Bundel Bubut

49
PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya mata kuliah Mesin Perkakas CNC,tentang cara menggunakan mesin bubut TU- 2A.Pemahaman mahasiswa mengenai mesin bubut CNC perlu diperdalam dengan mengikuti praktikum CNC. Latihan merencanakan mengetahui bagian-bagian dari mesin bubut TU-2A yang ada di laboratorium CNC jurusan teknik mesin serta bisa menggunakannya merupakan bagian dari proses pembelajaran yang ada di laboratorium CNC. Dalam praktikum CNC ini dapat dikatakan sebagai sarana dalam belajar merancang suatu profil yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A,dimana proses pelaksanaanya telah ditunjang oleh teori-terori yang didapat dari mata kuliah mesin perkakas CNC. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir praktikum CNC ini adalah belajar memahami dan mengerti kesesuaian antara teori yang didapat dari KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 1

description

Proses Porduksi

Transcript of Bundel Bubut

Page 1: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya

mata kuliah Mesin Perkakas CNC,tentang cara menggunakan mesin bubut TU-

2A.Pemahaman mahasiswa mengenai mesin bubut CNC perlu diperdalam

dengan mengikuti praktikum CNC. Latihan merencanakan mengetahui bagian-

bagian dari mesin bubut TU-2A yang ada di laboratorium CNC jurusan teknik

mesin serta bisa menggunakannya merupakan bagian dari proses pembelajaran

yang ada di laboratorium CNC.

Dalam praktikum CNC ini dapat dikatakan sebagai sarana dalam belajar

merancang suatu profil yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A,dimana

proses pelaksanaanya telah ditunjang oleh teori-terori yang didapat dari mata

kuliah mesin perkakas CNC.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir praktikum CNC ini adalah

belajar memahami dan mengerti kesesuaian antara teori yang didapat dari

kuliah mesin perkakas CNC dengan praktek yang sebenarnya.

1.3 Sistematika Penulisan

Susunan penulisan laporan akhir praktikum mesin bubut TU-2A meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN

Membahas mengenai masalah yang melatar belakangi laporan,

akhir, tujuan dari pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan

akhir serta sistematika penulisan laporan.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 1

Page 2: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Membahas teori-teori yang berhubungan dengan praktukim CNC

mesin bubut TU-2A.

BAB III : PEMBAHASAN

Membahas mengenai prosedur praktikum dan proses pembuatan

listing, gambar profil bubut,serta cara menggunakan mesin bubut

TU-2A.

BAB IV : ANALISA DAN KESIMPULAN

Membahas tentang hasil yang diperoleh dari praktikum serta

analisa yang berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.

Daftar Pustaka

Berisi referensi buku yang menjadi acuan dalam penulisan

laporan akhir ini.

Lampiran

Berisi tugas tambahan dan keterangan-keterangan yang

berhubungan dengan penulisan laporan akhir ini.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 2

Page 3: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Mesin Bubut Konvensional

Mesin perkakas CNC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas

biasa atau non CNC, jenisnya juga bermacam-macam. Perbedaaan yang

mendasar antara mesin CNC dengan mesin non CNC adalah pada proses

pengarahan atau pengaturan gerakan relative antara benda kerja dan pahat

(gerakan pembentukan profil maupun gerakan pemotongan).

Gambar 2.1 Bagian-bagian Mesin Bubut[2]

Gambar diatas merupakan mesin bubut manual. Pada dasarnya

antara mesin bubut manual dengan mesin bubut CNC memiliki prinsip

kerja yang sama yaitu :

Terjadi gerak relatif antara pahat dengan benda kerja yang mana

pada benda kerja terjadi gerak potong secara rotasi (m/min) sedangkan

pada pahat terjadi gerak translasi (mm/min) yang merupakan gerak

pemakanan.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 3

Page 4: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gambar 2.2 Arah Kecepatan Potong [2]

Gambar 2.3 Proses yang Dapat Dilakukan di Mesin Bubut [2]

Elemen dasar pemesinan

1. Kecepatan potong

V = (m/min) , d =

2. Kecepatan makan

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 4

Page 5: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

(mm/min)

3. Kedalaman potong

(mm)

4. Waktu pemotongan

(min)

5. Kecepatan penghasilan geram

( /min)

Dimana :

Diameter awal (mm)

Diameter akhir (mm)

Panjang pemesinan (mm)

Sudut potong utama

Sudut geram

b = Lebar pemotongan (mm)

h = Tebal pemotongan (mm)

Tebal geram (mm)

f = Pemakanan (feeding) (mm/put)

n = Putaran poros spindel (rpm)

A = a .f = b.h

b =

h =

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 5

Page 6: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gambar 2.4 Pembuangan Geram [2]

Proses Membubut

Menentukan variabel proses pemotongan

Variabel proses pemotongan yang akan ditentukan disini adalah

gerak pemotongan, yang terdiri dari gerak makan (feeding, feeding speed)

dan kecepatan potong (cutting speed).

