TA Chapter 11

37
THE DEFINITION OF LIABILITIES SFAC no 6 menggambarkan unsur-unsur yang terdiri dari neraca sebagai aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Kewajiban dan ekuitas menyediakan sumber daya (modal) untuk akuisisi aset.Jumlah kewajiban perusahaan memiliki relatif terhadap ekuitas disebut struktur modal perusahaan. Dalam praktek akuntansi saat ini, kewajiban dan ekuitas diperlakukan sebagai elemen yang terpisah dan berbeda dari struktur modal perusahaan. Perbedaan ini tampak dalam persamaan akuntasi fundamental : Aset = Kewajiban + Ekuitas Kewajiban dan ekuitas adalah pengadu aset perusahaan, tetapi ekuitas merupakan kepemilikan, sedangkan kewajiban adalah klaim kreditur.Kepentingan-kepentingan yang berbeda, dan pengungkapan terpisah mereka adalah relevan untuk pembuat keputusan yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan. Teori ekuitas menyeimbangan unsur-unsur neraca yang terkaitdan memiliki implikasi untuk definisi dari kewajiban dan ekuitas. Teori entitas menggambarkan persamaan akuntansi sebagai: Aset = Ekuitas 1

description

TEORI AKUNTANSI

Transcript of TA Chapter 11

Page 1: TA Chapter 11

THE DEFINITION OF LIABILITIES

SFAC no 6 menggambarkan unsur-unsur yang terdiri dari neraca sebagai aset,

kewajiban, dan ekuitas. Aset memiliki manfaat ekonomis di masa depan. Kewajiban dan

ekuitas menyediakan sumber daya (modal) untuk akuisisi aset.Jumlah kewajiban

perusahaan memiliki relatif terhadap ekuitas disebut struktur modal perusahaan.

Dalam praktek akuntansi saat ini, kewajiban dan ekuitas diperlakukan sebagai elemen

yang terpisah dan berbeda dari struktur modal perusahaan. Perbedaan ini tampak dalam

persamaan akuntasi fundamental :

Aset = Kewajiban + Ekuitas

Kewajiban dan ekuitas adalah pengadu aset perusahaan, tetapi ekuitas merupakan

kepemilikan, sedangkan kewajiban adalah klaim kreditur.Kepentingan-kepentingan

yang berbeda, dan pengungkapan terpisah mereka adalah relevan untuk pembuat

keputusan yang mengandalkan informasi keuangan yang dipublikasikan.

Teori ekuitas menyeimbangan unsur-unsur neraca yang terkaitdan memiliki implikasi

untuk definisi dari kewajiban dan ekuitas. Teori entitas menggambarkan persamaan

akuntansi sebagai:

          Aset = Ekuitas

Menurut teori entitas, tidak ada perbedaan mendasar antara kewajiban dan ekuitas

pemilik.Keduanya menyediakan modal untuk entitas bisnis dan menerima pendapatan

sebagai imbalan dalam bentuk bunga dan dividen. Kewajiban dan ekuitas dicatat secara

terpisah di dalam neraca.

Teori propietary menjelaskan bahwa aktiva bersih perusahaan adalah milik pemilik.

Berdasarkan teori ini, ekuitas adalah sama dengan nilai bersih dari pemilik. Hubungan

Teori proprietary diartikan sebagai:

Aset – Kewajiban = Ekuitas

1

Page 2: TA Chapter 11

APB mendefinisikan kewajiban dan ekuitas pemilik dalam pernyataan no.4 dan

menyatakan bahwa aset dikurangi kewajiban sama dengan modal pemilik.

Selain itu, SFAC no 6 menentukan kewajiban dan ekuitas dengan teori propietary

sebagai berikut:

1. Kewajiban. Pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa

depan yang timbul dari kewajiban sekarang oleh entitas tertentu untuk

mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain di masa depan atas

transaksi atau peristiwa masa lalu

2. Ekuitas. Sisa aset setelah dikurangi kewajibannya. Dalam sebuah perusahaan

bisnis, ekuitas adalah kepemilikan.

RECOGNITION AND MEASUREMENT OF LIABILITIES

Menurut SFAC no 5, untuk akun yang diakui sebagai kewajiban dalam laporan

keuangan, harus memenuhi definisi kewajiban yang ada dalam SFAC no 6, dan itu

harus dapat diukur. Secara teoritis, kewajiban harus diukur pada nilai sekarang dari arus

kas masa depan, yang didiskontokan pada tingkat bunga pasar. Nilai sekarang yang

telah didiskonto mengukur nilai pasar awal wajar kewajiban.

Kewajiban diukur pada jumlah yang ditetapkan dalam nilai tukar.Namun, menurut

metode biaya akuntansi tradisional, kewajiban tidak disesuaikan dengan nilai wajar

pada setiap akhir periode akuntansi berikutnya.

Klasifikasi dan pengukuran kewajiban tidak selalu mudah. Misalnya, perawatan

kesehatan bagi karyawan yang telah pensiun, diakui sebagai kewajiban. FASB

mendukung hal ini karena terdapat dalam SFAC no 6 definisi dari kewajiban.

Sayangnya, di dalam definisi SFAC no 6 seperti yang ada di Pernyataan APB 4,

meninggalkan pertanyaan yang belum terselesaikan.

2

Page 3: TA Chapter 11

DEBT VERSUS EQUITY

Di dalam definisi sebelumnya, klasifikasi semua item di sisi kanan neraca adalah

kewajiban atau komponen ekuitas.Persyaratan ini mengandaikan bahwa semua

kepentingan keuangan dalam perusahaan adalah kewajiban atau ekuitas dan

menganggap bahwa perbedaan dapat segera jelas bagi siapapun yang mempersiapkan

laporan keuangan. Terdapat dua asumsi yang keliru:

1. Berbagai macam surat berharga yang diterbitkan, namum perusahaan yang

kompleks tidak mudah meminjamkan surat berharga tersebut untuk skema

klasifikasinya.

2. Sampai saat ini tidak ada pedoman otoritatif yang digunakan dalam menerapkan

skema klasifikasi. Satu pihak mungkin melihatnya sebagai utang, namun yang

lain mungkin melihat sebagai ekuitas.

