Bundel Eksipien.docx

download Bundel Eksipien.docx

of 14

Transcript of Bundel Eksipien.docx

8

N0eksipienfungsihalaman

1AquadestPelarut

2EtanolPelarut

3HPMCBasis gel

4Propilen glikolPelarut, peningkat viskositas

5Setil alcoholPeningkat konsistensi krim

6Natrium laurel sulfatEmulgator stabilisator yg dikombnasikan dengan seto stearil alcohol (krim),Surfaktan anionic

7Ceto stearil alcoholEmulgator minyak (krimw/o) topicalAlcohol rantai panjang, cocok sama surfaktan anionik

8Paraffin liquidMengurangi lengket salep

9BhaAntioksidan minyak

10Cera albaMeningkatkan knsistensi emulsi, mudah dituang, kalau terlalu banyak, lotio jadi krim(bikin tambah kaku)

11KlorokresolPengawet

12Adaps lanaeBasis absorbs, waktu kontak

13Paraffin cairKonsistensi

14Vaselin album Basis hidrokarbon

15BHTAntioksidan

16Disodium edetatPenghelat

17Oleum rosaePengharum lotio, topical

18Propil parabenPengawet

19Metal parabenPengawet

20TokoferolAntioksidan

21Veegum (MgAlSi)Emulgator serbuk terbagi halus, peningkat viskositas

22Na-benzoatPengawet

23VanillinPengharum

24PGAEmulgator alam

25Na-metabisulfitAntioksidan

26Gliserinhumektan, pengawet antimikroba, pemanis, pelarut, emulien

27Xanthan gumEmulgator alam

28Asam tartratPenghelat ssepora logam

29Sirupus simpleksPemanis alami, bikin caps locking

30Sorbitol Pemanis, ani caps locking

31TartrazinPewarna kuning

32Tween 80, hlb 15Surfaktan

33Span 80, hlb 4,3Surfaktan

34CMC-Na Suspending agent

35CMC-Na FSHSuspending agent di suspense rekons

36PVPPengikat granul

37Colloidal Silicon Dioxide (Aerosil)Aerosol, fines di suspnsi rekons buat zat aktif yg higroskopis

38Asam sitratDapar

39Sunset yellowPewarna

40Asam sitrusPerasa

41MentholPerasa

42Tragacanth

43CarbomerBasis gel

44TrietanolaminPemberi suasana basa, kalau pakai carbomer

45TrimerosalPengawet pada gel

1. Aqua distillataPemerianCairan , jernih,tidak berwarna ; tidak berbau. (Farmakope Indonesia Edisi IV halaman 112)

Inkompatibil Air dapat bereaksi dengan zat aktif maupun eksipien sehingga dapat terhidrolisis (dekomposisi akibat keberadaan air atau kelembapan) pada peningkatan suhu. Air dapat bereaksi dengan logam logam alkali dan oksidanya seperti kalsium oksida dan magnesium oksida. Air juga dapat bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dengan berbagai komposisi , materi organik tertentu , dan kalsium karbida. (Handbook of Pharmaceutical Excipients halaman 804)

StabilitaAir secara kimia stabil dalam seluruh fasa (es , cairan,uap).Air untuk keperluan tertentu harus disimpan pada wadah yang sesuai. (Handbook of Pharmaceutical Excipients halaman 803)

2. EtanolPemerian

Cairan mudah menguap , jernih ,tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78 . Mudah terbakar (FI IV hal 63)

KelarutanBercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik. (F I Edisi IV halaman 63)

InkompatibilitasDalam kondisi asam , larutan etanol akan bereaksi secara cepat dengan senyawa senyawa pengoksidasi. Campuran dengan alkali mungkin memberikan warna gelap akibat reaksi dari sejumlah residu dari aldehida. Garam organik atau akasia mungkin diendapkan dari larutan sejati maupun dispersi. Larutan etanol juga memiliki inkompatibel dengan wadah aluminum dan mungkin berinteraksi dengan banyak obat. (Hope:19)

3. HPMCPemerianTidak berbau, putih atau serbuk granular yang berwarna putih atau krim. (hope halaman 346)

KelarutanLarut dalam air dingin , campuran air dan alkohol (Handbook of Pharmaceutical Excipients halaman 347)