Menentukan kecepatan potong

Kecepatan potong dapat ditentukan dengan cara perhitungan atau

dengan kurva hubungan antara putaran dengan diameter benda kerja.

Dengan perhitungan, sama dengan pada elemen dasar proses

pemesinan. Sedangkan dengan menggunakan kurva, dapat dilihat pada

grafik yang menyatakan hubungan antara cutting speed, diameter benda

kerja dan putarann adalah sebagai berikut:

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 6

Page 7: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gambar 2.5 Kecepatan Potong [2]

Menentukan kecepatan pemakanan

Hubungan antara kecepatan putar dan feeding dapat dilihat pada

elemen dasar proses pemesinan. Sedangkan harga kecepatan pemakanan

dapat juga dicari dengan melihat kurva hubungan antara putaran dan

asutan (feeding) yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.6 Kecepatan Makan [2]

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 7

Page 8: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

2.2 Non Konvensional CNC

Pada mesin CNC semua gerakan tersebut diatur secara

pemrograman melalui program yang dibuat dan diterjemahkan oleh

komputer pengontrol yang ada pada mesin CNC tersebut sedangkan pada

mesin non CNC semua gerakan tersebut diatur secara manual oleh

operator sehingga keterampilan (skill) dan kondisi operator mesin sangat

berpengaruh pada hasil akhir proses permesinan. Sebagai akibatnya maka

proses permesinan menggunakan mesin CNC yang mempunyai

keterulangan yang sangat tinggi sehinga mesin perkakas CNC bisa

dsikatakan mempunyai ketepan yang tinggi dibandingkan dengan mesin

perkakas biasa.

Dalam praktikum ini mesin CNC yang kita gunakan adalah Mesin

Bubut TU-2A, yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.7 Unsur-unsur Pelayanan dan Pengendali CNC [2]

Keterangan :

1. Saklar utama dengan kunci dapat ditarik. Dengan demikian

maka jika dimatikan memori akan ikut terhapus.

2. Lampu kontrol (menunjukkan sumber tenaga untuk mesin dan

pengendali on atau off).

3. Tombol darurat dengan pengunci, kunci dapat dilepas dengan

memutar tombol kekiri. Untuk menghidupkan mesin dimatikan dulu

melalui saklar utama kemudian baru dihidupkan kembali.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 8

Page 9: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

4. Tampilan untuk menunjukkan putaran sumbu utama.

5. Saklar untuk menghidupkan spindel dengan cara CNC atau

manual.

6. Saklar untuk memilih satuan inchi atau metrik.

7. Amperemeter untuk menunjukkan beban motor utama.

8. Driver untuk kaset.

9. Tombol pengalihan mode H/C

10. Lampu kontrol tanda mode CNC aktif.

11. Tombol start.

12. Daerah tombol untuk pemasukkan program CNC.

13. Tampilan untuk menunjukkan jumlah harga masing-masing

kata dan berbagai alarm.

14. Tanda untuk huruf address input, N/G,M/X,I/Z,K/F.K,L/H.

Spesifikasi mesin bubut TU-2A

Motor penggerak sumbu utama atau spindel adalah motor arus

searah dengan kecepatan putar yang bervariasi.

Spesifikasi mesin bubut TU-2A adalah sebagai berikut :

Merk : EMCO TU-2A

Jenis : Bubut CNC

Spindel utama : 600-4000 rpm

Jumlah pahat : 3 pahat luar + 3 pahat dalam

Penampang pahat maks 12 x12 mm

Benda kerja : Diameter maksimum 80 mm

Panjang maksimum 300 mm

Daya spindel utama : Input 500 W

Output 300W

Mesin TU-2A ini dirancang hanya untuk training, bukan untuk

produksi. Oleh karena itu mesin ini mempunyai keterbatasan kemampuan.

