 2019 terhadap
Desember 2018) sebesar 356
UPAYA PEMERINTAH DALAMMENGENDALIKAN INFLASI DI KALIMANTANSELATAN
Keterjangkauan HargaDalam rangka menyambut beberapa perayaan
hari besar di Kalimantan Selatan pemerintah
menyelenggarakan Operasi Pasar Murah
khususnya di Kab Balangan dan Banjarmasin
Ketersediaan Pasokan danKomunikasi EfektifTPID melaksanakan studi banding ke Rice Market
Centre di Wonogiri dan Pemanfaatan teknologi
ozon di Boyolali
pengeluaran konsumsi rumah tangga
masih mendominasi sebesar 4819
persen PDRB Kalimantan Selatan
Dalam Miliar Rp
NILAI TUKAR
SUKU BUNGABI 7-DAYS (REVERSE) REPO ()
6 5755
JAN 2019 JUNI 2019
DES 2019
Instrumen BI 7 -Day (Reverse) Repo Ratedigunakan sebagai suku bungakebijakan baru karena dapatmempengaruhi pasar uang secara cepat
Indonesia menerapkansistem Kurs Mengambang Bebas (FreeFloatingRate)at
Nilai ekspor ProvinsiKalimantan Selatan padatahun 2019 sebesar773253 Juta USD
408Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (C to C)
385Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (Y on Y)
-270Pertumbuhan Ekonomi Kalsel
Triwulan IV 2019 (q to q)
PERTUMBUHAN EKONOMIKALIMANTAN SELATAN
TRANSFER KE DAERAH
863 T
925 T
1066 T
2018
2019
20172018
20192337 T
2586 T
2947 T
DANA DESADBH
638 T
DAU
843 T
DID
31322 M
DAK FISIK
146 T
DAK NON
FISIK 219 T
APBN KALIMANTAN SELATAN
tAHUN 2019
PENDAPATAN NEGARA
2017
BELANJA NEGARA
PENDAPATAN NEGARABUKAN PAJAK
PENYALURAN KUR
Penyaluran KUR terbesar
Perdagangan Besar dan
Eceran (136 T) dan Pertanian
Perburuan dan Perikanan
(72262 M)
Realisasi Penyaluran
TKDD tahun 2019 sebesar
Rp2029 T atau 9089
Realisasi Penyaluran Dana
Desa Tahun 2019 sebesar
Rp150 T atau 9977
PENDAPATANPERPAJAKAN
Sektor Pertambangan dan
Penggalian merupakan
Sektor yang paling dominan
pada pendapatan
perpajakan Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp296
triliun
PAJAK PERDAGANGANINTERNASIONAL
BEA MASUK 14827 M
Impor Bahan bahan modal untuk Peralatan
proyek Pembangkit Listrik BBM
BEA KELUAR 1183 MEkspor Veneer (kayu) dan CPO
Pendapatan JasaKepelabuhanan Pendapatan BiayaPendidikan Pendapatan JasaNavigasi Pelayaran
39009 M
30215 M
6972 M
PPhPPNPBBCukai
609234 M266246 M
50136 M109 M
Pelayanan Umum 372 T
Ekonomi 286 T
Pendidikan210 T
BELANJA PEMERINTAHPUSAT
Pemerintah pusat mencanangkan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu)kedepannya jadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyusul banyaknyapotensi pengambangan usaha dan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada didaerah tersebut
Tanah Bumbu Menuju Kawasan Ekonomi Khusus
Realisasi Belanja
Daerah tertinggi
diperoleh dari fungsi
Pendidikan
Pelayanan Umum
serta Perumahan
dan Fasilitas Umum
466 T446 T
244 T
79 T
718 T574 T
ldquoSaat ini pemerintah daerah mengembangkan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada pertanian perikanan perkebunan maupun perdagangan mengingat letak geografis wilayah yang strategis Oleh karena itu dalam penyusunan anggaran pemerintah daerah tidak terlepas dari unsur tersebutrdquo
Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Kerakyatan Kab HuluSungai Tengah
Bupati Hulu Sungai Tengah HA Chairansyah
Pajak
Daerah
Retribusi
Daerah
KekayaanDaerah yangdipisahkan
358 T
17232 M
9183 M
Hibah
Pendapatan
Lainnya
59973 M2103 M
DBHDBH Bukan PajakDAUDAKDana PenyesuaianTransfer PemdaLainnya
73120 M
456 T
837 T
356 T
177 T
147 T
APBD KALIMANTAN SELATAN
20172018
2019
2158 T
2440 T
2725 T
2246 T 1953 T
2195 T
PENDAPATANDAERAH
BELANJADAERAH
PENDAPATAN TRANSFER
LAIN-LAIN PENDAPATANDAERAH
BELANJA DAERAH PER FUNGSI
PAD Lain-lain
231 TPAD
Belanja Pegawai
memberikan
kontribusi terbesar
dalam realisasi
APBD 2019 sebesar
79 T
BELANJA DAERAH PER JENIS
Belanja SektorPendidikanmencapai Rp 611 T
Belanja tersebutdigunakan untuk BOSPenyediaan Jasa Guru
Non PNS dan SaranaPrasarana Olahraga
BelanjaSektor Kesehatanmencapai Rp 619 T
Belanja tersebutdigunakan untuk
Pelayanan KesehatanBLUD dan pembangunan
gedung Rawat Inap
BelanjaSektor Infrastrukturmencapai Rp 407 T
Belanja tersebut digunakanuntuk pembangunan jalan
dan jembatanpembangunan rumah sakit
dan pemeliharaan jalanporos desa
la
Checklist Dan
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
Visi Pembangunan dalam lima tahun ke depan yang merupakan Visi Kepala Daerah
terpilih yang ditetapkan dalam RPJMD 2016-2021 yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan
Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saingrdquo Untuk
melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi mengembangkan Sumber
Daya Manusia yang Agamis Sehat Cerdas dan Terampil mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik dan memantapkan
kondisi sosial budaya daerah yang berbasiskan kearifan lokal Sasaran pembangunan
Kalimantan Selatan salah satunya adalah meningkatkan kualitas daya saing tenaga kerja
pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan pemberdayaan gender Sasaran
tersebut diwujudkan melalui penetapan IPM yang ingin dicapi pada tahun 2021 sebesar
7180
Tantangan Ekonomi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan adalah dominasi sektor
pertambangan dan penggalian Selain itu penanaman modal di Kalimantan Selatan belum
merata dan tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal Dari sisi Geografi
pengelolaan lingkungan hidup belum optimal seperti potensi banjir menurunnya kualitas
air dan meningkatnya kabut asap
1
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 1
BAB I
SASARAN PEMBANGUNAN DAN
TANTANGAN DAERAH
11 PENDAHULUAN
Tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk
mewujudkan keselarasan antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan di daerah perlu didukung dengan pendanaan
baik yang berasal dari APBN maupun APBD Sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara pemegang kekuasaan
tertinggi pengelolaan keuangan negara adalah Presiden sedangkan di daerah
adalah GubernurBupatiWalikota Oleh karena itu sinergi dan harmonisasi
kebijakan dan pengelolaan keuangan pusat dan daerah menjadi sangat penting
agar tujuan dan sasaran pembangunan tersebut dapat tercapai secara efektif
dan efisien
Fungsi utama APBNAPBD adalah sebagai alat alokasi distribusi dan
stabilitasi Kebijakan fiskal yang efektif diharapkan mampu meningkatkan
perbaikan dan kualitas pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah
melalui indikator ekonomi makro dan kesejahteraannya Untuk dapat
merumuskan kebijakan yang tepat pemerintah harus memetakan tantangan
yang dihadapi daerah baik dari sisi ekonomi sosial budaya dan tantangan
regional lainnya sehingga rumusan kebijakan yang disusun langsung
menjawab tantangan yang dihadapi secara efektif dan efisien
12 TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH
121 Berdasarkan RPJMD 2016-2021
RPJMD merupakan penjabaran dari visi misi dan program kepala
daerah yang memuat tujuan sasaran strategi arah kebijakan pembangunan
dan keuangan daerah serta program perangkat daerah dan lintas perangkat
daerah Hal tersebut disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN
Fungsi
APBN
adalah alat
alokasi
distribusi
dan
stabilitasi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 2
disertai dengan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016-2021
merupakan dokumen perencanaan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD
Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD Provinsi Kalimantan
Selatan Tahun 2016-2021 disusun berdasarkan RPJMD Teknokratik yang telah
diselaraskan dengan Visi dan Misi Gubernur terpilih
Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi
Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 ndash 2021
yaitu ldquoKalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera Berkeadilan
Berdikari dan Berdaya Saingrdquo
1 MANDIRI Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang
dapat membangun dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan
kekuatannya sendiri Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah
dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian baik secara
ekonomi dan sosial yang dapat dilihat al Kemandirian dari segi
pembiayaan pembangunan Kemandirian dari segi ketahanan pangan
Kemandirian dari segi ketahanan energi
2 TERDEPAN menunjukkan semangat bagaimana Kalimantan Selatan
yang selama ini di anomimkan dengan kata (kalah selalu) untuk bangkit
menjadi salah satu provinsi termaju di regional Kalimantan bahkan juga
tentunya di harapkan secara nasional Untuk ini diperlukan adanya
semangat dan kerja yang luar biasa dari seluruh komponen aparat
pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat lainnya untuk
secara bersama-sama mendukung Terdepan dapat diartikan dan dilihat
dengan tingkat pencapaian indikator-indikator pembangunan daerah
yang dapat diraih minimal mendekati rata-rata nasional dan bahkan
diharapkan kedepannya bisa berada di atas rata-rata nasional
Untuk melaksanakan visi tersebut pemerintah daerah memiliki misi
1 Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis Sehat Cerdas
Dan Terampil
2 Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan
Berorientasi Pada Pelayanan Publik
Visi RPJMD
2016-2021
ldquoKalsel
Mapan
(Mandiri dan
Terdepan)
Lebih
sejahtera
Berkeadilan
Berdikari
dan Berdaya
Saingrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 3
3 Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan
Kearifan Lokal
4 Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan
Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya
5 Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis
Sumberdaya Lokal Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan
Berdasarkan visi dan misi tersebut maka tujuan dan sasaran pembangunan di
Kalimantan Selatan diarahkan pada
1 Meningkatkan kualitas daya saing Sumber Daya Manusia baik pada
taraf nasional maupun internasional dengan sasaran meningkatnya
kualitas pendidikan masyarakat derajat kesehatan daya saing tenaga
kerja pemahaman keagamaan serta indeks pembangunan dan
pemberdayaan gender Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
yang ingin dicapai pada tahun 2021 adalah 7180
2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dengan sasaran
meningkatnya kualitas Layanan publik pendanaan daerah kinerja
pembangunan daerah dan terwujudnya Aparatur Pemerintah yang
Professional dan Pemerintahan Akuntabel Indikator tujuan
pembangunan untuk perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik
adalah Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAKIP) dan OPINI
BPK Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 untuk LAKIP
pada kategori A (8101) dan Opini BPK pada Kategori WTP
3 Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan sasaran
menurunnya penyandang masalah kesejahteraan sosial meningkatnya
ketentraman ketertiban perlindungan masyarakat dan
terselenggaranya PON Indikator keberhasilan pencapaian tujuan
tersebut adalah Indeks Pemerataan Pendapatan (Gini Ratio) dan angka
Kemikinan Target akhir yang ingin dicapai sampai tahun 2021 adalah
sebesar untuk Gini Ratio 0286 dan angka kemiskinan 396-401
4 Meningkatkan kualitas kehidupan yang berbasiskan kearifan lokal
dengan sasaran meningkatnya ketahanan budaya Etos Kerja
Moralitas Sikap Disiplin Kreatifitas dan Kepedulian Kerukunan Antar
dan Inter Umat Beragama serta Kualitas Budaya MasyarakatSalah
satu indikator pencapaian tujuan pembangunan tersebut antara lain
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 4
adalah persentase kejadian konflik antar suku dan agama serta
persentase angka kriminalitas Target akhir yang ingin dicapai sampai
tahun 2021 Konflik SARA nol (0) dalam arti tidak terjadi konflik Target
angka penanganan kriminalitas sebesar 50persen dari kasus per tahun
sebanyak 2232 kasus
5 Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur
ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang dengan sasaran
meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar serta
Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur
PerekonomianIndikator pencapaian Tujuan Pembangunan tersebut
adalak indeks pelayanan Infrastruktur dasarTarget akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 sebesar 100persen
6 Meningkatkan daya saing Perekonomian dengan sasaran Terwujudnya
Mandiri Pangan Meningkatnya Kontribusi sektor pertanian
Meningkatnya Kontribusi Sektor Industri Perdagangan dan Jasa
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pariwisata serta Meningkatnya Nilai
Investasi Dalam Aktivitas Perekonomian Indikator pencapaian Tujuan
Pembangunan tersebut adalah Pertumbuhan Ekonomi dan Realisasi
Nilai Investasi PMA dan PMDN (Triliun Rupiah) Target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 45 ndash 503 Target realisasi
nilai Investasi PMA dan PMDN sebesar 12 Triliun Rupiah dari kondisi
awal sebesar 54 Triliun Rupiah
7 Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup Daerah dengan sasaran
menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan melalui indikator
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) dengan target akhir yang ingin
dicapai sampai tahun 2021 adalah sebesar 65 point dari kondisi awal
2014 sebesar 5586 point
Keterkaitan Visi Misi Tujuan dan Sasaran RPJMD Kalimantan Selatan
Tahun 2016-2021 tersaji pada Tabel sebagaimana terlampir
122 Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2019
Tema pembangunan Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah ldquo Bergerak
Menuju Pertumbuhan Ekonomi Yang Merata Untuk Kalsel Mapanrdquo Tujuan dan
sasaran prioritas pembangunan daerah Kalimantan Selatan Tahun 2019
Tema
Pembangunan
Kalimantan
Selatan
adalah
ldquoBergerak
Menuju
Pertumbuhan
Ekonomi
Yang Merata
Untuk Kalsel
Mapanrdquo
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 5
disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal antara lain RPJPD
Kalimantan Selatan Tahun 2005-2025 RPJMD 2016-2021 dan RKP Tahun
2019
Sasaran dan Prioritas RKPD Kalimantan Selatan Tahun 2019 diselaraskan
dengan pencapaian 5 (lima) prioritas Pembangunan Nasional (PN) yaitu
1 PN 1 Pembangunan Manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan pelayanan dasar maka arah kebijakan Kalimantan Selatan
tahun 2019 adalah sebagai berikut
a Mempercepat pengurangan kemiskinan
b Meningkatkan pelayanan kesehatan dan giszi masyarakat
c Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas
d Peningkatan akses masyarakat terhadap perumahan dan
permukiman yang layak
e Meningkatkan tata kelola layanan dasar
f Peningkatan Kualitas sarana pelayanan publik
2 PN 2 Pengurangan Kesenjangan antar wilayah melalui penguatan
konektivitas dan kemaritiman arah kebijakan Kalimantan Selatan adalah
a Meningkatkan konektivitas teknologi informatika dan komunikasi
b Percepatan pembangunan daerah tertinggalterpencil
c Peningkatan kelancaran arus transportasi orang dan distribusi
barang dan jasa
3 PN 3 Peningkatan Nilai Tumbuh Ekonomi dan Penciptaan Lapangan
Kerja melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya
maka arah kebijakan Kalsel 2019 adalah
a Peningkatan ekspor dan nilai tambah produk pertanian
b Peningkatan ekspor dan nilai tambah industri pengolahan
c Peningkatan nilai tambah jasa produktif
d Peningkatan keterampilan tenaga kerja
e Peningkatan akses lapangan kerja
f Pengembangan iptek dan produktivitas lapangan usaha
4 PN 4 Pemantapan ketahanan energi pangan dan sumber daya air arah
kebijakan Kalsel
a Peningkatan produktivitas dan pemenuhuan kebutuhan energi
b Peningkatan produksi akses dan kualitas konsumsi pangan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 6
c Peningkatan kuantitas kualitas dan aksesibilitas air
d Peningkatan daya dukung SDA dan lingkungan
5 PN 5 Stabilitas Keamanan Nasional dan Kesuksesan Pemilu arah
kebijakan Kalsel
a Keamanan dan ketertiban masyarakat dan keamanan siber
b Kesuksesan pemilu
c Kepastian hukum dan reformasi birokrasi
d Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu
Indikator Sasaran Makro yang akan dicapai pada tahun 2019 antara lain
1 Target pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan sebesar 403 - 453
2 Target tingkat pengangguran sebesar 425 ndash 453
3 Tingkat kemiskinan 425 ndash 405
4 Indek Gini Ratio sebesar 0 296
5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 7075
- Angka rata-rata lama sekolah 797
- Angka Harapan lama sekolah 1312
- Usia Harapan Hidup 6892
6 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 61
7 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 156
13 TANTANGAN DAERAH
Kondisi di suatu daerah memiliki potensi untuk menjadi penyokong
maupun penghambat kebijakan pembangunan yang akan dilaksanakan
pemerintah Oleh karena itu pemetaan kondisi daerah tersebut menjadi sangat
penting dilakukan dalam rangka merumuskan kebijakan pembangunan yang
tepat sasaran
131 Tantangan Ekonomi Daerah
Kalimantan Selatan sebagai provinsi tertua di Kalimantan terus
melakukan berbagai perbaikan kapasitas ekonominya Di bidang ekonomi
secara umum tantangan yang dihadapi daerah adalah belum kuatnya struktur
perekonomian yang ditandai dengan antara lain
1 Dominasi sektor pertambangan dan penggalian dalam struktur
perekonomian dengan rata-rata persentase di atas 20 persen padahal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 7
sektor ini merupakan sektor yang sumber dayanya tidak dapat diperbarui
dan perlu adanya sektor lain sebagai switching guna mempertahankan
kinerja perekonomian daerah di masa depan
2 Belum meratanya penanaman modalinvestasi khususnya daerah yang
belum berkembang dan aksesibilitas wilayah yang rendah Meskipun
pemerataan mulai terjadi namun investasi tersebut baru menyentuh
beberapa wilayah saja
3 Tingkat produktivitas dan pengelolaan hasil belum optimal untuk
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan Oleh karena itulah
indikator ini dapat digunakan untuk perencanaan pembangunan ke
depannya baik dengan melihat pertumbuhan ekonomi secara periodik
maupun pertumbuhan ekonomi sektor lapangan usaha yang potensial
4 Laju Inflasi yang fluktuatif di mana dalam tiga tahun terakhir cenderung
menurun sehingga mengindikasikan adanya gejolak perekonomian mikro
khusunya terkait stabilitas harga Hal ini dapat mengakibatkan penurunan
daya beli masyarakat jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang tepat
5 Pengeluaran konsumsi masyarakat cukup rendah meskipun secara umum
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan sebagian besar masih digunakan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan primer
132 Tantangan Sosial Kependudukan
Di bidang sosial kependudukan terdapat 3 tantangan yang dihadapi oleh
Kalimantan Selatan yaitu
1 Rendahnya tingkat daya saing SDM yang ditandai dengan indikator
a Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia ditandai IPM yang masih
berada di bawah rata-rata nasional
b Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk di mana laju pertumbuhan
penduduk Kalsel masih di atas rata-rata Nasional
c Rata-Rata Lama Sekolah belum merata dan masih berada di bawah rata-
rata Nasional
d Angka Partisipasi Sekolah masih rendah khususnya untuk pendidikan
menengah dan tinggi masih di bawah rata-rata nasional
e Angka Harapan Hidup paling rendah se-Regional Kalimantan
Angka Usia Harapan Hidup (UHH) Kalimantan Selatan tahun 2017 sebesar
6802 dan 2018 sebesar 6823 Angka ini paling rendah dibandingkan
Dominasi
sektor
Pertambangan
dan Penggalian
menjadi
tantangan
ekonomi
Kalimantan
Selatan
Tantangan
sosial
kependudukan
Kalimantan
Selatan antara
lain masih
rendahnya daya
saing SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 8
provinsi lainnya di regional Kalimantan Kalimanta Timur merupakan
provinsi tertinggi untuk angka UHH dengan capaian 7370 di tahun 2017
dan 7396 di tahun 2018
f Rendahnya daya saing tenaga kerja
2 Budaya masyarakat yang belum mencerminkan revolusi mental yang
dicirikan oleh rendahnya upaya mempertahankan karakteristik budaya lokal
3 Belum efektifnya reformasi birokrasi pemerintah daerah yang ditandai oleh
a Belum terwujudnya pelayanan prima sesuai dengan standar pelayanan
minimal
b Belum terwujudnya optimalisasi prosedur pengawasan terhadap
penyimpangan administrasi
c Kapasitas dan akuntabilitas kinerja aparatur Negara yang perlu
ditingkatkan
133 Tantangan Geografi Wilayah
Secara geografis Kalimantan Selatan memiliki potensi yang luar biasa
dengan sumber daya alam yang melimpah baik SDA yang dapat diperbarui
maupun tidak dapat diperbarui Tantangan yang dihadapi Kalimantan Selatan
anatara lain
1 Pembangunan infrastruktur yang belum merata dan berkualitas antar
wilayah
Hal ini dikondisikan oleh beberapa permasalahan yaitu jumlah kondisi
jalan baik yang menurun moda transportasi antar wilayah belum
terkoneksi dengan baik belum cukupnya kuantitas dan kualitas energi
serta jaringan telekomunikasi yang belum menjangkau kawasan terpencil
2 Pengelolaan lingkungan hidup yang belum optimaldicirikan oleh
a Meningkatnya potensi banjir di beberapa wilayah
b Menurunnya kualitas air
c Meningkatnya kabut asap
Infrastruktur
yang belum
merata dan
berkualitas
menjadi salah
satu tantangan
geografis
Kalimantan
Selatan
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI
REGIONAL
PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2019 angka pertumbuhan 408 (c to c) Angka
ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya Kenaikan ini disumbang
dari sektor pendidikan sebesar 754 dan sektor penyediaan akomodasi dan makan
minum sebesar 741
Inflasi tahunan 2019 berada pada angka 401 persen (ctc) Angka kemiskinan
menurun dari 455 periode Maret 2019 menjadi 447 pada September 2019 Angka
ini terendah di Regional Kalimantan Gini ratio masih tetap pada angka 0334
TPT 2019 sebesar 492 turun sedikit dari periode tahun sebelumnya 545 yang
disebabkan sektor pertanian yang sudah masuk masa panen
IPM Kalsel tahun 2019 cukup menggembirakan dengan raihan 7072 dan masuk
dalam kategori tinggi
Capaian 6 Indikator Makroekonomi dan Kesejahtaeraan Kalsel dibandingkan target
yang ditetapkan dalam APBD Kalsel terdapat 2 kategori saja yang memenuhi target
tersebut yaitu pertumbuhan ekonomi (ditargetkan sebesar 408) dan tingkat inflasi
(ditargetkan sebesar 5)
2
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 9
BAB II
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS EKONOMI REGIONAL
21 INDIKATOR EKONOMI MAKRO FUNDAMENTAL
211 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kondisi Perekonomian Global pada tahun 2019 diwarnai oleh
ketegangan perang dagang antara Amerika dan Tiongkok memanasnya
kondisi Timur Tengah dan ketidakstabilan Eropa pasca Brexit Kondisi-kondisi
tersebut berdampak terhadap penurunan permintaan dan harga komoditas
migas dan non migas di pasar Internasional dibandingkan tahun 2018 Tekanan
tersebut juga berpengaruh terhadap perekomian Indonesia yang masih
mengandalkan ekspor komoditas sebagai pendongkrak pertumbuhan ekonomi
nasional Selain kondisi global yang kurang tersebut Indonesia juga
menghadapi pertaruhan politik nasional di mana tahun 2019 dilaksanakan
pemilihan anggota legislatif dan Presiden yang tentunya membuat pelaku pasar
dan investor yang mengambil sikap menunggu dan menahan diri dalam
melakukan kegiatan ekonomi atau investasi
Namun demikian tantangan-tantangan berat dari kondisi global dan
dalam negeri di Tahun 2019 telah mampu terlewati dengan pengelolaan
kebijakan yang prudent dan sangat baik oleh pemerintah Kebijakan yang
dijalankan pemerintah dari sisi fiskal dan moneter dengan menjaga kontribusi
Belanja Negara pengendalian surplus defisit Neraca Pembayaran dan Neraca
Perdagangan pengelolaan Keuangan Negara yang prudent serta kondisi
demokrasi politik yang terjaga terbukti sangat efektif dan mampu menjaga
stabilitas perekonomian nasional Pertumbuhan ekonomi nasional di tahun
2019 tercatat masih tumbuh sebesar 497 persen YoY dengan total nilai PDB
sebesar Rp40188 triliun (ADHB) Nilai investasi Indonesia di triwulan III 2019
tercatat yang tertinggi dalam lima tahun terakhir dengan nilai Rp6013 triliun
Nilai investasi tersebut diperoleh dari Realisasi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sebesar Rp2835 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA)
Ekonomi
Indonesia di
tahun 2019
tumbuh 497
persen
(YoY)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 10
sebanyak Rp3178 triliun Realisasi investasi tahun 2019 meningkat 123
persen dibandingkan tahun 2018 dalam periode yang sama Berdasarkan rating
investasi lembaga rating internasional Standard amp Poor di bulan Mei tahun
2019 menaikan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB yang
menunjukkan Indonesia semakin menjadi negara yang layak investasi Selain
itu World Competitiveness Ranking 2019 juga menempatkan daya saing
Indonesia pada peringkat 32 meningkat meyakinkan dibanding tahun
sebelumnya yang berada di posisi 43 dunia Capaian ini juga dilatarbelakangi
oleh peningkatan efisiensi di sektor pemerintahan serta peningkatan
infrastruktur dan lingkungan bisnis yang kondusif
Kestabilan perekonomian nasional menjadi udara segar dan nadi bagi
kinerja perekonomian regional di Kalimantan Selatan Kestabilan perekonomian
dan politik nasional tahun 2019 mendorong roda perekonomian Kalimantan
Selatan mampu berjalan dengan baik Perekonomian Kalimantan Selatan
dengan sektor dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan
pertanian seharusnya cukup terdampak oleh penurunan harga komoditas
batubara sawit dan karet di pasar internasional Namun demikian berkat
kebijakan Pemerintah Daerah dalam mendorong geliat perekonomian regional
serta dukungan kebijakan pemerintah pusat dalam mencarikan alternative
penyaluran komoditas utamanya batubara dan sawit pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Selatan di tahun 2019 dapat tetap terjaga Strategi kebijakan
Pemerintah Daerah Kalimantan selatan dalam pengalihan sektor dominan
penyumbang perekonomian regional dari pertambangan ke sektor pertanian
pariwisata dan industri merupakan strategi dalam menjaga pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan Selain itu menjaga kinerja ekonomi di tahun 2019
pengalihan sektor dominan penyumbang perekonomian regional tersebut juga
menjadi strategi pengembangan perekonomian Kalimantan Selatan dengan
pemanfaatan peluang menjadi penyangga Ibukota Negara baru di Penajam
Kalimantan Timur yang lokasinya sangat dekat
Secara kumulatif Ekonomi Kalimantan Selatan di tahun 2019 mengalami
pertumbuhan sebesar 408 persen Berbagai sektor lapangan usaha yang
berperan dalam penggerak perekonomian Kalimantan Selatan antara lain
sektor Pertambangan dan Penggalian yang memberikan kontribusi 1871
Pengalihan
sektor
ekonomi
menjadi
kebijakan
strategis
Kalsel
Ekonomi
Kalsel
tumbuh 408
persen pada
tahun 2019
(C to C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 11
persen serta Pertanian Kehutanan dan Perikanan yang memberikan kontribusi
sebesar 1436 persen
a Laju Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia Triwulan I sd IV Tahun
2019 tumbuh mengalami kontraksi sebesar 502 persen Perekonomian
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mengalami kontraksi sebesar 408 persen
C to C Berdasarkan lapangan usaha pertumbuhan tertinggi terjadi pada Sektor
Jasa Pendidikan yang tumbuh 754 persen C to C selanjutnya diikuti sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh sebesar 741 persen C
to C
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dari sisi Pengeluaran
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit
Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh sebesar 797 persen C to C tingginya
aktivitas LNPRT dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Selain itu Aktivitas LNPRT
meningkat disebabkan sejumlah event skala Nasional seperti Hari
Kesetiakawanan Nasional (HKSN) yang dilaksanakan pada tangal 20
Desember 2019 dan Festival Layang-layang yang dilaksanakan pada tanggal
19 Oktober 2019 di Kabupaten Barito Kuala
Grafik 21 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Kalimantan Selatan
Sumber BPS Nasional dan BPS Kalsel (diolah)
b Nominal PDRB
1) PDRB Sisi PenawaranLapangan Usaha
Struktur Pendapatan Domestik Regional Brutto (PDRB) Kalimantan Selatan
menurut Lapangan Usaha sebagaimana pada lampiran 1 masih didominasi
-10
-5
0
5
10
Kalsel (q to q) Kalsel (y on y) Nasional (q to q) Nasional (y on y)
Sektor
Pendidikan
tumbuh 754
persen C to
C
Konsumsi
LNPRT
tumbuh 797
persen C to
C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 12
oleh sektor pertambangan (1869 persen) Pada triwulan IV 2019 pertumbuhan
sektor pertambangan dan penggalian mengalami kontraksi sebesar -146
persen (q to q) Kontraksi tersebut disebabkan penurunan harga komoditas
ekspor batubara yang mencapai 059 persen dibandingkan periode sama tahun
2018 Penurunan harga komoditas batu bara tersebut merupakan dampak
perlambatan ekonomi negara mitra dagang yaitu Tiongkok dari 64 persen pada
triwulan IV 2018 menjadi 6 persen pada triwulan IV 2019
Sektor Pertanian memberikan kontribusi terbesar kedua pada PDRB
Kalimantan Selatan di tahun 2019 Penerapan teknologi untuk mendukung
program SERASI yaitu teknologi budidaya padi Rawa Pasang Surut Intensif
Super dan Aktual yang diintegrasikan dengan budidaya ikan mampu
mendongkrak pertumbuhan sektor pertanian dan perikanan Nilai ekspor luar
negeri untuk komoditas ikan hidup dari Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan sebesar 1192 persen (data BKIPM)
2) PDRB Sisi PermintaanPengeluaran
Total Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kalimantan Selatan di
tahun 2019 Atas Dasar Harga Berlaku adalah sebesar Rp18074 Triliun dan
Atas Dasar Harga Konstan adalah sebesar Rp13332 Triliun Jika dilihat dari
struktur PDRB komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
mendominasi sebesar 4819 persen diikuti oleh komponen Pembentukan
Modal Tetap Bruto sebesar 2521 persen
Tabel 21
Struktur PDRB Menurut Pengeluaran Kalimantan Selatan 2019 (dalam Miliar Rp)
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHB 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 2094537 2179096 2238281 2205698
LNPRT 47619 49262 48761 50848
Konsumsi Pemerintah
403273 593640 582865 659564
PMTB 1053500 1101322 1184929 1217158
Perubahan Inventori 42145 44937 48850 (55516)
Ekspor 2946370 2752562 2951190 3299888
Impor 2415058 2214242 2299559 2746909
PDRB 4172387 4506577 4755316 4639517
Konsumsi RT
mendominasi
PDRB sebesar
4819 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 13
KOMPONEN PENGGUNAAN
PDRB ADHK 2019
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Rumah Tangga 1510729 1557192 1581873 1558203
LNPRT 31577 32086 31351 32825
Konsumsi Pemerintah 255568 359046 357437 403823
PMTB 716489 739799 795771 798297
Perubahan Inventori 31337 32089 34569 (49085)
Ekspor 2340005 2179678 2271214 2973100
Impor 1786683 1578950 1579775 2297778
PDRB 3099022 3320940 3492440 3419384
Sumber BPS Provinsi Kalsel
a) Konsumsi
Struktur PDRB Kalimantan Selatan di tahun 2019 didominasi oleh
PengeluaranKonsumsi masyarakat dengan kontribusi sebesar 4828 persen
Laju Pertumbuhan Komponen Konsumsi Rumah Tangga pada tahun 2019
sedikit melambat pada angka 402 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar
503 persen (YoY) Hal tersebut dipengaruhi oleh inflasi yang terjadi pada