InkompatibilitasInkompatibel agen pengoksidasi, HPMC merupakan nonionik sehingga tak aka membentuk kompleks dengan garam ionik yang akan membentuk endapan yang tidak larut. (hope halaman 348)

StabilitasSerbuk hipromellose merupakan material yang stabil , meskipun higroskopis setelah dikeringkan.Larutan stabil pada pH 3-11, kenaikan temeperatur menyebabkan pengurangan viskositas larutan, terjadi pembentukan gel-sol secara reversibel ketika dilakukan pemanasan dan pendinginkan berulang kali. Titik pembentukan gel pada 50-90C tergantung pada level dan konsentrasi material. (hope: 348)

4. Propilen Glikol (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 624-625)R kimia & BMC3H8O2, 76.09

PemerianBersih, tak berwarna, kental, praktis tidak berbau dengan rasa manis,

Kelarutanbercampur dengan aseton, kloroform, etanol (95%), glycerin, dan air. Larut dalam eter (1:6). Tidak bercampur dengan minyak mineral namun terlarut pada beberapa minyak esensial.

StabilitasPada suhu sejuk, propilen glikol stabil pada wadah tertutup rapat, namun pada suhu tinggi dan terbuka dapat teroksidasi menjadi propionaldehid, asam laktat, asam piruvat, dan asam asetat. Larutan berair boleh disterilisasi dengan autoklaf. Higroskopis sehingga harus disimpan di wadah tertutup rapat, dijaga dari cahaya, di tempat sejuk dan kering

Inkompatibilitas Propilen glikol inkompatibel dengan agen pengoksidasi seperti potasium permanganate

Kegunaan Pelarut, pengekstrak, pengawet. Antiseptik seperti pada etanol, dan melawan jamur seperti pada gliserin dan hanya sedikit kurang efektif daripada etanol. Propilen glikol juga digunakan di kosmetik dan makanan sebagai pembawa dan pengemulsi dan perasa. Humektan, pelarut pengawet, meningkatkan aktivitas pengawet.

JumlahHumektan Topikal : 15 %Pengawet : 15-30%Pelarut oral : 10-25 %Pelarut topikal : 580 %

5. Setil alkohol(hope hal 155-156; USP-NF 25 hal 1098)R.kimia&BMC16H34O; 242.44

PemerianBerbentuk lilin, serpihan, granul, kubus. Sedikit berbau dan terasa lembut

KelarutanLarut bebas di etanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan naiknya temperatur; praktis tidak larut di air; dapat dicampur ketika mencair dengan lemak, paraffin cair dan padat dan isopropyl miristad.

StabilitasSetil alkohol stabil dengan adanya asam, basa, cahaya dan udara; tidak menjadi tengik. Harus disimpan pada wadah tertutup rapat, di tempat yang sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat. Cetil alkohol dapat menurunkan titik leleh ibuprofen, dengan hasil cenderung lengket selama proses pelapisan kristal ibuprofen.

Kegunaan Emolien, emulgator, pengental, pengabsorpsi air

JumlahEmolien : 2-5 %Emulgator : 2-5 %Pengental : 2-10 %Pengabsorpsi Air : 5 %

6. Natrium Lauril Sulfat Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 687-688R. kimia &BMC12H25NaO4S , 288.38

PemerianSodium lauril sulfat berwarna putih, krim, hingga kuning pucat. Berbentuk kristal, hablur, atau serbuk yang terasa lembut, berbusa, berasa pahit dan sedikit berbau dari zat lemaknya.

KelarutanLarut bebas di air, memberikan larutan opal, praktis tidak larut dalam klorofrom dan eter

StabilitasStabil pada kondisi normal. Di larutan, dibawah kondisi ekstrims seperti pH 2,5 atau lebih rendah dapat terhirolisis menjadi lauril alkohol dan sodium bisulfat. Ruahan harus di simpan pada wadah yang tertutup rapat, hindarkan dari agen pengoksidasi kuat di tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Sodium lauril sulfat bereaksi dengan surfaktan kationik, menyebabkan penurunan aktivitas, jika konsentrasi terlalu rendah menyebabkan pengendapan. Tidak seperti sabun, dia kompatibel dengan asam encer dan kalsium serta ion magnesium. Larutan sodium lauril sulfat (pH 9.5-10) sedikit korosif untuk sedikit baja, tembaga, kuningan, perunggu dan aluminium. Sodium lauril sulfate juga inkompatibel dengan beberapa garam alkaloid dengan garam timbal dan potassium.

