Bundel Bubut
-
Upload
waris-la-joi-wakatobi -
Category
Documents
-
view
67 -
download
6
description
Transcript of Bundel Bubut
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya
mata kuliah Mesin Perkakas CNC,tentang cara menggunakan mesin bubut TU-
2A.Pemahaman mahasiswa mengenai mesin bubut CNC perlu diperdalam
dengan mengikuti praktikum CNC. Latihan merencanakan mengetahui bagian-
bagian dari mesin bubut TU-2A yang ada di laboratorium CNC jurusan teknik
mesin serta bisa menggunakannya merupakan bagian dari proses pembelajaran
yang ada di laboratorium CNC.
Dalam praktikum CNC ini dapat dikatakan sebagai sarana dalam belajar
merancang suatu profil yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A,dimana
proses pelaksanaanya telah ditunjang oleh teori-terori yang didapat dari mata
kuliah mesin perkakas CNC.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir praktikum CNC ini adalah
belajar memahami dan mengerti kesesuaian antara teori yang didapat dari
kuliah mesin perkakas CNC dengan praktek yang sebenarnya.
1.3 Sistematika Penulisan
Susunan penulisan laporan akhir praktikum mesin bubut TU-2A meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas mengenai masalah yang melatar belakangi laporan,
akhir, tujuan dari pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan
akhir serta sistematika penulisan laporan.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 1
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Membahas teori-teori yang berhubungan dengan praktukim CNC
mesin bubut TU-2A.
BAB III : PEMBAHASAN
Membahas mengenai prosedur praktikum dan proses pembuatan
listing, gambar profil bubut,serta cara menggunakan mesin bubut
TU-2A.
BAB IV : ANALISA DAN KESIMPULAN
Membahas tentang hasil yang diperoleh dari praktikum serta
analisa yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.
Daftar Pustaka
Berisi referensi buku yang menjadi acuan dalam penulisan
laporan akhir ini.
Lampiran
Berisi tugas tambahan dan keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 2
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Mesin Bubut Konvensional
Mesin perkakas CNC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas
biasa atau non CNC, jenisnya juga bermacam-macam. Perbedaaan yang
mendasar antara mesin CNC dengan mesin non CNC adalah pada proses
pengarahan atau pengaturan gerakan relative antara benda kerja dan pahat
(gerakan pembentukan profil maupun gerakan pemotongan).
Gambar 2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut[2]
Gambar diatas merupakan mesin bubut manual. Pada dasarnya
antara mesin bubut manual dengan mesin bubut CNC memiliki prinsip
kerja yang sama yaitu :
Terjadi gerak relatif antara pahat dengan benda kerja yang mana
pada benda kerja terjadi gerak potong secara rotasi (m/min) sedangkan
pada pahat terjadi gerak translasi (mm/min) yang merupakan gerak
pemakanan.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 3
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gambar 2.2 Arah Kecepatan Potong [2]
Gambar 2.3 Proses yang Dapat Dilakukan di Mesin Bubut [2]
Elemen dasar pemesinan
1. Kecepatan potong
V = (m/min) , d =
2. Kecepatan makan
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 4
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
(mm/min)
3. Kedalaman potong
(mm)
4. Waktu pemotongan
(min)
5. Kecepatan penghasilan geram
( /min)
Dimana :
Diameter awal (mm)
Diameter akhir (mm)
Panjang pemesinan (mm)
Sudut potong utama
Sudut geram
b = Lebar pemotongan (mm)
h = Tebal pemotongan (mm)
Tebal geram (mm)
f = Pemakanan (feeding) (mm/put)
n = Putaran poros spindel (rpm)
A = a .f = b.h
b =
h =
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 5
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gambar 2.4 Pembuangan Geram [2]
Proses Membubut
Menentukan variabel proses pemotongan
Variabel proses pemotongan yang akan ditentukan disini adalah
gerak pemotongan, yang terdiri dari gerak makan (feeding, feeding speed)
dan kecepatan potong (cutting speed).
Menentukan kecepatan potong
Kecepatan potong dapat ditentukan dengan cara perhitungan atau
dengan kurva hubungan antara putaran dengan diameter benda kerja.