Kalimantan Selatan pada triwulan IV yang mencapai angka 41 persen Selain
itu faktor cuaca berupa gelombang tinggi cukup menghambat arus sembako
dari luar terutama Pulau Jawa Libur sekolah dan akhir tahun 2019 serta
perayaan Natal dan Tahun Baru turut mendorong peningkatan nilai
pengeluaran konsumsi rumah tangga
Tabel 22
Pengaruh Komponen Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Kalsel
2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
4828 4688 4686
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
8726360 8049249 7455496
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
6207997 5967833 5682228
Laju Pertumbuhan Komponen 402 503 482
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat konsumsi yang tinggi dan meningkat dari tahun ke tahun dapat
menyebabkan masyarakat semakin bergairah dalam melakukan kegiatan
perekonomian Hal ini tentu berdampak pada meningkatnya pendapatan per
Konsumsi RT
tumbuh 402
persen pada
2019 YoY
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 14
kapita dan kesejahteraan masyarakat Namun demikian tingkat konsumsi
harus dikendalikan agar masyarakat dapat mengalokasikan pendapatannya
untuk investasi dan saving
Tabel 23
Pengaruh Komponen Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga
Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
109 102 099
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
196491 174680 156729
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
127839 118402 108886
Laju Pertumbuhan Komponen
797 874 558
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Tingkat Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) Provinsi
Kalimantan Selatan memberikan pengaruh yang sangat kecil yaitu sekitar 109
persen Pertumbuhan komponen LNPRT mengalami perlambatan dibanding
tahun sebelumnya sejalan dengan berakhirnya kegiatan Pemilihan Umum
(Pilpres dan Pileg) di awal tahun 2019 Aktivitas LNPRT dari triwulan ke triwulan
menunjukkan arah positif yang dipengaruhi oleh sejumlah kegiatan keagamaan
seperti Maulid Nabi Muhammad SAW dan Perayaan Natal Sejumlah event
skala nasional maupun lokal seperti Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
(HKSN) dan Festival Layang-layang juga berpengaruh terhadap tingkat
konsumsi LNPRT
Tabel 24
Pengaruh Komponen Konsumsi Pemerintah Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
1239 1215 1242
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
2239353 2086181 1975897
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
1375874 1335371 1302547
Laju Pertumbuhan Komponen
303 252 102
Konsumsi
LNPRT
tumbuh
lambat
sebesar 797
persen
Konsumsi
Pemerintah
memberi
kontribusi
1239 persen
pada PDRB
Kalsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 15
Konsumsi Pemerintah memberikan kontribusi terhadap PDRB
Kalimantan Selatan sebesar 1239 persen Pada triwulan IV 2019 komponen
konsumsi Pemerintah yang bersumber dari APBD maupun APBN mengalami
peningkatan dipicu oleh peningkatan belanja barang dan jasa bantuan sosial
dan belanja modal dibanding triwulan sebelumnya
b) Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Kontribusi komponen PMTB terhadap PDRB Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar 2521 persen Angka tersebut meningkat dari tahun 2018
(YoY) sebesar 145 persen Peningkatan tersebut disebabkan adanya
peningkatan belanja modal pemerintah Laju Pertumbuhan komponen PMTB
mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2018 hal ini terutama disebabkan
melambatnya nilai impor barang modal menurut provinsi asal Selain itu
perlambatan juga terjadi pada impor jenis kendaraan dan sparepart
Tabel 25
Pengaruh Komponen PMTB Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
2521 2376 2298
Nilai Komponen ADHB (Miliar Rp)
4556934 4080149 3656205
Nilai Komponen ADHK (Miliar Rp)
3050356 2867756 2655107
Laju Pertumbuhan Komponen
637 801 430
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c) Ekspor dan Impor
Nilai ekspor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi asal
diperkirakan tumbuh di atas 5 persen pada triwulan IV 2019 (q to q) Namun
demikian nilai ekspor tersebut mengalami kontraksi lebih dari 4 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2018
Komoditas ekspor unggulan di Provinsi Kalimantan adalah Batu Bara dan
CPO mengalami kenaikan dibanding triwulan sebelumnya Nilai kurs transaksi
beli rupiah terhadap US$ menguat 044 persen (q to q) dan 497 persen (YoY)
Di sisi lain Harga batubara acuan turun lebih dari 30 persen dibanding tahun
sebelumnya
Secara q to
q ekspor
Kalsel
tumbuh di
atas 5
persen pada
triwulan IV
2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 16
Tabel 26
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Sumber BPS Provinsi Kalsel
Peningkatan nilai impor luar negeri Kalimantan Selatan menurut provinsi
disebabkan adanya kenaikan impor untuk komoditas BBM yang mencapai
angka sekitar 20 persen (q to q) Peningkatan nilai impor di tahun 2019
diperoleh dari masuknya barang-barang untuk kepereluan operasional proyek
pembangkit listrik (Boiler) PLN
Tabel 27
Pengaruh Komponen Ekspor Terhadap PDRB Kalsel 2017-2019
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
5353 6340 5475
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
9675768 10886028 8710694
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
7243186 7245925 6838402
Laju Pertumbuhan Komponen
-004 596 1018
Sumber BPS Provinsi Kalsel
c PDRB Per Kapita
Angka PDRB per kapita menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk
di suatu daerah yang diperoleh dari hasil pembagian pendapatan penduduk
suatu daerah (PDRB) dengan jumlah penduduk PDRB per kapita Provinsi
Kalimantan Selatan tahun 2019 adalah sebesar Rp4287 juta Angka tersebut
mengalami peningkatan 377 persen dibandingkan tahun 2018 yang sebesar
Rp4131 juta
Dilihat dari tren peningkatannya rata-rata kenaikan PDRB Provinsi
Kalimantan selama 5 tahun terakhir (2015-2019) adalah sebesar 571 persen
Indikator 2019 2018 2017
Kontribusi Komponen terhadap PDRB Kalsel ()
6612 7888 7128
Nilai Komponen ADHB (Milyar Rp)
11950010 13543648 11340910
Nilai Komponen ADHK (Milyar Rp)
9763997 9669477 9246202
Laju Pertumbuhan Komponen
098 458 896
PDRB per
Kapita
Kalsel
tahun
2019
sebesar
Rp4287
juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 17
Angka tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata peningkatan PDB
Nasional sebesar 710 persen Meskipun demikian peningkatan PDRB tidak
serta merta menunjukkan keberhasilan dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Menghitung tingkat keberhasilan harus juga dilihat
dari indicator-indikator lainnya seperti Indeks Pembangunan Manuasia (IPM)
Gini Ratio angka kemiskinan dan Tingkat Pengangguran
Grafik 22
PDRB Per Kapita Nasional dan Kalimantan Selatan tahun 2015-2019
Sumber BPS Nasional dan BPS Provinsi Kalsel (diolah)
212 Suku Bunga
Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter
dengan mengimplementasikan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan
baru yaitu BI 7-Day (Reverse) Repo Rate yang berlaku efektif sejak 19 Agustus
2016 menggantikan BI Rate Instrumen BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebagai
suku bunga kebijakan baru berdampak menguatnya sinyal kebijakan moneter
dengan suku bunga (Reverse) Repo Rate 7 hari sebagai acuan utama di pasar
keuangan Kedua meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter
melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga
perbankan Ketiga terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam khususnya
transaksi dan pembentukan suku bunga di pasar uang antarbank (PUAB) untuk
tenor 3-12 bulan
Grafik 23
BI 7-Day (Reverse) Repo Rate 2019
BI 7-Day
(Reverse)
Repo Rate
dapat
berpengaruh
cepat pada
pasar uang
Sumber Bank
Indonesia (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 18
Pada awal tahun 2019 Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan
untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate sebesar 6 persen
Keputusan tersebut konsisten dengan upaya menurunkan defisit transaksi
berjalan ke dalam ambang batas yang aman dan mempertahankan daya tarik
aset keuangan domestik Sampai dengan bulan Juli 2019 Bank Indonesia
memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day (Reverse) Repo Rate pada
angka 6 persen suku bunga Deposit Facility sebesar 525 persen dan suku
bunga Lending Facility sebesar 675 persen Dalam upaya menambah
ketersediaan likuiditas perbankan dalam pembiayaan ekonomi Bank Indonesia
menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum
Konvensional dan Bank Umum SyariahUnit Usaha Syariah sebesar 50 basis
poin menjadi 60 persen dan 45 persen dengan GWM rata-rata sebesar 3
persen
Pada akhir tahun 2019 suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate
ditutup pada angka 5 persen Kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran
stabilitas eksternal yang terjaga serta upaya untuk menjaga momentum
pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang
melambat Strategi operasi moneter terus ditujukan untuk menjaga kecukupan
likuiditas khususnya di pergantian tahun dan mendukung transmisi bauran
kebijakan yang akomodatif Sementara itu kebijakan makroprudensial yang
akomodatif ditempuh untuk mendorong pembiayaan ekonomi sejalan dengan
siklus finansial yang masih di bawah optimal dengan tetap memerhatikan
prinsip kehati-hatian Kebijakan sistem pembayaran dan kebijakan pendalaman
pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung pertumbuhan ekonomi
213 Inflasi
Pada bulan Desember 2019 Kalimantan Selatan mengalami inflasi
sebesar 054 persen Pengukuran inflasi dilakukan pada 2 kota di Kalimantan
Selatan yaitu Banjarmasin dan Tanjung Inflasi di kota Banjarmasin pada
Desember 2019 sebesar 057 persen Inflasi di kota Banjarmasin pada bulan
Desember 2019 terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok
pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 110 persen kelompok
makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 023 persen kelompok
Pada akhir
2019 BI 7-
Day
(Reverse)
Repo Rate
ditutup
sebesar 5
persen
Inflasi
tahunan
2019 di
Kalsel
sebesar
401
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 19
kesehatan sebesar 007 persen kelompok transpor komunikasi dan jasa
keuangan sebesar 230 persen Sedangkan kelompok yang mengalami
penurunan yaitu kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar
sebesar 029 persen kelompok sandang sebesar 003 persen kelompok
pendidikanm rekreasi dan olah raga sebesar 014 persen Beberapa komoditas
yang mengalami kenaikan harga dengan andil inflasi tertinggi adalah angkutan
udara ikan gabus telur ayam ras ikan bakar ikan nila
Grafik 24
Laju Inflasi Bulanan Tahun 2019
Sumber BPS Nasional (diolah)
Kota Tanjung mengalami inflasi sebesar 005 persen Inflasi ini
disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran yaitu
kelompok makanan jadi minuman rokok dan tembakau sebesar 003 persen
kelompok perumahan air listrik gas dan bahan bakar sebesar 025 persen
kelompok sandang sebesar 013 persen kelompok kesehatan sebesar 032
persen kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar 002 persen
kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan sebesar 001 persen
Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan yaitu kelompok bahan
makanan sebesar 012 persen Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan
harga dengan andil inflasi tertinggi di kota Tanjung antara lain ikan nila telur
ayam ras bawang merah bahan bakar rumah tangga ikan mas
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah oleh Tim Pengendali Inflasi
Daerah (TPID) se Kalimantan Selatan baik level provinsi maupun
kabupatenkota untuk melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi
melalui kegiatan rutin di lapangan Salah satu program pemerintah adalah
operasi pasar murah telah dilakukan beberapa kali selama bulan Agustus 2019
di kabupaten Balangan dan kota Banjarmasin Kegiatan ini merupakan salah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 20
satu strategi untuk mengendalikan harga pangan seperti komoditas cabai
merah bawang merah bawang putih minyak beras dan gula
214 Nilai Tukar
Indonesia menerapkan sistem Kurs Mengambang Bebas (Free Floating
Rate) Sistem nilai tukar ini menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium Apabila permintaan terhadap dollar AS
meningkat secara otomatis nilai dollar terhadap mata uang lainnya menguat
Beberapa alasan yang menyebabkan dollar AS menguat adalah kebutuhan
impor penjualan barang dan jasa dalam bentuk valuta asing dan pembayaran
utang luar negeri yang jatuh tempo
Grafik 25
Pergerakan Nilai Tukar USD Terhadap Rupiah 2019
Sumber Bank Indonesia
Kebutuhan Dollar AS meningkat di akhir Desember disebabkan
Pemerintah menarik pinjaman luar negeri untuk menutupi belanja pemerintah
yang meningkat signifikan di akhir tahun anggaran Salah satu alasan
Pemerintah menggunakan instrumen pembiayaan untuk meng-cover belanja
karena penerimaan pajak diharapkan sebagai sumber utama belanja
pemerintah jauh dari target yang ditetapkan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD cukup berdampak pada nilai
ekspor serta neraca perdagangan di Kalimantan Selatan Nilai ekspor Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar 773253 Juta USD Angka
tersebut turun 1248 persen dibandingkan tahun 2018 Kelompok barang utama
penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Selatan adalah Bahan Bakar
Mineral sebesar 676186 Juta USD Negara yang menjadi tujuan utama ekspor
Ekspor
Kalsel tahun
2019 sebesar
7732 Juta
USD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 21
Kalimantan Selatan adalah Tiongkok (246452 Juta USD) Jepang (109859
Juta USD) dan India (131247 Juta USD)
Grafik 26
Ekspor dan Impor Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015-2019
Sumber BPS Kalimantan Selatan
22 INDIKATOR KESEJAHTERAAN
221 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar yaitu umur panjang dan hidup sehat
(a long and healthy life) pengetahuan (knowledge) dan standard hidup layak
(decent standard of living) Umur panjang dan hidup sehat digambarkan oleh
Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) yaitu jumlah tahun yang diharapkan
dapat dicapai oleh bayi yang baru lahir untuk hidup dengan asumsi bahwa pola
angka kematian menurut umur pada saat kelahiran sama sepanjang usia bayi
Pengetahuan diukur melalui indikator Rata-rata Lama Sekolah dan Harapan
Lama Sekolah Rata-rata Lama Sekolah (RLS) adalah rata-rata lamanya
(tahun) penduduk usia 25 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal
Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah
formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa
mendatang Standar hidup yang layak digambarkan oleh pengeluaran per
kapita disesuaikan yang ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan
paritas daya beli (purchasing power parity)
Grafik 27
Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan
IPM Kalsel
2019
sebesar
7072
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 22
Kualitas kesehatan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan hidup
masyarakat Indonesia mengalami peningkatan Hal ini dibuktikan dengan
Indeks Pembangunan Manusia Indonesia mencapai 7192 Sejalan dengan
capaian Nasional pembangunan manusia di Kalimantan Selatan terus
mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus meningkatnya Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Selatan Pada tahun 2019 IPM
Kalimantan Selatan telah mencapai 7072 Angka ini meningkat sebesar 055
poin atau tumbuh sebesar 078 persen dibandingkan dengan tahun 2018 Sejak
tahun 2019 status pembangunan manusia di Kalimantan Selatan naik kelas
berada pada level IPM ldquotinggirdquo karena nilai IPM Kalimantan Selatan sudah di
atas 70
Tabel 28
Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi se Kalimantan
Provinsi Kabupaten Kota
[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia
2019 2018 2017 2016 2015 2014
KALIMANTAN BARAT 6765 6698 6626 6588 6559 6489
KALIMANTAN TENGAH
7091 7042 6979 6913 6853 6777
KALIMANTAN SELATAN
7072 7017 6965 6905 6838 6763
KALIMANTAN TIMUR 7661 7583 7512 7459 7417 7382
KALIMANTAN UTARA 7206 7056 6984 692 6876 6864
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Capaian IPM Kalimantan Selatan di tahun 2019 dibandingkan dengan
empat provinsi lain di wilayah Kalimantan menempati posisi keempat Capaian
IPM Kalimantan Selatan lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM Nasional
termasuk hampir seluruh indikator pembentuk ipm Hanya pada Indikator
Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan penduduk Kalimantan Selatan yang
memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dari capaian rata-rata Nasional Hal ini
menunjukkan standar hidup masyarakat Kalimantan Selatan lebih baik
dibandingkan rata-rata masyarakat Indonesia
Tabel 29
Perbandingan Indikator IPM Kalimantan Selatan dengan IPM Nasional
Indikator IPM Kalimantan Selatan
Nasional
Angka Harapan Hidup (Tahun) 6849 7134
Kalsel urutan
keempat se
Kalimantan
IPM 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 23
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 820 834
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 1252 1295
Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (Ribu Rupiah)
12253 11299
IPM 7072 7192
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Apabila dibandingkan antar kabupatenkota di wilayah Kalimantan
Selatan maka terlihat ketimpangan yang signifikan dalam pencapaian IPM Kota
Banjarbaru dan Kota Banjarmasin menjadi daerah dengan nilai IPM tertinggi di
Kalimantan Selatan Nilai IPM tertinggi di kedua daerah tersebut salah satu
pendorongnya karena kedua kota tersebut menjadi pusat pendidikan sebagai
lokasi lembaga pendidikan tinggi tertua di Kalimantan Yaitu Universitas
Lambung Mangkurat Selain itu kota Banjarmasin merupakan kota
perdagangan dan bisnis tertua di Kalimantan Sedangkan Kota Banjarbaru
berkembang sangat pesat setelah ditempati menjadi lokasi baru pusat
pemerintahan Provinsi Kalimantan Selatan Selama 5 tahun terakhir kedua
kota ini meraih capaian IPM di atas 70 atau masuk kategori tinggi Dengan
mengetahui besarnya IPM Pemerintah pusat dan daerah dapat menentukan
besarnya alokasi anggaran bagi sektor pendidikan dan kesehatan
Grafik 28
Indeks Pembangunan Manusia per KabupatenKota se Kalimantan Selatan
Sumber BPS Kalimantan Selatan
222 Tingkat Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan sampai dengan semester
II 2019 adalah 19029 Ribu Jiwa dengan tingkat kemiskinan sebesar 447
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 24
persen Jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat 6986 ribu orang
dengan tingkat kemiskinan sebesar 347 persen dan jumlah penduduk miskin di
wilayah pedesaan tercatat 12043 ribu orang dengan tingkat kemiskinan
sebesar 536 persen
Grafik 29
Jumlah Penduduk Miskin Kalimantan Selatan (Ribu Jiwa)
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2019 sebesar 922 persen
atau menurun sebesar 019 poin dibandingkan keadaan Maret 2019 yang
sebesar 941 persen Tingkat kemiskinan provinsi di Pulau Kalimantan pada
periode yang sama berada di bawah tingkat kemiskinan rata-rata Nasional
Tingkat kemiskinan di Pulau Kalimantan terendah berada di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar 447 persen dan tingkat kemiskinan tertinggi
terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 728 persen
Tabel 210
Persentase Penduduk Miskin di Wilayah Pulau Kalimantan
PROVINSI
Persentase Penduduk Miskin
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa)
Mar-19 Sep-19 Mar-19 Sep-19
KALIMANTAN BARAT 749 728 37841 37047
KALIMANTAN TENGAH 498 481 13459 13124
KALIMANTAN SELATAN 455 447 19248 19029
KALIMANTAN TIMUR 594 591 21992 22091
KALIMANTAN UTARA 663 649 4878 4861
NASIONAL 941 922 2514472 2478587
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Jumlah
penduduk
miskin Kalsel
2019 sebesar
19029 ribu
jiwa
Tingkat
kemiskinan
Kalsel 2019
sebesar 447
persen
terendah di
Pulau
Kalimantan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 25
Garis Kemiskinan provinsi Kalimantan Selatan sebagaimana lampiran 2
pada September 2019 adalah sebesar Rp47812 ribu perkapita perbulan Garis
pemisah penduduk miskin dan penduduk tidak miskin ini mengalami kenaikan
457 persen dibandingkan Maret 2019 yang sebesar Rp45722 perkapita
perbulan Berdasarkan unsur pembentuknya komoditi makanan pada
September 2019 memberikan kontribusi terhadap pembentukan garis
kemiskinan sebesar 7120 persen Baik di daerah Pedesaan maupun
perkotaan konsumsi beras memberikan kontribusi terbesar pada garis
kemiskinan masing-masing 2203 persen dan 1630 persen
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah jarak rata-rata pengeluaran
pendudukan miskin terhadap garis kemiskinan Sedangkan Indeks Keparahan
Kemiskinan (P2) menunjukkan persebaran (kesenjangan) pengeluaran antar
penduduk miskin Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kalimantan Selatan
pada bulan September 2019 sebesar 0659 Nilai indeks mengalami penurunan
sebesar 0042 poin dibandingkan keadaan bulan Maret 2019 sebesar 0702
Penurunan nilai indeks ini mengindikasikan bahwa secara-rata-rata
pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati garis kemiskinan Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) di Kalimantan Selatan sedikit mengalami
peningkatan sebesar 0004 poin dari 0153 pada Maret 2019 menjadi 0157
pada September 2019 Hal ini mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin meningkat
Tabel 211
Indeks Kedalaman (P1) dan Indeks Keparahan (P2) Kalimantan tahun 2019
Indikator Perkotaan Pedesaan Perkotaan +
Pedesaan
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
September 2018 0614 0875 0753
Maret 2019 0601 0792 0702
September 2019 0642 0675 0659
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
September 2018 015 0214 0184
Maret 2019 0144 0161 0153
September 2019 0181 0135 0157
Sumber BPS Kalimantan Selatan
Persentase Penduduk miskin di wilayah Hulu Sungai Utara sebesar 65
persen merupakan yang terbesar di antara KabupatenKota lain di Kalimantan
Persentase
penduduk
miskin
terbesar di
Kalsel adalah
Kab Hulu
Sungai Utara
(65 persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 26
Selatan Sementara itu Garis Kemiskinan tertinggi adalah kota Banjarbaru
sebesar Rp61476 ribu Hal ini menunjukkan tingkat minimum pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup di Kota Banjarbaru paling tinggi
dibandingkan KabupatenKota lain di provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan tabel kondisi kemiskinan antar kabkota pada lampiran 3
Indeks P1 di Kabupaten Tabalong sebesar 104 merupakan yang tertinggi di
seluruh KabKota Berdirinya beberapa Perusahaan Pertambangan di wilayah
Tabalong diduga menjadi penyebab kesenjangan antar penduduk miskin di
wilayah tersebut Sementara itu Kabupaten Banjar yang merupakan satu
daerah lumbung padi Kalimantan Selatan dengan penduduk miskin 3 persen
223 Ketimpangan (Gini Ratio)
Gini Ratio menjadi ukuran dalam menghitung ketimpangan pengeluaran
penduduk berkisar antara 0-1 Pada September 2019 Gini Ratio Kalimantan
Selatan tercatat sebesar 0334 Nilai tersebut tidak berubah jika dibandingkan
kondisi Maret 2019 Di daerah Pedesaan terjadi penurunan angka Gini Ratio
sebesar 0003 poin selama Maret 2019 hingga September 2019 sedangkan di
daeraj perkotaan naik 0005 poin Tingkat ketimpangan di daerah Pedesaan
(0279) lebih baik dibandingkan di daerah Perkotaan (0358)
Selama periode 2015-2016 Gini Ratio mengalami fluktuasi namun sejak
September 2016 nilainya mulai stabil dengan pola menurun Hal tersebut
menunjukkan pemerataan pengeluaran penduduk di Kalimantan Selatan
selama periode September 2016-September 2019 mengalami perbaikan
Grafik 210
Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan 2019
Pada September 2019 Gini Ratio seluruh Provinsi di Pulau Kalimantan
berada di bawah rata-rata Gini Ratio Indonesia yang sebesar 0380 Tidak ada
perbedaan Gini Ratio yang nyata antar Provinsi di Pulau Kalimantan Gini Ratio
Pada
September
2019 Gini
Ratio
Kalimanta
n Selatan
sebesar
0334
Sumber
BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 27
terendah tercatat di Kalimantan Utara yaitu sebesar 0292 dan yang tertinggi
tercatat di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dengan Gini Ratio
sebesar 0335
Tabel 212 Gini Ratio Kalimantan pada September Tahun 2019
Provinsi
Gini Ratio ()
Perkotaan Pedesaan Perkotaan+Pedesaan
Kalimantan Barat 0344 0279 0318
Kalimantan Tengah 0367 0293 0335
Kalimantan Selatan 0358 0279 0334
Kalimantan Timur 0333 0289 0335
Kalimantan Utara 0287 0284 0292
Indonesia 0391 0315 038
224 Kondisi Ketenagakerjaan dan Tingkat Pengangguran
Jumlah Penduduk di Kalimantan Selatan pada tahun 2019 mencapai
angka sebesar 424 Juta Jiwa Selama kurun waktu sepuluh tahun (2009-2019)
Jumlah penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan terhitung meningkat sangat
pesat yaitu mencapai sebesar 21 persen
Grafik 211
Jumlah Angkatan Kerja Kalimantan Selatan 2019 (dalam ribuan)
Jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 213 Juta
Jiwa atau mencapai 50 persen dari total penduduk di Kalimantan Selatan
Namun Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja terhadap jumlah angkatan kerja
baru mencapai 6941 persen atau turun 122 persen dari tahun 2018 Rasio
pengangguran terbuka (TPT) mengalami penurunan 422 persen Penurunan ini
disebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian dan perdagangan
TPT Kalsel
2019
sebesar
431 turun
122 persen
dari tahun
2018
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
Sumber BPS
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 28
Tabel 213 Statistik Penduduk Angkatan Kerja Kalimantan Selatan Tahun 2019
Rincian 2019 2018 2017 2016 2015
Angkatan Kerja (Jiwa) 2128466 2116944 2074117 2078384 1987250
Bekerja 2036736 2021666 1975161 1965088 1889502
Menganggur 91730 95278 98956 113296 97748
TPAK () 6941 7027 7006 7157 6973
TPT () 431 45 477 545 492
Sumber BPS Kalimantan Selatan
23 EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN
REGIONAL
Efektivitas kebijakan makro ekonomi dan pembanguanan Kalimantan
Selatan dapat diketahui dengan membandingkan target setiap variabel makro
ekonomi dan yang ditetapkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Capaian
pertumbuhan ekonomi dan inflasi pada tahun 2019 telah memenuhi target yang
ditetapkan Namun pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah capaian
Nasional
Tabel 214
Perbandingan Target dan Capaian Indikator Makro Ekonomi Kalimantan Selatan dan
Indonesia Tahun 2019
Indikator Target
dalam KUA Capaian Kalsel
Capaian Nasional
Pertumbuhan Ekonomi ()
403-453 408 502
Tingkat Inflasi () 5 401 272
Tingkat Kemiskinan () 405-425 447 941
Gini Ratio 0296 0334 038
Tingkat Pengangguran Terbuka ()
420-425 431 528
IPM 7075 7072 7192
Sumber BPS (diolah)
Namun demikian terdapat 4 indikator makro ekonomi di Kalimantan Selatan
yang belum memenuhi target yaitu Tingkat Kemiskinan Gini Ratio Tingkat
Pengangguran Terbuka dan IPM Hal tersebut disebabkan adanya tekanan
perekonomian global yang mengakibatkan pelemahan ekonomi di beberapa
Negara termasuk Indonesia Perekonomian Kalimantan Selatan dengan sektor
dominan penyumbang perekonomian yaitu pertambangan dan pertanian cukup
terdampak oleh penurunan harga komoditas batubara sawit dan karet di pasar
internasional
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
APBN merupakan salah satu alat bagi pemerintah untuk menjalankan stimulus fiskal
Stimulus fiskal yang sering disertai dengan kebijakan anggaran defisit juga
mencerminkan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam
menggerakkan sektor riil
Sesuai dengan tema dari kebijakan fiskal di tahun 2019 yaitu ldquoMendorong Investasi
dan Daya Saing melalui Pembangunan Sumber Daya Manusiardquo alokasi APBN di
Kalimantan Selatan diarahkan antara lain untuk pengembangan infrastruktur dan
pengentasan kemiskinan
Realisasi pendapatan negara mencapai Rp1069 triliun Belanja pemerintah pusat
terealisasi Rp918 triliun dan TKDD tersalur Rp2023 triliun Data tersebut
mengindikasikan di wilayah Kalimantan Selatan masih menerima lebih banyak alokasi
belanja dari APBN dari pada penerimaan yang telah disetor ke kas negara Hal itu
merupakan modal bagi pembangunan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya
3
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 29
BAB III
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBN
TINGKAT REGIONAL
31 APBN TINGKAT PROVINSI
Provinsi Kalimantan Selatan bisa dikatakan sebagai provinsi tertua di Pulau
Kalimantan Hal ini didasari sejarah bahwa saat terbentuk Provinsi Kalimantan
sebagai satu provinsi di tahun 1950 Kota Banjarmasin ditunjuk menjadi Ibu Kota
Provinsi Kalimantan Selanjutnya setelah Provinsi Kalimantan dibagi menjadi 3
(tiga) Provinsi di tahun 1957 maka Banjarmasin menjadi Ibukota dari Provinsi
Kalimantan Selatan Sebagai provinsi tertua kesiapan infrastruktur dan
pengalaman pemerintah dalam mengelola sumber-sumber ekonominya kiranya
menjadi modal strategis pemerintah untuk menjaga kinerja pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan melalui penganggaran yang terukur di tengah
pelemahan ekonomi global dan tantangan pelaksanaan pesta demokrasi di tahun
2019
Filosofis dasar dalam kebijakan anggaran adalah domain strategi seorang
pemimpin dalam penggunaan anggaran berbasis outcome sehingga
memunculkan feedback yang jelas bagi sasaran atau target dari penggunaan
anggaran tersebut yaitu sustainable development bagi publik (Dwiyanto 2006)
Membangun masyarakat sejahtera adil dan makmur dengan parameter target
dan sasaran yang terukur maka pemerintah menetapkan tema APBN 2019 yaitu
ldquoAPBN untuk Mendorong Investasi dan Daya Saing Melalui Pembangunan
(Investasi) Sumber Daya Manusiardquo Di tahun 2019 pemerintah melaksanakan
beberapa kebijakan pokok yaitu pertama mobilisasi pendapatan akan dilakukan
secara realistis untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif Kedua Belanja
negara yang produktif akan diarahkan untuk mendorong peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) penguatan program perlindungan sosial
percepatan pembangunan infrastruktur reformasi birokrasi serta penguatan
desentralisasi fiskal Ketiga efisiensi serta inovasi pembiayaan akan menjadi
landasan dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
Tema APBN
2019 ldquoAPBN
untuk
Mendorong
Investasi
dan Daya
Saing
Melalui
Pembangun
an SDM
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 30
Dalam rangka mendorong investasi dan daya saing di Kalimantan Selatan
pemerintah mengalokasi anggaran belanja pemerintah sebesar Rp3213 triliun
Angka tersebut meningkat sebesar 1995 persen dibandingkan alokasi belanja di
tahun 2018 Peningkatan alokasi terjadi pada semua komponen Belanja Negara
yaitu Belanja Pemerintah Pusat yang meningkat 597 persen dan Transfer Ke
Daerah dan Dana Desa yang meningkat 2733 persen Pemerintah memberikan
alokasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6948 persen dari total