Kegunaan surfaktan anionik, detergen di sampo, pembersih kulit pada aplikasi topikal, pelarut pada konsentrasi lebih dari KMK, lubrikasi tablet, pembasah

JumlahPengemulsi anionik : 0,5-2,5 %Detergen di shampo : 10 %Pembersih kulit pada aplikasi topikal : 1 %Pelarut pada konsentrasi lebih dari KMK > 0.0025 %Lubrikasi tablet : 12 %Pembasah : 12 %

7. Ceto Stearil AlkoholSinonim Cetearyl alcohol, crodacol CS90, Lanette O.

Komposisi Stearil dan setil alkohol bervariasi, tetapi biasanya terdiri dari sekitar 50-70% stearil alkohol dan 20-35% setil alkohol.

Pemerian Massa berminyak yang berwarna putih atau krem, atau granul yang berwarna hampir putih. Memiliki bau khas yang lemah dan rasa yang lemah pula. Jika dipanaskan cetostearil alkohol mencair menjadi cairan yang bening, tidak berwarna atau berwarna kuning pucat.

Kelarutan Larut dalam etanol (95%), eter, dan petroleum spirit (jarak didih 40-60C), praktis tidak larut dalam air.

Titik didih >300C

Stabilitas Tidak mudah mengalami hidrolisis dan tidak menjadi tengik. Stabil pada kondisi penyimpanan normal.

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan oksidator kuat.

Penyimpanan Wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.

Kegunaan Emollient (pelembut), emulgator minyak, peningkat viskositas. Umumnya digunakan dalam sediaan farmasi kosmetik, oral, dan topikal. Pada sediaan topikal ceto stearil alkohol digunakan sebagai stiffening agent (agen pengkaku) dan emulgator. Senyawa ini bekerja sebagai stabilisator emulsi ketika dikombinasi dengan emulgator hidrofilik (misalnya emulgator anionik) untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air yang stabil pada berbagai pH. Juga dipakai dalam formulasi sediaan krim.

8. Paraffin liquidum (hope, 4th ed., hal.395)FungsiEmolient, lubrikan, pelarut.

AplikasiDigunakan sebagai komponen salep, emulsi minyak dalam air, pelarut, lubrikan kapsul dan tablet. Dalam formulasi sediaan mata digunakan sebagai lubrikan. Konsentrasi dalam salep mata 3-60%

PemerianTidak berbau dan tidak berasa pada keadaan dingin, berbau pada saat dipanaskan, tidak berwarna, tembus cahaya, cairan minyak kental, tidak berfluoresensi dengan cahaya.

KelarutanLarut aseton, benzen, kloroform, eter, petroleum eter, sedikit larut etanol, praktis tidak larut gliserin, etanol 95% dan air. Paraffin bisa bercampur dengan minyak atsiri, minyak lain kecuali minyak kastrol.

StabilitasTeroksidasi oleh pemaparan panas berlebihan dan cahaya. Dapat disterilisasi dengan pemanasan kering.

PenyimpananWadah kedap udara, terlindung dari cahaya dan disimpan di tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Bahan pengoksidasi kuat.

KeamananBisa menyebabkan reaksi granulomatous (paraffinomas) untuk sediaan injeksi dan bisa menyebabkan lipoid pneumonia pada penggunaan jangka panjang. Reaksi alergi sedikit terjadi.

9. Butil Hidroksi Anisol Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 79-80)R. kimia &BMC11H16O2, 180.25

PemerianBHA berbentuk kristal putih atau kebanyakan putih atau padatan lilin putih kekuningan dengan sedikit bau khas aromatik.

KelarutanPraktis tidak larut di air, larut di methanol , larut bebas di 550 % etanol berair, propilen glikol, kloroform, eter, heksana, minyak kapas, minyak kacang, minyak kedelai, gliseril monooleat dan lemak babi, dan di larutan basa hidroksida.