Dengan perhitungan, sama dengan pada elemen dasar proses
pemesinan. Sedangkan dengan menggunakan kurva, dapat dilihat pada
grafik yang menyatakan hubungan antara cutting speed, diameter benda
kerja dan putarann adalah sebagai berikut:
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 6
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gambar 2.5 Kecepatan Potong [2]
Menentukan kecepatan pemakanan
Hubungan antara kecepatan putar dan feeding dapat dilihat pada
elemen dasar proses pemesinan. Sedangkan harga kecepatan pemakanan
dapat juga dicari dengan melihat kurva hubungan antara putaran dan
asutan (feeding) yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.6 Kecepatan Makan [2]
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 7
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
2.2 Non Konvensional CNC
Pada mesin CNC semua gerakan tersebut diatur secara
pemrograman melalui program yang dibuat dan diterjemahkan oleh
komputer pengontrol yang ada pada mesin CNC tersebut sedangkan pada
mesin non CNC semua gerakan tersebut diatur secara manual oleh
operator sehingga keterampilan (skill) dan kondisi operator mesin sangat
berpengaruh pada hasil akhir proses permesinan. Sebagai akibatnya maka
proses permesinan menggunakan mesin CNC yang mempunyai
keterulangan yang sangat tinggi sehinga mesin perkakas CNC bisa
dsikatakan mempunyai ketepan yang tinggi dibandingkan dengan mesin
perkakas biasa.
Dalam praktikum ini mesin CNC yang kita gunakan adalah Mesin
Bubut TU-2A, yaitu sebagai berikut :
Gambar 2.7 Unsur-unsur Pelayanan dan Pengendali CNC [2]
Keterangan :
1. Saklar utama dengan kunci dapat ditarik. Dengan demikian
maka jika dimatikan memori akan ikut terhapus.
2. Lampu kontrol (menunjukkan sumber tenaga untuk mesin dan
pengendali on atau off).
3. Tombol darurat dengan pengunci, kunci dapat dilepas dengan
memutar tombol kekiri. Untuk menghidupkan mesin dimatikan dulu
melalui saklar utama kemudian baru dihidupkan kembali.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 8
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
4. Tampilan untuk menunjukkan putaran sumbu utama.
5. Saklar untuk menghidupkan spindel dengan cara CNC atau
manual.
6. Saklar untuk memilih satuan inchi atau metrik.
7. Amperemeter untuk menunjukkan beban motor utama.
8. Driver untuk kaset.
9. Tombol pengalihan mode H/C
10. Lampu kontrol tanda mode CNC aktif.
11. Tombol start.
12. Daerah tombol untuk pemasukkan program CNC.
13. Tampilan untuk menunjukkan jumlah harga masing-masing
kata dan berbagai alarm.
14. Tanda untuk huruf address input, N/G,M/X,I/Z,K/F.K,L/H.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A
Motor penggerak sumbu utama atau spindel adalah motor arus
searah dengan kecepatan putar yang bervariasi.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A adalah sebagai berikut :
Merk : EMCO TU-2A
Jenis : Bubut CNC
Spindel utama : 600-4000 rpm
Jumlah pahat : 3 pahat luar + 3 pahat dalam
Penampang pahat maks 12 x12 mm
Benda kerja : Diameter maksimum 80 mm
Panjang maksimum 300 mm
Daya spindel utama : Input 500 W
Output 300W
Mesin TU-2A ini dirancang hanya untuk training, bukan untuk
produksi. Oleh karena itu mesin ini mempunyai keterbatasan kemampuan.
Komputer mesin ini tidak mempunyai hardisk yang dapat menyimpan data
(program) sehingga program harus disimpan pada kaset yang dilengkapi
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 9
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
dengan diskdrive juga, sehingga program dapat disimpan didalam disket
yang dapat dipanggil kembali saat diperlukan.
Dalam pemilihan harga variabel proses harus memperhatikan
kemampuan mesin yang digunakan. Apakah hasil yang diinginkan dari
pemilihan variabel proses tersebut dapat dipenuhi atau tidak oleh mesin
yang digunakan.
