Tabel Kriteria Umur Kehamilan.doc
-
Upload
rois-hasyim -
Category
Documents
-
view
17 -
download
3
Transcript of Tabel Kriteria Umur Kehamilan.doc
Tabel Kriteria Umur Kehamilan (ROIS)
Frequency PercentCumulative
Percent
Valid Preterm (<37 MG) 128 15.5 15.5
Aterm (37-42 MG) 664 80.4 95.9
Postterm (>42 MG) 34 4.1 100.0
Total 826 100.0
Hasil analisis didapatkan pada kriteria berat badan bayi baru lahir
didapatkan 152 responden (18,4%) berat badan bayi baru lahir rendah (<2500kg),
659 responden (79,4%) berat badan bayi baru lahir cukup (2500-3999kg), 18
responden (2,2%) berat badan bayi baru lahir lebih (>4000kg). Hasil penelitian
menunjukan berat badan bayi baru lahir yang terbanyak adalah berat badan bayi
baru lahir cukup (2500-3999kg) sebesar 659 responden (79,4%). Sedangkan berat
badan bayi baru lahir yang terbanyak adalah berat badan bayi baru lahir cukup
(2500-3999kg) sebesar 659 responden (79,4%).
pembahasan
Hasil analisis univariat menunjukan menunjukan berat badan bayi baru
lahir yang terbanyak adalah berat badan bayi baru lahir cukup (2500-3999kg)
sebesar 659 responden (79,4%). Sedangkan berat badan bayi baru lahir yang
terbanyak adalah berat badan bayi baru lahir cukup (2500-3999kg) sebesar 659
responden (79,4%). Berdasarkan hasil penelitian deskriptif yang dilakukan Umar
(2001) di RS dr. Pirngadi Medan tahun 2001 diperoleh bahwa berat bayi baru
lahir yang terbanyak adalah berat bayi lahir cukup sebnayk 80% dari seluruh
jumlah responden.
Berat lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu
proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Menurut Sri Kardjati
(1985, p.21) dalam Setianingrum (2005) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
berat bayi lahir adalah sebagai berikut :
a. Umur Ibu hamil
Menurut sitorus (1999, p.13) dalam setianingrum (2005) menyatakan
Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir, kehamilan dibawah umur 20
tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan
dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda,
perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal.
Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat
kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna
dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak
yang dilahirkan akan semakin ringan. Meski kehamilan dibawah umur sangat
berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat
berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi,
tumor jinak peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang
dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu
ternyata mengidap penyakit tersebut yang ditakutkan bayi lahir dengan membawa
kelainan. Dalam proses persalinan sendiri, kehamilan di usia lebih ini akan
menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul
kelainan pada tulang panggul tengah. Selain itu semakin muda dan semakin tua
umur seorang ibu yang sedang hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi
yang diperlukan. Umur yang muda perlu tambahan gizi yang banyak karena selain
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang dikandungnya. Sedangkan umur yang tua perlu energy
yang besar juga karena fungsi organ yang semakin melemah dan diharuskan untuk
bekerja maksimal maka memerlukan tambahan energi yang cukup guna
mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (kristyanasari, 2010, p. 51).
b. Jarak Kehamilan/Kelahiran
kehamilan yang perlu diwaspadai adalah jarak persalinan terakhir dengan
awal kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, bila jarak terlalu dekat , maka
rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Pada keadaan ini perlu
diwaspadai kemungkinan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama atau
perdarahan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Agustina tahun 2006
menyatakan bahwa paritas dengan dengan kejadian partus prematur mempunyai
hubungan yang bermakna, dimana pada wanita yang paritasnya lebih dari 2 ada
kecenderungan mempunyai risiko sebesar 4 kali lebih besar untuk melahirkan
bayi prematur bila dibandingkan dengan wanita yang paritasnya kurang dari 2
(Agustina, 2006).
Mempunyai anak lebih dari 2 akan meningkatkan resiko pada ibu dan
bayinya seperti pada : ibu yang sering hamil lebih-lebih dengan jarak yang pendek
akan menyebabkan ibu terlalu payah akibat dari hamil, melahirkan, merawat
anaknya yang terus-menerus. Resiko lainnya adalah bayi berat lahir rendah
(prematur).
c. Paritas
Paritas tinggi mempunyai komplikasi persalinan yang tinggi, karena
semakin sering wanita mengalami persalinan, maka vaskularisasi akan berkurang
atau terjadi perubahan atropi pada desidua akibat yang lalu sehingga akan
merugikan kesehatan janin (Wiknjosatro, 2002). Demikian pula dengan paritas
(hamil dan lahir hidup) dengan interval kurang dari 2 tahun, jumlah kehamilan
diatas empat kali dapat menjadi masalah yang mempengaruhi reproduksi
(Manuaba, 2007).