StabilitasPaparan cahaya menyebabkan perubahan warna dan kehilangan aktivitas. BHA harus disimpan pada wadah tertutup rapat, lindungi cahaya, taruh di tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas BHA adalah fenol dan bereaksi sesuai karakteristik fenol. Tidak kompatibel dengan agen pengoksidasi dan garam besi (III). Sedikit logam dan paparan cahaya menyebabkan perubahan warna dan kehilangan aktivitas

Kegunaan antioksidan dengan beberapa fungsi antimikroba

JumlahAntioksidan untuk minyak dan lemak : 0.02-0.5 %Antioksidan untuk penggunaan topikal : 0.005-0.02 %

10. Cera albaSinonimmalam putih

Pemerian padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam keadaan lapisan tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik. Bobot jenis lebih kurang 0,95.

Kelarutan tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin. Etanol mendidih melarutkan asam serotat dan bagian dari mirisin, yang merupakan kandungan malam putih. Larut sempurna dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan minyak atsiri. Sebagian larut dalam benzena dingin dan dalam karbon disulfida dingin. Pada suhu lebih kurang 30 larut sempurna dalam benzena, dan dalam karbon disulfida.

Jarak lebur antara 62 dan 65

Inkompatibilitasinkompatibel dengan oksidator.

Penyimpanandalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

Kegunaan sebagai bahan peningkat konsistensi (1-5) %.

11. Chlorocresol (hope,4thed., hal.326)Rumus kimia C7H7ClO

Pemerian bubuk kristal berwarna atau hampir tidak berwarna berbau fenolik

Kelarutanlarut dalam air panas, sangat mudah larut dalam etanol, larut dalam eter, dalam terpen, dalam larutan alkali hidroksida dan dalam minyak tertentu

Titik leleh235 C

Stabilita stabil pada suhu ruang. Larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf. Pemaparan terhadap cahaya dan udara menyebabkan perubahan warna menjadi kuning.

Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat tidak tembus cahaya

Penggunaan pengawet 0.075 0.12 %.

12. Adeps LanaeNama ZatAdeps Lanae

SinonimWool fat, lanolin

PemerianMassa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau khas

KelarutanTidak larut dalam air, dapat bercampur dalam air lebih kurang 2 kali beratnya, Agak sukar larut dalam etanol dingin, Lebih larut dalam etanol panas, Mudah larut dalam eter dan dalam kloroform

Bobot Jenis0,932-0,945 g/cm3 pada suhu 15 oC.

Stabilitas

CahayaDilindungi dari pemaparan cahaya

PanasTerpapar panas dalam waktu lama membuat lanolin anhidrat berwarna lebih gelap dan memiliki bau asam yang kuat

OksidasiBisa mengalami auto oksidasi selama penyimpanan

FungsiBasis salep dan agen pengemulsi

InkompatibiKarena lanolin mengandung prooksidan maka bisa mempengaruhi stabilitas beberapa zat aktif

Batasan pemakaianBoleh mengandung air tidak lebih dari 0,25%Boleh mengandung antioksidan yang sesuai tidak lebih dari 0,02%

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu kamar terkendali

PustakaFarmakope Indonesia IV, 1995, hlm. 57-59Handbook of Pharmaceutical Excipients 5thed,2006, hlm.399-401

13. Parafin CairNama ZatParafin Cair

SinonimMinyak mineral

PemerianTransparan, tidak berwarna, cairan berminyak yang viskos, tidak berfluoresensi pada siang hari. Tidak berasa, tidak berbau saat dingin. Memiliki sedikit bau petroleum saat dipanaskan.

KelarutanTidak larut dalam etanol 95%, gliserindan air. Larut di dalam aseton, benzena, kloroform, karbon disulfida, eter dan pertroleum eter. Larut dalam minyak menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak hangat.

Bobot Jenis0,932-0,945 g/cm3 pada suhu 15 oC.

Stabilitas

CahayaAkan teroksidasi

PanasAkan teroksidasi

OksidasiTeroksidasi jika terkena panas dan cahaya. Akan membentuk peroksida.

FungsiBasis salep, pelubrikasi.

