Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

41
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing- masing tahapan yang telah dilakukan pada Praktik Profesi Keperawatan Komunitas wilayah RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir. Analisis ini ditampilkan berupa faktor pendukung, penghambat dan rencana tindak lanjut terhadap masing-masing kegiatan. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan selama 10 minggu yaitu dimulai dari tanggal 28 November 2011 sampai 4 Februari 2012. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dibuat berdasarkan Planning Of Action (POA) yang telah disusun bersama RW Siaga “Amanah” dan warga RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir pada saat pelaksanaan Loka Karya Mini Masyarakat (LKMM) I. A. Tahap Persiapan Pelaksanaan kegiatan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas merupakan kegiatan yang berorientasi pada kesehatan masyarakat. Tahap persiapan yang dilalui oleh mahasiswa meliputi survey lapangan atau lokasi praktik kemudian tempat praktik profesi dilaksanakan. Administrasi mulai dari dinas kesehatan, izin pemakaian lokasi praktik lapangan, izin dan koordinasi dari Pihak Kecamatan, Puskesmas dan Pihak Kelurahan, sampai pihak RW kemudian 231

description

ytuyvtyutyt

Transcript of Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

Page 1: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa dari masing-masing tahapan yang telah

dilakukan pada Praktik Profesi Keperawatan Komunitas wilayah RW 07 Kelurahan

Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir. Analisis ini ditampilkan berupa faktor

pendukung, penghambat dan rencana tindak lanjut terhadap masing-masing kegiatan. Praktik

asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan selama 10 minggu yaitu dimulai dari tanggal 28

November 2011 sampai 4 Februari 2012. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dibuat

berdasarkan Planning Of Action (POA) yang telah disusun bersama RW Siaga “Amanah” dan

warga RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir pada saat pelaksanaan

Loka Karya Mini Masyarakat (LKMM) I.

A. Tahap Persiapan

Pelaksanaan kegiatan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas merupakan

kegiatan yang berorientasi pada kesehatan masyarakat. Tahap persiapan yang dilalui oleh

mahasiswa meliputi survey lapangan atau lokasi praktik kemudian tempat praktik profesi

dilaksanakan. Administrasi mulai dari dinas kesehatan, izin pemakaian lokasi praktik

lapangan, izin dan koordinasi dari Pihak Kecamatan, Puskesmas dan Pihak Kelurahan,

sampai pihak RW kemudian persiapan lokasi praktik lapangan, penyusunan kuesioner,

pedoman wawancara, observasi dan Winshield Survey untuk pendataan serta acara

pembukaan sekaligus serah terima mahasiswa dengan pihak Kelurahan Limbungan Baru

Kecamatan Rumbai Pesisir.

Setelah lahan praktik ditinjau, mahasiswa mulai melakukan Survey lokasi praktik

yaitu melihat secara garis besar situasi dan keadaan wilayah RW 07 yang berkoordinasi

dengan pihak RW. Berdasarakan hasil pengamatan terlihat bahwa RW 07 terletak di

daerah pinggiran dengan jumlah penduduk yang banyak, terlihat dengan padatnya

perumahan di RW 07. Masyarakat bersifat heterogen, dimana tingkat ekonomi cukup

tinggi atau menengah keatas, dilihat dari perumahan yang rata-rata permanen, dan

pendidikan masyarakat menengah keatas. Hal ini sesuai dengan teori yang didapat dimana

231

Page 2: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

sebelum melakukan suatu kegiatan terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana keadaan

lingkungan, kemudian melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen

untuk bekerjasama (Stanhope & Landcaster, 2004).

Dalam melakukan tahap persiapan, faktor pendukung terdiri dari adanya

kerjasama yang baik antara mahasiswa untuk mempersiapkan kegiatan secara bersama-

sama, adanya bimbingan penuh yang diberikan oleh koordinator Praktik Profesi

Komunitas dan pembimbing lapangan, lokasi dan pelayanan kesehatan yang mudah

dijangkau dengan kendaraan bermotor, aktifnya masyarakat untuk berperan serta dalam

kegiatan serta adanya kerjasama dari berbagai lintas seperti dukungan dari lintas program

(Dinas Kesehatan) dan lintas sektoral (Kelurahan, Kecamatan). Adapun faktor

penghambat yang dirasakan adalah wilayah RW 07 yang cukup luas sehingga

membutuhkan waktu yang lama bagi mahasiswa untuk menjangkau seluruh wilayahnya

dan kurangnya sosialisasi pada masyarakat terhadap kedatangan mahasiswa, sehingga

adanya tanggapan yang salah dari masyarakat saat mahasiswa melakukan survey

lapangan.

Rencana tindak lanjut pada tahap ini adalah :

a. Untuk RW diharapkan dapat mensosialisasikan kedatangan mahasiswa kepada

masyarakat, sehingga mempermudah sosialisasi mahasiswa pada masyarakat.

b. Untuk mahasiswa hendaknya membagi mahasiswa dalam beberapa kuota, per RT,

sehingga dapat menjangkau semua wilayah RW 07 dan mensosialisasikan diri pada

masyarakat dengan menjelaskan tujuan mahasiswa praktik di komunitas tepatnya di

RW 07.

B. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah kesehatan yang

dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut

permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosiologis, ekonomi maupun spiritual dapat

ditentukan. Pengkajian mengacu pada pengumpulan data kesehatan masyarakat,

memantau status kesehatan masyarakat, kebutuhan akan kesehatan masalah kesehatah

yang terjadi, cara memperoleh informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ada di

232

Page 3: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

masyarakat (Hitchcock, Schubert & Thomas, 2003). Dalam melakukan pengkajian

terdapat beberapa bagian yaitu terdapat lima kegiatan mulai dari pengumpulan data,

pengolahan data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat

dan priotitas masalah. Selain itu juga berdasarkan oleh model keperawatan.

Dalam keperawatan komunitas terdapat beberapa model keperawatan, diantaranya

Teori lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s theory of environment), Self-Care

Model oleh Orem, Adaptation Model dari Roy, S.C, Health Care System Model oleh Betty

Neuman dan Community as Client or Partnership Model oleh McFarlane (Mendfora,

2010).

