Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

23
1 Syarat Pengembangan Pembelajaran PAI I. PENDAHULUAN Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki posisi yang sangat vital jika melihat tujuannya. Betapa tidak, dengan pembelajaran PAI para siswa yang merupakan generasi penerus bangsa ini, diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya memiliki keluasan ilmu pengetahuan tetapi juga memliki kedalaman akhlak dengan berlandas pada keimanan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. PAI ibarat sebuah jembatan yang mengharmonisasikan antara Imtak dan Imtek. Menjadi penyeimbang dan penyempurna bagi Intellegence Quotion (IQ), karena keberadaannya yang lebih menekankan pada pengasahan Emotional Quotion (EQ) serta Spiritual Quotion (SQ). Oleh karena itu, pembelajaran PAI tidak boleh dilangsungkan dengan asal-asalan. Tanpa persiapan yang matang, tidak memiliki konsep manajemen pembelajaran yang jelas, monoton, membosankan, atau hal-hal lain yang serupa dengan keadaan negatif

description

Dijabarkan tentang syarat-syarat dalam pengembangan pembelajaran PAI

Transcript of Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

Page 1: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

1

Syarat Pengembangan Pembelajaran PAI

I. PENDAHULUAN

Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki posisi yang sangat vital jika melihat

tujuannya. Betapa tidak, dengan pembelajaran PAI para siswa yang merupakan

generasi penerus bangsa ini, diharapkan menjadi generasi yang tidak hanya

memiliki keluasan ilmu pengetahuan tetapi juga memliki kedalaman akhlak

dengan berlandas pada keimanan yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.

PAI ibarat sebuah jembatan yang mengharmonisasikan antara Imtak dan

Imtek. Menjadi penyeimbang dan penyempurna bagi Intellegence Quotion

(IQ), karena keberadaannya yang lebih menekankan pada pengasahan

Emotional Quotion (EQ) serta Spiritual Quotion (SQ).

Oleh karena itu, pembelajaran PAI tidak boleh dilangsungkan dengan

asal-asalan. Tanpa persiapan yang matang, tidak memiliki konsep manajemen

pembelajaran yang jelas, monoton, membosankan, atau hal-hal lain yang

serupa dengan keadaan negatif tadi. Hal tersebut jelas berimplikasi pada

kualitas pembelajaran PAI yang diselenggarakan, yang pada ujungnya

mempengaruhi ketercapaian tujuan PAI itu sendiri. Jangankan untuk mencapai

tujuan yang ideal, untuk mendapat perhatian dari siswa saja kemungkinan

besar tidak akan dapat dicapai.

Sebaliknya, pembelajaran PAI harus diselenggaran dengan

kesungguhan yang kuat dari para gurunya. Manajemen pembelajaran yang

jelas konsepnya, berusaha untuk selalu mempersiapkan secara matang setiap

detail pembelajaran, update dengan informasi dan perkembangan terkini, tidak

monoton, dan hal-hal positif lainnya. Dengan demikian pembelajaran PAI akan

Page 2: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

2

mampu memberikan pengalaman belajar yang mendalam bagi semua siswa.

Mampu menyentuh pengalaman keilmuan terlebih pengalaman ruhani (jiwa)

peserta didiknya.

Sejalan dengan hal tersebut, kecakapan guru untuk melakukan

pengembangan pembelajaran PAI menjadi hal yang tidak bisa ditawar lagi.

Makalah ini mencoba mengupas bagaimana mempersiapkan serta melakukan

pengembangan pembelajaran PAI. Semoga bermanfaat.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Urgensi pengembangan pembelajaran PAI.

B. Landasan pengembangan pembelajaran PAI.

C. Model-model pengembangan pembelajaran PAI.

III. PEMBAHASAN

A. Urgensi pengembangan pembelajaran PAI

Pembelajaran atau ungkapan yang lebih dikenal sebelumnya ”pengajaran”

adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Kemudian pembelajaran PAI

adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar,

terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari

agama islam.

Konsep pembelajaran mengandung beberapa implikasi yaitu: 1. perlu

di upayakan agar dapat terjadi proses pembelajaran yang intteraktif. 2. di

tinjau dari sudut peserta didik, proses itu mengandung makna bahwa terjadi

proses internal interaksi antara potensi, fasilitator dan bahan ajar. 3. ditinjau

dari sudut pemberi rangsangan perancangan pembelajaran pendidikan agama.