Selama akuntan merasa bahwa perbedaan antara utang dan ekuitas perlu dilanjutkan, itu

menunjukkan perlunya bagi akuntan untuk mengembangkan kriteria tambahan untuk

membantu dalam mengklasifikasikan item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi

baik sebagai hutang atau ekuitas.

CONSOLIDATED SET OF DECISION FACTORS

Berikut ini adalah 13 faktor sebagai panduan untuk membantu dalam menentukan

klasifikasi item pada sisi kanan dari persamaan akuntansi baik sebagai hutang atau

ekuitas:

1. Maturity Date (Tanggal Jatuh Tempo)

Utang biasanya memiliki tanggal jatuh tempo yang tetap, sedangkan ekuitas

tidak. Oleh sebab itu, di dalam utang dibentuk satu akun sebagai dana cadangan

untuk memastikan bahwa dana akan tersedia saat tanggal jatuh tempo

2. Claim on Assets (Klaim pada Aktiva)

Jika sebuah bisnis mengalami likuidasi, klaim kreditur diprioritaskan lebih

dahulu dari pemilik. Ada dua faktor interpretasinya :

a. Semua klaim selain klaim prioritas pertama adalah klaim ekuitas.

3

Page 4: TA Chapter 11

b. Seluruh klaim lain daripada yang terakhir adalah kreditur klaim.

3. Claim on Income (Klaim atas Penghasilan)

Tingkat dividen atau bunga tetap memiliki preferensi atas dividen/pembayaran

bunga. Tidak ada jaminan bahwa tingkat bunga akan tetap, Oleh karena itu,

pemegang hak saham preferen dan pemegang saham biasa bersatu dalam

distribusi pendapatan.

4. Market Valuations (Valuasi Pasar)

Selama perusahaan mampu membayar utangnya, valuasi pasar pada

kewajibannya tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan. Namun sebaliknya,

harga pasar efek ekuitas dipengaruhi oleh laba perusahaan maupun oleh

ekspektasi investor mengenai pembayaran dividen di masa depan.

5. Voice in Management (Suara dalam Manajemen)

Di dalam perusahaan, pemungutan suara adalah hal yang paling sering dilakukan

dalam pengelolaan korporasi.. Hak pemungutan suara ini biasanya terbatas pada

pemegang saham biasa tetapi akan diperluas ke investor lain jika perusahaan

gagal dalam kondisi tertentu

6. Maturity Value (Nilai Jatuh Tempo)

Sebuah kewajiban memiliki nilai jatuh tempo tetap yang tidak berubah

sepanjang hidupnya. Persentase kepemilikan tidak tetap kecuali dalam hal

likuidasi, oleh karena itu tidak memiliki nilai jatuh tempo

7. Intent of Parties

Terdapat 2macam pembagian investor menurut tujuannya :

i. Investor yang ingin keamanan

ii. Investor yang ingin pertumbuhan modal dan investasi.

Jika investor termotivasi untuk membuat investasi tertentu atas dasar

keselamatan ,maka keamanan dipandang sebagai utang daripada ekuitas.

Namun, jika investor termotivasi untuk memperoleh keamanan dengan

kemungkinan pertumbuhan modal dan jika keamanan menawarkan kesempatan

pertumbuhan modal, keamanan akan dipandang sebagai ekuitas daripada utang

8. Preemptive Right

4

Page 5: TA Chapter 11

Melalui hukum, pemegang saham biasa memiliki hak memesan saham terlebih

dahulu (hak untuk membeli saham biasa dalam penawaran saham baru oleh

korporasi)

9. Conversion Features (Fitur Konversi)

Sebuah keamanan yang dapat dikonversi menjadi saham biasa yang memiliki

potensi untuk menjadi ekuitas jika saat ini tidak dianggap sebagai ekuitas

10. Potential Dilution of Earnings per Share (Potensi Dilusi Laba per Saham)

Fitur konversi keamanan adalah faktor paling mungkin terjadi dari pengaruh

dilusi pada laba per saham, selain masalah baru dari saham biasa.Dalam hal

apapun, keamanan yang memiliki potensi untuk mencairkan laba per saham

diasumsikan memiliki karakteristik ekuitas.

11. Right to Enforce Payments (Hak untuk Memaksa Pembayaran)

Dari sudut pandang hukum, kreditur memiliki hak untuk menerima bunga

periodik pada tanggal yang telah disepakati dan memiliki nilai jatuh tempo yang

dibayar pada saat jatuh tempo. Pemilik tidak memiliki hak hukum, oleh karena

itu, keberadaan hak untuk menegakkan pembayaran merupakan indikasi dari

insrument utang

12. Good Business Reasons for Issuing(Alasan yang tepat untuk Melakukan

Penerbitan)

Menentukan apa yang menjadi alasan bisnis yang baik untuk mengeluarkan

keamanan dengan fitur tertentu daripada satu dengan fitur yang berbeda

menyajikan masalah yang sulit. Dua terkait sub-faktor alternatif yang tersedia

dan jumlah kapitalisasi. Efek yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dalam

kesulitan keuangan atau dengan rendahnya tingkat kapitalisasi dapat dianggap

ekuitas dengan alasan bahwa hanya mereka dengan kepemilikan bersedia

menerima risiko, sedangkan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan

dengan tingkat tinggi kapitalisasi dipandang sebagai utang

13. Identity of Interest between Creditors and Owners (Identitas Tujuan antara

Kreditur dan Pemilik)

Berikut ini adalah instrument keuangan bebas yang diklasifikasikan sebagai

kewajiban menurut PSAK no 150:

5

Page 6: TA Chapter 11

Instrumen keuangan yang wajib ditarik kembali. Contohnya: kewajiban

menebus saham preferen

Instrumen keuangan yang pada awalnya bertujuan untuk memenuhi

kewajibannya untuk membeli kembali saham ekuitas emiten, seperti

kewajiban, dan membantu emiten untuk menyelesaikan kewajibannya

dengan cara mentransfer asset

Instrumen keuangan yang membutuhkan penerbit untuk memenuhi

kewajibannya (bersyarat/kondisional) untuk menyelesaikan dengan cara

mengeluarkan sejumlah variabel saham. Nilai moneter instrumen

keuangan ini berdasarkan:

o Jumlah uang yang tetap/tidak berubah

o Variasi dalam nilai selain nilai wajar saham ekuitas emiten

o Variasi yang berbanding terbalik dalam nilai wajar saham ekuitas

emiten

LONG-TERM DEBT CLASSIFICATIONS

BONDS PAYABLE

4 alasan perusahaan menerbitkan obligasi daripada saham:

1. Sumber dana yang tersedia mungkin hanya obligasi

Banyak perusahaan kecil dan menengah terlihat memiliki risiko yang sangat

tinggi bagi investor untuk menanamkan investasi permanen.

