SUSUILOWATI USU

59
PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP INDEKS ERITROSIT BAYI BARU LAHIR T E S I S SUSILOWATI 057103001 / IKA PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Transcript of SUSUILOWATI USU

Page 1: SUSUILOWATI USU

PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP

INDEKS ERITROSIT BAYI BARU LAHIR

T E S I S

SUSILOWATI

057103001 / IKA

 

 PROGRAM MAGISTER KLINIK - SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 2: SUSUILOWATI USU

 PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP

INDEKS ERITROSIT BAYI BARU LAHIR

T E S I S

Untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik (Anak) dalam program Magister Kedokteran Klinik

Konsentrasi Kesehatan Anak pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

SUSILOWATI

057103001 / IKA

PROGRAM MAGISTER KLINIK-SPESIALIS ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 3: SUSUILOWATI USU

Judul Tesis : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir Nama Mahasiswa : Susilowati Nomor Induk Mahasiswa : 057103001 Program Magister : Magister Kedokteran Klinik Konsentrasi : Kesehatan Anak

Menyetujui Komisi Pembimbing

( Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K)) Ketua

( dr. Muhammad Ali, SpA(K)) Anggota

Ketua Program Magister Ketua TKP-PPDS Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K) dr. H. Zainuddin Amir, SpP(K)

Tanggal lulus : 22 Juni 2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 4: SUSUILOWATI USU

Telah diuji pada

Tanggal : 22 Juni 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K) ........................

Anggota : 1. dr. Muhammad Ali, SpA(K) ..………………

2. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) ..………………

3. Prof. dr. H. M. Fauzie Sahil, SpOG(K) .………………

4. dr. H. Hakimi, SpA(K) ..………………

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 5: SUSUILOWATI USU

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya, serta telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Tesis ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dan merupakan tugas

akhir pendidikan keahlian di Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK-USU /

RSUP H. Adam Malik Medan.

Penulis menyadari penelitian dan penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan, oleh sebab itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan masukan yang berharga dari semua

pihak untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyatakan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Pembimbing utama Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K), dan dr.

Muhammad Ali, SpA(K) yang telah memberikan bimbingan, bantuan,

serta saran-saran yang sangat berharga dalam pelaksanaan penelitian

dan penyelesaian tesis ini.

2. Prof. dr. H. Munar Lubis, SpA(K), selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Spesialis Anak FK-USU dan Prof. dr. Hj. Bidasari Lubis, SpA(K).

selaku Sekretaris Program Studi periode tahun 2003-2007 dan dr. Hj.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 6: SUSUILOWATI USU

Melda Deliana, SpA(K) selaku Sekretaris Program Studi periode tahun

2007 hingga saat ini, yang telah banyak memberikan nasehat dan

bimbingan kepada penulis hingga selesainya penulisan tesis ini.

3. Prof. dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K), selaku Ketua Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan

periode tahun 2003-2007 dan dr. H. Ridwan M. Daulay, SpA(K), selaku

Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran USU/

RSUP H. Adam Malik Medan periode tahun 2007–2011 yang telah

memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian

tesis ini.

4. Prof. Dr. dr. H. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), SpA(K), dr. Nelly

Rosdiana, SpA, dr. Selvi Nafianti, SpA, dr. H. Emil Azlin, SpA, dr. Pertin

Sianturi, SpA, dr. Hj. Bugis Mardina Lubis, SpA, dr. Muara P.Lubis, SpOG,

dr. Zulfikar Lubis, SpPK, serta seluruh staf pengajar di Departemen Ilmu

Kesehatan Anak FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan dan RSU Dr.

Pirngadi Medan, yang telah memberikan sumbangan pikiran, membantu

saya dalam menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.

5. Dr. H. Adi Sutjipto, SpA(K) (Alm) yang telah memberikan bimbingan,

bantuan, serta saran-saran yang sangat berharga dalam menempuh

pendidikan ini.

6. Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. dr. H. Chairuddin P Lubis,

DTM&H, SpA(K) dan Dekan FK-USU yang telah memberikan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 7: SUSUILOWATI USU

kesempatan untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak

di FK- USU.

7. Direktur RSUP H. Adam Malik Medan, RSU Dr. Pirngadi Medan, RS

Tembakau Deli Medan, yang telah memberi sarana pendidikan selama

ini.

8. Teman-teman seangkatan yang tidak mungkin bisa saya lupakan,

Gema Nazri Yanni, Ayodhia Pitaloka Pasaribu, Rini Savitri Daulay,

Yunnie Trisnawati, Elvina Yulianti, dan Sisca Silvana Sitanggang. Selalu

berusaha untuk saling menjaga dan mendukung dalam suka dan

duka, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

9. Teman sejawat PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK USU, serta semua pihak

yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan dalam terlaksananya penelitian, serta penulisan tesis ini.

Teristimewa untuk suami tercinta Ir. Muhaimin dan ananda tersayang

Rihan Farih Bunyamin, terima kasih atas doa, pengertian, dukungan dan

pengorbanan tanpa kenal lelah yang telah diberikan selama penulis

menempuh pendidikan. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa

melimpahkan rahmat, rezeki, dan karuniaNya buat kita semua.

Kepada yang tercinta orangtua, drg. H. Oeripto Soedjadi, Sp.KGA dan

drg. Hj. Amalia Oeripto, MS, Sp.Ort, mertua H. Bunyamin (Alm) dan Hj.

Maslachah, serta kakak Suci Utari, adik Iman Prasetio, abang Asmara Jaya,

seluruh kakak, abang, adik, maupun teman-teman yang selalu mendoakan,

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 8: SUSUILOWATI USU

memberikan dorongan, motivasi, bantuan moril dan materil selama penulis

mengikuti pendidikan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kasih

sayang dan karuniaNya kepada kita semua dan segala budi baik yang telah

diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah Yang Maha Kuasa.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga penelitian dan tulisan ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 22 Juni 2009

Susilowati

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 9: SUSUILOWATI USU

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan Pembimbing iii Ucapan Terima Kasih v Daftar Isi ix Daftar Tabel xi Daftar Gambar xii Daftar Singkatan dan Lambang xiii Abstrak xiv BAB 1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Masalah 2 1.3. Hipotesis 3 1.4. Tujuan Penelitian 3 1.5. Manfaat Penelitian 3

BAB 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Peranan Indeks Eritrosit pada Anemia 4

2.2. Perubahan Fisiologis Hematologis Janin-Bayi 7 2.3. Transfusi Plasenta 8 2.4. Waktu Pengikatan Tali Pusat dan Dampak pada Bayi 10 2.5. Kerangka Konseptual 13

BAB 3. Metodologi

3.1. Desain Penelitian 14 3.2. Tempat dan Waktu 14 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 14 3.4. Perkiraan Besar Sampel 14 3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 15 3.6. Persetujuan ( Informed Consent ) 16 3.7. Etika Penelitian 16 3.8. Cara Kerja 16 3.9. Identifikasi Variabel 17 3.10. Definisi Operasional 18 3.11. Pengolahan dan Analisis Data 19

BAB 4. Hasil 20 BAB 5. Pembahasan 23

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 10: SUSUILOWATI USU

BAB 6. Kesimpulan dan Saran 6.1. Kesimpulan 30

6.2. Saran 30 Ringkasan 31 Daftar Pustaka 35 Lampiran

1. Lembar Penjelasan Penelitian Kepada Orang tua 39 2. Lembar Persetujuan Setelah Penjelasan ( Informed Consent ) 40 3. Lembar Kuesioner dan Data Khusus Bayi 41 4. Persetujuan Komite Etik 42 5. Riwayat Hidup 43

 

 

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 11: SUSUILOWATI USU

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Klasifikasi anemia berdasarkan nilai MCV dan RDW 7

Tabel 2.2 Nilai normal hematologis untuk darah tali pusat 9

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian 21

Tabel 4.2. Nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok penelitian 21  

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 12: SUSUILOWATI USU

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka konseptual 13

Gambar 4.1. Profil penelitian 20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 13: SUSUILOWATI USU

DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

cm : centimeter ml : mililiter Hb : hemoglobin Ht : hematokrit RBC : red blood cell MCV : mean corpuscular volume MCH : mean corpuscular hemoglobin MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration RDW : red cell distribution width fL : femtoliter, 10-15/L pg : picogram, 10-12g, µµg g/dL : gram per deciliter % : persen α : alfa β : beta ml/kg : mililiter per kilogram SD : standar deviasi S : simpang baku mm3 : milimeter kubik RSU : rumah sakit umum DM : diabetes mellitus SC : sectio caesarian RCT : randomized controlled trial EDTA : ethylenediamine tetra acetic acid SPSS : statistic package for the social sciences CI : confidence interval n : jumlah subyek / sampel Zα : deviat baku normal untuk α Zβ : deviat baku normal untuk β X1-X2 : perbedaan klinis yang diinginkan (clinical judgement) P : tingkat kemaknaan ≥ : lebih besar dari atau sama dengan > : lebih besar dari < : lebih kecil dari