Pada tahap pengkajian dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, obsevasi,

wawancara dan winsheld survey. Hal ini sesuai dengan model keperawatan Neuman

bahwa masalah kesehatan ditimbulkan dari berbagai variabel, yaitu fisiologis, psikologis,

sosiokultural & developmental, sehingga semua aspek perlu dikaji untuk menentukan

penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Konsep yang

dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep ”Health care system” yaitu model

konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan

pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri yang bersifat ;

fleksibel, normal, dan resisten. Konsep utama menurut Betty Neuman yaitu manusia,

lingkungan dan sehat. (Mendfora, 2010)

Tahap pengumpulan data dilakukan dari tanggal 29 November sampai 1 Desember

2011. Dalam penyebaran kuesioner, teknik yang dilakukan oleh mahasiswa adalah door to

door (rumah ke rumah) dengan teknik pengambilan sampel yaitu proposional cluster

sampling. Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2010) yang mengatakan

penyebaran kuesioner pada populasi yang melebihi 200 orang populasi, maka dapat

dilakukan teknik propotional cluster sampling, dengan pengambilan sampel secara acak

dan proposional berdasarkan jumlah populasi dari masing-masing RT. Berdasarkan hasil

perhitungan dengan menggunakan rumus yang sesuai, dengan jumlah populasi 207 orang,

maka diperoleh sampel 137 orang. Dalam kegiatan observasi, hal yang diobsevasi adalah

lingkungan fisik seperti kondisi rumah dan air, ibu yang sedang hamil, bayi dan balita

serta anak sekolah.

233

Page 4: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

Dalam melakukan wawancara, beberapa orang yang yang diwawancarai terdiri

dari ketua RW 07 dan RT 1,2,3 dan 4, kader posyandu, tokoh masyarakat setempat,

petugas puskesmas dan petugas kantor lurah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi

lingkungan RW 07 dari berbagai bidang dan aspek, terutama aspek kesehatan. Pengkajian

terakhir yakni Winshield survey yaitu pengkajian menggunakan pancaa indra, antara lain

fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan RW 07, pembuangan limbah termasuk limbah

industri serta kebisingan pabrik di sekitar lingkungan.

Setelah dilakukan pengkajian selanjutnya data yang diperoleh ditabulasi,

diintrepetasi dan dianalisa kemudian dilakukan perumusan masalah, dan disusun rencana

kegiatan (POA) dan prioritas masalah bersama RW siaga ‘Amanah’ yang telah dibentuk

pada minggu pertama. Rencana kegiatan tesebut juga disetujui dan disepakati bersama

masyarakat pada saat Loka Karya Mini Masyarakat I (LKMM I).

Berdasarkan hasil tabulasi dan analisa data didapatkan 5 masalah kesehatan di

RW 07 yaitu Resiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat:

ISPA, Diare, dan DBD, risiko meningkatnya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan balita: gizi kurang risiko penurunan kesejahteraan keluarga dan

Risiko meningkatnya perilaku kenakalan remaja serta untuk lansia ditemukan masalah

resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi dan rematik. Langkah

selanjutnya merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah-masalah yang

ditemukan dan menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.

Kegiatan-kegiatan untuk mengatasi diagnosa komunitas akan dilakukan tanggal 19

Desember 2011 sampai 4 Februari 2012.

Dalam pengkajian, yang menjadi faktor pendukung adalah mayoritas masyarakat

berpartisipasi aktif dalam memberikan informasi selama pengumpulan data, adanya

dukungan positif dari aparat pemerintahan (Ketua RW, Ketua RT) dan tokoh masyarakat

di RW 07 Kelurahan Limbungan Baru kecamatan Rumbai Pesisir, tersedianya alat

pengumpulan data berupa kuesioner yang dirancang oleh mahasiswa berdasarkan hasil

survey lapangan dan adanya dukungan dan kerjasama dari lintas program dan lintas

sektoral. Faktor penghambat dalam kegiatan ini adalah masyarakat yang heterogen,

mayoritas pekerjaan masyarakat swasta (honorer, karyawan, buruh) sehingga sulit ditemui

pada siang hari, sebagian kecil masyarakat masih beranggapan bahwa pelaksanaan

234

Page 5: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa dan masih ditemukannya beberapa

masalah kesehatan yang kurang disadari oleh masyarakat.

Rencana tindak lanjut pada tahap ini adalah

a. Untuk pihak kelurahan dan puskesmas ikut serta dan mendukung setiap kegiatan

yang akan dilakukan.

b. Untuk Pihak RW, RT dan kader posyandu lebih meningkatkan kesadaran masyarakat

dengan melakukan sosialisasi pada masyarakat bahwa masalah kesehatan yang

ditemukan masalah bersama dan harus diatasi bersama dan melakukan kegiatan-

kegiatan dengan strategi pemberdayaan masyarakat.

c. Untuk RW Siaga yang telah dibentuk hendaknya ikut serta dalam semua kegiatan

yang telah dirancang sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

C. Diagnosis Keperawatan

Menurut NANDA dalam Stanhope & Lancaster (2004), diagnosa keperawatan

adalah penilaian klinis terhadap respon individu keluarga atau komunitas terhadap

masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan

memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan. Ada tiga jenis diagnosa

keperawatan yaitu aktual, risiko, serta potensial. Diagnosa keperawatan dinyatakan aktual

jika masalah dirasakan, risiko jika masalah belum terjadi tetapi telah ditemukan data yang

mendukung untuk timbulnya masalah, sedangkan diagnosa keperawatan yang bersifat

potensial adalah diagnosa keperawatan yang mengacu pada peningkatan derajat

kesehatan.

Diagnosa keperawatan yang ditemukan di RW 07 Kelurahan Limbungan Baru

Kecamatan Limbungan Baru dapat dirumuskan dengan diagnosa keperawatan sebagai

berikut:

1. Risiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, diare

dan DBD di RW 07 Kelurahan Limungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir

berhubungan dengan kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan

yang sehat

2. Risiko meningkatnya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan balita: gizi kurang di RW 07 kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai

235

Page 6: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

Pesisir berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam upaya

peningkatan status gizi kurang

3. Resiko penurunan derajat kesejaheraan keluarga di RW 07 Kelurahan Limbungan

Baru berhubungan dengan kurang pengetahuan dan motivasi keluarga terutama

pasangan usia subur unuk mengikuti program KB

4. Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi dan rematik di lingkungan

RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan

kebiasaan hidup lansia yang tidak sehat.

Berdasarkan diagnosa keperawatan diatas yang dilakukan intervensi adalah satu

diagnosa keperawatan komunitas yang menjadi prioritas utama yaitu Risiko meningkatnya

angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, diare dan DBD di RW 07

Kelurahan Limungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan kurangnya

motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat serta satu diagnosa

keperawatan gerontik yaitu Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi dan

rematik di lingkungan RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir

berhubungan dengan kebiasaan hidup lansia yang tidak sehat. Untuk keperawatan gerontik,

akan diimplementasikan pada saat praktik profesi keperawatan gerontik pada tanggal 24

Januari s/d 3 Februari 2012.

