Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. 1

description

Konsep Al-qur'an tentang kewajiban belajar

Transcript of Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

Page 1: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang

dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada

pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan

untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak

ada artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang

terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu saja mampu

menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan

megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-

tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah

mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan

manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur

oleh Allah SWT.

Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia.

Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu

manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan

dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Adapun maslah-masalah yang kami bahas dalam makalah ini

adalah sebagai berikut :

1. Apa itu yang dimaksud dengan belajar?

2. Mengapa menuntut ilmu (belajar) itu merupakan suatu

kewajiban?

3. Kapan proses belajar berlangsung dan sampaikan kapan manusia

harus belajar?

1

Page 2: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

4. Bagaiamana pendapat Al-Qur’an tentang kewajiban belajar bagi

manusia?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Ingin mengetahui apa yang dimaksud dengan belajar.

2. Ingin mengetahui mengapa menuntut ilmu itu suatu kewajiban

bagi muslim laki-laki maupun perempuan.

3. Ingin mengetahui kapan proses belajar itu dimulai dan kapan

berakhir.

4. Ingin menambah wawasan atau pengetahuan mengenai

kewajiban menurut pandangan Al-Qur’an.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan tugsa makalah ini, kami menggunakan metode

studi kepustakaan. Artinya, kami mencari, mengumpulkan dan membaca

sumber-sumber yang berkaitan dengan pembahsan makalah ini.

2

Page 3: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat

tafsirannya tentang “Belajar”. Seringkali pula perumusan dan tafsiran

berbeda satu sama lain. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. (learning is defined as the modification or

trengthening of behavior through experiencing.

Menurut pengertian diatas, belajar adalah merupakan proses

suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya

mengiat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil

belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

kelakuan. Ada juga yang mengatakan bahwa belajar adalah memperoleh

pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan

secara otomatis, dan seterusnya. Didalam ilmu pendidikan islam adalah

setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung

jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Atau konsekuensi dari pada

pengetahuan yang didapat.

B. Alasan Menuntut Ilmu ( Belajar).

Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia.

Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu

manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan

dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. Karena menuntut ilmu

merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan kewajiban bagi

setiap muslim. Dari urian tadi sudah menjadi keseharusan dalam

menuntut ilmu.

3

Page 4: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

C. Awal Perintah Membaca ( Belajar )

Mengingat hal diatas sangat tepat jika wahyu pertama turun

kepada nabi SAW mengisyaratkan tentang perintah membaca (menuntut

ilmu). Yakni Surat Al-Alaq ayat 1:

خلق ى اّل�ذ ربك إقرأباسمArtinya 

 “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.”

Kata Iqra’  terambil dari kata kerja  kara’a yang pada mulanya

berarti menghimpun. Apabila kita merangkai huruf kemudian

mengucapkan rangkaian tersebut maka kita sudah menghimpunnya yakni

membacanya.1 Dengan Dengan demikinan, realisasi perintah tersebut

tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan,

tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karena

dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut

adalah bisa menyampaikan, menela’ah, membaca, meneliti, mendalami.1

[2]

Syekh “Abdul Halim Mahmud (mantan pemimpin tinggi Al-

Azhar Mesir) sebagaimana dikutip Quraish Shihab dia menulis dalam

bukunya al-Qur’an Fi Syahr al-Qur’an: “ dengan kalimat iqra’ bismi

Rabbika, al-Qur’an tidak hanya sekedar menyuruh membaca, tetapi

membaca adalah lambang dari segala apa yang dilakukan oleh manusia,

baik yang sifatnya aktif maupun pasif. Kalimat tersebut dalam pengertian

dan semangatnya ingin menyatakan “bacalah demi Tuhanmu,

bergeraklah demi Tuhanmu, bekerjalah demi Tuhanmu” . demikian juga

ketika kita berhenti melakukan aktifitas hendaklah didasari pada Bismi

rabbika sehingga akhirnya ayat itu berarti “jadilah seluruh kehidupanmu,

11 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur’an, (: lentera Hati, 2002. Volume 15) hal 392

1[2] Ibid hal 393

4

Page 5: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

Wujudmu, dalam cara dan tujuanmu, kesemuanya demi karena Allah

semata”.[3][3]

Adapun Asbabun Nuzul ayat ini adalah Dalam hadis sahih

riwayat Bukhari dinyatakan bahkan Nabi SAW. datang ke gua Hira'

suatu gua yang terletak di atas sebuah bukit di pinggir kota Mekah untuk

berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang

mengambil bekal dari rumah istri beliau, Khadijah, datanglah jibril

kepada beliau dan menyuruhnya membaca.

Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" Jibril merangkulnya

sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya; sambil berkata:

"Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca". Lalu.

dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata: "Bacalah". Nabi

menjawab: "Aku tidak bisa membaca" sehingga Nabi merasa payah,

maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5.

D. Peranan Akal dalam Proses Belajar

Segala potensi yang dimiliki manusia sebagai jalan untuk

mengetahui sesuatu baik berupa isyarat yang jelas (tampak) maupun yang

tersembunyi yang hanya mampu ditangkap dengan indra yang abstrak

merupakan cara Allah mendidik manusia.

Jelaslah  alasan manusia menuntut ilmu (Belajar) tidak luput

dari unsur wahyu ilahiyah, maka tidak pantas manusia sebagai penuntut

ilmu melepaskan diri dari wahyu Ilahi Sebagai ayat-ayat Qauliyah.

Karena petunjuk yang tidak akan ditemui di alam (ayat-ayat kauniyah

Allah) hanya dapat ditemukan dalam al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah

SAW. Disini peranan akal sangat mempunyai  otoritas yang sangat tinggi

dalam proses belajar yakni menuntut ilmu. Karena akal adalah sebagai

alat untuk menuntut ilmu, dan ilmu adalah alat untuk menghilangkan

kesulitan manusia, maka didalam islampun memerintahkan manusia

[3][3] Ibid hal 394

5

Page 6: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

untuk menuntut ilmu, bukan saja ilmu agama, tetapi juga ilmu-ilmu

lainnya.

E. Waktu dan Derajat atau Kedudukan Menuntut Ilmu (Belajar)

Sebagai makhluk yang berakal, umat islam mempertahankan

kemuliaannya diperintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang

tidak terbatas selama hayat dikandung badan. Prinsip belajar selama

hidup ini merupakan ajaran islam yang penting. Sabda Rasulullah SAW :

Artinya :

            Tuntutan ilmu itu sejak dari ayunan sampai keliang lahat (mulai

dari kecil sampai mati). (H.R Ibn.Abd.Bar).

Lebih tegas lagi, islam mewajibkan orang menuntut ilmu

melalui sabda Nabi  SAW :

Yang artinya :

“Menuntut ilmu itu adalah kewajiban atas setiap orang islam,

laki-laki ataupun perempuan”. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sedangkan didalam Al-qur’an meraka yang berilmu dan tidak

berilmu itu berbeda dalam pandangan islam.

Firman Allah :

Artinnya :

6

Page 7: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung)

ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan

berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan

rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang

mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"

Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

(Q.S. Ar-Zumar: 9).

Allah meninggikan derajat orang yang berilmu itu, Firmannya :

Artinya :

“ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang

kamu kerjakan. Karena sungguh dalam Islam mereka yang tekun

mencari ilmu lebih dihargai daripada mereka yang beribadah sepanjang

masa. Kelebihan ahli ilmu, al-‘alim daripada ahli ibadah, al- ‘abid,

adalah seperti kelebihan Muhammad atas orang Islam seluruhnya. Di

kalangan kaum muslimin hadits ini sangat popular sehingga mereka

memandang bahwa mencari ilmu merupakan bagian integral dari

ibadah ”.