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 14: SUSUILOWATI USU

ABSTRAK

Latar belakang. Bayi dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat pada saat dilahirkan. Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat memberikan dampak pada bayi baru lahir. Suatu studi meta-analisis menunjukkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat selama minimal 2 menit bermanfaat untuk bayi baru lahir, dan hal ini telah disosialisasikan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Namun, hanya sedikit penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit pada bayi baru lahir. Tujuan. Mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir. Metode. Suatu penelitian uji klinis acak sederhana tersamar tunggal yang dilakukan sejak bulan Maret sampai Juni 2009, di dua RSU di Medan, propinsi Sumatera Utara, dilakukan pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria dimana bayi diacak, terbagi dua kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (15 detik setelah lahir) atau tertunda (2 menit setelah lahir) pada kelompok II. Bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat dan nilai indeks eritrosit bayi diukur dari darah vena umbilikal. Hasil. Dari total 60 bayi, diperoleh 30 bayi di setiap kelompok. Nilai rerata MCV pada kelompok I 101,76 (4,03) fL dan 103,95 (4,27) fL pada kelompok II (95% CI: -4,338 -0,042; P=0,046), rerata MCH 35,02 (1,52) pg pada kelompok I dan 35,21 (1,61) pg pada kelompok II (95% CI: -1,000 0,616; P=0,635), rerata MCHC 34,24 (0,93) g/dL pada kelompok I dan 34,51 (0,79) g/dL pada kelompok II (95%CI: -0,716 0,176; P=0,230), rerata RDW 16,46 (0,92)% pada kelompok I dan 16,34 (0,85)% pada kelompok II (95%CI: -0,338 0,578; P=0,602). Kesimpulan. Ada perbedaan bermakna pada nilai MCV antara pengikatan tali pusat dini dan tertunda. Kata kunci. Waktu pengikatan tali pusat, indeks eritrosit, bayi cukup bulan.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 15: SUSUILOWATI USU

ABSTRACT  

Background. The infant will be separated from the placenta by clamping and cutting the umbilical cord at the time of birth. The difference timing of umbilcal cord clamp could have impact to the newborn infant. A meta-analysis study showed that delayed cord clamping for a minimum 2 minutes is beneficial to the newborn, also it has been socializated by the Health Department of Republic Indonesia. Unfortunately, there were only few studies which demonstrated the effect of timing of cord clamping on red cell indices values in newborn term infants. Objective. We aimed to investigate whether a difference of timing of cord clamping might have impact on red cell indices values in normal-weight, newborn term infants. Methods. A randomized, single blind trial study was conducted on March to June 2009, at two general hospitals in Medan, North Sumatera province, which eligible newborn infants were randomly assigned to early cord clamping = ECC (15 seconds after delivery) in the first group or delayed cord clamping = DCC (2 minutes after delivery) in the second group. The infants were placed on the mother’s abdomen before the umbilical cord were clamped and red cell indices values were measured from the umbilical cord blood. Results. Totally 60 infants were eligible which consist of 30 infants of each group. From red cell indices values, we found mean MCV value was 101.76 (4.03) fL in the ECC and 103.95 (4.27) fL in the DCC group (95% CI: -4.338 -0.042; P=0.046), mean MCH value was 35.02 (1.52) pg in the ECC and 35.21 (1.61) pg in the DCC group (95% CI: -1.000 0.616; P=0.635), mean MCHC value was 34.24 (0.93) g/dL in the ECC and 34.51 (0.79) g/dL in the DCC group (95%CI: -0.716 0.176; P=0.230), mean RDW value was 16.46 (0.92)% in the ECC and 16.34 (0.85)% in the DCC group (95%CI: -0.338 0.578; P=0.602). Conclusion. There was a significant difference on MCV value between early and delayed cord clamping. Keywords. Timing of umbilical cord clamping, red cell indices, term infant.

 

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 16: SUSUILOWATI USU

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali

pusat yang merupakan bagian dari plasenta. Namun pada saat dilahirkan,

bayi tersebut dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan

dan pemotongan tali pusat. Tindakan tersebut dilakukan pada kala ketiga

persalinan, yaitu saat bayi lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap.

Setelah tali pusat dijepit dengan cunam, kemudian dipotong dengan jarak 5

cm sampai 10 cm dari umbilikus.1,2

Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan

selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta

tertunda bervariasi.3-6 Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane

sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila

dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45

detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut

terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (transfusi

plasenta).3,7 Kebanyakan praktisi klinis di negara barat melakukan

pengikatan dan pemotongan tali pusat dini setelah lahir, sedangkan di

berbagai negara lain di seluruh dunia masih bervariasi.3-6 Suatu studi meta-

analisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi

baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 17: SUSUILOWATI USU

bayi.4 Di Indonesia, Departemen Kesehatan sudah melakukan sosialisasi

untuk melakukan penundaan pengikatan tali pusat hingga 2 menit untuk

bayi normal.8

Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat memberikan dampak

pada bayi baru lahir. Disebutkan bahwa bayi baru lahir dapat menderita

anemia karena pengikatan tali pusat dini sebagai penyebab utama,3,4

sedangkan di lain pihak, beberapa peneliti mendapatkan efek berbeda

jika dilakukan pengikatan tali pusat tertunda, di antaranya meningkatnya

kejadian neonatal jaundice dan polisitemia.3,5,7

Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering

ditemukan dimana anemia merupakan gejala dari suatu penyakit yang

disebabkan oleh berbagai etiologi.9 Pemeriksaan laboratorium diperlukan

untuk menegakkan anemia dan indeks eritrosit berguna untuk mengevaluasi

klasifikasi anemia, serta dugaan penyebab yang mendasarinya yang

memerlukan penyelidikan lebih lanjut.9-10

1.2. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut : apakah waktu pengikatan tali pusat

mempengaruhi indeks eritrosit bayi baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 18: SUSUILOWATI USU

1.3. Hipotesis

Waktu pengikatan tali pusat berpengaruh terhadap indeks eritrosit bayi

baru lahir.

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali

pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Di bidang akademik / ilmiah : memberi masukan terhadap Divisi

Hematologi-Onkologi dan Departemen Obstetri dan Ginekologi, khususnya

mengenai pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit

bayi baru lahir.

1.5.2. Di bidang pelayanan masyarakat : meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan bayi, khususnya pencegahan anemia pada bayi baru lahir.

1.5.3. Di bidang pengembangan masyarakat : memberi masukan pada

masyarakat umumnya bahwa waktu pengikatan tali pusat mempunyai

pengaruh sebagai salah satu upaya pencegahan anemia pada bayi

baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 19: SUSUILOWATI USU

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1. Peranan Indeks Eritrosit pada Anemia

Anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi hemoglobin (Hb) atau

volume eritrosit (sel darah merah=red blood cell=RBC) di bawah kisaran nilai

normal sesuai usia. Anemia bukan merupakan suatu diagnosis, namun

merupakan gejala dari suatu penyakit yang disebabkan oleh berbagai

etiologi. Untuk menegakkan anemia dengan benar diperlukan pemeriksaan

laboratorium tertentu dan indeks eritrosit mean corpuscular volume (MCV),

mean corpuscular hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin

concentration (MCHC), serta red cell distribution width (RDW) digunakan

sebagai dasar untuk mengevaluasi klasifikasi anemia serta dugaan

penyebab yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih

lanjut.10,11

Nilai MCV menggambarkan rerata volume eritrosit, serta menunjukkan

ukuran eritrosit dimana bila nilainya normal termasuk dalam normositik,

mikrositik bila di bawah nilai normal, sedangkan makrositik bila di atas

normal. Nilai MCH menggambarkan rerata jumlah Hb eritrosit dimana bila

nilainya normal termasuk dalam kategori normokrom, hipokrom bila di

bawah normal, sedangkan hiperkrom bila di atas normal. Nilai MCHC

menggambarkan rerata konsentrasi Hb eritrosit, sedangkan nilai RDW

menggambarkan variasi ukuran eritrosit.9,12-16 Pada anemia defisiensi besi,

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008 4

Page 20: SUSUILOWATI USU

nilai indeks eritrosit MCV, MCH dan MCHC menurun sejajar dengan

penurunan kadar Hb.17 Bila ditentukan secara manual, dengan

menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut :12,18,19

Hematokrit

Jumlah eritrosit (juta)

x 10 MCV (fL) =

Hb

Jumlah eritrosit (juta ) x 10 MCH (pg) =  

Hematokrit

Hb x 100 MCHC (g/dL) =  

Penurunan indeks eritrosit MCV, MCH, dan MCHC dapat terjadi pada

defisiensi besi yang kronik. Secara umum, penurunan indeks ini sejajar

dengan penurunan konsentrasi Hb, dan indeks eritrosit dapat bernilai normal

pada keadaan anemia ringan yang berlangsung secara singkat. Bila

pengukuran nilai indeks eritrosit diperoleh dengan menggunakan alat

elektronik, maka nilai indeks eritrosit MCV dan MCH lebih sensitif

dibanding MCHC untuk mendeteksi defisiensi besi. Adapun klasifikasi

anemia secara ringkas berdasarkan morfologi, yaitu :20

A. Anemia normositik normokromik

1. Kehilangan darah yang akut

2. Anemia hemolitik

3. Defisit Hb-massa eritrosit, di antaranya penyakit kronik, keganasan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 21: SUSUILOWATI USU