Komputer mesin ini tidak mempunyai hardisk yang dapat menyimpan data

(program) sehingga program harus disimpan pada kaset yang dilengkapi

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 9

Page 10: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

dengan diskdrive juga, sehingga program dapat disimpan didalam disket

yang dapat dipanggil kembali saat diperlukan.

Dalam pemilihan harga variabel proses harus memperhatikan

kemampuan mesin yang digunakan. Apakah hasil yang diinginkan dari

pemilihan variabel proses tersebut dapat dipenuhi atau tidak oleh mesin

yang digunakan.

1.Benda kerja : Aluminium

2. Pahat : Karbida

3. Kecepatan potong: Pembubutan 150 – 200 m/min

Pemotongan 60 – 80 m/min

4.Besar asutan : Pembubutan 0,02 – 0,1 mm/min

(Kec. Pemakanan) Pemotongan 0,01 – 0,02 mm/min

Batasan-batasan diatas yang merupakan kemampuan mesin bubut

TU-2A harus dipertimbangkan oleh seorang pemrogram jika hendak

menggunakan mesin bubut TU-2A ini.

Ada dua jenis sistem koordinat, yaitu :

1. Sistem koordinat mesin

sistem koordinat mesin mengacu pada titik yang terletak pada

mesin yang letak titik tersebut dibuat atau ditetapkan oel pembuat

mesin tersebut. Sehingga mesin tersbut tidak bisa dipindahkan oleh

pembuat program CNC. Mesin TU-2A ini tidak mempunyai hardisk

atau media penyimpan data didalam komputer mesin sehingga tidak

bisa menyimpan memori maka oleh pembuat mesin ini ditetapkan

bahwa titik nol adalah titik tempat kedudukan saat mode manual mulai

diaktifkan sehingga setiap kita memulai mode manual selalu harga

koordinat yang ditubjukan mesin (0,0).

2. Sistem koordinat benda kerja

Letak titik nol biasanya direncanakan oleh pembuat program dan

hal ini harus dicantumkan atau didefinisikan diawal program, tentu

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 10

Page 11: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

saja hal ini harus dikomunikasikan dengan operator seandainya

pemogram tidak sama dengan operator.

Selain kedua sistem kordinat diatas bentuk dan posisi pahat harus

juga dikomunikasikan pada mesin supaya profil yang direncanakan sesuai

dengan yang dihasilkan mesin.

Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada

tiga sumbu x, y dan z tatapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya

dua sumbu saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda kerja dan

sumbu z merupakakn arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y

tidak ada sebab tidak akan mengalami perubahan harga selama

permesinan.

Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya

dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.8 Sistem Sumbu Pada Bubut {2}

Pahat

Proses permesinan dengan mesin bubut arah gerak pemahanan

pahat harus diperhatikan. Kesalahan arah gerak pemakanan ini dapat

mengakibatkan pahat tidak memotong benda kerja tetapi hanya

membenturnya saja sebab bukan mata potong yang makan tetapi

punggung pahat.

Berdasarkan arah gerak pemakanan pahat dapat dibedakan menjadi

pahat kanan dan pahat kiri, Pahat kanan memiliki arah gerak kekiri,

sedangkan pahat kiri memiliki arah gerak kekanan. Dari letak mata

potngnya dapat ditentukan jenis pahat tersebut yaiotu apabila telapak

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 11

Page 12: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

tangan ditelungkupkan diatas pahat dan ibu jari terletak pada sisi yang ada

mata potongnya maka pahat tersebut dikatakan pahat kanan, apabila

sebaliknya dapat dikatakan pahat kiri.

Gambar 2.9 Sudut Pemakanan [2]

Pahat kanan dan pemakanan

Contoh Pengunaan

Sudut pemasangan γ = 930 pahat dipasang lurus (γ = 930).

1. Pembubutan memanjang, melintang menyudut.

Sampai dengan γ = 900

Catatan :

Dalam pemotongan “a” pada pembubutan melintang tidak boleh di

program melebihi 0,3 mm. Jika tidak, jalannya pahat sangat buruk.

gambar 2.10 Pembubutan memanjang [2]

2. Pembubutan bentuk

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 12

Page 13: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 300 jika tidak, tidak ada sudut

bebas.

Gambar 2.11 Pembubutan Bentuk [2]

3. Radius

Gambar 2.12 Radius [2]

Gambar 2.13 Sudut kelonggaran pahat [2]

Pahat kiri dan pemakanan

1. Pembubutan memanjang melintang tirus KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 13

Page 14: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Dengan dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm

karena ujung potong tidak lagi memotong.