KompatibilAnti oksidan yang kompatibel: buthylated hydroxyanisole, buthylated hydroxytoluene, alfa tokoferol.

InkompatibilInkompatibel dengan anti oksidan kuat.

Batasan pemakaianDalam salep topikal : 0,1-95%Dalam salep mata : 3-60%

PenyimpananDalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya di tempat sejuk dan kering

PustakaFarmakope Indonesia IV, 1995, hlm. 651-652Handbook of Pharmaceutical Excipients 5thed,2006, hlm.471-473

14. Vaselin AlbumNama ZatVaselin album

Pemerianputih sampai kuning pucat, massa berminyak transparan dalam lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0. Tidak berbau dan tidak berasa dan tidak berfluorosensi pada siang hari, walaupun saat meleleh.

Kelarutantidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin atau panas dan dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.

Viskositassifat reologinya ditentukan oleh perbandingan rantai lurus dan rantai bercabang dan komponen siklik dari campuran. Merupakan basis salep yang ideal karena memiliki massa yang lembut.

Stabilitas

Cahaya

Jika ada kandungan kotoran di dalamnya, jika terpapar cahaya akan teroksidasi dan mengubah warna vaselin flavum dan menghasilkan bau yang tidak diinginkan

PanasTidak boleh dipanaskan dalam waktu lama pada suhu di atas dia bisa meleleh. Biasanya suhu 700C.

OksidasiBisa diatasi dengan pemakaian anti oksidan seperti: buthylated hydroxyanisole, buthylated hydroxytoluene, alpha tocopherol

FungsiBasis salep

InkompatibilPada dasarnya zat yang bersifat inert, jadi inkompatibilitasnya sangat sedikit.

Batas pakaiPada sediaan salep bisa hingga 100%

Keamanannoniritan, nontoksik, dapat terjadi hipersensitivitas.

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, dilindungi dari cahaya, tempat sejuk dan kering.

PustakaFarmakope Indonesia IV, 1995, hlm. 823-824Handbook of Pharmaceutical Excipients 5thed,2006, hlm.509-511

15. BHT (Buthylated Hydroxytoluene)Nama ZatButil Hidroksi Toluen

SinonimAgidol, BHT

R. EmpirisC15H24O

Bobot Molekul220,35

Pemerianhablur/serbuk putih atau kuning pucat dengan bau khas

KelarutanPraktis tidak larut di dalam air, gliserin dan propilen glikol, larutan dengan hidroksida alkali dan asam mineral. Sangat mudah larut di dalam aseton, benzena, etanol 95%, toluena, fixed oil dan mineral oil.

Titik leleh700C

Bobot Jenis0,48-0,6 g/cm3 pada suhu 15 oC.

StabilitasJika terpapar cahaya, kelembaban, dan panas dapat menyebabkan perubahan warna dan kehilangan aktivitas.

FungsiAntioksidan

InkompatibiMengandung gugus fenolik, inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat seperti peroksida dan permanganat. Jika kontak dengan agen pengoksidasi bisa menyebabkan ledakan,. Garam besi dapat menyebabkan perubahan warna dan hilangnya aktivitas.

Batas pakaiPada formulasi sediaan topikal : 0,0075-0,1%

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat, dilindungi dari cahaya, tempat sejuk dan kering.

PustakaHandbook of Pharmaceutical Excipients 5thed,2006, hlm.81-82

16. Disodium EdetatNama ZatDisodium Edetat

SinonimEdetic acid, garam disodium

R. EmpirisC10H14N2Na2O8 (anhidrat) , C10H14N2Na2O10 (dihidrat)

Berat Molekul336,2 (anhidrat), 372,2 (dihidrat)

PemerianSerbuk kristal berwarna putih, tidak berbau dengan sedikit rasa asam

KelarutanLarut dalam 1 : 11 bagian air

InkompatibilPengoksidasi kuat, basa kuat, dan ion logam

Batas pakai Sebagai chelating agent dalam sediaan farmasi adalah antara 0,005 hingga 0,1 %.

PenyimpananDalam wadah tertutup rapat jauh dari api.

PustakaFarmakope Indonesia IV, 1995, hlm. 329-320Handbook of Pharmaceutical Excipients 5thed,2006, hlm.255-256.