B. Anemia mikrositik normokromik

1. Defisit Hb-massa eritrosit, di antaranya penyakit kronik, keganasan

C. Anemia mikrositik hipokromik

1. Anemia defisiensi besi

2. Keracunan timah yang kronik

3. Talasemia

4. Gangguan lain yang jarang, di antaranya anemia sideroblastik

D. Anemia makrositik normokromik

1. Anemia pernisiosa

2. Anemia megaloblastik

3. Gangguan pada pencernaan, di antaranya sindroma malabsorpsi,

anomali, reseksi pembedahan

4. Defisiensi vitamin B12, C dan asam folat

5. Kegagalan atau hipoplasia sumsum tulang, di antaranya anemia

aplastik, sindroma Diamond-Blackfan

Nilai indeks eritrosit MCV dan RDW juga dapat berguna untuk

menganalisis anemia, serta klasifikasinya lebih lanjut, seperti yang

tercantum pada Tabel 2.1.14

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 22: SUSUILOWATI USU

Tabel 2.1. Klasifikasi anemia berdasarkan nilai MCV dan RDW 14 MCV rendah MCV normal MCV tinggi

RDW normal mikrositik normositik makrositik

talasemia normal anemia aplastik penyakit kronik transfusi preleukemia perdarahan RDW tinggi mikrositik normositik makrositik

defisiensi besi defisiensi besi defisiensi folat talasemia atau folat dini defisiensi vitamin B12 hemoglobinopati anemia hemolitik

2.2. Perubahan Fisiologis Hematologis Janin-Bayi

Hemoglobin (Hb) merupakan kompleks protein yang terdiri dari heme yang

mengandung besi dan globin di mana Hb merupakan bagian penting dari

eritrosit. Rangkaian hematopoiesis dimulai dari yolk sac, limpa, hati, dan

akhirnya sumsum tulang, yang diikuti juga dengan perubahan variasi

sintesis Hb.21

Saat janin tumbuh, tidak hanya volume darah dalam sirkulasi janin-

plasenta yang mengalami peningkatan secara umum, tetapi produksi eritrosit

janin, serta konsentrasi Hb juga mengalami peningkatan. Nilai Hb janin

meningkat secara bertahap sampai masa kehamilan sekitar 32 sampai 33

minggu, dan relatif konstan sampai usia cukup bulan. Nilai Hb janin pada

pertengahan masa kehamilan berkisar 12 g/dL, dan pada saat cukup bulan

berkisar 18 g/dL. Eritrosit yang beredar di sirkulasi janin pada mulanya

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 23: SUSUILOWATI USU

berukuran makrositik dengan nilai MCV sedikitnya 180 fL pada masa janin

dan normalnya mengalami penurunan hingga 105 fL sampai 115 fL pada usia

cukup bulan, sedangkan rerata retikulosit mengalami penurunan selama

berjalannya masa kehamilan.1,22

Pada saat lahir, jumlah eritrosit tinggi dan berukuran makrositik

dengan nilai MCV yang besar berkisar 110 fL sampai 128 fL, nilai hematokrit

(Ht) bersamaan dengan kadar Hb meningkat tajam selama beberapa jam

pertama kehidupan yang kemudian akan menurun perlahan, dan volume

darah pada bayi normal cukup bulan berkisar 69 sampai 107 ml/kg,

sedangkan pada bayi prematur yang kecil masa kehamilan berkisar 85

sampai 143 ml/kg.12 Setelah lahir, bayi akan mengalami penurunan kadar Hb

karena bayi baru lahir mengalami transisi dari kondisi relatif hipoksia dalam

kandungan menjadi hiperoksia pada saat lahir. Oksigenasi jaringan yang

lebih baik ini akan menghentikan produksi eritropoetin dan proses

eritropoiesis. Kadar Hb paling rendah pada bayi cukup bulan terjadi pada

usia 6 sampai 12 minggu, yaitu sekitar 9,5 sampai 11,0 g/dL.23 Di sisi

lain, disebutkan bahwa bayi cukup bulan memiliki jangka hidup eritrosit

yang lebih singkat dibanding dewasa dan pada bayi prematur lebih

singkat lagi bila dibandingkan dengan bayi cukup bulan.22

2.3. Transfusi Plasenta

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 24: SUSUILOWATI USU

tali pusat yang merupakan bagian dari plasenta dimana tali pusat memiliki

rerata panjang 55 cm dengan diameter 0,8 cm sampai 2 cm, biasanya berisi

dua pembuluh darah arteri umbilikal dan satu pembuluh darah vena umbilikal

dimana diameter arteri lebih kecil dibanding vena.1 Adapun nilai normal

hematologis untuk darah tali pusat tertera pada Tabel 2.2.

Pembuluh darah plasenta berisi sekitar 150 ml darah. Penundaan

pengikatan tali pusat dapat meningkatkan volume darah, dan sejumlah darah

yang diterima oleh bayi bergantung pada saat tali pusat diikat setelah

dilahirkan.7,12

Tabel 2.2. Nilai normal hematologis untuk darah tali pusat 22

Parameter Mean ± SD Hb (g/dL) 15,3 ± 1,3 Ht (%) 49 ± 5 Eritrosit (x 106/mm3) 4,3 ± 0,4 MCV (fL) 112 ± 6 MCH (pg) 36,2 ± 2,2 MCHC (g/dL) 30,9 ± 1,3

Penundaan pengikatan tali pusat selama 5 menit dapat meningkatkan

volume darah sampai 45%.12 Penundaan pengikatan tali pusat dapat

menambah darah sekitar 100 ml terhadap sirkulasi bayi baru lahir. Pada bayi

dengan pengikatan tali pusat dini memiliki rerata volume darah 78 ml/kg

pada usia 30 menit, sedangkan pada bayi dengan pengikatan tertunda

memiliki rerata 98,6 ml/kg. Seperempat dari transfusi plasenta terjadi dalam

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 25: SUSUILOWATI USU

15 detik pertama, 50% dalam menit pertama, dan 80% dalam 5 menit

pertama setelah kelahiran. Penurunan volume darah sebesar 30% selama

empat jam pertama terjadi pada bayi yang menerima transfusi plasenta, dan

pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini terjadi pencegahan transfusi

plasenta dimana tidak terjadi perubahan volume darah bayi. Bayi dari ibu

yang menderita diabetes mellitus (DM) disebutkan memiliki jumlah volume

darah plasenta tersisa yang lebih besar. Adapun faktor yang berkaitan

dengan penurunan transfusi plasenta, di antaranya plasenta previa,

kehamilan kembar, dan sectio caesarian (SC). Posisi bayi terhadap

plasenta sebelum dilakukan pengikatan tali pusat juga berpengaruh pada

transfusi plasenta.12,22

2.4. Waktu Pengikatan Tali Pusat dan Dampak pada Bayi

Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama

beberapa dasawarsa, dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda

bervariasi.3-6 Selama lebih dari seabad, pengertian dari pengikatan tali pusat

dini adalah pengikatan tali pusat kurang dari 1 menit pertama setelah

lahir, sedangkan bila dilakukan setelah 5 menit berarti pengikatan tertunda.