Gambar 2.14 Pahat kiri [2]

2. Membubut bentuk

Minimal , maksimal .

Gambar 2.15 Pembubutan Bentuk [2]

3. Radius

Gambar 2.16 Radius [2]

Selain kedua jenis pahat diatas ada jenis pahat yang lain yaitu pahat

netral yang dapat makan kearah kiri dan kanan, pahat ulir untuk membuat

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 14

Page 15: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

ulir serta pahat alur yang berguna untuk membuat alur atau memotong

benda kerja.

Selain pengolongan tersebut, ada juga pembagian jenis lain yaitu

pahat luar untuk pemotongan luar dan pahat dalam untuk pemotongan

dalam.

Gambar 2.17 Pahat luar [2]

Pahat Netral

1. Pembubutan memanjang menyudut

Gambar 2.18 Pembubutan memanjang dan menyudut [2]

2. Pembubutan bagian radius

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 15

Page 16: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gambar 2.19 Pembubutan bagian radius [2]

Pahat pada mesin TU-2A dipegang oleh revolver pahat sehingga

dapat memegang beberapat pahat sekaligus, setiap pahat diberi nomor

sesuai dengan tempatnya direvolver. Secara program diperintahkan pada

mesin untuk menggunakan pahat nomor yang diinginkan.

Gambar 2.20 Revolver Pahat [2]

Dalam program CNC, program membayangkan gerakan pahat

sebagai lintasab sebuah titik (pahat dianggap sebagai titik). Pada

krenyataannya pahat bukanlah sebuah titik tetaspi sebuah benda yang

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 16

Page 17: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

mempunyai ukuran. Oleh sebab itu agar profil yang diinginkan sesuai

dengan profil yang terjadi maka mesin harus diberi tahu mengenai data

pahat.

Data pahat ini berupa nomor pahat, panjang pahat, diameter pahat

dan sebagainya. Semua ini dinformasikan pada mesin dalam bentuk

koordinat x dan koordinat z.

Penentuan titik nol

Hidupkan mesin, aktikan mode manual dan perhatikan harga x dan z,

titik pada saat kedudukan mulai diaktifkan mode manual titik tersebutlah

yang dianggap oleh mesin sebagai titik nol. Letak titik nol benda kerja

direncanakan dan dinformasikan pada mesin melalui kode G92, penentuan

letak nol benda kerja.

Penentuan sumbu x

Gerakan pahat searah sumbu x secara manual diluar benda kerja

dan jaga jangan sampai terjadi proses pemotongan kemudian nolkan

sumbu x dengan menekan del.

Gambar 2.21 Penentuan sumbu X [2]

Penentuan sumbu z

Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara menggerakan

sumbu z secara manual. Pada kedudukan tersebut tekan tombol del

sehingga kedudukan tersebut dianggap sebagai titik nol oleh mesin.

Gambar 2.22 Penentuan sumbu Z [2]

Data pahat

Data pahat yang ingin dilihat adalah besarnya sumbu x dan sumbu

z. Hal ini disebabkan tidak samanya panjang setiap pahat terutama

program memerlukan beberapa jenis pahat.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 17

Page 18: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Salah satu pahat dijadikan sebagai referensi, dengan demikian data

pada pahat tersebut dibuat sumbu x dan sumbu z sama dengan nol (ingat

cara menolkan sumbu). Kemudian data tersebut ditabelkan untuk

kemudian diberitahukan pada mesin saat membuat program yang

menggunakan pahat yang bersangkutan.

Prosedur pengambilan data pahat adalah sebagai berikut :

Pasang perkakas optis pahat didepan revolver pahat.

Gerakkan pahat referensi (pahat no 1) kegaris persilangan.

Jika ujung pahat sudah terletak pada garis persilangan atau

penunjukkan z dan z ke nol. Hati-hati penunjukkan pahat terbalik.

Mundurkan revolver pahat secukupnya agar dapat dilakukan

pergantian pahat dengan bebas tanpa tabrakkan.

Ganti pahat dengan yang lain (pahat no 2).

Atur agar bayangan ujung pahat tepat pada garis silang.

Lihat dan catat harga x dan harga z pada kedudukan ini. Inilah harga

data pahat yang harus dimasukkan pada program.

Catatan :

Data yang terlihat pada optis posisinya terbalik.