1.Benda kerja : Aluminium
2. Pahat : Karbida
3. Kecepatan potong: Pembubutan 150 – 200 m/min
Pemotongan 60 – 80 m/min
4.Besar asutan : Pembubutan 0,02 – 0,1 mm/min
(Kec. Pemakanan) Pemotongan 0,01 – 0,02 mm/min
Batasan-batasan diatas yang merupakan kemampuan mesin bubut
TU-2A harus dipertimbangkan oleh seorang pemrogram jika hendak
menggunakan mesin bubut TU-2A ini.
Ada dua jenis sistem koordinat, yaitu :
1. Sistem koordinat mesin
sistem koordinat mesin mengacu pada titik yang terletak pada
mesin yang letak titik tersebut dibuat atau ditetapkan oel pembuat
mesin tersebut. Sehingga mesin tersbut tidak bisa dipindahkan oleh
pembuat program CNC. Mesin TU-2A ini tidak mempunyai hardisk
atau media penyimpan data didalam komputer mesin sehingga tidak
bisa menyimpan memori maka oleh pembuat mesin ini ditetapkan
bahwa titik nol adalah titik tempat kedudukan saat mode manual mulai
diaktifkan sehingga setiap kita memulai mode manual selalu harga
koordinat yang ditubjukan mesin (0,0).
2. Sistem koordinat benda kerja
Letak titik nol biasanya direncanakan oleh pembuat program dan
hal ini harus dicantumkan atau didefinisikan diawal program, tentu
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 10
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
saja hal ini harus dikomunikasikan dengan operator seandainya
pemogram tidak sama dengan operator.
Selain kedua sistem kordinat diatas bentuk dan posisi pahat harus
juga dikomunikasikan pada mesin supaya profil yang direncanakan sesuai
dengan yang dihasilkan mesin.
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada
tiga sumbu x, y dan z tatapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya
dua sumbu saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan
sumbu z merupakakn arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y
tidak ada sebab tidak akan mengalami perubahan harga selama
permesinan.
Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.8 Sistem Sumbu Pada Bubut {2}
Pahat
Proses permesinan dengan mesin bubut arah gerak pemahanan
pahat harus diperhatikan. Kesalahan arah gerak pemakanan ini dapat
mengakibatkan pahat tidak memotong benda kerja tetapi hanya
membenturnya saja sebab bukan mata potong yang makan tetapi
punggung pahat.
Berdasarkan arah gerak pemakanan pahat dapat dibedakan menjadi
pahat kanan dan pahat kiri, Pahat kanan memiliki arah gerak kekiri,
sedangkan pahat kiri memiliki arah gerak kekanan. Dari letak mata
potngnya dapat ditentukan jenis pahat tersebut yaiotu apabila telapak
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 11
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
tangan ditelungkupkan diatas pahat dan ibu jari terletak pada sisi yang ada
mata potongnya maka pahat tersebut dikatakan pahat kanan, apabila
sebaliknya dapat dikatakan pahat kiri.
Gambar 2.9 Sudut Pemakanan [2]
Pahat kanan dan pemakanan
Contoh Pengunaan
Sudut pemasangan γ = 930 pahat dipasang lurus (γ = 930).
1. Pembubutan memanjang, melintang menyudut.
Sampai dengan γ = 900
Catatan :
Dalam pemotongan “a” pada pembubutan melintang tidak boleh di
program melebihi 0,3 mm. Jika tidak, jalannya pahat sangat buruk.
gambar 2.10 Pembubutan memanjang [2]
2. Pembubutan bentuk
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 12
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 300 jika tidak, tidak ada sudut
bebas.
Gambar 2.11 Pembubutan Bentuk [2]
3. Radius
Gambar 2.12 Radius [2]
Gambar 2.13 Sudut kelonggaran pahat [2]
Pahat kiri dan pemakanan
1. Pembubutan memanjang melintang tirus KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 13
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Dengan dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm
karena ujung potong tidak lagi memotong.
Gambar 2.14 Pahat kiri [2]
2. Membubut bentuk
Minimal , maksimal .
Gambar 2.15 Pembubutan Bentuk [2]
3. Radius
Gambar 2.16 Radius [2]
Selain kedua jenis pahat diatas ada jenis pahat yang lain yaitu pahat
netral yang dapat makan kearah kiri dan kanan, pahat ulir untuk membuat
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 14
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
ulir serta pahat alur yang berguna untuk membuat alur atau memotong
benda kerja.