2. Pendanaan obligasi memiliki biaya yang lebih rendah

Karena sifat obligasi yang ‘low risk’, maka biaya bunga pun lebih rendah.

Investor yang memiliki saham cenderung mengharapkan return yang besar untuk

mengimbangi risiko yang besar.

3. Pendanaan obligasi memberikan manfaat pajak

Pembayaran bunga obligasi dapat dikurangi pajak penghasilan, sedangkan

dividen saham tidak.

4. Tidak ada hak khusus voting

6

Page 7: TA Chapter 11

Pemegang obligasi tidak mendapatkan hak voting sehingga tidak perlu khawatir

akan penurunan proporsi kepemilikan seperti yang dialami pemegang saham.

Penggunaan dana pinjaman dikenal sebagai financial leverage. Biasanya, investor

mengharapkan return yang lebih besar daripada biaya investasi. Investasi saham yang

diperoleh perusahaan berfungsi sebagai proteksi bagi pokok dan pendapatan obligasi,

dan hubungan kekuatan pendapatan saat ini dengan debt-to-equity memengaruhi

tingkat bunga yang diperlukan oleh pemegang obligasi. Penggunaan pendanaan obligasi

harus mengakui financial leverage meningkatkan return saham hanya saat return atas

proyek lebih besar daripada biaya dana pinjaman. Laba kelebihan pembayaran bunga

akan meningkatkan laba per lembar. Tetapi, jika return atas investasi jatuh di bawah

suku bunga obligasi yang telah ditetapkan, laba per lembar juga akan turun.

Bond Classifications

Obligasi menurut sifat proteksi yang ditawarkan oleh perusahaan dapat diklasifikasikan

menjadi 2 jenis:

1. Mortgage bonds. Obligasi jenis ini dijaminkan lewat hak gadai terhadap aset

milik perusahaan.

2. Debenture bonds. Obligasi jenis ini tidak dijaminkan lewat aset atau properti

apapun, dan kemampuannya untuk dijual berdasarkan pada kredit umum milik

perusahaan.

Bond Selling Prices

Obligasi biasanya dijual dalam satuan $10,000 dan mempunyai nilai bunga yang

ditetapkan.Suku bunga yang ditetapkan (stated interest rate) ini dicetak di kontrak

obligasi (bond indenture), dan menetapkan jumlah bunga yang harus dibayarkan kepada

investor pada setiap akhir periode bunga. Bunga yang tertulis tadi akan memperkirakan

tingkat harga obligasi yang akan dijual oleh manajemen. Obligasi yang diterbitkan

dengan risiko yang relatif rendah akan menyediakan interest rate yang rendah, begitu

juga sebaliknya.

7

Page 8: TA Chapter 11

Sejak obligasi disahkan hingga diterbitkan, kondisi ekonomi yang memengaruhi interest

rate mungkin akan berubah. Sehingga pada saat penerbitan, interest rate yang

ditetapkan dapat berbeda daripada market rate obligasi yang serupa. Investor tidak akan

bersedia menginvestasikan dana pada obligasi dengan interest rate yang lebih rendah

daripada market rate. Demikian juga perusahaan tidak akan bersedia menerbitkan

obligasi dengan interest rate yang lebih tinggi daripada market rate. Karena suku bunga

telah ditetapkan sebelumnya dan tidak dapat diubah, maka harga pasar obligasi akan

disesuaikan sehingga suku bunga efektif (effective rate) setara dengan market rate.

Tingkat suku bunga pasar yang diperlukan untuk menjual obligasi juga dikenal sebagai

yield rate pada obligasi. Jumlah yang investor bersedia investasikan ialah jumlah yang

akan menghasilkan suku bunga pasar, yang diberikan jumlah dan waktu pembayaran

bunga dan nilai jatuh tempo obligasi (maturity value). Oleh karena itu, harga penerbitan

obligasi setara dengan nilai pokok dan bunga yang dibayarkan yang telah di-present

value-kan pada yield rate. Jika investor bersedia menerima suku bunga yang telah

ditetapkan pada obligasi, maka obligasi tersebut akan dijual pada nilai nominal (face

value atau par) dan yield rate akan sama dengan interest rate. Jika market rate lebih

besar daripada stated interest rate, maka obligasi akan dijual di bawah nilai nominal,

sehingga menimbulkan discount, dengan demikian akan menaikkan effective interest

rate. Sebaliknya, obligasi yang dijual di atas nilai nominal akan menimbulkan premium.

Bond Issue Costs

Biaya penerbitan obligasi mungkin tinggi.Perusahaan penerbit harus menanggung biaya

pengacara, biaya cetak obligasi, biaya persiapan prospektus obligasi, dan komisi

penjualan kepada broker.APB Opinion No.21 menjelaskan bahwa biaya penerbitan

obligasi diperlakukan sebagai biaya yang ditangguhkan dan diperlihatkan dalam neraca

sebagai aset.Aset ini diamortisasi dari tanggal terbit hingga jatuh tempo. Dasar

perlakuan ini adalah bahwa biaya-biaya ini dikeluarkan untuk manfaat turunan dari

penerbitan obligasi karena utang ini memiliki kontribusi pada proses perolehan laba.

Dengan demikian, biaya-biaya ini mewakili potensi jasa di masa yang akan datang dan

ialah aset.

8

Page 9: TA Chapter 11

Sebaliknya, biaya penerbitan obligasi seperti yang dikutip dari SFAC No.6 dinyatakan

sebagai pengeluaran yang tidak dapat didefinisikan sebagai aset.FASB membantah

bahwa biaya-biaya ini mengurangi hasil dari pinjaman itu sendiri, sehingga

menghasilkan effective interest rate yang lebih tinggi.oleh karena itu, biaya-biaya ini

tidak memiliki manfaat di masa yang akan datang. Argumen ini menyediakan dasar

untuk mengurangkan biaya penerbitan obligasi yang tidak diamortisasi dari nilai asli

obligasi dan memperbolehkan perhitungan beban bunga secara periodik. Dengan kata

lain, FASB menegaskan bahwa biaya penerbitan obligasi harus diperlakukan sebagai

beban pada periode peminjaman.