Dalam Islam, nilai keutamaan dari pengetahuan keagamaan

berikut penyebarannya tidak pernah diragukan lagi. Nabi menjamin

7

Page 8: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

bahwa orang yang berjuang dalam rangka menuntut ilmu akan diberikan

banyak kemudahan oleh Tuhan menuju surga. Para pengikut atau murid

Nabi telah berhasil meneruskan dan menerapkan ajaran tentang semangat

menuntut dan mencari ilmu. Motivasi religius ini juga bisa ditemukan

dalam tradisi Rihla. Suatu tradisi ulama  yang disebut al-rihla fi talab

al-‘ilm ‘ Suatu perjalanan dalam rangka mencari ilmu’adalah bukti

sedemikian besarnya rasa keingintahuan dikalangan para ulama.

Ridhla, tidak hanya merupakan tradisi ulama, tapi juga

merupakan kebutuhan untuk menuntut ilmu dan mencari ilmu yang

didorong oleh nilai-nilai religius. Hadits-hadits Nabi membuktikan suatu

hubungan tertentu :” Seseorang yang pergi mencari ilmu dijalan Allah

hingga ia kembali, ia memeperoleh pahala seperti orang yang berperang

menegakkan agama. Para malaikat membentangkan sayap kepadanya dan

semua makhluk berdoa untuknya termasuk ikan dan air”.

Islam secara mutlaq mendorong para pengikutnya untuk

menuntut ilmu sejauh mungkin, bahkan sampai ke negeri Cina. Nabi

menyatakan bahwa jauhnya letak suatu Negara tidaklah menjadi masalah,

sebagai ilustrasi unik terhadap kemuliaan nilai ilmu pengetahuan.

Siapaun sepakat hadits Nabi yang berbunyi Utlub al ‘ilm walau kana bi

al-shin, menekankan betapa pentingnya mencari ilmu lebih-lebih ilmu

agama yang dikategorikan Imam Ghozali sebagai fardlu ‘ain.

Disamping Hadits Nabi yang berkenaan dengan al- shin nabi

juga menyinggung tentang al-yahud yang mana dikisahkan bahwa Nabi

menyuruh sekretarisnya untuk mempelajari kitab al-Yahud sebagai

proteksi diri dari penipuan kaum yahudi. Dari kedua hadits tersebut

diungkapkan untuk memberi penekananan bahwa terdapat hubungan

simbiosis antara ilmu pengetahuan dan dengan kemajuan serta ketahanan

peradapan Islam. Menurut Nabi , tinta para pelajar nilainya setara dengan

darah para syuhada’ pada hari pembalasan.

F. Orang-Orang yang Terpilih dalam Proses Belajar Mengajar

8

Page 9: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

Dalam hal ini, para pelaku dalam proses belajar mengajar, yaitu

guru dan murid dipandang sebagai ‘‘ orang-orang terpilih’’ dalam

masyarakat yang telah termotivasi secara kuat oleh agama untuk

mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan mereka. hal ini

sejalan dengan ayat al-Qur’an surat al-Taubah ayat 122 yang artinya

berbunyi :

Artinya :

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan

perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang

agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka

telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya

( Q.S. Al-Taubah: 122)

Penjelasan :2

Ada dua versi yang kami temukan yaitu pada tafsir Al-Misbah

karya M. Quraish Shihab dan tafsir Al-Maraghi Karya Ahmad Musthafa

Al-Maraghi. Yang pertama mari kita lihat penjelasan yang kami dapatkan

dari tafsir Al-Misbah. Ayat itu menuntun kaum muslimin untuk membagi

tugas dengan menegaskan bahwa “Tidak sepatutnya bagi orang-orang

mu’min yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang

pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang

melaksanakan tugas yang lain”. Jika memang ada panggilan yang bersifat

mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari setiap golongan, yakni

2 Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir. (2009) Tafsir Ibnu Kasir.( Bandung : Sinar Baru Algensindo ). Cet.2. hal. 123.

9

Page 10: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

kelompok besar diantara mereka beberapa orang dari golongan itu untuk

bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga

mereka dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan orang lain dan

juga untuk memberi peringatan kepada kaum merka yang menjadi

anggota yang di tugaskan oleh Rasulullah SAW.

Terbaca di atas bahwa yang dimaksud dengan orang yang

memperdalam pengetahuan demikian juga yang memberi peringatan

adalah mereka yang tinggal bersama Rasulullah SAW. Ini adalah

pendapat mayoritas ulama.