Selain pengolongan tersebut, ada juga pembagian jenis lain yaitu
pahat luar untuk pemotongan luar dan pahat dalam untuk pemotongan
dalam.
Gambar 2.17 Pahat luar [2]
Pahat Netral
1. Pembubutan memanjang menyudut
Gambar 2.18 Pembubutan memanjang dan menyudut [2]
2. Pembubutan bagian radius
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 15
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gambar 2.19 Pembubutan bagian radius [2]
Pahat pada mesin TU-2A dipegang oleh revolver pahat sehingga
dapat memegang beberapat pahat sekaligus, setiap pahat diberi nomor
sesuai dengan tempatnya direvolver. Secara program diperintahkan pada
mesin untuk menggunakan pahat nomor yang diinginkan.
Gambar 2.20 Revolver Pahat [2]
Dalam program CNC, program membayangkan gerakan pahat
sebagai lintasab sebuah titik (pahat dianggap sebagai titik). Pada
krenyataannya pahat bukanlah sebuah titik tetaspi sebuah benda yang
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 16
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
mempunyai ukuran. Oleh sebab itu agar profil yang diinginkan sesuai
dengan profil yang terjadi maka mesin harus diberi tahu mengenai data
pahat.
Data pahat ini berupa nomor pahat, panjang pahat, diameter pahat
dan sebagainya. Semua ini dinformasikan pada mesin dalam bentuk
koordinat x dan koordinat z.
Penentuan titik nol
Hidupkan mesin, aktikan mode manual dan perhatikan harga x dan z,
titik pada saat kedudukan mulai diaktifkan mode manual titik tersebutlah
yang dianggap oleh mesin sebagai titik nol. Letak titik nol benda kerja
direncanakan dan dinformasikan pada mesin melalui kode G92, penentuan
letak nol benda kerja.
Penentuan sumbu x
Gerakan pahat searah sumbu x secara manual diluar benda kerja
dan jaga jangan sampai terjadi proses pemotongan kemudian nolkan
sumbu x dengan menekan del.
Gambar 2.21 Penentuan sumbu X [2]
Penentuan sumbu z
Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara menggerakan
sumbu z secara manual. Pada kedudukan tersebut tekan tombol del
sehingga kedudukan tersebut dianggap sebagai titik nol oleh mesin.
Gambar 2.22 Penentuan sumbu Z [2]
Data pahat
Data pahat yang ingin dilihat adalah besarnya sumbu x dan sumbu
z. Hal ini disebabkan tidak samanya panjang setiap pahat terutama
program memerlukan beberapa jenis pahat.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 17
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Salah satu pahat dijadikan sebagai referensi, dengan demikian data
pada pahat tersebut dibuat sumbu x dan sumbu z sama dengan nol (ingat
cara menolkan sumbu). Kemudian data tersebut ditabelkan untuk
kemudian diberitahukan pada mesin saat membuat program yang
menggunakan pahat yang bersangkutan.
Prosedur pengambilan data pahat adalah sebagai berikut :
Pasang perkakas optis pahat didepan revolver pahat.
Gerakkan pahat referensi (pahat no 1) kegaris persilangan.
Jika ujung pahat sudah terletak pada garis persilangan atau
penunjukkan z dan z ke nol. Hati-hati penunjukkan pahat terbalik.
Mundurkan revolver pahat secukupnya agar dapat dilakukan
pergantian pahat dengan bebas tanpa tabrakkan.
Ganti pahat dengan yang lain (pahat no 2).
Atur agar bayangan ujung pahat tepat pada garis silang.
Lihat dan catat harga x dan harga z pada kedudukan ini. Inilah harga
data pahat yang harus dimasukkan pada program.
Catatan :
Data yang terlihat pada optis posisinya terbalik.