Bond Interest Expense

Bunga merupakan biaya atas peminjaman, dan karena utang dipinjam selama periode

tertentu, biaya tersebut harus dialokasikan ke periode peminjaman. Seperti yang

dijelaskan di atas, total bunga selama obligasi diterbitkan dipengaruhi oleh premium

atau diskonto. Dalam kasus ini, perhitungan beban bunga (interest expense) melibatkan

amortisasi premium atau diskonto.

Terdapat 2 metode pengalokasian beban bunga dan premium atau diskonto selama umur

obligasi:

1. Straight-line method. Total premium atau diskonto dibagi total periode bunga

untuk memperoleh jumlah yang harus diamortisasi setiap periode, sehingga

beban bunga setiap periode pun sama.

2. The effective interest method. Amortisasi premium atau diskonto dihitung

dengan cara menemukan perbedaan antara pembayaran bunga yang tertulis di

obligasi dan beban bunga pada periode tersebut.

Zero Coupon Bonds

Zero coupon bonds atau deep discount bond ialah obligasi yang tidak memiliki suku

bunga tercatat, oleh karena itu peminjam tidak membayarkan bunga kepada investor.

Hasilnya, zero coupon bonds dijual pada harga yang lebih rendah daripada face value.

Zero coupon bonds menjadi populer dengan dana pensiun karena:

1. Biasanya tidak memilki call provision, oleh karena itu return yang tercatat

terjamin hingga jatuh tempo.

9

Page 10: TA Chapter 11

2. Menawarkan reinvestment return, yang berarti semua bunga diinvestasikan

ulang pada suku bunga yang sama selama obligasi diterbitkan.

3. Investasi pensiun tidak dikenakan pajak hingga saat dana tersebut disalurkan

untuk pensiun.

Call Provisions

Utang jangka panjang diterbitkan dengan kondisi pasar yang sedang terjadi pada saat

itu. Ketika kondisi pasar tidak baik, mungkin diperlukan untuk memberikan suku bunga

yang tinggi atau menyertakan perjanjian yang dapat menghambat operasional keuangan

perusahaan ke dalam surat perjanjian obligasi (bond indenture). Contohnya perjanjian

untuk memelihara posisi modal kerja tertentu, atau pemeliharaan terhadap hubungan

utang-ekuitas.

Banyak perusahaan melakukan perlindungan dari ketidakmampuan untuk mengambil

keuntungan dari perubahan keadaan pasar di masa depan yang menguntungkan dengan

menyertakan ketentuan penarikan kembali (call provision) di dalam surat perjanjian

obligasi. Ketentuan ini memperkenankan perusahaan untuk menarik kembali utang pada

persentase harga penerbitan yang telah ditetapkan sebelumnya (call price).

Penarikan kembali (recall atau early extinguishment) atas utang dapat dilakukan dalam

2 bentuk:

1. Dana yang dipinjam tidak lagi dperlukan, karenanya utang dibatalkan, yang

disebut debt retirement.

2. Utang yang masih ada digantikan dengan utang lain, disebut debt refunding.

Di dalam ARB No.43, ada 3 metode akuntansi dalam pencatatan laba atau rugi atas

transaksi di atas:

1. Penghapusan langsung atas laba atau rugi pada tahun transaksi.

2. Amortisasi laba atau rugi dari masa umur penerbitan utang yang masih berjalan.

3. Amortisasi laba atau rugi dari umur penerbitan utang yang baru.

APB No.26 mempertimbangkan utang dihapuskan jika:

10

Page 11: TA Chapter 11

1. Debitur telah membayar kreditur dan telah dibebaskan dari kewajiban terlepas

dari apakah sekuritas dibatalkan atau dipegang sebagai treasury bonds oleh

debitur.

2. Debitur secara legal telah dibebaskan dari kewajiban oleh kreditur, dan mungkin

tidak ada biaya yang dibayarkan di masa yang akan datang. (legal defeasance)

3. Debitur menempatkan kas atau sekuritas yang bebas risiko lainnya dalam

piutang yang digunakan untuk memenuhi pembayaran bunga dan pokok

kewajiban yang telah dijadwalkan, dan kemungkinan kecil akan ada biaya yang

harus dibayarkan di masa yang akan datang. (in-substance defeasance)

FASB mengulas kembali in-substance defeasance sebagai bagian dari rancangan

instrumen keuangan dan keuangan off-balance sheet.Kemudian menerbitkan SFAS

No.125, yang menghapus pelaporan transaksi in-substance defeasance sebagai early

extinguishment atas utang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa utang harus

dihapuskan apabila dan hanya jika memenuhi 2 syarat di bawah ini:

1. Debitur membayar kreditur dan dibebaskan dari kewajibannya. Pembayaran ini

dapat berupa kas atau aset keuangan lainnya, produk, jasa, atau perolehan

kembali atas sekuritas utang.

2. Debitur telah secara legal dibebaskan dari primary obligor.

Transaksi in-substance defeasance tidak memenuhi syarat untuk tidak diakui sebagai

aset atau liabilitas karena tidak memiliki karakteristik berikut:

1. Menempatkan aset pada piutang tidak membebaskan debitur dari utang. Jika aset

terbutkti tidak cukup, maka debitur harus menambahkan selisihnya.

2. Kreditur tidak dibatasi pada arus kas yang dihasilkan piutang tersebut.

3. Kreditur tidak memiliki kemampuan untuk menjual aset atau mengakhiri

piutang.

4. Apabila aset di dalam piutang melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk menutupi

pembayaran pokok dan bunga utang, debitur dapat mengambi aset tersebut.

5. Kreditur bukan pihak dalam kontrak saat membentuk aset.

11

Page 12: TA Chapter 11

6. Debitur tidak menyerahkan kendali atas keuntungan dari aset. Debitur tetap

mendapatkan keuntungan turunan dari aset karena aset digunakan untuk

menghapus utang.

CONVERTIBLE DEBT

Sekuritas yang lebih tinggi (obligasi atau saham khusus) adalah sekuritas yang dapat

dikonversi menjadi saham biasa memiliki peran yang sering di pendanaan perusahaan.