Namun, berdasarkan ulasan kolaborasi Cochrane, saat ini sebagian besar

peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15

detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit

setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 26: SUSUILOWATI USU

darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (transfusi plasenta).3,7 Suatu

studi meta-analisis menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali

pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata

bermanfaat untuk bayi.4

Penelitian di Lousiana pada bayi baru lahir ditemukan bahwa

dengan penundaan pengikatan tali pusat (20 detik setelah lahir) dapat

meningkatkan bermakna kadar Hb, Ht, dan eritrosit.24

Dari penelitian lain ditemukan bahwa volume darah meningkat

bermakna pada penundaan pengikatan tali pusat (sampai plasenta terlepas),

serta peningkatan jumlah eritrosit pada bayi dengan pengikatan tertunda

(setelah pulsasi terhenti),25 dan dari lima penelitian lain pada bayi cukup

bulan juga ditemukan bahwa penundaan pengikatan tali pusat dapat

meningkatkan volume eritrosit bayi baru lahir.7

Penelitian pada bayi saat berusia 72 jam, bayi dengan pengikatan tali

pusat tertunda memiliki rerata volume darah sekitar 93 ml/kg dan massa

eritrosit 49 ml/kg, sedangkan pada pengikatan tali pusat dini memiliki

rerata volume darah 82 ml/kg, dan massa eritrosit 31 ml/kg sehingga

pengikatan tali pusat tertunda dapat meningkatkan Hb selama satu minggu

pertama kelahiran.26

Suatu penelitian di Mesir pada masing-masing 15 bayi baru lahir

cukup bulan yang dilakukan pengikatan tali pusat dini (dalam 15 detik setelah

lahir) dan tertunda (3 menit setelah lahir) disimpulkan bahwa dengan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 27: SUSUILOWATI USU

pengikatan tali pusat tertunda pada bayi baru lahir secara normal dan cukup

bulan didapatkan peningkatan viskositas darah yang ditandai dengan

meningkatnya Ht dan viskositas plasma.27

Di lain pihak, dampak lain dari tindakan pengikatan tali pusat tertunda

pada bayi baru lahir juga ditemukan, di antaranya polisitemia dimana terjadi

peningkatan Ht.4,7,28,29 Dari suatu ulasan artikel, ditemukan dua dari empat

penelitian menunjukkan insidens ikterus yang lebih besar pada pengikatan

tali pusat tertunda.25 Namun, dari sebuah penelitian di Belanda pada 37 bayi

kurang bulan didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara penundaan

pengikatan tali pusat dengan terjadinya polisitemia ataupun jaundice

patologis.30

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 28: SUSUILOWATI USU

2.5. Kerangka Konseptual

• Penyakit pada ibu • Usia kehamilan • Komplikasi kehamilan

• Ibu hamil • Janin

Transfusi plasenta

Proses persalinan

• Jumlah janin • Plasenta previa • Posisi bayi terhadap plasenta

• Cara persalinan • Komplikasi persalinan • Perdarahan • Trauma lahir • Skor APGAR bayi

Waktu pengikatan • Dini ( 15 detik ) • Tertunda ( 2 menit )

Pengikatan tali pusat

Jumlah darah transfusi

BAYI : • MCV • MCH • MCHC • RDW

• Usia kehamilan • Saat pengambilan darah

Ruang lingkup penelitian

Gambar 2.1. Kerangka konseptual

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 29: SUSUILOWATI USU

 

BAB 3. METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah uji klinis acak tersamar tunggal untuk menilai

pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP. H. Adam Malik dan RSU Dr. Pirngadi

Medan bekerjasama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi yang

dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2009.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target adalah semua bayi yang lahir di Medan. Populasi terjangkau

adalah populasi target yang lahir di RSUP.H. Adam Malik dan RSU. Dr.

Pirngadi Medan selama periode penelitian. Sampel adalah populasi

terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis terhadap rerata dua

populasi independen.31

(Zα + Zβ) S 2 (X1 – X2)

n1 = n2 = 2

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

14

Page 30: SUSUILOWATI USU

(1,96 + 0,842) 0,7 2

0,5 = 2

n1 = n2 : besar sampel masing-masing kelompok.

Zα = deviasi baku normal : 1,96 ( untuk α = 0,05)

Zβ = power penelitian 80% : 0,842 (untuk β = 0,2)

S = simpang baku kadar eritrosit pengikatan tali pusat dini dan tertunda :

0,7 g/dL.

X1 – X2 = perbedaan klinis yang diinginkan : 0,5

Dari hasil perhitungan diperoleh besar sampel minimal adalah 30 bayi pada

setiap kelompok.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria Inklusi

1. Neonatus cukup bulan, tunggal dan lahir secara partus spontan

2. Berat badan lahir 2500 gram – 4000 gram

3. Skor Apgar menit pertama ≥ 7

4. Orangtua bersedia ikut dalam penelitian

Kriteria Eksklusi

1. Ibu diabetes, plasenta previa, preeklamsia, eklamsia, hipertensi,

mendapat diazepam.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 31: SUSUILOWATI USU

2. Kelainan kongenital mayor

3. Trauma lahir : hematoma sefal, perdarahan subaponeurosis, kaput

suksadenum, hematoma.

3.6. Persetujuan (Informed Consent)

Semua subyek penelitian akan diminta persetujuan dari orangtua setelah

dilakukan penjelasan terlebih dahulu mengenai pengaruh waktu pengikatan

tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir. Formulir penjelasan

terlampir dalam usulan penelitian ini.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Kesehatan dari Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

3.8. Cara Kerja

Bayi yang memenuhi kriteria diacak secara sederhana, dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok pertama dengan pengikatan tali pusat dini (15

detik setelah seluruh badan bayi lahir) atau kelompok kedua dengan

pengikatan tali pusat tertunda (2 menit setelah seluruh badan bayi lahir).

Sampel dikumpulkan secara consecutive sampling. Pengacakan dilakukan

dengan menggunakan amplop seragam dan tertutup yang berisi keterangan

mengenai ketentuan tindakan yang akan dilakukan, dengan jumlah yang

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 32: SUSUILOWATI USU

sesuai, dimana amplop akan dibuka sebelum ibu melahirkan saat di ruang

persalinan dan ibu tidak diberitahukan mengenai ketentuan tindakan tersebut.

Pengikatan tali pusat dilakukan sesuai dengan ketentuan isi amplop tersebut

dimana waktu pengikatan tali pusat diukur dengan menggunakan pengukur

waktu. Setelah seluruh badan bayi lahir, bayi diletakkan di atas perut ibu

sebelum dilakukan pemotongan tali pusat. Berbagai tindakan ini dilakukan

saat di ruang persalinan bekerjasama dengan Departemen Obstetri dan

Ginekologi.

Setelah dilakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat, bayi dibawa

ke ruang rawat Perinatologi RS tersebut, serta dilakukan penimbangan berat

badan dan pengukuran panjang badan bayi. Darah bayi sebanyak 2 ml

diambil dari vena umbilikal dengan menggunakan spuit pada saat bayi

berusia sekitar 7 sampai 24 jam setelah lahir, lalu dimasukkan ke dalam

tabung vaccutainer berisi EDTA untuk kemudian segera dikirim ke

laboratorium guna dilakukan pengukuran darah lengkap dengan

menggunakan alat elektronik (Advia 120, Bayer, Jerman), serta dilakukan

pencatatan hasil pengamatan klinis mengenai efek sampingnya pada bayi

tersebut, seperti pucat, maupun kuning, pada saat itu.

.

3.9. Identifikasi Variabel

Variabel bebas Skala

Pengikatan tali pusat dini/tertunda nominal dikotom

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 33: SUSUILOWATI USU

Variabel tergantung Skala

Mean corpuscular volume (MCV) numerik rasio

Mean corpuscular hemoglobin (MCH) numerik rasio

Mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) numerik rasio

Red cell distribution width (RDW) numerik rasio

3.10. Definisi Operasional

1. Indeks eritrosit : perhitungan indeks eritrosit berdasarkan rasio

terhadap volume eritrosit (mean corpuscular volume=MCV), jumlah

eritrosit (mean corpuscular hemoglobin=MCH), konsentrasi Hb

(mean corpuscular hemoglobin concentration =MCHC), serta variasi

ukuran eritrosit (red cell distribution width=RDW)

2. Pengikatan tali pusat dini : pengikatan tali pusat pada 15 detik

pertama setelah kelahiran

3. Pengikatan tali pusat tertunda : pengikatan tali pusat pada 2

menit pertama setelah kelahiran

4. Persalinan spontan : persalinan dengan presentasi belakang kepala

tanpa menggunakan alat-alat

5. Usia kehamilan : dihitung dari hari pertama haid terakhir dengan

menggunakan rumus Naegel atau new Ballard score dari bayi yang

dilahirkan

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 34: SUSUILOWATI USU

6. Neonatus cukup bulan : bayi baru lahir dengan usia kehamilan 38

sampai 42 minggu

3.11. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang terkumpul diolah, dianalisis dan disajikan dengan

menggunakan program komputer SPSS for windows 14.0. Interval

kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan P < 0,05.

