Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

39
LBM 1 MODUL KGD SUMBATAN JALAN NAPAS 1. STEP 1 Avpu A : alert and awake tidak ada gangguan orientasi waktu dan tempat V : Verbal merespon dengan rangsang verbal P : pain hanya merespon dengan rangsang nyeri U: Unconsious tidak merespon terhadap stimulus terhadap rangsangan/stimulus Px. Tingkat kesadaran secara subjektif, pemeriksaan objektif menggunakan GCS triple airway maneuver : Pembebasan jalan napas dengan 3 cara : -Head tilt -Chin lift -jaw thrust Fraktur impressi : Diakibatkan dengan benturan mekanik menyebabkan laserasi pada durameter dan jaringan otak. Fraktur karena benda tumpul, jadi organ yang didalam itu mengalami kerusakan, os.frontal mengalami robekan di duramater. Pulse oxymetri Metode non invasive untuk mengukur saturasi oksigen di hb (arteri), pemeriksaan nya di cuping telinga atau di ujung jari GCS: Glasgow Coma Scale Meliputi E (eye), motorik, Verbal, GCS normal 15

description

Pre-Klinik

Transcript of Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Page 1: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

LBM 1

MODUL KGD

SUMBATAN JALAN NAPAS

1. STEP 1 Avpu

A : alert and awake tidak ada gangguan orientasi waktu dan tempatV : Verbal merespon dengan rangsang verbalP : pain hanya merespon dengan rangsang nyeriU: Unconsious tidak merespon terhadap stimulus terhadap rangsangan/stimulus Px. Tingkat kesadaran secara subjektif, pemeriksaan objektif menggunakan GCS

triple airway maneuver :Pembebasan jalan napas dengan 3 cara :-Head tilt-Chin lift-jaw thrust

Fraktur impressi :Diakibatkan dengan benturan mekanik menyebabkan laserasi pada durameter dan jaringan otak.Fraktur karena benda tumpul, jadi organ yang didalam itu mengalami kerusakan, os.frontal mengalami robekan di duramater.

Pulse oxymetriMetode non invasive untuk mengukur saturasi oksigen di hb (arteri), pemeriksaan nya di cuping telinga atau di ujung jari

GCS:Glasgow Coma ScaleMeliputi E (eye), motorik, Verbal, GCS normal 15

Oropharingeal airway:Teknik untuk mempertahankan airway dengan cara menggunakan spatula lidah untuk menekan lidah ke belakang

2. STEP 21. Apa hubungan sianosis dengan adanya fraktur impresi os.frontal?2. Mengapa dari rongga mulut mengeluarkan suara seperti orang mengorok dan berkumur

serta mengeluarkan banyak darah?

Page 2: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Terdengar suara nafas tambahan, seperti :

- Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya

kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika

terdengar suara ini maka lakukanlah pengecekan langsung

dengan cara cross-finger untuk membuka mulut (menggunakan

2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan yang digunakan

untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke atas,

telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah

ada benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi

palsu dll). Pindahkan benda tersebut.

- Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena

ada kebuntuan yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka

lakukanlah cross-finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-

sweep (sesuai namanya, menggunakan 2 jari yang sudah dibalut

dengan kain untuk “menyapu” rongga mulut dari cairan-cairan).

- Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan

karena pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan

pertama tetap lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw

thrust saja

3. Apa saja yang menyebabkan jalan napas tersumbat? Berdasar penyebab

› TraumaTrauma dapat disebabkan oleh karena kecelakaan, gantung diri, atau kasus

percobaan pembunuhan. Lokasi obstruksi biasanya terjadi di tulang rawan sekitar, misalnya aritenoid, pita suara dll.

› Benda asing, dapat tersangkut pada: Laring

Terjadinya obstruksi pada laring dapat diketahui melalui tanda-tanda sebagai berikut, yakni secara progresif terjadi stridor, dispneu, apneu, digagia, hemopsitis, pernafasan dgn otot-otot nafas tambahan, atau dapat pula terjadi sianosis.