Dalam merumuskan diagnosa keperawatan, mahasiswa tidak menemukan

hambatan yang signifikan. Hal ini disebabkan adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa

denganmasyarakat.

D. Tahap Intervensi

Setelah dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas di wilayah RW 07

Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir maka langkah selanjutnya adalah

menyusun rencana intervensi keperawatan mulai dari memprioritaskan masalah,

menetapkan tujuan dan penyusunan rencana intervensi. Penyusunan intervensi bertujuan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada bersama masyarakat dan anggota RW Siaga

“Amanah”.

Strategi intervensi terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, kegiatan

kelompok dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan rencana kegiatan difokuskan pada

236

Page 7: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

kegiatan promosi kesehatan, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan kuratif dan

rehabilitatif. Penyusunan rencana ini sesuai dengan model keperawatan komunitas yang

digunakan yaitu dengan pendekatan intervensi primer, sekunder, dan rehabilitatif.

Adapun faktor pendukung, penghambat, dan rencana tindak lanjut yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Faktor Pendukung

a. Masyarakat menyadari bahwa masalah kesehatan yang ditemukan harus diatasi

segera dengan melibatkan mahasiswa sebagai fasilitator untuk kegiatan-kegiatan

yang telah disepakati bersama berdasarkan prioritas masalah.

b. Adanya kerjasama yang baik dengan lintas program (Dinas Kesehatan dan

Puskesmas) dan lintas sektoral (Kelurahan) yang mendukung dalam pelaksanaan

kegiatan di masyarakat RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai

Pesisir.

b. Faktor Penghambat

a. Kurang tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan yang direncanakan

b. Tidak ada tempat untuk melakukan penyuluhan sehingga pelaksanaan kegiatan

terkadang menjadi terlambat/ diundur dari waktu yang telah direncanakan.

c. Rencana Tindak Lanjut

a. Pihak Kelurahan diharapkan dapat mendukung dalam setiap kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi dan tenaga kesehatan yang ada di

wilayah RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir.

b. Pihak RT dan RW mampu bekerjasama dalam mempertahankan status kesehatan

masyarakat yang optimal dan tanggap terhadap masalah kesehatan yang terjadi di

lingkungan sekitarnya.

c. Pihak RW SIAGA “Amanah” diharapkan bisa menjalankan fungsinya sebagai

wadah untuk memandirikan masyarakat dalam mengenal masalah kesehatan dan

mempertahankan status kesehatan masyarakat yang optimal.

d. Mahasiswa mampu menyiasati waktu dalam melaksanakan kegiatan yang

direncanakan.

237

Page 8: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

Adapun rencana intervensi dari kegiatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa yang

telah ditetapkan adalah:

1) Risiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, diare

dan DBD di RW 07 Kelurahan Limungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir

berhubungan dengan kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan

yang sehat

Rencana kegiatan:

a. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak

sehat, antara lain: Penyuluhan ISPA, Penyuluhan Diare, Penyuluhan DBD

b. Penyebaran Leaflet tentang penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat,

antara lain: Penyebaran leaflet ISPA, Penyebaran leaflet Diare, Penyebaran leaflet

DBD

c. Bekerjasama dengan pihak Dinas Kesehatan dan Puskesmas dalam pelaksanaan

fogging untuk mengatasi DBD

d. Bekerjasama dengan pihak Kecamatan Rumbai Pesisir dalam pengadaan tempat

sampah di setiap RT

e. Mengaktifkan kegiataan gotong royong minimal 2 kali tiap bulan

f. Mengadakan lomba lingkungan sehat antar RT (LOMBA RT BERSIH)

2) Risiko meningkatnya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan balita: gizi kurang di RW 07 kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai

Pesisir berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam upaya

peningkatan status gizi kurang

Rencana kegiatan:

a. Penyuluhan kesehatan bagi orang tua yang memiliki bayi atau balita, tentang gizi

seimbang bagi bayi dan balita

b. Penyebaran leaflet tentang gizi seimbang bagi bayi dan balita

c. Penyuluhan Pijat Bayi

d. Bekerjasama dengan pihak puskesmas/ pihak yang terkait dalam memberikan

pelatihan kader RW SIAGA unit KIA tentang stimulasi tumbuh kembang

238

Page 9: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

3) Risiko penurunan kesejahteraan keluarga di RW 07 Kelurahan Limbungan Baru

Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan kurang pengetahuan dan motivasi

keluarga terutama pasangan usia subur untuk mengikuti program KB.

Rencana kegiatan:

a. Penyuluhan kesehatan bagi PUS tentang KB: pengertian, fungsi KB, jenis KB,

beserta cara penggunaan

b. Penyebaran leaflet tentang KB

4) Resiko meningkatnya kejadian penyakit kronik: Hipertensi dan rematik di lingkungan

RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan

kebiasaan hidup lansia yang tidak sehat.

Rencana Kegiatan:

a. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat, tentang penyakit hipertensi

b. Penyuluhan kesehatan bagi masyarakat, tentang penyakit reumatik

c. Penyebaran leaflet tentang penyakit hipertensi, reumatik

d. Pengaktifan Posbindu bagi kader dan RW SIAGA pokja KADARZI

e. Penyuluhan dan Pelatihan senam kader posbindu

f. Penyuluhan tentang Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

g. Mengadakan pemeriksaan kesehatan khususnya tekanan darah, kadar gula darah

h. Mengadakan senam lansia setiap minggu

i. Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

E. Tahap Implementasi

Setelah disusun perencanaan (POA) yang telah disepakati oleh masyarakat dan

pengurus RW Siaga “Amanah” maka dilakukan implementasi sesuai rencana tersebut.

Menurut teori Mc. Farley dan Anderson (2004), dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu

tindakan perlu adanya perumusan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan

yang dilakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu pendidikan

kesehatan, proses kelompok, kelompok kerja, dan kerjasama lintas program dan sektoral.

239

Page 10: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan mulai dari tanggal 29 Desember 2011 sampai sebelum

LKMM 2 bersama partisipasi masyarakat.