Gambar 2.23 Ujung Pahat Yang Terlihat Pada Perkakas Optis [2]
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 18
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gambar 2.24 Bentuk dan Posisi Mata Pahat [2]
Gerakan mesin yang terjadi selama proses pemesinan dengan
mesin CNC sepenuhnya diatur oleh sistem kontrol mesin. Sistem kontrol
menterjemahkan dari masukkan oleh pemrogram. Sebuah program harus
berisi semua informasi yang diperlukan mesin untuk mewujudkan proses
pemesinan yang diinginkan.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 19
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Gerakan untuk membentuk profil pada benda kerja biasanya
dibayangkan sebagai gerakan sebuah titik didalam ruang, gerakan ini dapat
dilakukan oleh pahat atau benda kerja. Pada kenyataannya benda kerja
maupun pahat bukanlah merupakan sebuah titik tetapi adalah sebuah
benda yang mempunyai dimensi maupun profil.
Pemrograman
1. Struktur program
Sebuah program merupakan sebuah karangan atau sebuah tulisan
yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, atau
pokok bahasan dan bagian penutup.
- Bagian pendahuluan
Bagian ini berupa hal-hal yang menyangkut setup mesin,
pada bagian ini dicantumkan hal-hal berikut :
o Sistem koordinat (absolut dan inkramental).
o Arah putaran spindel (CW atau CCW).
o Sistem referensi yang diaktifkan.
o Pendingin dan pelumas di “on” kan.
o Pemilihan pahat potong.
o Dan lain-lain.
- Bagian isi
Pada bagian isi berupa perintah untuk pembentukan profil
benda kerja yang diinginkan, pada bagian ini berisi pengaturan
kecepatan potong, kecepatan makan, pergantian pahat jika
diperlukan dan sebagainya.
- Bagian penutup
Pada bagian ini merupakan bagian sebaliknya dari bagian
pendahuluan. Yaitu semua yang diaktifkan pada bagian
pendahuluan dimatikan, termasuk juga sistem referensi dan
sebagainya.
Kode-kode yang digunakan pada mesin bubut TU-2A
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 20
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
G00 : Bergerak cepat tanpa ada pemotongan atau pemakanan.
G01 : Gerak pemakanan lurus.
G02 : Gerak pemotongan melingkar searah jarum jam.
G03 : Gerak pemotongan melingkar berlawanan arah jarum jam.
G64 : Motor asutan tidak berarus.
G84 : Siklus pemotongan.
G90 : Sumbu absolut.
G91 : Sumbu Inkramental.
G92 : Penentuan referensi.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam.
M05 : Mesin berhenti sementara, untuk pertukaran pahat.
M06 : Pergantian pahat.
M30 : Program selesai.
2. kode G dan M
Bahasa yang digunakan pada mesin bubut TU-2A adalah bahasa
kode G yang umumnya dikenali oleh hampir semua mesin CNC.
Dengan demikian pemahaman mengenai bahasa ini merupakan syarat
utama bagi pemrograman CNC.
Tata bahasa program CNC umumnya berdasarkan standart ISO R
1056-58 (International Organization of Standardization). Dalam
kenyataannya aturan ini telah dikembangkan menjadi aturan yang lebih
spesifik yang diterapkan oleh setiap pabrik pembuat komputer
pengontrol mesin CNC.
Kode M : Merupakan perintah untuk pergerakan pada motor, baik
pada spindelnya maupun dimejanya.
Kode G : Merupakan perintah untuk pergerakan pahat.
Referensi titik nol
Absolut
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 21
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Inkramental
y
Absolut Inkramental
3 B A. (4,2) (4,2)
2 A B. (2,3) (-2,1)
1 C C. (1,1) (-1,-2)
1 2 4 x
Bagian pengatur gerakan
Mesin ini meskipun mesin CNC, selain diatur secara numerik tetap
memerlukan pengaturan secara manual.
Pengaturan manual :
- Saklar utama, untuk minghidupkan mesin dan pengendali utama.
- Saklar penggerak sumbu utama, berguna untuk memutar spindel, dapat
dinyalakan atau dimatikan secara manual.
- Saklar pengatur kecepatan putaran sumbu utama.
- Saklar pengatur gerakan pahat, arah sumbu x (diameter benda kerja),
dan arah sumbu z (panjang benda kerja).
- Saklar untuk memilih nomor pahat yang akan digunakan.
- Saklar emergensi yang berguna saat terjadi keadaan yang tidak
diinginkan atau darurat.