17. Oleum Rosae (FI III, hal 459)PemerianCairan tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar

KelarutanLarut dalam 1 bagian kloroform

KegunaanPewangi

18. Propil paraben (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 629)R.kimia & BMC10H12O3, 180.20

PemerianKristal tidak berwarna, atau serbuk kristal putih. Tidak berbau dan terasa membakar

KelarutanLarut bebas dalam aseton, eter.Larut dalam etanol 95% (1:1.1), etanol 50% (1:5.6), propilen glikol (1:3.9), minyak kacang (1:70), propilen glikol 50% (1:110), gliserin (1:250), air 15oC (1:4350), air 80oC (1:225)minyak mineral (1:3330)

StabilitasLarutan propil paraben pada pH 3-6 boleh disterilisasi dengan autoklaf, tanpa dekomposisi. Larutan pada pH 3-6 stabil hingga 4 tahun pada suhu ruang, namun larutan pada pH 8 atau lebih dapat terhidrolisis. Harus disimpan pada wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.

Inkompatibilitas Aktivitas antimikroba dapat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik sebagai akibat dari miselisasi. Absorbsi propil paraben oleh plastik juga telah dilaporkan. Mg Al silikat, Mg trisilikat, besi oksida kuning, dan biru ultramarin juga mengabsorpsi. Propil paraben berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat

Kegunaan pengawet antimikroba di kosmetik, produk makanan, formulasi obat. Biasa dikombinasi dengan paraben lain. Paling efektif melawan jamur dan kapang. Karena kelarutan yang sedikit, garamnya sering digunakan, khususnya garam sodium.

JumlahLarutan dan suspensi oral : 0.01-0.02 %Sediaan topikal : 0.01-0.6 %Penggunaan bersama metil paraben : metil paraben ( 0.18%) propil paraben (0.02%)

19. Metil paraben (Handbook of Pharmaceutical Excipients hal 467-468)R. kimia& BMC8H8O3, 152.15

PemerianKristal tidak berwarna, atau serbuk kristal putih. Tidak berbau dan terasa membakar

KelarutanLarut dalam Etanol (1:2), etanol 95% (1:3), etanol 50% (1:6), propilen glikol (1:5), eter (1:10), gliserin (1:60), minyak kacang (1:200), air (1: 400), air 50oC (1:50), air 80oC (1:30). Praktis tidak larut dalam mineral oil.

StabilitasLarutan metil paraben pada pH 3-6 boleh disterilisasi dengan autoklaf pada 120,8 C selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan pada pH 3-6 stabil hingga 4 tahun pada suhu ruang, namun larutan pada pH 8 atau lebih dapat terhidrolisis. Harus disimpan pada wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan kering.

InkompatibilAktivitas antimikroba dapat berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai akibat dari miselisasi. Sebaliknya, propilen glikol (10%) dapat meningkatkan potensi antimikroba paraben walaupun ada surfaktan nonionik dan mencegah interaksi antara metil paraben dan polisorbat 80. Inkompabilitas dengan bentonit, Mg trisilikat, talk, tragakan, sodium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin, juga bereaksi dengan gula dan alkohol sejenis. Absorbsi metil paraben oleh plastik juga telah dilaporkan, jumlah terabsorbsi tergantung jenis plastik. Botol polietilen densitas rendah dan tinggi diklaim tidak mengabsorbsi metil paraben. Metil paraben berubah warna dengan adanya besi dan terhidrolisis oleh basa lemah dan asam kuat

Kegunaan Metil paraben digunakan sebagai pengawet antimikroba di kosmetik, produk makanan, formulasi obat. Biasa dikombinasi dengan paraben lain. Metil paraben (0.18%) bersama dengan propil paraben (0.02%) sering digunakan pada berbagai sediaan parenteral.

KonsentrasiLarutan dan suspensi oral : 0.015-0.2 %Sediaan topikal : 0.02-0.3 %

20. Tokoferol FI III hal. 606-610)Pemerian tokoferol tidak berbau atau sedikit berbau; tidak berasa atau sedikit berasa

KelarutanPraktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol

InkompatibilitasTidak kompatibel dengan oksidator dan larutan alkali.