Berikut ini akan diuraikan faktor pendukung, faktor penghambat, dan rencana

tindak lajut dari setiap diagnosa keperawatan yang telah dilakukan implementsai dalam

upaya menyelesaikan masalah yang telah ditemukan di masyarakat yaitu:

1. Risiko meningkatnya angka penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat: ISPA, diare

dan DBD di RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir

berhubungan dengan kurangnya motivasi masyarakat dalam menciptakan lingkungan

yang sehat

Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan berdasarkan

diagnosa pertama yaitu:

a. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

dan Diare

Penyuluhan kesehatan tentang ISPA dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29

Desember 2011 yang dilakukan di halaman rumah Ketua RW 07 Kelurahan

Limbungan Baru. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ISPA digabung dengan kegiatan

penyuluhan diare. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dari pukul 16.30 dan berakhir

pada pukul 18.00. Kegiatan penyuluhan ISPA dan diare ini menggunakan strategi

pendidikan kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penyebaran leaflet ISPA dan

diare. Dilakukan juga pemeriksaan kesehatan gratis yaitu pemeriksaan tekanan darah

dan golongan darah untuk menarik perhatian masyarakat untuk menghadiri kegiatan

penyuluhan tersebut. Kegiatan penyuluhan ISPA dan diare ini dihadiri oleh 74 peserta

yang terdiri dari ibu-ibu yang memiliki anak ISPA dan diare, bapak-bapak serta

beberapa lansia juga terlihat hadir pada acara tersebut. Evaluasi dari kegiatan tersebut

yaitu lebih dari 70 % warga hadir dalam penyuluhan tersebut dari awal hingga akhir

kegiatan.

1) Faktor Pendukung

Peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan dan tampak antusias dalam kegiatan

penyuluhan yang dilaksanakan. Adanya feedback dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang

240

Page 11: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

menghadiri penyuluhan dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh

ibu-ibu dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan. Selain itu faktor pendukung

lainnya yaitu warga ikut membantu dalam mengumpulkan masyarakat untuk hadir

dalam acara penyuluhan ISPA dan diare tersebut menggunakan megaphone bersama

dengan mahasiswa. Beberapa warga juga ikut membantu dalam tahap persiapan tempat

dan alat seperti meminjamkan tikar.

2) Faktor Penghambat

Adapun kendala yang didapatkan saat penyuluhan ISPA ini yaitu waktu yang

sempat diundur karena tempat yang akan digunakan untuk penyuluhan tergenang air

banjir. Kendala lainnya yaitu tidak tersedianya fasilitas umum seperti mesjid (tempat

yang tertutup) di wilayah RW 07 ini sehingga sulit mempersiapkan tempat untuk

diadakannya acara terutama ketika musim hujan seperti sekarang. Waktu pelaksanaan

juga sempat mundur karena sebelum acara sempat turun hujan yang menghalangi

dimulainya acara.

3) Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut ditujukan kepada setiap aparat yang ada diantaranya yaitu:

a) Pemberian informasi kesehatan secara berkala tentang penyakit ISPA oleh POKJA

PHBS yang bekerjasama dengan pihak puskesmas Karya Wanita.

b) Pembinaan dan bimbingan kepada kader-kader posyandu terkait masalah ISPA

yang nantinya dapat disampaikan kepada masyarakat.

c) Pihak Kelurahan Limbungan Baru juga harus berperan serta dalam mengkordinasi

dan mendukung setiap kegiatan yang ada terkait masalah kesehatan lingkungan.

Dukungan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk larangan pembakaran lahan atau

sampah sembarangan di wilyah RW 07.

b. Penyuluhan kesehatan tentang demam berdarah dengue (DBD)

Penyuluhan kesehatan tentang DBD dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12

Januari 2012. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan bersamaan dengan wirid

241

Page 12: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

mingguan yang diadakan di rumah Bapak Syahrial warga RW 07 Kelurahan

Limbungan Baru yang dimulai pukul 19.30 dan berakhir pada pukul 20.30. Kegiatan

penyuluhan DBD ini menggunakan strategi pendidikan kesehatan melalui kegiatan

penyuluhan dan penyebaran leaflet DBD. Kegiatan penyuluhan DBD ini dihadiri oleh

33 peserta yang terdiri dari ibu-ibu dan bapak-bapak serta beberapa lansia juga terlihat

hadir pada acara tersebut. Evaluasi dari pelaksanaan kegiatan yaitu mencapai 75 %

warga yang datang menghadiri kegiatan penyuluhan tersebut dari awal hingga akhir

acara.

1) Faktor Pendukung

Ibu-ibu serta bapak-bapak masih tetap aktif dalam kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan. Adanya feedback dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang menghadiri

penyuluhan dengan dibuktikan oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu

dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan. Selain itu factor pendukung lainnya yaitu

warag terbuka dalam menerima setiap kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa

termasuk menyelipkan kegiatan tersebut pada acara wiritan.

2) Faktor Penghambat

Kendala yang ditemukan saat dilaksanakan nya kegiatan penyuluhan DBD ini

yaitu terbatasnya waktu yang sudah malam, sehingga peserta saat di akhir acara tidak

konsentrasi mengikuti penyuluhan. Selain itu, juga terdapat keterbatasan masalah

tempat yaitu seluruh peserta tidak terletak pada tempat yang sama, yaitu ada peserta

yang duduk di luar serta duduk dibagian depan, namun kendala tersebut dapat di atasi

dengan mengmpulkan peserta di tengah ruangan, namun terlihat sangat padat dan

ramai.

3) Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut ditujukan kepada setiap aparat yang ada diantaranya:

a) Pemberian informasi kesehatan secara berkala terkait masalah DBD yang

dilaksanakan oleh kader-kader posyandu ataupun angggota RW Siaga “Amanah”

242

Page 13: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

kususnya Pokja Kesling dengan meminta bantuan pembicara dari pihak

puskesmas.

b) Pembinaan serta bimbingan dari pihak puskesmas untuk melatih kader-kader

posyandu dan POKJA KESLING dalam penanggulangan DBD.

c) Pihak RW, Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang, dan anggota RW Siaga

Amanah kususnya Pokja Kesling sebaiknya berkoordinasi dengan pihak

puskesmas karya wanita dalam penyediaan bubuk abate untuk masyarakat.

d) Pihak RW 07 sebaiknya berkoordinasi dengan pihak puskesmas dan Dinas

Kesehatan untuk melakukan fogging bila terdapat kasus DBD.

e) Pihak Kelurahan Limbungan Baru juga harus berperan serta dalam mengkordinasi

dan mendukung setiap kegiatan yang ada terkait masalah DBD. Dukungan tersebut

dapat di lakukan dalam bentuk .

c. Kegiatan Gotong Royong

Kegiatan dilaksanakan satu kali dalam satu bulan yaitu kegiatan gotong royong

pertama dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 25 Desember 2011 pada pukul 08.00

s/d 11.00 WIB di seluruh wilayah RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan

Rumbai Pesisir. Strategi pelaksanaan yang dilakukan yaitu kerjasama lintas sektoral

yang bekerja sama dengan pihak RW dan melaporkan ke pihak Kelurahan Limbungan

Baru melalui pemberdayaan masyarakat. Kegitan gotong royong dilakukan pada setia

RT nya, yang di pantau oleh masing- masing ketua RT serta tanggung jawab 2

mahasiwa setiap RT nya. Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk

menciptakan kondisi lingkungan RW yang sehat dan mencegah terjadinya masalah

kesehatan akibat lingkungan yang tidak sehat seperti penyakit ISPA, Diare, dan DBD.