Pengaturan CNC
Pengaturan CNC berarti pengaturan atau pengendalian melalui
program CNC.
Tombol pengalihan mode manual ke CNC, tombol ini sebenarnya
digerakkan secara manual tetapi tombol pengalihan ini harus diaktifkan
terlebih dahulu sebelum program CNC diaktifkan (running, edit atau dry
run).
Kegunaan tombol-tombol mesin bubut TU-2A
- H/C : Tombol pengalihan fungsi.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 22
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
- START : Tombol ini harus diaktifkan saat program CNC akan
dirunning.
- 0 sampai 9 : Untuk memasukkan kombinasi angka dan address
G/X/Z/F/H.
- INP : Input atau return pada keyboard komputer PC.
- DEL : Untuk menghapus.
- REV : Untuk kembali kebaris sebelumnya.
- FWD : Untuk melompat kebaris berikutnya.
- “–“ : Memasukkan harga minus.
- M : Berfungsi untuk memasukkan harga M dan juga untuk uji
matematik jika M diaktifkan pada blok N 00.
- INP + FWD : Berhenti pada saat program sedang dirunning. Jika start
diaktifkan lagi maka program akan dilanjutkan lagi pada langkah
berikutnya.
- INP + REV : Berguna untuk menggalkan program, bila distart lagi
akan dimulai diawal program lagi. Dapat juga digunakan untuk
menghapus alarm.
- DEL + INP : Untuk menghapus program.
- ~ + INP : Menyisipkan blok.
- ~ + DEL : Menghapus blok.
- 1, 2, ... Start : Pelayanan blok tunggal.
BAB III
PEMBAHASAN
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 23
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
3.1 Prosedur Praktikum
1. Nyalakan mesin dengan saklar utama yang berupa kunci.
2. Rubah mode ke mode manual dan pasangkan benda kerja, lalu cari
titik nolnya dan tekan del jika sudah pas.
3. Pindah kembali ke mode CNC dan masukkan data pemrograman.
4. Nyalakan mesin CNC dan cobalah pemrograman tersebut pada sebuah
ploter dengan diatas kertas sehingga dapat diketahui apakah hasil dari
pemrograman tersebut sudah dianggap benar, selain itu diadakan
pengecekan dengan menekan tombol M yang ditahan.
5. Pasanglah benda kerja dan jalankan sesuai dengan pemrograman yang
telah dimasukkan.
6. Benda kerja telah selesai sesuai dengan yang diinginkan.
7. Matikan mesin melalui kunci utama.
8. Bersihkan geram dari mesin bubut TU-2A.
3.2 Listing program, gambar profil, plotter (bubut)
- Listing program
N G X Z F H
00 92 2600 200
01 M03
02 00 2200 200
03 84 2150 -3250 25 25
04 00 2150 200
05 84 2100 -3150 25 25
06 00 2100 200
07 84 2050 -3000 25 25
08 00 2050 200
09 84 2000 -2450 25 25
10 00 2000 200
11 84 1900 -2450 25 25
12 00 1900 200
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 24
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
13 84 1800 -2450 25 25
14 00 1800 200
15 84 1700 -2425 25 25
16 00 1700 200
17 84 1600 -2350 25 25
18 00 1600 200
19 84 1500 -2200 25 25
20 00 1500 200
21 84 1400 -2100 25 25
22 00 1400 200
23 84 1300 -2000 25 25
24 00 1300 200
25 84 1250 -2000 25 25
26 00 1350 -750
27 01 1150 -750 20
28 01 1150 -2000 20
29 00 1350 -900
30 01 1100 -900 20
31 01 1100 -2000 20
32 00 1300 -1000
33 01 1050 -1000 20
34 01 1050 -2000 20
35 00 1600 200
36 00 1200 200
37 01 1200 -500 15
38 01 1000 -1000 15
39 01 1000 -2000 15
40 03 1500 -2250 15
41 02 2000 -2500 15
42 01 2000 -3000 15
43 01 2200 -3500 15
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 25
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
44 00 2600 200
45 M05
46 M30
- Plotter (bubut)
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 26
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
BAB IV
ANALISA DAN KESIMPULAN
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 27
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
4.1 Analisa
Gambar goresan ploter pada kertas putih yang digunakan untuk
mengecek alur pahat sebelum dilakukan proses permesinan pada benda kerja
dilakukan sebanyak tiga kali.