KegunaanAntioksidan 0,001-0,05%

21. Veegum (Handbook of Pharmaceutical Excipients, hal. 269)Pemeriantidak berbau, tidak berasa, berwarna krem, merupakan serbuk halus dengan variasi ukuran 0.30.4 mm, 1.0-2.0 mm dan mempunyai ketebalan 25-240 mikron.

Kelarutanpraktis tidak larut dalam air dan dalam pelarut organik, tetapi dapat membentuk suatu dispersi koloid tiksotropik. Bisa tercampurkan dengan alkohol sampai 40 %.

Viskositas 250 mPa s (5% b/v suspensi)

Stabilitasstabil dalam keadaan kering.

Inkompatibilitasbahan yang inert, tidak cocok untuk larutan dengan pH di bawah 3,5. Veegum dapat mengabsorbsi beberapa obat, di mana akan menurunkan bioavaibilitasnya. Contohnya amfetamin sulfat, tolbutamid, natrium warfarin, dan diazepam.

Kegunaandigunakan untuk oral dan topikal sebagai pensuspensi dan agen stabilisasi baik digunakan sendiri maupun bersamaan dengan pensuspensi. Viskositas dapat ditingkatkan dengan kombinasi dengan agen pensuspensi lainnya.

Cara pengembanganSejumlah veegum dimasukkan ke dalam air panas, sambil diaduk-aduk. Kemudian pindahkan ke dalam pengaduk blender. Aduk hingga larutan mengembang

PenggunaanKonsentrasi (%)

Penstabil emulsi (topikal)2 - 5

Penstabil emulsi (oral)1 - 5

Pensuspensi (topikal)1 - 10

Pensuspensi (oral)0.5 2.5

Agen stabilisasi0.5 2.5

Modifikasi viskositas2 - 10

22. Natrium Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipients,hal. 433)Kelarutan: 1 dalam 50 etanol 90% ; 1 dalam 1,8 air ; 1 dalam 1,4 air pada 100CInkompatibilitas: tidak kompatibel dengan senyawa-senyawa kuartener, gelatin, garam besi, garam kalsium, garam logam berat. Aktivitas antimikroba berkurang jika berinteraksi dengan kaolin atau srfaktan nonionik.SinonimBenzoic acid sodium salt

Pemerian bewarna putih kristal, tidak berasa.

Fungsianti mikroba

Stabilitas Disterilisasi dengan autoklaf atau filtrasi.

Penggunaanantara 0,02-0,5 %

23. Vanillin (Handbook of Pharmaceutical Excipinets,hal. 542)Sinonim 4-Hydroxy-m-anisaldehid

Berat molekul 152.15

Stabilitasdapat terdekomposisi pada keadaan terang

FungsiPerasa

Penggunaan0,01-0,02% b/v

24. PGA Pulvus Gum Acacia, gom arab, Pemerian

Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lendir (FI III hal.279)Serpihan putih atau putih kekuningan, granul, serbuk atau serbuk spray kering. Tidak berbau dan rasa lemah. (HOPE hal.1)

Makroskopik

Butir, bentuk bulat atau bulat telur, penampang 0,5 cm sampai 6 cm atau berupa pecahan bersegi-segi. Warna putih sampai putih kekuningan. Tembus cahay, buram karena banyak retakan kecil, amat rapuh, permukaan pecahan menyerupai kaca, dan kadang berwarna seperti pelangi. (FI III hal.279)

Kelarutan

Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya. Praktis tidak larut dalam etanol.(FI III hal 279)Larut 1 dalam 20 bagian gliserin, 1 dalam 20 bagian propilenglikol, 1 dalam 2,7 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol. (HOPE hal.1)

Stabilitas

Bentuk larutannya haris ditambahkan pengawet. Serbuk akasia harus disimpan dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering. (HOPE hal.2)

Inkompatibilitas

Inkompatibel dengan amidopyrine, apomorphine, cresol, etanol, garam besi (II), morfin, fenol, physostigmine, tanin, timol, dan vanilin. Adanya enzim pengoksidasi menyebabkan sediaannya mudah teroksidasi. Bagaimanapun, enzim akan inaktif dengan pemanasan pada suhu 1000C selama waktu yang singkat. Adanya garam mengurangi viskositas larutan yang mengandung akasia, ketika garam trivalen menginisiasi koagulasi. Larutannya bermuatan negatif dan akan membentuk koagulan dengan gelatin dan bahan lain. Dalam sediaan emulsi, larutan akasia inkompatibel dengan sabun. (HOPE hal.2)

Fungsiemulsifying agent (5 10 %), stabilizing agent, suspending agent (5 10 %), agen peningkat viskositas ( 10-15 %), pengikat pada tablet (1 5 %).