Page 3: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

3

Inti kegiatan desain pembelajaran agama islam adalah memilih,

menetapkan, dan mengembangkan metode pembelajaran yang cocok dengan

kondisi yang ada untuk mencapai hasil pembelajaran agama islam yang di

harapkan. Terdapat asumsi-asumsi yang dapat di jabarkan bahwa hakikat

perencanaan pembelajaran sebagai acuan dalam melakukan perencanaan

pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:

1. Mengacu pada kualitas pembelajaran PAI

Permasalahan serius yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah

rendahnya kualitas pembelajaran, termasuk pembelajaran PAI.

Perencanaan pembelajaran pendidikan agama dapat di jadikan titik awal

upaya perbaikan kualitas pembelajaran . hal ini di dukung oleh hasil

penelitian chair, yang menunjukan kegiatan penyesunan perencanaan

pembelajaran akan meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan

agama adalah memperbaiki kualitas pembelajaran pendidikan agama

adalah memperbaiki kualitas pembelajaran agama melalui perancangan

pembelajaran yang profesional.

2. Mengacu pada pendekatan sistem

Untuk menghasilkan pembelajaran pendidikan agama yang berkualitas

harus dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem. Dengan

pendekatan sistem akan memperbesar peluang untuk mengintegrasikan

semua komponen atau variable yang mempengaruhi belajar, termasuk

keterkaitan antara komponen atau variable pembelajaran pendidikan

agama.

Page 4: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

4

3. Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran.

Belajar dan pembelajaran yang banyak di jadikan dasar pijakan sampai

saat ini, antara lain yang di kembangkan behavioristic, cognitivistic,

humanistic dan construkcivistic. Teori-teori tersebut dapat di gunakan

sesuai dengsn metode pembelajaran pendidikan agama yang di pilih

untuk kondisi tertentu dalam mencapai tujuan pendidikan agama yang di

inginkan.

4. Mengacu pada belajar perorangan (individual)

Setiap orang yang belajar memiliki karakteristi sendiri-sendiri, karena itu

rancangan pembelajaran pendidikan seharusnya di acukan kepada peserta

didik secara perorangan dan bila tidak dirancang dengan mengacu pada

karakter perorangan maka peserta didik yang lambat akan selalu

kekurangan waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar, dan

sebaiknya bagi peserta didik yang cepat akhirnya akhirnya suasana kelas

akan menjadi tidak seimbang. Atas dasar realitas karakteristik individu

atau perseorangan sehingga bisa berkembang maju dalam pemahaman,

pengalaman beragamanya sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya.

5. Mengacu pada hasil belajar

Hasil pembelajaran pendidikan agama mencakup hasil langsung

(instructional effect) dan hasil pengiring (nurturant effect). Hasil ini

(pendidikan agama) tidak senua berupa hasil nyata yang dapat di ukur.

Langsung seperti ranah sikap. Ranah sikap merupakan hasil penndidikan

agama yang paling banyak di alihkan. Dan sikap lebih merupakan hasil

pembelajaran pendidikan agama yang terbentuk secara komulatif (dalam

Page 5: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

5

waktu lama) dan berupa integrasi internalisasi dari hasil sejumlah

perlakuan pembelajaran pendidikan agama.

6. Mengacu pada kemudahan belajar

Guru PAI tidak hanya sebagai salah satu sunber belajar dan sumber nilai.

Guru PAI harus mampu mengintegrasikan diri sebagai salah satu

komponen yang terintegrasi dari keseluruhan sumber belajar pendidikna

agama. Oleh karena itu , sangat tidak tepat kalau dikatakan bahwa

pembuat perancanaan pembelajaran pendidikan agama dimaksudkan

untuk memudahkan guru dalam mengajar. Jadi, perencanaan

pembelajaran PAI lebih tepat dikatakan untuk memudahkan peserta didik

belajar.

7. Mengacu pada interrelasi variable pembelajaran

Variable-variable yang mempengaruhi terjadinya perilaku belajar dapat di

kelompokkan menjadi tiga, yaitu kondisi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan hasil pembelajaran.

8. Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama.

