bundel isoterm adsorpsi.doc

32
HALAMAN PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Kimia Fisik II dengan judul “Isotherm Adsorpsi” yang disusun oleh Nama : Norman Adi Husain NIM : 1213140002 Kelas/Kelompok : Kimia Sains/I Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima. Makassar, Januari 2015 Koordinator Asisten Asisten Dipo Ade Putra Iskandar Suhaemi Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Transcript of bundel isoterm adsorpsi.doc

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Fisik II dengan judul Isotherm Adsorpsi yang disusun oleh

Nama:Norman Adi Husain

NIM:1213140002

Kelas/Kelompok:Kimia Sains/I

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Januari 2015

Koordinator Asisten

Asisten

Dipo Ade Putra Iskandar

Suhaemi

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Suriati Eka Putri, S.Si, M.Si

A. Judul

Isoterm Adsorbsi

B. Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa diharapkan mampu menentukan isotherm adsorpsi secara Freundlich bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang.

C. Landasan Teori

Pengertian adsorpsi dapat diungkapkan sebagai berikut, menurut Mulyono (2006:2), adsorpsi adalah proses puatu penyerapan atau pengumpalan pada benda yang berlangsung hanya pada permukaan benda itu. Adsorpsi menurut Shadily (1997:16-17) merupakan penarikan dan pelekatan molekul suatu benda ke permukaan benda lain, tanpa adanya suatu perubahan kimiawi. Atom atau molekul zat tersebut akan terkonsentrasikan pada bidang pemisah, dimana adsorpsi dapat dibedakan menjadi lima macam bidang pemisah yaitu gas-padat, cair-padat, gas-cair, cair-cair, padat-padat. Semua proses adsorpsi disertai dengan penurunan suatu free energy dan entropy, sehingga proses tersebut bersifat eksotermis. Sedangkan menurut Wirawan (2012, Vol.11) adsorpsi adalah molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik kea rah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair mempunyai gaya adsorpsi. Pada adsorpsi gas, terjadi kesetimbangan antara gas yang terjerat dengan gas sisa.Atom, ion, atau molekul dalam lapisan suatu permukaan zat padat, tidak seperti dibagian bawah permukaannya, tidak memiliki partikel tetangga disemua sisi. Jadi gaya tarik sisa dikerahkan pada komponen-komponen fluida yang membasahi permukaan, dan energy bebas system tersebut dapat diminimalkan jika komponen-kkomponen semacam itu berkumpul pada lapisan batas permukaan. Dalam system-sistem tertentu dalam lapisan khusus, lapisan adsorpsinya mungkin hanya akan setebal satu molekul (adsorpsi lapisan tunggal), tetapi lebih lazim terjadi adalah molekul-molekul teradsorpsi akan menahan molekul-molekul lain sehingga pada akhirnya mereka akan menumpuk membentuk suatu lapisan multimolekul. Gaya yangberperan dalam adsorpsi tergantung pada sifat dasar kimia permukaan yang dapat dilihat dengan jelas juga terlibat dalam adsorpsi tergantung pada sifat dasar ion-ion keatas permukaan zat padat ionik. Dalam kasus lain, dapat dilihat interaksi antara kelompok polar dalam suatu molekul organik misalkan, karbonil dan hidroksil, dengan suatu adsorben polar. Kadang-kadang pembentukan ikatan hydrogen dapat terlibat. Suatu permukaan polar mungkin dapat menginduksi suatu pemisahan muatan komplementer didalam suatu molekul-molekul dimana yang dapat dipolarisasikan (Day dan Underwood,2002:526).

Menurut Tim Dosen Kimia Fisik (2014:13) adsorpsi adalah penggumpalan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain, sebagai akibat daripada ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut.untuk proses adsorpsi dalam suatu larutan, jumlah zat yang akan teradsorpsi bergantung pada beberapa factor yaitu jenis adsorben, jenis dari adsorbat atau zat yang teradsorpsi, luas permukaan adsorben, konsentrasi dari zat terlarut , dan temperatur. Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi persatuan luas atau persatuan berat adsorben, dengan konsentrasi zat terlarut pada temperature te3rtentu disebut isotherm adsorpsi.

