Tafsir QS Thalaq Ayat 6

15
Q. S. ATH-THALAQ AYAT 6 (Jaminan Pemeliharaan Hak Istri yang Dicerai) April 15 2015 ABSTRAK Tulisan ini secara khusus diarahkan pada Q.S. Ath-Thalaq ayat 6 yang mendeskripsikan jaminan pemeliharaan sejumlah hak istri yang ditalaq/cerai oleh suaminya. Hak-hak tersebut yaitu; (1) tempat tinggal selama menjalani masa iddah, (2) memeroleh nafkah selama kehamilan dan (3)memeroleh upah menyusui. Disamping ketiga hal tersebut, diungkap juga perintah untuk bermusyawarah ketika kedua belah pihak yaitu suami yang mencerai dan istri yang dicerai mengalami kesulitan dalam proses implementasi ketiga hak istri yang dicerai, dan juga menyinggung tentang alternatif mencari ibu susuan. Tulisan ini juga menyinggung secara ringkas inti pasal 40, 49 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terkait Q.S. Ath-Thalaq ayat 6. Oleh: Sova Nurfalah

description

Jaminan Pemenuhan Hak Istri Yang Dithalaq/Cerai

Transcript of Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 1: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

April 152015

ABSTRAK Tulisan ini secara khusus diarahkan pada Q.S. Ath-Thalaq ayat 6 yang mendeskripsikan jaminan pemeliharaan sejumlah hak istri yang ditalaq/cerai oleh suaminya. Hak-hak tersebut yaitu; (1) tempat tinggal selama menjalani masa iddah, (2) memeroleh nafkah selama kehamilan dan (3)memeroleh upah menyusui. Disamping ketiga hal tersebut, diungkap juga perintah untuk bermusyawarah ketika kedua belah pihak yaitu suami yang mencerai dan istri yang dicerai mengalami kesulitan dalam proses implementasi ketiga hak istri yang dicerai, dan juga menyinggung tentang alternatif mencari ibu susuan. Tulisan ini juga menyinggung secara ringkas inti pasal 40, 49 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia terkait Q.S. Ath-Thalaq ayat 6.

Oleh: Sova Nurfalah

Page 2: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 2 of 11

Q.S. ATH-THALAQ AYAT 6

ن� وه� ار� د�ك�م� وال ت�ض كن�ت�م� م�ن� و�ج� ي�ث� س ك�ن�وه�ن� م�ن� ح أس�

ن� وا علي�ه� ق� ن�ف� أ م�ل' ف ت� ح إ�ن� ك�ن� أ�وال ن� و وا علي�ه� ي-ق� ل�ت�ض

ت�وه�ن� آ ع�ن لك�م� ف ض ر�إ�ن� أ ن� ف له� م� ع�ن ح ت�ى يض ح

ت�م� ر� إ�ن� تعاس وف' و ع�ر� وا بي�نك�م� ب�م ر� �تم� أ ه�ن� و ور أ�ج�ى ر ع� له� أ�خ� ض� ت�ر� فس

Artinya: Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka, dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya. Q.S. Ath-Thalaq (65): 6.

PENDAHULUAN

ي�ث� ك�ن�وه�ن� م�ن� ح أس�د�ك�م� وال كن�ت�م� م�ن� و�ج� س

وا ي-ق� وه�ن� ل�ت�ض ار� ت�ضن� علي�ه�

Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka,

ل' م� ت� ح إ�ن� ك�ن� أ�وال وت�ى ن� ح وا علي�ه� ق� ن�ف� أ ف

ن� له� م� ع�ن ح يض

dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin,

ن� ت�وه� آ ع�ن لك�م� ف ض ر�إ�ن� أ ف

ه�ن� ور أ�ج�kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya,

وف' ع�ر� وا بي�نك�م� ب�م ر� �تم� أ و dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik,

ع� ض� ت�ر� ت�م� فس ر� إ�ن� تعاس وى ر له� أ�خ�

dan jika kamu menemui kesulitan Maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya,