Inti dari perencanaan pembelajaran pendidikan agama adalah memilih

dan menetapkan metode pembelajaran pendidikan agama yang optimal

untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Karena itu, tekanan

utama dalam perencanaan pembelajaran adalah pada pemilihan,

penetapan, dan pengembangan variable metode pembelajaran pendidikan

agama.

B. Landasan pengembangan pembelajaran PAI

1. Teori belajar dan pembelajaran

Page 6: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

6

Teori belajar menaruh perhatian pada apa yang terjadi selama seseorang

melakukan kegiatan belajar. teori ini bersifat deskriptif dalam

membicarakan bagaimana seseorang belajar (proses belajar). Sedangkan

teori pembelajaran menjelaskan bagaimana proses belajar terjadi sehingga

dapat mencapai tujuan pembelajaran yang di tetapkan. Teori ini bersifat

perspektif, yaitu menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan untuk

memecahkan masalah-masalah belajar.

Ada beberapa pandangan teori belajar dan pembelajaran dapat di

jadikan pijakan dalam melakukan perencanaan pembelajaran yaitu:

a. Teori behaviorisme

Menurut teori ini segala kejadian di lingkungan sehingga mempengaruhi

perilaku seseorang da akan memberikan pengalaman tertentu dalam

dirinya. Maka belajar adalah perubahan tingkah laku yang terjadi

berdasarkan paradigma S-R (stimulus respon) yaitu suatu proses yang

memberikan respon tertentu terhadap apa yang datang dari luar diri

individu.

Ada beberapa teori behaviorisme yang terkenal antara lain:

- Classical conditioning (pavlov)

Teori ini didasari oleh reaksi sistem tak terkontrol di dalam diri

individu dan reaksi emosional yang di kontrol oleh sistem urat saraf

otonom serta gerak reflek setelah menerima stimulasi dari luar.

- Operant conditioning (skinner)

Teori ini mengatakan setiap kali memperoleh stimulus seseorang

akan memberikan respon berdasarkan hubungan S-R respon yang di

berikan beragam, bisa sesuai (benar) atau tidak sesuai (salah) .respon

Page 7: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

7

yang benar perlu di berikan penguat agar pelajar mau melakukan

kembali.

b. Teori kognitivisme

Menurut teori ini tingkah laku seseorang di tentukan oleh persepsi serta

pemahamannya tentang diri dan situasi yang berhubungan dengan

tujuan yang ingin di capainya. Maka belajar adalah perubahan persepsi

dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sehingga perubahan

tingkah laku yang kongkret. Beberapa teori kognitif untuk menyusun

perencanaan pembelajaran, yaitu:

Teori perkembangan (piaget)

Teori kognitif (buner)

Teori belajar bermakna (ausubel)

Teori gaghe

c. Teori construktif

Menurut teori ini pengetahuan dan proses belajar pada dasarnya berakar

dari interpretasi untuk peserta didik terhadap dunianya atau lingkungan

sekitarnya. Maka belajar adalah suatu proses alami dan bersifat

individual. Pandangan construktif tentang tujuan pembelajaran adalah

bahwa tujuan pembelajaran di letakkan pada belajar bagaimana belajar,

bagaimana menciptakan pemahaman baru, menurut aktivitas kreativitas

produktif dalam konteks nyata dengan mendorong peserta didik untuk

berpikir dan berpikir ulang serta mendenostrasikan apa yang sedang

atau telah di pelajari.

Pandangan konstruktivistik tentang strategi pembelajaran adalah ;

1) penyajian isi.

Page 8: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

8

2) pembelajaran lebih banyak di arahkan untuk melayani pertanyaan

atau tanggapan peserta didik terhadap apa yang di pelajari dan

kaitannya dengan konteks nyata.

3) aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada data primer dan

bahan manipulatif.

4) pembelajaran di tekankan pada proses bukan pada hasil.

Belajar konstruktif memiliki beberapa strategi dalam proses belajar

diantaranya adalah:

Top-down processing

Cooperative learning

Generative lerning

2. Teori perkembangan kepercayaan

Dengan pendekatan faith development teory menyebutkan bahwa kata

kuncinya adalah faith yang berarti kepercayaan eksistensial pribadi atau

keimanan. Asumsi antropologis fundamental fowler ialah bahwa manusia

merupakan meaning maker atau pencipta arti yang memikul tugas berat,

mengolah sejumlah masalah eksistensial yang mengganggunya dan

mengangkat semuanya menjadi satu susunan dunia hidup yang berati.