Gambar 2.23 Ujung Pahat Yang Terlihat Pada Perkakas Optis [2]

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 18

Page 19: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gambar 2.24 Bentuk dan Posisi Mata Pahat [2]

Gerakan mesin yang terjadi selama proses pemesinan dengan

mesin CNC sepenuhnya diatur oleh sistem kontrol mesin. Sistem kontrol

menterjemahkan dari masukkan oleh pemrogram. Sebuah program harus

berisi semua informasi yang diperlukan mesin untuk mewujudkan proses

pemesinan yang diinginkan.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 19

Page 20: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Gerakan untuk membentuk profil pada benda kerja biasanya

dibayangkan sebagai gerakan sebuah titik didalam ruang, gerakan ini dapat

dilakukan oleh pahat atau benda kerja. Pada kenyataannya benda kerja

maupun pahat bukanlah merupakan sebuah titik tetapi adalah sebuah

benda yang mempunyai dimensi maupun profil.

Pemrograman

1. Struktur program

Sebuah program merupakan sebuah karangan atau sebuah tulisan

yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, atau

pokok bahasan dan bagian penutup.

- Bagian pendahuluan

Bagian ini berupa hal-hal yang menyangkut setup mesin,

pada bagian ini dicantumkan hal-hal berikut :

o Sistem koordinat (absolut dan inkramental).

o Arah putaran spindel (CW atau CCW).

o Sistem referensi yang diaktifkan.

o Pendingin dan pelumas di “on” kan.

o Pemilihan pahat potong.

o Dan lain-lain.

- Bagian isi

Pada bagian isi berupa perintah untuk pembentukan profil

benda kerja yang diinginkan, pada bagian ini berisi pengaturan

kecepatan potong, kecepatan makan, pergantian pahat jika

diperlukan dan sebagainya.

- Bagian penutup

Pada bagian ini merupakan bagian sebaliknya dari bagian

pendahuluan. Yaitu semua yang diaktifkan pada bagian

pendahuluan dimatikan, termasuk juga sistem referensi dan

sebagainya.

Kode-kode yang digunakan pada mesin bubut TU-2A

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 20

Page 21: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

G00 : Bergerak cepat tanpa ada pemotongan atau pemakanan.

G01 : Gerak pemakanan lurus.

G02 : Gerak pemotongan melingkar searah jarum jam.

G03 : Gerak pemotongan melingkar berlawanan arah jarum jam.

G64 : Motor asutan tidak berarus.

G84 : Siklus pemotongan.

G90 : Sumbu absolut.

G91 : Sumbu Inkramental.

G92 : Penentuan referensi.

M03 : Spindel berputar searah jarum jam.

M05 : Mesin berhenti sementara, untuk pertukaran pahat.

M06 : Pergantian pahat.

M30 : Program selesai.

2. kode G dan M

Bahasa yang digunakan pada mesin bubut TU-2A adalah bahasa

kode G yang umumnya dikenali oleh hampir semua mesin CNC.

Dengan demikian pemahaman mengenai bahasa ini merupakan syarat

utama bagi pemrograman CNC.

Tata bahasa program CNC umumnya berdasarkan standart ISO R

1056-58 (International Organization of Standardization). Dalam

kenyataannya aturan ini telah dikembangkan menjadi aturan yang lebih

spesifik yang diterapkan oleh setiap pabrik pembuat komputer

pengontrol mesin CNC.

Kode M : Merupakan perintah untuk pergerakan pada motor, baik

pada spindelnya maupun dimejanya.

Kode G : Merupakan perintah untuk pergerakan pahat.

Referensi titik nol

Absolut

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 21

Page 22: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Inkramental

y

Absolut Inkramental

3 B A. (4,2) (4,2)

2 A B. (2,3) (-2,1)

1 C C. (1,1) (-1,-2)

1 2 4 x

Bagian pengatur gerakan

Mesin ini meskipun mesin CNC, selain diatur secara numerik tetap

memerlukan pengaturan secara manual.

Pengaturan manual :

- Saklar utama, untuk minghidupkan mesin dan pengendali utama.

- Saklar penggerak sumbu utama, berguna untuk memutar spindel, dapat

dinyalakan atau dimatikan secara manual.

- Saklar pengatur kecepatan putaran sumbu utama.

- Saklar pengatur gerakan pahat, arah sumbu x (diameter benda kerja),

dan arah sumbu z (panjang benda kerja).