Terdapat kesepakatan luas bahwa perusahaan menjual saham yang dapat dikonversi

karena 1 atau 2 alasan utama:

1. Perusahaan ingin meningkatkan modal ekuitas dan memutuskan sekuritas yang

dapat dikonversi adalah pilihan yang paling menguntungkan; atau

2. Perusahaan ingin meningkatkan utang atau saham khusus dan menemukan

tingkat bunga atau dividen yang layak.

Beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk menerbitkan utang yang dapat

dikonversi:

1. Menghindari tekanan atas penurunan harga saham perusahaan yang dapat

disebabkan dengan menerbitkan saham biasa yang berjumlah besar ke pasar.

2. Menghindari penurunan laba dan kenaikan tuntutan dividen sementara program

perluasan sedang berjalan.

3. Menghindari penjualan langsung saham biasa ketika perusahaan yakin harga

saham sedang turun di pasar.

4. Memasuki segmen pasar modal yang tidak bersedia atau tidak dapat ikut serta

dalam penerbitan saham biasa.

5. Memperkecil biaya pengapungan (biaya terkait penjualan sekuritas).

Pendekatan alternatif yang digunakan saat pengelompokan convertible debt:

1. Berdasarkan syarat kontrak yang berlaku saat penerbitan. Tanpa konversi,

pembayaran hingga jatuh tempo dan bunga harus dilakukan, oleh karena itu

convertible debt harus diklasifikasikan sebagai utang.

2. Jika instrumen tersebut mengandung kewajiban untuk mentransfer instrumen

keuangan kepada pemegang jika pilihan untuk mengkonversi dieksekusi.

12

Page 13: TA Chapter 11

3. Sesuai dengan instrumen keuangan fundamental yang memiliki nilai paling

tinggi.

4. Berdasarkan hasil yang paling mungkin akan terjadi. Obligasi yang dikonversi

dapat diklasifikasikan sebagai sekuritas modal jika konversi tersebut dianggap

merupakan hasil yang lebih memungkinkan terjadi.

Pandangan lain didasarkan pada alternatif kedua di atas, bahwa obligasi dan pilihan

merupakan dua kewajiban yang berbeda yang menjamin pengungkapan terpisah. Karena

pilihan (option) mewajibkan perusahaan untuk mentransfer saham kepada pemegang

obligasi saat konversi, pilihan itu sendiri dipertimbangkan sebagai

kewajiban.Perusahaan mungkin dapat memenuhi kewajibannya kapan pun sebelum

dieksekusi sebelum membeli obligasi di pasar terbuka (open market) atau dengan

melakukan pembelian.Ketika obligasi dikonversi, karena perusahaan dapat menjual

saham yang seharusnya menjadi hasil konversi dari obligasi pada nilai pasar (market

value), perbedaan antara harga pasar dan biaya kepada investor untuk membeli obligasi

mewakili kompensasi kepada investor – biaya bagi perusahaan penerbit.

Eksekusi untuk mengkonversi obligasi menjadi saham dapat disebabkan oleh harga

pasar saham yang sedang naik. Oleh karena itu, saat konversi perusahaan akan

menerima lebih sedikit daripada yang seharusnya. Akibatnya, konversi saham dapat

menyebabkan kerugian bagi perusahaan.Pada akhirnya, jika option tidak pernah

dieksekusi, nilai pokok yang diterima tidak dapat dijadikan ekuitas karena pemegang

obligasi tidak pernah bertindak dalam kapasitas kepemilikan kecuali hanya kreditur.

LONG – TERM NOTES PAYABLE

Wesel bayar jangka panjang memiliki arti yang mirip obligasi, dimana mereka

merepresentasikan kewajiban untuk melakukan pembayaran kembali terhadap utang.

Perjanjian untuk membayar secara umum disertai dengan kewajiban untuk membayar

bunga dari pinjaman. Besaran bunga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

jumlah kredit yang masih beredar, jumlah utang saat ini, serta biaya-biaya lainnya.

13

Page 14: TA Chapter 11

Selama awal 1970an, APB melakukan studi tentang wesel tagih dan wesel bayar. Studi

ini menemukan pengungkapan yang agak tidak biasa bahwa beberapa wesel tagih dan

wesel bayar tersebut dicatat tanpa mencantumkan unsur bunga. Transaksi seperti ini

tampaknya dilakukan untuk tujuan khusus, misalnya membina hubungan yang baik

dengan pelanggan, menjaga hubungan dengan supplier, atau untuk meyakinkan

pelayanan jasa masa depan. Setelah mengkaji hal ini, APB menerbitkan Opinion no.21

“Interest on Receivables and Payables” yang berisi :

1. Wesel semata-mata ditukar dengan kas apabila memiliki nilai sekarang yang

setara dengan kas yang akan ditukarkan tersebut.

2. Wesel ditukarkan dengan properti, barang, serta jasa dianggap memiliki tingkat

bunga yang sesuai.

3. Jika tidak ada bunga atau besarnya bunga dinyatakan tidak sesuai untuk wesel

yang akan ditukar dengan properti, persediaan, atau jasa, nilai sekarang dari

wesel harus ditentukan dengan cara :

a. Menentukan nilai pasar yang wajar dari properti, persediaan, maupun

jasa yang akan dipertukarkan.

4. Apabila tidak dapat ditentukan menggunakan poin 3a dan 3b, maka nilai

sekarang dari wesel harus ditentukan dengan cara mendiskontokan seluruh

pembayaran masa depan pada tingkat bunga tertentu. Tingkat bunga yang

diperhitungkan tersebut harus mendekati atau mirip dengan peminjam dan

pemberi pinjaman independen dalam arm’s – length transactions.

Akuntansi untuk wesel mirip dengan akuntansi untuk obligasi. Saat nilai nominal wesel

berbeda dari nilai sekarangnya, maka terdapat premium atau discount dari nilai nominal

wesel dan diamortisasi seumur wesel dengan menggunakan effective interest method

untuk merefleksikan tingkat bunga yang konstan. Amortisasi dikurangi dari premium

atau discount, sehingga pada saat pembayaran nilai nominal dan nilai tercatat adalah

sama.