- Goresan Pada Ploter pertama, proses pemakanannya terlalu dalam pada
arah sumbu X dengan masih terlihatnya garis putih dan pada arah
sumbu negative Z masih kurang dengan masih terlihatnya garis putih
(pada plotter lekukan)
- Goresan pada plotter kedua, proses pemakanan pada arah sumbu X
sudah baik (tidak terlalu dalam), tetapi pada arah sumbu negative Z
masih terlihat garis putihnya.
- Goresan pada plotter ketiga, proses pemakanannya sudah bagus, baik
pada arah sumbu X ataupun arah sumbu Z
Goresan pada plotter ketiga sudah dianggap cukup bagus dan dapat
langsung dilakukan pengerjaan terhadap benda kerja
1. Melihat benda kerja yang dihasilkan kekasaran benda kerja dianggap
cukup kasar untuk ukuran sebuah mesin CNC. Hal ini dikarenakan
pahat yang digunakan sudah tidak tajam lagi, selain itu dipengaruhi oleh
kecepatan putaran (mm/put) yang terlalu tinggi.
2. Dilihat dari geram yang dihasilkan bahwa geram tidak kontinu, hal ini
dikarenakan benda kerja yang digunakan merupakan Alumunium.
4.2 Kesimpulan
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 28
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Setelah melihat kemampuan dari mesin CNC dapat diambil
kesimpulan bahwa mesin CNC jauh lebih baik dari pada mesin non CNC
(manual), hal ini dikarenakan:
1. Dari segi keterulangan, bahwa mesin CNC memiliki keterulangan yang
sangat tinggi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan teliti.
2. Dari segi keamanan, bahwa mesin CNC lebih aman sebab pada saat
proses permesinan, campur tangan manusia tidak begitu diperlukan lagi
sehingga mesin benar – benar berjalan sesuai dengan program yang telah
dimasukan. Tetapi walaupun ada masalah dengan program sehingga
membuat alarm berbunyi kita dapat menghindarinya dengan menekan
tombol darurat.
3. Efesiensi dan efektifitas mesin CNC lebih tinggi, hal tersebut dapat
dilihat dari waktu proses pemotongan total dan jumlah geram yang
dihasilkan.
4. Dalam mesin CNC tidak diperlukan keterampilan (pengalaman) dari
operator yang terlalu tinggi selama dia bisa membuat program dan tahu
cara mengunakannya dinilai sudah cukup untuk menjalankan mesin
CNC.
Selain itu mesin CNC juga memiliki banyak kerugian dan
kekurangan, bahwa setiap produk yang dihasilkan cenderung lebih mahal.
Hal tersebut dikarenakan biaya untuk produksi untuk mesin CNC memang
lebih mahal ( mesin CNC memiliki harga yang relatif lebih mahal untuk
jenis yang sama dengan mesin non CNC /manual )
DAFTAR PUSTAKA
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 29
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
1.Rochim, Toufiq. “Proses Pemesinan” Institut Teknologi Bandung.
2.Sharil Sayuti. “Buku Petunjuk Praktikum CNC” Institut Teknologi
Nasional 2003.
3.Hans B Kief “ Computer Numerical Control “, Macmilan. 1992.
4.Catatan Kuliah “ Mesin perkakas CNC “.
TUGAS TAMBAHAN
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 30
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
MESIN CNC 5 AXIS
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 31
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 32
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Spesifikasi
HS 650 - 5 Axis Router Spindle
ES775 Router Spindle with Liquid Cooling
Nominal Voltage 380 V ± 10%380 V ± 10% 380 V ± 10%
Nominal Current 16 A16 A 11.3 A
Rated Output 7.5 kW7.5 kW 5 kW
Nominal Speed 9,300 RPM 12,000 RPM 24,000 RPM
Number of 2p Poles 4 4 4
Nominal Efficiency 0.91 0.91 0.90
Nominal Torque 7.9 Nm 6 Nm 2 Nm
Service Type S1 S1 S1
Power Factor cos 0.78 0.79 0.74
Type Of Cooling Liquid Liquid Liquid
Insulation Class F F F
Weight 31 kg. 31 kg. 31 kg.