Belanja Negara Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pemerintah yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka Negara Kesatuan Selain itu pemerinah juga menargetkan
pendapatan negara Tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp1106
triliun meningkat sebesar 1431 persen dibandingkan Tahun 2018 sebesar
Rp967 triliun
Tabel 31
APBN Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Uraian
Tahun 2018 Tahun 2019
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A PENDAPATAN NEGARA 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
IPENERIMAAN DALAM NEGERI 967586 925078 9561 1106049 1069210 9667
1 Penerimaan Pajak 854518 812842 9512 1013141 951956 9396
2 PNBP 113068 112235 9926 92908 117253 12620
II HIBAH - - 0 - - -
B BELANJA NEGARA 2678525 2586463 9656 3212896 2940509 9152
I BELANJA PEM PUSAT 925225 856743 9260 980491 917884 9361
II TKDD 1753300 1729320 9866 2232405 2022625 9060
C SURPLUS DEFISIT -
1710939 -1661385 -
2106847 -
1871299 -
Sumber GFS (diolah)
Pendapatan Negara tahun 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan telah
terealisasi sebesar 9667 persen atau Rp1069 triliun dari target sebesar Rp1106
triliun Capaian realisasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2018 yang sebesar 9561 persen Penerimaan Perpajakan masih menjadi
sumber utama pendapatan Negara yaitu sebesar 8903 persen dari total realisasi
pendapatan Negara Realisasi penerimaan pajak pada tahun 2019 sebesar
Rp949 triliun terdiri dari penerimaan pajak dalam negeri sebesar Rp933 triliun
dan pajak perdagangan Internasional sebesar Rp16009 miliar Realisasi
Alokasi
Belanja
Pemerintah
Pusat dan
TKDD
meningkat
masing-
masing 597
persen dan
2733
persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 31
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memberikan kontribusi sebesar 1096
persen terhadap Pendapatan Negara dengan nominal realisasi sebesar Rp117
triliun Realisasi PNBP meningkat sebesar 447 persen dibandingkan realisasi
PNBP tahun 2018
Dari sisi Belanja Negara alokasi anggaran Provinsi Kalimantan Selatan pada
tahun 2019 sebesar Rp3213 triliun terdistribusi dalam belanja pemerintah pusat
(KL) sebesar Rp980 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)
sebesar Rp2232 triliun Realisasi belanja pemerintah pusat pada tahun 2019
sebesar Rp918 triliun atau 9361 persen dari total pagu 2019 Angka tersebut
meningkat sebesar 714 persen dibandingkan realisasi tahun 2018 Sedangkan
untuk Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) telah terealisasi sebesar
Rp2022 triliun atau 9060 persen dari pagu sebesar Rp2232 triliun
32 PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
321 Penerimaan Perpajakan
a Perkembangan Realisasi Perpajakan Kalimantan Selatan
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat di Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 telah mencapai Rp952 triliun atau 9396 persen dari
target penerimaan sebesar Rp1013 triliun Penerimaan perpajakan
didominasi oleh penerimaan pajak dalam negeri dengan nilai sebesar 9831
persen dari total penerimaan perpajakan
Grafik 31
Realisasi Penerimaan Pajak Pemerintah Pusat Kalimantan Selatan Tahun 2019
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Realisasi
Pajak
Pemerintah
pusat
mencapai
Rp952
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 32
Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 tertinggi di Provinsi
Kalimantan Selatan dibukukan oleh kota Banjarbaru dengan total penerimaan
sebesar Rp19424 miliar Periode penerimaan PPh Pasal 21 tertinggi terjadi di
bulan April dan Mei sehubungan dengan kegiatan pembayaran Tunjangan
Hari Raya Sementara pada bulan Juli Penerimaan PPh Pasal 21 meningkat
signifikan dibandingkan bulan Juni yang disebabkan adanya pembayaran gaji
ke-13 Realisasi Penerimaan PPh Pasal 2529 Orang Pribadi dan Badan
tertinggi adalah Kabupaten Tanah Bumbu masing-masing sebesar Rp1068
miliar dan Rp47522 miliar Sementara itu untuk penerimaan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) yang meraih penerimaan tertinggi adalah kota
Banjarmasin dengan nilai penerimaan sebesar Rp77658 miliar atau 3291
persen dari total penerimaan PPN di Kalimantan Selatan Posisi kota
Banjarmasin sebagai kota besar eks ibu kota provinsi dan sebagai pusat
perniagaan bisnis dan distribusi barang untuk wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah menjadi faktor pendorong sehingga
membukukan porsi penerimaan pajak terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan
Sektor utama pendorong perekonomian Provinsi Kalimantan Selatan
yaitu Pertambangan dan Penggalian mendominasi dalam menyumbang
pencapaian realisasi pajak Penerimaan pajak dari sektor Pertambangan dan
Penggalian di tahun 2019 mencapai Rp296 triliun atau 3074 persen dari
seluruh sektor penerimaan pajak Capaian tersebut meningkat sebesar 069
persen dibandingkan tahun 2018 Selain Pertambangan dan Penggalian
Sektor penerimaan pajak kedua terbesar adalah perdagangan besar dan
eceran yang memberikan kontribusi sebesar 2307 persen
Grafik 32
Realisasi Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional 2019 dan 2018
Sumber Kanwil Bea Cukai Kalbagsel
Realisasi
Pajak
didominasi
sektor
tambang
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 33
Dari Realisasi Pajak Perdagangan Internasional capaian peningkatan
pendapatan Bea Masuk pada tahun 2019 merupakan yang tertinggi yaitu
sebesar Rp14827 miliar atau mengalami Peningkatan yang signifikan
sebesar 2476 persen dibandingkan dengan capaian pada tahun 2018 yang
sebesar Rp4266 miliar Peningkatan capaian tersebut diperoleh dari
masuknya barang-barang Instalasi peralatan proyek pembangkit Listrik
(Boiler) PLN dan masuknya barang ketel uap air atau uap lainnya yang
digunakan untuk proyek pembangkit listrik dan industri pengolahan kelapa
sawit Sedangkan dari sisi pendapatan bea keluar realisasi penerimaan bea
keluar diperoleh dari ekspor Veneer (Kayu) dan Crude Palm Oil (CPO) jenis
Palm Kernel Expeller Penerimaan Bea Keluar menurun sebesar 304 persen
yang disebabkan berkurangnya ekspor CPO akibat tekanan dari Uni Eropa
yang menyatakan bahwa CPO tidak ramah lingkungan dan berkurangnya
permintaan pasar
Grafik 33
Penerimaan Pajak Perdagangan Internasional per bulan 2019
b Kinerja Perpajakan Kalimantan Selatan
Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak di suatu
daerah dapat diukur dari Tax Ratio atau perbandingan antar jumlah penerimaan
pajak dibandingkan dengan PDRB suatu daerah Tax Ratio provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan selama 3 tahun terakhir dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2019 (tabel 32) Peningkatan PDRB Provinsi Kalimantan
Selatan cukup siginfikan mempengaruhi capaian penerimaan pajak di Provinsi
Kalimantan Selatanmeskipun besaran Tax Ratio Provinsi Kalimantan Selatan
masih jauh lebih rendah dibandingkan Tax Ratio Nasional yang sebesar 12
persen Tax Ratio Nasional masih di bawah Tax Ratio rata-rata lower middle
Bea masuk
memperoleh
capaian
tertinggi
karena impor
barang
pembangkit
listrik
meningkat
Tax Ratio
Kalsel 2019
sebesar
527 persen
Sumber
Kanwil Bea
Cukai
Kalbagsel
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 34
income country akibat masih rendahnya tingkat kepatuhan karena biaya
kepatuhan wajib pajak yang cukup tinggi
Grafik 34
Tax Ratio Kalimantan Selatan 2015-2019
322 Penerimaan Negara Bukan Pajak
a Perkembangan PNBP menurut Jenis
Selain optimalisasi penerimaan di sektor pajak pemerintah semakin
mendorong peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
untuk mendukung pendanaan APBN PNBP Provinsi Kalimantan Selatan
pada tahun 2019 terealisasi sebesar Rp117 triliun atau 12620 persen dari
target sebesar Rp92908 miliar Capaian realisasi tersebut meningkat sebesar
2714 persen dibanding capaian tahun 2018 Pendapatan BLU pada tahun
2019 sebesar Rp3637 miliar atau 8566 persen dari pagu sebesar Rp4246
miliar Sementara itu PNBP Lainnya terealisasi sebesar Rp114 triliun atau
sebesar 12815 persen dari pagu sebesar Rp88662 miliar PNBP lainnya
memberikan porsi terbesar dalam PNBP yang mencapai 9689 persen dari
total penerimaan
Tabel 32
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kalimantan Selatan
Uraian
2018 2019
Pagu (miliar Rp)
Realisasi (miliar Rp)
Pagu
(miliar Rp) Realisasi
(miliar Rp)
Penerimaan SDA - - 000 - - 000
Pendapatan BLU 3324 3131 9419 4246 3637 8566
PNBP Lainnya 109743 109104 9942 88662 113617 12815
Total 113068 112235 9926 92908 117253 12620 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
Sumber BPS dan
OMSPAN (diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 35
b Perkembangan PNBP Fungsional
Sumber utama PNBP Provinsi Kalimantan Selatan adalah Jasa
Kepelabuhanan yang berasal dari satuan kerja Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
Banjarmasin Jasa Kepelabuhanan memberikan kontribusi sebesar 3327
persen dari total penerimaan PNBP di wilayah Kalimantan Selatan
Penerimaan PNBP dari Jasa Kepelabuhanan meningkat sebesar 483 persen
dibandingkan tahun 2018 (YoY) PNBP pada sektor Pendidikan memperoleh
capaian tertinggi kedua di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp30215
miliar atau 2577 persen dari total Penerimaan PNBP di Provinsi Kalimantan
Selatan Penerimaan PNBP di bidang Pendidikan berasal dari satuan kerja
antara lain Universitas Lambung Mangkurat dan Universitas Islam Negeri
Antasari Banjarmasin
Tabel 33
PNBP Fungsional di Kalimantan Selatan
PNBP Fungsional 2019 2018
Jasa Kepelabuhanan 390090468049 372122143136
Biaya Pendidikan 302151465299 266459701130
Jasa Navigasi Pelayaran 69718268601 72383528387
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 43071000000 41412375000
Penerbitan STNK 42788800000 42183000000
90 PNBP Lainnya dengan realisasi lt 3 dari total Penerimaan PNBP
288345730184 328025212222
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
323 Penerimaan Hibah
Pada tahun 2019 penganggaran provinsi Kalimantan Selatan tidak
teralokasikan penerimaan hibah
33 BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT REGIONAL
Belanja pemerintah pusat adalah bagian dari belanja negara yang
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah pusat baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah Belanja Pemerintah Pusat di
Kalimantan selatan dikelompokkan dalam belanja pemerintah pusat menurut
organisasi belanja pemerintah pusat menurut fungsi dan belanja pemerintah
pusat menurut jenis belanja
Jasa
Kepelabuhan
an memberi
kontribusi
sebesar 3327
persen dari
total
penerimaan
PNBP
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 36
Pemerintah mengalokasikan belanja pemerintah pusat di Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp1002 triliun dengan tingkat
realisasi sebesar Rp918 triliun atau 9159 persen Alokasi belanja pemerintah
pusat 2019 di Provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan sebesar
2538 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Porsi alokasi belanja
pemerintah pusat adalah 3098 persen dari total alokasi belanja negara
sementara alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar 6902 persen
1 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian
Anggaran Kementerian Lembaga)
Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Organisasi dialokasikan kepada
KementerianLembaga sesuai Bagian Anggarannya Pemerintah memberikan
alokasi tertinggi pada Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat
sebesar Rp216 triliun Namun Jika dilihat dari prosentase realisasi terhadap
pagu Kepolisian Republik Indonesia memperoleh capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp112 triliun atau 9987 persen terhadap pagu anggarannya
Kementerian Perhubungan memperoleh capaian prosentase tertinggi kedua
sebesar Rp25052 miliar dari pagu sebesar Rp25575 miliar atau 9796 persen
Sementara itu Badan Pengawasan Pemilihan Umum memperoleh capaian
realisasi terendah sebesar Rp13884 miliar dari pagu sebesar Rp18960 miliar
atau 7323 persen masih jauh dari target penyerapan nasional sebesar 90
persen
Grafik 34
Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 8 KL dengan pagu terbesar di
Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Sumber OM SPAN (diolah)
Belanja
Pemerintah
Pusat
mencapai
Rp918
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 37
2 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Fungsi
Klasifikasi anggaran menurut fungsi merupakan pengelompokan alokasi
anggaran yang mencerminkan tugas-tugas pemerintahan pada setiap satuan
kerja dan bagian anggaran Belanja KL berdasarkan Fungsi secara
keseluruhan dilaksanakan oleh 14 KL lingkup Kalimantan Selatan Pada
tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh alokasi sebesar Rp226 triliun
atau 1720 persen dari total pagu belanja per fungsi Fungsi kesehatan
memperoleh alokasi sebesar Rp26421 miliar atau 201 persen dari total pagu
belanja per fungsi Jika dilihat dari perbandingan pagu dengan total anggaran
sesuai Undang-undang maka alokasi fungsi kesehatan dan pendidikan
kurang dari yang seharusnya yaitu 5 persen dan 20 persen Hal ini akan
dipenuhi dengan adanya alokasi TKDD
Fungsi Pelayanan Umum memperoleh alokasi pagu tertinggi yaitu
sebesar Rp396 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp 372 triliun atau 9406
persen dari pagu Belanja berdasarkan Fungsi Pelayanan Umum
dilaksanakan oleh 13 Kementerian NegaraLembaga (KL) di Provinsi
Kalimantan Selatan Satuan kerja KL yang memperoleh pagu tertinggi pada
fungsi pelayanan umum adalah Komisi Pemilihan Umum sebesar Rp33161
miliar dan Badan Pengawas Pemilihan Umum sebesar Rp18960 miliar Hal
ini sejalan dengan rencana pelaksanaan pesta demokrasi atau Pemilihan
Umum (Pemilu) di tahun 2019 Fungsi Ekonomi memperoleh alokasi tertinggi
kedua sebesar Rp330 triliun Namun belanja fungsi ekonomi memperoleh
capaian realisasi terendah di tahun 2019 yaitu sebesar Rp286 triliun
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperoleh alokasi
pagu belanja tertinggi dalam fungsi ekonomi
Grafik 35
Belanja Berdasarkan Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan (dalam miliar Rupiah)
Fungsi
Pendidikan
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp226
triliun
Sumber
GFS
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 38
3 Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja
Berdasarkan jenis belanja belanja barang memperoleh alokasi
anggaran tertinggi di tahun 2019 yaitu sebesar Rp435 triliun atau 4342
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan
selatan atau meningkat sebesar 1929 persen dari alokasi tahun 2018
Belanja Pegawai memperoleh alokasi tertinggi kedua yaitu sebesar 3544
persen dari total alokasi belanja pemerintah pusat atau meningkat meningkat
sebesar 562 persen dibandingkan alokasi belanja pegawai tahun 2018
Sementara itu Belanja modal dan belanja bantuan sosial memperoleh alokasi
masing-masing sebesar Rp210 triliun dan Rp1327 miliar Kedua Jenis
belanja tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 551 persen
dan 334 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 Hal ini sejalan dengan
kebijakan pemerintah dalam penganggaran yang mendorong APBN untuk
belanja yang berkontribusi langsung kepada perekonomian riil dan
kesejahteraan masyarakat
Grafik 36
Pagu dan Realisasi Belanja Berdasarkan Jenis (Dalam Miliar Rp)
Dilihat dari tren realisasi belanja per bulan dalam satu tahun maka masih
terlihat bahwa seluruh jenis belanja mengalami lonjakan realisasi pada bulan
Desember Meskipun hal tersebut mengindikasikan bahwa serapan anggaran
masih banyak dilakukan pada akhir tahun anggaran namun demikian
swebesarnya telah lebih baik apabila dilihat dari capaian realisasi triwulanan
yang telah melampaui target realisasi yang ditetapkan
Capaian realisasi jenis belanja tertinggi pada tahun 2019 adalah jenis
belanja pegawai yang telah mencapai realisasi sebesar Rp348 triliun atau
Belanja
Barang
memperoleh
alokasi
terbesar
Rp435
triliun
Lonjakan
belanja
terjadi pada
bulan
Desember
Sumber
GFS
(Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 39
9811 persen Jenis belanja pegawai paling besar diperoleh dari kegiatan
dukungan manajamen pendidikan dan pelayanan tugas teknis lainnya
pendidikan islam Kegiatan tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar
Rp52076 miliar dan telah terealisasi sebesar Rp53553 miliar
Realisasi belanja barang di tahun 2019 telah mencapai sebesar Rp395
triliun atau 9090 persen terhadap pagu belanja barang Persentase capaian
tersebut meningkat sebesar 027 persen jika dibandingkan tahun 2018 Dilihat
dari jenis kegiatan realisasi Belanja barang banyak dipengaruhi oleh kegiatan
perluasan dan perlindungan lahan pertanian sebagai bagian dari program
Nasional pembukaan lahan pertanian 250000 Hektar di Kalimantan Kegiatan
tersebut memperoleh pagu tertinggi sebesar Rp53255 miliar dan telah
terealisasi sebesar Rp45427 miliar (8530 persen)
Realisasi Belanja modal di tahun 2019 mencapai Rp172 triliun atau
8198 persen terhadap pagu belanja modal Persentase capaian tersebut
turun sebesar 1035 persen dibandingkan tahun 2018 Kegiatan Preservasi
dan Peningkatan kapasitas jalan Nasional memberikan pengaruh yang besar
terhadap capaian realisasi belanja modal Kegiatan tersebut memperoleh
pagu tertinggi sebesar Rp80316 miliar dan telah terealisasi sebesar
Rp67661 miliar (8424 persen)
Grafik 37
Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Per Jenis Belanja
Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
34 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara dalam rangka
mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal yang terdiri dari Dana
Perimbangan Dana Otonomi Khusus dan dana transfer lainnya Alokasi
Transfer ke Daerah dan Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat
Realisasi
belanja
tertinggi
adalah
belanja
pegawai
sebesar
Rp348
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 40
sebesar 3491 persen Peningkatan alokasi tersebut menunjukkan komitmen
Pemerintah dalam pelaksanaan desentralisasi fiskal dan komitmen
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Provinsi Kalimantan Selatan
Pada tahun 2019 Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar Rp2029 triliun atau 9089 persen
dari pagu sebesar Rp2232 triliun Persentase capaian realisasi TKDD tersebut
turun sebesar 1305 persen dibandingkan capaian tahun 2018 Salah satu
penyebab perlambatan tingkat realisasi anggaran TKDD di Provinsi Kalimantan
selatan adalah menurunnya tingkat penyerapan anggaran Dana Alokasi
Khusus Fisik (DAK Fisik) Penurunan tersebut disebabkan antara oleh
Kegagalan proses pengadaan dan persyaratan baru dalam penyaluran Dana
Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang mewaibkan adanya reviu oleh APIP
Tabel 34
Pagu dan Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kalimantan Selatan (dalam
miliar Rp)
DANA TRANSFER 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A Transfer ke Daerah 2232405 2022625 9060 1654701 1729720 10453
a Dana Perimbangan 2081771 1872338 8994 1521988 1597272 10495
-Dana Bagi Hasil 809696 638312 7883 348043 446500 12829
-Dana Alokasi Umum 844367 836602 9908 797094 797094 10000
-Dana Insentif Daerah 31322 31322 10000 33100 30538 9226
-DAK Fisik 159203 146556 9206 129630 120033 9260
-DAK Non Fisik 237183 219545 9256 214121 203108 9486
B Dana Desa 150634 150288 9977 132713 132448 9980
Total TKDD 2232405 2029132 9089 1654701 1729720 10453 Sumber GFS dan OMSPAN (diolah)
341 Dana Transfer Umum
a Dana Alokasi Umum
Penyaluran Dana Alokasi Umum (DAU) kepada Pemerintah Daerah se-
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp836
triliun atau mencapai 9908 persen dari pagu sebesar Rp844 triliun Kinerja
pemerintah daerah dalam penyaluran Dana Alokasi Umum sangat baik
mengingat realisasi penyaluran yang hampir 100 persen Terdapat 4
kabupatenkota yang capaian realisasinya belum mencapai 100 persen
yaitu Kab Kotabaru (9972 persen) Kab Hulu Sungai Tengah (9988
Realisasi
TKDD
sebesar
Rp2029
triliun
Penyaluran
DAU sebesar
Rp836
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 41
persen) Kota Banjarmasin (9869 persen) dan Tanah Bumbu (9981
persen)
Grafik 38
Perkembangan Pagu dan Realisasi Dana Alokasi Umum Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
b Dana bagi hasil
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) di Provinsi Kalimantan Selatan
secara agregat sebesar Rp638 triliun atau 7883 persen dari pagu sebesar
Rp809 triliun Besaran realisasi penyaluran Dana Bagi Hasil meningkat
4295 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) Peningkatan ini dipengaruhi
oleh realisasi penerimaan DBH Sumber Daya Mineral Batubara yang
mencapai 9049 persen dari total realisasi Hal tersebut menunjukkan
bahwa komoditas batubara masih menjadi komoditas andalan
perekonomian Kalimantan Selatan
Grafik 39
Dana Bagi Hasil Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
342 Dana Transfer Khusus
a DAK Fisik
Penyaluran
DBH sebesar
Rp638
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 42
Penyaluran DAK Fisik di Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat sebesar
Rp146 triliun atau 9206 persen dari pagu sebesar Rp159 triliun Kabupaten Barito
Kuala meraih capaian penyaluran tertinggi sebesar 9696 persen dari total pagu
Rp7217 miliar Bidang Kesehatan memperoleh alokasi tertinggi sebesar Rp43355
miliar Selain itu Bidang Jalan dan Bidang Pendidikan masing-masing memperoleh
alokasi sebesar Rp37015 miliar dan Rp34136 miliar Dari sisi realisasi Bidang
Sanitasi meraih capaian realisasi tertinggi sebesar 9617 persen
Grafik 310
Realisasi DAK Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Permasalahan dalam penyaluran DAK Fisik 2019 salah satunya adalah
diperketatnya persyaratan reviu APIP Pergantian pejabat dan operator di
beberapa pemda mengakibatkan tertundanya kegiatan maupun proses
operasional pelaporan Selain itu terdapat permasalahan dalam pengadaan
e-catalog di mana barang yang tersedia terbatas sehingga perlu konsultasi
dengan KL teknis untuk mengubah metode pembayarannya
b DAK Non Fisik
Alokasi penyaluran DAK Non Fisik tahun 2019 mengalami peningkatan
sebesar 1130 persen dibandingkan alokasi tahun 2018 (YoY) Peningkatan
ini disebabkan adanya alokasi Bantuan Operasional Penyelenggaraan
(BOP) Pendidikan Kesetaraan sebesar Rp463 miliar Hal ini merupakan
bentuk upaya Pemerintah dalam memprioritaskan sektor Pendidikan dan
Pariwisata di Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan memperoleh capaian tertinggi dalam penyaluran DAK Non Fisik
sebesar Rp89604 miliar atau 9722 persen dari pagu anggaran Hal ini
disebabkan Pelaksanaan Penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Penyaluran
DAK Fisik
sebesar
Rp146
triliun
Penyaluran
DAK Non
Fisik sebesar
Rp89604
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 43
Grafik 311
Realisasi DAK Non Fisik Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
343 Dana Desa
Dana Desa di Provinsi Kalimantan Selatan disalurkan melalui 12
Pemerintah Kabupaten kepada 1864 desa Secara agregat penyaluran Dana
Desa tahun 2019 sebesar Rp150 triliun atau 9977 persen dari total pagu
sebesar Rp151 triliun Kabupaten Banjar memperoleh alokasi tertinggi sebesar
Rp21326 miliar dengan realisasi mencapai 100 persen Capaian Realisasi
terendah adalah Kabupaten Balangan sebesar Rp11728 miliar atau 9851
persen dari pagu sebesar Rp11906 miliar Pada tahun 2019 terdapat 2 desa
inaktif yang tidak tersalurtertahan di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
yaitu Desa Wonorejo dan Desa Maradap Hal ini disebabkan Desa Wonorejo
mengalami penyusutan luas wilayah dan jumlah penduduk karena sebagian
besar tanah warga dijual untuk lokasi pertambangan dan warga pindah lokasi
ke desa lain Sementara itu terjadi konflik dalam pengelolaan keuangan di desa
Maradap dan masih dalam proses hukum
Grafik 312 Realisasi Dana Desa Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 44
Salah satu kendala penyaluran Dana Desa di tahun 2019 adalah
penyusunan kebutuhan dana desa yang memakan waktu yang panjang dari
musyawarah desa sampai dengan musrenbang Selain itu kurangnya
pemahaman tenaga pendamping desa akan tugas dan fungsinya dalam
membantu pengelolaan dana desa Keterlambatan dana desa juga disebabkan
keterlambatan ekskalasi perencana penggunaan dana desa dari Pemerintah
desa ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa
344 Dana Insentif Daerah Otonomi Khusus Dan Keistimewaan
Penyaluran Dana Insentif Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan secara
agregat di tahun 2019 sebesar Rp313 miliar atau 100 persen dari total pagu
Penyaluran DID meningkat baik dari sisi pagu maupun capaian realisasi
Secara umum persentase penyaluran DID pada Provinsi Kalimantan Selatan
telah mencapai 100 persen kecuali pada tahun 2018 yang hanya mencapai
92
Grafik 313
Dana Insentif Daerah Kalimantan Selatan (Dalam Miliar Rp)
Sumber Simtrada (diolah)
35 ANALISIS CASH FLOW APBN TINGKAT REGIONAL
351 Arus Kas Masuk (Penerimaan Negara)
Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 didominasi
oleh Penerimaan Perpajakan yang mencapai 89 persen dari total pendapatan
negara Penerimaan pajak meningkat 1676 persen dibandingkan tahun 2018
yang didominasi oleh penerimaan dari pajak penghasilan yang mencapai
Rp609 triliun atau 6419 persen dari total penerimaan pajak Penerimaan bea
masuk mengalami kenaikan paling tinggi diantara seluruh penerimaan
perpajakan yaitu sebesar 248 persen Kenaikan ini disebabkan impor barang
untuk proyek pembangkit listrik di Kalimantan Selatan
Dana Desa
disalurkan
kepada 1864
desa sebesar
Rp15 triliun
Arus kas
masuk 89
persen
berasal dari
perpajakan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 45
Penerimaan PNBP mampu memberikan kontribusi 11 persen dari total
arus kas masuk di Kalimantan Selatan Penerimaan PNBP terdiri dari
Pendapatan BLU sebesar Rp3637 miliar dan PNBP lainnya Rp114 triliun
Pendapatan BLU masih bisa ditingkatkan kembali melalui penyesuaian tarif dan
optimalisasi asset pemerintah yang dilihat masih banyak menganggur atau
belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik
Grafik 314 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
352 Arus Kas Keluar (Belanja dan TKDD)
Arus Kas Keluar di Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh Belanja
TKDD yang mencapai 6885 persen dari total belanja Secara agregat realisasi
TKDD mengalami peningkatan sebesar 1731 persen Hal tersebut sejalan
dengan komitmen pemerintah dalam membangun Indonesia dari pinggiran
dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan
Dari sisi belanja Pemerintah Pusat belanja barang merupakan jenis
belanja yang memperoleh realisasi tertinggi di tahun 2019 Proyek
pembangunan bendungan Tapin senilai Rp104 triliun dan optimalisasi lahan
gambut senilai Rp52718 miliar memberikan kontribusi terhadap capaian
realisasi belanja barang di Kalimantan Selatan
Grafik 315 Arus Kas Masuk Provinsi Kalimantan Selatan
Arus kas
keluar 6885
persen
diperoleh
dari TKDD
Sumber
GFS dan OM
SPAN
(diolah)
Sumber
GFS dan
OM SPAN
(diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 46
353 SurplusDefisit
Arus kas pemerintah pusat di Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami defisit dalam 5 tahun terakhir Selama 3 tahun terakhir defisit APBN
selalu mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp1881 triliun pada
tahun 2019 Kondisi defisit selama 3 tahun terakhir mengindikasikan bahwa
provinsi Kalimantan Selatan menerima subsidi silang dari daerah lain di
Indonesia
Grafik 316
Surplus dan Defisit (Dalam Miliar Rp)
Sumber OMSPAN dan GFS (diolah)
Arus kas pemerintah pusat di Kalimantan Selatan mengalami
peningkatan realisasi belanja setiap bulannya dan mencapai puncak pada
bulan Desember Pada triwulan ke II terjadi surplus tertinggi yang disebabkan
adanya lonjakan belanja yang cukup tinggi sebagai imbas meningkatnya
kebutuhan masyarakat pada bulan Ramadhan Pada bulan Juli capaian
belanja kembali meningkat setelah turun di bulan juni karena adanya
peningkatan belanja pegawai pada pembayaran gaji ke 13 bagi pegawai
pemerintah Pada bulan Desember belanja pemerintah kembali meningkat
sebagai dampak perayaan beberapa hari besar seperti natal tahun baru dan
Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di Kalimantan Selatan
36 PENGELOLAAN BLU PUSAT
1 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Pusat
Satuan Kerja BLU Pusat di wilayah Kalimantan Selatan hanya 1 satker
yaitu RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan Satker tersebut ditetapkan
menjadi BLU sejak tahun 2014 Profil singkat RS Bhayangkara Polda
Kalimantan Selatan
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 47
a Kedudukan UPT Pusdokkes POLRI
b Alamat Jl A Yani Km 35 Banjarmasin
c Jenis Layanan Bidang Kesehatan
d Penetapan BLU Berdasarkan KMK 203KMK052014
e Penetapan Tarif Berdasarkan PMK 76PMK052016
f Penetapan Remunerasi -
g Ketersediaan Layanan
IGD
Rawat Jalan
Bedah Sentral
Rawat Inap 101 Tempat Tidur
Gigi Mulut
Trauma Center
BPJS Center
Kompartemen Dokpol (DVI
Forensik Perawatan
Narkobatahanan)
Penunjang Medik (radiologi
dan laboratorium
Penunjang non Medik
(ambulancetransportasi)
h Jumlah Pegawai 51 pegawai organik dan 170 pegawai kontrak
2 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan dan Belanja BLU Pusat
Saat ini RS Bhayangkara Banjarmasin belum mempergunakan sistem
informasi dalam mengelola aset-asetnya Pengelolaan aset RS Bhayangkara
Banjarmasin masih dilakukan secara manual (belum terintegrasi SIM
RS)Pencatatan PNBP pengelolaan aset BLU yang dilakukan oleh Bendahara
Penerimaan berdasarkan dokumen sumber rekening Koran
Total aset pendapatan dan belanja Satker RS Bhayangkara tahun 2019
mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2018 dan 2017
(Tabel 35) Penerimaan PNBP salah satunya bersumber dari pengelolaan
lahan parkir yang pendapatannya disetorkan pada rekening penerimaan BLU
sebagai pendapatan jasa lainnya Dalam rangka pengelolaan optimalisasi idle
cash RS Bhayangkara Banjarmasin telah mempunyai rekening pengelolaan
kas BLU untuk investasi jangka pendek deposito
Tabel 35
Profil Keuangan Satker BLU RS Bhayangkara
Indikator 2019 2018 2017
Total Nilai Aset 76391264672 62668255628 69303159795
a Aset Tetap 53702934129 42576523979 51627994458
b Aset Lancar 22461444289 19608563061 17038380867
c Aset Lainnya 226886254 483168588 636784470
Arus kas
Kalsel selalu
mengalami
defisit dalam
5 tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 48
Pagu PNBP 42458737000 33244725000 30416000000
Pagu RM 5649335000 8139082000 5679937000
Realisasi PNBP 36375551364 31318968542 31661338241
Realisasi RM 7794434658 6757964660 3477031889
Biaya Operasional 60025168663 54631029927 50453213985
Pendapatan Operasional 46545152283 40999101591 43285970483
Saldo Akhir Kas BLU 8121827692 10776062760 12589434985
Pagu Belanja BLU 48108072000 41383807000 36095937000
Realisasi Belanja BLU 44169986022 38076933202 35138370130
Belanja BLU 9181 9201 9735
Sumber LK Satker RS Bhayangkara Polda Kalimantan Selatan
Pendapatan BLU terdiri dari pendapatan RM yang merupakan porsi
pendapatan dari APBN dan pendapatan PNBP yang berasal dari layanan
operasional Realisasi PNBP RS Bhayangkara mencapai Rp3637 miliar atau
8567 persen dari alokasi yang ditetapkan pada tahun 2019 Realisasi Belanja