Untuk melihat gambaran karakteristik bayi disajikan dalam bentuk

tabulasi dan dideskripsikan. Untuk melihat sifat hubungan pengikatan tali

pusat detik ke-15 dan menit ke-2 setelah lahir dengan indeks eritrosit bayi

digunakan uji-t independen.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 35: SUSUILOWATI USU

BAB 4. HASIL

Selama periode penelitian, terdapat 272 ibu hamil yang direncanakan untuk

melahirkan secara spontan. Sejumlah 180 ibu dieksklusikan dan akhirnya

diperoleh 92 ibu yang memenuhi kriteria untuk kemudian dilakukan tindakan

pengacakan (randomisasi) dimana didapatkan 46 bayi pada setiap kelompok,

baik pada kelompok I (pengikatan tali pusat dini) ataupun kelompok II

(pengikatan tali pusat tertunda). Total 32 bayi tereksklusikan, dan akhirnya

diperoleh 30 bayi pada setiap kelompok yang memenuhi kriteria untuk

diteliti (Gambar 4.1).

● 135 ibu menolak ikut serta ● 18 komplikasi kehamilan atau persalinan ● 25 melahirkan secara SC / ekstraksi vakum ● 2 kembar

272 ibu hamil yang direncanakan melahirkan spontan  

 

 

 

92 ibu memenuhi kriteria dan diacak  

 

 

 

 

 

 30 bayi dianalisis

46 bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda

46 bayi dengan pengikatan tali pusat dini

30 bayi dianalisis

• 9 trauma lahir • 3 gagal pengambilan darah • 4 skor Apgar < 7

• 8 trauma lahir • 2 gagal pengambilan darah • 6 skor Apgar < 7

Gambar 4.1. Profil penelitian

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

20

Page 36: SUSUILOWATI USU

Distribusi dan karakteristik sampel pada kedua kelompok terlihat

pada Tabel 4.1. Besar sampel pada kelompok pengikatan tali pusat dini

dan tertunda masing-masing 30 bayi, dengan jumlah bayi laki-laki lebih

banyak ditemukan pada kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda

(63,3%), rerata berat badan lahir lebih besar pada kelompok pengikatan tali

pusat dini (3143 gram), serta panjang badan bayi hampir sama antara

kedua kelompok.

Tabel 4.1. Karakteristik sampel penelitian

Kelompok I Kelompok II ( n = 30 ) ( n = 30 )

Karakteristik

Jenis kelamin (n,% ) - Laki-laki 13 (43,3) 19 (63,3) - Perempuan 17 (56,7) 11 (36,7)

Berat badan lahir (g) 3154 (0,31) 3064 (0,28) Panjang badan lahir (cm) 49,07 (0,98) 49,0 (1,26) Nilai dalam mean (SD)

Gambaran nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok terlihat pada

Tabel 4.2. Terdapat perbedaan bermakna hanya pada nilai MCV antara

kelompok pengikatan tali pusat dini dengan tertunda.

Tabel 4.2. Nilai indeks eritrosit pada kedua kelompok penelitian Kelompok I Kelompok II ( n = 30 ) ( n = 30 ) CI P MCV (fL) 101,76 (4,03) 103,95 (4,27) - 4,338 - 0,042 0,046 MCH (pg) 35,02 (1,52) 35,21 (1,61) - 1,000 0,616 0,635 MCHC (g/dL) 34,24 (0,93) 34,51 (0,79) - 0,716 0,176 0,230 RDW (%) 16,46 (0,92) 16,34 (0,85) - 0,338 0,578 0,602

Nilai dalam mean (SD)

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 37: SUSUILOWATI USU

Dari hasil pengamatan klinis yang dilakukan pada bayi, dijumpai 3 bayi

(10%) yang menderita pucat pada kelompok I, tetapi tidak ditemukan bayi

kuning, baik pada kelompok I maupun kelompok II.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 38: SUSUILOWATI USU

 

BAB.5 PEMBAHASAN

Indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC dan RDW dapat digunakan sebagai

dasar untuk mengevaluasi klasifikasi anemia, serta dugaan penyebab

yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut,32 dan

saat ini nilai MCV, MCH, MCHC, dan RDW sudah dapat langsung

diketahui dari perhitungan alat elektronik.9,12,13 Dari studi meta-analisis

yang meliputi 1912 bayi baru lahir dalam 15 penelitian controlled trial (8 RCT

dan 7 non-RCT) menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat

pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata

bermanfaat untuk bayi, dimana pada kelompok bayi dengan pengikatan tali

pusat tertunda ditemukan nilai Hb, Ht, dan volume darah yang lebih tinggi

pada usia beberapa jam setelah lahir, kadar feritin bayi yang lebih tinggi saat

berusia 2 sampai 6 bulan, serta risiko anemia yang lebih rendah dibanding

pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini.4

Walaupun terdapat peningkatan viskositas darah dan polisitemia,

namun tidak ditemukan bukti yang bermakna yang membahayakan bayi, dan

tidak ditemukan peningkatan risiko terjadinya neonatal jaundice pada bayi

dengan pengikatan tali pusat tertunda.4 Namun, dari beberapa pembahasan

ataupun kesimpulan studi meta-analisis ini, tidak ada ditemukan hal

menyangkut nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, maupun RDW bayi.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008 23

Page 39: SUSUILOWATI USU

Pada karateristik sampel penelitian ini, ditemukan jumlah bayi laki-

laki lebih banyak pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (19%)

dibanding dini (13%), rerata berat badan lahir lebih tinggi pada kelompok

pengikatan tali pusat dini (3154 gram) dibanding tertunda (3064 gram), dan

rerata panjang badan bayi yang hampir sama di antara kedua kelompok

penelitian. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

di Zambia, Libya, Meksiko, dan Argentina, tidak disebutkan adanya

keterkaitan antara jenis kelamin, berat badan lahir, maupun panjang

badan lahir bayi terhadap nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC,

maupun RDW bayi.33-36

Suatu penelitian di Inggris diperoleh bahwa rerata volume darah

meningkat jika dilakukan penundaan pengikatan tali pusat (sedikitnya 30

detik setelah kelahiran), baik yang lahir secara pervaginam maupun SC.37

Pada penelitian ini, ibu yang termasuk dalam kriteria inklusi adalah ibu

yang melahirkan secara spontan, dan pengikatan tali pusat tertunda

dilakukan saat 2 menit setelah kelahiran. Akan tetapi, oleh karena

keterbatasan sarana yang ada, pengukuran volume darah pada bayi tidak

dapat dilakukan.

Pengikatan tali pusat dini disebutkan dapat menyebabkan terjadinya

anemia pada bayi,3-5 dimana anemia didefinisikan sebagai penurunan

konsentrasi Hb atau volume eritrosit di bawah kisaran nilai normal

sesuai usia.11 Dari satu penelitian di India, ditemukan bahwa terdapat

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 40: SUSUILOWATI USU

penurunan signifikan kadar Hb dan feritin bayi saat berusia 3 bulan dari

kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat dini dari ibu hamil yang

anemia.38 Penelitian lain menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat

antara kadar serum besi ibu yang rendah dengan status besi pada jaringan

plasenta dan serum tali pusat yang rendah, sehingga diduga bahwa status

besi janin proporsional dengan status besi ibu.39 Walaupun demikian,

ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam pemeriksaan

rerata Hb dan serum besi bayi baru lahir dari kelompok ibu anemia defisiensi

besi, non-anemia defisiensi besi, non anemia-non deplesi besi, tetapi nilai

terendah rerata serum feritin bayi dijumpai dari kelompok ibu dengan anemia

defisiensi besi.40 Dari penelitian di Guatemala, ditemukan bahwa pada usia

2 bulan didapatkan nilai Hb dan Ht lebih tinggi signifikan pada bayi

dengan pengikatan tali pusat tertunda.41 Hal ini membuat beberapa peneliti

merekomendasikan penundaan pengikatan tali pusat sebagai tindakan

intervensi tambahan yang mudah, serta murah untuk menurunkan terjadinya

anemia pada bayi di negara berkembang, terutama dari ibu yang

anemia.38,41

Pada penelitian ini, penundaan pengikatan tali pusat dilakukan pada

saat 2 menit setelah kelahiran dimana hal ini juga sesuai dengan sosialisasi

dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan kesimpulan dari satu

studi meta-analisis. Dari pengamatan klinis pada bayi, dijumpai 3 bayi pucat

(10%) pada kelompok pengikatan tali pusat dini, namun penelitian ini tidak

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 41: SUSUILOWATI USU

mengikutsertakan pemeriksaan hematologis ibu, sehingga analisis lebih

lanjut mengenai keterkaitan hasil pemeriksaan darah bayi dengan ibunya

tidak dapat dilakukan, serta pengamatan bayi dilakukan dalam periode

waktu yang singkat.

Penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat

terhadap indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, dan RDW pada bayi masih

sangat terbatas jumlahnya, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit

bayi baru lahir.