Ayat ini mengggaris bawahi terlebih dahulu motivasi

bertafaqquh/ memperdalam pengetahuan bagi mereka yang dianjurkan

keluar sedang motivasi utama mereka yang berperang bukanlah tafaqquh.

Yang kedua  kita lihat menurut tafsir Al-Maraghi. Ayat ini

menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang menyangkut

perjuangan yakni hukum mencari ilmu dan mendalami agama. Artinya

bahwa pendalaman ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan

menggunakan hujjah dan penyampaian bukti-bukti dan juga merupakan

rukun terpenting dalam menyeru kepada iman dan menegakan sendi-

sendi Islam. Karena perjuangan yang menggunakan pedang itu sendiri

tidak di syaratkan kecuali untuk jadi benteng dan pagar dari da’wah

tersebut agar jangan dipermainkan oleh tangan-tangan ceroboh dari

orang-orang kair dan munafik.

Berdasarkan dua penafsiran bahwa kami dari penulis makalah

cenderung kepada tafsir Al-Maraghi bahwa pendalaman ilmu agama itu

merupakan cara berjuang dengan menggunakan hujjah dan penyampaian

bukti-bukti dan juga merupakan rukun terpenting dalam menyeru kepada

iman dan menegakan sendi-sendi Islam. Karena perjuangan yang

menggunakan pedang itu sendiri tidak di syaratkan kecuali untuk jadi

benteng dan pagar dari da’wah tersebut agar jangan dipermainkan oleh

tangan-tangan ceroboh dari orang-orang kafir dan munafik. Karena

kebaikan menuntut ilmu dan mengajarkannya sama pahalanya disisi

10

Page 11: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

Allah dengan jihad. Barang siapa yang memberi contoh kebaikan ,

kemudian kebaikan itu dicontoh oleh orang lain, maka dia akan mendapat

kebaikan yang sama dengan orang yang melakukan tersebut, tanpa

mengurangi pahala orang yang melakukannya, begitu juga sebaliknya.

Demikian ungkapan yang sementara dianggap dari Rasulullah SAW.

11

Page 12: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman agar lebih baik. Oleh karena itu proses belajar atau

menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

kewajiban bagi setiap muslim yang harus benar-benar dilaksanakan,

tentunya dalam hal ini ada kaitannya dengan membaca maupun

mengamati baik itu yang berbaur Agama maupun ilmu-ilmu umum.

Sebagai makhluk yang berakal, umat islam mempertahankan

kemuliaannya diperintahkan untuk menuntut ilmu dalam waktu yang

tidak terbatas selama hayat masih dikandung badan.

B. Saran

Dari uraian diatas penulis dapat memberikan saran kepada

pembaca khususnya untuk penulis sendiri.

1. Mengingat belajar mengajar adalah suatu keharusann dilakukan

oleh seorang muslim dalam rangka memanfaatkan potensi akal

yang diberikan Allah SWT maka isilah akal itu dengan

pengetahuan Al-Qur’an (Agama) agar bisa tertujunya tujuan

insane kamil.

2. Dengan semakin banyak belajar atau mengkaji dan mendalami

ayat-ayat Allah Baik Qauliyah maupun Qaauniayah, akan

semakin membuka peluan terciptanya ilmu-ilmu baru dan

peradaban baru yang lebih baik.

3. Mengingat orang yang menuntut ilmu  lalu mengajarkannya

memiliki kedudukan yang sama dengan kebaikan orang yang

12

Page 13: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

jihad di perang melawan orang-orang kafir. Maka hal ini bisa

digunakan sebagai motivasi dalam meraih kehidupan yang lebih

baik diakherat kelak.

13

Page 14: Tafsir Al-qur'an Tentang Belajar

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. Mas’ud. (2002). Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik.

( Yogyakarta: Gema Media ).

Al-Imam Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir. (,2009). Tafsir Ibnu Kasir. ( Bandung:

Sinar Baru Algensindo).

Shihab. Quraish. (2002). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-

Qur’an. ( Jakarta: lentera Hati ). Volume 15

14