Saluran nafas Trakhea

Benda asing pada trakhea jauh lebih berbahaya dari pada di dalam bronkhus, karena dapat menimbulkan asfiksia. Benda asing didalam trakea tidak dapat

Page 3: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rima glotis dan akhirnya tersangkut dilaring dan menimbulkan gejala obstruksi laring

Bronkhus Biasanya akan tersangkut pada bronkhus kanan, oleh karena diameternya lebih

besar dan formasinya dilapisi oleh sekresi bronkhus sehingga menjadi besar BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI RAB

Berdasar macam › Sumbatan Jalan Nafas Total

Bila tidak dikoreksi dalam waktu 5 – 10 menit dapat mengakibatkan asfiksi ( kombinasi antara hipoksemia dan hipercarbi), henti nafas dan henti jantung.› Sumbatan jalan Nafas partial

Bila tidak dikoreksi dapat menyebabkan kerusakan otak, sembab otak, sembab paru, kepayahan henti nafas dan henti jantung sekunder. BUKU AGENDA GAWAT DARURAT, JILID 2, PROF. DR.. H. TABRANI RAB

4. Apa maksud dari pulse oxymetri ,tampak SpO2 92%, RR=30X/menit,GCS E2M4V2?

Nilai Pulse Oxymetri a. 95-100% (dalam batas normal)b. 90-<95% (hipoksia ringan sampai sedang)c. 85-<90% (hipoksia sedang sampai berat)d. <85% (hipoksia yang mengancam jiwa)

NILAI RRRR 30x menit menunjukkan adanya peningkatan RR.

Obstruksi jalan nafas Berkurangnya oksigen di dalam darah

(hipoksemia) Hipoksia ( di jaringan otot – otot

pernafasan,otak,jantung,dll) tubuh mengkompensasi dengan dua cara

yaitu,meningkatkan Frekuensi napas menjadi lebih cepat daripada

keadaan normal yang tujuannya untuk mempertahankan perfusi oksigen

dan meningkatkan frekuensi nadi untuk mempertahankan suplai darah ke

jaringan yang membawa O2 jika keadaan ini berlangsung lama ( tidak di

tangani dengan cepat) selama 3 – 4 menit menyebabkan kelelahan

pada otot-otot pernapasan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-

sisa pembakaran berupa gas CO2 darah dan jaringan Gas CO2 yang

Page 4: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

tinggi akan mempengaruhi susunan saraf pusat ( medulla oblongata ),

dengan menekan pusat napas henti napas (respiratory arrest).

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar

darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan

Berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh

jantung tidak dapat berkontraksi akibatnya terjadi keadaan yang

disebut henti jantung (cardiac arrest).

Atau :

(Rab,T., Agenda gawat darurat, jilid 2)

Dapat dibagi atas 4 stadium (jackson):

Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal : keadaan umum masih baik

Gejala stadium 1 + retraksi epigastrium : penderita mulai gelisah Gejala stadium 2 + retraksi supra/infraklavikular, penderita

sangat gelisah dan sianotik

Aritmia jantung

cardiac arrest

pengurangan cardiac output

Berkurangnya fungsi miokardium

Pengurangan fungsi

koroner

Cardiorespiratory arrest

Fungsi respirasi tergganggu

Kerusakan jaringan otak

Page 5: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Gejala stadium 3 + retraksi interkostal, penderita berusaha sekuat tenaga untuk menghirup udara : lama kelamaan terjadi paralisis pusat pernafasan, penderita menjadi apatik dan akhirnya meningggal

Penilaian GCS

Page 6: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

a. GCSi. 3 - 8 berat

ii. 9 - 12 sedangiii. 13 – 15 ringan

1) Skor 14-15 : compos mentis2) Skor 12-13 : apatis3) Skor 11-12 : somnolent4) Skor 8-10 : stupor5) Skor < 5 : koma

Buku Ajar Ilmu Bedah, Wim de Jong

5. Apa yang dimaksud dengan primary survey dan bagaimana melakukannya?

Page 7: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 8: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 9: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 10: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 11: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 12: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 13: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 14: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11
Page 15: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

6. Apa saja triple airway maneuver dan bagaimana melakukannya?

. Head tilt Bila tidak sadar, pasien dibaringkan dalam posisi terlentang dan horizontal, kecuali pada pembersihan jalan napas dimana bahu dan kepala pasien harus direndahkan dengan posisi semilateral untuk memudahkan drainase lendir, cairan muntah atau benda asing. Kepala diekstensikan dengan cara meletakkan satu tangan di bawah leher pasien dengan sedikit mengangkat leher ke atas. Tangan lain diletakkan pada dahi depan pasien sambil mendorong / menekan ke belakang. Posisi ini dipertahankan sambil berusaha dengan memberikan inflasi bertekanan positif secara intermittena (Alkatri, 2007). Chin lift Jari - jemari salah satu tangan diletakkan bawah rahang, yang kemudian secara hati – hati diangkat ke atas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari tangan yang sama, dengan ringan menekan bibir bawah untuk membuka mulut, ibu jari dapat juga diletakkan di belakang gigi seri (incisor) bawah dan, secara bersamaan, dagu dengan hati – hati diangkat.