Untuk indeks eritrosit MCV, penelitian di Meksiko pada bayi baru

lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCV

79,5 (3,7) fL dijumpai pada pengikatan tali pusat dini dan 80,6 (3,2) fL pada

pengikatan tertunda, dan dijumpai peningkatan MCV yang bermakna.35 Di

Argentina, didapatkan nilai rerata MCV 105,1 ± 5,30 fL pada kelompok

pengikatan tali pusat dini.42

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCV 101,76 (4,03) fL

pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 103,95 (4,27) fL pada kelompok

pengikatan tali pusat tertunda, serta dijumpai peningkatan MCV bermakna

(P=0,046). Berdasarkan nilai MCV dan MCH, dapat dilakukan evaluasi

lebih lanjut dimana bila ditemukan nilai MCV/MCH yang rendah, maka

hal ini dapat ditemukan pada keadaan anemia fetal yang kronis,

perdarahan fetomaternal, talasemia α atau β.22 Rerata nilai MCV ini

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 42: SUSUILOWATI USU

lebih rendah dari normal yang menyatakan keadaan eritrosit yang

berukuran mikrositer. Hal ini dapat ditemukan pada keadaan, seperti

defisiensi besi, penyakit kronik, atau talasemia.14 Dengan demikian,

ditemukan bahwa terbuka kemungkinan bayi pada penelitian ini menderita

defisiensi besi atau anemia fetal yang kronis yang dialami sejak dalam

kandungan.

Untuk nilai indeks eritrosit MCH, penelitian di Meksiko pada bayi

baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai

MCH 25,9 (1,6) pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 26,2 (1,3)

pg pada pengikatan tertunda (P=0,07).35 Di Argentina, didapatkan nilai rerata

MCH 33,3 ± 1,2 pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini.42

Pada penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCH 35,02 (1,52) pg pada

kelompok pengikatan tali pusat dini dan 35,21 (1,61) pg pada kelompok

pengikatan tali pusat tertunda (P=0,635). Rerata nilai MCH ini masih dalam

batas normal yang termasuk dalam kategori normokrom.

Untuk nilai indeks eritrosit MCHC, penelitian di Meksiko pada bayi

baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai

MCHC 32,6 (12) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 32,5 (9)

g/dL pada pengikatan tertunda (P=0,56).35 Di Zambia, pada bayi cukup bulan

didapatkan rerata nilai MCHC 30,0 (2,0) g/dL pada pengikatan tali pusat

tertunda (setelah pulsasi tali pusat terhenti) dan 29,8 (1,6) g/dL pada

pengikatan dini (dalam 10 detik setelah kelahiran).33

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 43: SUSUILOWATI USU

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCHC 34,24 (0,93)

g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 34,51 (0,79) g/dL pada

kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,230).

Adanya perubahan pada nilai Hb hendaknya memperhitungkan nilai

MCHC dimana MCHC menyatakan konsentrasi Hb pada eritrosit, dan

nilai MCHC yang meninggi dijumpai pada sferositosis dan serositosis

herediter.13,22

Untuk nilai indeks eritrosit RDW, pada penelitian ini ditemukan rerata

nilai RDW 16,46 (0,92)% pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan

16,34 (0,85)% pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,602).

Sedangkan dari penelitian lain pada bayi baru lahir cukup bulan, belum

ditemukan kesimpulan hasil berkaitan dengan hal ini. Adapun nilai RDW

pada bayi baru lahir, yaitu 22,1%.22

Nilai RDW menyatakan variasi atau perbedaan ukuran eritrosit,

yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya anisositosis, dimana

ditemukan ukuran eritrosit yang lebih bervariasi daripada keadaan normal.

Semakin banyak variasi ukuran sel yang ditemukan, mencerminkan nilai

RDW yang lebih besar. Nilai RDW yang meningkat dapat dijumpai pada

anemia hemolitik, dan nilai RDW ini juga dapat dipergunakan sebagai

indikator adanya anemia defisiensi besi.43 Berdasarkan nilai RDW dari

penelitian ini, maka tidak banyak variasi ukuran eritrosit pada bayi.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 44: SUSUILOWATI USU

Dari penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan, pada

pengamatan klinis ditemukan jumlah bayi kuning pada kelompok pengikatan

tertunda lebih banyak (17%) dibanding pengikatan dini (14%).35 Hal

berbeda dijumpai pada penelitian di Libya, dimana bayi kuning lebih banyak

dijumpai pada kelompok pengikatan dini.34

Pada penelitian ini, dari pengamatan klinis pada bayi tidak

ditemukan bayi kuning, baik pada kelompok pengikatan dini maupun

tertunda.

Peneliti menyadari bahwa studi ini masih belum sempurna dimana

masih mempunyai beberapa kelemahan, seperti jumlah sampel yang sedikit,

cara pengambilan sampel, serta faktor penganggu yang dapat

menimbulkan bias, seperti status gizi, maupun anemia pada ibu yang

dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian ini. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan suatu studi acak tersamar dalam

jumlah sampel yang lebih besar .

Pada penelitian ini, sebaiknya juga dilakukan pemeriksaan darah

lengkap dan kadar besi pada ibu karena pemeriksaan ini dapat

digunakan untuk mendeteksi anemia dan defisiensi besi secara dini.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 45: SUSUILOWATI USU

 

BAB. 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pengikatan tali pusat tertunda selama 2 menit setelah kelahiran menunjukkan

peningkatan nilai MCV secara bermakna. Namun hal ini tidak ditemukan

pada nilai MCH, MCHC, maupun RDW.

6.2. Saran

Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih

besar. Bila memungkinkan, dibandingkan berdasarkan posisi bayi terhadap

plasenta, atau cara persalinan (spontan dengan SC). Sebaiknya dilakukan

pemeriksaan status hematologis ibu dan penilaian status hematologis bayi

lainnya sehingga evaluasi lebih lanjut dapat dilakukan bila ditemukan

anemia pada bayi.

Dari hasil penelitian ini, kami sarankan untuk melakukan pengikatan

tali pusat tertunda.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

30

Page 46: SUSUILOWATI USU

RINGKASAN

Pada saat dalam kandungan, janin berhubungan dengan ibunya melalui tali

pusat yang merupakan bagian dari plasenta, kemudian saat dilahirkan, bayi

tersebut dipisahkan dari plasenta dengan cara dilakukan pengikatan dan

pemotongan tali pusat. Perbedaan waktu pengikatan tali pusat dapat

memberikan dampak pada bayi baru lahir dan waktu terbaik untuk

pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa.

Definisi pengikatan tali pusat dini dan tertunda juga bervariasi.

Berdasarkan ulasan kolaborasi Cochrane, saat ini sebagian besar

peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15

detik setelah lahir, sedangkan dari suatu studi meta-analisis menyimpulkan

bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan

selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk bayi, dan Departemen

Kesehatan Republik Indonesia telah mensosialisasikan penundaan

pengikatan tali pusat hingga 2 menit ini untuk bayi normal. Namun, hanya

sedikit penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat

ini terhadap indeks eritrosit bayi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan

tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

31

Page 47: SUSUILOWATI USU

Penelitian uji klinis acak sederhana tersamar tunggal ini dilakukan di

dua RSU (RSUP H.Adam Malik dan RSU Pirngadi) di Medan, propinsi

Sumatera Utara, dalam kurun waktu Maret sampai Juni 2009, yang

dilakukan pada bayi baru lahir yang memenuhi kriteria dimana bayi diacak

dengan menggunakan amplop seragam dan tertutup. Bayi dimasukkan dalam

salah satu kelompok, yaitu kelompok I yang dilakukan pengikatan tali pusat

dini (15 detik setelah kelahiran) atau tertunda (2 menit setelah lahir) pada

kelompok II. Sampel penelitian dikumpulkan secara consecutive sampling.

Bayi diletakkan di atas perut ibu sebelum dilakukan pemotongan tali pusat

dan waktu pengikatan tali pusat diukur dengan menggunakan pengukur

waktu. Penelitian ini bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan

Ginekologi FK-USU. Adapun nilai indeks eritrosit bayi diukur dengan

menggunakan alat elektronik dari darah yang diambil sebanyak 2 ml melalui

vena umbilikal saat berusia 7 sampai 24 jam.

Selama periode penelitian terdapat 60 bayi yang dianalisis, yaitu 30

bayi pada setiap kelompok. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan

perbedaan bermakna pada nilai MCV (P < 0,05) antara pengikatan tali

pusat dini dan tertunda, namun hal ini tidak ditemukan pada nilai MCH,

MCHC, dan RDW.

Dapat disimpulkan bahwa pengikatan tali pusat tertunda selama 2

menit setelah lahir dapat meningkatkan nilai MCV secara bermakna

pada bayi baru lahir.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 48: SUSUILOWATI USU

SUMMARY

At the time of pregnancy, the fetal is still attached to the mother via the

umbilical cord, which is part of the placenta, but at the time of delivery, the

infant is separated from the placenta by clamping and cutting the umbilical

cord.