Page 3: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 3 of 11

PEMBAHASAN

Penempatan Istri yang dithalaq

Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk

menyempitkan (hati) mereka. Penggalan ayat tersebut di atas

mengungkapkan penempatan para istri yang dithalaq/cerai dan dimana para

istri yang dithalaq/cerai tersebut bertempat tinggal dan larangan untuk

menyusahkan para istri yang dithalaq/cerai. Secara eksplisit perintah

menempatkan para istri di mana kamu bertempat tinggal menurut

kemampuanmu tersebut tidak membedakan antara wanita yang telah

dithalaq/cerai raj’i ataupun yang dithalaq/cerai bain (thalaq 3). Namun

Qatadah dan Ibnu Abi Layla berpendapat bahwa yang berhak mendapatkan

tempat tinggal itu adalah wanita yang dithalaq/cerai raj’i.1 Dan Qurthubi

menambahkan bahwa dengan menyediakan tempat tinggal itu berarti

berimplikasi bagi pengalokasian nafkah2. Dan janganlah kamu menyusahkan

mereka untuk menyempitkan (hati) mereka Abi dluha menjelaskan yaitu

janganlah para suami mencerai istrinya dan kemudian melakukan ruju’

1Qurthuby, Muhammad bin Ahmad Al-Anshary, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Qurthuby (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

وقد قال قتادة وابن أبي ليلى: ال سكنى إال للرجعية2Qurthuby, Muhammad bin Ahmad Al-Anshary, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir

Qurthuby (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

وألن السكنى تابعة للنفقة

Page 4: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 4 of 11

setelah masa iddah mantan istri tersisa tinggal dua hari lagi, demikian

menurut Abi Dluhaa dalam Ibnu Katsir.3

Terkait dengan penggalan ayat Tempatkanlah mereka (para istri) di

mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu, Negara (pemerintah

Indonesia) secara umum dan tanpa membedakan suku, ras dan agama

menjamin setiap orang untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang

layak. Hal ini tertulis dalam pasal 40 Undang-Undang Republik Indonesia No.

39 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia yang menyebutkan bahwa;

Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan layak4.

Pasal 40 di atas menjamin setiap orang haknya untuk bertempat

(mengusahakan, memeroleh) tinggal, meski secara umum dan tidak secara

khusus dalam mengusahakan atau memeroleh tempat tinggal tersebut bukan

disebabkan karena adanya kasus perceraian dan implikasi yang lahir akibat

adanya perceraian tersebut bagi istri yang dicerai sebagaimana yang

difahami dari konteks Q.S. Ath-Thalaq ayat 6. Dengan demikian semangat

pasal 40 Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang Hak

Azazi Manusia tersebut masih sejalan dengan Q.S. Ath-Thalaq ayat 6

meskipun belum mengakomodasi secara penuh dan karenanya perlu

3

Al-Qur’an beserta tafsir (versi off line, edisi 4.1.), Tafsir Ibnu Katsir, www.islamspirit.com

وقال الثوري عن منصور عن أبي الضحى: }وال تضاروهن.لتضيقوا عليهن{ قال يطلقها فإذا بقي يومان راجعها

4

Undang-Undang Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 2000 dan Undang-Undang HAM 1999, Bandung, Citra Umbara, 2001, hlm. 16.

Page 5: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 5 of 11

perincian lebih lanjut dalam penjaminan pemeliharaan hak tersebut

(khususnya terkait istri/wanita yang dicerai) minimal setara dengan jaminan

pemeliharaan hak istri yang dicerai yang diungkap pada penggalan ayat Q.S.

Ath-Thalaq ayat 6, ‘Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu’.

Pemberian Nafkah untuk Istri yang dithalaq dalam Keadaan Hamil

dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka

berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin. Terkait dengan

penggalan ayat ini, Ibnu Katsir mengutip pendapat Ibnu Abbas ra, bahwa

konteks penggalan ayat ini terkait dengan persoalan istri yang dithalaq/cerai

bain dalam kondisi hamil atau mengandung diberikan jaminan nafkahnya

hingga ia melahirkan. Ibnu Abbas ra beralasan bahwa dalam proses

thalaq/cerai raj’i, istri yang dicerai harus diberikan nafkahnya baik si istri

dalam keadaan hamil ataupun tidak.5

Terkait dengan penggalan ayat dan jika mereka (isteri-isteri yang

sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya

hingga mereka bersalin, pasal 49 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia

No. 39 tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia menyebutkan;

Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat

5Al-Qur’an beserta tafsir (versi off line, edisi 4.1.), Tafsir Ibnu Katsir, www.islamspirit.com