Page 16: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Maneuver chin lift tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher. Manuver ini berguna pada korban trauma karena tidak membahayakan penderita dengan kemungkinan patah ruas rulang leher atau mengubah patah tulang tanpa cedera spinal menjadi patah tulang dengan cedera spinal. Jaw thrust Penolong berada disebelah atas kepala pasien. Kedua tangan pada mandibula, jari kelingking dan manis kanan dan kiri berada pada angulus mandibula, jari tengah dan telunjuk kanan dan kiri berada pada ramus mandibula sedangkan ibu jari kanan dan kiri berada pada mentum mandibula. Kemudian mandibula diangkat ke atas melewati molar pada maxila (Arifin, 2012).

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

7. Bagaimana cara pemasangan oropharyngeal airway?

Page 17: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Posisikan kepala pasien lurus dengan tubuh. Kemudian pilih ukuran pipa orofaring yang sesuai dengan pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan ukuran pipa oro-faring dari tragus (anak telinga) sampai ke sudut bibir. Masukkan pipa orofaring dengan tangan kanan, lengkungannya menghadap ke atas (arah terbalik), lalu masukkan ke dalam rongga mulut. Setelah ujung pipa mengenai palatum durum putar pipa ke arah 180 drajat. Kemudian dorong pipa dengan cara melakukan jaw thrust dan kedua ibu jari tangan menekan sambil mendorong pangkal pipa oro-faring dengan hati-hati sampai bagian yang keras dari pipa berada diantara gigi atas dan bawah, terakhir lakukan fiksasi pipa orofaring. Periksa dan pastikan jalan nafas bebas (Lihat, rasa, dengar). Fiksasi pipa oro-faring dengan cara memplester pinggir atas dan bawah pangkal pipa, rekatkan plester sampai ke pipi pasien (Arifin, 2012)

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

8. Mengapa dokter memasang oksigen rebreathing mask 10 liter/menit?

Page 18: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Tujuan Terapi oksigen

mencegah terjadinya hipoksia. kadar oksigen yang terangkut melalui peredaran darah

cukup dan persediaan oksigen di jaringan sel dapat terpenuhi oksigen yang  berdifusi

melalui dinding alveolus lebih banyak tekanan pastial oksigen dialveolus meningkat

kadar oksigen yang ada di paru-paru menjadi tinggi             Meningkatkan kadar oksigen

udara napas

 

Efek langsung dari pemberian fraksi oksigen inspirasi ( FIO2 )

      Mengatasi hipoksemia dengan peningkatan tekanan oksigen alveoli

      Menurunkan usaha pernafasan untuk mempertahankan tekanan oksigen alveoli

      Menurunkan kerja jantung untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri

Sistem pengaturan konsentrasi O2

      Rebreathing system

–        Ada reservoir pada udara ekspirasi dan absorber CO2 shg udara tanpa CO2 dpt

diinspirasi

–        Populer penggunaannya di anestesi

      Non-Rebreathing system

–        prinsipnya adalah kontak minimal antara udara ekspirasi dengan udara inspirasi

Page 19: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

–        Digunakan dalam terapi oksigen

–        high flow system

–        low flow  system

 Tanda dan gejala penderita kekurangan oksigen:

      Sesak

      Napas cuping hidung

      Denyut jantung meningkat

      Adanya gerak otot napas tambahan, retraksi interkostal, suprasternal

      Berkeringat dingin

      Gelisah, bingung, kesadaran menurun

      Jika sudah berat kuku tampak biru

 

Penyakit di ruang perawatan yang memerlukan terapi oksigen

      Sesak napas, Gagal napas akut

      Shock, apapun penyebabnya.

      Nyeri dada, infark miokard akut

      Payah jantung

      Kesadaran menurun, Koma

Page 20: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

      Pasca bedah, terutama operasi besar.