APB Opinion no.21 yang mengatur perlakuan bunga dalam sebagian besar wesel tagih

dan wesel bayar, secara spesifik mengecualikan transaksi berikut :

Transaksi normal tidak melebihi satu tahun

14

Page 15: TA Chapter 11

Jumlah yang akan digunakan untuk membeli properti, persediaan, dan jasa

Simpanan untuk keamanan

Kebiasaan dari lembaga keuangan

Transaksi dimana tingkat bunga dipengaruhi oleh peraturan maupun institusi

pemerintahan

Transaksi antara perusahaan induk dan anak serta antara perusahaan anak

dengan induk yang sama.

Short – Term Debt Expected to be Refinanced

Sejumlah perusahaan berusaha untuk meningkatkan likuiditasnya dengan cara tidak

memasukkan bagian dari pinjaman jangka pendek dari liabilitas jangka pendek yang

diharapkan akan dapat dilakukan pembiayaan kembali dalam jangka panjang. Suatu

perusahaan yang melakukan pembiayaan kembali dapat terlihat apabila liabilitas jangka

pendeknya diperpanjang, diperbaharui, maupun digantikan oleh pinjaman jangka

pendek yang lain. Hal ini merangsang dikeluarkannya SFAS no.6 “Classification of

Short – Term Obligations Expected to be Refinanced”. FASB mengatakan bahwa

kewajiban jangka pendek tidak dapat diungkapkan sebagai liabilitas jangka pendek

kecuali jika terjadi peristiwa :

Ada keinginan untuk melakukan pembiayaan kembali dalam jangka panjang,

dimana working capital tidak akan berkurang dengan adanya pemenuhan utang

tersebut.

Perusahaan menunjukkan kemampuan untuk melakukan pembiayaan kembali

terhadap liabilitas tersebut dengan kreditur yang berkualifikasi (memenuhi

syarat).

Deferred Credits

Utang yang ditangguhkan bukanlah liabilitas yang secara umum diartikan, namun

pelunasan dari deferred credits dilakukan bukan dengan pembayaran menggunakan

uang, tetapi pelunasannya menggunakan pemberian jasa. Meskipun ‘pendapatan

diterima di muka’ memiliki difinisi yang sama seperti yang dimaksud SFAC No.6, ‘laba

kotor yang ditangguhkan atas transaksi penjualan cicilan’ tidak demikian. ‘Pendapatan

diterima di muka’ merujuk kepada kewajiban untuk memberikan jasa di masa depan

15

Page 16: TA Chapter 11

sebagai hasil dari transaksi dimana perusahaan telah menerima kompensasi terlebih

dahulu. Laba kotor yang ditangguhkan timbul dari jasa yang telah dihasilkan terlebih

dahulu, dimana kompensasi belum diterima dan penerimaan masa depan masih

diragukan. Perusahaan tidak lagi memiliki kewajiban terhadap pelanggan atau kliennya,

namun sebaliknya, klien-lah yang memiliki kewajiban terhadap perusahaan. Karena

‘laba kotor yang ditangguhkan’ merupakan hasil dari piutang untuk merefleksikan biaya

yang belum dilunasi,maka ‘laba kotor yang ditangguhkan’ secara konseptual merupakan

valuasi aset dan harus diperlakukan sebagai akun kontra terhadap akun piutang dalam

neraca. Secara prinsip, pengakuan pendapatan harus ditunda sampai adanya kepastian

bahwa pendapatan tersebut akan benar-benar diterima, sementara beban harus dicatat

saat terjadi.

Contingencies

Kontingensi adalah kemungkinan keterjadian suatu peristiwa di masa depan yang akan

berdampak pada perusahaan; keadaan yang masih diliputi ketidakpastian mengenai

kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan

terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa pada masa

yang akan datang. Berikut adalah kontingensi yang biasa ditemukan :

Tuntutan hukum yang tertunda

Sengketa pajak penghasilan

Discount pada wesel tagih

Dukungan terhadap akomodasi

Jika potensi keterjadian suatu kewajiban adalah besar, maka hal tersebut harus dicatat

sebagai kewajiban, sebaliknya, jika probabilitasnya rendah, maka dapat dicantumkan di

catatan kaki dalam laporan keuangan. Di sisi lain, melaporkan kontingensi dapat

menghasilkan penafsiran sendiri. Pada saat yang bersamaan perusahaan harus

melaporkan setiap kewajiban kontingensinya namun perusahaan juga ingin

meminimalisasi kerugian. Kriteria yang ditetapkan dalam pelaporan kerugian

kontingensi adalah :

Probable. Kemungkinan keterjadian di masa depan.

16

Page 17: TA Chapter 11

Reasonably possible. Kemungkinan keterjadiannya lebih daripada remote

namun kurang dari probable.

Remote. Kemungkinan keterjadiaannya kecil.

Selanjutnya, jika kemungkinan keterjadian kerugian telah ditemukan, kontingensi

dicatat berlawanan dengan income dan kewajiban dicatat apabila kedua kondisi berikut

terpenuhi :

Informasi tersedia sebelum dikeluarkannya laporan keuangan mengindikasikan

bahwa ada kemungkinan aset telah diturunkan nilainya atau kewajiban akan

telah terjadi pada saat laporan keuangan diterbitkan.

Jumlah kerugian dapat diestimasikan secara masuk akal.

Jika kerugian tidak diakui karena salah satu atau kedua hal di atas tidak terpenuhi, maka

tetap harus dibuat catatan kaki (footnotes) mengenai pengungkapan kontingensi karena

masih ada kemungkinan yang masuk akal akan terjadinya suatu kerugian.

OTHER LIABILITY MEASUREMENT ISSUES

Off – Balance Sheet Financing

Proporsi utang perusahaan dirasakan dapat menjadi indikator tingkat risiko terkait

dengan investasi dalam perusahaan tersebut.Beberapa perusahaan telah menggunakan

rencana pembiayaan yang inofatif dimana pembiayaan tersebut tidak memenuhi kriteria

pencatatan kewajiban.Hal ini disebut dengan off – balance sheet financing.Tujuan

utama prinsip ini adalah untuk menjaga agar pinjaman atau kewajiban perusahaan tidak

muncul atau tidak tercatat dalam neraca.