1) Faktor Pendukung

Sebagian warga RW 07 tampak aktif dan kompak dalam pelaksanaan gotong

royong yang terlihat dari penyediaan peralatan gotong royong oleh warga dan

keterlibatan para ibu dalam penyediaan minuman dan makanan ringan bagi peserta.

Factor pendukung lainnya yaitu warga bersedia mengikuti kegiatan gotong royong dari

awal di mulai hingga selesai kegiatan. Warag juga tidak perlu didiktekan untuk

243

Page 14: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

melakukan pekerjaan saat gotong royong. Warga cepat tanggap tanggap terhadap area

wilayah yang harus dibersihkan pada gotong royong tersebut.

2) Faktor Penghambat

Luasnya wilayah RW 07 dan masih banyak terdapat lahan kosong yang tidak

dimanfaatkan oleh pemiliknya serta masih ditemukan kurangnya kesadaran masyarakat

terhadap pentingnya kebersihan lingkungan yang terlihat dari tidak semua warga yang

terlibat dalam pelaksanaan gotong-royong. Kelemahan lainnya ada 1 wilayah di RT 04

yang sangat sulit untuk melakukan kegiatan sosial seperti gotong royong tersebut.

3) Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut kegiatan gotong royong yaitu:

a) Pelaksanaan gotong royong secara rutin dua kali sebulan untuk seluruh wilayah

RW 07 dengan monitor kegiatan oleh pengurus POKJAKES unit kesehatan

lingkungan dengan koordinasi ketua RW 07. Kegiatan gotong royong disertai

dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan metode 3 M plus.

b) Pihak Kelurahan sebaiknya menjadwalkan kegiatan gotong royong pada masing-

masing RW dengan tetap memberikan reinforcement seperti penghargaan pada

RW yang terbaik dan terbersih.

d. Lomba RT Bersih

Kegiatan penilaian Lomba RT bersih berlangsung pada hari Rabu dan Kamis

tanggal 25-26 Januari 2012 dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 11.00

WIB. Jumlah rumah yang dinilai sebanyak 6 rumah untuk masing-masing RT yang

diambil secara acak. Kegiatan dilaksanakan dengan strategi partnership. Penilaian

lomba RT bersih tersebut dinilai oleh 3 orang juri yang berasal dari pihak Kelurahan

LimbunganBaru, Puskesmas Karya Wanita, serta dari Mahasiswa Praktik Profesi

Keperawatan itu sendiri. Hasil penilaian didapatkan RT 01 sebagai pemenang lomba

RT bersih dengan total scoring 5040.

244

Page 15: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

1) Faktor Pendukung

Kegiatan berlansung lancar dengan antusisme dari Pihak Puskesmas Karya

Wanita dalam melakukan penilaian. Beberapa RT yang akan dilakukan juga

menyambut baik kegiatan lomba RT bersih tersebut dengan melakukan gotong

royong sebelum penilaian dilaksanakan.

2) Faktor Penghambat

Faktor penghambat kegiatan ini yaitu tidak semua warga mau berpartisipasi

untuk mensukseskan kegiatan terlihat hanya beberapa warga yang mau

membersihkan wilayahnya.

3) Rencana tindak lanjut

Kegiatan ini dijadikan kegiatan wajib di wilayah RW 07 yang diadakan setiap

setahun sekali dengan berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Karya Wanita dan

Kelurahan Rumbai Pesisir.

e. Kegiatan Fogging

Kegiatan dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Januari 2012 pukul 07.30 WIB dan

berakhir 13.30 WIB, acara dimulai tepat pada waktunya yaitu pukul 07.30 WIB.

Dihadiri oleh Ketua RW 07, Ketua RT 04, LPM Kelurahan Limbungan Baru, dan

mahasiswa Praktik Profesi Keperawatan. Kegiatan fogging dilaksanakan oleh Ketua RW

07, Ketua RT 04, dan Mahasiswa Praktik Profesi Keperawatan. Kegiatan fogging

dilakukan di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 RW 07 Kelurahan Limbungan Baru.

Strategi pelaksanaan yang dilakukan yaitu partnership yang bekerja sama dengan pihak

Puskesmas Karya Wanita.

1) Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari kegiatan fogging yaitu tersedianya alat dan obat yang

disediakan oleh pihak LPM Kelurahan Limbungan Baru serta obat-obatan untuk

fogging yang disediakan oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru.

245

Page 16: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

2) Faktor Penghambat

Hambatan pada saat pelaksanaan fogging adalah sebahagian warga ada yang

tidak berada di rumah sehingga fogging hanya dilakukan disekitar pekarangan rumah

warga. Wilayah RW 07 yang luas juga menyebabkan fogging tidak mencakup seluruh

wilayah RW 07, kemudian keterbatasan teknisi dalam melakukan fogging. Sehingga

solusi dari hambatan diatas adalah mahasiswa, Ketua RW, Ketua RT, beserta semua

warga RW 07 turun langsung dalam pelaksanaan fogging.

3) Rencana Tindak Lanjut

Pelaksanaan fogging tetap dilakukan oleh pihak RW 07 khususnya POKJA

KESLING yang bekerjasama dengan Pihak Puskesmas dan Pihak Dinas Kota

Pekanbaru setiap ada kejadian DBD di wilayah RW 07.

f. Penanaman TOGA

Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 29 Januari 2012 jam 08.15 WIB dan

berakhir jam 09.10 WIB dihalaman belakang Posyandu Berbunga Silang Lagi

Berkembang. Kegiatan diikuti oleh peserta senam jantung sehat pada saat itu yang

terdiri dari 15 orang. Kegiatan diawali dengan penyuluhan mengenai apa itu tanaman

obat keluarga meliputi pengertian, manfaat, klasifikasi tanaman, jenis-jenis, serta

manfaat tanaman obat keluarga. Setelah itu dilanjutkan dengan penanaman tanaman

obat keluarga itu sendiri oleh peserta penyuluhan. Strategi pelaksanaan yang

dilaksanakan yaitu pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan bersama dengan

mahasiswa.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tersedianya lahan untuk menanam serta

tersedianya berbagai jenis tanaman obat yang berada di wilayah tersebut. Peran serta

sebagian masyarakat juga sangat baik baik dalam kegiatan penanaman maupun

penyediaan tanaman obat yang akan ditanam.