Fowler hendak menjelaskan faith dengan kategori pemberian arti,

kendati lebih luas dari pada kepercayaan, namun bagi fowler, kepercayaan

menjadi sinonimdengan tidak pengertian.

Fowler mengidentifikasikan tahap-tahap perkembangan

kepercayaan sebagai berikut:

a) Tahap1: kepercayaan awal dan elementer (usia 0-2 tahun)

Page 9: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

9

b) Tahap2: kepercayaan intuitif-projektif (masa kanak-kanak usia

2-6 tahun)

c) Tahap3: kepercayaan mistis harfiah (masa kanak-kanak

selanjutnya usia 6-11 tahun)

d) Tahap4: kepercayaan sintesis-konvensional (masa remaja dan

seterusnya usia 12-dewasa)

e) Tahap5: kepercayaan individual-reflektif (masa dewasa awal

usia 18 tahun dan seterusnya)

f) Tahap6: kepercayaan konjungtif (usia setengah baya, umur

sekitar 35/40 tahun)

g) Tahap7: dalam konteks keberagaman, kepercayaan yang

mengacu pada universalitas (usia pertengahan atau sekitar 30

tahun)

3. Teori perkembangan moral

Kohelberg mengidentifikasikan 6 tahap tingkatan petibangan moral

sebagai berikut:

a) Orientasi hukuman dan kepatuhan

b) Orientasi instrumental-relatif.

c) Orientasi masuk kelompok anak manis atau baik.

d) Orientasi hukum dan ketertiban.

e) Orientasi kontak sosial dan legalitas.

f) Orientasi prinsip kewajiban.

C. Model-model pengembangan pembelajaran PAI

Model di artikan sebagai kerangka konseptual yang di pergunakan sebagai

pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Menurut briggs, model

Page 10: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

10

adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses

seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.

Dalam pengembangan pembelajaran ada beberapa model desain

pembelajaran yang mengacu pada pendekatan sistem antara lain model yang

di kembangkan oleh Jerrold E. Kemp dan model Walter Dick & Lou Carey.

1. Model J.E. Kemp

Desain pengembangan pembelajaran PAI dengan menggunakan model

kemp berpijak pada empat unsur dasar perencanaan pembelajaran yang

merupakan wujud jawaban atas pertanyaan:

Untuk siapa program itu di rancang? Peserta didik.

Kemampuan apa yang ingin anda pelajari? Tujuan.

Bagaimana isi pelajaran atau keterampilan dapat di pelajari? Metode.

Bagai mana anda menentukan tingkat penguasaan pelajaran yang sudah

di capai? Evaluasi.

Perancangan pembelajaran PAI yang mengikuti model kemp adalah

sebagai berikut:

Perkirakan kebutuhan belajar PAI (learning needs) untuk merancang

program pembelajaran.

Pilih dan tetapkan pokok bahasan atau tugas-tugas penbelajaran PAI

untuk di laksanakan dan tujuan umum PAI yang akan tercapai.

Teliti dan identifikasi karakteristik peserta didik yang perlu mendapat

perhatian selama perencanaan pengembangan pembelajaran PAI.

Tentukan isi pelajaran PAI dan uraikan unsur tugas yang berkaitan

dengan tujuan PAI.

Page 11: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

11

Nyatakan tujuan khusus belajar PAI yang akan di capai dari segi isi

penalaran dan unsur tugas.

Rancanglah kegiatan-kegiatan belajar mengajar PAI untuk mencapai

tujuan PAI yang sudah dinyatakan.

Pilih sejumlah media untuk mendukungkegiatan pengajaran PAI.

Rincikan pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan

dan melaksanakan smua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat

bahan ajar PAI.

Kembangkan alat evaluasi hasil belajar PAI dan hasil program

pengajaran PAI.

Lakukan uji awal kepada peserta didik untuk mempelajari produk

pembelajaran PAI yang anda kembangkan.

2. Model Dick Dan Carey

Pendekatan sistem (sistem aproach) memandang bahwa pembelajaran

adalah suatu proses sistematik, yang tiap komponennya penting sekali

bagi keberhasilan peserta didik, yaitu:

a) Langkah pertama: mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran PAI

b) Langkah kedua: melakukan analisis pembelajaran PAI (analisis

instruction)

c) Langkah ketiga: mengenali tingkah laku masukan dan karakteristik

siswa.

d) Langkah keempat: merumuskan tujuan performasi (tujuan khusus

pembelajaran).