Terkait hal ini, FASB membuat dua tahap pengungkapan yang terealisasi dengan

diterbitkannya SFAS No.105 “Disclosure of Information about Financial Instruments

with Off – Balance Sheet Risk and Financial Instruments with Concentrations of Credit

Risk” pada tahun 1990 (lihat FASB ASC 825) dan SFAS No.105 digantikan oleh SFAS

No.133 (lihat FASB ASC 815). Berikut ini adalah pengecualian dari FASB ASC 825 :

17

Page 18: TA Chapter 11

1. Pengaturan kompensasi yang ditangguhkan misalnya pensiun, benefit

pascapensiun, opsi saham untuk karyawan, dan rencana pembelian kembali.

2. Penghapusan pinjaman dan aset terkait yang dikeluarkan dari neraca dalam

kasus in-substance defeasance (tidak lagi dapat diaplikasikan).

3. Kontrak asuransi selain dari jaminan keuangan dan kontrak investasi.

4. Sewa guna.

5. Kewajiban garansi dan rights.

6. Pembelian obligasi yang tidak bersyarat.

7. Investasi yang dihitung berdasarkan metode ekuitas.

8. Hak minoritas.

9. Equity investments dalam anak perusahaan yang terkonsolidasi.

10. Instrumen ekuitas yang diklasifikasikan ke dalam ekuitas pemegang saham.

Derivatives

Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang

nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga

disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau

menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling

mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan

mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.

Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/portofolio, perusahaan dan lembaga

keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap

risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing

"tanpa" memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).

Semua transaksi derivatif berasal dari dua tipe transaksi, yaitu :

Forward

Kontrak serah atau yang dalam bahasa asing disebut forward contract adalah

suatu persetujuan antara dua belah pihak untuk menjual atau membeli suatu aset

(atau bentuk apapun juga) di suatu waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Oleh karena itu, tanggal penjualan dan tanggal penyerahan barang dilakukan

18

Page 19: TA Chapter 11

berbeda. Kontrak serah ini digunakan untuk mengendalikan dan meminimalkan

risiko, sebagai contoh risiko perubahan nilai mata uang (contoh : kontrak

forward untuk transaksi mata uang) atau transaksi komoditi (contoh : kontrak

serah untuk minyak bumi).

Satu pihak setuju untuk membeli, pihak lain menjual, untuk suatu harga yang

telah disetujui sebelumnya. Saat terjadi transaksi forward, belum terjadi

pertukaran/pembayaran uang. Pembayaran dan pengiriman barang dilakukan

sesuai dengan jadwal dan aturan yang telah disepakati. Harga forward berbeda

dengan harga spot atau harga pada saat aset tersebut berpindah tangan {pada

waktu tersebut (spot), biasanya dua hari kerja}.

Option

Opsi adalah kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk membayar

sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk suatu "hak" (tetapi bukan

kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang

lainnya; misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari stok XXX

akan turun sebelum ia sempat menjualnya, maka ia membayar imbalan kepada

seseorang lainnya (ini disebut "penjual" opsi jual /put option) yang menyetujui

untuk membeli stok darinya dengan harga yang ditentukan di depan (strike

price). Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual

dari stok XXX yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja

menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan

mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak

akan turun.

Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option

dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk

membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati

dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option

strike.

19

Page 20: TA Chapter 11

Masing-masing instrumen derivatif membawa risiko, antara lain :

Market risk. Risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena

pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah

risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas.

Credit risk. Risiko kerugian yang disebabkan oleh ketidakmampuan (gagal

bayar) dari debitur atas kewajiban pembayaran utangnya baik utang pokok

maupun bunganya ataupun keduanya.

Operational risk. Risiko kerugian yang disebabkan tak berjalannya atau

gagalnya proses internal, manusia dan sistem, serta oleh peristiwa eksternal.

Legal risk. Risiko yang timbul karena ketidakmampuan manajemen perusahaan

dalam mengelola munculnya permasalahan hukum yang dapat menimbulkan

kerugian atau kebangkrutan bagi perusahaan terkait dengan pembatalan semua

atau sebagian dari kontrak derivatif yang telah disepakati.

System risk. Risiko yang disebabkan oleh gangguan dalam suatu perusahaan, di

dalam segmen pasar, atau untuk penyelesaian sebuah sistem, yang dapat

menimbulkan kesulitan bagi perusahaan lain, dalam sistem pasar yang lain, atau

dalam sistem finansial secara keseluruhan.

Perlakuan akuntansi untuk perubahan dari nilai wajar derivatif (yaitu keuntungan dan

kerugian) tergantung pada tujuan yang dimaksudkan dan akibat peruntukkannya.

1. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari penjabaran atas

perubahan dalam nilai wajar dari aset atau liabilitas atau komitmen perusahaan,

keuntungan atau kerugiannya diakui dalam laba dimana perubahan tersebut

terjadi bersamaan dengan saling hapus antara keuntungan atau kerugian dari

usaha lindung nilai lainnya.

2. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari penjabaran

arus kas variabel dari transaksi yang diramalkan (usaha lindung nilai terhadap

arus kas), keuntungan atau kerugiannya dilaporkan sebagai komponen dari other

comprehensive income dan diakui dalam laba pada tanggal proyeksi dari

transaksi yang diramalkan tersebut.

3. Untuk derivatif yang digunakan sebagai usaha lindung nilai dari valas sebagai

investasi dalam operasi luar negeri, maka bagian dari perubahan dalam nilai

20

Page 21: TA Chapter 11

wajar ekuivalen dengan laba atau rugi dari transaksi valas yang dicatat sebagai

komponen dari other comprehensive income.

4. Untuk derivatif yang digunakan tidak untuk usaha lindung nilai, keuntungan

atau kerugiannya diakui sebagai laba dimana perubahan itu terjadi.

Types of Derivatives

Jenis Pasar Tujuan Jenis Kontrak Definisi

ForwardOver-the-

counter

Transfer

risiko

Negotiated on a

case-by-case

basis

Mewajibkan pemegangnya

untuk membeli atau

menjual jumlah tertentu

mata uang pada harga

tertentu dan tanggal tertentu

di masa depan.

FutureOrganized

exchange

Transfer

risiko

Fixed as to face

value, period,

and point of

settlement

Mewajibkan pemegangnya

untuk membeli atau

menjual jumlah tertentu

mata uang pada harga

tertentu dan tanggal tertentu

di masa depan.

Option

Over-the-

counter

and

organized

exchange

Transfer

risiko

Either

negotiated or

fixed period

Memberikan pembeli hak,

tapi bukan kewajiban,

untuk membeli atau

menjual sejumlah tertentu

mata uang pada harga

tertentu dan pada periode

tertentu.