- Saklar untuk memilih nomor pahat yang akan digunakan.

- Saklar emergensi yang berguna saat terjadi keadaan yang tidak

diinginkan atau darurat.

Pengaturan CNC

Pengaturan CNC berarti pengaturan atau pengendalian melalui

program CNC.

Tombol pengalihan mode manual ke CNC, tombol ini sebenarnya

digerakkan secara manual tetapi tombol pengalihan ini harus diaktifkan

terlebih dahulu sebelum program CNC diaktifkan (running, edit atau dry

run).

Kegunaan tombol-tombol mesin bubut TU-2A

- H/C : Tombol pengalihan fungsi.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 22

Page 23: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

- START : Tombol ini harus diaktifkan saat program CNC akan

dirunning.

- 0 sampai 9 : Untuk memasukkan kombinasi angka dan address

G/X/Z/F/H.

- INP : Input atau return pada keyboard komputer PC.

- DEL : Untuk menghapus.

- REV : Untuk kembali kebaris sebelumnya.

- FWD : Untuk melompat kebaris berikutnya.

- “–“ : Memasukkan harga minus.

- M : Berfungsi untuk memasukkan harga M dan juga untuk uji

matematik jika M diaktifkan pada blok N 00.

- INP + FWD : Berhenti pada saat program sedang dirunning. Jika start

diaktifkan lagi maka program akan dilanjutkan lagi pada langkah

berikutnya.

- INP + REV : Berguna untuk menggalkan program, bila distart lagi

akan dimulai diawal program lagi. Dapat juga digunakan untuk

menghapus alarm.

- DEL + INP : Untuk menghapus program.

- ~ + INP : Menyisipkan blok.

- ~ + DEL : Menghapus blok.

- 1, 2, ... Start : Pelayanan blok tunggal.

BAB III

PEMBAHASAN

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 23

Page 24: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

3.1 Prosedur Praktikum

1. Nyalakan mesin dengan saklar utama yang berupa kunci.

2. Rubah mode ke mode manual dan pasangkan benda kerja, lalu cari

titik nolnya dan tekan del jika sudah pas.

3. Pindah kembali ke mode CNC dan masukkan data pemrograman.

4. Nyalakan mesin CNC dan cobalah pemrograman tersebut pada sebuah

ploter dengan diatas kertas sehingga dapat diketahui apakah hasil dari

pemrograman tersebut sudah dianggap benar, selain itu diadakan

pengecekan dengan menekan tombol M yang ditahan.

5. Pasanglah benda kerja dan jalankan sesuai dengan pemrograman yang

telah dimasukkan.

6. Benda kerja telah selesai sesuai dengan yang diinginkan.

7. Matikan mesin melalui kunci utama.

8. Bersihkan geram dari mesin bubut TU-2A.

3.2 Listing program, gambar profil, plotter (bubut)

- Listing program

N G X Z F H

00 92 2600 200

01 M03

02 00 2200 200

03 84 2150 -3250 25 25

04 00 2150 200

05 84 2100 -3150 25 25

06 00 2100 200

07 84 2050 -3000 25 25

08 00 2050 200

09 84 2000 -2450 25 25

10 00 2000 200

11 84 1900 -2450 25 25

12 00 1900 200

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 24

Page 25: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

13 84 1800 -2450 25 25

14 00 1800 200

15 84 1700 -2425 25 25

16 00 1700 200

17 84 1600 -2350 25 25

18 00 1600 200

19 84 1500 -2200 25 25

20 00 1500 200

21 84 1400 -2100 25 25

22 00 1400 200

23 84 1300 -2000 25 25

24 00 1300 200

25 84 1250 -2000 25 25

26 00 1350 -750

27 01 1150 -750 20

28 01 1150 -2000 20

29 00 1350 -900

30 01 1100 -900 20

31 01 1100 -2000 20

32 00 1300 -1000

33 01 1050 -1000 20

34 01 1050 -2000 20

35 00 1600 200

36 00 1200 200

37 01 1200 -500 15

38 01 1000 -1000 15

39 01 1000 -2000 15

40 03 1500 -2250 15

41 02 2000 -2500 15

42 01 2000 -3000 15

43 01 2200 -3500 15

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 25

Page 26: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

44 00 2600 200

45 M05

46 M30

- Plotter (bubut)

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 26

Page 27: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

BAB IV

ANALISA DAN KESIMPULAN

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 27

Page 28: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

4.1 Analisa

Gambar goresan ploter pada kertas putih yang digunakan untuk

mengecek alur pahat sebelum dilakukan proses permesinan pada benda kerja

dilakukan sebanyak tiga kali.