Model adsorpsi yang sering digunakan adalah model dari isotherm Langmuir dan isotherm Freundlich. Untuk isotherm adsorpsi Langmuir, adsorpsi gas padatan dengan suhu konstan mengikuti hubungan :

( = bp / (1+bp)

dimana ( adalah fraksi permukaan yang menyerap molekul b adalah koefisien dari adsorpsi, sedangkan p merupakan tekanan gas (Pudjaatmaka,2002:341). Model dari isoterm Freundlich bersifat empiris dengan bentuk persamaan linear seperti persamaan :

Log qe = log kf + 1/n log Cedimana nilai n merupakan konstanta yang terkait dengan suatu energi adsorpsi, sedangkan harga k merupakan nilai tanpa dimensi yang terkait dengan kekemampuan

adsorpsi adsorben semakin besar k, semakin besar pula afinitas dari adsorben terhadap adsorbat (Santono.dkk,2008,Vol.8).

Menurut Basuki (2007,Vol.1) dalam penelitian dengan menggunakan karbon aktif, dimana karbon aktif tidak dapat dilakukan proses pilarisasi karena jika dipanaskan pada suhu diatas 150(C, struktur molekul karbon aktif tersebut akan rusak. Pemanasan karbon karbon aktif dilakukan pada suhu dibawah 150(C. Pemanasan inibertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung dalam karbon aktif karena dengan proses pemanasan, molekul air (H2O) akan menguap. Adapun mekanisme penyerapan adalah sebagai berikut:1. Molekul adsorbat berpindah menuju lapisan terluar dari suatu adsorben

2. Karbon aktif dalam kesatuan kelompok mempunyai suatu luas permukaan pori yang besar sehingga dapat mengadakan penyerapan terhadap adsorbat.

3. Sebagian adsorbat ada yang teradsorpsi dipermukaan luar, tetapi sebagian besar teradsorpsi didalam pori adsorben dengan cara difusi.

4. Bila kapasitas masih sangat besar untuk teradsorpsi, maka sebagian besar molekul adsorbat akan teradsorpsi dan terikat dipermukaan. Tetapi bila permukaan pori adsorben sudah jenuh dengan adsorbat maka akan terjadi dua buah kemungkinan, yaitu :

a. Terbentuk lapisan adsorpsi kesua, ketiga, dan seterusnya

b. Tidak terbentuk lapisan adsorbs kedua, lapisan ketiga, dan seterusnya sehingga adaorbat yang belum teradsorpsi akan terus berdifusi keluar pori.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Wirawan (2012,Vol.11) tentang adsorpsi fenol pada arang aktif berdasarkan pengaruh waktu kontak, menunjukkan semakin lama waktu yang akan digunakan adsorben (arang aktif) semakin besar konsentrasi fenol yang teradsorpsi. Hal ini dikarenakan semakin lama arang aktif melakukan kkontak dengan fenol maka semakin besar pula kemungkinan sisi aktif (active site) dari arang aktif untuk berikatan secara kovalen dengan fenol tersebut.D. Alat dan Bahan1. Alat

a. Buret 50 mL

2 buah

b. Statif dan klem

2 buah

c. Pipet volum 50 mL dan 25 mL

1 buah

d. Gelas kimia 250 mL

2 buah

e. Gelas kimia 100 mL

1 buah

f. Gelas ukur 50 mL dan 25 mL

1 buah

g. Labu Erlenmeyer 250 mL bertutup6 buah

h. Labu Erlenmeyer 250 mL

5 buah

i. Neraca analitik

1 buah

j. Spatula

1 buah

k. Pipet tetes

5 buah

l. Stopwatch

5 buah

m. Ball pipet

1 buah

n. Botol semprot

2 buah

o. Lap kasar

1 buah

p. Lap halus

6 buah

q. Corong 75 mm

2 buah

2. Bahan

a. Larutan Asam asetat (CH3COOH) 0,5000 M; 0,2500 M; 0,1250 M; 0,0625 M; 0,0313 M; dan 0,0156 Mb. Larutan Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N\

c. Karbon aktif

d. Indikator phenolpthalein (pp)

e. Aquadest (H2O)