إن كانت حامال أنفق عليها حتى تضع حملها, قالوا بدليل أنالرجعية تجب نفقتها سواء كانت حامال أو حائال

Page 6: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 6 of 11

mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita

Pada pasal pasal 49 ayat (2) di atas tidak ditemukan kata atau kalimat khusus

yang langsung mengacu pada jaminan pemeliharaan hak nafkah istri yang

dithalaq/cerai seperti terungkap pada penggalan ayat dan jika mereka (isteri-

isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka

nafkahnya hingga mereka bersalin. Hak memeroleh nafkah bagi istri yang

dithalaq/cerai hanya secara implisit (jika boleh) difahami dengan asumsi

yaitu untuk menjaga keselamatan dan kesehatannya (istri yang

dithalaq/cerai) fungsi reproduksi wanita (istri yang dithalaq/cerai) atau

hamil perlu diberi asupan makanan, gizi yang baik agar wanita (istri yang

dithalaq/cerai) selamat dan sehat dan itu berarti perlunya biaya atau nafkah

yang diperuntukan bagi wanita (istri yang dithalaq/cerai). Dan untuk

menjamin semua itu pasal 49 ayat (2) di atas menyebutkan kalimat

perlindungan khusus meskipun maksud dari kalimat perlindungan khusus

tersebut terkait fungsi reproduksi (hamil dan melahirkan) yaitu pelayanan

kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan dan pemberian

kesempatan untuk menyusui anak.6

6 Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 1999 tentang

hak asasi manusia, Undang-Undang Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 2000 dan Undang-Undang HAM 1999, Bandung, Citra Umbara, 2001, hlm. 55.

Page 7: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 7 of 11

Pemberian Upah untuk Istri yang dithalaq yang Sedang Menyusui

Anaknya

kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu maka berikanlah

kepada mereka upahnya. Terkait dengan penggalan ayat ini Ibnu Katsir

berpendapat bahwa ketika si istri yang dicerai menyusui anak (dari suami

yang mencerai) maka ia memiliki hak memeroleh jasa penyusuan tersebut

dan orangtua (ayah) atau wali dari anak yang disusui tersebut terikat

kewajiban pemberian upah terhadap ibu dari si anak atau istri yang dicerai

tersebut.7 Menurut Qurthubi, yang dimaksud jika mereka yaitu wanita yang

dithalaq/cerai itu menyusukan (anak-anak)mu, maka wajib bagi si

ayah/bapak sianak memberikan upah penyusuan tersebut8

Musyawarah yang Baik

dan musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik. Ibnu

Katsir mengomentari penggalan ayat ini bahwa hendaknya sejumlah

persoalan yang terjadi diantara suami dengan istri yang dicerai sepatutnya

diselesaikan dengan cara ma’ruf (baik) tanpa mencelakai/mencederai (fihak

suami) dan mendatangkan kecelakaan (dari fihak istri). Demikian pula

7

Al-Qur’an beserta tafsir (versi off line, edisi 4.1.), Tafsir Ibnu Katsir, www.islamspirit.com

فإن أرضعت استحقت أجر مثلها, ولها أن تعاقد أباه أو وليهعلى ما يتفقان عليه من أجرة

8 Qurthuby, Muhammad bin Ahmad Al-Anshary, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Qurthuby (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

فإن أرضعن لكم" - يعني المطلقات - أوالدكم منهن فعلىاآلباء أن يعطوهن أجرة إرضاعهن

Page 8: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 8 of 11

persoalan terkait dengan proses penyusuan antara ibu (istri yang dicerai)

dengan anaknya jangan sampai mencelakai fihak ibu (istri yang dicerai)

maupun anak yang disusui.9 Menurut Qurthubi, redaksi penggalan ayat ini

ditujukan kepada suami maupun istri, yaitu masing-masing fihak hendaknya

menerima sesuatu yang dianggap merupakan bagian dari hal yang ma’ruf

(baik) dan jamil (indah). Dan salah satu makna indah tersebut ialah

penyusuan anak tanpa memeroleh imbalan upah. Dan dianggap indah juga

apabila karena penyususan tersebut siibu yang menyusui diberikan upah.10

Alternatif Pencarian Ibu Susuan

dan jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan

(anak itu) untuknya. Terkait dengan penggalan ayat ini, Ibnu Katsir

menjelaskan ketika terjadi perbedaan pendapat antara laki-laki (suami) dan

perempuan (istri yang dicerai) yang menuntut pemberian upah penyusuan

yang besar namun fihak laki-laki (suami) tidak mengabulkannya atau

mungkin setelah berusaha mencoba namun akhirnya tidak mampu, maka

9Al-Qur’an beserta tafsir (versi off line, edisi 4.1.), Tafsir Ibnu Katsir, www.islamspirit.com