      Meningkatnya kebutuhan oksigen, seperti : luka bakar, trauma ganda, infeksi

berat, demam tinggi, dll

 

Sumber oksigen

      Oksigen murni tersedia dalam tangki atau silinder logam bertekanan tinggi yaitu

lebih dari 150 atmosfir ( 150 kali tekanan udara luar ).

      Manometer tekanan yang terpasang pada katup utama memberikan estimasi sisa

isi tangki.

      Dari tangki, diperlukan stepdown pressure regulator untuk menurunkan tekanan

menjadi 3- 5  atm.

      Oksigen tangki adalah gas kering yang harus bebas debu dan partikel minyak agar

dapat digunakan dalam terapi medik.

      Dari regulator oksigen dapat digunakan untuk menjalankan ventilator, nebulizer,

humidifer dan flowmeter.

      Dari flowmeter baru boleh diberikan ke alat terapi oksigen (kanula, masker, bag).

 

 

Prinsip  Umum terapi oksigen

1. Sebelum pemberian oksigen harus terlebih dahulu diberitahukan kepada penderita

tentang prosedur, maksud dan manfaat pemberian oksigen.

2. Selalu memeriksa tabung, tentang label, isi, flow meter dan sebagainya. Ingat tidak

tertutup kemungkinan pemberian gas yang salah. Bila terjadi kesalahan (tertukar) biasanya

sulit  ditangani.

Page 21: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

3. Instruksi terapi tidak menyebabkan rasa tercekik atau perasaan tidak nyaman pada

pasien.

4. oksigen (oleh dokter) harus selalu dicatat distatus penderita tentang tekanik yang

diberikan (kanul atau sungkup), berapa L/menit, kapan mulai dan sampai kapan diberikan.

5. Setiap pasien gawat, kadar oksigen yang diberikan harus lebih dari 40-50 %.

6. Nasal kanul atau nasal kateter sebaiknya tidak diberikan pada pasien gawat karena

kadar  O2 terlalu rendah.

7. Aliran jangan terputus karena CO2 akan terkumpul cukup tinggi dalam sungkup, apalagi

kalau sistem menggunakan kantong.

8. Jika diperlukan terapi oksigen lebih dari 30 menit sebaiknya digunakan humidifier.

Humidifier mutlak diberikan jika oksigen diberikan langsung       ke trachea (intubasi,

tracheostomy).

9. Pemberian oksigen dengan kanul nasal atau sungkup hanya untuk penderita yang

bernapas spontan sebab pemberian oksigen berapapun tidak bermanfaat pada pasien yang

tidak bernapas atau tidak ada usaha napas, pada pasien dengan hipoventilasi berat dimana

volume semenit (Minute Volume) terlalu rendah, kecuali jika diberikan dengan alat bantu

napas.

10. Jangan memberikan oksigen konsentrasi tinggi dalam waktu yang lama di rung

perawatan, hati-hati dengan keracunan oksigen.

11. Harus selalu memantau setiap perkembangan penderita yang diberikan oksigen,

misalnya apakah  tidak tambah sesak atau tambah gelisah, apakah kanula atau sungkup

tetap terpasang dengan baik.

12. Selalu memeriksa kecukupan oksigen dalam tangki oksigen. Apakah cukup untuk waktu

yang direncanakan.

 Cara pemberian Oksigen

1. Kanula hidung

2. Sungkup sederhana

3. Sungkup dengan reservoir rebreathing

4. Sungkup dengan reservoir non rebreathing

5. Sungkup venture

 Kanula hidung

      Dengan kanula hidung fraksi oksigen (FiO2) yang dapat dicapai 30-40 %. Flow

rate yang diberikan cukup 2-4 liter, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak

akan menambah FiO2 lebih dari 40 %, bahkan hanya pemborosan okasigen, akan

menyebabkan iritasi mukosa hidung dan kurang nyaman bagi pasien.

Page 22: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

      Dengan kanula hidung pasien masih dapat berbicara, makan dan minum.

      Cara kerja

–        Selain oksigen yang diberikan melalui kanula hidung, udara masih dapat masuk

melalui kedua lubang hidung.

–        Bila pasien bernapas melalui mulut, menyebabkan udara masuk pada waktu inhalasi

dan akan mempunyai efek venturi pada bagian belakang faring sehingga menyebabkan

oksigen yang diberikan melalui kanula hidung terhirup melalui hidung.