The difference timing of umbilcal cord clamp could have impact to the

newborn infant. The optimal timing of cord clamping has been a controversial

issue for decades. The definition of early and delayed umbilical cord clamping

varies between studies.

Based on the Cochrane collaboration review, currently most studies

suggested that early cord clamping should be defined as occuring within 15

seconds after delivery, while from a meta-analysis study showed that

delaying clamping of the umbilical cord in full-term neonates for a minimum

of a 2 minutes following birth is beneficial to the newborn, also the Health

Department of Republic Indonesia has socializated delaying cord clamping

for 2 minutes in health term neonates. Unfortunately, there were only few

studies which demonstrated the effect of timing of cord clamping on red

cell indices values in infants.

In this study, we investigated the effect of timing of cord clamping on

red cell indices values in normal-weight, newborn term infants.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

33

Page 49: SUSUILOWATI USU

A simple randomized single blind clinical trial study was performed at

two general hospitals (H. Adam Malik and Dr. Pirngadi) in Medan, North

Sumatera province, conducted on March to June 2009, which eligible

newborn infants were randomly assigned by using uniform and sealed

envelopes, into one of the two groups, the first group was performed early

cord clamping = ECC (15 seconds after delivery) or delayed cord clamping =

DCC (2 minutes after delivery) in the second group. Samples were collected

consecutively. The infants were placed on the mother’s abdomen before the

umbilical cord were clamped and timing of cord clamping was measured

using time meter. This study was cooperated with the Obstetric and

Gynaecology Department, Medical School of Sumatera Utara University.

Red cell indices values were measured using electronic blood counting

equipment from the vein umbilical cord blood as much as 2 ml at 7 until 24

hours of age.

During period of this research, there were 60 infants that we recruited

which consists of 30 infants of each group. Based on the results of this

study, there was a significant difference on MCV value (P < 0.05) between

early and delayed cord clamping, but we did not found it on MCH, MCHC,

and RDW values.

In conclusion, the delaying of cord clamping for 2 minutes after birth

could increased MCV value significantly in the newborn infant.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 50: SUSUILOWATI USU

Daftar Pustaka

1. Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap L, Bloom SL,

Wenstrom KD. Anatomy and physiology. Dalam: Cunningham FG, Hauth JC, Leveno KJ, Gilstrap L, Bloom SL, Wenstrom KD, et al, penyunting. William obstetrics. Edisi ke-22. New York: McGraw-Hill; 2005. h.39-150.

2. Wiknjosastro H. Pimpinan persalinan. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, penyunting. Ilmu kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1999. h.192-201.

3. SJ McDonald, Middleton P. Effect of timing of umbilical cord clamping of term infants on maternal and neonatal outcomes. Cochrane Database Syst Rev. 2008; 2;CD004074.

4. Hutton EK, Hassan ES. Late vs early clamping of the umbilical cord in full-term neonates systematic review and meta-analysis of controlled trials. JAMA. 2007; 297(11):1241-52.

5. Rabe H, Reynolds G, Diaz-Rosello J. Early versus delayed umbilical cord clamping in preterm infants. Cochrane Database Syst Rev. 2004; 4;CD003248.

6. Van Rheenen PF, Brabin J. A practical approach to timing cord clamping in resource poor settings. BMJ. 2006; 333:954-7.

7. Philip AGS, Saigal S. When should we clamp the umbilical cord ? NeoReviews. 2004; 5(4):142-53.

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelayanan obstetrik neonatal emergensi dan komprehensif. Jakarta; 2007. h.60-62.

9. Wahidiyat PAW. Pendekatan diagnosis anemia pada anak. Dalam: Abdussalam M, Trihono PP, Kaswandani N, Endyarni B, penyunting. Pendekatan praktis pucat: masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM; 2007. h.20-29.

10. Hastings C. Anemia. Dalam: Hastings C. The children’s hospital Oakland hematology/oncology handbook. Edisi ke-1. St.Louis: Mosby; 2002. h.1-10.

11. Glader B. The anemias. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia: Saunders; 2005. h.1604-6.

12. Miller DR. Normal blood values from birth through adolescence. Dalam: Miller DR, Baehner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. St.Louis: Mosby; 2005. h.30-53.

13. Bridges KR, Pearson HA. Principles of anemia evaluation. Dalam: Bridges KR, Pearson HA, Rusko J, Naglieri C, penyunting. Anemias and

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

35

Page 51: SUSUILOWATI USU

other red cell disorders. Edisi ke-1. New York: McGraw Hill; 2008. h.3-27.

14. Lanzkowsky P. Classification and diagnosis of anemia during childhood. Dalam: Lanzkowsky P, penyunting. Manual pediatric hematology and oncology. Edisi ke-2. New York: Churchill Livingstone; 1995. h.1-13.

15. Bates I. Approach to the diagnosis of blood diseases. Dalam: Lewis SM, Bain BJ, Bates I, penyunting. Dacie and Lewis practical haematology. Edisi ke-9. London: Elsevier; 2001. h.579-87.

16. Newman WA. Dorland’s illustrated medical dictionary. Edisi ke-28. Philadelphia: Saunders; 1994. h.995.

17. Raspati H, Reniarti L, Susanah S. Anemia defisiensi besi. Dalam: Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematologi onkologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2005. h.30-43.

18. Kosasih EN, Kosasih AS. Bidang hematologi klinik. Dalam: Kosasih EN, Kosasih AS, penyunting. Tafsiran hasil pemeriksaan laboratorium klinik. Edisi ke-1. Tangerang: Karisma; 2008. h.58-60.

19. Bain BJ, Bates I. Basic haematological techniques. Dalam: Lewis SM, Bain BJ, Bates I, penyunting. Dacie and Lewis practical haematology. Edisi ke-9. London: Elsevier; 2001. h.19-43.

20. Miller DR. Anemias: general conciderations. Dalam: Miller DR, Baehner RL, Miller LP, penyunting. Blood diseases of infancy and childhood. St.Louis: Mosby; 2005. h.111-27.

21. Lubis B. Eritropoisis. Dalam: Permono HB, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M, penyunting. Buku ajar hematologi onkologi anak. Edisi ke-1. Jakarta: BP IDAI; 2005. h.1-6.

22. Brugnara C, Platt OS. The neonatal erythrocyte and its disorders. Dalam: Nathan DG & Orkin SH, penyunting. Nathan and Oski’s hematology of infancy and childhood. Edisi ke-5. Philadelphia: WB Saunders; 1998. h.19-52.

23. Amir I, Dhewi S. Anemia pada bayi prematur. Dalam: Abdussalam M, Trihono PP, Kaswandani N, Endyarni B, penyunting. Pendekatan praktis pucat: masalah kesehatan yang terabaikan pada bayi dan anak. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM; 2007. h.93-101.

24. Ibrahim HM, Krouskop RW, Lewis DF, Dhanireddy R. Placental transfusion: umbilical cord clamping and preterm infants. J Perinatol. 2000; 20:351-4.

25. Moss AJ, Couchard MM. Placental transfusion: early versus late clamping of the umbilical cord. Pediatrics.1967; 40(1):109-26.

26. Usher R, Sephard M, Lind J. The blood volume of the newborn infant and placental transfusion. Acta Paediatr Scand. 1963; 52(5):497-512.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 52: SUSUILOWATI USU

27. Aziz SFA, Shaheen MY, Hussein S, Soliman MS. Early cord clamping and its effect on some hematological determinants of blood viscosity in neonates. Diunduh dari: http://www.OBGYN.net. Diakses Desember 2007.

28. Cunningham MD, Gomella TL, Hall BD, Kruger J, Alpan G, Allen MC, dkk. Polycythemia dan hyperviscosity, Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, penyunting. Neonatology: management, procedures, on call problems, diseases and drugs. Edisi ke-5. New York: McGraw–Hill; 2004. h.341-4.

29. Sarkar S, Rosenkrantz TS. Neonatal polycythemia and hyperviscosity. Fetal & Neonatal Medicine. 2008; 13:248-55.

30. Ultee CA, Van der Deura J, Swart J, Lasham C, Van Baar AL. Delayed cord clamping in preterm infants at 34–36 weeks gestation: a randomized controlled trial. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2008; 93(1):77.

31. Madiyono S, Moeslichan S, Sastroasmoro S, Budiman I, Purwanto H. Perkiraan besar sampel. Dalam: Sastroasmoro S, Ismael S, penyunting. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-3. Jakarta: Sagung Seto; 2008. h.311.