A Axis
Maximum continuous operating speed
50° / second (motor @ 3,000 RPM)
Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)
Polar axis motor 0.4 kW @ 3,000 RPM
Polar axis motor incremental encoder
2048 pulses / rev (on board motor)
Mechanical axis rotation MAX +/- 125°
Axis torque during continuous operation
294 Nm
Maximum allowable axis torque 617 Nm
Minimum movement for encoder pulse
2.5 µm
C Axis
Maximum continuous operating 50° / second (motor @ 3,000
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 33
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
speed RPM)
Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)
Polar axis motor 0.75 kW @ 3,000 RPM
Polar axis motor incremental encoder
2048 pulses / rev (on board motor)
Mechanical axis rotation MAX +/- 220°
Axis torque during continuous operation
294 Nm
Maximum allowable axis torque 617 Nm
Minimum movement for encoder pulse
2.3 µm
SPINDLE SPECIFICATIONS
HS 650 - 5 Axis Router Spindle
ES775 Router Spindle with Liquid Cooling
Nominal Voltage 380 V ± 10%380 V ± 10% 380 V ± 10%
Nominal Current 16 A16 A 11.3 A
Rated Output 7.5 kW7.5 kW 5 kW
Nominal Speed 9,300 RPM 12,000 RPM 24,000 RPM
Number of 2p Poles 4 4 4
Nominal Efficiency 0.91 0.91 0.90
Nominal Torque 7.9 Nm 6 Nm 2 Nm
Service Type S1 S1 S1
Power Factor cos 0.78 0.79 0.74
Type Of Cooling Liquid Liquid Liquid
Insulation Class F F F
Weight 31 kg. 31 kg. 31 kg.
A Axis
Maximum continuous operating speed
50° / second (motor @ 3,000 RPM)
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 34
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)
Polar axis motor 0.4 kW @ 3,000 RPM
Polar axis motor incremental encoder
2048 pulses / rev (on board motor)
Mechanical axis rotation MAX +/- 125°
Axis torque during continuous operation
294 Nm
Maximum allowable axis torque 617 Nm
Minimum movement for encoder pulse
2.5 µm
C Axis
Maximum continuous operating speed
50° / second (motor @ 3,000 RPM)
Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)
Polar axis motor 0.75 kW @ 3,000 RPM
Polar axis motor incremental encoder
2048 pulses / rev (on board motor)
Mechanical axis rotation MAX +/- 220°
Axis torque during continuous operation
294 Nm
Maximum allowable axis torque 617 Nm
Minimum movement for encoder pulse
2.3 µm
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 35
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
FAGOR 8055 CNC CONTROLLER
10.4" LCD Monitor 40 Inputs / 20 Outputs - Integrated Single Front Panel DNC Hardware and WinDNC55 Software (for use with Windows based
PC's) 5-7 Axes Milling or 4 Axes Turning Control 5 Axis with Total Compensated Positioning (produce 5 axis arcs using B
axis) Set-Up Assistance (an electronic bar test)
5 AXIS SPINDLES
ES790 12kW ISO40 Applications: Glass, Marble, Granite, Iron, Aluminum
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 36
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
ES775L 7.5kW ISO30 Light Applications
ES779L 10kW Medium Applications
ES789 11-16kW Heavy Applications
Pergerakan pahat
Mesin CNC 5 axis bekerja dengan 3 koordinat standar yaitu X, Y, dan Z. Selain
itu mesin ini memiliki kepala pahat yang dapat bergerak berputar dan berayun.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 37
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT
3 axis X, Y, dan Z axis A (berputar) dan C (berayun)
Dengan berbagai kombinasi koordinat, mesin ini dapat membentuk permukaan
yang sangat kompleks dengan sangat cepat dan efektif serta menghasilkan
permukaan akhir yang lebih halus dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi,
seperti bentuk kurva dan lereng. Contohnya adalah pembuatan sudut.
Head movement 5 axis Head movement 3 axis
Mesin ini kontrol perintah-perintahnya diprogram melalui 3D CAD/CAM.
KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 38