246

Page 17: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

2) Faktor penghambat

Tidak ada faktor penghambat yang berarti dalam kegiatan ini.

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut dari kegiatan penanaman toga ini yaitu:

a) Pihak RW terutama kader posyandu dan setiap POKJA RW Siaga “Amanah”

merawat dan memelihara tanaman TOGA yang ada serta menambah jenis

tanaman TOGA selain yang sudah ada ditanam.

b) Bimbingan dan pengarahan lebih lanjut dari Puskesmas Karya Wanita mengenai

tanaman toga dan manfaatnya.

2. Resiko meningkatnya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi

dan balita: gizi kurang di RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Rumbai Pesisir

berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam upaya peningkatan

status gizi kurang.

Implementasi diagnosa kedua merupakan implementasi untuk kegiatan tambahan hasil

lokakarya mini masyarakat. Implementasi yang dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan berdasarkan diagnosa kedua yaitu:

a. Penyuluhan gizi seimbang

Penyuluhan kesehatan tentang gizi seimbang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal

19 Januari 2012 dilakukan di Rumah Ibu Siti Isminah warga RW 07 Kelurahan Limbungan

Baru. Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dari pukul 19.30 dan berakhir pada pukul

20.15. Kegiatan penyuluhan gizi seimbang ini menggunakan strategi pendidikan kesehatan

melalui kegiatan penyuluhan dan penyebaran leaflet gizi seimbang. Kegiatan penyuluhan

gizi seimbang ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak serta

beberapa lansia juga terlihat hadir pada acara tersebut. Evaluasi dari kegiatan tersebut yaitu

lebih dari 75 % warga yang menghadiri kegiatan penyuluhan tersebut.

247

Page 18: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

1) Faktor Pendukung

Ibu-ibu serta bapak-bapak masih tetap aktif dalam kegiatan penyuluhan yang

dilaksanakan. Adanya feedback dari ibu-ibu dan bapak-bapak yang menghadiri

penyuluhan dengan dibuktikan oleh pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh ibu-ibu

dan antusiasme dalam menjawab pertanyaan. Selain itu faktor pendukung lainnya yaitu

warag terbuka dalam menerima setiap kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa termasuk

menyelipkan kegiatan tersebut pada acara wiritan.

2) Faktor Penghambat

Kendala yang ditemukan saat dilaksanakan nya kegiatan penyuluhan gizi seimbang

ini yaitu terbatasnya waktu yang sudah malam, sehingga peserta saat diakhir acara tidak

konsentrasi mengikuti penyuluhan. Selain itu, juga terdapat keterbatasan masalah tempat

yaitu seluruh peserta tidak terletak pada tempat yang sama, yaitu ada peserta yang duduk

di luar serta duduk dibagian depan. Kendala lainnya yaitu sebagian peserta (Bapak-

Bapak) meninggalkan acara sebelum acara selesai. Perbincangan Ibu-Ibu saat acara

dilaksanakan juga sulit untuk dipotong oleh moderator saat dilaksanakan seksi tanya

jawab.

3) Rencana Tindak Lanjut

Rencana tindak lanjut ditujukan kepada setiap aparat yang ada.

a) Untuk pihak RT maupun RW diharapkan tetap melakukan kegiatan penyuluhan

terkait masalah gizi bayi dan balita secara berkala. Kegitan tersebut dapat

dilaksanakan oleh kader-kader posyandu ataupun angggota RW Siaga “Amanah”

kususnya POKJA KADARZI yang telah dilantik dengan meminta bantuan pembicara

dari pihak puskesmas.

b) Pihak puskesmas juga harus jeli terhadap masalah gizi balita yang ada di wilayah RW

07 Kelurahan Limbungan Baru dengan cara turun langsung untuk melacak adanya

gizi kurang ataupun gizi buruk di wilayah RW tersebut. Pihak Puskesmas juga harus

selalu berkordinsai dengan pihak posyandu RW 07 untuk melakukan pelacakan

terhadap status gizi balita di wilayah tersebut.

248

Page 19: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

3. Implementasi kegiatan hasil lokakarya mini masyarakat untuk diagnose ke-4 gerontik:

Risiko meningkatnya kejadian penyakit kronis : hipertensi dan rematik di lingkungan

RW 07 Kelurahan Limbungan Baru Kecamatan Rumbai Pesisir berhubungan dengan

gaya hidup masyarakat yang kurang mendukung dalam upaya perawatan kesehatan

masyarakat dengan hipertensi dan rematik.

a. Senam Jantung Sehat Lansia

Kegiatan senam jantung sehat dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 06.30 WIB dan

berakhir pada pukul 07.30 WIB. Secara umum kegiatan berlangsung tepat pada waktunya.

Jumlah masyarakat yang hadir selama 5 minggu berturut-turut adalah 28 orang, 21 orang,

24 orang 17 orang dan 13 orang yang terdiri dari lansia, prelansia kader dan warga. Strategi

kegiatan yang dilaksanakan yaitu proses kelompok. Secara keseluruhan kegiatan yang

dilaksanakan berjalan denga lancar dibuktikan dengan jumlah peserta yang datang

mengikuti kegiatan senam selalu konstan (tetap) setiap waktunya.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung dari kegiatan senam lansia ini yaitu peserta yang aktif

mengikuti kegiatan senam pada setiap sabtu pagi. Faktor pendukung lainnya yaitu

kesediaan masyarakat untuk melakukan gotong-royong guna membuat tempat senam

yang tetap disamping Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat kegiatan senam lansia ini yaitu tidak tersedianya lapangan

yang cukup luas untuk pelaksanaan senam, sehingga pelaksanaan senam harus dilakukan

pada tempat yang berbeda setiap kalinya.