32. Hoffbrand AV. Pembentukan sel darah (haemopoiesis). Dalam: Hoffbrand AV, Petit JE, penyunting. Kapita selekta haematology (Essential haematology). Edisi ke-4. Jakarta: EGC; 2005. h.1-37

33. Van Rheenen P, De Moor L, Eschbach S, De Grooth H, Brabin B. Delayed cord clamping and haemoglobin levels in infancy: a randomised controlled trial in term babies. Tropical Medicine and International Health. 2007; 12(5):603-16

34. Emhamed MO, Van Rheenen P, Brabin BJ. The early effects of delayed cord clamping in term infants born to Libyan mothers. Tropical Doctor. 2004; 34:218-22.

35. Chaparro CM, Neufeld LM, Alavez GT, Cedillo REL, Dewey KG. Effect of timing of umbilical cord clamping on iron status in Mexican infants: a randomised controlled trial. Lancet. 2006; 367:1997-2004.

36. Cernadas JMC, Carroli G, Pellegrini L, Otano L, Ferreira M, Ricci C, dkk. The effect of timing of cord clamping on neonatal venous hematocrit values and clinical outcome at term: a randomized, controlled trial. Pediatrics. 2006; 117(4):779-86.

37. Aladangady N, McHugh S, Aitchison TC, Wardrop CAJ, Holland BM. Infants’s blood volume in controlled trial of placental transfusion at preterm delivery. Pediatrics. 2006; 117(1):93-8.

38. Gupta R, Ramji S. Effect of delayed cord clamping on iron stores in infants born to anemic mothers: a randomized controlled trial. Indian Pediatr. 2002; 39:130-5.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 53: SUSUILOWATI USU

39. Singla PN, Chand S, Agarwal KN. Cord serum and placental tissue iron status in maternal hypoferremia. AMJ. 1979; 32:1462-5.

40. Hokama T, Takenaka S, Hirayama K, Yara A, Yoshida K, Itokazu K, dkk. Iron status of newborns born to iron deficient anaemic mothers. J Trop Pediatr. 1996; 42:75-7.

41. Grajeda R, Escamilla RP, Dewey KG. Delayed clamping of the umbilical cord improves hematologic status of Guatemalan infants at 2 mo of age. Am J Clin Nutr. 1997; 65:425-31.

42. Noguera NI, Detarsio G, Perez SM, Bragos IM, Lanza O, Rodriguez JH, et al. Hematologic study of newborn umbilical cord blood. Medicina. 1999; 59:446-8.

43. Cavaliere TA. Red blood cell indices: implications for practice. Newborn and Infant Nursing Reviews. 2004; 4(4):231-9.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 54: SUSUILOWATI USU

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN KEPADA ORANG TUA

Bapak / Ibu Yth, Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, nama saya dr. Susilowati. Saat

ini saya sedang mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak di FK-USU dan sedang melakukan penelitian di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, dengan judul “Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir” , yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir, dimana penundaan pengikatan tali pusat bermanfaat untuk bayi baru lahir, yaitu sebagai tindakan pencegahan anemia pada bayi baru lahir.

Bayi Bapak / Ibu akan dilakukan pengikatan tali pusat sesuai dengan penelitian ini dan diambil darahnya sebanyak 2 ml (± ½ sendok teh), lalu akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan darah (indeks sel darah merah). Dari penelitian yang ada, tidak ditemukan bukti yang dapat membahayakan bayi. Kemungkinan timbulnya efek samping dapat terjadi, bayi Bapak /Ibu akan diamati selama penelitian, dan bila timbul efek samping, seperti pucat ataupun kuning, maka bayi Bapak /Ibu akan ditatalaksana sesuai efek samping yang timbul. Tetapi, bila Bapak / Ibu tidak berkenan, maka tidak akan mempengaruhi prosedur perawatan terhadap bayi Bapak / Ibu. Adapun biaya penelitian ini tidak akan dibebankan kepada Bapak / Ibu dan data ini akan saya rahasiakan. Bila Bapak / Ibu menyetujuinya dengan sukarela, silahkan mengisi lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) yang telah dipersiapkan. Bila ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan, ataupun yang ingin ditanyakan, silahkan menghubungi saya, dr. Susilowati (061-77866547). Demikian yang saya sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang Bapak / Ibu berikan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya Peneliti

dr. Susilowati

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 55: SUSUILOWATI USU

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

( INFORMED CONSENT )

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah menerima dan mengerti penjelasan dokter tentang penelitian

“PENGARUH WAKTU PENGIKATAN TALI PUSAT TERHADAP INDEKS

ERITROSIT BAYI BARU LAHIR”, termasuk tujuan, keuntungan, serta efek

samping yang dapat ditimbulkannya. Dengan kesadaran, serta kerelaan

sendiri, saya bersedia menjadi peserta penelitian tersebut.

Demikianlah surat persetujuan ini saya perbuat dengan penuh

kesadaran dan tanpa paksaan siapapun.

Medan, tgl..... bulan ............ tahun..........

Yang menyatakan persetujuan

______________________

          

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 56: SUSUILOWATI USU

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

Nama pasien : ……………..

Lahir tanggal : …………….. pkl…………..

IDENTITAS IBU :

1. Nama : ………………………………………..

Nama suami : ………………………………………..

Alamat : ........................................................

Umur : ……………………….. .....................

Pekerjaan : .......................................................

Pendidikan : .......................................................

2. Riwayat menstruasi :

Siklus …………… hari sekali

HPHT……………….→ usia kehamilan : ……..minggu

3. Riwayat obstetrik : Gravida : ......... Paritas : ....... Abortus : ........

DATA KHUSUS BAYI

1. Apgar skor menit ke 1 dan 5 : …./…..

2. Berat badan lahir : ................. gram

3. Panjang badan lahir : ...................cm

4. Jenis kelamin : laki-laki / perempuan

5. Efek samping* : pucat ( ya / tidak )

kuning ( ya / tidak )

Cat : * berdasarkan pengamatan klinis

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 57: SUSUILOWATI USU

Lampiran 4

PERSETUJUAN KOMITE ETIK

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 58: SUSUILOWATI USU

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap : dr. Susilowati

Tempat / Tanggal lahir : Medan / 14 November 1970

Alamat : Jl. Prof.T. Zulkarnain S.H no.14 Medan 20154

Nama suami : Ir. Muhaimin

Nama anak : Rihan Farih Bunyamin

Pendidikan

1. Taman Kanak- Kanak di TK Bhayangkari Medan, selesai tahun 1977

2. Sekolah Dasar di SD Bhayangkari Medan, tamat tahun 1983

3. Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 1 Medan, tamat tahun 1986

4. Sekolah Menegah Atas di SMA Negeri 1 Medan, tamat tahun 1989

5. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, tamat tahun 1996

Riwayat Pekerjaan

1. Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) di Puskesmas Kota Sigli,

Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Propinsi Nangroe Aceh

Darussalam, tahun 1996 - 1999.

Pendidikan Spesialis

1. Adaptasi di BIKA FK. USU : 01-12-2004 s/d 31-12-2004

2. Pendidikan Tahap I : 01-01-2005 s/d 31-12-2005

3. Pendidikan Tahap II : 01-01-2006 s/d 24-06-2007

4. Pendidikan Tahap III : 25-06-2007 s/d 12-01-2009

5. Penelitian dan tesis : Maret – Juni 2009

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Page 59: SUSUILOWATI USU

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

LEMBAR PENJELASAN KEPADA ORANG TUA

Yth. Bapak / Ibu…..

Sebelumnya kami ingin memperkenalkan diri, nama saya dokter…….,

bertugas di Divisi Hematologi-Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak

FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan.

Saat ini Departemen Kesehatan RI merekomendasikan pemotongan

tali pusat pada bayi dilakukan 2 menit setelah lahir (pengikatan tali pusat

tertunda) karena pada pengikatan tali pusat tertunda ini banyak keuntungan

yang dapat diambil, seperti berkurangnya kejadian anemia, meningkatnya

kadar dan cadangan besi pada bayi. Namun hal ini belum dilaksanakan

secara menyeluruh di RS karena adanya kemungkinan efek samping pada

bayi, seperti terjadi ikterus (kuning) atau polisitemia (kekentalan darah

meningkat karena peningkatan kadar Hb), akan tetapi dari penelitian yang

ada tidak ditemukan bukti bermakna yang dapat membahayakan bayi.

Oleh karena itu, kami akan melakukan pengikatan tali pusat sesuai

dengan penelitian ini kepada bayi Bapak/Ibu dan mengambil sampel darah

bayi sebanyak 2 ml setelah lahir untuk pemeriksaan darah lengkap. Jika

Bapak/Ibu bersedia, maka kami mengharapkan Bapak/Ibu menandatangani

lembar persetujuan setelah penjelasan.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Atas perhatian Bapak / Ibu,

kami ucapkan terima kasih.