Cara pengembangan : PGA ditaburkan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi sejumlah volume air dingin. Gerus hingga homogen dan biarkan hingga mengembang

25. Na-metabisulfitStabilitas: terpapar udara lembab, teroksidasi menjadi sodium sulfat. Penambahan asam kuat pada padatan melepaskan sulfur dioksida. Dalam air terurai menjadi sodium (Na+) dan bisulfit (HSO3-). Larutan sodium metabisulfit terurai dalam air terutama dengan pemanasan. Penambahan dekstrosa pada larutan sodium metabisulfit menyebabkan penurunan stabilitas. Jumlah: 0,01-1% w/vNama lainDisodium disulfite; disodium pyrosulfite; disulfurous acid, disodium salt; E223; sodium acid sulfite; sodium pyrosulfite.

Rumus kimiaNa2S2O5

Berat molekul190,1

PemerianSerbuk kristal tidak berwarna, kristal prismatik atau serbuk putih hingga kekuning-kuningan, memiliki bau sulfur dioksida, rasa asin dan keasaman

Kelarutan1 dalam 1,9 bagian air, 1 dalam 1,2 bagian air 100C, sedikit larut dalam etanol 95%, mudah larut dalam gliserin

PenggunaanAntioksidan

InkompatibilitasNatrium metabisulfit bereaksi dengan obat-obat golongan simpatomimetik dan obat-obat lain turunan orto- atau para hidroksibenzil, dan membentuk asam sulfonat yang tidak memiliki efek farmakologi. Natrium metabisulfit memiliki inkompatibilitas terhadap kloramfenicol, fenilmerkuri asetat ketika diautoklaf (untuk sediaan obat tetes mata), menginaktivasi cisplantin dalam larutanivates cisplatin in solution.Natrium metabisulfit dapat bereaksi dengan tutup karet dari vial multidose, sehingga sebelumnya perlu ada perlakuan awal dengan larutan natritum metabisulfit

26. Gliserin/gliserol (Pharmaceutical Drugs Excipient hlm 204-205)Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak menguap. Aseton (agak larut), benzene (tidak larut), etanol 95% (larut), etil asetat (1:11), methanol (larut), minyak (tidak larut).Stabilitas : gliserin bersifat higroskopis. Tidak teroksidasi pada penyimpanan, tapi dapat terdekomposisi oleh pemanasan yang menghasilkan racun Ecrolein, campuran gliserin dengan air, etanol, dan propilenglikol secara kimiawi. Gliserin dapat terkristalisasi jika disimpan pada suhu rendah. Kristal tidak meleleh sampai suhu 20C. Gliserin harus disimpan pada kemasan kedap udara, di tempat yang sejuk dan kering. Gliserin dapat terdekomposisi karena pemanasan, menghasilkan zat toksik acrolein. Campuran gliserin dan air, etanol, dan proppilen glikol menghasilkan campuran yang stabil secara kimia.Inkompatibilitas : gliserin dapat meledak jika bercampur dengan agen oksida yang kuat seperti kromium trioksida, potassium klorat, atau kalium permanganat. Warna hitam muncul bila lama terkena cahaya atau karena kontak dengan seng oksida atau bismuth nitrat. Kontaminasi besi pada gliserin dapat menyebabkan penuaan warna pada campuran yang mengandung fenol, salisilat dan tannin. Gliserin membentuk kompleks asam borat, asam gliseroborat, yang lebih kuat dari asam borat. Fungsi : humektan, pengawet antimikroba, pemanis, pelarut, emulienJumlah: PenggunaanKonsentrasi (%)

Pengawet antimikroba