249

Page 20: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang dapat dilaksanakan diantaranya yaitu warga RW 07

tetap melanjutkan kegiatan senam jantung sehat tiap minggunya yang dipandu oleh

kader-kader Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang, POKJA KADARZI dan

POKJA PHBS yang telah mengikuti pelatihan senam kader.

b. Pelatihan Senam Kader

Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin, 30 Januari 2012, pukul 16.30 WIB dan

berakhir pada pukul 17.30 WIB bertempat di Posyandu Berbunga Silang Lagi

Berkembang RW 07 Kelurahan Limbungan Baru. Kegiatan diawali dengan

penyuluhan mengenai jantung sehat yang berisikan pengertian, manfaat, jenis, prinsip

serta langkah-langkah senam jantung sehat. Setelah pemberian materi dilanjutkan

dengan demonstrasi gerakan senam jantung sehat yang lakukan oleh mahasiswa

selanjutnya oleh para kader. Setelah kegiatan berlangsung, ditutup dengan kegiatan

senam jantung sehat secara bersama-sama. Strategi pelaksanaan kegiatan yaitu

pendidikan kesehatan serta proses kelompok. 12 peserta (86%) mengikuti kegiatan dari

awal hingga akhir acara.Terjadi peningkatan tingkat pengetahuan kader senam tentang

materi senam jantung sehat melalui evaluasi yang dilakukan pada akhir acara

(penutupan). 86 % peserta yang ada dapat mempraktekkan gerakan senam jantung

sehat yang telah di ajarkan sebelumnya.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan pelatihan senam kader yaitu keaktifan para kader dalam

mengikuti kegiatan pelatihan senam kader. Selain itu peserta sangat antusias

mempraktekan kegiatan senam yang yang telah diajarkan.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat kegiatan senam yaitu tidak tersedianya tempat yang cukup luas

untuk mengadakan senam.

250

Page 21: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan diantaranya yaitu kader-kader terutama

POKJA PHBS dan POKJA KADARZI dapat menerapkan ilmu yang didapat dalam

pelatihan tersebut untuk membentuk kelompok pelatih senam.

c. Pengaktifan Posbindu

Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, 27 Januari 2012, pukul 09.30 WIB dan

berakhir pada jam 10.55 WIB di Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang RW

07 Kelurahan Limbungan Baru. Kegiatan diawali dengan pemberian materi mengenai

system 5 meja dalam posbindu kemudian dilanjutkan dengan role play system 5 meja

posbindu oleh mahasiswa kemudian dilanjutkan role play oleh kader-kader posbindu.

Strategi pelaksanaan kegiatan yaitu pendidikan kesehatan. 7 orang peserta (100%)

mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir acara. Seluruh peserta (100%) dapat

mempraktekan penerapan system 5 meja dengan baik. Terjadi peningkatan

pengetahuan kader tentang system 5 meja, melalui evaluasi dari moderator.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan pengaktifan posbindu yaitu keaktifan peserta untuk

mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir yang ditunjukan melalui pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan serta keaktifan mengikuti kegiatan role play system 5

meja posbindu.

2) Faktor penghambat

Tidak ada hambatan yang berarti dalam pelaksanaan kegiatan pengaktifan

posbindu ini.

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang diharapkan yaitu:

1) Kader-kader posbindu di wilayah RW 07 menjalankan kembali kegiatan

posbindu lansia dengan mempraktekkan system 5 meja posbindu.

251

Page 22: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

2) Kader-kader posbindu di wilayah RW 07 membuat jadwal kegiatan posbindu

selama 1 tahun kedepan agar kegiatan posbimdu terus berjalan.

3) Bimbingan dan arahan dari pihak puskesmas karya waanita terkait

penyampaian materi-materi mengenai program posbindu

d. Penyuluhan Hipertensi

Kegiatan penyuluhan hipertensi dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Januari 2012

pada pukul 08.18 – 09.23 WIB di Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang.

Kegiatan diawali dengan senam lansia jantung sehat, selanjutnya penyuluhan

mengenai rematik dan terakhir yaitu demonstrasi obat-obatan tradisional untuk

mengatasi hipertensi. Kegiatan dilaksanakan dengan strategi pendidikan kesehatan.

80 % peserta menghadiri kegiatan penyuluhan hipertensi. kegiatan berjalan lancar

ditunjukan dengan 80% lansia sangat aktif selama kegiatan serta 70 % lansia mempu

menyebutkan kembali pengertian, penyebab, tanda dan gejala, cara pencegahan, diit,

serta perawatan pada penyakit hipertensi.

1) Faktor pendukung

Keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan ini merupakan faktor pendukung

kegiatan penyuluhan.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat kegiatan penyuluhan ini ruangan posyandu yang terlalu kecil,

sehingga peserta yang bisa masuk terbatas. Selanjutnya setting tempat yang kurang

tepat membuat ruangan menjadi semakin sempit.

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut dari kegiatn penyuluhan senam rematik yaitu:

a) Pihak RW 07 terutama kader-kader serta POKJA yang telah dibentuk tetap

mengadakan kegiatan penyuluhan terkait hipertensi bekerjasama dengan

Puskesmas Karya Wanita.

252

Page 23: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

b) Bimbingan dan arahan dari Puskesmas Karya Wanita untuk melatih kader-

kader dalam memberikan penyuluhan hipertensi.

e. Penyuluhan Rematik

Kegiatan penyuluhan rematik dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Januari 2012

pada pukul 20.00 – 20.30 WIB di rumah Ibu Tasmi warga RW 07 bersamaan dengan

kegiatan wirid mingguan yang diaadakan. Kegiatan diawali pembacaan wirid yasin,

cara makan-makan bersama dan selanjutnya penyampaiaan materi mengenai rematik

kemudian demonstrasi pembuatan obat-obatan tradisional mengatasi rematik. Strategi

pelaksanaan yang digunakan yaitu pendidikan kesehatan. kegiatan dihariri oleh 36

peserta wirid yang juga terdiri dari lansia. Kegiatan berjalan lancar ditunjukan 60 %

peserta mampu menyebutkan pengertian dan cara pencegahan rematik, 65 % peserta

mampu meyebutkan penyebab rematik, 70% peserta mampu menyebutkan tanda dan

gejala serta diit rematik, dan 80% peserta mampu meramu obat tradisional untuk

mengatasi nyeri rematik.

1) Faktor pendukung

Keaktifan peserta dan antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan

penyuluhan. Hal ini terlihat dari pertanyaan – pertanyaan yang muncul.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat sulit nya untuk mengadakan kegiatan selain di kegiatan

senam karena tidak ada fasilitas umum seperti mesjid yang dapat digunakan. Selain

itu hambatan ditemukan pada acara yang dikarenakan bergabung dengan acara wirid,

sehingga menyebabkan jalannya acara berjalan terburu-buru.

3) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut dari kegiatn penyuluhan senam rematik yaitu:

c) Pihak RW 07 terutama kader-kader serta POKJA yang telah dibentuk tetap

mengadakan kegiatan penyuluhan terkait rematik bekerjasama dengan

Puskesmas Karya Wanita.

253

Page 24: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

d) Bimbingan dan arahan dari Puskesmas Karya Wanita untuk melatih kader-

kader dalam memberikan penyuluhan rematik.