f. Kertas saring

g. Label

E. Prosedur Kerja1. Sebanyak 0,5 gram karbon aktif ditimbang dan dimasukkan dalam 6 buah labu erlemeyer 250 ml bertutup.2. Sebanyak 50 ml CH3COOH 0,5000 M, 0,2500 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M dan 0,0156 M dimasukan kedalam masing-masing labu erlemeyer bertutup.3. Campuran dikocok selama 15 menit. Suhu larutan diperhatikan.4. Setelah 15 menit, campuran disaring dengan kertas saring biasa dan diperoleh 6 buah filtrat.5. Setiap filtrat di ambil dengan cara, untuk filtrat berkonsentrasi 0,5000 M dan 0,250 M diambil sebanya 5 ml untuk filtrat 0,125 M diambil sebanyak 12,5 ml dan untuk filtrat dengan konsentrasi o,o625 M, 0,o313 M, dan 0,015 M diambil sebanyak 25 ml.fitrat disiapkan pada dua tempat untuk filtrat diplo.6. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dan phenolpthalein sebagai indikator.F. Hasil Pengamatan0.5 gram arang aktif + 50 ml CH3COOH (5000 M, 0,2500 M, 0,125 M, 0,0625 M, 0,0313 M, 0,0156 M) larutan hitam ( seiap konsentrasi) dikocok larutan hitam pekat ( setiap konsentrasi asam asetat) disaring filtrat bening

Dibagi 1. [0,5000] + indikator pp larutan bening

Setiap filtrat 2. [0,2500]

3. [0,1250]

4. [0,0625]

5. [0,0313]

6. [0,0156]

No.Volume larutan asamv. NaOH yang digunakanHasil

1.5 ml [0,5000 M ] V1 =25,7 ml

V2=25,7 ml

V rata-rata=25,7mlLarutan bening

Larutan bening

2.5 ml [0,2500 M ]V1 =11,1 ml

V2=11,3 ml

V rata-rata=11,2mlLarutan bening

Larutan bening

3.12,5 ml [0,1250 M ]V1 =13,2 ml

V2=13,7 ml

V rata-rata= 13,45mlLarutan bening

Larutan bening

4.25 ml [0,0625 M ]V1 =10,0 ml

V2=11,2 ml

V rata-rata=10,60mlLarutan bening

Larutan bening

5.25 ml [0,0313 M ]V= 3,1 mlLarutan bening

6.25 ml [0,0156 M ]V1 =0,5 ml

V2=0,6 ml

V rata-rata=0,55mlLarutan bening

Larutan bening

G. Analisis Data1. Erlenmeyer I

Dik. M CH3COOH = 0,5000 M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 25,7 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon = 0,5gram

Dit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,5000 M 50 ml

= 25 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 25,7 ml )

= 25,7 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 25 mmol 25,7 mmol

= -0,7mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= -0,7mmol 60 mg/mmol

= -42 mg

= -0,0420 gram

Log

Log C = -0,2890

2. Erlenmeyer 2

Dik. M CH3COOH = 0,2500 M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 11,2 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon =0,5 gramDit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,2500 M 50 ml

= 12,50 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 11,2 ml )

= 11,2 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 12,50 mmol- 11,2 mmol

= 1,3mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= 1,3mmol 60 mg/mmol

= 78 mg

= 0,o780 gram

Log

Log C = -0,6490

3. Erlenmeyer 3

Dik. M CH3COOH = 0,1250M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 13,45 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon = 0,5

Dit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,1250 M 50 ml

= 6,25 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 13,45 ml )

= 5,38 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 6,25 mmol 5,38 mmol

= 0,87mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= 0,87mmol 60 mg/mmol

= 52,2 mg

= 0,0522 gram

Log

Log C = log = -0,9640

4. Erlenmeyer 4

Dik. M CH3COOH = 0,0625M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 10,60 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon = 0,5

Dit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,0625M 50 ml

= 3,125 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 10,60 ml )

= 2,12 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 3,125 mmol 2,12 mmol

= 1,005mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= 1,005mmol 60 mg/mmol

= 60,3 mg

= 0,0603 gram

Log

Log C = log = -1,3730

5. Erlenmeyer 5

Dik. M CH3COOH = 0,0313M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 3,1 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon = 0,5

Dit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,0313M 50 ml

= 1,565 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 3,1 ml )

= 0,62 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 1,565 mmol 0,62 mmol

= 0,945 mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= 0,945mmol 60 mg/mmol

= 56,7 mg

= 0,0567gram

Log

Log C = log = -1,9070

6. Erlenmeyer 6

Dik. M CH3COOH = 0,0156M

V CH3COOH = 50 ml

V rata- rata = 0,55 ml

Mr CH3COOH = 60 mg/mmol

m karbon = 0,5

Dit. CH3COOH teradsorpsi....?