 Sungkup sederhana

      Sungkup ini dirancang untuk menambah kadar oksigen pada udara pernapasan

pasien, umumnya untuk meningkatkan kadar oksigen dengan konsentrasi sedang. Fraksi

oksigen yang dapat dicapai yaitu 40 – 60 %. Flow rate yang diberikan 4- 12 L/menit.

      Komponen :

–        Bagian badan sungkup yang dilengkapi dengan lubang hidung di kedua sisinya.

–        Bagian lain dihubungkan dengan pipa ke sumber oksigen

–        Pipa elastik untuk mengikat sungkup pada wajah pasien.

      Mekanisme kerja :

–        Udara luar masuk dan udara ekshalasi keluar melalui lubang-lubang pada kedua sisi

badan sungkup

–        Oksigen masuk melalui sisi lubang yang lain

–        Konsentrasi akhir dari oksigen yang dihirup tergantung dari pola pernapasan pasien

dan tingginya liter oksigen yang diberikan serta besarnya kebocoran dari sisi sungkup yang

tidak melekat erat di wajah pasien.

 Sungkup reservoir rebreathing

      Fungsi:

Page 23: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Seperti halnya sungkup sederhana namun dengan sungkup yang memakai reservoir

rebreathing diharapkan tekanan partial oksigen pada inspirasi dapat lebih tinggi. Fraksi

oksigen yang dapat dicapai yaitu 40-80 %. Flow rate yang diberikan untuk mencapai FiO2

yang tinggi yaitu 10-12 L/menit.

      Komponen :

            Sungkup sederhana ditambah reservoir bag.

      Mekanisme kerja:

Oksigen aliran tinggi yang diberikan akan mengisi sungkup yang berlubang-lubang pada

kedua sisi dinding. Sungkup menerima okigen yang masuk pada saat ekspirasi hawa

ekshalasi mengisi sungkup campur dengan oksigen yang ada, sedang  hawa ekshalasi

sebagian yang lain. Selanjutnya pada inspirasi berikutnya terhisaplah udara luar yang masuk

bercampur dengan udara sisa ekshalasi sebelumnya dan oksigen dari reservoir bag maupun

dari sumber oksigen (tabung).

 Sungkup reservoir non reb reathing

      Fungsi:

Tidak berbeda dengan sungkup yang lain, hanya saja pada pemakaian sungkup dengan

reservoir non rebreathing ini dapat dicapai tekanan partial oksigen pada inspirasi lebih tinggi

yaitu 90 %. Digunakan aliran oksigen 10-12 L/menit.

      Komponen:

Sungkup sederhana dengan lubang berkatup searah pada kedua sisinya.  Selama

dihubungkan dengan sumber oksigen juga terpasang reservoir bag.

        Mekanisme kerja:

Seperti sungkup dengan reservoir bag, namun disini tidak terhirup ulang hawa ekshalasi

sebelumnya.

 Sungkup venturi

      Fungsi:

Page 24: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Umumnya diberikan untuk memberikan kadar oksigen  tinggi dengan konsentrasi yang tetap.

Biasansa hanya diberikan pada penderita tertentu misalnya penderita penyakit paru

obstruktif menahun. Fraksi oksigen yang dicapai sesuai dengan ukuran dan warna yaitu 24

%, 28 %, 31 %, 35 %, 40 % dan 60 %.

      Komponen:

–        Badan sungkup berlubang-lubang pada kedua sisi sungkup

–        Ujung atas sungkup dihubungkan dengan alat venturi. Alat ini dibuat dalam berbagai

ukuran warna, sebagai tanda berapa konsentrasi oksigen yang dapat dicapai.

–        Adapula alat venturi ini yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diatur seberapa

lubang yang dikehendaki dibentuk sehingga dapat dicapai konsentrasi oksigen yang sesuai.

      Mekanisme kerja:

–        Oksigen flow yang diberikan tinggi

–        Oksigen tersebut mengalir melalui bagian yang sempit sehingga menyebabkan efek

venturi yaitu tekanan negatif ditempat tersebut sehingga hal ini menyebabkan udara luar

tersedot masuk melalui celah-celah alat venturi da bercampur dengan oksigen, sehingga

mencapai konsentrasi yang sesuai.

–        Oleh karena flow dari oksigen yang diberikan cukup tinggi maka hawa ekshalasi

pasien segera akan didorong keluar dari dalam sungkup melalui lubang, pada kedua sisi

sungkup, maka dari itu tidak ada udara ekshalasi yang terhirup kembali dan ini tidak akan

meningkatkan ruang mati.