RS Bhayangkara mencapai Rp4417 miliar atau 9181 persen dari total
anggaran Capaian realisasi belanja terdiri dari belanja pegawai Rp321 miliar
belanja barang Rp3503 miliar dan belanja modal Rp593 miliar Belanja RS
Bhayangkara terbagi dalam 5 program yaitu pelayanan kesehatan POLRI
sebesar Rp3447 miliar Dukungan pelayanan internal perkantoran POLRI
sebesar Rp352 miliar pengembangan peralatan POLRO sebesar Rp104
miliar dukungan manajemen dan teknik sarana prasarana sebesar Rp24879
juta dan pengembangan fasilitas dan konstruksi POLRI sebesar Rp489 miliar
Penetapan Tarif layanan perlu dilakukan identifikasi ulang apakah masih
ada tarif layanan yang masih jauh di bawah harga pasar serta tarif kerja sama
pemanfaatan aset Sebagai contoh dapat dilakukan optimalisasi aset untuk
sewa ATM kantin dan sewa kendaraan
3 Kemandirian BLU
Salah satu tujuan diberikannya status BLU kepada satuan kerja adalah
untuk mewiraswastakan pemerintah (enterprising the government) Oleh
karena itu satker BLU didorong untuk menciptakan kemandirian terhadap
dirinya sendiri Penetapan pagu rupiah murni (RM) pada tahun 2019 sebesar
Rp565 miliar mengalami penurunan dibandingkan pagu RM pada tahun 2018
sebesar Rp814 miliar Berkurangnya porsi alokasi pagu RM menunjukkan
Realisasi
belanja RS
Bhayangka
ra
mencapai
Rp4417
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 49
BLU RS Bhayangkara semakin mandiri Pagu PNBP pada tahun 2019
sebesar Rp4246 miliar atau telah mencapai 8825 persen dari total pagu
pendapatan BLU
4 Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP
Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 5 satuan kerja PNBP yang
berpotensi menerapkan PPK BLU yaitu Universitas Lambung Mangkurat UIN
Antasari Banjarmasin Politeknik Kesehatan Banjarmasin Politeknik Negeri
Tanah Laut dan Politeknik Negeri Banjarmasin Kelima satuan kerja tersebut
memberikan layanan berupa pendidikan dan memliki kinerja pendapatan yang
baik (melebihi target alokasi) sehingga secara substantif dapat
direkomendasikan menjadi BLU
Tabel 36
Realisasi Anggaran Satuan Kerja PNBP Kalimantan Selatan
Satker 2019
Pagu Realisasi
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 263078931000 291540168649
UIN ANTASARI BANJARMASIN 38907495000 40778540007
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN 11320428000 12356756498
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT 2921953000 2979981818
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 10521000000 13134984110
Sumber OM SPAN (diolah)
37 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT
371 Penerusan Pinjaman
Program penerusan pinjaman kepada pemerintah daerah Kalimantan
Selatan telah selesai melalui restrukturisasi dengan mekanisme Debt Swap
Tabel 37 Subsidiary Loan Agreement (SLA) di Kalimantan Selatan 2019
No Nomor SLA Nama SLA Penerima
SLA
Jumlah SLA
(miliar Rp)
Tkt Bunga
Loan ID
1 SLA-035DDI1981
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
215 960 2129001
2 SLA-819DP31995
Penggunaan Dana dari IBRD 3854-IND
Pemko Banjarmasin
1213 1150 2129101
3 RDA-169DP31994
Pembiayaan Proyek Peningkatan Air Minum PDAM Kota Bajarmasin
Pemko Banjarmasin
1122 1150 2129201
Sumber aplikasi SLIM (diolah)
Terdapat 5
Satuan
Kerja PNBP
yang
berpotensi
untuk
menjadi
BLU
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 50
372 Kredit Program
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki pangsa sekitar 9999
(629 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (2017)
sementara usaha besar hanya sebanyak 001 atau sekitar 5400 unit Usaha
Mikro menyerap sekitar 1072 juta tenaga kerja (892) Usaha Kecil 57 juta
(474) dan Usaha Menengah 373 juta (311) sementara Usaha Besar
menyerap sekitar 358 juta jiwa Artinya secara gabungan UMKM menyerap
sekitar 97 tenaga kerja nasional sementara Usaha Besar hanya menyerap
sekitar 3 dari total tenaga kerja nasional Melihat peran strategis UMKM
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat menurunkan tingkat
kemiskinan dan menurunkan tingkat pengangguran melalui penyerapan
tenaga kerja maka pemerintah memberikan kemudahan dan membantu
pengembangan usaha UMKM dengan memberikan bantuan subsidi
pembiayaan dalam pemberian subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Pemberian bantuan subsidi bunga dalam pinajamn KUR ini utamanya
ditujukan untuk membantu pengembangan usaha UMKM melalui kesempatan
memperoleh pendanaan karena biasanya UMKM sulit mendapatkan
kepercayaan memperoleh pendanaan dari perbankan karena usahanya yang
kurang Bankable
Penyaluran KUR di provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mencapai angka sebesar Rp259 triliun yang diberikan kepada 82262 debitur
Penyaluran KUR tahun 2019 meningkat sebesar 836 persen dibandingkan
penyaluran tahun 2018 Jumlah debitur yang menerima pembiayaan KUR
juga meningkat sebesar 1775 debitur dari tahun 2018 Peningkatan jumlah
debitur dan nilai total pinjaman ini menunjukkan semakin banyak UMKM yang
tumbuh di wilayah Kalimantan Selatan
Tabel 38
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Sektor Kalimantan Selatan
Sektor Ekonomi 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad Pertanian Perburuan dan Kehutanan
26891 722619500000 26996 685349400108
Perikanan 1885 65538000000 1667 59460950000
Pertambangan dan Penggalian 2 275000000 - -
Industri Pengolahan 4070 119959800000 2004 83452080000
Penyaluran
KUR tahun
2019
sebesar
Rp259
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 51
Konstruksi 39 5857000000 9 2805000000
Perdagangan Besar dan Eceran 40232 1362583954629 44693 1283748881887
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
1351 57386100000 725 41416500000
Transportasi Pergudangan dan Komunikasi
1324 56264000000 1150 45744010000
Real Estate Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan
274 16136925000 309 19245530000
Jasa Pendidikan 38 676000000 45 1062500000
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 71 2741500000 14 918000000
Jasa Kemasyarakatan Sosial Budaya Hiburan dan Perorangan Lainnya
6685 179261375554 7025 166345320400
JUMLAH 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Jika dilihat dari sektor penyalurannya Perdagangan besar dan eceran
merupakan sektor usaha yang menerima pembiayaan KUR terbanyak yaitu
sebesar Rp136 triliun atau 5260 persen dari total penyalur KUR di Kalimantan
Selatan dengan jumlah debitur mencapai 40232 debitur Hampir seluruh sektor
mengalami peningkatan angka penyaluran dibandingkan tahun 2018 kecuali
Real Estate dan Jasa Pendidikan Peningkatan nilai penyaluran terbesar terjadi
pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang mencapai peningkatan
sebesar 19864 persen
Penyaluran KUR skema mikro sebagaimana pada lampiran 4
memperoleh capaian angka penyaluran tertinggi sebesar Rp142 triliun atau
5487 persen dari total penerimaan KUR skema mikro adalah Kredit Usaha
Rakyat yang berfokus pada usaha kecil skala mikro dengan nilai pinjaman
permodalan dari KUR maksimal sebesar Rp25 juta Bank BRI merupakan
perbankan yang paling banyak menyalurkan KUR skema mikro paling dengan
total nilai penyaluran sebesar Rp136 triliun kepada 69248 debitur Penyaluran
KUR Skema kecil (plafon sebesar Rp25 Juta sampai Rp500 juta) merupakan
tertinggi kedua sebesar Rp116 triliun dengan 7875 debitur
Tabel 39 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Skema
mikro
merupakan
skema
penyaluran
terbesar
senilai
Rp142
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 52
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395
Kota Banjarmasin merupakan daerah dengan tingkat penyalur KUR
terbesar di Kalimantan Selatan dengan nilai total penyaluran sebesar Rp47015
miliar kepada 15056 debitur Meskipun kota Banjarmasin sebagai pusat
bisnisdagang di Kalimantan Selatan menjadi lokai penyaluran terbesar namun
demikian jumlah penyaluran KUR tahun 2019 mengalami penurunan sebanyak
281 persen dibandingkan tahun 2018
38 PERKEMBANGAN DAN ANALISIS BELANJA WAJIB (MANDATORY
SPENDING) DAN BELANJA INFRASTRUKTUR PUSAT DI DAERAH
381 Mandatory Spending di Daerah
Pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan
peningkatan layanan dasar telah mencapai sebesar 9074 persen Namun
sampai dengan akhir tahun anggaran program percepatan pengurangan
kemiskinan belum mencapai tingkat realisasi ideal yaitu hanya terealisasi
sebesar 8593 persen
Tabel 310
Alokasi dan Realisasi Belanja Pembangunan Manusia Sebagai Prioritas Nasional di Kalimantan Selatan 2019
NMPP PAGU REALISASI DEPT SATKER
Pemerataan Layanan Pendidikan Berkualitas
1556405735000 1403534527643 9018 4 154
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat
46410658000 43770057648 9431 5 29
Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan Permukiman Layak
221212527000 214098052290 9678 3 23
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 53
Percepatan Pengurangan Kemiskinan
149486162000 128452140094 8593 7 27
Peningkatan Tata Kelola Layanan Dasar
16326039000 15807913795 9683 1 5
JUMLAH 1989841121000 1805662691470 9074
Sumber RPA Kalimantan Selatan (diolah)
a Belanja Sektor Pendidikan
Alokasi anggaran pendidikan diatur sebesar 20 persen sebagaimana
amanat UUD 1945 Pasal 31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pemerintah mengatur pemerataan layanan
pendidikan berkualitas sebagai suatu program utama prioritas nasional
Program prioritas pemerataan layanan pendidikan berkualitas menduduki
porsi terbesar dari alokasi anggaran yang disediakan pada PN ini yaitu
sebesar 782 persen
Tabel 311
Belanja Sektor Pendidikan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM NMOUTPUT JENIS
BELANJA PAGU
(juta Rp) REAL
(Juta Rp) Real
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 51 11335 6071 5356
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Perkantoran 52 6111 000 000
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Layanan Dukungan Manajemen Satker
52 57101 23882 4182
Program Pembinaan Konstruksi
Pelatihan SDM Vokasional Bidang Konstruksi
52 490256 429671 8764
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Pendidikan Dasar dan Menengah
52 3317488 1844810 5561
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Madrasah dan Sekolah Keagamaan
52 3378089 1519455 4498
Program Pembinaan Dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
Pembangunan Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Infrastruktur Perguruan Tinggi Negeri
53 1045200 246678 2360
JUMLAH
8305580 4070567 4901
Sumber RPA (diolah)
b Belanja Sektor Kesehatan
Belanja sektor kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan dilaksanakan
oleh beberapa satuan kerja seperti Kemenkes BKKBN dan BPOM Besaran
alokasi pagu dan tingkat realisasi pada masing-masing pemangku adalah
sebagai berikut Kementerian Kesehatan mendapatkan alokasi pagu sebesar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 54
48 persen dari total pagu fungsi kesehatan dan tingkat realisasinya sebesar
476 persen dari total realisasi fungsi kesehatan BKKBN memperoleh alokasi
pagu sebesar 30 persen dan tingkat realisasinya sebesar 298 persen dari
total realisasi fungsi kesehatan BPOM memperoleh alokasi pagu sebesar 22
persen dan tingkat realisasinya sebesar 226 persen
Tabel 312
Belanja Sektor Kesehatan di Kalimantan Selatan 2019
NMPROGRAM PAGU (Juta
Rp) REAL
(Juta Rp)
Realisasi
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kesehatan 175614 161706 9208
Program Penguatan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional 71501 64832 9067
Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 875758 791634 9039
Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan 2194297 1815334 8273
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 4418898 4307633 9748
Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 140528 136847 9738
Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 786117 738876 9399
Program Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PPSDMK) 4016894 3882493 9665
Program Pengawasan Obat dan Makanan 5802704 5659615 9753
Program Kependudukan KB dan Pembangunan Keluarga 1570648 1557954 9919
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN 6127238 5647008 9216
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN 8500 8498 9998
Program Pelatihan penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN 232564 231763 9966
Jumlah 26421261 25004193 9464
Sumber RPA (diolah)
Ada 2 program prioritas terkait belanja SDM bidang kesehatan yaitu
program prioritas Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Perumahan dan
Permukiman Layak dan program Prioritas Peningkatan Pelayanan
Kesehatan dan Gizi Masyarakat Dua program prioritas ini menunjukkan hasil
yang baik terbukti dengan tingkat realisasi diatas 90 dan hasil capaian
outputnya lebih tinggilebih besar dari tingkat realisasinya Dan diantara 2
program prioritas tersebut alokasi dana lebih dititikberatkan pada program
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 55
Peningkatan Pelayanan Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan alokasi
dana sebesar 99 dari total pagu belanja kesehatan Sementara tingkat
realisasinya mencapai 991 dari realisasi belanja kesehatan Ini
menunjukkan hasil kinerja belanja bidang kesehatan adalah baik
382 Belanja Infrastruktur
Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 2
Kementerian yaitu Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR
Terdapat 3 dari 43 satker pengelola pagu sektor infrastruktur yang tingkat
realiasinya dibawah standar yang ditentukan yaitu 90 persen Tiga satker itu
adalah Satker Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Kalsel dengan
tingkat realisasi sebesar 8677 persen Satker Pelaksanaan Jalan Nasional
wilayah II Provinsi Kalsel dengan tingkat realisasi sebesar 7845 persen dan
Satker SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air WS Barito Provinsi
Kalimantan Selatan dengan tingkat realisasi sebesar 8713 persen
Tabel 313
Total Pagu dan Realisasi Belanja Infrastruktur di Kalimantan Selatan 2019
KDDEPT NMDEPT NMDEKON PAGU REALISASI Persen
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 61106 59051 9646
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 142298 140718 9673
22 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KD 52343 50758 9565
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 55795 501149 8764
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 1495958 1221740 8283
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KP 70862 69193 8724
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 33841 32253 9383
33
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TP 4302 4302 10000
JUMLAH 2418658 2079163 8596
Sumber RPA
Belanja infrastruktur terdapat pada 2 bagian prioritas nasional yaitu PN
Pembangunan Manusia Melalui Pengurangan Kemiskinan Peningkatan
Pelayanan Desa dan PN Peningkatan Nilai Tambah Ekonomi dan Penciptaan
Lapangan Kerja melalui Pertanian Industri Pariwisata dan Jasa Produktif Dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 56
2 PN ini belanja infrastruktur dengan nilai kinerja terendah adalah belanja
infrastruktur pada PN Pembangunan Manusia Dari data yang ada capaian
output belanja tersebut mencapai 7767 persen Namun tingkat realisasinya
sudah mencapai 9079 persen Terdapat selisih minus kinerja sebesar 1312
persen Sementara belanja infrastruktur pada kelompok PN Peningkatan Nilai
Tambah Ekonomi memperlihatkan nilai kinerja baik Hal ini dilihat dari tingkat
capaian output mencapai 100 persen pada tingkat realisasi sebesar 8764
persen
la
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN APBD
APBD 2019 pemda Se-Provinsi Kalimantan Selatan secara agregat dengan
Pendapatan sebesar Rp2339 triliun Belanja sebesar Rp2454 triliun dan defisit
sebesar Rp655 triliun Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi Pendapatan
sebesar Rp272 triliun Dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar Rp2440 triliun
mengalami peningkatan cukup signifikan Yang menggembirakan kenaikan tersebut
disumbang oleh kenaikan PAD sebesar 1281 persen Hal ini merupakan sinyal positif
pemerintah daerah dalam meningkatan PAD untuk mengurangi ketergantungan pada
pemerintah pusat berupa Dana Transfer
Sementara itu realisasi Belanja Daerah sampai dengan akhir tahun 2019 secara
agregat sebesar 2195 triliun atau 8947 persen dari pagu Capaian ini belum optimal
jika dibandingkan realisasi belanja pemerintah pusat yang mencapai 9152 persen
Hal ini yang menyebabkan adanya surplus sebesar Rp128 triliun menunjukkan
belum optimal dalam Belanja Daerah
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 57
BAB IV
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN APBD
41 APBD TINGKAT PROVINSI (KONSOLIDASI PEMDA)
Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) menjadi
sebuah ukuran bagamana kebijakan fiskal Pemerintah Daerah mampu bekerja
dalam mendorong perekonomian riil dan meningktkan kesejahteraan
masyarakat Secara umum keberhasilan pelaksanaan kebijakan fiskal di daerah
dinilai baik apabila realisasi anggaran dilakukan secara optimal mampu
mencapai output dan outcomes yang ditargetkan disertai dengan tercapainya
target indikator-indikator kesejahteraan rakyat yang telah
ditetapkandirencanakan
Target Pendapatan Daerah Kalimantan Selatan di tahun 2019 ditetapkan
sebesar Rp2339 triliun atau mengalami penurunan sebesar 07 persen (C to C)
dibanding 2018 Target Pendapatan Daerah terbesar ditetapkan pada komponen
pendapatan transfer sebesar Rp1695 triliun atau 7245 persen dari total
pendapatan daerah Kalimantan Selatan Besarnya proporsi Dana Transfer
terhadap Pendapatan Daerah menunjukkan bahwa tingkat ketergantungan
Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan terhadap Dana Transfer Pemerintah
Pusat masih sangat besar
Dari sisi percapaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan mengalami peningkatan realisasi yang cukup signifikan yaitu sebesar
1166 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan realisasi terjadi di
seluruh komponen pendapatan daerah dengan nilai masing-masing sebagai
berikut Pendapatan Asli Daerah meningkat 1281 persen Pendapatan Transfer
meningkat 1038 persen dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah meningkat
5525 persen
Tabel 41
Profil APBD Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan (Agregat) 2019 dan 2018
Berdasarkan Klasifikasi Ekonomi (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Realisasi
pendapatan
meningkat
1166
persen pada
tahun 2019
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 58
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Dari komponen Belanja Daerah alokasi Belanja Daerah pada tahun
2019 sebesar Rp2454 triliun atau meningkat sebesar 1225 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Komponen belanja daerah yang memperoleh porsi
alokasi pagu terbesar adalah Belanja Pegawai yaitu sebesar Rp983 triliun atau
mengambil porsi 4005 persen dari total alokasi Belanja Daerah di Kalimantan
Selatan Sedangkan alokasi Belanja Barang dan Jasa dan Belanja Modal
masing-masing sebesar 2977 persen dan 2542 persen Realisasi Belanja
Daerah tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 1239 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 dimana peningkatan belanja terbesar terjadi pada
Belanja Tidak Terduga meningkat sebesar 5515 persen dan diikuti Belanja
Bantuan Sosial yang meningkat 5037 persen Secara umum realisasi Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan masih didominasi oleh Belanja Pegawai
yang mencapai 36 persen dari total belanja tahun 2019
42 PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Pendapatan
Daerah adalah hak Pemda yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun bersangkutan Pendapatan daerah terdiri dari beberapa
komponen yaitu Pendapatan Transfer Pendapatan Asli Daerah dan Lain-lain
Realisasi
belanja
daerah
sebesar
Rp2454
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 59
Pendapatan Daerah yang Sah Realisasi Pendapatan Transfer mengalami
pengkatan sebesar 105 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 realisasi
Pendapatan Asli Daerah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
mengalami peningkatan 13 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 dan Lain-
Lain Pendapatan Yang Sah mengalami peningkat terbesar yang menapai 55
persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Tabel 42
Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
PENDAPATAN DAERAH 2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
I Pendapatan Asli Daerah 547713 616110 11249 528074 546151 10342
1 Pajak Daerah 364271 357989 9828 343128 356881 10401
2 Retribusi Daerah 17111 17232 10071 14754 14111 9564
3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
12990 9383 7223 17867 18365 10279
4 Lain-Lain PAD yang Sah 153341 231506 15097 152325 156795 10293
II Pendapatan Transfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
1 Dana Perimbangan 1483193 1722219 11612 1486918 1558542 10482
a DBH Pajak 35019 73120 20880 70333 65977 9381
b DBH Bukan Pajak (SDA)
238674 456545 19128 304292 380522 12505
c Dana Alokasi Umum 836321 836705 10005 798029 797061 9988
d Dana Alokasi Khusus 373178 355850 9536 314264 314982 10023
2 Dana Penyesuaian 93983 177430 18879 160794 170773 10621
3 Transfer Pemda Lainnya 117680 147006 12492 79102 124830 15781
III Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
1 Pendapatan Hibah 65801 59973 9114 51970 39085 7521
2 Pendapatan Lainnya 31045 2103 677 48984 901 184
Sumber GFS (Diolah)
421 Dana TransferPerimbangan
Dana Transfer ke Daerah adalah bagian dari belanja negara dalam
rangka mendanai desentralisasi fiskal berupa dana perimbangan dana otonomi
khusus dan dana penyesuaian Capaian realisasi dana transfer sebesar Rp2047
PAD
meningkat
13 persen C
to C
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 60
triliun meningkat 1038 persen atau meningkat Rp1854 triliun (C to C)
dibandingkan 2018 Peningkatan ini terjadi di seluruh komponen pendapatan
transfer dengan perincian yaitu Dana Perimbangan meningkat 1050 persen
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus meningkat 390 persen serta Transfer
Pemda Lainnya meningkat 1776 persen
Ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah daerah tanpa
mengganggu solvabilitas fiskal (membiayai belanja wajib) diukur melalui
instrumen ruang fiskal pemerintah daerah Total Ruang Fiskal di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp1578 triliun meningkat 1557 persen
dibandingkan ruang fiskal tahun 2018 yang sebesar Rp1366 triliun Jika dilihat di
setiap pemerintah daerah hampir seluruh ruang fiskal masing-masing daerah
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 Dengan ketersediaan ruang
fiskal yang semakin luas pemerintah daerah dapat meningkatkan stimulus
perekonomian daerah melalui kegiatan-kegiatan yang menjadi prioritas sesuai
dengan karakteristik dan potensi dari daerah itu sendiri
Grafik 41
Ruang Fiskal Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Rasio pendapatan transfer terhadap pendapatan daerah menunjukkan
tingkat ketergantungan daerah tersebut dalam memperoleh sumber pendapatan
dari pemerintah pusat sebagai kesatuan entitas Secara agregat rasio
pendapatan transfer di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar
7511 persen Hal ini menunjukkan dana transfer memiliki peran yang sangat
besar dalam perekonomian Kalimantan Selatan Namun demikian rasio tersebut
mengalami penurunan sebesar 114 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
1206
1972
3289 3818
1735
573
-343
1081 1513
1622
3307
2159
-558
1000
-1000-50000050010001500200025003000350040004500
0 500
1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Ruang Fiskal 2019 Ruang Fiskal 2018 Kenaikan
Realisasi
Dana
transfer
sebesar
Rp2047
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 61
Kemandirian Ekonomi Kalimantan Selatan sedikit meningkat dibanding tahun
2018 dengan berkurangnya proporsi pendapatan transfer terhadap total
pendapatan daerah
Rasio Pendapatan Transfer pada KabupatenKota di Kalimantan Selatan
secara rata-rata memiliki nilai lebih dari 75 persen Ketergantungan terhadap
pendapatan transfer tertinggi adalah Kabupaten Tapin sebesar 9147 persen
Kabupaten Barito Kuala sebesar 9265 persen dan Kabupaten Balangan sebesar
9303 persen Mengurangi tingkat ketergantungan daerah terhadap dana transfer
atau meningkatkan kemandirian fiskal daerah tidak dapat dilakukan dalam
sekejap mata diperlukan upaya-upaya dan konsistensi pemerintah daerah untuk
meningkatkan kemandirian fiskalnya dengan membangun pundi-pundi
penerimaan daerah melalui pengelolaan dan pemanfaatan potensi daerah serta
sumber-sumber pendapatan asli daerah di setiap wilayah
Grafik 42
Rasio Dana Transfer terhadap Total Pendapatan APBD 2019
Sumber GFS (Diolah)
422 Pendapatan Asli Daerah
Kebijakan fiskal pada pendapatan daerah difokuskan pada peningkatan
pendapatan daerah dengan menggali dan mengoptimalkan sumber-sumber
pendapatan yang sesuai dengan kewenangan daerah Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan komponen pendapatan daerah yang diperoleh secara mandiri
oleh daerah tersebut dan dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan Target Pendapatan Asli Daerah
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp548 triliun dan telah mampu
terealisasi sebesar Rp616 triliun atau 11249 persen Capaian realisasi tersebut
4387
8581 8867
9147 8667
7921
9265
8637 8897
8812 8984 9303
7639 7449
000
2000
4000
6000
8000
10000
Rasio Dana TransferTotal Pendapatan 2019
Rasio Dana
Transfer
terhadap
pendapatan
daerah
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 62
meningkat 1281 persen dibandingkan capaian pada tahun 2018 Pendapatan
Pajak Daerah memberikan kontribusi terbesar pada PAD yaitu 5810 persen dari
total PAD Kalimantan Selatan
Pendapatan Pajak Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019
telah terealisasi sebesar Rp358 triliun atau 9828 persen dari total alokasi
Capaian ini mengalami peningkatan sebesar 031 persen dibandingkan capaian
2018 (C to C) Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tercatat sebagai
Pemerintah Daerah dengan Penerimaan Pajak Daerah terbesar di Provinsi
Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp276 triliun Besarnya Penerimaan Pajak
Daerah tersebut diperoleh dari pungutan pajak daerah yang menjadi hak
pendapatan Provinsi seperti Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp73099
miliar Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp54078 miliar Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp131 triliun Pajak Air Permukaan
sebesar Rp294 miliar dan Pajak Rokok sebesar Rp18203 miliar
Grafik 43
Pendapatan Daerah Pemkab lingkup Kalimantan Selatan 2019
Sumber GFS (Diolah)
Kenaikan pajak daerah terbesar terjadi pada Kabupaten Tapin yaitu
sebesar 10032 persen (C to C) terhadap capaian 2018 Kenaikan tersebut
dipengaruhi oleh pendapatan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) yang meningkat Rp1963 miliar (C to C) Kabupaten Barito mengalami
penurunan capaian pajak daerah paling besar yaitu sebesar -4382 persen
terhadap capaian 2018 (C to C) Hal tersbeut disebabkan adanya penurunan
pendapatan pajak reklame sebesar 2 persen pajak mineral bukan logam dan
batuan sebesar 15 persen dan BPHTB sebesar 65 persen
PAD
terealisasi
sebesar
7511 persen
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 63
Pendapatan retribusi daerah di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019
memberikan kontribusi sebesar 28 persen terhadap total Pendapatan Asli
Daerah Capaian realisasi retribusi daerah sebesar Rp17232 miliar atau 10071
persen dari alokasi meningkat sebesar 2212 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 Kabupaten Banjar memperoleh peningkatan tertinggi dibandingkan
seluruh pemerintah kabupatenkota di Kalimantan Selatan sebesar 5346 persen
Peningkatan ini disebabkan adanya pendapatan retribusi perpanjangan Izin
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar Rp16987 juta yang tidak
terdapat di tahun 2018 Selain itu terjadi peningkatan Izin Mendirikan Bangunan
sebesar Rp169 miliar (C to C) dibandingkan tahun 2018
Pendapatan Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan terealisasi sebesar
Rp9383 miliar atau 7223 persen dari total alokasi atau mengalami penurunan
sebesar -4891 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Turunnya laba atas
penyertaan modal BUMD kepada Pemda di tahun 2019 sebesar Rp8982 miliar
menjadi penyebab menurunnya capaian komponen kekayaan daerah yang
dipisahkan Pendapatan Lain-lain PAD yang sah di Kalimantan Selatan
mencapai Rp231 triliun atau 15097 persen dari alokasi APBD meningkat
sebesar 4765 persen (C to C) dibanding tahun 2018 Peningkatan ini
disebabkan Peningkatan denda pajak sebesar 6976 persen pendapatan bunga
sebesar 11926 persen pendapatan BLUD sebesar 29 persen dan pendapatan
Jaminan Kesehatan Nasional sebesar 2055 persen
Grafik 44
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah
Sumber GFS (Diolah)
7257
1333
1339 1071 1393
1169 722
1309
992
1417
960
719
1894 2244
00010002000300040005000600070008000
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Pendapatan Asli Daerah Belanja DaerahRasio PAD dan Belanja Daerah
Realisasi
Retribusi
sebesar
Rp17232
miliar
Realisasi
Hasil
Kekayaan
Daerah
dipisahkan
sebesar
Rp9383
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 64
Tingkat kemandirian suatu daerah dapat diukur dari rasio Pendapatan Asli
Daerah terhadap Total Belanja Daerah Rasio tersebut menunjukkan seberapa
besar kemampuan daerah itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan belanjanya
Rasio PAD terhadap Belanja Daerah di seluruh Kabupatenkota lingkup Provinsi
Kalimantan Selatan sangat rendahyaitu dibawah angka 25 persen Dengan
demikian peran pemerintah pusat masih mendominasi dan sangat besar untuk
memberikan stimulus perekonomian di Kalimantan Selatan
423 Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Lain-lain dalam APBD terdiri dari Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat dan Pendapatan Lainnya Secara agregat
Pendapatan Lain-lain yang sah memberikan kontribusi sebesar 414 persen
terhadap total pendapatan daerah Capaian Realisasi agregat Pendapatan hibah
Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp54241 miliar
meningkat 5281 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang
sebesar Rp35496 miliar Pendapatan hibah paling besar berasal dari
BadanLembagaOrganisasi Swasta Dalam Negeri sebesar Rp26587 miliar dan
Hibah dari Pemerintah Pusat sebesar Rp111 miliar Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh hibah dari Pemerintah pusat sebesar Rp4208 miliar sehingga
pendapatan hibah Kabupaten Tanah Bumbu meningkat 44 kali lipat (C to C)
dibandingkan tahun 2018
Grafik 45
Realisasi Pendapatan Hibah Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (dalam miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Selain Pendapatan hibah Kalimantan Selatan juga memperoleh
pendapatan lain-lain sebesar Rp2103 miliar Pendapatan lain-lain ini meningkat
52777
434170
-100000
000
100000
200000
300000
400000
500000
- 20 40 60 80
100 120 140 160
Pendapatan Hibah 2019 Pendapatan Hibah 2018 Kenaikan
Pendapatan
hibah Kalsel