- Goresan Pada Ploter pertama, proses pemakanannya terlalu dalam pada

arah sumbu X dengan masih terlihatnya garis putih dan pada arah

sumbu negative Z masih kurang dengan masih terlihatnya garis putih

(pada plotter lekukan)

- Goresan pada plotter kedua, proses pemakanan pada arah sumbu X

sudah baik (tidak terlalu dalam), tetapi pada arah sumbu negative Z

masih terlihat garis putihnya.

- Goresan pada plotter ketiga, proses pemakanannya sudah bagus, baik

pada arah sumbu X ataupun arah sumbu Z

Goresan pada plotter ketiga sudah dianggap cukup bagus dan dapat

langsung dilakukan pengerjaan terhadap benda kerja

1. Melihat benda kerja yang dihasilkan kekasaran benda kerja dianggap

cukup kasar untuk ukuran sebuah mesin CNC. Hal ini dikarenakan

pahat yang digunakan sudah tidak tajam lagi, selain itu dipengaruhi oleh

kecepatan putaran (mm/put) yang terlalu tinggi.

2. Dilihat dari geram yang dihasilkan bahwa geram tidak kontinu, hal ini

dikarenakan benda kerja yang digunakan merupakan Alumunium.

4.2 Kesimpulan

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 28

Page 29: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Setelah melihat kemampuan dari mesin CNC dapat diambil

kesimpulan bahwa mesin CNC jauh lebih baik dari pada mesin non CNC

(manual), hal ini dikarenakan:

1. Dari segi keterulangan, bahwa mesin CNC memiliki keterulangan yang

sangat tinggi sehingga produk yang dihasilkan akan lebih baik dan teliti.

2. Dari segi keamanan, bahwa mesin CNC lebih aman sebab pada saat

proses permesinan, campur tangan manusia tidak begitu diperlukan lagi

sehingga mesin benar – benar berjalan sesuai dengan program yang telah

dimasukan. Tetapi walaupun ada masalah dengan program sehingga

membuat alarm berbunyi kita dapat menghindarinya dengan menekan

tombol darurat.

3. Efesiensi dan efektifitas mesin CNC lebih tinggi, hal tersebut dapat

dilihat dari waktu proses pemotongan total dan jumlah geram yang

dihasilkan.

4. Dalam mesin CNC tidak diperlukan keterampilan (pengalaman) dari

operator yang terlalu tinggi selama dia bisa membuat program dan tahu

cara mengunakannya dinilai sudah cukup untuk menjalankan mesin

CNC.

Selain itu mesin CNC juga memiliki banyak kerugian dan

kekurangan, bahwa setiap produk yang dihasilkan cenderung lebih mahal.

Hal tersebut dikarenakan biaya untuk produksi untuk mesin CNC memang

lebih mahal ( mesin CNC memiliki harga yang relatif lebih mahal untuk

jenis yang sama dengan mesin non CNC /manual )

DAFTAR PUSTAKA

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 29

Page 30: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

1.Rochim, Toufiq. “Proses Pemesinan” Institut Teknologi Bandung.

2.Sharil Sayuti. “Buku Petunjuk Praktikum CNC” Institut Teknologi

Nasional 2003.

3.Hans B Kief “ Computer Numerical Control “, Macmilan. 1992.

4.Catatan Kuliah “ Mesin perkakas CNC “.

TUGAS TAMBAHAN

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 30

Page 31: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

MESIN CNC 5 AXIS

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 31

Page 32: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 32

Page 33: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Spesifikasi

HS 650 - 5 Axis Router Spindle

ES775 Router Spindle with Liquid Cooling

Nominal Voltage 380 V ± 10%380 V ± 10% 380 V ± 10%

Nominal Current 16 A16 A 11.3 A

Rated Output 7.5 kW7.5 kW 5 kW

Nominal Speed 9,300 RPM 12,000 RPM 24,000 RPM

Number of 2p Poles 4 4 4

Nominal Efficiency 0.91 0.91 0.90

Nominal Torque 7.9 Nm 6 Nm 2 Nm

Service Type S1 S1 S1

Power Factor cos 0.78 0.79 0.74

Type Of Cooling Liquid Liquid Liquid

Insulation Class F F F

Weight 31 kg. 31 kg. 31 kg.