SwapOver-the-

counter

Transfer

risiko

Negotiated on a

case-by-case

basis

Kesepakatan antara para

pihak untuk melakukan

pembayaran secara berkala

satu sama lain selama

periode swap.

Hybrid Over-the- Transfer Negotiated on a Menggabungkan berbagai

21

Page 22: TA Chapter 11

counter risikocase-by-case

basis

ketentuan dari setiap atau

semua jenis diatas.

Organized exchange (bursa terorganisir) merupakan organisasi nyata yang bertindak

seperti pasar sekunder dimana surat-surat berharga yang beredar dijual kembali.Yang

termasuk dalam contoh bursa terorganisir adalah Jakarta Stock Exchange (JSX), New

York Stock Exchange (NYSE) dan America Stock Exchange (AMEX).

Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara

pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-

kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa.OTC

merupakan pasar tidak berwujud yang membeli dan menjual surat berharga yang tidak

terdaftar di bursa yang terorganisir, sehingga dala OTC berkumpul para broker dan

dealer dalam jumlah besar, yang dihubungkan dengan komputer dan telepon. NASDAQ

di Amerika (National Association of Securities Dealers Automated Quotation System)

dapat dikelompokkan dalam kategori ini.

TROUBLED DEBT RESTRUCTURINGS (RESTUKTURISASI UTANG YANG

BERMASALAH)

Perusahaan kadang kala mengalami kesulitan dalam membayar kewajiban utang jangka

panjangnya.Kesulitan-kesulitan ini sering kali menyebabkan perjanjian antara debitur

dan kreditur yang memungkinkan debitur untuk terhindar dari kebangkrutan.

Akuntan dan pengguna laporan keuangan menjadi prihatin atas GAAP yang kurang

menjelaskan mana yang harus dicatat pada perjanjian ini.Oleh sebab itu, FASB

mempelajari jenis perjanjian ini, dan menyebutnya restrukturisasi utang yang

bermasalah (troubled debt restructurings). Penelitian ini difokuskan pada tiga

pertanyaan :

1. Dalam melakukan beberapa jenis restrukturisasi utang bermasalah apakah

memerlukan pengurangan terhadap jumlah hutang yang tercatat?

22

Page 23: TA Chapter 11

2. Jika perlu, apakah dampak dari pengurangan tersebut dilaporkan sebagai pendapatan

saat ini, ditunda ke periode mendatang, atau dilaporkan sebagai kontribusi modal

(contributed capital)?

3. Haruskah utang bunga atas utang yang direstrukturisasi yang tidak pasti tersebut

diakui sebelum menjadi utang?

Masalah mendasar bagi tiap pertanyaan di atas berhubungan dengan pengakuan utang

dan laba bagi pemegang utang. Utang harus dicatat dengan nilai manfaat atas

pengorbanan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban saat ini.

Laba karena memegang utang terjadi saat nilai utang menurun.

Restrukturisasi utang yang bermasalah termasuk, tetapi tidak terbatas pada, salah satu

atau kombinasi dari hal-hal berikut:

1. Perubahan syarat utang seperti berikut:

a. Pengurangan suku bunga yang tercatat selama sisa umur asli utang.

b. Penambahan tanggal jatuh tempo atau tanggal suku bunga yang lebih

rendah daripada suku bunga pasar saat ini agar utang yang baru memiliki

risiko yang sama.

c. Pengurangan nilai nominal atau nilai jatuh tempo utang seperti yang

tercatat pada instrument utang tersebut atau perjanjian lain.

d. Pengurangan bunga yang masih harus dibayar.

2. Penerbitan atau perolehan lain atas bunga ekuitas kepada kreditor untuk

melunasi penuh atau sebagian utang kecuali bunga ekuitas itu diperoleh sesuai

dengan ketentuan yang ada karena mengkonversi utang menjadi bunga ekuitas.

3. Transfer piutang pihak ketiga, properti, atau aset lainnya dari debitur kepada

kreditur untuk melunasi penuh atau sebagian utang.

Modification Of Terms (Perubahan Ketentuan)

Perjanjian restrukturisasi yang melibatkan modifikasi persyaratan dicatat secara

prospektif dan menghasilkan salah satu dari dua situasi berikut :

1. jumlah pokok dan bunga yang harus dibayar lebih besar dari nilai kewajiban,

oleh karena itu, debitur mengakui tidak adanya keuntungan.

23

Page 24: TA Chapter 11

2. jumlah pokok dan bunga yang harus dibayar kurang dari nilai kewajiban

yang tercatat saat ini , sehingga debitur mengakui keuntungan.

Saat terjadi perubahan ketentuan pembayaran utang, apabila total nilai yang harus

dibayarkan melebihi nilai bawaaan utang itu sendiri, tidak perlu melakukan

penyesuaian. Namun, tetap perlu ditentukan suku bunga efektif yang menyamakan total

pembayaran di masa yang akan datang dengan nilai bawaan utang saat ini.

SATISFACTION OF THE DEBT THROUGH AN ASSET OR EQUITY SWAP

(PELUNASAN UTANG LEWAT PERTUKARAN ASET ATAU EKUITAS)

Ketika debitur menukarkan aset atau bunga ekuitas untuk melunasi utang, transaksi

tersebut dicatat dengan basis nilai pasar aset atau bunga ekuitas yang ditransfer.Harga

pasar ditentukan saat pertukaran dengan menggunakan nilai pasar wajar atas aset atau

ekuitas kecuali jika nilai pasar wajar utang yang dilunasi lebih jelas.Keuntungan luar

biasa (extraordinary gain) diakui apabila utang tercatat melebihi nilai pasar wajar dari

aset yang ditransfer.Sedangkan kreditor mencatat bad debt loss.Dalam kasus pertukaran

aset, juga perlu dicatat laba atau rugi disposisi aset sejauh perbedaan antara nilai pasar

wajar dan nilai bawaan aset.

Ekuitas untuk pertukaran utang dapat meningkatkan pendapatan yang dilaporkan lewat

extraordinary gain pada restrukturisasi utang dan beban bunga yang dikurangkan. Juga,

utang dihapus dari neraca dan digantikan dengan ekuitas, sehingga meningkatkan rasio

debt-to-equity.

24