 Penilaian

      Penilaian dari memadai dan berhasilnya terapi oksigen adalah dengan evaluasi

fisik dari fungsi kardiorespirasi dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan analisis gas

darah.

      Tanda ventilasi diukur dari tidal volume, jumlah pernapasan dan bantuan otot-otot

pernapasan.

Page 25: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

      Tanda vital kardiovaskuler termasuk denyut nadi, tekanan darah, kondisi perfusi

jaringan,  tingkat kesadaran termasuk produksi urine.

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

9. Bagaimana cara pemasangan definitive airway?Airway

a. DEFINITIVESURGICAL : Krikotiroidotomy dan Trakeostomy

NON SURGICAL : Oral Intubation dan Nasal Intubationb. NON DEFINITIVEOROPHARYNGEAL AIRWAYNASOPHARNGEAL AIRWAY

ETPersiapan Intubasi Endotrakeal

1. Alat:A. Laryngoscope Terdiri dari : Blade (bilah) dan Handle (gagang). Pilih ukuran blade yg sesuai.

Dewasa : no 3 atau 4Anak : no 2Bayi : no 1Pasang blade dengan handleCek lampu harus menyala terang.

Page 26: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Pilih ukuran yang sesuai: (ID: Internal Diameter)Dewasa : ID 6.5 , 7 atau 7.5 Atau ± sebesar

kelingking kiri pasienAnak : ID = 4 + (Umur : 4)

Bayi : Prematur : ID 2.5 Aterm : 3.0 – 3.5

Selalu menyiapkan satu ukuran dibawah dan diatas.Pilih ET yang High Volume Low Pressure (ETT putih/ fortex) Bila memakai yg re-useable, cek cuff dan patensi lubang ET.

C. Spuit 20 cc.D. Stylet (bila perlu).E. Handsgloves steril.F. KY jelly.G. Forcep Magill (bila perlu).

Menyiapkan Laryngoscope

Page 27: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

H. AMBU Bag dg kantung reservoir dihubungkan dengan sumber oksigen.

I. Plester untuk fiksasi ETT.J. Oropharngeal Airway.H. Alat suction dg suction catheter .K. Stetoscope.Obat Emergency

- Sulfas Atropin (SA) dalam spuit- Adrenaline dalam spuit.

PasienInformed consent mengenai tujuan dan resiko tindakan.

Langkah – langkah Intubasi EndotrakealVentilasi tekanan positif dan Oksigenasi Harus dilakukan sebelum intubasi. Dada harus mengembang selama ventilasi diberikan. Oksigenasi dengan oksigen 100% (10 L/menit). Bila intubasi gagal (waktu >30 detik), lakukan ventilasi dan

oksigenasi ulang, bahaya hipoksia !!!

Page 28: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan mandibula, jari telunjuk menekan maksila)

• Pegang laringoskop dg tangan kiri, masukkan melalui sisi sebelah kanan mulut, singkirkan lidah ke samping kiri

• Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula (pertemuan epiglotis dan pangkal lidah)

• Angkat epiglotis dg elevasi laringoskop ke atas (jangan menggunakan gigi seri atas sbg tumpuan !!!) untuk melihat plika vokalis

• Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up, Right Pressure) pada kartilago krikoid sampai terlihat plika vokalis

Page 29: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

• Masukkan ETT, bimbing ujungnya masuk trakea sampai cuff ETT melewati plika vokalis • Kembangkan cuff ETT secukupnya (sampai tidak ada kebocoran udara)• Pasang OPA• Sambungkan konektor ETT dg ambu bag. Beri ventilasi buatan. Cek suara paru kanan =

kiri, Awas intubasi endobronkial !!• Fiksasi ETT dengan plester

NASAL INTUBATION

Menekan kartilago krikoid ke bawah, atas, kanan (Back, Up, Right Pressure= BURP)Membantu visualisasi plika vokalisDilakukan oleh asisten yg membantu intubator