Penyelesaian:

mmol CH3COOH awal = ( M V ) CH3COOH

= 0,0156M 50 ml

= 0,78 mmol

mmol CH3COOH akhir = mmol NaOH fp

=( M V ) NaOH fp

= ( 0,1 M 0,55 ml )

= 0,11 mmol

mmol zat yang teradsorpsi = mmol awal mmol akhir

= 0,78 mmol 0,11 mmol

= 0,67 mmol

Jumlah CH3COOH yang teradsorpsi ()

= n BM

= 0,67mmol 60 mg/mmol

= 40,2 mg

= 0,0402gram

Log

Log C = log = -2,6580

7. Tabel

No.m. arang aktif

(gram)Konsentrasi awal (M)Konsentrasi akhir (M)X (gram)log log C

1.0,50,50000,5140-0,0420-0,08401,0760-0,2890

2.0,50,25000,22400,07800,1560-0,8070-0,6490

3.0,50,12500,10800,05220,1044-0,9810-0,9640

4.0,50,06250,04240,06030,1206-0,9190-1,3730

5.0,50,03130,01240,05670,1134-0,9450-1,9070

6.0,50,01560,00220,04020,0804-1,0950-2,6580

8. Tetapan isoterm Adsorpsi

Log k= log Dimana nilia n menurut grafik 1

a. Konsentrasi CH3COOH 0,5000 M

Log k1 = log = 1,0760 1 (-0,2890)

= 1,3650

K1 =3,915

b. Konsentrasi CH3COOH 0,2500M

Log k1 = log = -0,8070 1 (-0,6490)

= -0,1580

K2 =0,854

c. Konsentrasi CH3COOH 0,1250M

Log k1 = log = -0,9810 1 (-0,9680)

= -0,0130

K3 =0,9870

d. Konsentrasi CH3COOH 0,0625M

Log k1 = log = 0,9540 1 (-1,3730)

= 0,7790

K4 = 2, 1790

e. Konsentrasi CH3COOH 0,0313M

Log k1 = log = -1,1280 1 (-1,9060)

= 0,7780

K5 = 2, 1770f. Konsentrasi CH3COOH 0,0156M

Log k1 = log = -1, 8790 1 (-2,6580)

= 0,7790

K5 = 2, 1790

K rata-rata = = = = 2,0485

9. Grafik

H. Pembahasan

Percobaan ini berjudul isotherm adsorpsi. Tujuan percobaan ini adalah menentukan isoterm adsorpsi secara Freundlich untuk proses adsorpsi asam asetat pada arang (karbon aktif). Isotherm adalah suatu proses yang berlangsung tanpa disertai perubahan suhu (Mulyono,2002:199). Adsorpsi adalah molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunya gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi (Wirawan,2012,Vol.11). Isoterm adsorpsi menurut Freundlich menyatakan hubungan materi dalam larutan; m=kc1/n, m adalh jumlah gram yang diserap per gram penyerap, c adalah konsentrasi, k dan n tetapan (Pudjaatmaka,2002:341).Percobaan ini menggunakan adsorben berupa arang aktif. Arang aktif (karbon aktif) merupakan salah satu adsorben yang memiliki daya serap tinggi. Adsorbat yang digunakan adalah asam asetat dengan berbagai konsentrasi. Variasi konsentrasi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap zat yang teradsorpsi. Karbon aktif dicampurkan dengan asam asetat dan dikocok agar proses adsorpsi dapat berjalan dengan optimal. Setelah pengocokan dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan fasa cair berupa filtrat CH3COOH dan fasa padat berupa karbon aktif. Filtrate yang diperoleh akan diambil dengan volume yang berbeda-beda sesuai dengan besarnya konsentrasi CH3COOH. Sebelum dilakukan titrasi filtrat ditambahkan dengan indikator pp yang berfungsi untuk mengidentifikasi titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda. Filtrat untuk selanjutnya dititrasi dengan NaOH sebanyak 2 kali untuk tiap filtrat agar data yang diperoleh lebih akurat. Reaksi yang terjadi selama proses titrasi adalah :

CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O

Hasil yang diperoleh volume NaOh yang digunakan dalam proses titrasi berturut-turut adalah 25,7 mL; 11,2 mL; 13,45 mL; 10,16 mL; 3,1 mL; dan 0,55 mL. Jumlah asam asetat yang teradsorpsi -0,7 mmol; 1,3 mmol; 0,87 mmol; 1,005 mmol; 0,945 mmol; dan 0,67 mmol. Secara tori, jumlah zat teradsorpsi berbanding lurus terhadap konsentrasi, sehingga saat menitrasi volume dari NaOH yang digunakan makin berkurang. Namun, hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan oleh kesalahan operatif berupa kesalahan pengocokan yang kurang maksimal maupun kesalahan pembacaan skala pada buret.