Page 12: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

12

e) Langkah kelima: mengembangkan butir tes acuan patokan (criterion

referenced test / CRT).

f) Langkah keenam: mengembangkan strategi pembelajaran PAI.

g) Langkah ketujuh: menyeleksi dan mengembangkan bahan

pembelajaran.

h) Langkah kedelapan: merancang dan melakukan evaluasi formatif.

i) Langkah kesembilan: merivisi bahan pembelajaran.

j) Langkah kesepuluh: evaluasi sumatif, setelah hasil evaluasi formatif

telah direvisi tahap akhir.

3. Model Degeng

Model degeng dikembangkan dengan berpijakan pada variable-variable

yang mempengaruhi pembelajaran, yaitu kondisi pembelajaran, metode

pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Keterkaitan antar komponen

dalam pembelajaran di formulasikan dalam langkah-langkah desain

pembelajaran. Langkah-langkah tersebut adalah:

a) Analisis tujuan dan karakteristik bidang studi.

b) Analisis sumber belajar (kendala).

c) Analisis karakteristik pelajar.

d) Menekankan pada tujuan belajar dan isi pembelajaran.

e) Menekankan strategi penyampaian isi pembelajaran.

f) Menekankan pada pengelolaan pembelajaran.

g) Mengadakan pengembangan prosedur pengukuran hasil

pembelajaran.

Cara yang terbaik untuk mendesain pembelajaran PAI adalah memulai

dari out comes yang diharapkan. Hal ini dimaksudkan untuk membuat

Page 13: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

13

alternatif bagi tujuan pembelajaran PAI tersebut. Refleksi kebutuhan

masyarakat terhadap tujuan pendidikan yang di ungkapkan secara tipikal

dalam pernyataan yang menjelaskan tentang kategori aktifitas

masyarakat. Tujuan PAI merupakan pernyataan out comes PAI. Tujuan

PAI secara khusus menunjukkan aktifitas yang dimungkinkan dalam

pembelajaran PAI.

Adapun kategori sasaran yang di harapkan melalui out comes

pembelajaran PAI ada 4 yaitu:

Kemampuan intelektual (intellectual skill)

Strategi kognitif

Informasi verbal

Kemampuan bergerak (motor-skill)

IV. KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran sebagai acuan dalam melakukan perencanaan

pembelajaran PAI adalah sebagai berikut:

a) Mengacu pada kualitas pembelajaran PAI

b) Mengacu pada pendekatan sistem

c) Mengacu pada teori belajar dan pembelajaran.

d) Mengacu pada belajar perorangan (individual)

e) Mengacu pada hasil belajar

f) Mengacu pada kemudahan belajar

g) Mengacu pada interelasi variable pembelajaran.

h) Mengacu pada kualitas metode pembelajaran pendidikan agama.

Landasan desain pengembangan pembelajaran PAI, meliputi:

Page 14: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

14

a) Teori belajar dan pembelajaran

b) Teori perkembangan kepercayaan

c) Teori perkembangan moral

V. PENUTUP

Demikian makalah ini saya susun, saya menyadari tentunya dalam penyusunan

makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, dan masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya

harapkan guna perbaikan makalah yang akan datang. Semoga dibalik segala

kekurangan yang ada, makalah ini dapat memberikan perubahan dalam

penyusunan makalah yang akan datang. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat

bagi kita semua, Amin.

Page 15: Syarat Pengembangan Pembelajaran Pai

15

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Herry, H.A.dkk. Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Universitas Terbuka. 2005.

Majid, A. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2007.

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2002.

Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Misaka Galiza,

2003.

Pendekatan Sistem Dalam Desain Pembelajaran dalam

www.wanipinter.blogspot.com, diakses tanggal 25 November 2012.

Suryaman Babam, Pengertian, Dasar, Fungsi, Ruang Lingkup Pendidikan Agama

Islam (PAI) dalam http://www.kosmaext2010.com/pengertian-dasar-fungsi-

ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam-pai.php, diakses 25 November 2012.

Wahyuni, Nur Bahrudin, Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media. 2008.