Page 30: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

SURGICAL AIRWAY

CRICOTIROIDOTOMY

TRACHEOSTOMY

Page 31: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

10. Indikasi dan Kontraindikasi pemasangan definitive airway?

KEBUTUHAN UNTUK PERLINDUNGAN AIRWAY

KEBUTUHAN UNTUK VENTILASI

Tidak sadar Apneu • Paralisis neuromuskular • Tidak sadar

Fraktur maksilofasial Usaha nafas tidak adekuat • Takipneu • Hipoksia

Page 32: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

• Hiperkarbia • Sianosis

Bahaya aspirasi • Perdarahan • Muntah-muntah

Cedera kepala tertutup berat yang membutuhkan hiperventilasi singkat, bila terjadi penurunan keadaan neurologis

Bahaya sumbatan • Hematoma leher • Cedera larynx dan trachea• Stridor

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

11. Mengapa keadaan pasien semakin memburuk dan saturasi menjadi 89% ?Saturasi semakin menurun akibat jalan nafas (airway) belum baik, sehingga oksigen tidak ada yang masuk dan akibatnya darah kekurangan oksigen saturasi memburuk, oleh karena itu dalam hal ini dokter dilakukan pemasangan airway definitive untuk membebaskan jalan nafasnya.

12. Komplikasi dari OPA?

Indikasi dari Airway Management dapat meliputi sebagai berikut (Cole, 2002) :

A. Cedera kepalaB. Cedera jalan udara langsung (direct airway injury).C. SyokD. Facial fractureE. Cedera thoraksF. Peminum atau pengobat (drugs/alcohol)

Indikasi pada penggunaan prosedur Oropharyngeal Airway, yaitu meliputi sebagai berikut (McCann, 2004) :

1. Penggunaan prosedur ini hanya dianjurkan bagi pasien dengan penurunan kesadaran (unconscious).2. Prosedur ini juga digunakan ketika pasien berada pada postictal stage dan postanesthesia.

Page 33: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

Sedangkan kontra indikasi bagi penggunaan prosedur ini meliputi sebagai berikut (McCann, 2004) :

1. Pasien dengan rendahnya kekuatan gigi (loose teeth) dan avulsed teeth.2. Pasien yang baru mengalami atau menjalani pembedahan oral (oral surgery).3. Pasien yang memiliki kesadaran tinggi atau semi. Hal ini disebabkan penggunaan prosedur tersebut mendorong atau menstimulasi reaksi muntah danlaryngospasm.

Kemudian, komplikasi dalam penggunaan prosedur Oropharyngeal Airway, yaitu meliputi sebagai berikut (McCann, 2004) :

1. Kerusakan pada gigi atau hilangnya gigi.2. Kerusakan jaringan.3. Pedarahan.4. Adanya penekanan pada epiglotis melawan jalan masuk larynx terutama jika jalan udara terlalu lama.5. Adanya produksi obstruksi secara keseluruhan dalam jalan udara yang disebabkan jalan udara yang terlalu panjang atau lama.6. Adanya penekanan pada posterior lidah dan memperburuk obstruksi jalan udara bagian atas yang terjadi ketika prosedur pemasukan tidak dilakukan secara benar.

ADVANCED TRAUMA LIFE SUPPORT (ATLS)

HIPOKSIA:PATFISBERAPA MACAMAKIBATNYAKOMPLIKASI

HIPOKSEMIAHipoksemia adalah suatu keadaan terjadinya penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi oksigen dalam arteri (SaO2). Nilai normal PaO2 85 – 100 mmHg dan SaO2 > 95%. Hipoksia adalah penurunan sejumlah oksigen yang terdapat dalam jaringan tanpa memperhatikan penyebab dan lokasi. Berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2, hipoksemia dibedakan menjadi ringan (PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-94%), sedang (PaO2 40-60 mmHg dan SaO2 75-89%) dan berat (PaO2 < 40 mmHg dan SaO2 <75%). Hipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan ventilasi-perfusi, hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan berada di tempat yang tinggi.

Patofisiologi hipoksemiaHipoksemia menyebabkan beberapa perubahan fisiologi  yang bertujuan untuk mempertahankan agar oksigenasi ke jaringan  memadai. Bila tekanan oksigen arterial  (PaO2) di bawah 55 mmHg, kendali napas akan meningkat sehingga tekanan oksigen arterial  juga meningkat dan sebaliknya

Page 34: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

tekanan karbondioksida arteri menurun. Pembuluh darah yang mensuplai darah di jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, selain itu juga terjadi takikardi yang akan meningkatkan volume sekuncup jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat diperbaiki. Hipoksia alveoler menyebabkan kontraksi pembuluh darah pulmoner sebagai respons untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di area paru yang terganggu, kemudian akan terjadi peningkatan sekresi eritropoetin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis dan  terjadi peningkatan kapasitas transfer oksigen. Kontraksi pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan peningkatan volume sekuncup jantung akan menyebabkan hipertensi pulmoner, gagal jantung kanan bahkan dapat menyebabkan kematian.