sebesar
Rp54241
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 65
113 persen (C to C) dibandingkan capaian tahun 2018 yang sebesar Rp9 miliar
Pendapatan Lain-lain berasal dari Kabupaten Tapin sebesar Rp1515 miliar dan
Kabupaten Tanah Bumbu sebesar Rp587 miliar
43 BELANJA DAERAH
431 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan
Rincian Belanja Daerah berdasarkan klasifikasi urusan menunjukkan
perwujudan prioritas pembangunan yang dipilih oleh Pemerintah Daerah
Berdasarkan klasifikasi urusan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
terbagi dalam 40 urusan dengan total nilai sebesar Rp1592 triliun Urusan
Pendidikan memperoleh capaian realisasi tertinggi sebesar Rp443 triliun dan
Urusan Kesehatan memperoleh capaian realisasi sebesar Rp234 triliun Kedua
Urusan tersebut merupakan urusan belanja wajib sebagaimana prioritas
pembangunan Nasional
Grafik 46 Belanja Daerah 15 Klasifikasi Urusan Tertinggi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Kondisi Ekonomi Kalimantan Selatan masih bertumpu pada sektor bermata
rantai pendek seperti pertambangan dan penggalian Komitmen Pemerintah
dalam mengalihkan sektor ekonomi ke arah industri belum menunjukkan hasil
yang baik Hal tersebut tampak pada realisasi belanja untuk urusan perindustrian
yang sebesar Rp3499 miliar atau 022 persen dari total realisasi belanja
Sementara itu Belanja urusan Pertanian mencapai realisasi sebesar Rp33082
miliar Sektor Pertanian diharapkan mampu menjadi tumpuan perekonomian baru
di Kalimantan Selatan
Pendidikan
menjadi
urusan
belanja
tertinggi
sebesar
Rp443
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 66
432 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi
Pelaksanaan Belanja Daerah pada tahun 2019 di Provinsi Kalimantan
Selatan terbagi menjadi 9 klasifikasi fungsi Capaian realisasi seluruh fungsi
belanja daerah di Kalimantan Selatan mengalami kontraksi dibandingkan
capaian 2018 (C to C) kecuali Fungsi Pendidikan yang meningkat 408 persen
pada tahun 2019 Fungsi Pendidikan memperoleh capaian tertinggi pada tahun
2019 sebesar Rp466 triliun Hal ini sejalan dengan arah kebijakan prioritas
pembangunan daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Menuju Kalimantan
Selatan Cerdas Sehat dan Terampil Selain itu peningkatan capaian Belanja
Daerah pada fungsi pendidikan memberikan dampak peningkatan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Selatan menjadi 7072 di tahun
2019
Grafik 47 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Fungsi Provinsi Kalimantan Selatan 2019
dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Fungsi Pariwisata memperoleh capaian terendah pada tahun 2019 sebesar
Rp8007 miliar Fungsi Pariwisata mengalami kontraksi terbesar pada tahun 2019
sebesar 4322 persen (C to C) Komitmen Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan dalam menggali sektor pariwisata di Kalimantan Selatan perlu
ditingkatkan dan didukung dengan capaian realisasi anggaran yang optimal pada
sektor Pariwisata
433 Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Jenis
Realisasi Belanja Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp2195
triliun atau 7739 persen dari total alokasi belanja Capaian realisasi tersebut
Pendidikan
menjadi
fungsi
belanja
tertinggi
sebesar
Rp446
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 67
mengalami peningkatan sebesar 409 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018
Relisasi Belanja Daerah tersebut terdiri dari 6 jenis belanja yaitu Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang dan Jasa sebesar Rp718 triliun
Belanja Hibah sebesar Rp995 miliar Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp12318
miliar dan Belanja Tidak Terduga sebesar Rp723 miliar
Tabel 43
Belanja Daerah Kalimantan Selatan Berdasarkan Klasifikasi Jenis Tahun 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa 730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Bantuan Sosial 12640 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tidak Terduga 346 723 2089 3611 466 1290
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231 Sumber GFS (Diolah)
Belanja Pegawai memperoleh alokasi terbesar dari seluruh jenis Belanja
Daerah di Kalimantan Selatan sebesar Rp982 triliun dan telah terealisasi
sebesar Rp790 triliun atau 8043 persen Capaian ini meningkat sebesar 409
persen (c to C) dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp759 triliun Komponen
terbesar Belanja Pegawai adalah Belanja Gaji dan Tunjangan sebesar Rp536
triliun dan Belanja Tambahan Penghasilan PNS sebesar Rp213 triliun Belanja
Pegawai pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan merupakan yang paling besar
di antara seluruh pemerintah daerah lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar
Rp151 triliun Hal ini dikarenakan jumlah pegawai pemerintah di pemprov lebih
banyak jika dibandingkan dengan pemda lainnya
Alokasi pagu Belanja Barang pada APBD Kalimantan Selatan sebesar
Rp73 triliun dan telah terealisasi sebesar Rp718 triliun atau 9827 persen dari
alokasi Capaian ini meningkat sebesar Rp1371 persen (C to C) dibandingkan
tahun 2018 yang sebesar Rp631 triliun Komponen belanja barang yang
memberikan kontribusi besar pada capaian Belanja Barang antara lain belanja
perjalanan dinas sebesar Rp140 triliun Belanja Barang dan jasa BLUD sebesar
Rp98020 miliar dan belanja jasa kantor sebesar Rp126 triliun Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh capain tertinggi pada realisasi Belanja
Barang sebesar Rp193 triliun
Belanja
pegawai
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp790
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 68
Capaian Belanja hibah pada tahun 2019 sebesar Rp995 miliar mengalami
penurunan sebesar 05 persen dibandingkan tahun 2018 Belanja hibah terbesar
diperuntukkan pada belanja Dana BOS untuk satuan pendidikan dasar sebesar
Rp60816 miliar Sementara itu pada tahun 2019 terdapat realisasi belanja
bunga yang berasal dari utang pinjaman sebesar Rp104 triliun
Belanja modal memperoleh alokasi sebesar Rp625 triliun dan telah
terealisasi sebesar Rp575 triliun atau 9212 persen Komponen terbesar pada
capaian realisasi belanja modal adalah belanja modal jalan irigasi dan jaringan
sebesar Rp286 triliun Selain itu belanja modal gedung dan bangunan
memberikan kontribusi sebesar Rp141 triliun
Tabel 44
Rasio Jenis Belanja Daerah Terhadap Total Belanja Daerah Kalimantan Selatan
Pemda
Jenis Belanja (miliar Rp) Belanja Daerah
(miliar Rp)
Rasio
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
BPegawai B Daerah
BBarang B Daerah
BModal B Daerah
KALSEL 150631 192930 149559 556490 2707 3467 2688
BANJAR 66407 49718 32567 151551 4382 3281 2149
TANAH LAUT 59547 37803 26131 125830 4732 3004 2077
TAPIN 39290 29175 23978 95839 4100 3044 2502
HSS 47534 32691 34099 120617 3941 2710 2827
HST 46941 26201 23355 101008 4647 2594 2312
BARITO KUALA
47615 28604 26433 104382 4562 2740 2532
TABALONG 47527 42234 37283 136626 3479 3091 2729
KOTABARU 48129 47509 33120 131672 3655 3608 2515
HSU 42351 32863 22894 99805 4243 3293 2294
TANAH BUMBU
47866 58865 51834 162909 2938 3613 3182
BALANGAN 34542 46853 29839 114750 3010 4083 2600
BANJARMASIN 69700 53072 47472 174529 3994 3041 2720
BANJARBARU 42241 39387 35903 119331 3540 3301 3009
Total 790320 717905 574468 2195339 3600 3270 2617
Sumber LRA GFS (diolah)
Secara agregat Belanja Pegawai memiliki rasio tertinggi terhadap belanja
daerah dibandingkan jenis belanja yang lainnya yaitu sebesar 36 persen
Proporsi tersebut menunjukkan adanya ketersediaan ruang fiskal yang cukup
bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam mengelola belanja lainnya di
luar Belanja Pegawai Terdapat 9 Kabupaten yang proporsi Belanja Pegawainya
di atas capaian rasio Belanja Pegawai agregat Kalimantan Selatan yaitu
Kabupaten Banjar Kabupaten Tanah Laut Kabupaten Tapin Kabupaten Hulu
Belanja
modal
memperoleh
capaian
tertinggi
Rp575
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 69
Sungai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kabupaten Barito Kuala
Kabupaten Kotabaru Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kota Banjarmasin
44 PERKEMBANGAN BLU DAERAH
441 Profil dan Jenis Layanan Satker BLU Daerah
Badan Layanan Umum Daerah di Provinsi Kalimantan Selatan seluruhnya
melayani di bidang kesehatan atau RSUD Dari keseluruhan BLUD di Kalimantan
Selatan RSUD Ullin Banjarmasin memiliki aset terbesar RSUD Ulin Banjarmasin
merupakan BLUD di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan kepemilikan aset sebesar Rp131 triliun Keseluruhan aset tersebut terdiri
dari aset tetap sebesar Rp114 triliun aset lancar sebesar Rp15969 triliun dan
aset lainnya sebesar Rp644 miliar Nominal aset tersebut selalu mengalami
peningkatan dalam 5 tahun terakhir Target pendapatan RSUD Ulin Banjarmasin
tahun 2019 juga merupakan yang paling tinggi dari seluruh BLUD di Kalimantan
Selatan yaitu sebesar Rp581 miliar di tahun 2019 Hal tersebut menunjukkan
bahwa RSUD Ulin merupakan kontributor terbesar pada pendapatan BLUD di
Kalimantan Selatan Sementara itu RSJ Sambang Lihum mempunyai aset paling
kecil diantara seluruh BLUD lingkup Kalimantan Selatan yaitu sebesar Rp1107
miliardengan target pendapatannya paling kecil yaitu hanya sebesar Rp12774
miliar
Tabel 45
Profil Keuangan Satker BLUD Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Nilai Aset
Pagu Pendapatan
BLUD
Pagu Pendapatan
APBD Total Pagu
RSUD Ulin Banjarmasin 131172 32638 25461 58100
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 11070 5887 5887 11774
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 31589 14020 6170 20191
RSUD Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan
32654 9662 11276 20938
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu
11382 11048 6332 17380
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 61971 14392 6586 20978
RSUD H Boejasin Pelaihari 37331 10604 5449 16053
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
RSUD Ulin
memiliki
aset
terbesar
Rp131
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 70
442 Perkembangan Pengelolaan Aset Pendapatan BLUD dan APBD
Secara agregat Aset yang dimiliki oleh BLUD lingkup Provinsi Kalimantan
Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp255 triliun Angka tersebut tumbuh sebesar
1044 persen dibandingkan tahun 2018 (YoY) RSUD dr H Abdurrahman Noor
Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan aset terbesar yaitu 3415
persen dibandingkan total aset pada tahun 2018 (YoY) RSUD Brigjen Hasan
Basri Kabupaten Hulu Sungai Tengah juga mengalami peningkatan aset yang
signifikan menjadi Rp32654 miliar di tahun 2019
Tabel 46
Perkembangan Aset BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD Aset 2018 Aset 2019 Pertumbuhan
Aset
RSUD Ulin Banjarmasin 121350 131172 809
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 10692 11070 353
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 29688 31589 640
Rsud Brigjen HBasri Kab Hhulu Sungai Selatan 24881 32654 3124
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 8485 11382 3415
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 63634 61971 -261
RSUD H Boejasin Pelaihari 35981 37331 375
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Struktur pendapatan BLUD terdiri dari pendapatan murni BLUD dan alokasi
APBD Kemandirian BLUD dilihat dari porsi pendapatan murninya lebih besar
daripada porsi APBD Pendapatan murni BLUD berasal dari pendapatan
operasional layanan dan juga pendapatan tambahan dari pemanfaatan aset yang
dimilikinya Secara umum dalam 2 tahun terakhir hampir seluruh Pendapatan
murni BLUD di Kalimantan Selatan lebih besar dari Pendapatan APBD RSUD
Brigjen Hasan Basri memperoleh alokasi pendapatan APBD sebesar Rp11276
miliar Alokasi tersebut lebih tinggi dari alokasi pendapatan murninya yang
sebesar Rp9662 miliar Dengan demikian perlu adanya optimalisasi aset seperti
lahan parkir penyediaan kios kantin dan kios ATM
Tabel 47
Perkembangan Pagu Pendapatan BLUD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018
(Dalam Miliar Rp)
Nama Satker BLUD 2018 2019
BLUD APBD BLUD APBD
RSUD Ulin Banjarmasin 29944 28620 32638 25461
Aset RSUD
H A Noor
meningkat
sebesar
3415 persen
Kemandiria
n BLUD
dilihat dari
porsi
pendapatan
murninya
lebih besar
daripada
porsi APBD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 71
RSUD Sambang Lihum Banjarmasin 5991 5991 5887 5887
RSUD Idaman Kota Banjarbaru 13812 7562 14020 6170
Rsud Brigjen HBasri Kab Hulu Sungai Selatan 9284 8500 9662 11276
RSUD dr H Abdurrahman Noor Tanah Bumbu 9171 4971 11048 6332
RSUD Moh Ansari Saleh Banjarmasin 11837 6234 14392 6586
RSUD H Boejasin Pelaihari 18913 13500 10604 5449
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
Selain rasio komposisi pendapatan kemandirian suatu BLUD bisa dilihat
dari rasio pendapatan terhadap belanjanya Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besar kemampuan suatu BLUD dalam memenuhi kebutuhan belanja
dari alokasi pendapatannya Pada tahun 2019 hampir seluruh pendapatan
BLUD melebihi kebutuhan belanjanya kecuali RSJ Sambang Lihum dan RSUD
H Boejasin yang memiliki rasio pendapatan terhadap belanja masing-masing
sebesar 9435 persen dan 9761 persen
Grafik 48
Pendapatan dan Belanja BLUD 2018-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber BLUD Kalimantan Selatan (Diolah)
443 Analisis Legal
Secara umum apabila dilihat dari peraturan daerah peraturan gubernur
maupun peraturan bupatiwalikota pemda se-Kalimantan Selatan terkait dengan
kelembagaan tata kelola SDM dan pengendalian internalnya maka dapat
disimpulkan bahwa semua peraturan yang dibuat tersebut telah memenuhi
kepatuhancompliance terhadap ketentuan dalam PP No232005 jo PP
No742012 tentang Pengelolaan BLU dan Permendagri No612007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan BLUD
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 72
45 SURPLUSDEFISIT APBD
Surplusdefisit merupakan selisih dari pendapatan anggaran dengan
seluruh komponen belanja Surplus APBD menunjukkan bahwa besarnya
pendapatan daerah melebih besarnya seluruh belanja yang dikeluarkan oleh
daerah tersebut Sebaliknya Defisit APBD merupakan kondisi di mana besarnya
belanja daerah yang melebihi seluruh komponen pendapatan daerah tersebut
Tingginya surplus anggaran dalam APBD menunjukkan bahwa optimalisasi
penggunaan anggaran belanja yang rendah Namun di sisi lain tingginya defisit
anggaran dalam APBD mencerminkan kecilnya realisasi penerimaan daerah
untuk membiayai belanjanya
Tabel 48 Ringkasan SurplusDefisit Pada Pagu dan Realisasi APBD Kalimantan Selatan
(Dalam Miliar Rp)
URAIAN 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah
2339415 2724841 11648 2355843 2440282 10358
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
Surplus(Defisit) (272049) 128481
(34229) 144565
Sumber GFS (Diolah)
Alokasi APBD Kalimantan Selatan pada tahun 2019 dan 2018
direncanakan mengalami defisit Pada tahun 2019 alokasi pagu direncanakan
defisit sebesar Rp272 triliun meningkat sebesar Rp62 triliun (C to C)
dibandingkan tahun 2018 Perencanaan defisit tersebut bertujuan agar belanja
pemerintah daerah dapat terserap dengan optimal dan memberi dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Selatan
Namun demikian realisasi APBD Provinsi Kalimantan Selatan selalu
mengalami surplus dalam 2 tahun terakhir Pada tahun 2019 surplus realisasi
APBD sebesar Rp128 triliun dan mengalami kontraksi 11 persen (C to C)
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp144 triliun Surplus anggaran tersebut
dapat dianggarkan oleh daerah untuk pembayaran pokok hutang penyertaan
modal (investasi) daerah pemberian pinjaman kepada Pemerintah PusatDaerah
lain dan pembentukan dana cadangan (misal untuk kebutuhan Pilkada dan
pembanguna infrastruktur di daerah)
Realisasi
APBD Kalsel
selalu
surplus
dalam 2
tahun
terakhir
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 73
Grafik 49
Perkembangan SurplusDefisit Realisasi APBD
Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2019 (Dalam Miliar Rp)
Sumber GFS (Diolah)
Performa fiskal Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam
menghimpun pendapatan untuk memenuhi belanja atau penghematan belanja
dengan kondisi pendapatan tertentu dapat diketahui melalui rasio surplus(defisit)
terhadap pendapatan daerah Secara agregat rasio surplus terhadap
pendapatan di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 474 persen Hal ini
menunjukkan bahwa kondisi fiskal provinsi Kalimantan Selatan cukup mampu
memenuhi kebutuhan belanja daerahnya Jika dilihat berdasarkan pemerintah
kabupatenkota di Kalimantan Selatan terdapat 3 kabupatenkota yang
mengalami defisit yaitu Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru dan Kabupaten Barito
Kuala Defisit yang terjadi pada 3 Kabupatenupatenkota tersebut dapat diatasi
dengan penerimaan subsidi silang atau penerimaan pembiayaan dari Pemerintah
Dearah lainnya lingkup Provinsi Kalimantan Selatan
Sampai dengan semester I tahun 2019 Pemerintah Pusat telah melakukan
transfer dana sebesar Rp782 triliun Rasio surplus terhadap realisasi dana
transfer semester I menunjukkan ekses likuiditas Pemda pada semester I akibat
frontloading pencairan dana transfer Pemerintah Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Tapin merupakan kabupaten dengan nilai rasio surplus terhadap
transfer semester I tertinggi masing-masing sebesar 6308 persen dan 5893
persen Hal ini menunjukkan adanya kelebihan kas daerah dikarenakan serapan
anggaran belanja daerah yang tidak optimal Dengan fakta tersebut pemerintah
dalam hal ini Kementerian Keuangan dapat mengevaluasi waktu pelaksanaan
penyaluran dana transfer ke daerah dengan memperhitungkan indikator kinerja
76670
(78170)
144565 128481
(100000)
(50000)
-
50000
100000
150000
200000
-
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
2016 2017 2018 2019
PendapatanDaerah
BelanjaDaerah
TransferPemda
Rasio
Surplus
terhadap
pendapatan
sebesar
474
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 74
pelaksanaan anggaran masing-masing daerah seperti tinggirendahnya serapan
anggaran di awal tahun ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan
serta tercapainya output dan outcomes dari realisasi anggaran yang dikelola oleh
pemerintah daerah
Tabel 49
Analisis Rasio SurplusDefisit APBD Kalimantan Selatan 2019
PEMDA Pendapatan
APBD (miliar Rp)
Belanja APBD
(miliar Rp)
Belanja Transfer (miliar
Rp)
Surplus (Defisit) (miliar
Rp)
Rasio SD terhadap
pendapatan APBD
Pendapatan Transfer Semester I (miliar Rp)
Rasio SD terhadap transfer
Semester I
1 2 3 4=1-2-3 5=41 6 7=46
KALSEL 729615 556490 147527 25598 351 126191 2029
BANJAR 189155 151551 33000 4604 243 62078 742
TANAH LAUT 186999 125829 23993 37178 1988 58939 6308
TAPIN 141548 95827 17694 28028 1980 47562 5893
HSS 149426 120617 20009 8800 589 47117 1868
HST 122942 100654 20094 2194 178 41791 525
BARITO KUALA
125584 104370 23194 (1980) -158 47507 -417
TABALONG 160306 136626 21185 2495 156 46638 535
KOTABARU 159796 131672 25451 2673 167 53006 504
HSU 126884 99804 24069 3011 237 42043 716
TANAH BUMBU
201180 162699 23782 14699 731 60011 2449
BALANGAN 151419 114651 20910 15857 1047 53075 2988
BANJARMASIN 165373 174529 110 (9265) -560 58841 -1575
BANJARBARU 114614 119297 108 (4791) -418 37503 -1278
Total 2724841 2194616 401126 129100 474 782304 1650
Sumber GFS (Diolah)
Tingkat penyerapan anggaran belanja yang baik akan memberikan
multiplier effect positif bagi perekonomian regional Rasio surplusdefisit
anggaran terhadap PDRB menggambarkan sejauh mana pemerintah dapat
mengendalikan dan melaksanakan kebijakan anggaran yang disusunnya untuk
berkontribusi terhadap perekonomian riil Semakin kecil Rasio surplusdefisit
anggaran maka menunjukkan pemerintah mampu menggunakan seluruh
sumber daya anggarannya untuk mendorong perekonomian Secara agregat
Rasio surplusdefisit terhadap PDRB di Kalimantan Selatan adalah sebesar 071
persen (1291 T 18073 T) Jika dihubungkan dengan hasil penelitian Saudari
Erni Setiawati dalam ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 75
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo bahwa
pengeluaran pemerintah memiliki Multiplier efek terhadap PDRB sebesar 128
maka angka surplus APBD sebesar Rp1291 trilyun dapat diterjemahkan bahwa
Pemerintah Daerah di Provinsi Kalimantan selatan telah kehilangan kesempatan
meningkatkan PDRB sebesar RP1652 trilyun 46 PEMBIAYAAN
Pembiayaan daerah adalah seluruh penerimaan yang harus dibayar
kembali danatau pengeluaran yang akan diterima kembali Pembiayaan daerah
terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
461 Penerimaan Pembiayaan
Kontribusi penerimaan pembiayaan APBD secara agregat di Kalimantan
Selatan dalam mendukung kebijakan fiskal daerah sebesar Rp312 triliun atau
naik sebesar 7699 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Penggunaan SiLPA
merupakan komponen yang memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan
pembiayaan sebesar Rp308 triliun
Tabel 410
Penerimaan Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Penerimaan Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Penggunaan SiLPA 307995 164069 8772
Pencairan Dana Cadangan 1910 854 12356
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- 000 -10000
Penerimaan Kembali Piutang 1075 11529 -9067
Penerimaan Kembali Investasi Non Permanen Lainnya
1344 011 1225325
Jumlah 312323 176463 7699 Sumber LRA GFS (Diolah)
Besarnya SiLPA pada tahun sebelumnya mencerminkan realisasi belanja
dan kegiatan yang tidak efektif sehingga saldo anggaran yang tersisa pada tahun
sebelumnya digunakan sebagai salah satu sumber penerimaan pembiayaan
daerah Kabupaten Tanah Laut merupakan pemda dengan penggunaan SiLPA
tertinggi di tahun 2019 dengan rasio terhadap belanja daerahnya sebesar 4702
persen Tingginya Penggunaan SiLPA dalam APBD Kabupaten Tanah Laut
mengindikasikan kurang optimalnya belanja dan kegiatan untuk kemakmuran
masyarakat
Penerimaan
pembiayaan
berkontribu
si Rp312
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 76
Grafik 410
Rasio Penggunaan SiLPA terhadap Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Dalam
Miliar Rp)
Sumber LRA GFS (Diolah)
462 Pengeluaran Pembiayaan
Tabel 411
Pengeluaran Pembiayaan APBD Kalimantan Selatan 2019 dan 2018 (Dalam Miliar Rp)
Pengeluaran Pembiayaan Daerah 2019 2018 Kenaikan
Pembentukan Dana Cadangan 16839 3000 46130
Penyertaan ModalInvestasi Pemerintah Daerah
10716 4582 13400
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri
202 438 -5397
Pemberian Pinjaman Daerah 940 1035 -913
Jumlah 28697 9055 21692 Sumber LRA GFS (Diolah)
Secara agregat total pengeluaran pembiayaan daerah Provinsi Kalimantan
Selatan adalah Rp28697 miliar Pada tahun 2019 komponen yang memberikan
kontribusi terbesar adalah pembentukan dana cadangan sebesar Rp16839
miliar Dana cadangan merupakan dana yang disisihkan untuk menampung
kebutuhan yang memerlukan dana yang relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalam satu tahun anggaran Pembentukan dana cadangan sendiri diakui ketika
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) telah menyetujui SP2D-LS terkait
pembentukan dana cadangan diukur sebesar nilai nominal Pembentukan dana
cadangan meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun 2018
Selain itu penyertaan modalinvestasi pemerintah daerah memberikan
kontribusi terbesar kedua pada pengeluaran pembiayaan daerah sebesar
Rp10716 miliar Penyertaan modal pemerintah daerah dapat dilaksanakan
012 013
047
010
022
-
010
020
030
040
050
-
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Belanja Daerah Penggunaan SiLPA Rasio SiLPA
Pembentukan
dana cadangan
sebesar
Rp16839
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 77
apabila jumlah yang akan disertakan dalam tahun anggaran berkenaan telah
ditetapkan dalam Peraturan Daerah Konsekuensi dari penyertaan modal
tersebut berupa pengalihan kepemilikan uang dan barang milik daerah yang
semula merupakan kekayaan tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang
dipisahkan
47 ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
471 Analisis Horizontal dan Vertikal
a Analisis Horizontal
Analisis horizontal merupakan analisis yang digunakan untuk
membandingkan angka-angka dalam satu laporan realisasi Pemda
(ProvinsiKabupatenKota) dalam satu Provinsi Secara agregat total
pendapatan daerah di Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp2725 triliun
Total pendapatan daerah tersebut terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar
Rp617 triliun Dana Transfer Rp2047 triliun dan Lain-lain Pendapatan yang Sah
Rp62076 miliar
Tabel 412
Perbandingan Horizontal Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan
2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA PAD Dana Transfer
Lain-lain Pendapatan yang
Sah Pendapatan Daerah
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
KALSEL 355732 403819 299944 320064 3589 5732 659264 729615
BANJAR 18948 20197 151580 162310 4894 6649 175422 189155
TANAH LAUT 12845 16852 139104 165810 3847 4337 155796 186999
TAPIN 8982 10268 106623 129476 1148 1804 116753 141548
HSS 13162 16803 115461 129507 1991 3115 130614 149426
HST 9133 11806 104080 97386 2190 13750 115403 122942
BARITO KUALA 10516 7536 114322 116356 3338 1692 128176 125584
TABALONG 17003 17883 126498 138454 2620 3969 146121 160306
KOTABARU 13188 13066 126299 142177 4369 4553 143856 159796
HSU 10475 14145 102816 111805 1712 934 115003 126884
TANAH BUMBU 18535 15646 139680 180738 371 4796 158586 201180
BALANGAN 6865 8254 120578 140872 1274 2292 128717 151419
BANJARMASIN 27787 33058 124107 126323 5942 5991 157837 165373
BANJARBARU 22979 26778 83054 85374 2701 2461 108733 114614
Total 546151 616110 1854145 2046655 39986 62076 2440282 2724841
Sumber LRA GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 78
Dari sisi Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
memperoleh capaian tertinggi diantara Pemda lainnya sebesar Rp404 triliun Hal
tersebut disebabkan beberapa pungutan pajak daerah yang masuk dalam
mekanisme pencatatan pajak milik pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
Pemerintah Kota Banjarmasin memperoleh capaian tertinggi kedua sebesar
Rp33058 miliar Dari sisi pajak daerah kontributor terbesar pendapatan asli
daerah Banjarmasin diperoleh dari Pendapatan pajak restoran sebesar Rp5486
miliar pajak reklame sebesar Rp48 miliar dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB) sebesar Rp3955 miliar Dari sisi retribusi pendapatan
daerah di kota Banjarmasin diperoleh dari retribusi parkir di tepi jalan umum
sebesar Rp413 miliar dan retribusi pelayanan pasar sebesar Rp404 miliar Hal
tersebut sesuai dengan profil kota Banjarmasin sebagai pusat bisnis di
Kalimantan Selatan di mana banyak terdapat pasar dan pusat pertokoan
Dari sisi Pendapatan transfer capaian tertinggi juga diperoleh pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp32 triliun Hal ini disebabkan beberapa
komponen dana transfer disalurkan dari RKUN ke RKUD yang pelaksanaan
penyalurannya kepada masyarakat dilakukan oleh pemerintah provinsi seperti
dana BOS sebesar Rp71072 miliar Kabupaten Tanah Bumbu memperoleh
pendapatan transfer tertinggi dibandingkan pemerintah kabupatenkota lainnya di
Kalimantan Selatan sebesar Rp181 triliun Dana Bagi Hasil Sumber Daya
Mineral dan batubara memberi kontribusi terbesar pada pendapatan transfer di
Tanah Bumbu sebesar Rp776 miliar
Tabel 413
Perbandingan Horizontal Komponen Belanja APBD Terbesar Pemerintah Daerah
Kalimantan Selatan 2019 (Dalam Miliar Rp)
PEMDA Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Target Capaian Target Capaian Target Capaian
KALSEL 148165 150631 164719 192930 111720 149559
BANJAR 67635 66407 43067 49718 26458 32567
TANAH LAUT 52930 59547 34791 37803 30736 26131
TAPIN 39736 39290 29592 29175 21259 23978
HSS 45561 47534 29070 32691 26373 34099
HST 43859 46941 18858 26201 20253 23355
BARITO KUALA 46709 47615 26175 28604 28462 26433
TABALONG 46985 47527 36590 42234 34268 37283
KOTABARU 47815 48129 47726 47509 24107 33120
HSU 41284 42351 29172 32863 20942 22894
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 79
TANAH BUMBU 45306 47866 48600 58865 23761 51834
BALANGAN 33061 34542 42190 46853 26550 29839
BANJARMASIN 59675 69700 49253 53072 30884 47472
BANJARBARU 40550 42241 31534 39387 28143 35903
Total 759271 790320 631335 717905 453916 574468 Sumber LRA GFS (Diolah)
Realisasi komponen belanja daerah terbesar diperoleh dari Belanja
Pegawai sebesar Rp790 triliun Belanja Barang Rp718 triliun dan belanja modal
Rp574 triliun Capaian terbesar Belanja Pegawai diperoleh dari pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp151 triliun Hal ini disebabkan jumlah
pegawai pemerintah di lingkungan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang
dibiayai APBD paling banyak dibandingkan pegawai di pemda lainnya Selain
itu Belanja Pegawai pemerintah kota Banjarmasin juga cukup tinggi sebesar
Rp697 miliar Kontribusi tertinggi didapatkan dari realisasi belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp47179 miliar dan belanja tambahan penghasilan PNS
sebesar Rp19537 miliar Dari sisi Belanja Barang Kabupaten Tanah Bumbu
memperoleh capaian tertinggi sebesar Rp58865 miliar Kontribusi Belanja
Barang tertinggi diperoleh dari pembayaran honor PPNPN sebesar Rp13735
miliar dan belanja perjalanan dinas sebesar Rp9521 miliar
b Analisis Vertikal
Analisis Vertikal digunakan untuk membandingkan antar pos
pendapatanbelanja yang satu dengan pos yang lain terhadap totalnya dalam
satu komponen APBD yang sama Kontribusi pendapatan transfer dari
Pemerintah pusat di Kalimantan Selatan sebesar 7686 persen terhadap total
pendapatan daerah Kontribusi dana transfer tertinggi pada Kabupaten Balangan
sebesar 9303 persen sedangkan kontribusi PAD hanya sebesar 545 persen
Pemerintah perlu melakukan upaya agar seluruh Kabupatenkota di lingkup
Kalimantan Selatan mampu menaikkan kontribusi PAD melalui peningkatan
sektor pertanian perkebunan dan perikanan
Sementara itu Belanja Pegawai memberi kontribusi sebesar 38 persen
terhadap total belanja APBD Terdapat 7 Pemda (Banjar Tanah Laut Tapin
Hulu Sungai Tengah barito Kuala Hulu Sungai Utara dan Banjarmasin) yang
kontribusi belanja pegawainya melebihi kontribusi Belanja Pegawai agregat
Pemda dengan kontribusi Belanja Pegawai terbesar adalah Kabupaten Tanah
Kab Tanah
Bumbu
memperoleh
dana transfer
tertinggi
dibanding
KabKota
Lainnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 80
Laut sebesar 4732 persen Hal ini menunjukkan bahwa Belanja Pegawai
merupakan jenis belanja paling konsumtif pada APBD Kalimantan Selatan
Grafik 411
Perbandingan Vertikal Pendapatan dan Belanja APBD
Sumber GFS (Diolah)
472 Analisis Kapasitas Fiskal Daerah
Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan masing-masing
daerah yang dicerminkan melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan dan belanja tertentu
Gambaran kemampuan keuangan daerah yang dikelompokkan berdasarkan
indeks kapasitas fiskal daerah tertuang dalam peta kapasitas fiskal daerah Peta
kapasitas fiskal daerah dapat digunakan untuk pertimbangan dalam penetapan
daerah penerima hibah penentuan besaran dana penamping oleh pemerintah