ولتكن أموركم فيما بينكم بالمعروف من غير إضرار والمضارة

10Qurthuby, Muhammad bin Ahmad Al-Anshary, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Qurthuby (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

وأتمروا بينكم بمعروف" هو خطاب لألزواج والزوجات؛ أي وليقبل بعضكم من بعض ما أمره به من المعروف الجميل. والجميل منها إرضاع الولد من غير أجرة. والجميل منه توفير األجرة عليها

لإلرضاع

Page 9: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 9 of 11

boleh dicarikan ibu susuan bagi bayi jika si ibu dari bayi tersebut mau/rela

dengan pengupahan ibu susuan bagi sibayi.11

KESIMPULAN

Berdasarkan deskripsi pada bagian pembahasan terkait tentang Q.S. Ath-

Thalaq ayat 6 dalam konteks jaminan pemeliharaan sejumlah hak istri yang

ditalaq/cerai oleh suaminya, dapat disimpulkan secara tentatif sebagai

berikut.

Pertama Hak-hak istri yang dicerai yaitu; (1) tempat tinggal selama

menjalani masa iddah, (2) memeroleh nafkah selama kehamilan dan

(3)memeroleh upah menyusui.

Kedua, Disamping ketiga hal tersebut, diungkap juga perintah untuk

bermusyawarah ketika kedua belah pihak yaitu suami yang mencerai dan

istri yang dicerai mengalami kesulitan dalam proses implementasi ketiga hak

istri yang dicerai.

Ketiga, alternatif mencari ibu susuan.

Keempat, Undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia terkait Q.S. Ath-Thalaq ayat 6 dengan rincian sebagai berikut;

a. pasal 40 tentang hak untuk bertempat tinggal, belum

mengakomodasi secara penuh terkait jaminan hak tempat tinggal

11Al-Qur’an beserta tafsir (versi off line, edisi 4.1.), Tafsir Ibnu Katsir, www.islamspirit.com

أي وإن اختلف الرجل والمرأة فطلبت المرأة في أجرة الرضاع كثيراf, ولم يجبها الرجل إلى ذلك أو بذل الرجل قليالf ولم

توافقه عليه, فليسترضع له غيرها, فلو رضيت األم بما استؤجرت بهاألجنبية فهي أحق بولدها

Page 10: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 10 of 11

bagi istri yang dithalaq/cerai dan karenanya perlu perincian lebih

lanjut dalam jaminan hak tersebut (khususnya terkait istri/wanita

yang dicerai) minimal setara dengan jaminan hak tempat tinggal

bagi istri yang dicerai seperti diungkap pada penggalan ayat Q.S.

Ath-Thalaq ayat 6 Tempatkanlah mereka (para istri) di mana kamu

bertempat tinggal menurut kemampuanmu.

b. pasal 49 ayat (2) dan (3) memberikan perlindungan khusus dan

memberikan hak khusus kepada wanita, namun tidak secara

khusus memberikan jaminan hak memeroleh upah bagi istri yang

dithalaq/cerai ketika ia melahirkan dan menyusui.

Page 11: Tafsir QS Thalaq Ayat 6

Page 11 of 11

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Ahmad, et. al, 2013. The Great Quran; Referensi Terlengkap Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Jakarta, Maghfirah Pustaka

Ibnu Katsir, Ismail, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Ibnu Katsir (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

Qurthuby, Muhammad bin Ahmad Al-Anshary, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Qurthuby (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

Thabary, Muhammad Ibnu Jarir Al-, Al-Qur’an beserta tafsir, Tafsir Thabary (versi off line, edisi 4.1.), www.islamspirit.com

Tim Kerja Sosialisasi MPR RI, 2014. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Jakarta, Sekretariat Jenderal MPR RI

Undang-Undang Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 2000 dan Undang-Undang HAM 1999, Bandung, Citra Umbara, 2001