A Axis

Maximum continuous operating speed

50° / second (motor @ 3,000 RPM)

Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)

Polar axis motor 0.4 kW @ 3,000 RPM

Polar axis motor incremental encoder

2048 pulses / rev (on board motor)

Mechanical axis rotation MAX +/- 125°

Axis torque during continuous operation

294 Nm

Maximum allowable axis torque 617 Nm

Minimum movement for encoder pulse

2.5 µm

C Axis

Maximum continuous operating 50° / second (motor @ 3,000

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 33

Page 34: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

speed RPM)

Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)

Polar axis motor 0.75 kW @ 3,000 RPM

Polar axis motor incremental encoder

2048 pulses / rev (on board motor)

Mechanical axis rotation MAX +/- 220°

Axis torque during continuous operation

294 Nm

Maximum allowable axis torque 617 Nm

Minimum movement for encoder pulse

2.3 µm

SPINDLE SPECIFICATIONS

HS 650 - 5 Axis Router Spindle

ES775 Router Spindle with Liquid Cooling

Nominal Voltage 380 V ± 10%380 V ± 10% 380 V ± 10%

Nominal Current 16 A16 A 11.3 A

Rated Output 7.5 kW7.5 kW 5 kW

Nominal Speed 9,300 RPM 12,000 RPM 24,000 RPM

Number of 2p Poles 4 4 4

Nominal Efficiency 0.91 0.91 0.90

Nominal Torque 7.9 Nm 6 Nm 2 Nm

Service Type S1 S1 S1

Power Factor cos 0.78 0.79 0.74

Type Of Cooling Liquid Liquid Liquid

Insulation Class F F F

Weight 31 kg. 31 kg. 31 kg.

A Axis

Maximum continuous operating speed

50° / second (motor @ 3,000 RPM)

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 34

Page 35: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)

Polar axis motor 0.4 kW @ 3,000 RPM

Polar axis motor incremental encoder

2048 pulses / rev (on board motor)

Mechanical axis rotation MAX +/- 125°

Axis torque during continuous operation

294 Nm

Maximum allowable axis torque 617 Nm

Minimum movement for encoder pulse

2.5 µm

C Axis

Maximum continuous operating speed

50° / second (motor @ 3,000 RPM)

Maximum positioning speed 74° / second (motor @ 3,000 RPM)

Polar axis motor 0.75 kW @ 3,000 RPM

Polar axis motor incremental encoder

2048 pulses / rev (on board motor)

Mechanical axis rotation MAX +/- 220°

Axis torque during continuous operation

294 Nm

Maximum allowable axis torque 617 Nm

Minimum movement for encoder pulse

2.3 µm

                  

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 35

Page 36: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

FAGOR 8055 CNC CONTROLLER

10.4" LCD Monitor 40 Inputs / 20 Outputs - Integrated Single Front Panel DNC Hardware and WinDNC55 Software (for use with Windows based

PC's) 5-7 Axes Milling or 4 Axes Turning Control 5 Axis with Total Compensated Positioning (produce 5 axis arcs using B

axis) Set-Up Assistance (an electronic bar test)

5 AXIS SPINDLES

ES790 12kW ISO40 Applications: Glass, Marble, Granite, Iron, Aluminum

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 36

Page 37: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

ES775L 7.5kW ISO30 Light Applications

ES779L 10kW Medium Applications

ES789 11-16kW Heavy Applications

Pergerakan pahat

Mesin CNC 5 axis bekerja dengan 3 koordinat standar yaitu X, Y, dan Z. Selain

itu mesin ini memiliki kepala pahat yang dapat bergerak berputar dan berayun.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 37

Page 38: Bundel Bubut

PRAKTIKUM CNC MODUL BUBUT TU-2 A PROFIL : BUBUT

3 axis X, Y, dan Z axis A (berputar) dan C (berayun)

Dengan berbagai kombinasi koordinat, mesin ini dapat membentuk permukaan

yang sangat kompleks dengan sangat cepat dan efektif serta menghasilkan

permukaan akhir yang lebih halus dan memiliki tingkat ketelitian yang tinggi,

seperti bentuk kurva dan lereng. Contohnya adalah pembuatan sudut.

Head movement 5 axis Head movement 3 axis

Mesin ini kontrol perintah-perintahnya diprogram melalui 3D CAD/CAM.

KELOMPOK 14 ASISTEN :HARDIAN 38