daerah jika dipersyaratkan dan penggunaan lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan Pemetaan Kabupatenkota pada peta fiskal
daerah didasarkan pada nilai indkes kapasitas fiskal berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Tabel 414
Indeks Kapasitas Fiskal KabupatenKota Provinsi Kalimantan Selatan 2019
SANGAT RENDAH
(IKFD lt 0509)
-
SEDANG
(0720 le IKFD lt 1089)
- Banjar (0876) - Barito Kuala (0755) - Hulu Sungai Selatan (0771) - Hulu Sungai Utara (0799) - Kotabaru (102) - Tabalong (1034) - Tanah Laut (0933) - Tapin (097) - Banjarbaru (0942)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 81
RENDAH
(0509 le IKFD lt 0720)
- Hulu Sungai Tengah (0691)
TINGGI
(1089 le IKFD lt 1959)
- Banjarmasin (1241)
- Balangan (1219)
- Tanah Bumbu (1399)
Sumber Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019
Dari ketiga belas KabupatenKota di Kalimantan Selatan Kabupaten yang
masuk kategori rendah (0509 le IKFD lt 0720) yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sedangkan kabupatenkota yang masuk kategori tinggi (1089 le IKFD lt 1959) yaitu
Kabupaten Balangan Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin dan sisanya
masuk kategori sedang (0720 le IKFD lt 1089) Apabila dibandingkan dengan kondisi
tahun 2018 (YoY) Kabupaten Banjar Kota Banjarbaru Kabupaten Tapin Kabupaten
Barito Kuala dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami peningkatan kategori
IKFD dari rendah menjadi sedang Di samping itu Kota Banjarmasin Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Tanah Bumbu mengalami peningkatan dari kategori sedang
menjadi kategori tinggi
48 PERKEMBANGAN BELANJA WAJIB DAERAH
Belanja wajib atau Mandatory Spending merupakan alokasi belanja yang diatur
dalam undang-undang dengan tujuan mengurangi masalah ketimpangan sosial dan
ekonomi di suatu daerah Dalam tata kelola keuangan pemerintah daerah belanja
wajib meliputi alokasi pendidikan alokasi kesehatan penggunaan dana transfer umum
dan alokasi dana desa
481 Belanja Daerah Sektor Pendidikan
Alokasi belanja sektor pendidikan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 Pasal
31 ayat (4) dan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 49
ayat (1) sebesar 20 persen dari APBD Total Belanja berdasarkan fungsi pendidikan di
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 sebesar Rp466 triliun Capaian tersebut
memberikan kontribusi 2928 persen pada total belanja per fungsi APBD Provinsi
Kalimantan Selatan pada tahun 2019 Realisasi belanja sektor pendidikan meningkat
sebesar 407 persen (C to C) disbanding tahun 2018 Peningkatan tersebut
menunjukkan komitmen pemerintah Kalimantan Selatan dalam meningkatakan kualitas
sumber daya masyarakat melalui sektor pendidikan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 82
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Pendidikan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Menengah
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA Negeri (DAK)
100819620000
KALSEL Program Peningkatan Kualitas SDM Pendidikan
Penyediaan Jasa Guru PTK Non PNS SMA SMK dan Diksus
90344355836
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Negeri (DAK)
83457000000
KALSEL Program Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan Kejuruan
BOSDA SMK Negeri 45720941600
TANAH BUMBU Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Non PNS
42383048000
BANJARMASIN Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Operasional Sekolah Dasar BOS APBN
37787423681
KALSEL Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
36697151140
TABALONG Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Pembangunan dan Rehabilitasi Sarana Prasarana Pendidikan (DANA DAK)
34023998623
KOTABARU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Bantuan Operasional Sekolah Pendidikan Dasar
30446573878
TANAH BUMBU Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
Penyediaan Bantuan Operasional Sekolah BOS Jenjang SD MI
28936404346
Sumber SIKD DJPK (Diolah)
482 Belanja Daerah Sektor Kesehatan
Pada sektor kesehatan alokasi anggaran APBD sebagaimana diatur dalam UU No 36
Tahun 2009 tentang kesehatan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji Capaian
realisasi belanja fungsi kesehatan pada APBD Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar Rp243
triliun Capaian tersebut memberikan kontribusi sebesar 1526 persen terhadap total belanja per
fungsi APBD Kalimantan Selatan 2019 Namun jika dibandingkan dengan capaian tahun 2018
realisasi belanja fungsi kesehatan mengalami kontraksi sebesar 2920 persen (C to C)
Menurunnya serapan belanja fungsi kesehatan salah satunya disebabkan oleh proses
pengadaan barang pada e-catalog pada Dana Alokasi Khusus Fisik bidang kesehatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 83
Tabel 415
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 369379570395
KALSEL Program Pelayanan BLUD Pelayanan Kesehatan BLUD 120302941884
KALSEL Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Pembangunan Gedung SMF Rawat Inap
101857335932
HSS Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan RSUD Hasan Basry
Pelayanan Kesehatan RSUD Brigjend H Hasan Basry Kandangan
94918493624
BANJARBARU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
Pelayanan dan Pendukung Pelayanan Kesehatan Masyarakat BLUD
84484076158
BANJAR Program Pelayanan Kesehatan BLUD Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
76615298219
HSU Program Penyelenggaraan BLUD Penyelenggaraan BLUD RSUD Pembalah Batung Amuntai
75697734329
TANAH BUMBU Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Kegiatan Pelayanan dan Pendukung BLUD
47071873665
KOTABARU Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan BLUD
Dukungan Penyelenggaraan Operasional BLUD
36588197586
TANAH LAUT Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan BLUD
Peningkatan mutu pelayanan dan pendukung pelayanan
34956844582
Sumber SIKD DJPK (diolah)
483 Belanja Infrastruktur Daerah
Capaian belanja infrastruktur daerah di Kalimantan Selatan mencapai Rp244 triliun
Capaian tersebut sudah mencapai 1535 persen dari total belanja per fungsi di Kalimantan
Selatan Output terbesar diperoleh dari kegiatan pembangunan peningkatan jalan dan jembatan
wilayah III (Kabupaten Tanah Laut Tanah Bumbu dan Kotabaru) sebesar Rp32079 miliar
Tabel 416
Sepuluh Capaian Output Belanja APBD Sektor Kesehatan Terbesar Kalimantan Selatan
2019
PEMDA PROGRAM KEGIATAN NILAI
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah III (Tala Tanbu Kotabaru)
320797861768
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 84
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah I (Batola Banjarmasin Banjarbaru Banjar dan Tapin) (DBH dan DID)
231343728137
BATOLA Program pembangunan jalan dan jembatan
Pembangunan jalan 75529068813
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan Rumah Sakit 74487683134
BANJAR Penanganan Jalan Poros Desa Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan Poros Desa
64673367060
BANJARMASIN Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pengadaan Pembebasan Lahan Tanah Bangunan
63523362650
KALSEL Program Pembangunan Peningkatan Rehabilitasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
Pembangunan Peningkatan Jalan dan Jembatan Wilayah II (HSS HSU HST Balangan Tabalong) (DBH)
53265035856
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah III 52680782722
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan wilayah I 52625759651
KOTABARU Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
Peningkatan Jalan DAK dan Pendamping
48877226915
Sumber SIKD DJPK (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS
PELAKSANAAN ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pendapatan negara konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019 mencapai Rp1762
triliun yang terdiri dari pendapatan perpajakan Rp1309 triliun pendapatan bukan
pajak Rp375 triliun dan hibah Rp59973 miliar Secara total terjadi kenaikan
pendapatan konsolidasi 1659 persen dibanding capaian pada tahun sebelumnya Total realisasi belanja tahun 2019 sebesar Rp 3505 triliun dengan rincian pemerintah
pusat Rp1056 triliun dan pemerintah daerah sebesar Rp2449 triliun Komposisi
belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi dan 2131 persen
Belanja Modal Belanja Pegawai merupakan komponen belanja negara yang dominan
pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami
kontraksi sebesar 319 persen (C to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer
meningkat 399 persen
5
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 85
BAB V
PERKEMBANGAN DAN
ANALISIS PELAKSANAAN
ANGGARAN KONSOLIDASIAN
(APBN DAN APBD)
51 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KONSOLIDASIAN
Pelaksanaan kebijakan fiskal meliputi pelaksanaan belanja yang terencana
dalam rangka pelaksanaan program-program prioritas nasional serta program
penunjang lainnya Pelaksanaan belanja tersebut dapat berjalan dengan baik
ditunjang sumber daya penerimaan negara yang memadahi demi stabilitas
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Pemerintah pusat maupun daerah
saling bersinergi agar serapan belanja APBN dan APBD bisa dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat melalui program-program pengentasan kemiskinan
peningkatan taraf hidup masyarakat dan pemanfaatan potensi sumber daya alam
untuk menjadi poros utama perekonomian daerah
Laporan Keuangan Pemerintah Konsolidasian (LKPK) adalah laporan yang
disusun berdasarkan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)
dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Konsolidasian (LKPDK) dalam
periode waktu tertentu Hasil konsolidasi pendapatan dan belanja negara Tahun
Anggaran 2019 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018 (C to
C) Pendapatan negara Konsolidasian pada tahun 2019 sebesar Rp1762 triliun
mengalami peningkatan 1659 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 yang
sebesar Rp1511 triliun Dari sisi belanja negara realisasi belanja konsolidasian
pada tahun 2019 sebesar Rp3505 triliun mengalami peningkatan 1576 persen
(C to C) dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp3028 triliun Peningkatan
pada kedua komponen anggaran konsolidasian tersebut menunjukkan bahwa
secara C to C kinerja pelaksanaan anggaran di Kalimantan Selatan tumbuh
membaik dibandingkan tahun sebelumnya
Pendapatan
Konsolidasia
n sebesar
Rp1762
triliun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 86
Tabel 51
Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Provinsi Kalimantan Selatan 2019 dan
2018 (Dalam Miliar Rp)
Uraian 2018 2019 Kenaikan
Konsolidasi () Pusat Daerah Konsolidasi Pusat Daerah Konsolidasi
Pendapatan Negara 925078 586234 1511311 1069210 692900 1762110 1659
Pendapatan Perpajakan
812842 356881 1169723 951956 357989 1309945 1199
PNBP 112236 190171 302407 117253 258121 375374 2413
Hibah - 39085 39085 - 59973 59973 5344
Transfer ) - 097 097 - 16816 16816 1727702
Belanja Negara 856778 2170984 3027762 1055881 2449151 3505032 1576
Belanja Pemerintah 856747 1953213 2809960 917884 2195339 3113223 1079
Transfer ) 031 217771 217802 137997 253813 391810 7989
Surplus(Defisit) 68300 (1584751) (1516451) 13329 (1756252) (1742922) 1493
Pembiayaan - 167408 167408 - 283626 283626 6942
Penerimaan Pembiayaan
- 176463 176463 - 312323 312323 7699
Pengeluaran Pembiayaan
- 9055 9055 - 28697 28697 21692
SiLPA 68300 (1417342) (1349042) 13329 (1472625) (1459296) 817
) Seluruh Pengeluaran Transfer Pemerintah Pusat dieliminasi dengan Penerimaan Transfer Pemerintah Daerah
Sumber LRA Konsolidasian (Diolah)
52 PENDAPATAN KONSOLIDASIAN
a Analisis Proporsi dan Perbandingan
Pendapatan perpajakan pemerintah konsolidasian mendominasi seluruh
pendapatan konsolidasian dengan kontribusi sebesar 7434 persen atau Rp1762
triliun Hal ini menunjukkan bahwa sumber pendapatan di Kalimantan Selatan
berasal dari perpajakan Pendapatan pajak konsolidasi diperoleh dari
pendapatan pajak pemerintah pusat sebesar 7267 persen dan pendapatan
daerah 2733 persen
Grafik 51
Perbandingan Komposisi Pendapatan Konsolidasi Kalimantan Selatan 2019
Perpajakan
konsolidasian
sebesar
Rp1762
triliun Sumber LRA
Konsolidasian
GFS (Diolah)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 87
Sementara itu Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) konsolidasian
memberikan kontribusi sebesar 2130 persen atau Rp375 triliun terhadap total
pendapatan konsolidasian PNBP Provinsi Kalimantan Selatan didominasi oleh
penerimaan dari pemerintah daerah sebesar 6876 persen Pemerintah pusat
memberikan kontribusi PNBP sebesar Rp3124 persen Pendapatan hibah dan
transfer konsolidasian memberikan kontribusi masing-masing sebesar 340
persen dan 095 persen terhadap total pendapatan konsolidasian Provinsi
Kalimantan Selatan Pendapatan hibah dan transfer konsolidasian seluruhnya
berasal dari pemerintah daerah
b Analisis Perubahan
Secara C to C kenaikan pendapatan negara Tahun Anggaran 2019
konsolidasian dibandingkan tahun 2018 sebesar 1659 persen Jika dilihat dari
setiap komponennya seluruh komponen mengalami kenaikan dibandingkan
dengan tahun 2018 (C to C) Kenaikan terbesar terdapat pada komponen
pendapatan transfer konsolidasian yang meningkat dari Rp967 juta menjadi
Rp16816 miliar
Grafik 52
Perbandingan Persentase Perubahan Pendapatan Konsolidasian Kalimantan
Selatan 2019
Sumber LRA Konsolidasian GFS (Diolah)
Pendapatan hibah konsolidasian mengalami peningkatan signifikan
sebesar 5344 persen (C to C) dibandingkan tahun 2018 Peningkatan
pendapatan hibah terbesar diperoleh dari hibah pemerintah pusat sebesar
Rp40994 miliar dan hibah dari badanlembagaorganisasi swasta sebesar
Rp14949 miliar Sementara itu pendapatan perpajakan dan PNBP mengalami
Perpajakan(miliar Rp)
PNBP(miliar Rp)
Hibah(miliar Rp)
Transfer(miliar Rp)
2018 1169723 302407 39085 097
2019 1309945 375374 59973 16816
perubahan 1199 2413 5344 1727702
1199 2413 5344
1727702
000
500000
1000000
1500000
2000000
- 200000 400000 600000 800000
1000000 1200000 1400000
Pendapatan
hibah
konsolidasian
mengalami
peningkatan
signifikan
sebesar 5344
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 88
peningkatan yang tidak terlalu signifikan masing-masing sebesar 1199 persen
dan 2413 persen
c Analisis Tax Ratio Konsolidasian
Perhitungan tax ratio konsolidasian didasarkan pada perhitungan
pendapatan perpajakan konsolidasian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Tax Ratio konsolidasian provinsi Kalimantan Selatan mengalami peningkatan
dari tahun 2017 hingga 2019 Pada tahun 2019 tax ratio konsolidasian
Kalimantan Selatan sebesar 725 persen Angka tersebut memiliki selisih 385
persen terhadap tax ratio Indonesia yang sebesar 111 persen
Grafik 53
Perkembangan Tax Ratio Konsolidasian Kalimantan Selatan
Sumber LRA Konsolidasian GFS dan BPS (diolah)
53 BELANJA KONSOLIDASIAN
51 Analisis Proporsi dan Komposisi
Proporsi belanja pemerintah daerah terhadap belanja konsolidasian
sebesar 6987 persen sedangkan belanja pemerintah pusat berkontribusi
sebesar 3012 persen terhadap total belanja konsolidasian Besarnya proporsi
belanja pemerintah daerah menunjukkan terwujudnya komitmen pemerintah
dalam melaksanakan desentralisasi fiskal di Kalimantan Selatan
Komposisi belanja konsolidasian terdiri dari 6751 persen belanja operasi
dan 2131 persen Belanja Modal Belanja operasi merupakan belanja yang
memberikan manfaat jangka pendek bagi kelangsungan perekonomian
Kalimantan Selatan meliputi Belanja Pegawai barang bunga subsidi hibah dan
bantuan sosial Belanja Pegawai dan Belanja Barangmemberikan kontribusi
terbesar pada total belanja konsolidasian Kalimantan Selatan tahun 2019
masing-masing sebesar Rp1139 triliun dan Rp1113 triliun
Komposisi
belanja
konsolidasian
terdiri dari
6751 persen
belanja
operasi dan
2131 persen
Belanja Modal
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 89
Grafik 54
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LRA Konsolidasi GFS (Diolah)
Sementara itu Belanja Modal hanya memberikan kontribusi sebesar 2131
persen terhadap total belanja konsolidasian Hal ini menunjukkan pengeluaran
anggaran untuk perolehan aset tetap dan lainnya yang memberi manfaat lebih
dari satu periode akuntansi perlu ditingkatkan untuk tahun selanjutnya
Peningkatan tersebut bisa berupa penambahan aset seperti perolehan tanah
gedung dan bangunan peralatan dan aset tak berwujud
52 Analisis Perubahan
Jika dibandingkan komposisi realisasi per jenis belanja antara tahun 2019
dan 2018 tidak terjadi perubahan yang signifikan Belanja Pegawai merupakan
komponen belanja negara yang dominan pada tahun 2019 dan 2018 Meskipun
demikian proporsi Belanja Pegawai mengalami kontraksi sebesar 319 persen (C
to C) pada tahun 2019 dan proporsi belanja transfer meningkat 399 persen
Proporsi Belanja Modal sebagai tolak ukur belanja produktif pemerintah juga
mengalami kontraksi sebesar 041 persen Hal tersebut menunjukkan belum
nampaknya peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran dengan berkurangnya
proporsi belanja produktif di tahun 2019
Belanja modal
konsolidasian
berkontribusi
sebesar 2131
persen
terhadap
total belanja
konsolidasian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 90
Grafik 55
Perbandingan Belanja Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
Sumber LKPK GFS (diolah)
53 Perhitungan Belanja konsolidasian per kapita (spending per citizen)
Perhitungan belanja konsolidasian per kapita menunjukkan seberapa besar
belanja pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang digunakan untuk
menyejahterahkan penduduknya dalam suatu daerah Semakin besar nilai
belanja konsolidasi per kapita semakin besar pula belanja yang dikeluarkan
untuk mensejahterahkan satu orang penduduk di wilayah tersebut
Tabel 52
Perhitungan Belanja per Kapita 2017-2019
Uraian 2017 2018 2019
Belanja Pusat (miliar Rp) 594972 856778 1055881
Belanja Daerah (miliar Rp) 2245848 2170984 2449151
Belanja Konsolidasi (miliar Rp) 3003403 3027762 3505032
Jumlah Penduduk (Jiwa) 4106800 4162400 4216300
Belanja Konsolidasi per kapita (Rp) 7313244 7274077 8313052
Sumber LKPK GFS BPS (diolah)
Pada tahun 2019 belanja konsolidasian per kapita provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2019 sebesar Rp831 juta Angka tersebut mengalami kenaikan
1428 persen (C to C) dibanding 2018 Peningkatan tersebut menunjukkan
semakin besar belanja yang dikeluarkan pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kalimantan Selatan Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan menjadi 7072
pada tahun 2019
Belanja
konsolidasian
per kapita
Kalsel tahun
2019 sebesar
Rp831 juta
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 91
54 SURPLUSDEFISIT KONSOLIDASIAN
a Analisis proporsikomposisi surplusdefisit
Keseimbangan umum atau surplusdefisit adalah selisih lebihkurang
antara pendapatan dan belanja daerah pada tahun anggaran yang sama Pada
anggaran pemerintah pusat cenderung terjadi surplus selama 2 tahun terakhir
Pada tahun 2019 realisasi surplus sebesar Rp13329 miliar dan mengalami
kontraksi 80 persen (C to C) dibandingkan surplus tahun 2018 sebesar Rp683
miliar Sementara itu pada anggaran pemerintah daerah terjadi defisit sebesar
Rp1756 triliun meningkat sebesar Rp171 triliun dibandingkan defisit anggaran
2018 Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menstimulus
perekonomian diwujudkan melalui serapan belanja yang terus meningkat dari
waktu ke waktu
Grafik 56
Komposisi Surplus dan Defisit Konsolidasian (dalam miliar Rp)
Sumber LKPK GFS (Diolah)
b Analisis rasio surplusdefisit terhadap PDRB
Defisit merupakan kondisi di mana belanja suatu daerah lebih besar dari
pendapatannya Rasio defisit terhadap PDRB menunjukkan seberapa besar
potensi suatu daerah dalam mengatasi kondisi defisitnya melalui pemanfaatan
sumber daya yang ada di daerahnya Peningkatan PDRB dari tahun 2016 hingga
2019 menunjukkan bahwa Provinsi Kalimantan Selatan semakin memiliki
kemampuand alam mengcover defisit yang terjadi
Realisasi
surplus
sebesar
Rp13329
miliar dan
mengalami
kontraksi 80
persen (C to
C)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 92
Grafik 57
Perkembangan Rasio SurplusDefisit KonsolidasianTerhadap PDRB KalimantanSelatan
Sumber LKPK GFS (diolah)
55 ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN FISKAL AGREGAT
Untuk mengetahui kontribusi Pemerintah pada PDRB dilakukan analisis laporan
operasional statistik keuangan pemerintah Laporan tersebut berisi ringkasan transaksi yang
berasal dari interaksi yang disepakati bersama antara unit institusi pada suatu periode
akuntansi yang mengakibatkan perubahan posisi keuangan
Tabel 53
Laporan Operasional Statistik Keuangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
2019
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
JUMLAH Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A1 Pendapatan 47026186726990
A11 Pajak 13098383955276
A12 Kontribusi sosial -
A13 Hibah 557080048016
A14 Pendapatan lain 33370722723698
A2 Beban 27580515938789
A21 Kompensasi pegawai 11394586481813
A22 Penggunaan barang dan jasa 10091169530627
A23 Konsumsi aset tetap 0
A24 Bunga 1045863360
A25 Subsidi 0
A26 Hibah 4527339901130
A27 Manfaat sosial 136413752795
A28 Beban Lainnya 1429960409064
NOB Keseimbangan operasi brutoneto 19445670788201
2016 2017 2018 2019
Surplusdefisit (Miliar Rp) (1751570) (1633208) (1516451) (1742922)
PDRB (Miliar Rp) 14609043 15918120 17193575 18073797
Rasio -1199 -1026 -882 -964
-1199 -1026
-882 -964
-1400
-1200
-1000
-800
-600
-400
-200
000
(5000000)
-
5000000
10000000
15000000
20000000
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 93
A3 Transaksi Aset Non Keuangan Neto
KODE AKUN STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH
Transaksi yang mempengaruhi kekayaan neto
A311 Aset tetap 7198012234499
A312 Persediaan 0
A313 Barang berharga 0
A314 Aset nonproduksi 271792908294
Net LendingBorrowing 11975865645408
Transaksi Aset Keuangan dan Kewajiban
a Akuisisi Neto Aset keuangan 11973848784757
Domestik 11973848784757
Luar Negeri 0
b Keterjadian Kewajiban -2016860651
Domestik -2016860651
Luar Negeri 0
PDRB 2019 180737970000000
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (G) = 21622169765235
A21+A22+A23+A27
Kontribusi belanja Pemerintah terhadap PDRB 1196
PMTB =A311 719801223449913
Kontribusi investasi Pemerintah terhadap PDRB 398
Sumber LO GFS (diolah)
Kondisi perekonomian yang cukup baik dengan pertumbuhan secara kumulatif
sebesar 502 persen serta mengingat kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap
PDRB cukup tinggi sebesar 1196 persen maka kontribusi investasi yang sebesar 398
persen lebih ditingkatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang
Salah satu cara untuk meningkatkan kontribusi investasi pemerintah adalah dengan
melakukan realokasi belanja operasi (Belanja Barangdan pegawai) menjadi belanja
investasi yang lebih produktif (Belanja Modal) Salah satu contoh dengan
pembangunan infrastruktur seperti jembatan dan jalan untuk memperlancar akses ke
sentra perekonomian setempat
Penggunaan investasi pemerintah dapat memberikan dua manfaat sekaligus
Pertama investasi dapat menjadi sarana pemerataan pembangunan antar wilayah di
Kalimantan Selatan Kedua investasi dapat digunakan sebagai alat shifting atau
pengalihan sektor ekonomi Sebagai contoh komoditas batubara merupakan sumber
daya alam yang terbatas dan diperlukan adanya sektor alternatif untuk seperti industri
pertanian perkebunan dan perikanan
la
Bab V
Checklist Dan
KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan masih didominasi oleh sektor
pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18 Potensi batubara di
Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton atau 208 cadangan batubara
nasional Sektor unggulan lainnya adalah Pertanian Kehutanan dan perikanan
Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi ladang dengan
kapasitas produksi 2019 mencapai 214 juta ton GKG Selain itu ekspor kelapa sawit
Kalsel juga menyumbang 16 dari total ekspor Kalsel
Empat sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu
sektor industri pengolahan sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi
makanan dan minuman serta sektor jasa pendidikan Apabila sektor industri
pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan kedua
sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
6
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 94
1 Pertambangan dan Penggalian
2 Pertanian Kehutanan dan perikanan
3 Industri pengolahan 4 Perdagangan besar 5 Konstruksi 6 Transportasi dan
pergudangan
Sumber BPS Prov Kalsel (2014-2019)
BAB VI
KEUNGGULAN DAN POTENSI
EKONOMI SERTA
TANTANGAN FISKAL REGIONAL
61 SEKTOR UNGGULAN DAERAH
Pertumbuhan ekonomi (PDRB) Kalimantan Selatan 2019 masih
didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian dengan share diatas 18
Grafik 61
Distribusi PDRB Kalimantan Selatan menurut Lapangan Usaha 2014-2019
Selanjutnya berdasarkan
analisia LQ terdapat 8 sektor
yang merupakan sektor
basisunggulan di Kalimantan
Selatan Namun memper-
timbangkan sumbangan
sektor terhadap besaran
PDRB hanya 2 sektor yang
menjadi unggulan
Kalimantan Selatan yaitu
Sektor pertambangan dan
Tabel 61 Hasil Analisis LQ Sektor Ekonomi
Kalimantan Selatan 2019
Sumber BPS Provinsi
Kalsel 2020
2 sektor
unggulan
Kalsel adalah
Pertambanga
n dan
Pertanian
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 95
penggalian serta Sektor Pertanian Kehutanan dan perikanan
1 Sektor Pertambangan dan Penggalian
Potensi batubara di Kalimantan Selatan adalah sebesar 1445 miliar ton
atau 208 persen cadangan batubara nasional Sebaran cadangan batubara
nasional terbesar berada di Kalimantan Timur (4796 miliar ton 69 persen)
Dengan demikian cadangan batubara Kalimatan Selatan merupakan yang
terbesar kedua Selanjutnya diikuti Kalimantan Tengah berada di urutan ketiga
(41miliar ton59persen) Kalimantan Utara (2 miliar ton29persen) dan
Kalimantan Barat (05 miliar ton07persen)
Sektor pertambangan menyumbang 1871 persen dari struktur PDRB
Kalimantan Selatan tahun 2019 Komoditas batubara menyumbang lebih kurang
80 persen dari total ekspor Kalimantan Selatan atau senilai US$ 6490 di tahun
2019 Tujuan utama batubara Kalimantan Selatan yang sebelumnya diekspor
pada tahun 2019 mulai beralih untuk memenuhi pasar domestik dengan proporsi
sekitar 60 persen
Melihat ketergantungan Kalimantan Selatan pada batubara berdasarkan
hasil kajian BPS Provinsi Kalimantan Selatan apabila penambangan batubara
dihentikan maka terdapat beberapa sektor usaha yang terkena dampak
Terdapat lima sektor usaha yaitu sektor jasa lainnya (hiburan dan rekreasi)
sektor jasa pendidikan sektor pengadaan air pengelolaan sampah dan limbah
sektor real estat dan sektor akomodasi serta makanan dan minuman
Dengan demikian apabila batubara dihentikan penambangannya maka
PDRB Kalimantan Selatan akan berkurang 2977 persen dari posisi PDRB 2019
Angka tersebut berasal dari kontribusi kelima sektor tersebut ditambah dengan
sektor pertambangan terhadap PDRB Kalimantan Selatan 2019 Melihat dampak
yang sangat signifikan dari penghentian penambangan batubara terhadap
perekonomian Kalimantan Selatan tidak rasional untuk serta merta
menghentikan penambangan batubara Langkah yang lebih tepat adalah mulai
merintis upaya pengembangan sektor usaha lain sebagai antisipasi apabila
cadangan batubara habis
2 Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan
Sektor unggulan lainnya adalah PertanianPertanian merupakan andalan
perekonomian Kalimantan Selatan terbesar kedua setelah pertambangan dan
penggalian Produksi padi Kalimantan Selatan terdiri dari padi sawah dan padi
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 96
ladang Produksi padi Kalimantan Selatan setiap tahunnya secara rata-rata
sudah mencapai 2 juta ton lebih gabah kering giling (GKG) dengan
kecenderungan mengalami kenaikan tiap tahunnya Tahun 2019 mencapai 214
juta ton GKG Tiga besar kabupaten penyumbang produksi padi Kalimantan
Selatan adalah Kabupaten Barito Kuala Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah Ketiga kabupaten ini menyuplai sekitar 44 persen dari total produksi
padi di Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru yang
memiliki karakteristik wilayah perekonomian sektor tersier ternyata juga masih
memproduksi padi Meskipun relatif kecil dibandingkan kabupaten lain nyatanya
kedua kota ini mampu berproduksi secara total sekitar 13 ribu ton lebih
Komoditas pertanian unggulan Kalimantan Selatan lainnya adalah kelapa sawit
sekaligus sebagai komoditas unggulan ekspor kedua setelah batu bara
Investasi di subsektor ini masih menjanjikan terutama untuk peningkatan
nilai tambah komoditas ini yang tidak hanya sebatas pada Crude Palm Oil (CPO)
namun produk turunannya yang nilai tambahnya lebih besar lagi Hilirisasi
industri ini selain meningkatkan nilai tambah PDRB di subkategori perkebunan
juga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak Selain komoditas
tanaman pangan dan perkebunan komoditas peternakan juga memperlihatkan
perkembangan yang relatif bagus Kalimantan Selatan memiliki komoditas ternak
besar dengan jumlah yang realtif besar pada komoditas sapi potong Kabupaten
yang merupakan produsen sapi potong terbanyak adalah Kabupaten Tanah Laut
dan Tanah Bumbu
62 SEKTOR POTENSIAL DAERAH
Berdasarkan analisis LQ atas laju pertumbuhan suatu sektor ekonomi dapat
diketahui sektor mana yang potensial untuk dikembangkan
Tabel62 Analisis LQ Sektor Potensial Kalimantan Selatan
(Sumber BPS Prov Kalsel 2014-2019)
No Sektor Ket
1 Pertanian Kehutanan dan Perikanan 080
2 Pertambangan dan Penggalian 159 Potensial
3 Industri Pengolahan 077
4 Pengadaan listrik Gas dan Produksi Es 441 Potensial
5 Pengadaan Air Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang
133 Potensial
6 Kontruksi 080
Komoditas
batubara
menyumbang
lebih kurang
80 persen dari
total ekspor
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 97
7 Perdagangan Desar dan Eceran Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
168 Potensial
8 Transportasi dan Pergudangan 080
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 108 Potensial
10 Informasi dan Komunikasi 076
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 069
12 Real Estate 106 Potensial
13 Jasa Perusahaan 072
14 Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
145 Potensial
15 Jasa Pendidikan 127 Potensial
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 086
17 Jasa Lainnya 071
Berdasarkan analisis LQ di atas terdapat 8 sektor potensial pada
Kalimantan Selatan Namun memperhitungkan sumbangan sektor terhadap
besaran PDRB serta kesulitan distribusi keluar wilayah berdasarkan kajian BPS
Provinsi Kalimantan Selatan merekomendasikan empat sektor yang berpotensi
untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan yaitu sektor industri pengolahan
sektor perdagangan dan reparasi sektor akomodasi makanan dan minuman
serta sektor jasa pendidikan Kajian BPS tersebut menggunakan economic
based approach dengan analisis LQ Shift Share MRP danTipologi Klassen
sertadengan memperhatikan RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Strategi shifting (pengalihan) sumber pertumbuhan ekonomi dari semula