Data yang diperoleh digunakan untuk menentukan x/m, log x/m, C, dan log C. Nilai x/m secara berturut-turut adalah -0,0840; 0,1560; 0,1044; 0,1206; 0,1134; dan 0,0804. Nilai C sebesar 0,5140 M; 0,2240 M; 0,1076 M; 0,0424 M; 0,0124 M; dan 0,0022 M. Nilai C yang diperoleh lebih kecil disbanding konsentrasi awal dari masing-masing larutan. Hal ini dikarenakan sebagian dari asam asetat teradsorpsi kepermukaan karbon aktif. Hasil yang diperoleh dibuat dalam grafik hubungan C dengan x/m dan log C dengan log x/m. pada grafik C terhadap x/m diperoleh persamaan linear yaitu y=0,7219x 0,7883 dan untuk log C terhadap log x/m sebesar y= -0,9283x + 0,2303. Persamaan ini ekuivalen dengan persamaan nLog C = log x/m log k. maka nilai k yang diperoleh pada kurva C terhadap x/m adalah -0,7883 dan log C terhadap log x/m adalah 0,2303.I. Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah makin besar konsentrasi asam asetat, maka makin banyak pula jumlah zat yang teradsorpsi pada arang aktif, sehingga jumlah NaOH saat titrasi makin sedikit. Hal ini sesuai dengan rumus Frundlich

x/m = k. Cn.J. Saran

Saran untuk praktikan berikutnya untuk memaksimalkan proses pengocokan agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

Daftar PustakaBasuki,K.T.2007.Penurunan Konsentrasi Co dan NO2 pada Emisi Gas Buang dengan menggunakan Media Penyisipan TiO2 Lokal pada Karbon Aktif. JFN. Vol.1, No.1, Hal.45-64.

Day dan Underwood.2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Mulyono.2002. Kamus Kimia. Jakarta : Bumi Aksara.

Pudjaatmaka,A.H.2002. Kamus Kimia. Jakarta : Balai Pustaka.

Santoso,dkk.2008. Imobilisasi Asam Humat pada Kitosan Menggunakan Metode Reaksi Pengikatan-silang Terproteksi dan Aplikasinya sebagai Adsorben, Pb (II), Cd (II), dan Cr (III). Indo.j.Chem. Vol.8, No.2, Hal.177-183.

Shadily,H.1977. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Tim Dosen Kimia Fisik.2014. Penuntun Praktikum Kimmia Fisik II. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.

Wirawan,T.2012. Adsorpsi Fenol oleh Arang Aktif dari Tempurung Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L). Mulawarman scientific. Vol.11, No.1, Hal 19-28.Pertanyaan

1. Apakah perbedaan adsorpsi fisik dengan adsorpsi kimia ? berikan beberapa contoh dari kedua jenis adsorpsi ini ?

2. Apakah proses adsorpsi pada percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau kemiadsorpsi ?

3. Apa perbedaan yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara pemanasan?

4. Bagaimana isoterm adsorpsi Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat ? apa pembatasannya ?

5. Mengapa isoterm adsorpsi untuk Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang memuaskan dibandingkan dengan isotherm adsorpsi Langmuir ?

Jawaban

1) Adsorpsi fisik terjadi karena gaya Van Der Waals dimana ketika gaya tarik molekul antar larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan. Contoh adsorpsi oleh arang aktif, sedangkan adsorpsi oleh arang aktif sedangkan adsorpsi kimia antara substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Contoh penukar ion.2) Proses percobaan ini merupakan proses adsorpsi secara fisik karena hanya terjadi pada permukaan karbon aktif dan asam asetat sehingga hanya ada gaya Van Der Waals.3) Pemanasan mengakibatkan sisa H2O pada arang menguap dan dikarenakan H2O menguap, maka pori-pori arang terbuka ini mengakibatkan daya serap pada arang.

4) Isoterm adsorpsi Freundlich secara empiris dan hanya berlaku untuk gas yang bertekanan rendah

V = k. p1/n5) Karena isoterm adsorpsi Freundlich hanya bersifat empiris dan untuk gas bertekanan rendah, sedangkan isoterm adsorpsi Langmuir berlaku gas bertekanan tinggi.