4. Implementasi keperawatan komunitas yang lainnya dilakukan oleh mahasiswa praktik

profesi keperawatan komunitas diantaranya:

a. Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Kegiatan usaha kesehatan sekolah dilaksanakan pada Hai Jumat, 23 Desember

2011 pada pukul 08.20 – 09.30 WIB di Seolah dasar (SD) Negeri 016 Kelurahan

Limbungan Baru kegiatan menjelasakan mengenai cara menggosok gigi yang benar

kepada seluruh siswa SD. Peserta kegiatan terdiri dari ± 200 orang yang terdiri dari

murid kelas I hingga kelas VI. Kegiatan dilaksanakan di halaman sekolah yang terdiri

dari rangkaian acara penyamapaian materi mengenai cara menggosok gigi yang benar,

pemutaran video kesehatan masalah gigi, dan selanjutnya demonstrasi cara menggosok

gigi yang benar oleh seluruh siswa. Atrategi pelaksanaan kegiatan merupakan strategi

kegiatan penddikan kesehatan. kegiatan berjalan lancar hal ini terlihat dari 100 siswa

aktif mengikuti kegiatan redemonstrasi cara menggosok gigi yang benar. Selanjutnya

85% siswa mampu menyebutkan manfaat, serta akibat jika tidak menggosok gigi yang

benar.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan ini yaitu keaktifan para siswa untk mengikuti kegiatan

dari awal hingga akhir acara. Selain itu respon positif dari seluruh guru-guru yang

berada di sekolah tersebut, hal ini terlihat dari pengumuman yang disampaikan oleh guru

kepada siswa-siswi untuk membawa peralatan menggosok gigi.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat yaitu tidak terdapatnya sekolah di wilayah RW 07 sehingga

harus mencari sekolah lain di luar wilayah RW 07. Selain itu, faktor penghambat

kegiatan ini yaitu tidak tersedianya temapat seperti aula untuk pengadaan kegiatan. Hal

254

Page 25: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

ini menyebabkan siswa harus berpanas-panasan serta layar yang tampilkan tidak terlihat

maksimal oleh para siswa.

3) Rencana tindak lanjut

Recanan tindak lanjut yang dapat dilakukan yaitu:

1) Pihak sekolah mengadakan kegiatan penyuluhan seanjutnya yang bekerja sama

dengan Puskesmas untuk memebrikan materi penyuluhan

2) Pihak Puskesmas Karya Wanita sebaiknya melakukan kunjungan rutin ke sekolah

dasar untuk mengenal masalah kesehatan yang ada sehingga dapat memberikan

penyuluhan yang tepat.

b. Kegiatan Usaha Kesehatan Kerja (UKK)

Kegiatan (Usaha Kesehatan Kerja) UKK dilaksanakan pada Hari Selasa, 10

Januari 2012 pada pukul 15.35 dan berakhir pada pukul 16.28 WIB. Kegiatan

dilaksanakan di bengkel las Bapak Surya di Jl. Harmonis RW 07 Keluraha Limbungan

Baru. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyampaian materi mengenai keselamatan

pada bengkel las, alat pelindung diri usaha bengkel las, serta perawatan pada akibat

usaha bengkel las melalui demonstrasi pembuatan obat-obat tradisional. Kegiatan

dilaksakan dengan strategi pelaksanaan pendidikan kesehatan. kegiatan dihadiri oleh

12 peserta. Kegiatan berjalan dengan lancar, hal ini terlihat 100% pserta megikuti

kegiatan dari awal ingga akhir acara.

a) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan ini yaitu keaktifan dari para peserta dalam mengikuti

acara. Tempat yang cukup luas juga penunjang pelaksanaan kegiatan menjadi baik.

b) Faktor penghambat

Faktor penghambat kegiatan ini yaitu, tertunda nya kegiatan ini Selma 3 kali

dikarenakan bengkel yang telah membuat kontrak membatalkan kegiatan

diakrenakan ada urusan penting.

255

Page 26: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

c) Rencana tindak lanjut

Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan yaitu pihak Puskesmas Karya Wnita

harus rutin melakukan kunjungan kepada usaha kesehatan kerja yang terdapat

diwilayah kerjanya.

c. Kegiatan Revitalisasi Posyandu

Kegiatan revitalisasi posyandu dilaksanakan pada hari Senin, 2 Januari 2012 pukul

09.15 WIB dan berakhir 12.20 WIB di Posyandu Berbunga Silang Lagi Berkembang

RW 07 Kelurahan Limbungan Baru. Kegiatan dihadiri oleh 9 orang (6 kader Posyandu,

2 orang Pokja Kadarzi, 1 orang Pokja PHBS) dan 1 orang kader Posyandu yang tidak

hadir hadir karena sedang mengunjungi keluarganya di luar kota yang sedang sakit.

Kegiatan diawali dengan pre-test, kemudian penjelaskan materi mengenai system 5 meja

posyandu yang lebih ditekankan pada penyegaran meja 4. Setelah itu dilakukan role play

system 5 meja posyandu oleh mahasiwa dan redemonstrasi oleh para kader posyandu.

Selain sitem 5 meja pada posyandu pada saat acara juga dilakukan penjelasan mengenai

deteksi dini tumbuh kembang bayi, penjelasan mengenai gizi seimbang dan diakhiri oleh

post-test. Kegiatan menggunakan strategi pelaksanaan pendidikan kesehatan. kegiatan

dihadiri oleh 9 peserta. Kegiatan berjalan lancar dilihat dari 100 % Kader Posyandu

berperan aktif dalam menempati sistem lima meja Posyandu. Selain itu, 100 % Kader

Posyandu terlihat telah mengerti tentang penerapan sistem lima meja Posyandu.

1) Faktor pendukung

Faktor pendukung kegiatan ini yaitu keaktifan para kader dalam mengikuti kegiatan

dari awal hingga akhir acara.

2) Faktor penghambat

Faktor penghambat yaitu sempitnya tempat pelaksaan acara, sehingga kegiatan

terlihat sangat padat.

3) Rencana tinadak lanjut

Rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu:

256

Page 27: Tahap Implementasi Aknes BUNDEL

1) Kader posyadu Berbunga Silang Lagi berkembang harus selalu menerapkan

system 5 meja yang telah di ajarkan kepada para kader pada setiap pelaksanaan

posyandu.

2) Pihak Puskesmas Karya Wanita harus selalu memantau kegiatan posyandu yang

diadakan tiap bulannya.

3) Bimbingan dan arahan dari pihak Puskesmas Karya wanita untuk melatih para

kader mengenai system 5 meja posyandu dan melatih para kader untuk melakukan

penyuluhan di meja 4.

257