pada sektor pertambangan ke sektor utama yang lain perlu diimplementasikan
Bank Indonesia menyampaikan terdapat lima sektor utama dan dua sektor
prioritas yang perlu didorong untuk shifting tersebut Lima sektor tersebut yaitu
sektor pertanian industri pengolahan perdagangan kontruksi serta transportasi
dan pergudangan Sedangkan dua sektor prioritas adalah pariwisata dan jasa
keuangan Peningkatan sektor tersebut dapat dilakukan melalui dua strategi
akselerasi yaitu hilirisasi dan penciptaan sumber pertumbuhan baru
Pengembangan industri pengolahan (Hilirisasi) tersebut harus merupakan
industri yang bergerak di bidang pengolahan hasil pertanian perkebunan
perikanan dan kelautan pengolahan hasil peternakan pengolahan hasil hutan
perabot kayu dan rotan dan pengolahan makanan dan minuman Apabila sektor
industri pengolahan dan sektor pertanian kehutanan dan perikanan disinergikan
kedua sektor tersebut menyumbang 2799 persen PDRB 2019
Strategi
shifting
(pengalihan)
sumber
pertumbuhan
ekonomi dari
semula pada
sektor
pertambangan
ke sektor
utama yang
lain perlu
diimplementasi
kan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 98
Berdasarkan hasil riset dan asesmen Bank Indonesia terdapat 3 (tiga)
industri prioritas yang dapat dikembangkan sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi baru di Kalimantan Selatan yakni Agroindustri Perikanan dan
Pariwisata serta potensi pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi digital
Pengembangan agroindustri tersebut harus disinergikan dengan industri
pendukung lainnya seperti antara biodisel dengan industri kelapa sawit Peluang
industri perikanan sangat potensial antara lain industri pembekuan dan olahan
udang dengan jenis udang Black Tiger Kondisi geografis Kalimantan Selatan
yang berupa jumlah dan panjang sungai merupakan salah satu keuntungan
untuk industri tersebut
Gambar 61 Destinasi Wisata Kalsel
Perkembangan pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan kerja
baru serta positif pada pertumbuhan ekonomi karena berpengaruh baik langsung
maupun tidak terhadap sektor lainnya beberapa destinasi wisata di kalimantan
Selatan yang potensial untung dapat dikembangkan antara lain Samber gelap di
Tanah Bumbu Loksado di HSS Kerbau Rawa di HSU Pasar Terapung di Banjar
dan Banjarmasin Riam Kanan Banjar dan destinasi lainnya Penguatan untuk
sektor pariwisat semakin terbuka dengan telah beroperasinya terminal baru
Bandara Syamsuddin Noor pada akhir tahun 2019 yang mampu menampung
jumlah penumpang hingga 7 jutatahun dibanding terminal lama yang 15 juta
penumpangtahun Beberapa rekomendasi untuk penguatan sektor pariwisata
Industri
prioritas yang
dapat
dikembangkan
sebagai sumber
pertumbuhan
ekonomi baru
di Kalimantan
Selatan yakni
Agroindustri
Perikanan dan
Pariwisata
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 99
Sumber Bank Indonesia Kalsel 2020
antara lain upaya promosi wisata yang lebih gencar dengan memanfaatkan
media sosial travel blogger maupun website kementerian pariwisata
pengemasan melalui paket wisata yang menarik dan mempermudah calon
wisatawan penguatan branding wisata melalui pembenahan unsur 3A (atraksi
aksesabilitas dan amenitas) sinkronisasi program wisata yang terpadu antara
pemerintah pusat provinsi dan kabupatenkota mendorong tumbuhnya usaha di
bidang pariwisata baik mikro kecil maupun menengah serta penciptaan karakter
kiat budaya Kalimantan Selatan melalui dekorasi image buliding di beberapa titik
strategis maupun entry point seperti Bandara pelabuhan dan perbatasan antar
wilayah
Gambar 62 Potensi Ekonomi Syariah
Selain beberapa
sektor di atas terdapat sumber
baru lainnya untuk pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Selatan
yaitu pengembangan ekonomi
syariah Dengan jumlah
penduduk muslim yang mencapai
967persen jumlah pesantren
yang lebih dari 242 serta event
keagamaan yang berskala nasionalmancanegara menjadi modal besar untuk
pengembangan ekonomi syariah Peluang pengembangan ekonomi syariah
juga didukung oleh besarnya potensi ekonomi syariah secara global pesatnya
pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah global majunya tahap
pengembangan ekonomi syariah di negara lain serta beragam madzhab fiqih
sebagai landasan hukum ekonomi syariah Beberapa hal yang menghambat
perkembangan ekonomi syariah saat ini adalah tingkat pemahaman ekonomi
syariah oleh masyarakat yang masih rendah belum matangnya strategi
ekonomi syariah secara nasional maupun regional serta tingkat pemanfaatan
Zakat Infak Sedekah dan Wakaf (ZISWAF) yang belum optimal ke sektor
produktif Beberapa strategi yang dapat diambil antara lain pemberdayaan
ekonomi syariah melalui penguatan pemahaman kepada masyarakat maupun
pelaku usaha syariah pendalaman pasar keuangan syariah melalui
peningkatan kualitas SDM dan teknologi pendukung ekonomi syariah
Sumber baru
lainnya untuk
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan
Selatan yaitu
pengembanga
n ekonomi
syariah
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 100
Sumber Bank Indonesia Kalsel
2020
Grafik 62 Transaksi e-Commerce dan Transportasi Online Kalimantan
Selatan
Sementara itu pengembangan ekonomi
digital merupakan suatu keniscayaan di
tengah era industri 40 Ekonomi digital didefinisikan sebagai penggabungan
beberapa teknologi multiguna dengan berbagai kegiatan ekonomi dan sosial
yang dilakukan melalui teknologi internet dan teknologi lainnya Perkembangan
ekonomi digital di Kalimantan Selatan yang dilihat dari transaksi e-commerce
dan transportasi online menunjukkan perkembangan yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
laju pertumbuhan ekonomi digital tersebut antara lain kompetisi yang semakin
ketat kesulitan memenuhi target produksi mahalnya biaya logistik kualitas
internet yang kurang stabil dan pembayaran tidak diterima langsung
Strategi yang bisa dilakukan pemerintah adalah edukasi SDM dan
pendampingan dalam bidang teknologi produksi maupun teknologi internet dan
bantuan promosi antara lain melalui event wisata
63 TANTANGAN FISKAL REGIONAL DALAM MENDORONG POTENSI
EKONOMI DAERAH
131 Tantangan Fiskal Pemerintah Pusat
Postur pembiayaan pembangunan regional saat ini khususnya untuk
infrastruktur masih tergantung dari APBNAPBD Dalam mendukung
perekonomian regional terkait dengan sektor unggulan dan potensial di
Kalimantan Selatan sebagaimana tersebut di atas pemerintah melalui belanja
pemerintah pusat telah mengalokasikan anggaran Pada tahun 2019 alokasi
anggaran sesuai fungsi sebagai berikut
Perkembanga
n ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
meningkat
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 101
Grafik 63 Pagu dan realisasi belanja APBN per Fungsi Kalimantan Selatan
TA 2019
Terlihat dari grafik di atas alokasi fungsi ekonomi cukup dominan 33persen
dari alokasi belanja di Kalimantan Selatan Dalam fungsi ekonomi ini tercakup
alokasi belanja untuk mendukung kegiatan ekonomi regional seperti kontruksi
pendukung transportasi jalan raya air dan udara pertanian kehutana
perikanan dan kelautan industri dan sebagainyaSementara itu fungsi pariwisata
merupakan fungsi yang mendapatkan alokasi terkecil dengan alokasi Rp19
miliar (002persen) dari alokasi belanja total
Pada tahun 2019 beberapa programproyek strategis yang mendukung
pengembangan sektor potensial antara lain adalah Proyek Bendungan Tapin dan
Proyek Optimasi Lahan 200 ribu hektar Proyek strategis tersebut dinilai sebagai
kebijakan fiskal yang sangat mendukung peningkatan sektor unggulan dan
potensial di Kalimantan sebagai pengalihan sektor pertambangan
1 Proyek Bendungan Tapin
Grafik 64 Alokasi dan realisasi Bendungan Tapin TA 2014-2020
Sumber GFS Kalimantan Selatan 2019 (diolah)
Sumber RPA Kanwil DJPb Kalsel 2019 Aplikasi MEBE 2020 (diolah)
Ekonomi
digital di
Kalimantan
Selatan terus
berkembang
dari tahun ke
tahun
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 102
Alokasi belanja untuk pembangunan bendungan Tapin dari tahun 2016-
2019 sebesar Rp117 triliun dengan realisasi sebesar Rp108 triliun (921persen)
Ditambah alokasi pada TA 2020 sebesar Rp297 miliar maka alokasi total
sebesar Rp147triliun
Secara teknis bendungan Tapin akan mempunyai luas genangan 623 ha lahan
dengan kapasitas air mencapai 5677 juta m3 Bendungan Tapin dimaksudkan
untuk memenuhi beberapa manfaat ekonomi antara lain
1 Sebagai sumber air untuk daerah irigasi di Kabupaten Tapin seluas + 5472
ha Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga
kerja di Kabupaten Tapin yaitu sebesar 5636persen Sebagian besar
masyarakat Tapin menjadikan pertanian sebagai sumber penghidupan utama
Dengan ketersediaan sumber daya air untuk pertanian ini diharapkan dapat
menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di
sektor pertanianDaerah Irigasi Tapin mempunyai potensi irigasi seluas plusmn
5472 Ha dengan perincian 3055 ha daerah irigasi teknis dan 2417 ha
daerah irigasi yang belum dikembangkan Dari 3055 ha sawah beririgasi
teknis tersebut yang mendapatkan air irigasi secara kontinyu seluas 1606 ha
saja sedang sisanya seluas plusmn 1449 ha belum bisa diairi karena keterbatasan
jumlah air yang bisa di suplai Saat ini daerah irigasi Tapin hanya dialiri dari
Bendung Linuh yang terletak di Sungai Tapin yang letaknya dihilir lokasi
Bendungan Tapin
2 Sebagai instrumen reduksi atau pengendali banjir mencapai 107 m3detik
Keberadaan Bendungan Tapin membuat pengendalian banjir lebih efektif
karena bendungan akan menampung tumpahan air saat musim penghujan
sebagai cadangan air sehingga volume air yang melimpah dapat dikendalikan
dan mencegah terjadinya banjir
3 Suplai air baku dengan kapasitas hingga 500 literdetik yang dapat
dimafaatkan oleh masyarakat Kab TapinHal ini mengingat pada tahun 2015
jumlah masyarakat Kab Tapin yang telah menikmati fasilitas air minum baru
sekitar 32919 keluarga (189persen) Diharapkan dengan selesainya
Bendungan Tapin Pemda Tapin dapat menyediakan kebutuhan air bersih
bagi masyarakat lainnya
Secara teknis
bendungan
Tapin akan
mempunyai
luas genangan
623 ha lahan
dengan
kapasitas air
mencapai
5677 juta m3
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 103
4 Potensi energi listrik sebesar 33 MW yang dapat meringankan beban
penyediaan listrik dari pembangkit listrik yang telah ada sebelumnya seperti
PLTA Riam Kanan dan PLTU Asam asam
5 Pengembangan potensi budidaya ikan air tawar sebagaimana pada beberapa
bendungan lainnya di wilayah Kalimantan atau Indonesia
6 Pengembangan potensi pariwisata dan olah raga melalui kerjasama dengan
pemerintah daerah atau pihak swasta Nantinya Bendungan Tapin dapat
dikembangkan sebagai salah satu objek pariwisata di Kalimantan Selatan
khususnya Kabupaten Tapin Potensi ini cukup tinggi mengingat bendungan
Tapin terletak di daerah pegunungan dengan panorama yang cukup indah
Untuk tujuan ini perlu didukung dengan penyediaan sarana jalan yang
memadai
Bendungan Tapin saat ini masih dalam tahap pelaksanaan (on going) dan
diperkirakan pada akhir tahun 2020 dapat segera difungsikan Kendala
utamayang dihadapi adalah masalah pembebasan lahan untuk proyek yang
belum tuntas sehingga pelaksanaan konstruksi pada tahun 2019 tidak dapat
dijalankan (relisasi hanya 554persen)
2 Proyek Optimasi Lahan 200000 Hektar
Optimasi lahan merupakan usaha meningkatkan Indeks Pertanaman (IP)
dan produktifitas melalui penyediaan sarana produksi pupukkapur dan
pengolahan tanah Proyek ini didesain untuk mengatasi permasalahan
kekurangan lahan atau lahan yang kurang cocok seperti tanah rawa menjadi
lahan pertanian yang produktif Pasca peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Tahun 2018 di Kalimantan Selatan pemerintah menargetkan program optimasi
lahan seluas 500 ribuhektar (Ha) yang terbagi pada 3 provinsi yaitu Sumatera
Selatan Kalimantan Selatan dan LampungKalimantan Selatan sendiri mendapat
target 200 Ha yang akan dialokasikan dalam 3 tahun anggaran mendatang
Berdasarkan data MEBE alokasi anggaran untuk proyek dimaksud dapat dilihat
pada grafik di bawah ini
Grafik 65 Alokasi Anggaran realisasi dan Target Output Proyek
Optimasi Lahan Kalimantan Selatan TA 2018-2020
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 104
Sumber Aplikasi MEBE2020
(diolah)
Alokasi belanja optimasi lahan tahun 2019 melonjak hampir 12 kali lipat
dari alokasi tahun sebelumnya Demikian juga target output lahan optimasi dari
semula 11 ribu hektar menjadi 120 ribu hektar Kemudian pada tahun 2020
menurun kembali Proyek percontohan optimasi lahan di Desa Jejangkit Kab
Barito Kuala telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan rawa Demikian
pula dampak ekonomi lainnya seperti integrasi dengan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan Disamping itu proyek pelaksanaan optimasi yang
menggunakan alat berat memerlukan dukungan infrastruktur berupa jalan yang
memadai sehingga lokasi proyek optimasi dibangun jalan yang pada akhirnya
berdampak pula terhadap aksesibilitas wilayah
Namun demikian terdapat kendala pada program tersebut antara lain
kekurangan alat berat keterbatasan sumber daya manusia dan konsistensi
penganggaran sesuai komitmen Berdasarkan data alokasi dan target di atas
sampai tahun 2020 di Kalsel baru teralokasikan untuk 143 ribu hektar
(715persen) dari target 200 ribu hektar Diharapkan pemerintah pusat melalui
Kementerian Pertanian komitmen terhadap target yang telah ditetapkan melalui
alokasi anggaran yang konsisten sehingga program tidak hanya sekedar
penggalan tugas dan program sektoral
Melalui dua program yang strategis di atas diharapkan kontribusi sektor
pertanian yang merupakan sektor kedua terbesar dalam PDRB Kalimantan
Selatan akan semakin meningkat Secara tidak langsung kedua proyek tersebut
juga berdampak pada peningkatan infrastruktur yang dapat menunjang
peningkatan sektor pariwisata
Alokasi
belanja
optimasi
lahan tahun
2019 melonjak
hampir 12 kali
lipat dari
alokasi tahun
sebelumnya
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 105
132 Tantangan Fiskal pemerintah Daerah
Tantangan Fiskal Pemerintah daerah dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu sisi
pendapatan dan sisi belanja
a Dari sisi pendapatan tantangan utama adalah peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Peningkatan PAD merupakan kunci dari peningkatan
kapasitas fiskal daerah yang pada ujungnya meningkatkan kemampuan dan
ketersediaan fiskal untuk melaksanakan pembangunan pada sektor yang
diharapkan Berdasarkan data konsolidasi APBD rasio PAD terhadap total
pendapatan pemda berkisar antara 421-2678 persen Kota Banjarbaru
merupakan pemda dengan rasio PAD terkecil sedangkan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan pemda dengan rasio PAD terbesar
Oleh karena itu pemerintah Provinsikabupatenkota perlu melakukan kerja
sama antara lain dengan Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan
kapasitas aparatur pemda dalam pengelolaan pajakretribusi daerah maupun
kerjasama lainnya (pertukaran data)
b Dari sisi belanja
- upaya mengurangi defisit fiskal pemda dapat dilakukan melalui efisiensi
belanja daerah Postur belanja APBD se Kalimantan Selatan masih
didominasi belanja pegawai (36persen) diikuti belanja barang (33persen)
belanja modal (26persen) dan belanja lainnya (5persen) Efisiensi belanja
dapat dilakukan melalui penghematan belanja barang contoh perjalanan
dinas Efisiensi dapat dilakukan dengan metode spending reviu seperti
yang dilakukan atas belanja pada KementerianLembaga Hasil efisiensi
ini selanjutnya dialokasikan untuk pembiayaan proyek yang mendukung
sektor potensial seperti pariwisata
- tantangan lainnya adalah peningkatan alokasi fiskal APBD pada sektor
potensial di Kalimantan Selatan dimana tujuannya adalah untuk
mengembangkan daya saing ekonomi Kalimantan Selatan Pada tahun
2019 alokasi fiskal tersebut diwujudkan dalam rangka Misi 5 Pemerintah
Daerah Kalimantan Selatan tahun 2019 yaitu Mengembangkan Daya
Saing Ekonomi daerah yang Berbasis Sumber Daya Lokal dengan
Memperhatikan Kelestarian Lingkungan Pada misi tersebut terdapat 3
sasaran yang terkait dengan sektor yang potensial yaitu sasaran 2
Tantangan
Fiskal
diuraikan
dalam dua
bagian yaitu
sisi
pendapatan
(peningkatan
PAD) dan
belanja
(mengurangi
defisit)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 106
Meningkatnya Kontribusi Sektor Pertanian dan sasaran 4 Meningkatnya
Kontribusi Sektor Pariwisata
Tabel 63 Sasaran Indikator Target dan Alokasi Belanja Pendukung
Sektor Potensial Kalsel TA 2019
No Sasaran Indikator Kinerja Target
Kinerja Alokasi APBD
1
Meningkatnya
Kontribusi Sektor
Pertanian
LPE Pertanian 315persen
Rp519 miliar
LPE Pertanian tanaman
Pangan 275persen
LPE Peternakan 847
LPE Peikanan 83
LPE Perkebunan 471
Kontribusi PDRB Sektor
kehutanan 054
2
Meningkatnya
kontribusi Sektor
pariwisata
Peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan 1463570 Rp80 miliar
Sumber RKPD Kalsel 2019 dan GFS Kalsel 2019
Dari sisi belanja APBD untuk pengembangan sektor ekonomi potensial
secara tersirat baru mencakup untuk 2 sektor yaitu pertanian kehutanan dan
perikanan dan sektor pariwisataUntuk sektor industri pengolahan perdagangan
besar dan eceran kontruksi serta transportasi dan pergudangan belum tersirat
secara jelas Demikian juga pengembangan ekonomi syariah dan ekonomi
digital Alokasi APBD agregat di Kalimantan Selatan masih cukup kecil dalam
pengembangan sektor potensial yang diharapkan Hal ini sangat erat kaitannya
dengan kapasitas fiskal yang masih terbatas Kiranya pemerintah daerah di
Kalimantan Selatan bersama dengan komponen lembaga negara lainnya seperti
Bank Indonesia OJK Kementerian Keuangan Kementerian teknis terkait
akademisi dan Lembaga non pemerintah untuk bersama-sama merumuskan dan
membuat kebijakan konkret terkait pengembangan ekonomi Kalsel di masa
mendatang sebagai pengalihan ketergantungan sektor pertambangan
133 Sinkronisasi Kebijakan Fiskal Pusat dan Daerah
Kebijakan fiskal pemerintah pusat dan daerah di suatu lingkungan regional
haruslah selaras dalam artian saling mendukung namun tidak tumpang tindih
Hal ini dimaksudkan agar dampak yang diharapkan dari suatu kegiatan yang
dialokasikan anggarannya lebih optimal Realisasi atas alokasi fiskal dalam
Pemerintah
Daerah dan
lembaga negara
harus
bersinergi
merumuskan
dan kebijakan
konkrit
pengembangan
ekonomi
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 107
Sumber GFS 2019 dan MEBE 2020 (diolah)
mendukung mendukung sektor unggulanpotensial di Kalimantan Selatan dapat
tercermin pada alokasi fungsi ekonomi dan pariwisata
Realisasi anggaran Fungsi ekonomi tahun 2018 pada APBN sebesar Rp26
triliun (66) jika dibandingkan dengan alokasi pada APBD sebesar Rp135 triliun
(34persen) Selanjutnya tahun 2019 realisasi pada APBN mencapai Rp287
triliun (72persen) sementara pada APBD sebesar Rp111 trilun (28persen) Hal
ini disebabkan dalam pembangunan infrastruktur berskala besar khususnya yang
merupakan program Prioritas Nasional (PN) pendanaan dilakukan melalui KL
seperti proyek Bendungan Tapin dan Optimasi Lahan Sementara APBD
mengalokasikan untuk pembangunan sarana penunjang seperti program
pengelolaan lahan gambut seluas 1000 ha untuk mendukung proyek optimasi
lahan Demikian juga pada proyek Bendungan Tapin alokasi APBD dilakukan
sebagai pendukung berupa pembangunanpeningkatan sarana jalan dan
jembatan baik dari DAK maupun APBD murni
Dalam mendorong sumber pertumbuhan baru Pemerintah Kalimantan
Selatan telah menetapkan dua kawasan industri PSN sebagai Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK)yaitu KEK Batulicin Kab Tanah Bumbu dan KEK Jorong di Kab
Tanah Laut Namun demikian baik dalam APBN maupun APBD tahun 2019
belum teralokasi pendanaan untuk pengembangan kawasan dimaksud Ke
depan diharapkan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan agar menyusun grand
design industrialisasi yang mantap dan kuat Selanjutnya berkoordinasi dengan
pemerintah pusat terkait pendanaan dan secara internal di daerah bersinergi
dengan sektor privat untuk merealisasikan KEK tersebut
Grafik 66 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Ekonomi Tahun 2018-2019
2018 2019
Realisasi
anggaran Fungsi
ekonomi tahun
2018 pada APBN
sebesar Rp26
triliun (66) jika
dibandingkan
dengan alokasi
pada APBD
sebesar Rp135
triliun
(34persen)
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 108
Sumber GFS 2019
dan MEBE 2020
(diolah)
Pada fungsi pariwisata terlihat bahwa alokasi APBD mendominasi hampir
seluruh alokasi anggaran Alokasi APBN pada tahun 2018 sebesar Rp24 miliar
jauh lebih kecil dibandingkan alokasi APBN yang mencapai Rp286 miliar
Demikian juga pada tahun 2019 alokasi APBN sebesar Rp18 miliar dan APBD
sebesar Rp80 miliarAlokasi APBN melalui dana dekonsentrasi digunakan untuk
pendanaan kegiatan partisipasi daerah pada event promosi pariwisata dan
sertifikasi SDM bidang pariwisata Pada APBD juga terdapat kegiatan yang sama
untuk promosi event pariwisata Hal ini dikhawatirkan terjadi duplikasi kegiatan
sehingga sebaiknya kegiatan promosi dialokasikan dalam APBD saja
Pendanaan dari APBN dilakukan melalui DAK Fisik dan DAK Non Fisik
Selanjutnya selain untuk kegiatan promosi wisata alokasi dana yang cukup juga
harus dilakukan untuk penataanpeningkatan destinasi wisata unggulan di Kalsel
sebagaimana disebutkan di atas Selain pendanaan secara langsung penataan
juga dapat dilakukan melalui skema kerjasama dengan investor Hal ini sebagai
tindak lanjut kemanfaatan setelah beroperasinya Terminal Baru Bandara
Syamsuddin Noor
2018 2019
Grafik 67 Perbandingan Realisasi Alokasi Fiskal Pusat dan Derah pada
Fungsi Pariwisata Tahun 2018-2019
la
Bab V
Checklist Dan
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI DAN KONVERGENSI PROGRAM
PENANGANAN STUNTING DI KALIMANTAN
SELATANrdquo
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu rendah
akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia
mencapai 372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey
baseline tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan
adanya program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan dengan
alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi Kalimantan
Selatan sebesar Rp4153 miliar
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan dilaksanakan oleh 8
KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian Kementerian Agama
Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM BKKBN dan BPS
7
5
4
a
b
V
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 109
BAB VII
ANALISIS TEMATIK
ldquoSINERGI amp KONVERGENSI
PROGRAM PENANGANAN
STUNTING
DI KALIMANTAN SELATANrdquo
71 Pendahuluan
Stunting merupakan suatu kondisi di mana tinggi badan anak yang terlalu
rendah akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama atau asupan makanan
yang tidak sesuai kebutuhan gizi WHO mendefinisikan stunting berdasarkan
umur adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (lt -
2SD) dari tabel status gizi WHO child growth standard (WHO2012) Penyebab
terjadinya Stunting dipengaruhi antara lain oleh faktor maternal berupa nutrisi
yang kurang pada saat prekonsepsi kehamilan dan laktasi tinggi badan ibu
yang rendah kehamilan pada usia remaja dan kesehatan mental Faktor
lingkungan rumah berupa sanitasi akses air sehat ketersediaan pangan yang
kurang dan edukasi yang rendah Stunting dapat memberikan dampak berupa
peningkatan mortalitas dan morbiditas penurunan kemampuan kognitif dan
motorik dan gangguan metabolik pada saat dewasa
Pembangunan Bidang Kesehatan merupakan indikator yang sangat penting
dalam mewujudkan Pembangunan Manusia yang berkualitas Manusia yang
berkualitas memiliki karakteristik yang sehat cerdas adaptif kreatif inovatif
terampil dan bermartabat Dalam membentuk karakter tersebut sinergi
Pemerintah dan pihak terkait sangat diperlukan melalui berbagai layanan dasar
dan perlindungan sosial Pendidikan dan kesehatan merupakan faktor yang
sangat fundamental dalam mencapai sasaran pembangunan manusia yang
berkualitas
711 Stunting di Indonesia
Pada tahun 2013 Prevalensi Stunting pada Balita Indonesia mencapai
372 persen Angka tersebut turun menjadi 308 persen pada survey baseline
tahun 2018 Penurunan angka tersebut diharapkan terus terjadi dengan adanya
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 110
program prioritas percepatan perbaikan gizi masyarakat Program perbaikan
gizi tersebut dilakukan dalam beberapa intervensi Gizi Spesifik
Grafik 71
Prevalensi Balita Stunting di Indonesia
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Pada kelompok sasaran 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) Pemerintah
memberi makanan tambahan bagi ibu hamil dari kelompok miskinKurang Energi
Kronik (KEK) dan pemberian suplemen tablet tambah darah Bagi ibu menyusui
Pemerintah memberikan promosi konseling menyusui Pemberian Makan Bayi dan
Anak (PMBA) Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak kurus serta
pemantauan dan promosi pertumbuhan (Bappenas)
1 Kebijakan Penanganan Stunting Di Provinsi Kalimantan Selatan
Salah satu misi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021 adalah
mengembangkan sumber daya manusia yang agamis sehat cerdas dan terampil
Sasaran yang ingin dicapai Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Bidang
Kesehatan adalah terpenuhinya target beberapa indikator di tahun 2020 Indikator
tersebut antara lain Angka Harapan Hidup 6928 Penurunan prevalensi Stunting
menjadi 32 Penurunan Angka Kematian Ibu menjadi 105 dan Angka Kematian
Bayi menjadi 10 Angka Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Selatan
mencapai 4424 persen dan menduduki peringkat 3 terbawah se-Indonesia Angka
tersebut turun pada tahun 2018 menjadi 3308 persen Pada tahun 2018 Kota
275 372
517
177
308
426
0
10
20
30
40
50
60
DK
I Jaka
rta
DI Y
ogyakart
a
Ba
li
Ke
pula
uan R
iau
Ba
ngka B
elit
un
g
Su
law
esi U
tara
Ba
nte
n
Ka
limanta
n U
tara
Lam
pung
Ria
u
Pa
pua B
ara
t
Be
ngkulu
Su
law
esi T
enggara
Ka
limanta
n T
imur
Su
mate
ra B
ara
t
Jam
bi
IND
ON
ES
IA
Jaw
a B
ara
t
Jaw
a T
engah
Malu
ku U
tara
Su
mate
ra S
ela
tan
Su
mate
ra U
tara
Su
law
esi T
engah
Goro
nta
lo
Jaw
a T
imur
Pa
pua
Ka
limanta
n S
ela
tan
Ka
limanta
n B
ara
t
Nusa T
enggara
Bara
t
Malu
ku
Ka
limanta
n T
engah
Su
law
esi S
ela
tan
Aceh
Su
law
esi B
ara
t
Nusa T
enggara
hellip
2013 2018
442
3308
Pembangunan
Bidang
Kesehatan
merupakan
indikator yang
sangat penting
dalam
mewujudkan
Pembangunan
Manusia yang
berkualitas
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 111
Banjarbaru memperoleh capaian tertinggi angka prevalensi sebesar 3973 persen
dan Kab Tanah Bumbu memperoleh capaian terendah sebesar 2855 persen
Grafik 72
Prevalensi Stunting per KabKota Provinsi Kalimantan Selatan 2013 dan
2018
Sumber Dinas Kesehatan Prov Kalimantan Selatan
Kebijakan Pemerintah dalam mengurangi angka prevalensi stunting adalah
membentuk Tim Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting (KP2S) di Provinsi
Kalimantan Selatan Tim tersebut beranggotakan Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa (PMD) Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (P3A) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Kalimantan
Selatan Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh tim KP2S Provinsi Kalimantan
Selatan antara lain
Deklarasi Ibu Hamil bersama 2053 Ibu Hamil se-Kalimantan Selatan
Taman Edukasi Banua
Pekan ASI Sedunia
Edukasi Sajian ldquoIsi Piringkurdquo
Kampanye Cegah Stunting
Seminar Sadar Stunting
Komitmen KP2S
3403
4464
5603
4265 4532
4985 4764 4815
3985 4424
5171
3579
4788 4493
3973 3961 3774 3622 3604 3506 3412 3345 3323 3308 3244 2875 2855 2855
0
10
20
30
40
50
60
2013 2018
Pemerintah
membentuk
Tim KP2S
untuk
mengurangi
prevalensi
stunting
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 112
Rekrutmen Ahli Gizi
Penyuluhan Cegah Nikah Usia Anak
Selain itu Pemerintah juga menyelenggarakan beberapa program sebagai berikut
a Penguatan Peran dan Fungsi Kelembagaan Pokjanal Posyandu (Fokus 1000
HPK)
Kegiatan tersebut merupakan sinergi Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala
Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan untuk meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) melalui Revitalisasi Posyandu Kegiatan penguatan peran dan fungsi
Posyandu terdiri dari
Pembinaan teknis terpadu penyelenggaraan Posyandu
Orientasi kader Posyandu- Penurunan Stunting
Peningkatan pengembangan sarana dan prasarana pemantauan
pertumbuhan Balita di Posyandu dan Pendidikan Anak Usia Dini
Stimulan pemberian makanan tambahan
Percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
Peningkatan Bina Keluarga Balita (BKB)
b Kebijakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
Berdasarkan instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 GERMAS adalah
suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaKran kemauan dan
kemampuan berperilaku hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidup
Tabel 71
Pelaksanaan GERMAS Lintas Sektor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
No SKPD JENIS KEGIATAN SASARAN TARGET
1 Dinas Kelautan dan Perikanan
Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) Pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan
Masyarakat (sasaran potensial anak usia sekolah dan ibu hamil) Hasil Perikanan
2 Dinas Kehutanan Rimbawan (Aktifitas fisik menjelajahi hutan lindung)
Masyarakat dan ASN
3 Dinas Ketahanan Pangan Penganekaragaman pangan Makanan lokal bergizi tinggi
Revitalisasi
Posyandu dan
Gerakan
Masyarakat
Hidup Sehat
adalah
program
penanganan
stunting di
Kalimantan
Selatan
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 113
4 Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Penyediaan Sarana Produksi Sayuran dan Tanaman Obat Penyediaan Sarana Produksi Buah dan Tanaman Hias Pengawasan mutu pangan segar Fasilitas pemanfaatan pekarangan
Produksi sayuran Produksi buah Tanaman pangan Pekarangan
5 Dinas Pemuda dan Olahraga Memasyarakatkan olahraga rekreasi Kampanye Gemar Olahraga
Siswa dan guru Masyarakat
6 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Penguatan UKS Penerapan Kawasan Tanpa Rokok Penyediaan sanitasi sekolah
Siswa dan guru
7 Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Fasilitas penyediaan sarana aktifitas fisik di kawasan permukiman dan fasilitas umum
Pemukiman
8 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Fasilitas penyediaan air bersih dan sanitasi dasar pada fasilitas umum
Masyarakat
9 Dinas Perdagangan Pengawasan terhadap peredaran dan penjualan produk tembakau dan alkohol
Tembakau dan Alkohol
10 Dinas Lingkungan Hidup Pembuatan bank sampah Masyarakat
11 Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Promosi penggerakan perempuan Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular (IVA Test)
Perempuan
12 Tim Penggerak PKK Mengembangkan menu B2SA (Beragam Bergizi Seimbang dan Aman)
Ibu Rumah Tangga
Sumber Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2 Peran Pemerintah dalam Konvergensi Program Penanganan Stunting
a Belanja KL
Belanja KL untuk penanganan stunting di Kalimantan Selatan
dilaksanakan oleh 8 KL yaitu Kementerian Kesehatan Kementerian Pertanian
Kementerian Agama Kementerian Sosial Kementerian PUPR Badan POM