 Tujuan terapi oksigenTujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi (FiO2) yang didapatkan paru sesuai dengan volume oksigen yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada tabel berikut.

Alat Aliran (l/mnt)

FiO2 (%)

Kanula nasal 1 0,242 0,283 0,324 0,365 0,406 0,44

Masker oksigen 5-6 0,406-7 0,507-8 0,60

Masker dengan kantong udara

6 0,60

7 7,708 0,809 ≥ 0,8010 ≥ 0,80

INDIKASI TERAPI OKSIGENBeberapa kondisi harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi, sehingga terapi oksigen akan dapat memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi oksigen dapat dilakukan sebagai berikut.

1.    Pemberian terus menerus, dilakukan apabila hasil analisis gas darah saat istirahat didapatkan nilai:

a.    PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%b.    PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale atau polisitemia (Ht > 56%)2.    Pemberian berselang, dilakukan apabila hasil analisis gas darah didapatkan nilai:a.    Saat latihan PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%b.    Saat tidur PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88% disertai komplikasi seperti hipertensi pulmoner,

somnolen dan aritmia

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapatkan terapi oksigen perlu dievaluasi analisis gas darah setelah terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang.

Page 35: Syiiffaaaaa LBM 1 KGD SGD 11

METODE PEMBERIAN OKSIGENOksigen diberikan dengan kanula nasal 2 l/mnt dapat meningkatkan fraksi oksigen inspirasi (FiO2) dari 21 menjadi 27%. Metode ini kurang efisien karena hanya oksigen yang mengalir pada awal inspirasi saja yang sampai di alveoli dan ikut proses pertukaran gas. Penggunaan kateter transtrakeal merupakan salah satu cara untuk mengurangi volume ruang rugi anatomik, sehingga oksigen yang diberikan bisa dosis kecil. Karena langsung melalui trakea maka akan mengurangi iritasi nasal, telinga dan fasial serta mencegah bergesernya alat tersebut saat tidur. Namun demikian perlu dipertimbangkan komplikasi yang mungkin terjadi yaitu emfisema subkutis, bronkospasme, batuk paroksismal, dislokasi kateter, infeksi di lubang trakea dan mucous ball yang bisa mengakibatkan keadaan menjadi fatal.

SISTEM PEMBERIAN OKSIGENSistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terus menerus ada 3 macam yaitu oksigen dimampatkan bertekanan tinggi, oksigen cair dan oksigen konsentrat.

1.   Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi. Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi, aliran oksigen diatur dengan regulator. Macam-macam tabungnya adalah tabung H (244 cuft), tabung E (22 cuft) dan tabung D (13 cuft). Keuntungannya adalah murah, tersedia cukup banyak dan dapat disimpan lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis dalam pengisian dan mudah meledak.

2.    Oksigen cair. Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan dalam tempat tertentu dilengkapi dengan alat HCFA untuk mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat dihirup. Tempat penyimpanan, disebut dewar,  dapat menyimpan oksigen cair sampai suhu – 273 oF. Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang habis dalam seminggu bila dipakai terus menerus dengan aliran 2 l/mnt. Oksigen cair lebih disukai daripada oksigen bertekanan tinggi karena tempat penyimpanannya lebih kecil, ringan dan mudah dibawa pergi. Kerugiannya lebih mahal dan pengisian kembali di pabrik yang sama.

3. Oksigen konsentrat. Sistem oksigen konsentrat didapat dengan mengekstraksiikan udara luar menggunakan metode molekuler sieve, oksigen diekstraksi sehingga dapat diberikan kepada pasien dan nitrogen dibuang kembali ke udara luar. Alat ini dioperasikan secara elektrik. Keuntungannya cukup murah, tidak perlu penyimpanan khusus, sedang kerugiannya kurang portabel, bersuara dan perlu perawatan yang teratur.

RISIKO TERAPI OKSIGENSalah satu risiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% terus menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan paru terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN melepaskan enzim proteolitik dan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli, risiko lainnya adalah retensi gas CO2 dan atelektasis.

Sumbatan jalan Napas