BKKBN dan BPS Masing-masing KL memiliki program dan kegiatan pada DIPA
untuk bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Stunting Program
penanganan stunting dititikberatkan pada upaya pencegahan dan edukasi
kepada masyarakat khususnya ibu hamil sejak mengandung hingga 2 tahun usia
anak Pada Kementerian Kesehatan program alokasi tertinggi pada promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dengan total alokasi Rp353 miliar
dan terealisasi sebesar Rp318 miliar Di samping itu Program Kementerian
PUPR dengan alokasi terbesar adalah pengaturan pembinaan pengawasan dan
pelaksanaan pengembangan sanitasi dan persampahan dengan alokasi sebesar
Rp6512 miliar dan terealisasi sebesar Rp6171 miliar Rincian program dan
Program
Kemenkes
dengan
alokasi
tertinggi
pada
promosi
kesehatan
dan
pemberdaya
an
masyarakat
dengan total
alokasi
Rp353
miliar
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 114
kegiatan dalam rangka sinergi pemerintah dalam penanganan stunting tercantum
dalam lampiran 6
b Alokasi DAK Fisik
Subbidang Penurunan Stunting
Program Pemerintah dalam mengurangi risiko terjadi stunting diwujudkan
dengan alokasi dana berupa DAK Fisik subbidang Penurunan stunting di Provinsi
Kalimantan Selatan sebesar Rp4153 miliar Nilai Distribusi Penyaluran DAK
Fisik di tahun 2019 sangat rendah yaitu hanya mencapai Rp1519 miliar atau
365 persen dari total alokasi pagu Rendahnya pencapaian realisasi penyaluran
DAK Fisik subbidang Penurunan stunting disebabkan antara lain petunjuk teknis
dari Kementerian yang terlambat ketidaktersediaan barang dalam e-katalog
Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah dengan angka stanting tertinggi di
Provinsi Kalimantan Selatan sehingga menjadi salah satu Kabupaten yang
menjadi lokasi prioritas Nasional pada penurunan prevalensi stunting Provinsi
Kalimantan Selatandan teralokasi pagu tertinggi pada DAK Fisik subbidang
Penurunan stunting sebesar Rp884 miliar
Gambar 71
Peta Prioritas Penurunan Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan
Tabel 72
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Penurunan Stunting
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 962530000 192497400 20
BANJAR 3934145000 2360487000 60
Rendahnya
realisasi
DAK Fisik
subbidang
Penurunan
stunting
disebabkan
petunjuk
teknis dari
Kementerian
yang
terlambat
ketidakterse
diaan barang
dalam e-
katalog
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 115
BARITO KUALA 2137720000 257250050 20
HULU SUNGAI SELATAN 1469455000 440836500 20
HULU SUNGAI TENGAH 1698320000 335035650 20
HULU SUNGAI UTARA 2899995000 572181175 20
KOTABARU 2534320000 963867272 60
TABALONG 1694615000 338610170 0
TANAH BUMBU 8839995000 3630865022 4728
TANAH LAUT 2392405000 365734500 20
TAPIN 1265370000 252941370 20
KALIMANTAN SELATAN 5026735000 2045554950 40
BANJARBARU 1820015000 603935950 4811
BANJARMASIN 4856740000 2838816579 60
Grand Total 41532360000 15198613588
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Sanitasi
Salah satu penyebab stunting adalah lingkungan yang tidak sehat termasuk
kondisi sanitasi yang buruk Sebagian besar (66 persen) tempat pembuangan
akhir rumah tangga di Indonesia menggunakan tanki septic Namun masih
terdapat rumah tangga di Indonesia khususnya di wilayah Provinsi Kalimantan
Selatan yang pembuangannya melalui sungai
Pemerintah telah memberikan alokasi DAK Fisik subbidang Sanitasi untuk
Provinsi Kalimantan Selatan dengan total alokasi Rp24809 miliar dan telah
terdistribusi sebesar Rp9061 miliar Alokasi tertinggi adalah Kabupaten Hulu
Sungai Selatan sebesar Rp3834 miliar
Tabel 73
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Sanitasi
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 11709085000 4566543150 3935
BANJAR 29669145000 11556051550 3597
BARITO KUALA 17500000000 6553500000 3893
HULU SUNGAI SELATAN 38340940000 14952965700 4087
HULU SUNGAI TENGAH 21825895000 8489060049 3550
HULU SUNGAI UTARA 23255030000 8119455700 2880
KOTABARU 9500000000 3705000000 4095
TABALONG 600000000 120000000 600
TANAH BUMBU 24183100000 8475409000 2814
TANAH LAUT 13524455000 5274537440 4430
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 116
TAPIN 21134945000 8242628550 4023
BANJARBARU 25131060000 9784270400 3569
BANJARMASIN 11720940000 774385000 216
Grand Total 248094595000 90613806539
Sumber OMSPAN (diolah)
Subbidang Air Minum
Alokasi DAK Fisik Subbidang Air Minum di Provinsi Kalimantan Selatan
sebesar Rp28623 miliar dan telah terdistribusi sebesar Rp9790 miliar Kab
Balangan memperoleh alokasi terbesar yaitu Rp4285 miliar dengan rata-rata
capaian output sebesar 4550 persen Penyaluran DAK Fisik subbidang air
minum diharapkan mampu memberikan kemudahan masyarakat dalam
mengakses air bersih sehingga mengurangi risiko terjangkitnya beberapa
penyakit termasuk kemungkinan bayi terlahir stunting
Tabel 74
Penyaluran DAK Fisik 2019 Subbidang Air Minum
PEMDA PAGU DISTRIBUSI
PENYALURAN
Rata-Rata Capaian
Output ()
BALANGAN 42853130000 15504967913 4550
BANJAR 14770080000 4874126400 4581
BARITO KUALA 29859640000 11480047600 3949
HULU SUNGAI SELATAN 19163080000 7463231100 3914
HULU SUNGAI TENGAH 30351445000 5539350037 1668
HULU SUNGAI UTARA 16433650000 6291451500 3495
KOTABARU 14515700000 4782101000 2974
TABALONG 20194840000 6170201688 2300
TANAH BUMBU 26336900000 9462611113 3940
TANAH LAUT 23372115000 8890544975 4091
TAPIN 31586990000 12239514350 3941
BANJARBARU 12583630000 4703039700 3480
BANJARMASIN 4207340000 502256000 2000
Grand Total 286228540000 97903443376
Sumber OMSPAN (diolah)
la
Bab V
Checklist Dan
PENUTUP
APBN sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menstimulus pertumbuhan
harus dilaksanakan dengan tepat Dalam rangka mewujudkan APBN 2019 untuk
Mendorong Investasi dan Daya Saing melalui pembangunan SDM pemerintah
cenderung memilih kebijakan Procyclical Sebagai akibatnya dilakukan efisiensi
belanja yang tidak mendesak dan lebih difokuskan untuk pembangunan
infrastruktur pengurangan kemiskinan dan pengangguran serta pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
Kontribusi belanja modal pemerintah sebagai instrumen APBN maupun APBD untuk
pembangunan infrastruktur diharapkan lebih meningkat seiring dengan Provinsi
Kalimantan Selatan sebagai Gerbang Ibukota Negara
Tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi perlu adanya Grand Design
sehingga upaya tersebut terintegrasi dan tidak sektoral Dalam pemenuhan
kebutuhan pendanaan perlu meningkatkan peranan investasi swasta melalui
kemudahan dan percepatan perijinan serta kepastian usaha
8
6
5
4
a
b
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 117
BAB VIII
PENUTUP
A KESIMPULAN
1 Sasaran pembangunan daerah di Kalimantan Selatan ditujukan untuk
mewujudkan visi daerah yaitu Kalsel MAPAN (Mandiri dan Terdepan) Lebih
Sejahtera Berkeadilan Berdikari dan Berdaya Saing Kunci dari keberhasilan
sasaran pembangunan ini adalah kualitas sumber daya manusia Untuk
mencapai hal tersebut dalam RKPD Tahun 2019 telah rencana kerja yang akan
dilaksanakan guna mewujudkan target indikator makro seperti IPM 7075 TPT
425-453 kemiskinan 405-425 dan indeks gini ratio 0296 Tantangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan adalah dominasi sektor
pertambangan yang merupakan sumber daya tidak dapat diperbarui investasi
yang belum merata serta tingkat produktivitas dan pengolahan hasil yang belum
optimal
2 Efektivitas kebijakan makro di Kalimantan Selatan dilihat dari capaian beberapa
indikator pembangunan sangat bervariasi antara lain
a Pertumbuhan ekonomi secara kumulatif di Kalimantan Selatan 2019
sebesar 408 cukup melambat dibandingkan pertumbuhan pada tahun
sebelumnya yang sebesar 513 Capaian ini memang telah memenuhi
target RKPD 2019 pada rentang 403-453 namun di bawah capaian
nasional 5032 PDRB yang bertumpu pada sektor komoditas seperti
batubara dan CPO rentan terhadap pengaruh fluktuasi harga yang pada
tahun 2019 cenderung melemah sehingga berdampak pada ekonomi
regional Hal ini juga semakin mempertegas perlunya shifting atau
pengalihan sektor ekonomi di luar pertambangan sesegera mungkin
b Inflasi Kalimantan Selatan tahun 2019 sebesar 401 namun di atas angka
nasional 272 dan naik cukup signifikan dari tahun 2018 yang hanya
263 Komponen yang paling berpengaruh terhadap tingkat inflasi adalah
transportasi udara dan harga bahan makanan Meski masih dibawah target
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 118
RKPD 2019 sebesar 5 angka inflasi ini perlu lebih dikendalikan lagi di
masa mendatang
c IPM Kalimantan Selatan 2019 mencapai nilai 7072 atau meningkat 055
poin dari IPM tahun sebelumnya sebesar 7017 Angka ini belum mencapai
target dalam RKPD 2019 sebesar 7075 IPM Kalimantan Selatan masih
lebih rendah dibandingkan dengan IPM Nasional yang sebesar 7192
d Pada tahun 2019 tingkat kemiskinan 447 di atas target RKPD 405-425
Meski demikian angka ini jauh di bawah capaian nasional yang 922
Disamping itu terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah
Kalimantan Selatan sebesar 4720 jiwa yang didominasi oleh penurunan
jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3900 jiwa
e Dibandingkan rata-rata nasional kesenjangan kesejahteraan antar
penduduk untuk wilayah Kalimantan lebih rendah Secara nasional gini
rationya masih di level 038 sedangkan untuk Kalimantan Selatan berada di
kisaran 0334 Namun demikian angka ini masih di atas target RKPD 0296
f Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) Kalimantan Selatan terhadap
jumlah angkatan kerjanya hanya mencapai 6941 turun 122 dari tahun
sebelumnya Sedangkan TPT 2019 sebesar 431 menurun 019 dari
tahun 2018
3 APBN di Kalimantan Selatan tahun 2019 masih dalam posisi defisit Realisasi
pendapatan negara sebesar Rp1069 triliun dan realisasi belanja negara
sebesar Rp294 triliun Kondisi ini mencerminkan Kalimantan Selatan masih
mendapatkan subsidi dari wilayahprovinsi lain Hal itu merupakan modal bagi
pelaksanaan pembangunan di Kalimantan Selatan Pendapatan masih
didominasi dari sektor pajak Dari sisi belanja negara performa kinerja belanja
KL di Kalimantan Selatan tahun 2019 mengalami kenaikan dalam hal
penyerapan anggaran dari 926 menjadi 9361 Namun untuk TKDD
realisasi penyerapannya turun tajam yaitu 906 dari sebelumnya 9866
Penurunan ini utamanya dari DBH yang belum tersalur sepenuhnya pada tahun
ini
4 APBD Tahun Anggaran 2019 Pemda se-Kalimantan Selatan secara umum
cukup baik dimana terjadi peningkatan khususnya pada komponen PAD-nya
yang melebihi target Sementara itu disisi belanja masih belum beranjak dari
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 119
capaian tahun sebelumnya di bawah 90 Kondisi ini menyebabkan terjadinya
surplus pada akhir tahun (SILPA) yang cukup besar
5 Berdasarkan analisis LQ terdapat 8 sektor yang merupakan basis ekonomi di
Kalimantan Selatan namun melihat kontribusinya hanya 2 sektor yang menjadi
unggulan yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian
kehutanan dan perikanan Sementara itu terdapat beberapa sektor yang
potensial untuk dikembangkan yaitu sektor pertanian kehutanan dan
perikanan sektor industri pengolahan dan sektor pariwisata Tantangan fiskal
yang dihadapi adalah masih kurangnya dukungan pendanaan pada sektor
dimaksud meskipun dalam dokumen perencanaan (RPJMD-RKPD) sudah
cukup baik
6 Kebijakan dan sinergi konvergensi stunting di Kalimantan Selatan telah berjalan
dengan baik Hal ini terbukti dari penurunan prevalensi stunting di Kalsel yang
cukup signifikan dari 4424 persen di tahun 2013 menjadi 338 pada tahun
2018 Meski demikian masih terdapat beberapa masalah antara lain petunjuk
teknis DAK Fisik dari KL terlambat faktor budaya masyarakat di bidang
sanitasi yang masih buruk serta kualitas air minum yang belum memenuhi
standar
B REKOMENDASI
1 Perlunya pengalihan konsentrasi pertumbuhan ekonomi dari sektor
pertambangan ke sektor lain Berdasarkan kajian beberapa pihak terdapat 3
sektor yang potensial yaitu industri pengolahan pertanian dan pariwisata
Alokasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai stimulus fiskal
perlu mendapat perhatian Demikian juga pembiayaan melalui skema
kerjasama dengan pihak swasta maupun investasi swasta secara langsung
perlu digalakkan Momentum semakin terbuka dengan rencana kepindahan
ibukota di Kalimantan Timur yang posisinya sangat dekat dengan Kalimantan
Selatan
2 Untuk menghadapi tantangan fiskal pemerintah daerah terkait dengan
kapasitas fiskal daerah diperlukan upaya untuk menggali potensi pendapatan
daerah disertai efisiensi belanja daerah khususnya belanja barang Salah
satunya adalah peningkatan kapasitas aparatur pengelola pendapatan daerah
dimana pemda diharapkan melakukan kerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pajak antara lain berupa sharing knowledge dan pertukaran data
KAJIAN FISKAL REGIONAL 2019 KALIMANTAN SELATAN
| 120
3 Penyerapan penyaluran TKDD oleh pemerintah daerah yang menurun
perlu ditindaklanjuti dengan peningkatan kinerja pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD Sebagai contoh dalam penyaluran DBH Pajak di
mana salah satu persyaratan adalah rekonsiliasi pajak perlu
ditingkatkan ketertiban administrasi dan ketepatan pengelolaan
dokumen Demikian juga untuk penyaluran DAK Fisik yang terkendala
oleh pemenuhan persyaratan kontrak perlu peningkatan kinerja
pengadaan barangjasa
4 Penyerapan APBD yang cenderung rendah dan mengakibatkan SILPA
perlu ditindaklanjuti dengan langkah antara lain penetapan APBD tepat
waktu dan proses pelaksanaan anggaran atau kegiatan di awal tahun
sehingga berdampak pada ekonomi masyarakat serta kualitas pekerjaan
ityu sendiri Perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas aparatur
pengelola keuangan dan implementasi tata kelola pelaksanaan anggaran
yang baik transparan dan akuntabel antara lain manajemen kas yang
efektif terencana dan akurat pembayaran termin kontrakkegiatan
sesuai jadwal yang ditetapkan tidak pada akhir tahun anggaran
5 Untuk menjawab tantangan fiskal dalam pengalihan sektor ekonomi
perlu adanya Grand Design sehingga upaya tersebut terintegrasi dan
tidak sektoral Dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan perlu
meningkatkan peranan investasi swasta melalui kemudahan dan
percepatan perijinan serta kepastian usaha Hal lain yang perlu
mendapat perhatian adalah konektivitas antar wilayah terlebih dengan
wilayah ibukota baru nantinya
6 Sinergitas dalam penanganan stunting perlu ditingkatkan lagi koordinasi
dengan KL pengampu agar petunjuk teknis yang ditetapkan tepat waktu
Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi harus selalu
digalakkan termasuk penggantian jamban di sungai dengan MCK yang
sehat Untuk peningkatan kualitas air minum (PDAM) perlu dijajaki
teknologi yang lebih maju disamping upaya menjaga kelestarian dan
kualitas sumber air dari hulu sampai hilir
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwiyanto 2006 Mewujudkan Good Geovernance Melalui Pelayanan Public
Yogyakarta UGM Press
Alesina A Tabellini G 2005) Why Is Fiscal Policy Often Procyclical CESIFO Working
Paper No 1556
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan 2020 Statistik Ekonomi Keuangan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-November 2019
Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Selatan Tantangan dan Akselerasi Pertumbuhan
Ekonomi Kalimantan SelatanFGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun
2019
Badan Pusat Statitik Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan Edisi Januari-
Desember 2019
Badan Pusat Statitik (2019) Statistik Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan (2018) Analisa dan Strategi Pasar
Pariwisata Kalimantan Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (2020) Materi Konvergensi Penanganan
Stunting Kalimantan Selatan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101PMK022011 tentang Klasifikasi Anggaran
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126PMK072019 tentang Peta Kapasitas Fiskal
Daerah
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 3 tahun 2019 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman
Daerah
Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 46 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2019
Setiawati Erni (2019) ldquoAnalisa Multiplier Efek Pajak Investasi dan Pengeluaran
Pemerintah Terhadap Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timurrdquo
Siregar Syahrituah(2020) Pengalihan Pengalihan Konsentrasi Ekonomi
Kalimantan Selatan Dari Pertambangan kepada Industri Perdagangan dan Jas
FGD Penyusunan KFR Kalimantan Selatan Tahun 2019
Website Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan (2020)
WHO (2012) Child Growth Standard
LAMPIRAN
1 PDRB Sisi Lapangan Usaha Kalimantan Selatan Tahun 2017-2019 (Dalam Miliar
Rp)
Uraian Harga Berlaku Harga Konstan 2010
2017 2018 2019 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian 2317108 2447016 2595325 1728042 1792948 1860657
Pertambangan amp Penggalian
3312119 3544649 3380889 3164106 3297169 3341496
Industri Pengolahan 2295118 2408113 2463569 1593639 1662761 1686869
Listrik dan Gas 20686 23711 25504 13878 14929 15634
Air Pengelolaan Sampah
64516 70900 75624 47985 51264 54131
Konstruksi 1239379 1367586 1491049 908657 962152 1020676
Perdagangan dan Reparasi
1548303 1722392 1916104 1072603 1153552 1238147
Transportasi amp Pergudangan
1034547 1138716 1250312 724643 775131 821008
Akomodasi amp Makan Minum
314354 346367 383460 233390 249751 268255
Infokom 553538 606546 664525 447450 478274 512937
Jasa Keuangan amp Asuransi
573871 620719 645060 401816 418856 425812
Real Estate 353110 379537 412391 272039 285669 302670
Jasa Perusahaan 105337 117572 130573 71208 76672 82258
Administrasi Pemerintahan
948582 1022868 1139421 631538 655766 700852
Jasa Pendidikan 727869 800870 889591 523025 559719 601949
Jasa Kesehatan 307892 336477 371898 218039 230980 244583
Jasa Lainnya 194126 215013 238500 133795 143674 153850
PDRB 15910455 17169051 18073796 12185852 12809267 13331787
Sumber BPS Provinsi Kalimantan Selatan
2 Garis Kemiskinan Kalimantan Selatan
Daerah Tempat Tinggal Periode
Garis Kemiskinan (RpKapitaBulan)
Makanan Bukan
Makanan Total
Perkotaan
September 2018 294677 153198 447876
Maret 2019 312945 157348 470293
September 2019 322321 161445 483766
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 62 271 5
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 3 26 286
Pedesaan
September 2018 323192 101478 424670
Maret 2019 335341 108587 443928
September 2019 354054 116394 470447
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 955 147 1078
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 558 719 597
Perkotaan+Pedesaan
September 2018 310496 125666 436163
Maret 2019 325590 131631 457222
September 2019 340430 137693 478123
Perubahan Sep 2018-Sep 2019 964 957 962
Perubahan Mar 2019-Sep 2019 456 461 457
3 Kondisi Kemiskinan antar KabKota se-Kalimantan Selatan Tahun 2019
KabupatenKota
Jumlah Penduduk
Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk
Miskin (P0)
Indeks Kedalaman Kemiskinan
(P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan
(P2)
Garis Kemiskinan (RpKapita
Bulan)
KALSEL 192480 455 07 015 457222
TANAH LAUT 15449 451 058 011 480010
KOTABARU 15287 449 072 015 416388
BANJAR 15914 272 026 003 429422
BARITO KUALA 14488 463 044 007 318995
TAPIN 6507 341 046 09 406367
HSS 12636 533 072 015 461581
HST 16096 593 085 019 365008
HSU 15398 65 066 012 436997
TABALONG 15222 601 104 029 463980
TANAH BUMBU 17348 485 079 019 475763
BALANGAN 7266 555 087 02 396532
BANJARMASIN 29648 42 081 026 509773
BANJAR BARU 11221 43 086 026 614757
Sumber BPS Kalimantan Selatan
4 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Skema Kalimantan Selatan
SKEMA 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
MIKRO BRI 69248 1364128300000 72953 1383191160008
Mandiri 1269 25282500000 1627 32262000000
BNI 408 9580500000 548 11668800000
Artha Graha
427 10675000000
BPD Jateng 1 10000000
BPD Kalsel 550 9981500000 575 10252500000
BRI Syariah 525 11757500000 468 10371500000
TKI BRI 2 23925000 5 59990000
BNI 3 44053554 2 36925400
Internusa 1 17925000 1 14530000
KECIL BRI 1298 244423222629 1497 280331699381
MANDIRI 2788 279705930000 2244 213052000000
BNI 1595 332264300000 1219 250729867506
BCA 5 1700000000 5 900000000
BPD Jabar 2 650000000
BPD Jateng 1 200000000 1 50000000
BPD Kalsel 2049 278506300000 1365 171339500100
Sinarmas 21 4761000000 6 2270000000
BTN 15 4735000000 17 5821000000
BRI Syariah 101 11723800000 12 615000000
Umi SIKP Umi 2980 9803399000 1664 5906700000
TOTAL 82862 2589299155183 84636 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
Tabel 38
5 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat per Wilayah Kalimantan Selatan
Pemda 2019 2018
Debitur Akad Debitur Akad
Kalsel 103 2517000000 153 3804000000
Tanah Laut 7803 263236900000 7462 236540079481
Kotabaru 5282 208138497629 4997 165897500000
Banjar 10301 273340350800 10479 254642975400
Barito Kuala 4693 123562750000 4459 109760810000
Tapin 4435 128056830000 4185 124564000008
HSS 4475 105622100000 4512 102518529493
HST 5136 140177100000 5519 143727438013
HSU 5529 149507157754 4964 135220000000
Tabalong 5128 161524345000 5364 159072365000
Tanah Bumbu 6554 302625900000 6221 234092000000
Balangan 3669 93675225000 3620 88801900000
Banjarmasin 15056 470153599000 18041 483758830000
Banjarbaru 4698 167161400000 4661 147147745000
Total 82862 2589299155183 84637 2389548172395 Sumber SIKP (diolah)
6 Belanja KL Penangananan Stunting
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan
Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan
dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi
Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
ProgramKegiatanOutput DIPA Output
Pagu Realisasi Real Volume Capaian Capaian
KEMENTERIAN KESEHATAN
2038 Pengelolaan Data dan Informasi
963 Layanan Data dan Informasi
373450000 361348800 9676 1 1 100
2080 Pembinaan Gizi Masyarakat
003 Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
100000000 98444000 9844 13 13 100
007 Pembinaan dalam Peningkatan Pengetahuan Gizi Masyarakat
281110000 275395000 9797 13 13 100
504 Peningkatan Surveilans Gizi
1144648000 983151700 8589 13 13 100
5832 Pembinaan Kesehatan Keluarga
001 Pembinaan Dalam Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
197738000 196347000 9930 1 1 100
002 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Kunjungan Neonatal Pertama
338934000 257688000 7603 1 1 100
004 Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah
385480000 375391300 9738 1 1 100
005 Pembinaan Pencegahan stunting
127802000 119790000 9373 1 1 100
018 Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan Antenatal
129776000 121109000 9332 5 5 100
5833 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
001 Pembinaan KabupatenKota dalam Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
1046050000 931029700 8900 3 3 98
002 Kampanye Hidup Sehat melalui Berbagai Media
513300000 483145000 9413 3 3 100
004 Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung Program Kesehatan
1974419000 1764044900 8935 1 1 100
5834 Penyehatan Lingkungan
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum
85712000 80937000 9443 7389 7389 100
505 Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
358868000 307466900 8568 1226 1226 100
2087 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar
509 Pembinaan Puskesmas dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
101164000 93967000 9289 115 115 100
2090 Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
506 Rumah sakit rujukan yang memiliki pelayanan sesuai standar
149160840 142160840 9531 1 1 100
2094 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen Bina Upaya Kesehatan
508 Alat Kesehatan 3592643000 3005833710 8367 59 58 98
2058 Pembinaan Surveilans Imunisasi Karantina dan Kesehatan Mata
006 Layanan Imunisasi 574265000 460713000 8023 13 13 80
2059 Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
005 Layanan Capaian Eliminasi Malaria
1361270000 1277656338 9386 259 253 97
008 Layanan Pengendalian Penyakit Filariasis dan Kecacingan
2445000000 2339400602 9568 9 3 92
2076 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
501 Pelatihan Sumber Daya Manusia Kesehatan
127573000 108398000 8497 30 30 100
505 Pelatihan Strategis Sumber Daya Manusia Kesehatan
725973450 593300000 8172 90 90 100
KEMENTERIAN PERTANIAN
1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan
102 Lumbung Pangan Masyarakat
605300000 597416500 9870 8 8 99
1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
115 Analisis Ketersediaan Pangan Wilayah
230000000 213076400 9264 3 3 93
1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Peningkatan Keamanan Pangan Segar
101 Pemberdayaan Pekarangan Pangan
4409148000 4393458000 9964 103 98 100
106 Hasil Pengawasan keamanan dan mutu pangan Segar
610000000 578654482 9486 1 1 95
KEMENTERIAN AGAMA
2104 Pengelolaan KUA dan Pembinaan Keluarga Sakinah
008 Bimbingan Perkawinan Pra Nikah
1429000000 1051251600 7357 3897 360 31
2145 Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Budha
014 Pembinaan Keluarga Hittasukhaya
20419000 20419000 10000 1 1 100
KEMENTERIAN SOSIAL
2251 Jaminan Sosial Keluarga
001 Keluarga Miskin Yang Mendapat Bantuan Tunai Bersyarat
2210440000 2196048200 9935 1 1 99
2254 Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional (I-VI)
002 Pelatihan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) bagi Pendamping Program Bantuan Tunai Bersyarat
10107925000 9769220550 9665 1142 1142 100
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2414 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
720599000 564217525 7830 2 0 22
004 Sistem Pengelolaan Air Limbah
10620324000 9367699000 8821 3 0 93
2415 Pengaturan Pembinaan Pengawasan dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
003 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
3415823000 3285413079 9618 15 13 94
008 SPAM Berbasis Masyarakat
28926412000 28499483635 9852 0 0 100
005 SPAM Terfasilitasi 21436862000 19997650300 9329 5 2 94
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
3165 Pengawasan Obat dan Makanan di 31 Balai BesarBalai POM
088 KIE Obat dan Makanan Aman
870100000 824511300 9476 26 26 100
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
3331 Pengelolaan Pembangunan Kependudukan dan KB Provinsi
081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK
845000000 789867153 9348 12861 11960 93
085 Penguatan Peran PIK Remaja dan BKR dalam edukasi Kespro dan Gizi bagi Remaja putri sebagai calon ibu
1563677760 1559244752 9972 617 610 99
BADAN PUSAT STATISTIK
2895 Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik
009 PublikasiLaporan Statistik Kesejahteraan Rakyat
4714992738 4591637877 9738 28 2 100
Jumlah 108870358788 102675987143 9431
7 Tabel APBN Kalimantan Selatan 2019
URAIAN 2019
Pagu Realisasi
A Pendapatan dan Hibah 11060489765998 10692097601156 9667
I Pendapatan Dalam Negeri 11060489765998 10692097601156 9667
1 Pendapatan Perpajakan 10131408551998 9519563047081 9396
a Pajak Dalam Negeri 9985423733998 9359465492958 9373
i Pajak Penghasilan 6041308356973 6120835985651 10132
ii Pajak Pertambahan Nilai 3425807470025 2662463011122 7772
iii Pajak Bumi dan Bangunan 418261466000 501357032407 11987
v Cukai 442000000 1092472000
vi Pajak Lainnya 99604441000 73716991778 7401
b Pajak Perdagangan Internasional 145984818000 160097554123 10967
i Bea Masuk 134753548000 148272264000 11003
ii Bea KeluarPungutan Ekspor 11231270000 11825290123 10529
2 Pendapatan Negara Bukan Pajak 929081214000 1172534554075 12620
c PNBP Lainnya 886622477000 1136165732133 12815
d Pendapatan Badan Layanan Umum 42458737000 36368821942 8566
B Belanja Negara 32128955667003 29405090040022 9152
I Belanja Pemerintah Pusat 9804907595000 9178839058016 9361
1 Belanja Pegawai 3413945652000 3485543552773 10210
2 Belanja Barang 4345037420000 3954940377759 9102
3 Belanja Modal 2032651773000 1725125302984 8487
7 Bantuan Sosial 13272750000 13229824500 9968
II Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 22324048072003 20226250982006 9060
A Transfer ke Daerah 20817711051003 18723375579646 8994
a Dana Perimbangan 20817711051003 18723375579646 8994
-Dana Bagi Hasil 8096960714003 6383120806613 7883
-Dana Alokasi Umum 8443666817000 8366021566000 9908
-Dana Insentif Daerah 313223593000 313223593000 10000
- Dana Alokasi Khusus Fisik 1592026715000 1465557867956 9206
- Dana Alokasi Khusus Non Fisik 2371833212000 2195451746077 9256
B Dana Desa 1506337021000 1502875402360 9977
C Keseimbangan Primer
D SurplusDefisit Anggaran (18402883520002) (18712992438866)
8 Tabel APBD Kalimantan Selatan 2019
Uraian 2019 2018
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
Pendapatan Daerah 2339415 2724841 11648 2355842 2440282 10358
Pendapatan Asli Daerah
547713 616110 11249 528074 546151 10342
DanaTransfer 1694856 2046655 12076 1726814 1854145 10737
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
96846 62076 6410 100954 39986 3961
Belanja Daerah 2453625 2195234 8947 2185876 1953213 8936
Belanja Pegawai 982611 790320 8043 914520 759271 8302
Belanja Barang dan Jasa
730565 717905 9827 606616 631335 10407
Belanja Modal 623593 574468 9212 551476 453916 8231
Belanja Hibah 100756 99500 9875 99543 100033 10049
Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Bantuan Sosial
1264 12318 9745 10110 8192 8103
Belanja Tak Terduga
346 723 2090 3611 466 1290
Transfer Pemda 157839 401126 25414 204196 342504 16773
SurplusDefisit (272049) 128481
(34229) 144565
Provinsi Kalimantan Selatan Jalan Mayjen DI Panjaitan No 24 Banjarmasin
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
JALAN MAYJEN DI PANJAITAN NO 24 BANJARMASIN 70114 TELEPON (0511) 3354224 FAKSIMILE (0511) 3354834 SUREL KANWILBANJARMASINPERBENDAHARAANGOID LAMAN
WWWDJPBKEMENKEUGOIDKANWILKALSEL
NOTA DINASNOMOR ND-148WPB192020
Yth Direktur Pelaksanaan AnggaranDari Plh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kalimantan SelatanSifat SegeraLampiran Satu berkasHal Laporan Kajian Fiskal Regional Kalimantan Selatan Tahunan 2019Tanggal 27 Februari 2020
Sehubungan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-61PB2017 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kajian Fiskal Regional serta memperhatikanNota Dinas Direktur Pelaksanaan Anggaran Nomor ND-54PB22020 tanggal 22 Januari 2020 halPenyusunan dan Tema Analisis Tematik Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 bersama ini kamisampaikan Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2019 Kantor Wilayah Direktorat JenderalPerbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Perlu kami sampaikan pula bahwa sesuai kesepakatan dengan Bidang PAPK cut off datapelaksanaan APBN dan APBD dilakukan pada tanggal 13 Februari 2020
Softcopy Laporan Kajian Fiskal Regional Tahunan 2018 tersebut telah kami kirimkan terlebihdahulu melalui email ditpakemenkeugoid dan tembusan ke loditpagmailcom mendahuluipengiriman hardcopy-nya Demikian disampaikan atas perhatiannya diucapkan terima kasih
Plh Kepala Kantor
Ditandatangani secara elektronikAmra
TembusanKepala Bagian Organisasi dan Tata Laksana
- KFR 2019 KALIMANTAN SELATANpdf (p1-162)
- SURAT PENGANTAR KIRIM KFRpdf (p163)
-